Pembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Citanduy: Proses, Kendala dan Pembelajaran
Pro je c t Wo rking Pa p e r Se rie s No . 13
PEMBENTUKAN WADAH PENGELOLAAN
BERSAMA SUMBERDAYA AIR DAS CITANDUY :
Proses, Kendala dan Pembelajaran
Tim Aksi Penguafan Kelembagaan
Mei, 2005
n
^
ISBN : 979-8637-26-7
Pro je c t Wo rking Pa p e r Se rie s No . 13
PEMBENTUKAN WADAH PENGELOLAAN
BERSAMA SUMBERDAYA AiR DAS CITANDUYj:
Proses, Kendala dan Pembelajaran
Tim Aksi Penguatan Kelembagaan
Mei, 2005
Pusat Studi Pembangunan - Institut Pertanian Bogor
Bekerjasama dengan
Partnership for Governance Reform in Indonesia - UNDP
St?
O rtsrponkjige
PEMBENTUKAN WADAH PENGELOLAAN BERSAMA
SUMBERDAYA AIR DAS CITANDUY :
Pr o s e s , K e n d a l a d o n P e m b e l a j a r a n
FEN U L I S :
Suharno, Fredian Tonny, A rya H adi D harmawan
D ahri Tanjung, D ew i Setyawati, A hsin A ligori
Cetakan Pertama
M ei 2005
Diterbitkan oleh:
Pusat Studi Pembangunan - Institut Pertanian Bogor
Bekerjasama dengan
Partnership For G overnance Reform in Indonesia - U N D P
Bogor, 2005
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
D iperbolehkan mengutip dengan menyebutkan sumber
I < I' t
Pembentukan Wa da h Pengelola a n Bersa ma Sum be rda ya Air Das CKa nd uy:
- P r o s e s , Kendala Dan Pembelajaran
K A T A PEN G A N T A R
D aerah A liran Sungai (D A S) merupakan suatu sistem ekologi yang tersusun atas komponen( h u m a n systems)
yang dipandang sebagai satu kesatuan yang tak
komponen biofisik dan sosialzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
terpisahkan satu sama Iain. N amun secara administratif pemerintahan, w ilayah D A S terfeagi dalam
satuan-satuan wilayah administrasi pembangunan kabupaten dan kota yang sangat terkotak-kotak.
Kondisi ini menyebabkan pengelolaan D A S menjadi tersekat-sekat dan tidak efisien. Banyak program
pemerintah yang dilakukan untuk menyelamatkan kerusakan
bertambah sulit.
stakeholders
D A S semakin hari justru semakin
Kenyataan ini juga seringkali memicu dan mempertajam konflik sosial diantara
yang ada di dalamnya. Terlebih setelah U U N o. 22 T ahun 1999 tentang O tonomi D aerah
(yang direvisi dengan U U N o. 32
Tahun 2004)
dan N o. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
keuangan pusat dan daerah (yang direvisi dengan U U N o. 33 T ahun 2004) diberlakukan, jarak
kepentingan antara satu daerah administratif dengan daerah Iain semakin terasa, sementara derajat
tekanan terhadap sumberdaya D A S yang terdapat di wilayahnya semakin kuat. H al ini menyebabkan
pengelolaan D A S juga semakin terpecah-pecah dan dilakukan sangat segmented
masing-masing pemangku
kelemahan integritas
menurut kepentingan
otoritas wilayah administratif yang dilalui D A S tersebut.
A kibat
(kesatuan) penanganan D A S di setiap wilayah administrasi menyebabkan
penanganan kerusakan sumberdaya alam memasuki wilayah politik-administrasi organisasional yang
sulit penanganannya.
DAS
Citanduy merupakan salah satu dari 22 D A S yang tergolong kritis dan menghadapi masalah
krisis-ekologi (erosi dan sedimentasi serta bahaya banjir) yang seriUs di Indonesia. Berkenaan dengan
itu,
Pusat Studi Pembangunan, Institut Pertanian Bogor didukung oleh Partnership for G overnance
Reform in Indonesia - U N D P melakukan studi - aksi " D ecentralisasi Pengelolaan dan Sistem Tatapamong Sumberdaya A l am ( D e c e n t r a l i z e d N a t u r a l Resources
M a n a g e m e n t a n d G o v ernance
D aerah A l iran Sungai C itanduy" dengan mengedepankan konsep E n v i r o n m e n t a l
P art ners hip
Kegiatan
Sy s t em
ini
-
H O PS atau
mencoba
(multipihak/multistakehoiders)
ditegakkan
pada
konsep
sistem
keberlanjutan (sustainability);
Lingkungan Bermitra
pengelolaan
D A S secara
dengan pendekatan partisipatif.
tata-sumberdaya
desentralisasi (decenfrfl/izjjfion).
D alam working
Sistem Tata-pemerintahan
menemukan
alam/lingkungan
( 2 ) partisipasi (participation)
Sy s t em)
G o v ernance
(STLB).
bersama-sama
Empat prinsip yarig hendak
bermitra,
adalah
:
(1). prinsip
; (3) kemitraan (partnership^;
^
dan (4)
...
p a p e r ini akan dipaparkan tentang kegiatan A ksi Kelembagaan yang merupakan
serangkaian proses inisiasi suatu " W adah Pengelolaan Bersama Sumberdaya A i r D A S Citanduy" .
Berbagai audiensi dan diskusi dilakukan dalam A ksi Kelebagaan ini baik d i aras lokal, meso dan
supra lokal untuk menggali informasi secara partisipatory, menyamakan persepsi dan menggalang
inisiasi bersama dalam pewujudan kelembagaan.
D isadari bahwa masih banyak kekurangan dan capaian yang belum sepenuhnya tercapai dalam
pelaksanaan kegiatan A ksi Kelembagaan ini. N amun diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat
memberikan dorongan kuat untuk perbaikan kelembagaan pengelolaan bersama sumberdaya air D A S
Citanduy yang mendapat dukungan dari semua aras. A presiasi karqi berikan kepada semua pihak
yang telah terlibat dan bekerjasama dalam rangkaian proses kegiatan ini. Kritik dan saran yang
membangun kami harapkan demi penyempurnaan working
paper
ini.
Bogor, Juni, 2005,
Tim Penulis
Proyek D e s e n m l i s . s i Peng el o l aan d an S i s tem T ata Pam o ng S um b erd ay a A l am { D e c a i t r a l i z e d N a t u r a l R e s c i i r c t s M a u a g e m e u t a n d G o v e n i a a c t
K as as C o i i i i n a i i P o o l Resources
D aerah A l i ran S u n g ai Q l a n d o y
Sy stan):
11
Pembentukan Wa da h Pengelola a n Bersa m a Sumberda ya zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
Air Das Cita nduy:
Proses, Keiidala Dan Pembelajaran
D A FT A R I S I
Haiaman
Kata Pengantar
ii
D aftar Isi
iii
D aflar Tab el
iv
D aftar G ambar
iv
D aftar Lampiran
iv
D aftar Singkatan
V
I.
1
II.
III.
PEN D A H U L U A N
1.1.
Latar Belakang
1.2
Permasalahan
"
1
1
1.3
Tujuan
3
PEN D EK A T A N A K S I PEM B A H A R U A N T A T A K EL EM B A G A A N
4
PR O FI L K E L E M B A G A A N PEN G EL O L A A N D A S C I T A N D U Y
8
3.1.
Jejaring Kelembagaan dalam Pengelolaan D A S
3.2.
Jejaring Kelembagaan di A ras M eso
8
3.3.
Jaringan Kelembagaan M asyarakat di Tingkat D esa dalam PengelolaanywvutsronmlkjihgfedcbaTSPLIGFDCBA
DA S
15
13
Citanduy
IV .
PEM B A H A R U A N T A T A K E L E M B A G A A N PEN G EL O L A A N D A S C I T A N D U Y
4.1.
Permasalahan dan Perencanaan D A S Citanduy
4.2.
21
21
'
" 25
Pembangunan Partisipatif
4.3.
V.
Kebijakan Pemerintah dan Pengelolaan D A S Citanduy
T A H A PA N
PEM BA H A R U A N
TA TA
K ELEM BA G A A N
25
PEN G ELO LA A N
26 _
S U M B ER D A Y A A I R D A S C I T A N D U Y
VL
5.1.
Kegiatan A ras M akro
5.2.
Kegiatan A ras M ikro dan M eso
26
. ...34
PEN G A LA M A N PEM BELA JA R A N D A LA M PRO S ES PEM BA H A RU A N T A T A
K ELEM B A G A A N
.
35
Faktor-Faktor yang M empengaruhi Proses Pelembagaan Devvan S u m b e r d a y a
3g
A irzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
'
s
(j 2
Proses-Proses Kebijakan
41
6.3
M embangun Kemitraan dan Kolaborasi
44
D A FT A R PU S T A K A
47
LA M PI R A N
48
.1 D „ n . » n « : Kl,ii,n,rr„in,i
,111 .f (; . ' . - i en j n i i « S v s (n " ):
Pembentukan Wa da h Pengelolaan Bersama Sum be rda ya Air Das Citanduy"
D A FT A R T A BEL
Nomor
Teks
1
Luas
Haiaman
Lahan
Kritis
menurut
W ilayah
A dministratif
Beberapa
Kabupaten/ Kota, 2002
22
2
Tahapan Kegiatan Studi-A ksi Kelembagaan yang D ilakukan
26
3
Pandangan
M asing-M asing D aerah Terhadap
Permasalahan
dan Saran
28
Pengelolaan D A S Citanduy
4
Pemetaan M ultistakeholder A ksi Kelembagaan
29
5
Saran dan M asukan M ultistakeholder
30
6
Perbandingan Tipe Kelembagaan
34
D A FT A R G A M BA R
Nomor
Teks
Haiaman
M ekanisme Konstruksi Kelembagaan W adah Pengelolaan Bersama dan
5
Rencana Induk di D aerah A liran Sungai Citanduy
Langkah-Langkah M ekanisme Konstruksi Kelembagaan W adah Pengelolaan
Bersama dan Rencana Induk Pengelolaan Sumberdaya A ir di D A S Citanduy
jejaring Kelembagaan dalam Pengelolaan D A S dan Reboisasi Lahan H utan
11
dari Pusat sampai D aerah Tingkat II
D A FT A R LA M PI R A N
Lampiran
Teks
Haiaman
1.
Kerangka A cuan D iskusi Terbatas yang Pertama
48
2.
Pokok Pikiraan tentang Sumberdaya A ir D A S Citanduy
50
3.
Penjelasan D raft N ota Kesepahaman
52
4.
Liputan Pers tentang Kegiatan A ksi Kelembagaan
56
5.
Pointer H asil A udiensi dan D iskusi terbatas dengan M ultistakeholder
57
[ V i y e k D esenl T d l i si si reng el o l aan d an S i s te m T ata Pam o ng S um b erd ay a A l am (D cceirrrfi/rzed N a l i i r a t Resources
K as us C o i m n o n P o o l Resources
D ae rah A l i ran S u n g ai O t a n d u y
M a n a g a i i e i i t a n d C o v eni ai i ce Sy s t cuiy
IV
Pembentukan Wa da h Pengelola a n Bersa ma Sum berda ya Air Das Cita nduy:
.
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
D A FT A R S I N G K A T A N
APBD
APBN
A SPERA
BA L
BA PPEDA
BA PPENA S
BKSDA
BPD
BP-DAS
BPKSA
CPI
CPR
DA S
DIK
DIKS
DIP
Ditjen
D PC
DPD
DPKLTS
DPRD
DR
DSDA
EG PS
tGD
FPSGS
G N RHL
HGU
HNSI
HKTI
Inpres
IW RM
Kepmen
Keppres
Kojatania
KM PH
KPJB
KTNA
KTT
LBD S
LPM D
LSM
MPL
MP3
M oU
Musbangdus
Ornop
PHBM
PTPA
PSDA
PSP-IPB
PWS
RLKT
RLPS
RRL
RTR
RTT
SPP
SKO
Tupoksi
UPT
UU
WPSA
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Asosiasi PemberdayaanSosial Ekonomi Masyarakat
Bina A lam Lestari
Badan Perencana Pembangunan Daerah
Badan Perencana Pembangunan Nasional
Badan Konservasi Sumberdaya A lam
Badan Perwakilan Desa
Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai
Badan Pengelolaan Kawasan Segara Anakan
Coiiiinoii Property liisiiliitioiis
Common Pool Resources/ Common Property Rights
Daerah A liran Sungai
Daftar Isian Kegiatan
Daftar Isian Kegiatan Suplemen
Daftar Isian Proyek
Direktorat Jendral
Dewan Pimpinan Cabang
E)ewan Pimpinan Daerah
Dew;in Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Dana Reboisasi
Dewan Sumberdaya Air
Environmental Goverimncc Partnership System
Focus Group Discussion
Forum Peduli Suaka Gunung Syawal
Gerakan Nasional Reboisasi Hutan dan Lahan
Hak Guna Usaha
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia
Himpunan Kelompok Tani Indonesia
Instruksi Presiden
Integrated W ater Resources Management
Keputusan Menteri
Keputusan Presiden
Kelompok Kerja Tani M andiri
Kelompok Masyarakat Pemanfaat Hutan
Komite Peduli Jawa Barat
Kelompok Tani Nasional Andalan
Konferensi Tingkat Tinggi
Lembaga Bina Desa Sejahtera
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
Lembaga Swadaya Masyarakat
Masyarakat Peduli Lingkungan
M usyawarah Perencanaan Pembangunan Paritisipatif
Memorandum of Understanding
M usyawarah Pembangunan Desa
Organisasi Non Pemeritahan
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
Panitia Tata Pemerintahan A ir
Pengelolatin Sumberdaya A ir
Pusat Studi Pembangunan - Instititut Pertanian Bogor
Pengembangan Wilayah Sungai
Rehabilitasi Lalian dan Konservasi Tanah
ReliabiUtasi Lalian dan Perhutanan Sosial
Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan
Rencana Teknik Reboisasi
Rencana Teknis Tahunan
Serikat Petani Pasundan
Surat Keputusan Otorisasi
Tugas, Pokok dan Fungsi
Unit Pelaksana Teknis
Undang-Undang
Wahana Peduli Segara Anakan
BA B
I
PEN D A H U LU A N
Salah satu kriteria yang digunakan sebagai
sumberdaya alamnya, dapat diidentifikasi
tolok ukur keberhasilan pengelolaan daerah
bahwa kerusakan sumberdaya alam di D A S
aliran sungai (D A S) adalah dapat dicapainya
Citanduy
suatu kelembagaan pengelolaan D A S yang
Berbagai kegiatan pembangunan yang lebih
disebabkan
antara
lain:
(1)
menitik-beratkan pada produksi jkomoditi;
berkelanjutanzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(institutional
sustainability)
untuk mempertahankan kepentingan sosial
(2)
kemasyarakatan serta dengan tetap dapat
aturan
dipertahankannya fungsi lingkungan hidup.
tujuannya mencegah rusaknya sumberdaya;
Penataan
dan
dengan
kelembagaan
demikian
pengelolaan
DAS
dapat
diharapkan
Lemahnya
kelembagaan,
main
(3)
maupun
Lemahnya
dalam
organisasi
kelembagaan
dan
masyarakat
pemanfaatan sumber-sumber agraria.
pelakunya,
sehingga
dapat mengendalikan perubahan
sumber-
daya aiam dan lingkungan fisik D A S yang
cenderung semakin menurun kualitasnya.
Environmental
G o v e rnance
(EG PS) sebagai
research)
Bersumber dari lemahnya kerjasama antar
sektor dan/ atau antar daerah, baik di tingkat
kabupaten, provinsi, maupun antar provinsi,
issue
yang
Pertanian
menjawab
dijawab
EG PS
serangkaian
dalam
adalah
setidaknya
dari
permasalahan
menemukan
dan
gejala
demikian
hampir
terjadi di semua w ilayah D A S Citanduy.
Bogor
studi
issue
kelembagaan. Hasil kajian kelembagaan dari
riset
D ampak
di D A S
komunitas
dirumuskan
akan
Citanduy.
alam
tersebut dirasakan pula sampai di tingkat
pendahuluan kegiatan ini. Salah satu issue
yang
sumberdaya
(action
terintegrasi. Bagtan riset dari kegiatan ini
untuk
pengelolaan
dalam
riset-aksi
memiliki komponen riset dan aksi secara
diarahkan
masalah
System
kegiatan
Instititut
sejumlah
P art ne rs hi p
yang dilaksanakan oleh Pusat Studi
Pembangunan
yang
penataan penguasaan, pemilikan serta
muncul
1.1. Latar Belakang
yang
tugasnya melaksanakan penyelesaian konflik
meningkatkan kapasitas dan produktivitas
sebagai
arti
tiga
Permasalahan yang menyangkut lemahnya
kelembagaan dan kerjasama antar-sektor dan
antar-daerah,
yang
menyebabkan
tidak
lerkendalinya kerusakan sumberdaya alam
dan
lingkungan di D A S Citanduy, tidak akan
dapat diatasi akar masalahnya apabila tidak
diupayakan suatu " pendekatan"
baru dari
perspeklif kelembagaan.
fenomena yang diduga bisa menjadi jawaban
bagi
pemecahan
kelembagaan
yang
bisa
menjamin pengelolaan D A S Citanduy secara
berkelanjutan.
A dapun
dalam identifikasi
1.2. Permasalahan
Di
tengah
banyaknya
organisasi
yang
permasalahan ditemukan tiga permasalahan,
memiliki perhatian dan kegiatan terhadap
diantaranya
D A S^
adalah
organisasional, permasalahan
permasalahan
Citanduy, masih dirasakan
adanya
krisis sosio-
kultural dan permasalahan hidrologis.
' K aw asan D aerah A liran Sutifpi di InJnnesia scbennmya sudah
arba^-i
habis
dalam
'iui,-a.s
Ihikrjk
dan
(" ungsi
(Tupob;;)
Berdasarkan telaah terhadap D A S Citanduy,
insi.ansi - insi.iiisi pcmerincah, misalnya I X p an cm e n K ehutanan
khususnya tinjauan mengenai karakteristik
dengan Pengelolaan W ilayah D A S , sclain misalnya Kementerian
de^,^a^ Balai Pengelolaan l i A S , D q i artcm tn 'Pekcqaan U m u m
l.ingkun,gan IJiJLip.
Pembentukan W adah Pengelolaan Bersama Sumberdaya A ir Das Citanduy:
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
kckosoiignn
kelembagaan
yang
dapat
instansi
yang
mengintegrasikan
berbagai
memiliki mandat
pengelolaan
D A S,
di wilayah
yaitu lembaga koordinatif yang efektif
dalam tata pengelolaan
D A S Citanduy ^.
Kelembagaan yang telah ada di masyarakat
sampai saat ini telah ada,
kelompok
masyarakat,
masyarakat
dan
lainnya.
adalah
bekerja
di
sehingga
untuk
dan
masyarakat
tersebut
wilayahnya
lerkadang
rasa
mementingkan
masyarakat
maupun
yang
administratif
wilayah
antar-provinsi,
seibi
dan
rnarvvararat
dataran
tinggi dan pesisir.
D ari perspektif hidrologis, yang memandang
bahwa
bahwa
DAS
nieru pa V a a
" ruang
hanya
A rtinya, D A S sebagiU kcsatMua hidrologis
masing-masing,
perlu
" ego"
kelembagaan agar kesatuan " o.u: plan,
kerja
muncul
di
wilayah
river
ditopang
basin,
oleh
a n d one
tr^frastruktur
one
dapat
ni anagcm rut "
beijalan dan berfungsi dengan benar dalam
pengelolaan
samping
instansi
itu,
yang
koordinasi
pihak
mrw akili
antar-kabup.^icn/kota
kosong" harus " diisi" deng.m r u i - o f the g a m e .
mereka.
Di
hulu-tengah-hilir,
yang
permasalahan
lembaga
antara
'tarik-menarik . kepentingan'
lembaga
organisasi
himpunan
N amun,
muncul
baik
beragamnya
dari
ada
dan
dirasakan
integrasi
kepentingan.
tertentu
kelembagaan
diperlukan
lemahnya
antar
Sampai
dan
beragam
dengan
taraf
ketidakterwakilan
kepentingan komunitas lokal { c i v i l
society)
dalam pengelolaan D A S Citanduy.
Permasalahan
sosio-kultural
D A S.
Berdasarkan hasil studi lahap awal aspek
kelembagaan
dalam
" K aji-Tindak
D esenlralisasi Pengelolaan dan Sistem TataPemerintahan
Sumberdaya
A! , tt™ « , i L,
.yucuiy
BA B I I
PEN D EK A T A N A K S I PEM BA H A R U A N T A T A K EL EM B A G A A N
Berdasarkan
hasil
awal
dari
studi
kelembagaan yang sama di D A S Citanduy,
K edua,
sebagai
substansi
Rencana
Induk
kelembagaan " W adah Pengelolaan Bersama" .
khususnya di aras komunitas lokal (aras
mikro)
yaitu
di
enam
^desa
sampel,
disimpulkan bahwa dalam pengelolaan D A S
Citanduy
diperlukan program
aksi
yang
dibangun bersama warga komunitas lokal
danzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
stakeholder
lainnya
berupa:
(1)
Peningkatan kapasitas kelembagaan
lokal;
dan (2) Pembangunan, pengembangan, dan
pemeliharaan
proses
jejaring
kerjasama
melalui
kolaborasi antar-kelembagaan
secara
horizontal
maupun
Program-program
baik
vertikal.
aksi
tersebut
D engan demikian, fokus aksi kelembagaan
studi ini di aras makro (supra lokal) adalah
mengkonstruksi
Pengelolaan
dengan
kelembagaan
Bersama"
DAS
Induk
Rencana
Sumberdaya A ir nya.
(M oU)
" W adah
Citanduy
Pengelolaan
N ota kesepahaman
antar-pemerintah
lokal dan antar-
adalah
legal
stakeholder
konstitusional
Pengelolaan
Secara
landasan
kelembagaan
Bersama"
vertical-top
" W adah
DAS
Citanduy.
regulasi
do w n,
dan
dan
kebijakan menjadi rujukan bagi kelembagaan
- dioperasionalkan
melalui
dan
aktifitas
(participatory
t rai ni ng)
pendampingan yang
Konservasi
diimplementasikan
pelatihan
,
partisipatif
dan
kegiatan
berfokus kepada: (i)
sumberdaya
alam;
Pemberdayaan
ekonomi
Pengembangan
kelembagaan
lokal;
(ii)
dan
dan
(iii)
modal
sosial.
dewan
komunitas
lokal
DAS
Citanduy
pemberdayaan
bersifat
komunitas lokal (enam
di
aras
desa sampel atau
diperluas) tersebut, yang merupakan bagian
integral
dari
kaji-tindak
(action
re s e arc h)
desentralisasi pengelolaan dan sistem tatapemerintahan
sumberdaya
alam
DAS
(input )
yang
partisipatif
bagi
Citanduy, menjadi masukan
penting
dan
kelembagaan " W adah Pengelolaan Bersama" .
M asukan dari komunitas lokal tersebut bagi
kelembagaan tersebut akan berperan ganda.
berperan
pertimbangan
sebagai
untuk menetapkan
materi
struktur
kelembagaan " W adah Pengelolaan Bersama"
dan cakupan jejaringnya (lokal-supra lokal).
dengan
aksi
di
fokus
aras
pada
konservasi.
M ekanisme konstruksi kelembagaan " W adah
dari
aksi
—
dalam
sumberdaya
kelembagaan
sosial —
menjadi
vertical-bottom
alam,
lokal,
ekonomi
pengembangan
program-program
kaji-tindak
Pengelolaan Bersama" dan Rencana Induk di
Berbagai informasi dan data yang direkam
Pertama,
H asil
pendampingan
modal
sangat
air.
dan
lokal
dan
masukan yang
up
bagi
struktur
kelembagaan dan rencana induk (G ambar 1).
A ksi
kelembagaan
Citanduy
yang
pengelolaan
DAS
memfokuskan
pada
konstruksi " W adah Pengelolaan Bersama" di
aras " supra lokal" (antar-provinsi dan antarkabupaten/kota), dan aras komunitas lokal.
Pada aras internasional dan nasional, aksi
kelembagaan
berbagai
lebih banyak kepada telaah
dokumen
yang
relevan
dengan
proses konstruksi D ew an A ir D A S Citanduy.
Berbagai
di
stakeholder
tingkat
nasional
diantaranya adalah:
institusi kementerian,
seperti D epartemen
Kehutanan, Pekerjaan
U mum, dan Bappenas.
rembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Gtanduy:
,
:
.
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
A ksi
A ras
Target
Kelembagaan
Merujuk kepada Peraturan
Perundangan
Internasiona! dan
Nasional
B e rs am a
S t a k e h o l d e rs
Regulasi dan Kebijakan
" Vertical-Top
Fasilitasi pendekatan
" personal" dan
institusional terhadap
pemerintah provinsi &
kabupaten/kota
Public
Dawn
Sector
Intemalisasi melalui
dembagaai
pertukaran informasi,
W adaiyf engelolaan ll^rsama
dialog komunikasiywvutsronmlkjihgfedcbaTSPLIGFDCBA
( FG D )
mcana Indui)*
" Supra-Lokal"
(AntarProvinsi/Kabupa ten/Kota)
Perancangan dan
penyusunan draft nota
kesepahaman (MoU)
Private
Sector
Collective
Action
Sector
Penandatangan nota
kesepahaman (MoU)
'Vertical-Bottom
Up'
Pelatihan partisipatif
konservasi SDA,
pemberdayaan ekonomi
lokal, dan pengembangan
kelembagaan lokal &
modal sosial
" Komunitas
Lokal" (Enam
Desa Sampel atau
Diperluas)
Pendampingan aktifitas
konservasi SDA ,
pemberdayaan ekonomi
lokal, dan pengembangan
kelembagaan lokal &
modal sosia!
M eningkalnya Kapasitas
Kelembagaan Lokal
Terbangunnya Jejaring
Kelembagaan Lokal
G ambar 1. M ekanisme K onstruksi Kelembagaan W adah Pengelolaan Bersama dan Rencana
Induk di D aerah A l iran Sungai Citanduy
Prn y rk
O i ' s r n l r j l i s r f s i Pp i i f i c l o l j Jt i iSin
f ^ as i i s Cimiiiiiiii
Paul
Resources
S i s l e m T a W Pam o ti g S i i m b e td ay a
D ae rah A l i ran S u n g ai G t a n d u y
A l a m { D f c n i t r n l i z f d N n l i m i l Resources
M i i i i a g e i i i i i i t and
Governance
Susleni]-
5
Pembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Citanduy :
Proses, Kendala Dan Pembelajaran - .
V tsrpnmlkjihgfedbaVTIB
Tahap
Tahab
.
S M O ^ O JI S ^ G A G A S A N
H ' -tata p e m e n n t a h a n su m b e r d a ya a l a m d a n l i n gk u n ga n sec a r a ve r t i k a l d a n
' '
' f i o n zo n l a f ,
-
12.
Tahap i l l
• • ; F O R M U L A S I d a n PEM ATANGAN g a g a sa n Wa d a h Pe n g e b l a a h Bersam a' ' -^
•
*Su m b en Ja ya Ai r D AS Ci t a n d u y ya n g p art i si p at i f
. D R A FTI N G ( i l o U seca razyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKIGFEDCB
padisipa& t en t a n g Wa d a h . Pe n g e l o l a a n
ij±' '
Su i p b ^ ya Ai rDASCrt a n d u y
TahapIV
Baat os) J s ^ i
Te n g ^ " 7
-• BupB& fllaliliotaS
P E N G U K U H A N S EC A R A FOR M A L M o U t e n t a n g Wa d a h p e n g e l o l a a n
f T a h a pzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
V
" S u m b e r d a ya Ai r D AS Ci t a n d u y ya n g p art i si p at i f
-Banjar, Ol a c ^
iTBhap'\nft
. - TEM B Eh f TU K A h OR GA N I S A S I W a d a h P e n g e l o l a a n S u m b e r d a y a A i r D A S
Ci t a n d u y ya n g p art i si p at i f l en gk a p d e t g a n st ru k t u r, fungsi / p eran st r u k t u r j i o r g a n i s a s i ya n g a d a d a n b a t a sa n ' k ewen a n ga n n ya (l i hgk up k e w e n a n g a n ) )
UJI P U B L l k m e n g e n a i Wa d a h Pe n g e i o l a a n Su m b e r d a ya Ai r D A S Ci t a n d u y
• ya n g p art i si p at i f u n t u k m e n d a p a t k a n l egi m i t a si p ub l i k ya n g a b s a h
TaitapV I^i
Taliap v ni
D i s u s u n ser a n gk a i a n W ORKING PLAN u n t u k p en gel o l a a n D A S Ci t a ri d u y
'
vv- ' Sej a k h u l u s a m p a i hilir sec a r a p art i si p at i f
. •
-• ACTION.dan
OP ER A S l ON A L t S A S l P R O G R A I ^
G ambar 2.
Langkah- Langkah M ekanisme K onstruksi Kelembagaan W adah Pengelolaan
Bersama dan Rencana Induk Pengelolaan Sumberdaya A i r di D A S C il anduy
Pada aras " supra lokal" , aksi kelembagaan
dan
melibatkan berbagai stakeholder
lainnya.
yang relevan
di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, dan
di
Kabupaten
Tasikmalaya,
Kota
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar,
dan Kabupaten Cilacap. D i tingkat provinsi
dan
kabupaten/kota,
instansi
pemerintah
yang diharapkan berperan penting adalah
Badan Perencanaan
dan
Pembangunan D aerah
instansi sekloral lainnya.
Pada aras
supra lokal ini, sangat penting keterlibatan
LSM setempat, termasuk pondok pesantren
kelembagaan
sosial
non-pemerintah
Sedangkan di aras komunitas lokal, aksi
kelembagaan
akan dilaksanakan di enam
komunitas desa sampel studi ini, yaitu: (1)
W ilayah hulu D A S Citanduy: D esa Citamba
Kecamatan C i aw i Kabupaten Tasikmalaya;
dan
D esa
Payung
Panumbangan
A gung
Kabupaten
Kecamatan
Ciamis;
(2)
W ilayah tengah D A S Citanduy: D esa N asol
Kecamatan
Cikoneng
Kabupaten
Ciamis;
D esa G unung Sari, Kecamatan Sadananya,
II,.n i r t ^ t r r n t r n l h e d N n i i i r t i l R e s o i i m s M o i i n g e m e i i t a u d G o v e n i a u c e Sy s t e i i i ] :
Pembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Gtanduy:
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
Kabupaten
Ciamis
;
D esa
Batulawang
Kecamatan Pataruman K ota Banjar; dan (3)
W ilayah hilir D A S Citanduy: D esa Bingkeng
Kecamatan D ayeuluhur Kabupaten Cilacap.
D alam aksi kelembagaan yang terintegrasi
dalam
pelatihan
pendampingan
partisipatif
mengenai
dan
konservasi
sumberdaya alam, pemberdayaan ekonomi
lokal, dan pengembangan kelembagaan lokal
dan modal sosial, selain melibatkan warga
komunitas
dan
kelembagaan
lokal juga
mengikutsertakan
berbagai
LS M ,
tokoh
masyarakat, dan sektor swasta.
A dapun
tahapan
dalam
kegiatan
pembentukan wadah " Pengelolaan Bersama"
dapat
dipilah menjadi
delapan
tahapan.
Langkah-langkah yang akan dilaksanakan
sesuai
dengan
mekanisme
konstruksi
kelembagaan W adah Pengelolaan Bersama
dan rencana induk pengelolaan sumberdaya
air di D A S Citanduy (G ambar 2).
BA B I I I
PRO FIL K EL EM B A G A A N PEN G EL O L A A N D A S C I T A N D U Y
Upaya
memposisikan
Citanduy
sebagai
dalam
mesin
produksi
dan
pengelolaan
perspektif
DAS
kelembagaan,
penggerak
peningkatan
konservasi,
akan
dapat
pusat dan pemerintah daerah. D alam kaitan
ini,
M enteri
D alam
N egeri
bertanggung
jawab atas peraturan dan pembinaan teknis
yang berhubungan dengan kehutanan serta
berhasii apabila permasalahan kelembagaan
pola
yang sedang dihadapi di D A S sekarang ini
rangka kelestarian sumberdaya alam, tata air
dapat
diatasi.
mengatasi
O leh
teknis konservasi lahan
itu,
untuk
dan ekosistem
tersebut,
telaah
dijabarkan
karena
permasalahan
dan
D A S.
lebih
dalam
Kebijakan tersebut
lanjut dengan
Instruksi
terhadap profil dan jejaring kelembagaan di
M enteri D alam N egeri N omor 17 A Tahun
aras makro, meso, dan mikro yang terkait
1989 Tanggal 27 JuU 1989 Tentang Petunjuk
dengan
pengembangan
produksi
dan
Pelaksanaan
Bantuan
Penghijauan
D an
Reboisasi Lahan. Instruksi M enteri D alam
konservasi menjadi penting dan strategis.
N egeri
tersebut
dijabarkan
lebih
lanjut
dengan Surat Edaran D itjen Pembangunan
3.1.
Jejaring
Kelembagaan
dalam
D aerah atas nama M enteri D alam N egeri
Tentang
Pengelolaan D A S
Petunjuk
Pelaksanaan
Bantuan
Penghijauan dan Reboisasi yang dikeluarkan
Permasalahan
yang
menyangkut
kelembagaan/ institusi
dalam
kondisi
pengelolaan
dan konservasi D A S adalah relatif rumit.
Hasil
studi
jejaring
penyelenggaraan
setiap
tahun. Surat Edaran terakhir yang
dikeluarkan
bernomor
522.4/622/Bangda
lertanggal 26 M aret 1996 Tentang Petunjuk
kelembagaan
Teknis Bantuan Penghijauan dan Reboisasi
pengelolaan D A S di lima
Tahun A nggaran 1996/1997. Sebelum tahun
kabupaten-kota wilayah D A S Citanduy, baik
anggaran
yang diselenggarakan
rutin
Tahunan (RTT) Reboisasi —atau sekarang
negeri
disebut Rencana Teknis Reboisasi (RTR)—
permasa-
disusun oleh Sub Balai R L K T dan disetujui
lahan yang secara langsung maupun tidak
oleh Bapeda provinsi sejak tahun anggaran
langsung
1993/1994,
sesuai
M endagri
Tentang
atau
dengan
dengan
bantuan
menunjukkan. adanya
adanya
pengelolaan
kinerja
presiden,
pemerintahan
yang
menteri
daerah
D A S.
penyelenggaraan
D A S didasarkan
peraturan-perundangan
oleh
luar
berbagai
memp^^ngaruhi
Kekuatan
dana
atas
Petunjuk
Edaran
Pelaksanaan
surat keputusan tersebut ditetapkan bahwa
dan
provinsi
kepala
RTR disusun oleh Cabang D inas Kehutanan
dan
bersama dengan Balai/ Sub Balai R LK T , dan
dinilai
dasar hukum Instruksi Presiden N omor 6
telah menetapkan secara jelas
tujuan
Surat
dikeluarkan
Inpres) termasuk pengelolaan D A S dengan
dan
dengan
Teknis
Bantuan Penghijauan dan Reboisasi. D alam
Program Bantuan Reboisasi (Reboisasi Pola
maksud
Rencana
dasar
kabupaten/kota.
Tahun 1984
1993/1994,
diselenggarakannya
program tersebut. Inpres tersebut mengatur
kewajiban dan tanggung jawab pemerintah
oleh
Bapeda
tingkat
I
melalui
pembahasan bersama dengan Balai RLK T ,
Balai
Pengelolaan
D A S,
dinas/ instansi
terkait tingkat I dan disahkan oleh gubernur.
D engan
berfungsi
demikian
sebagai
pemerintah
tim
provinsi
perencana
pengelolaan D A S dan reboisasi lahan.
dalam
Pembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Citanduy:
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
Reboisasi merupakan salah satu kegiatan dan
dan
Program Rehabilitasi dan Konservasi Lahan
A liran
yang
Keputusan
menjadi
tanggung
jawab
D irektur
Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi
(RRL),
D epartemen
demikian,
Lahan
Kehutanan.
dalam
N amun
penyelenggaraannya
Tata K eija Balai Pengelolaan D aerah
Sungai,
serta
M enteri
didukung
Surat
Kehutanarj
dan
Perkebunan N o. 24/ Kpts-Il/ 1999
Tentang
Urutan Prioritas D A S yang termasuk dalam
nierah,
BP- D A S
mempunyai
tandazyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
bantuan reboisasi (Reboisasi Pola Inpres),
kedudukan sebagai Unit Pelaksana Tekivis
D irjen
(UPT)
RRL
pembinaan
hanya
teknis
berwenang
sedangkan
dalam
pembinaan
D irektorat Jenderal Rehabilitasi Lahan
dan Perhutanan Sosial (RLPS) yang berada di
umum dan administrasi berada pada instansi
bawah
lain
D irektur Jenderal RLPS (Boks 1).
yaitu
D irjen
Pembangunan
D aerah
(Bangda), D epartemen D alam N egeri.
dan bertanggung
D alam
penyusunan
jawab
pembagian
kepada
wilayah
Penyelenggaraan reboisasi oleh pemerintah
kewenangan
provinsi
bahwa wilayah D A S ditentukan oleh batas
merupakan
tugas
pembantuan
(scope
ditetapkan
aut ho ri t y ),
dalam rangka mengisi otonomi daerah. O leh
alam yang tidak selalu bertepatan
karena
dengan
itu, kepada
tingkat
1
pemerintah
diberikan
pembangunan,
daerah
bantuan
yang
disebut
dana
Bantuan
Reboisasi. Berbagai instansi di tingkat pusat,
seperti
Bapenas,
PU O D
(pengembangan
D itjen
A nggaran,
usaha
batas
pemerintahan/ daerah.
tersebut.
berkewajiban
bantuan
untuk
reboisasi
bertanggung
jawab
perencanaan,
pelaksanaan,
sepenuhnya
pelaporan, pemeliharaan dan
hasil serta pengembangan
dan
atas
memandang
pengamanan
peran serta dan
kewajiban tersebut, gubernur
membentuk
tim
menetapkan
tingkat
I dan
Kepala D inas Kehutanan Provinsi sebagai
penanggung
jawab
pelaksanaan
dalam
batas
administrasi
tidak
tetapi
Boksl
Kel em b a ga a n B P- DAS
B P- D AS d i p i m p i n o l e h seo ra n g Ke p a l a B a l a i d en ga n tingkat
j a b a t a n e s e l o n l l l . a . M e n u r u t t i p o l o gi o rga n l sa si n ya , o rga n i sa si
B P- D AS Ci l a n d u y t e r m a su k Ti p e A d en ga n su su n a n
o rga n i sa si ya n g t erd i ri d ari 4 (e m p a l ) u n i t o rga n i sa si st i u k t u ra l
ya n g d i p i m p i n o l e h se o r a n g Ke p a l a Sutjbagiar^ / Se k si d e n g a n
t i n gk a t j a t i a t a n Es e l o n I V. a . m a si n g- m a si n g ya i t u : ( 1 )
Su b b a gi a n Ta t a Us a h a ; ( 2 ) S e k s l Pr o g r a m D AS ; (3 ) Se k si
Ke l e m b a g a a n D A S ; d a n (4 ) S e k s i Eva l u a sI [ D AS , sert a
Ke l o m p o k Ja b a t a n Fu n gsi o n a l .
pengawasan,
swadaya masyarakat. Untuk melaksanakan
pembtna
Sehingga
D itjen
operasional
terlibat penyelenggaraan bantuan reboisasi
menyelenggarakan
administrasi
pengelolaan sungai secara normatif
daerah) , D itjen R R L dan D itjen Bangda
G ubernur
wilayah
(co-incided)
proyek
• 'i / v Tu g a s P o k o k & F u n g s i
B e r d a sa r k a n Ke p u t u s a n M e n t e r i Ke h u t a n a n No rn o r 6 6 5 i Kp t s11/ 2002 B P- D AS m e m p u n ya i t u ga s m e l a k sa n a k a n p en yu su n a n
ren ca n a , p e n g e m b a n g a n k e l e m b a g a a n , d a n eva h j a si
p en gel o l a a n D A S . D a l a m m e l a k s a n a k a n t u ga s tersebut d i
a l a s. B P- D AS m e n ye l e n g g a r a k a n f u n gsi seb a ga i b eri k ut 1 )
Pe n yu s u n a n Re n c a n a Pe n g e l o l a a n D A S ; 2 ) Pe n yu su n a n d a n
p en ya j i a n s i s t e m i n f o r m a si D A S . 3 ) Pe n g e m t i a n g a n m o d e l
p en gel o l a a n D A S ; 3 ) Pe n g e m b a n g a n k el em b a ga a n d a n
k em i t ra a n p en gel o l a a n D A S ; 4 ) Pe m a n t a u a n ,dan eva l u a si
p en gel o l a a n D A S ; 5 ) Pe l a k s a n a a n u r u sa n t at a u sa h a d a n
r u m a h t angga B a l a i
reboisasi dan pengelolaan D A S .
Vi si
Balai Pengelolaan D aerah A l iran Sungai (BPD A S) Citanduy-Cimanuk salah satu lembaga
pengelola D A S yang ditetapkan
bersama-
sama dengan tigapuluh BP- D A S lainnya di
seluruh
Indonesia.
tersebut
berdasarkan
Kehutanan
N omor
Penetapan
K eputusan
B a l a i Pe n g e l o l a a n D A S B r a n t a s m em i l i k i vi si M en j a d i Pu s a t
Pe l a ya n a n d a n I n f o rm a si Hu t a n d a n La h a n d a l a m r a n gk a
Pe n g e l o l a a n D A S
BP- D A S
M enteri
665/ Kpts-Il/ 2002
M isi
Pe n g e l o l a a n D A S d i l a k u k a n m e l a l u i p en d ek a t a n e k o s i s l e m
a l a m b erd a sa rk a n p ri nsi p s a t u D A S , safer ren ca n a . sa t u
plan, one river and one managmeni).
p en gel o l a a n ' (o n ezyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQ
I
yutsponmlkihgedbaSRPOIHDCBA
Pedoman
Rehabilitasi
Hutan
dan lahan serta
Sumber;
DAS
(Balaipengelolaan
DAS Cimanuk-aanduy.
pengelolaan
2004)
Tanggal 7 M aret 2002 Tentang O rganisasi
Proyek D esentrdl iia^ j reii);e1ol aj ii d an S i s l e m T a U Pam o ng S um b erd ay a A U m { D e r e i i t r a r n e d N a t u r a l Resources
K as us C a m i i i o i i P o o l Resources
D aerah A l i ran S u n g ai G t a n d u y
M at iageiiirnt O lid G o v eniaiice
Sy st em):
Fembenhikan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Citanduy:
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
memandang siklus hidrologis.
itu,
rencana pengelolaan
O leh karena
D A S digunakan
tersendiri.
P ri ns i p
memantau
ketiga,
mengevaluasi pengelolaan
D A S.
dan
H al ini
sistem koordinatif, akomodatif yang dapat
bertujuan untuk mendapatkan data dan fakta
dijadikan pedoman oleh para pihak lembaga
yang menggambarkan keragaan suatu D A S
pemerintah
secara
yang
perencanaan,
terkait,
baik
pengambilan
dalam
keputusan
maupun pelaksanaan aktivitasnya.
Hasil
survei
lembaga
terhadap
tersebut
memiliki
kewenangan
bahwa
lembaga
penuh
yang
dalam
mengelola Citanduy mengembangkan model
pengelolaan D A S dengan berbagai prinsip.
Prinsip
yang
Prinsip
pertama,
timba!
balik
ditetapkan,
diantaranya
pengendalian
antara
sumber
:
hubungan
daya
alam
dengan manusia beserta segala aktivitasnya.
Sehingga pada setiap tahapan
dan
pengelolaan
komponen kegiatannya senantiasa akan
terdapat saling keterkaitan antar berbagai
sektor kegiatan pengelolaan sumber daya
perlu
dilakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap aspekaspek
BP- D A S,
sebagai
menyeluruh
yang
menjadi
indikator
kinerja
penyelenggaraan pengelolaan D A S sebagai
bahan masukan bagi penyusunan rencana
program dan pengambilan keputusan pada
tahap
selanjutnya.
P ri ns i p
keempat,
M enyediakan Informasi Pengelolaan D A S
yang memadai. Tersedianya informasi yang
zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
obyektif dan aktual mengenai pengelolaan
DAS
yang dapat diakses secara mudah dan
cepat
merupakan
faktor
kunci
untuk
memantapkan pengakuan dan kepercayaan
dari
para
pihak
terhadap
organisasi. P r i n s i p kelima,
keberadaan
yaitu mewujudkan
sistem pendukung yang efektif dan efisien.
alam, keterkaitan dengan berbagai disiplin
D alam
ilmu
pembiayaan operasional pelaksanaan tugas
yang
dalam
melatarbelakangi
pengelolaan,
berbagai
keterkaitan
peraturan
yang
dengan
perundang-undangan
mendasari
sehingga
pelaksanaannya benar-benar
legal,
kebutuhan
diatur
serta keterkaitan dengan
lingkup
berdasarkan
mengenibangkan Sistem dan M odel
Kelembagaan
serta
Sistem
Kemitraan Pengelolaan D A S.
dan
sistem
secara
berbagai
sampai
alokasi
dana
dengan
31
D esember)
melalui
Isian Kegiatan Suplemen (D IK S), D aftar Isian
H al ini didasari
Proyek (D IP), atau Surat K eputusan O torisasi
pelaksanaan
yang sangat beragam dan saling
aspek
otorisasi
yaitu
dokumen D aftar Isian Kegiatan (D IK ), D aftar
(SKO ).
merupakan
Kehutanan,
M odel
kepentingan masing-masing para pihak
satu
mengikuti
pemerintah setiap tahun anggaran (1 Januari
dan
terkait antara yang
Citanduy
sumber
anggaran yang berlaku
D epartemen
hubungan akan keberadaan, kewewenangan
(stakeholders)
kegiatan,
fungsi BP- D A S
ketentuan
dalam
karakler biofisik, sosial dan ekonomi. P r i n s i p
kedua,
dan
pendanaan
Sumber dana
kegiatan
antara Iain dari:
untuk
membiayai
BP- D A S
Citanduy
(1) A nggaran Pendapatan
dengan lainnya
dan
yang
Sumber D aya H utan (PSD H ); dan (3) D ana
harus
Belanja N egara
(A PBN );
(2)
Provisi
diakomodasikan dalam sistem kelembagaan
Reboisasi (D R). A nggaran kegiatan/
pengeiolaan
pada BP- D A S Citanduy yang dialokasikan
pengembangan
kelembagaan
D A S.
O leh
sistem
dan
karena
dan
kemitraan
itu,
proyek
model
melalui
untuk
dana tiap tahun anggaran (G amb ar 3).
dokumen
pengalokasian
sumber
meningkatkan peran dan tanggung jawab
organisasi di tengah kompleksnya masalah
A da
tersebut merupakan bagian strategis yang
oleh BP- D A S , salah satunya proyek R L K T
memerlukan
yang
perhatian
dan
penanganan
beberapa proyek yang telah dilakukan
melibatkan
jejaring
kelembagaan
pemerintah daerah tingkat I I . D al am
10 Pro v tk D « -sentt« Usasi Ff rRel o l aan d an S i s l e m T al a Pam o ng S um b erd ay a A l am { D e c e i i t m l i z e d N a t i i m l R e s o i m e s M a i i a g e a i e n t a n d G o v e n i a i i c e S y s t e m ) :
, iPemennlah pusat:
' \\ Departemen'
Kehutanan, Depdagn
: PU dan Lingkungan
Hidup ,
Sektor Lain
Kantor W ilayah
Kehutanan
Pemda
Tingkat I
-
•
-
Pemda
Tingkat I I
BRLK T , BP-DA S, BPSDA :
Perencanaan Provinsi
Dinas
Kehutanan
Tingkat I
' Dmas
Kehutanaa''s-.-vTf-,:*
Swasta/
Perusahaan/
indvidu
Balai
Pengelolaan
RLKT, D A S
Bapec a dan
Lingkung an Hidup
Pembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya A ir Das G tanduy
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
pelaksanaan proyek
R L K T di wilayah Jawa
Barat,
jejaring
melibatkan
kelembagaan
pemerinlah mulai tingkat I dan II, kecamatan,
pedesaan dan LSM .
Tasikmalaya.
kelembagaan
wilayah
Tasikmalaya
D .A S di
terdiri
dinas
DAS
lapangan (G ambar 4 d.an Boks 2)
jejaring
kelembagaan
Kabupaten
d ;u: beberapa
Tasikmalaya menurut aturan dan prinsip BPmelibatkan
yang
D A S termasuk
dalam rehabilita.si laitan kriiis dan zona-zona
konservasi
Contoh kasus proyek R L K T di Kabupaten
Jejaring
terlibat dalam pongcblaan
pemerintaha;!
sebagai
unsur
tim teknis
pemerintahan di Tingkat Pemerinlah D aerah
1 BP, D A S
—
. 1 . Fenyd s' J
v
2 B PSDA '
' ' DAS;
3
B
K
S
D
A
"
'
^
' Tingkat zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
• 2. Penyub Ui i cJi Cu . ' [
4 B A P ED A
. Y' V * ' , ^
P ro v i ns i
• >lnf! )mia£( D AS ,
- S - b m a s P e r m n n t a h a n t erkart ( K e i i u t o t a n |
,3
Pe n g e n i b a n "
. DAS, '
.et oiaan
^ ef o i a a n
kem i t rasnp c; - .
5
Pe m a n t a u a n
c.
b P e m e r i n l a h D a e r a h Ka b u p a t en - KOt a '
eva l u a si
Ta s i k m a l a ya b-.
• p eh q si c' a a n D A S ,
; 2: B a p ed a Ka b u p a t en - Ko t a Ta si k m a l a ya •
, . 3 ; D i n a s K e h u t a r i a n D a nzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKIGFEDCBA
Pe&eb\.mn
-fungsi:.
Ka b u p a l e n - Ko t e Ta si k m a l a ya ' ' .
1 . - P en yu su n a n .Ti .m Ick.v: •
4 Badan Pert a n a h a n .
•
' Pr o ye k Reboisasi-L' .h?. .
5 .1 Di n a s Pe r t a n i a n D a n Ta n a m a n Pa n g a n •
• - , .p en gel o l a a n D A S ' •'• •*
' . - . Ka b u p a t e n - Ko l a Ta si k m a l a ya •
• 2 . ' Pe l a k s a n a a n str/ F.! i a . i
= e . D i n a s Ki m p ra swi ! Ka b u p a t en - Ko l a
•
3 . . . Pei a k sgn a a n t e k ; :5 hi
Ta s i k m a l a ya .
t
ywvutsronmlkjihgfedcbaTSPLIGFDCBA
4. P e n g a j v a s n t ek r. a i ,
' T ; P e a i m Pe r h u l a m 11 Ka b .- Ta si k m a l a ya
5 . Pelapo;aiiT,a3iil£p3:u;
Tingkat
.Kabupaten
G ambar 4. Jejaring Kelembagaan Pemerintah dalam Pengelolaan D A S, H utan dan Lahan
K asus Kabupaten Tasikmalaya
H utan dan Lahan (G N RH L) dengan
Boles 2
Pembentukan Tim Pelaksana Teknis Proyek RTL-RLKT
DAS Citanduy Kasus Wilayah Adminstrasi Tasikmalaya
B erd a sa rk a n k ep u t u sa n B u p a t i N o m o r 6 6 0 / k ep .6 0 - 8 ap / 2 0 0 3
t en t a n g Pe m b e n t u k a n Ti m Pe n g a r a h d a n Ti m Pe l a k s a n a a n
Re n c a n a Tek n i k La p a n g a n Reh a b i l i t a si La h a n d a n Ko n serva si
Ta n a h Te k n i k La p a n g a n Reh a b i l i t a si l a h a n d a n Ko n serva si
Ta n a h ( RTL- RLK T} S u b D a e r a h Al i r a n Su n g a i Ci t a n d u y Hu l u
d a n De a r a h Al i r a n Su n g a i Ci m e d a n g . M e n ya t a k a n b a h wa
d a l a m rangk a p e l a k sa n a a n p e n yu s u n a n Re n c a n a rehab i l i t asi
h a r u s d i b en l u k t i m p e l a k sa n a . Ha l i ni b e r d a sa r k a n a t a s t i n d a k
(anj ut k ep u t u sa n Di rek t u r Je n d e r a l Re b o i s a s i d a n Reh a b i l i t a si
La h a n N o m o r 0 4 1 / KpIsA/ / 1 9 9 8 d a n l a p o r a n h a s i l p en yu su n a n
RTL- RLK T t i n gk a t p ro vi n si . Ag u st u s 2 0 0 3 ,
Pr o ye k i n i
d i b eb a n k a n p a d a A P B N (a n gga r a n Pr o ye k S u r a t Kep u t u sa n
Ot o ri t a s Ru t i n Da n a Re b o i sa si } Ta h u n 2 0 0 2 d a n A P B D I)
Ta h u n An gga ra n 2 0 0 4 d a n d i b a n t u d a ri A P B D Pr o vi n si .
Selain
proyek
R T L- R LK T
dengan
tujuan
untuk melestarikan lahan d an sumberdaya
alam
lainnya
menerapkan
departemen
G erakan
N asional
keputusan
K ESRA / X / 2003
1 B / K . - : V M EN K 0 /
tertanggal 3 A.9\tobtr 2003.
munculnya G N R H L cLL-itajbr likangi dengan
kondisi
hut.m
kerusakan
d? .\\ lahan di
Indonesia pada umuuuiya, d i l aw asan D A S
Citanduy
penurunan
secara
khur.'.£s
kualitas
rUix
£--!ah
terjadi
ku tt tilas ' hutan.
Penyebab utama tcij.rdinya W n..\ina tersebut
adalah kerusakan ] ) u g k - . i n g . \ n , terutama di
wilayah hulu D A S C : A ; - d u y rk 'T.igai daerah
tangkapan
air. W ihyedi
D A S Citanduy
termasuk
Sub-DA
PEMBENTUKAN WADAH PENGELOLAAN
BERSAMA SUMBERDAYA AIR DAS CITANDUY :
Proses, Kendala dan Pembelajaran
Tim Aksi Penguafan Kelembagaan
Mei, 2005
n
^
ISBN : 979-8637-26-7
Pro je c t Wo rking Pa p e r Se rie s No . 13
PEMBENTUKAN WADAH PENGELOLAAN
BERSAMA SUMBERDAYA AiR DAS CITANDUYj:
Proses, Kendala dan Pembelajaran
Tim Aksi Penguatan Kelembagaan
Mei, 2005
Pusat Studi Pembangunan - Institut Pertanian Bogor
Bekerjasama dengan
Partnership for Governance Reform in Indonesia - UNDP
St?
O rtsrponkjige
PEMBENTUKAN WADAH PENGELOLAAN BERSAMA
SUMBERDAYA AIR DAS CITANDUY :
Pr o s e s , K e n d a l a d o n P e m b e l a j a r a n
FEN U L I S :
Suharno, Fredian Tonny, A rya H adi D harmawan
D ahri Tanjung, D ew i Setyawati, A hsin A ligori
Cetakan Pertama
M ei 2005
Diterbitkan oleh:
Pusat Studi Pembangunan - Institut Pertanian Bogor
Bekerjasama dengan
Partnership For G overnance Reform in Indonesia - U N D P
Bogor, 2005
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
D iperbolehkan mengutip dengan menyebutkan sumber
I < I' t
Pembentukan Wa da h Pengelola a n Bersa ma Sum be rda ya Air Das CKa nd uy:
- P r o s e s , Kendala Dan Pembelajaran
K A T A PEN G A N T A R
D aerah A liran Sungai (D A S) merupakan suatu sistem ekologi yang tersusun atas komponen( h u m a n systems)
yang dipandang sebagai satu kesatuan yang tak
komponen biofisik dan sosialzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
terpisahkan satu sama Iain. N amun secara administratif pemerintahan, w ilayah D A S terfeagi dalam
satuan-satuan wilayah administrasi pembangunan kabupaten dan kota yang sangat terkotak-kotak.
Kondisi ini menyebabkan pengelolaan D A S menjadi tersekat-sekat dan tidak efisien. Banyak program
pemerintah yang dilakukan untuk menyelamatkan kerusakan
bertambah sulit.
stakeholders
D A S semakin hari justru semakin
Kenyataan ini juga seringkali memicu dan mempertajam konflik sosial diantara
yang ada di dalamnya. Terlebih setelah U U N o. 22 T ahun 1999 tentang O tonomi D aerah
(yang direvisi dengan U U N o. 32
Tahun 2004)
dan N o. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
keuangan pusat dan daerah (yang direvisi dengan U U N o. 33 T ahun 2004) diberlakukan, jarak
kepentingan antara satu daerah administratif dengan daerah Iain semakin terasa, sementara derajat
tekanan terhadap sumberdaya D A S yang terdapat di wilayahnya semakin kuat. H al ini menyebabkan
pengelolaan D A S juga semakin terpecah-pecah dan dilakukan sangat segmented
masing-masing pemangku
kelemahan integritas
menurut kepentingan
otoritas wilayah administratif yang dilalui D A S tersebut.
A kibat
(kesatuan) penanganan D A S di setiap wilayah administrasi menyebabkan
penanganan kerusakan sumberdaya alam memasuki wilayah politik-administrasi organisasional yang
sulit penanganannya.
DAS
Citanduy merupakan salah satu dari 22 D A S yang tergolong kritis dan menghadapi masalah
krisis-ekologi (erosi dan sedimentasi serta bahaya banjir) yang seriUs di Indonesia. Berkenaan dengan
itu,
Pusat Studi Pembangunan, Institut Pertanian Bogor didukung oleh Partnership for G overnance
Reform in Indonesia - U N D P melakukan studi - aksi " D ecentralisasi Pengelolaan dan Sistem Tatapamong Sumberdaya A l am ( D e c e n t r a l i z e d N a t u r a l Resources
M a n a g e m e n t a n d G o v ernance
D aerah A l iran Sungai C itanduy" dengan mengedepankan konsep E n v i r o n m e n t a l
P art ners hip
Kegiatan
Sy s t em
ini
-
H O PS atau
mencoba
(multipihak/multistakehoiders)
ditegakkan
pada
konsep
sistem
keberlanjutan (sustainability);
Lingkungan Bermitra
pengelolaan
D A S secara
dengan pendekatan partisipatif.
tata-sumberdaya
desentralisasi (decenfrfl/izjjfion).
D alam working
Sistem Tata-pemerintahan
menemukan
alam/lingkungan
( 2 ) partisipasi (participation)
Sy s t em)
G o v ernance
(STLB).
bersama-sama
Empat prinsip yarig hendak
bermitra,
adalah
:
(1). prinsip
; (3) kemitraan (partnership^;
^
dan (4)
...
p a p e r ini akan dipaparkan tentang kegiatan A ksi Kelembagaan yang merupakan
serangkaian proses inisiasi suatu " W adah Pengelolaan Bersama Sumberdaya A i r D A S Citanduy" .
Berbagai audiensi dan diskusi dilakukan dalam A ksi Kelebagaan ini baik d i aras lokal, meso dan
supra lokal untuk menggali informasi secara partisipatory, menyamakan persepsi dan menggalang
inisiasi bersama dalam pewujudan kelembagaan.
D isadari bahwa masih banyak kekurangan dan capaian yang belum sepenuhnya tercapai dalam
pelaksanaan kegiatan A ksi Kelembagaan ini. N amun diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat
memberikan dorongan kuat untuk perbaikan kelembagaan pengelolaan bersama sumberdaya air D A S
Citanduy yang mendapat dukungan dari semua aras. A presiasi karqi berikan kepada semua pihak
yang telah terlibat dan bekerjasama dalam rangkaian proses kegiatan ini. Kritik dan saran yang
membangun kami harapkan demi penyempurnaan working
paper
ini.
Bogor, Juni, 2005,
Tim Penulis
Proyek D e s e n m l i s . s i Peng el o l aan d an S i s tem T ata Pam o ng S um b erd ay a A l am { D e c a i t r a l i z e d N a t u r a l R e s c i i r c t s M a u a g e m e u t a n d G o v e n i a a c t
K as as C o i i i i n a i i P o o l Resources
D aerah A l i ran S u n g ai Q l a n d o y
Sy stan):
11
Pembentukan Wa da h Pengelola a n Bersa m a Sumberda ya zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
Air Das Cita nduy:
Proses, Keiidala Dan Pembelajaran
D A FT A R I S I
Haiaman
Kata Pengantar
ii
D aftar Isi
iii
D aflar Tab el
iv
D aftar G ambar
iv
D aftar Lampiran
iv
D aftar Singkatan
V
I.
1
II.
III.
PEN D A H U L U A N
1.1.
Latar Belakang
1.2
Permasalahan
"
1
1
1.3
Tujuan
3
PEN D EK A T A N A K S I PEM B A H A R U A N T A T A K EL EM B A G A A N
4
PR O FI L K E L E M B A G A A N PEN G EL O L A A N D A S C I T A N D U Y
8
3.1.
Jejaring Kelembagaan dalam Pengelolaan D A S
3.2.
Jejaring Kelembagaan di A ras M eso
8
3.3.
Jaringan Kelembagaan M asyarakat di Tingkat D esa dalam PengelolaanywvutsronmlkjihgfedcbaTSPLIGFDCBA
DA S
15
13
Citanduy
IV .
PEM B A H A R U A N T A T A K E L E M B A G A A N PEN G EL O L A A N D A S C I T A N D U Y
4.1.
Permasalahan dan Perencanaan D A S Citanduy
4.2.
21
21
'
" 25
Pembangunan Partisipatif
4.3.
V.
Kebijakan Pemerintah dan Pengelolaan D A S Citanduy
T A H A PA N
PEM BA H A R U A N
TA TA
K ELEM BA G A A N
25
PEN G ELO LA A N
26 _
S U M B ER D A Y A A I R D A S C I T A N D U Y
VL
5.1.
Kegiatan A ras M akro
5.2.
Kegiatan A ras M ikro dan M eso
26
. ...34
PEN G A LA M A N PEM BELA JA R A N D A LA M PRO S ES PEM BA H A RU A N T A T A
K ELEM B A G A A N
.
35
Faktor-Faktor yang M empengaruhi Proses Pelembagaan Devvan S u m b e r d a y a
3g
A irzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
'
s
(j 2
Proses-Proses Kebijakan
41
6.3
M embangun Kemitraan dan Kolaborasi
44
D A FT A R PU S T A K A
47
LA M PI R A N
48
.1 D „ n . » n « : Kl,ii,n,rr„in,i
,111 .f (; . ' . - i en j n i i « S v s (n " ):
Pembentukan Wa da h Pengelolaan Bersama Sum be rda ya Air Das Citanduy"
D A FT A R T A BEL
Nomor
Teks
1
Luas
Haiaman
Lahan
Kritis
menurut
W ilayah
A dministratif
Beberapa
Kabupaten/ Kota, 2002
22
2
Tahapan Kegiatan Studi-A ksi Kelembagaan yang D ilakukan
26
3
Pandangan
M asing-M asing D aerah Terhadap
Permasalahan
dan Saran
28
Pengelolaan D A S Citanduy
4
Pemetaan M ultistakeholder A ksi Kelembagaan
29
5
Saran dan M asukan M ultistakeholder
30
6
Perbandingan Tipe Kelembagaan
34
D A FT A R G A M BA R
Nomor
Teks
Haiaman
M ekanisme Konstruksi Kelembagaan W adah Pengelolaan Bersama dan
5
Rencana Induk di D aerah A liran Sungai Citanduy
Langkah-Langkah M ekanisme Konstruksi Kelembagaan W adah Pengelolaan
Bersama dan Rencana Induk Pengelolaan Sumberdaya A ir di D A S Citanduy
jejaring Kelembagaan dalam Pengelolaan D A S dan Reboisasi Lahan H utan
11
dari Pusat sampai D aerah Tingkat II
D A FT A R LA M PI R A N
Lampiran
Teks
Haiaman
1.
Kerangka A cuan D iskusi Terbatas yang Pertama
48
2.
Pokok Pikiraan tentang Sumberdaya A ir D A S Citanduy
50
3.
Penjelasan D raft N ota Kesepahaman
52
4.
Liputan Pers tentang Kegiatan A ksi Kelembagaan
56
5.
Pointer H asil A udiensi dan D iskusi terbatas dengan M ultistakeholder
57
[ V i y e k D esenl T d l i si si reng el o l aan d an S i s te m T ata Pam o ng S um b erd ay a A l am (D cceirrrfi/rzed N a l i i r a t Resources
K as us C o i m n o n P o o l Resources
D ae rah A l i ran S u n g ai O t a n d u y
M a n a g a i i e i i t a n d C o v eni ai i ce Sy s t cuiy
IV
Pembentukan Wa da h Pengelola a n Bersa ma Sum berda ya Air Das Cita nduy:
.
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
D A FT A R S I N G K A T A N
APBD
APBN
A SPERA
BA L
BA PPEDA
BA PPENA S
BKSDA
BPD
BP-DAS
BPKSA
CPI
CPR
DA S
DIK
DIKS
DIP
Ditjen
D PC
DPD
DPKLTS
DPRD
DR
DSDA
EG PS
tGD
FPSGS
G N RHL
HGU
HNSI
HKTI
Inpres
IW RM
Kepmen
Keppres
Kojatania
KM PH
KPJB
KTNA
KTT
LBD S
LPM D
LSM
MPL
MP3
M oU
Musbangdus
Ornop
PHBM
PTPA
PSDA
PSP-IPB
PWS
RLKT
RLPS
RRL
RTR
RTT
SPP
SKO
Tupoksi
UPT
UU
WPSA
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Asosiasi PemberdayaanSosial Ekonomi Masyarakat
Bina A lam Lestari
Badan Perencana Pembangunan Daerah
Badan Perencana Pembangunan Nasional
Badan Konservasi Sumberdaya A lam
Badan Perwakilan Desa
Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai
Badan Pengelolaan Kawasan Segara Anakan
Coiiiinoii Property liisiiliitioiis
Common Pool Resources/ Common Property Rights
Daerah A liran Sungai
Daftar Isian Kegiatan
Daftar Isian Kegiatan Suplemen
Daftar Isian Proyek
Direktorat Jendral
Dewan Pimpinan Cabang
E)ewan Pimpinan Daerah
Dew;in Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Dana Reboisasi
Dewan Sumberdaya Air
Environmental Goverimncc Partnership System
Focus Group Discussion
Forum Peduli Suaka Gunung Syawal
Gerakan Nasional Reboisasi Hutan dan Lahan
Hak Guna Usaha
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia
Himpunan Kelompok Tani Indonesia
Instruksi Presiden
Integrated W ater Resources Management
Keputusan Menteri
Keputusan Presiden
Kelompok Kerja Tani M andiri
Kelompok Masyarakat Pemanfaat Hutan
Komite Peduli Jawa Barat
Kelompok Tani Nasional Andalan
Konferensi Tingkat Tinggi
Lembaga Bina Desa Sejahtera
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
Lembaga Swadaya Masyarakat
Masyarakat Peduli Lingkungan
M usyawarah Perencanaan Pembangunan Paritisipatif
Memorandum of Understanding
M usyawarah Pembangunan Desa
Organisasi Non Pemeritahan
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
Panitia Tata Pemerintahan A ir
Pengelolatin Sumberdaya A ir
Pusat Studi Pembangunan - Instititut Pertanian Bogor
Pengembangan Wilayah Sungai
Rehabilitasi Lalian dan Konservasi Tanah
ReliabiUtasi Lalian dan Perhutanan Sosial
Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan
Rencana Teknik Reboisasi
Rencana Teknis Tahunan
Serikat Petani Pasundan
Surat Keputusan Otorisasi
Tugas, Pokok dan Fungsi
Unit Pelaksana Teknis
Undang-Undang
Wahana Peduli Segara Anakan
BA B
I
PEN D A H U LU A N
Salah satu kriteria yang digunakan sebagai
sumberdaya alamnya, dapat diidentifikasi
tolok ukur keberhasilan pengelolaan daerah
bahwa kerusakan sumberdaya alam di D A S
aliran sungai (D A S) adalah dapat dicapainya
Citanduy
suatu kelembagaan pengelolaan D A S yang
Berbagai kegiatan pembangunan yang lebih
disebabkan
antara
lain:
(1)
menitik-beratkan pada produksi jkomoditi;
berkelanjutanzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(institutional
sustainability)
untuk mempertahankan kepentingan sosial
(2)
kemasyarakatan serta dengan tetap dapat
aturan
dipertahankannya fungsi lingkungan hidup.
tujuannya mencegah rusaknya sumberdaya;
Penataan
dan
dengan
kelembagaan
demikian
pengelolaan
DAS
dapat
diharapkan
Lemahnya
kelembagaan,
main
(3)
maupun
Lemahnya
dalam
organisasi
kelembagaan
dan
masyarakat
pemanfaatan sumber-sumber agraria.
pelakunya,
sehingga
dapat mengendalikan perubahan
sumber-
daya aiam dan lingkungan fisik D A S yang
cenderung semakin menurun kualitasnya.
Environmental
G o v e rnance
(EG PS) sebagai
research)
Bersumber dari lemahnya kerjasama antar
sektor dan/ atau antar daerah, baik di tingkat
kabupaten, provinsi, maupun antar provinsi,
issue
yang
Pertanian
menjawab
dijawab
EG PS
serangkaian
dalam
adalah
setidaknya
dari
permasalahan
menemukan
dan
gejala
demikian
hampir
terjadi di semua w ilayah D A S Citanduy.
Bogor
studi
issue
kelembagaan. Hasil kajian kelembagaan dari
riset
D ampak
di D A S
komunitas
dirumuskan
akan
Citanduy.
alam
tersebut dirasakan pula sampai di tingkat
pendahuluan kegiatan ini. Salah satu issue
yang
sumberdaya
(action
terintegrasi. Bagtan riset dari kegiatan ini
untuk
pengelolaan
dalam
riset-aksi
memiliki komponen riset dan aksi secara
diarahkan
masalah
System
kegiatan
Instititut
sejumlah
P art ne rs hi p
yang dilaksanakan oleh Pusat Studi
Pembangunan
yang
penataan penguasaan, pemilikan serta
muncul
1.1. Latar Belakang
yang
tugasnya melaksanakan penyelesaian konflik
meningkatkan kapasitas dan produktivitas
sebagai
arti
tiga
Permasalahan yang menyangkut lemahnya
kelembagaan dan kerjasama antar-sektor dan
antar-daerah,
yang
menyebabkan
tidak
lerkendalinya kerusakan sumberdaya alam
dan
lingkungan di D A S Citanduy, tidak akan
dapat diatasi akar masalahnya apabila tidak
diupayakan suatu " pendekatan"
baru dari
perspeklif kelembagaan.
fenomena yang diduga bisa menjadi jawaban
bagi
pemecahan
kelembagaan
yang
bisa
menjamin pengelolaan D A S Citanduy secara
berkelanjutan.
A dapun
dalam identifikasi
1.2. Permasalahan
Di
tengah
banyaknya
organisasi
yang
permasalahan ditemukan tiga permasalahan,
memiliki perhatian dan kegiatan terhadap
diantaranya
D A S^
adalah
organisasional, permasalahan
permasalahan
Citanduy, masih dirasakan
adanya
krisis sosio-
kultural dan permasalahan hidrologis.
' K aw asan D aerah A liran Sutifpi di InJnnesia scbennmya sudah
arba^-i
habis
dalam
'iui,-a.s
Ihikrjk
dan
(" ungsi
(Tupob;;)
Berdasarkan telaah terhadap D A S Citanduy,
insi.ansi - insi.iiisi pcmerincah, misalnya I X p an cm e n K ehutanan
khususnya tinjauan mengenai karakteristik
dengan Pengelolaan W ilayah D A S , sclain misalnya Kementerian
de^,^a^ Balai Pengelolaan l i A S , D q i artcm tn 'Pekcqaan U m u m
l.ingkun,gan IJiJLip.
Pembentukan W adah Pengelolaan Bersama Sumberdaya A ir Das Citanduy:
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
kckosoiignn
kelembagaan
yang
dapat
instansi
yang
mengintegrasikan
berbagai
memiliki mandat
pengelolaan
D A S,
di wilayah
yaitu lembaga koordinatif yang efektif
dalam tata pengelolaan
D A S Citanduy ^.
Kelembagaan yang telah ada di masyarakat
sampai saat ini telah ada,
kelompok
masyarakat,
masyarakat
dan
lainnya.
adalah
bekerja
di
sehingga
untuk
dan
masyarakat
tersebut
wilayahnya
lerkadang
rasa
mementingkan
masyarakat
maupun
yang
administratif
wilayah
antar-provinsi,
seibi
dan
rnarvvararat
dataran
tinggi dan pesisir.
D ari perspektif hidrologis, yang memandang
bahwa
bahwa
DAS
nieru pa V a a
" ruang
hanya
A rtinya, D A S sebagiU kcsatMua hidrologis
masing-masing,
perlu
" ego"
kelembagaan agar kesatuan " o.u: plan,
kerja
muncul
di
wilayah
river
ditopang
basin,
oleh
a n d one
tr^frastruktur
one
dapat
ni anagcm rut "
beijalan dan berfungsi dengan benar dalam
pengelolaan
samping
instansi
itu,
yang
koordinasi
pihak
mrw akili
antar-kabup.^icn/kota
kosong" harus " diisi" deng.m r u i - o f the g a m e .
mereka.
Di
hulu-tengah-hilir,
yang
permasalahan
lembaga
antara
'tarik-menarik . kepentingan'
lembaga
organisasi
himpunan
N amun,
muncul
baik
beragamnya
dari
ada
dan
dirasakan
integrasi
kepentingan.
tertentu
kelembagaan
diperlukan
lemahnya
antar
Sampai
dan
beragam
dengan
taraf
ketidakterwakilan
kepentingan komunitas lokal { c i v i l
society)
dalam pengelolaan D A S Citanduy.
Permasalahan
sosio-kultural
D A S.
Berdasarkan hasil studi lahap awal aspek
kelembagaan
dalam
" K aji-Tindak
D esenlralisasi Pengelolaan dan Sistem TataPemerintahan
Sumberdaya
A! , tt™ « , i L,
.yucuiy
BA B I I
PEN D EK A T A N A K S I PEM BA H A R U A N T A T A K EL EM B A G A A N
Berdasarkan
hasil
awal
dari
studi
kelembagaan yang sama di D A S Citanduy,
K edua,
sebagai
substansi
Rencana
Induk
kelembagaan " W adah Pengelolaan Bersama" .
khususnya di aras komunitas lokal (aras
mikro)
yaitu
di
enam
^desa
sampel,
disimpulkan bahwa dalam pengelolaan D A S
Citanduy
diperlukan program
aksi
yang
dibangun bersama warga komunitas lokal
danzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
stakeholder
lainnya
berupa:
(1)
Peningkatan kapasitas kelembagaan
lokal;
dan (2) Pembangunan, pengembangan, dan
pemeliharaan
proses
jejaring
kerjasama
melalui
kolaborasi antar-kelembagaan
secara
horizontal
maupun
Program-program
baik
vertikal.
aksi
tersebut
D engan demikian, fokus aksi kelembagaan
studi ini di aras makro (supra lokal) adalah
mengkonstruksi
Pengelolaan
dengan
kelembagaan
Bersama"
DAS
Induk
Rencana
Sumberdaya A ir nya.
(M oU)
" W adah
Citanduy
Pengelolaan
N ota kesepahaman
antar-pemerintah
lokal dan antar-
adalah
legal
stakeholder
konstitusional
Pengelolaan
Secara
landasan
kelembagaan
Bersama"
vertical-top
" W adah
DAS
Citanduy.
regulasi
do w n,
dan
dan
kebijakan menjadi rujukan bagi kelembagaan
- dioperasionalkan
melalui
dan
aktifitas
(participatory
t rai ni ng)
pendampingan yang
Konservasi
diimplementasikan
pelatihan
,
partisipatif
dan
kegiatan
berfokus kepada: (i)
sumberdaya
alam;
Pemberdayaan
ekonomi
Pengembangan
kelembagaan
lokal;
(ii)
dan
dan
(iii)
modal
sosial.
dewan
komunitas
lokal
DAS
Citanduy
pemberdayaan
bersifat
komunitas lokal (enam
di
aras
desa sampel atau
diperluas) tersebut, yang merupakan bagian
integral
dari
kaji-tindak
(action
re s e arc h)
desentralisasi pengelolaan dan sistem tatapemerintahan
sumberdaya
alam
DAS
(input )
yang
partisipatif
bagi
Citanduy, menjadi masukan
penting
dan
kelembagaan " W adah Pengelolaan Bersama" .
M asukan dari komunitas lokal tersebut bagi
kelembagaan tersebut akan berperan ganda.
berperan
pertimbangan
sebagai
untuk menetapkan
materi
struktur
kelembagaan " W adah Pengelolaan Bersama"
dan cakupan jejaringnya (lokal-supra lokal).
dengan
aksi
di
fokus
aras
pada
konservasi.
M ekanisme konstruksi kelembagaan " W adah
dari
aksi
—
dalam
sumberdaya
kelembagaan
sosial —
menjadi
vertical-bottom
alam,
lokal,
ekonomi
pengembangan
program-program
kaji-tindak
Pengelolaan Bersama" dan Rencana Induk di
Berbagai informasi dan data yang direkam
Pertama,
H asil
pendampingan
modal
sangat
air.
dan
lokal
dan
masukan yang
up
bagi
struktur
kelembagaan dan rencana induk (G ambar 1).
A ksi
kelembagaan
Citanduy
yang
pengelolaan
DAS
memfokuskan
pada
konstruksi " W adah Pengelolaan Bersama" di
aras " supra lokal" (antar-provinsi dan antarkabupaten/kota), dan aras komunitas lokal.
Pada aras internasional dan nasional, aksi
kelembagaan
berbagai
lebih banyak kepada telaah
dokumen
yang
relevan
dengan
proses konstruksi D ew an A ir D A S Citanduy.
Berbagai
di
stakeholder
tingkat
nasional
diantaranya adalah:
institusi kementerian,
seperti D epartemen
Kehutanan, Pekerjaan
U mum, dan Bappenas.
rembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Gtanduy:
,
:
.
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
A ksi
A ras
Target
Kelembagaan
Merujuk kepada Peraturan
Perundangan
Internasiona! dan
Nasional
B e rs am a
S t a k e h o l d e rs
Regulasi dan Kebijakan
" Vertical-Top
Fasilitasi pendekatan
" personal" dan
institusional terhadap
pemerintah provinsi &
kabupaten/kota
Public
Dawn
Sector
Intemalisasi melalui
dembagaai
pertukaran informasi,
W adaiyf engelolaan ll^rsama
dialog komunikasiywvutsronmlkjihgfedcbaTSPLIGFDCBA
( FG D )
mcana Indui)*
" Supra-Lokal"
(AntarProvinsi/Kabupa ten/Kota)
Perancangan dan
penyusunan draft nota
kesepahaman (MoU)
Private
Sector
Collective
Action
Sector
Penandatangan nota
kesepahaman (MoU)
'Vertical-Bottom
Up'
Pelatihan partisipatif
konservasi SDA,
pemberdayaan ekonomi
lokal, dan pengembangan
kelembagaan lokal &
modal sosial
" Komunitas
Lokal" (Enam
Desa Sampel atau
Diperluas)
Pendampingan aktifitas
konservasi SDA ,
pemberdayaan ekonomi
lokal, dan pengembangan
kelembagaan lokal &
modal sosia!
M eningkalnya Kapasitas
Kelembagaan Lokal
Terbangunnya Jejaring
Kelembagaan Lokal
G ambar 1. M ekanisme K onstruksi Kelembagaan W adah Pengelolaan Bersama dan Rencana
Induk di D aerah A l iran Sungai Citanduy
Prn y rk
O i ' s r n l r j l i s r f s i Pp i i f i c l o l j Jt i iSin
f ^ as i i s Cimiiiiiiii
Paul
Resources
S i s l e m T a W Pam o ti g S i i m b e td ay a
D ae rah A l i ran S u n g ai G t a n d u y
A l a m { D f c n i t r n l i z f d N n l i m i l Resources
M i i i i a g e i i i i i i t and
Governance
Susleni]-
5
Pembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Citanduy :
Proses, Kendala Dan Pembelajaran - .
V tsrpnmlkjihgfedbaVTIB
Tahap
Tahab
.
S M O ^ O JI S ^ G A G A S A N
H ' -tata p e m e n n t a h a n su m b e r d a ya a l a m d a n l i n gk u n ga n sec a r a ve r t i k a l d a n
' '
' f i o n zo n l a f ,
-
12.
Tahap i l l
• • ; F O R M U L A S I d a n PEM ATANGAN g a g a sa n Wa d a h Pe n g e b l a a h Bersam a' ' -^
•
*Su m b en Ja ya Ai r D AS Ci t a n d u y ya n g p art i si p at i f
. D R A FTI N G ( i l o U seca razyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKIGFEDCB
padisipa& t en t a n g Wa d a h . Pe n g e l o l a a n
ij±' '
Su i p b ^ ya Ai rDASCrt a n d u y
TahapIV
Baat os) J s ^ i
Te n g ^ " 7
-• BupB& fllaliliotaS
P E N G U K U H A N S EC A R A FOR M A L M o U t e n t a n g Wa d a h p e n g e l o l a a n
f T a h a pzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
V
" S u m b e r d a ya Ai r D AS Ci t a n d u y ya n g p art i si p at i f
-Banjar, Ol a c ^
iTBhap'\nft
. - TEM B Eh f TU K A h OR GA N I S A S I W a d a h P e n g e l o l a a n S u m b e r d a y a A i r D A S
Ci t a n d u y ya n g p art i si p at i f l en gk a p d e t g a n st ru k t u r, fungsi / p eran st r u k t u r j i o r g a n i s a s i ya n g a d a d a n b a t a sa n ' k ewen a n ga n n ya (l i hgk up k e w e n a n g a n ) )
UJI P U B L l k m e n g e n a i Wa d a h Pe n g e i o l a a n Su m b e r d a ya Ai r D A S Ci t a n d u y
• ya n g p art i si p at i f u n t u k m e n d a p a t k a n l egi m i t a si p ub l i k ya n g a b s a h
TaitapV I^i
Taliap v ni
D i s u s u n ser a n gk a i a n W ORKING PLAN u n t u k p en gel o l a a n D A S Ci t a ri d u y
'
vv- ' Sej a k h u l u s a m p a i hilir sec a r a p art i si p at i f
. •
-• ACTION.dan
OP ER A S l ON A L t S A S l P R O G R A I ^
G ambar 2.
Langkah- Langkah M ekanisme K onstruksi Kelembagaan W adah Pengelolaan
Bersama dan Rencana Induk Pengelolaan Sumberdaya A i r di D A S C il anduy
Pada aras " supra lokal" , aksi kelembagaan
dan
melibatkan berbagai stakeholder
lainnya.
yang relevan
di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, dan
di
Kabupaten
Tasikmalaya,
Kota
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar,
dan Kabupaten Cilacap. D i tingkat provinsi
dan
kabupaten/kota,
instansi
pemerintah
yang diharapkan berperan penting adalah
Badan Perencanaan
dan
Pembangunan D aerah
instansi sekloral lainnya.
Pada aras
supra lokal ini, sangat penting keterlibatan
LSM setempat, termasuk pondok pesantren
kelembagaan
sosial
non-pemerintah
Sedangkan di aras komunitas lokal, aksi
kelembagaan
akan dilaksanakan di enam
komunitas desa sampel studi ini, yaitu: (1)
W ilayah hulu D A S Citanduy: D esa Citamba
Kecamatan C i aw i Kabupaten Tasikmalaya;
dan
D esa
Payung
Panumbangan
A gung
Kabupaten
Kecamatan
Ciamis;
(2)
W ilayah tengah D A S Citanduy: D esa N asol
Kecamatan
Cikoneng
Kabupaten
Ciamis;
D esa G unung Sari, Kecamatan Sadananya,
II,.n i r t ^ t r r n t r n l h e d N n i i i r t i l R e s o i i m s M o i i n g e m e i i t a u d G o v e n i a u c e Sy s t e i i i ] :
Pembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Gtanduy:
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
Kabupaten
Ciamis
;
D esa
Batulawang
Kecamatan Pataruman K ota Banjar; dan (3)
W ilayah hilir D A S Citanduy: D esa Bingkeng
Kecamatan D ayeuluhur Kabupaten Cilacap.
D alam aksi kelembagaan yang terintegrasi
dalam
pelatihan
pendampingan
partisipatif
mengenai
dan
konservasi
sumberdaya alam, pemberdayaan ekonomi
lokal, dan pengembangan kelembagaan lokal
dan modal sosial, selain melibatkan warga
komunitas
dan
kelembagaan
lokal juga
mengikutsertakan
berbagai
LS M ,
tokoh
masyarakat, dan sektor swasta.
A dapun
tahapan
dalam
kegiatan
pembentukan wadah " Pengelolaan Bersama"
dapat
dipilah menjadi
delapan
tahapan.
Langkah-langkah yang akan dilaksanakan
sesuai
dengan
mekanisme
konstruksi
kelembagaan W adah Pengelolaan Bersama
dan rencana induk pengelolaan sumberdaya
air di D A S Citanduy (G ambar 2).
BA B I I I
PRO FIL K EL EM B A G A A N PEN G EL O L A A N D A S C I T A N D U Y
Upaya
memposisikan
Citanduy
sebagai
dalam
mesin
produksi
dan
pengelolaan
perspektif
DAS
kelembagaan,
penggerak
peningkatan
konservasi,
akan
dapat
pusat dan pemerintah daerah. D alam kaitan
ini,
M enteri
D alam
N egeri
bertanggung
jawab atas peraturan dan pembinaan teknis
yang berhubungan dengan kehutanan serta
berhasii apabila permasalahan kelembagaan
pola
yang sedang dihadapi di D A S sekarang ini
rangka kelestarian sumberdaya alam, tata air
dapat
diatasi.
mengatasi
O leh
teknis konservasi lahan
itu,
untuk
dan ekosistem
tersebut,
telaah
dijabarkan
karena
permasalahan
dan
D A S.
lebih
dalam
Kebijakan tersebut
lanjut dengan
Instruksi
terhadap profil dan jejaring kelembagaan di
M enteri D alam N egeri N omor 17 A Tahun
aras makro, meso, dan mikro yang terkait
1989 Tanggal 27 JuU 1989 Tentang Petunjuk
dengan
pengembangan
produksi
dan
Pelaksanaan
Bantuan
Penghijauan
D an
Reboisasi Lahan. Instruksi M enteri D alam
konservasi menjadi penting dan strategis.
N egeri
tersebut
dijabarkan
lebih
lanjut
dengan Surat Edaran D itjen Pembangunan
3.1.
Jejaring
Kelembagaan
dalam
D aerah atas nama M enteri D alam N egeri
Tentang
Pengelolaan D A S
Petunjuk
Pelaksanaan
Bantuan
Penghijauan dan Reboisasi yang dikeluarkan
Permasalahan
yang
menyangkut
kelembagaan/ institusi
dalam
kondisi
pengelolaan
dan konservasi D A S adalah relatif rumit.
Hasil
studi
jejaring
penyelenggaraan
setiap
tahun. Surat Edaran terakhir yang
dikeluarkan
bernomor
522.4/622/Bangda
lertanggal 26 M aret 1996 Tentang Petunjuk
kelembagaan
Teknis Bantuan Penghijauan dan Reboisasi
pengelolaan D A S di lima
Tahun A nggaran 1996/1997. Sebelum tahun
kabupaten-kota wilayah D A S Citanduy, baik
anggaran
yang diselenggarakan
rutin
Tahunan (RTT) Reboisasi —atau sekarang
negeri
disebut Rencana Teknis Reboisasi (RTR)—
permasa-
disusun oleh Sub Balai R L K T dan disetujui
lahan yang secara langsung maupun tidak
oleh Bapeda provinsi sejak tahun anggaran
langsung
1993/1994,
sesuai
M endagri
Tentang
atau
dengan
dengan
bantuan
menunjukkan. adanya
adanya
pengelolaan
kinerja
presiden,
pemerintahan
yang
menteri
daerah
D A S.
penyelenggaraan
D A S didasarkan
peraturan-perundangan
oleh
luar
berbagai
memp^^ngaruhi
Kekuatan
dana
atas
Petunjuk
Edaran
Pelaksanaan
surat keputusan tersebut ditetapkan bahwa
dan
provinsi
kepala
RTR disusun oleh Cabang D inas Kehutanan
dan
bersama dengan Balai/ Sub Balai R LK T , dan
dinilai
dasar hukum Instruksi Presiden N omor 6
telah menetapkan secara jelas
tujuan
Surat
dikeluarkan
Inpres) termasuk pengelolaan D A S dengan
dan
dengan
Teknis
Bantuan Penghijauan dan Reboisasi. D alam
Program Bantuan Reboisasi (Reboisasi Pola
maksud
Rencana
dasar
kabupaten/kota.
Tahun 1984
1993/1994,
diselenggarakannya
program tersebut. Inpres tersebut mengatur
kewajiban dan tanggung jawab pemerintah
oleh
Bapeda
tingkat
I
melalui
pembahasan bersama dengan Balai RLK T ,
Balai
Pengelolaan
D A S,
dinas/ instansi
terkait tingkat I dan disahkan oleh gubernur.
D engan
berfungsi
demikian
sebagai
pemerintah
tim
provinsi
perencana
pengelolaan D A S dan reboisasi lahan.
dalam
Pembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Citanduy:
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
Reboisasi merupakan salah satu kegiatan dan
dan
Program Rehabilitasi dan Konservasi Lahan
A liran
yang
Keputusan
menjadi
tanggung
jawab
D irektur
Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi
(RRL),
D epartemen
demikian,
Lahan
Kehutanan.
dalam
N amun
penyelenggaraannya
Tata K eija Balai Pengelolaan D aerah
Sungai,
serta
M enteri
didukung
Surat
Kehutanarj
dan
Perkebunan N o. 24/ Kpts-Il/ 1999
Tentang
Urutan Prioritas D A S yang termasuk dalam
nierah,
BP- D A S
mempunyai
tandazyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
bantuan reboisasi (Reboisasi Pola Inpres),
kedudukan sebagai Unit Pelaksana Tekivis
D irjen
(UPT)
RRL
pembinaan
hanya
teknis
berwenang
sedangkan
dalam
pembinaan
D irektorat Jenderal Rehabilitasi Lahan
dan Perhutanan Sosial (RLPS) yang berada di
umum dan administrasi berada pada instansi
bawah
lain
D irektur Jenderal RLPS (Boks 1).
yaitu
D irjen
Pembangunan
D aerah
(Bangda), D epartemen D alam N egeri.
dan bertanggung
D alam
penyusunan
jawab
pembagian
kepada
wilayah
Penyelenggaraan reboisasi oleh pemerintah
kewenangan
provinsi
bahwa wilayah D A S ditentukan oleh batas
merupakan
tugas
pembantuan
(scope
ditetapkan
aut ho ri t y ),
dalam rangka mengisi otonomi daerah. O leh
alam yang tidak selalu bertepatan
karena
dengan
itu, kepada
tingkat
1
pemerintah
diberikan
pembangunan,
daerah
bantuan
yang
disebut
dana
Bantuan
Reboisasi. Berbagai instansi di tingkat pusat,
seperti
Bapenas,
PU O D
(pengembangan
D itjen
A nggaran,
usaha
batas
pemerintahan/ daerah.
tersebut.
berkewajiban
bantuan
untuk
reboisasi
bertanggung
jawab
perencanaan,
pelaksanaan,
sepenuhnya
pelaporan, pemeliharaan dan
hasil serta pengembangan
dan
atas
memandang
pengamanan
peran serta dan
kewajiban tersebut, gubernur
membentuk
tim
menetapkan
tingkat
I dan
Kepala D inas Kehutanan Provinsi sebagai
penanggung
jawab
pelaksanaan
dalam
batas
administrasi
tidak
tetapi
Boksl
Kel em b a ga a n B P- DAS
B P- D AS d i p i m p i n o l e h seo ra n g Ke p a l a B a l a i d en ga n tingkat
j a b a t a n e s e l o n l l l . a . M e n u r u t t i p o l o gi o rga n l sa si n ya , o rga n i sa si
B P- D AS Ci l a n d u y t e r m a su k Ti p e A d en ga n su su n a n
o rga n i sa si ya n g t erd i ri d ari 4 (e m p a l ) u n i t o rga n i sa si st i u k t u ra l
ya n g d i p i m p i n o l e h se o r a n g Ke p a l a Sutjbagiar^ / Se k si d e n g a n
t i n gk a t j a t i a t a n Es e l o n I V. a . m a si n g- m a si n g ya i t u : ( 1 )
Su b b a gi a n Ta t a Us a h a ; ( 2 ) S e k s l Pr o g r a m D AS ; (3 ) Se k si
Ke l e m b a g a a n D A S ; d a n (4 ) S e k s i Eva l u a sI [ D AS , sert a
Ke l o m p o k Ja b a t a n Fu n gsi o n a l .
pengawasan,
swadaya masyarakat. Untuk melaksanakan
pembtna
Sehingga
D itjen
operasional
terlibat penyelenggaraan bantuan reboisasi
menyelenggarakan
administrasi
pengelolaan sungai secara normatif
daerah) , D itjen R R L dan D itjen Bangda
G ubernur
wilayah
(co-incided)
proyek
• 'i / v Tu g a s P o k o k & F u n g s i
B e r d a sa r k a n Ke p u t u s a n M e n t e r i Ke h u t a n a n No rn o r 6 6 5 i Kp t s11/ 2002 B P- D AS m e m p u n ya i t u ga s m e l a k sa n a k a n p en yu su n a n
ren ca n a , p e n g e m b a n g a n k e l e m b a g a a n , d a n eva h j a si
p en gel o l a a n D A S . D a l a m m e l a k s a n a k a n t u ga s tersebut d i
a l a s. B P- D AS m e n ye l e n g g a r a k a n f u n gsi seb a ga i b eri k ut 1 )
Pe n yu s u n a n Re n c a n a Pe n g e l o l a a n D A S ; 2 ) Pe n yu su n a n d a n
p en ya j i a n s i s t e m i n f o r m a si D A S . 3 ) Pe n g e m t i a n g a n m o d e l
p en gel o l a a n D A S ; 3 ) Pe n g e m b a n g a n k el em b a ga a n d a n
k em i t ra a n p en gel o l a a n D A S ; 4 ) Pe m a n t a u a n ,dan eva l u a si
p en gel o l a a n D A S ; 5 ) Pe l a k s a n a a n u r u sa n t at a u sa h a d a n
r u m a h t angga B a l a i
reboisasi dan pengelolaan D A S .
Vi si
Balai Pengelolaan D aerah A l iran Sungai (BPD A S) Citanduy-Cimanuk salah satu lembaga
pengelola D A S yang ditetapkan
bersama-
sama dengan tigapuluh BP- D A S lainnya di
seluruh
Indonesia.
tersebut
berdasarkan
Kehutanan
N omor
Penetapan
K eputusan
B a l a i Pe n g e l o l a a n D A S B r a n t a s m em i l i k i vi si M en j a d i Pu s a t
Pe l a ya n a n d a n I n f o rm a si Hu t a n d a n La h a n d a l a m r a n gk a
Pe n g e l o l a a n D A S
BP- D A S
M enteri
665/ Kpts-Il/ 2002
M isi
Pe n g e l o l a a n D A S d i l a k u k a n m e l a l u i p en d ek a t a n e k o s i s l e m
a l a m b erd a sa rk a n p ri nsi p s a t u D A S , safer ren ca n a . sa t u
plan, one river and one managmeni).
p en gel o l a a n ' (o n ezyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQ
I
yutsponmlkihgedbaSRPOIHDCBA
Pedoman
Rehabilitasi
Hutan
dan lahan serta
Sumber;
DAS
(Balaipengelolaan
DAS Cimanuk-aanduy.
pengelolaan
2004)
Tanggal 7 M aret 2002 Tentang O rganisasi
Proyek D esentrdl iia^ j reii);e1ol aj ii d an S i s l e m T a U Pam o ng S um b erd ay a A U m { D e r e i i t r a r n e d N a t u r a l Resources
K as us C a m i i i o i i P o o l Resources
D aerah A l i ran S u n g ai G t a n d u y
M at iageiiirnt O lid G o v eniaiice
Sy st em):
Fembenhikan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya Air Das Citanduy:
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
memandang siklus hidrologis.
itu,
rencana pengelolaan
O leh karena
D A S digunakan
tersendiri.
P ri ns i p
memantau
ketiga,
mengevaluasi pengelolaan
D A S.
dan
H al ini
sistem koordinatif, akomodatif yang dapat
bertujuan untuk mendapatkan data dan fakta
dijadikan pedoman oleh para pihak lembaga
yang menggambarkan keragaan suatu D A S
pemerintah
secara
yang
perencanaan,
terkait,
baik
pengambilan
dalam
keputusan
maupun pelaksanaan aktivitasnya.
Hasil
survei
lembaga
terhadap
tersebut
memiliki
kewenangan
bahwa
lembaga
penuh
yang
dalam
mengelola Citanduy mengembangkan model
pengelolaan D A S dengan berbagai prinsip.
Prinsip
yang
Prinsip
pertama,
timba!
balik
ditetapkan,
diantaranya
pengendalian
antara
sumber
:
hubungan
daya
alam
dengan manusia beserta segala aktivitasnya.
Sehingga pada setiap tahapan
dan
pengelolaan
komponen kegiatannya senantiasa akan
terdapat saling keterkaitan antar berbagai
sektor kegiatan pengelolaan sumber daya
perlu
dilakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap aspekaspek
BP- D A S,
sebagai
menyeluruh
yang
menjadi
indikator
kinerja
penyelenggaraan pengelolaan D A S sebagai
bahan masukan bagi penyusunan rencana
program dan pengambilan keputusan pada
tahap
selanjutnya.
P ri ns i p
keempat,
M enyediakan Informasi Pengelolaan D A S
yang memadai. Tersedianya informasi yang
zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
obyektif dan aktual mengenai pengelolaan
DAS
yang dapat diakses secara mudah dan
cepat
merupakan
faktor
kunci
untuk
memantapkan pengakuan dan kepercayaan
dari
para
pihak
terhadap
organisasi. P r i n s i p kelima,
keberadaan
yaitu mewujudkan
sistem pendukung yang efektif dan efisien.
alam, keterkaitan dengan berbagai disiplin
D alam
ilmu
pembiayaan operasional pelaksanaan tugas
yang
dalam
melatarbelakangi
pengelolaan,
berbagai
keterkaitan
peraturan
yang
dengan
perundang-undangan
mendasari
sehingga
pelaksanaannya benar-benar
legal,
kebutuhan
diatur
serta keterkaitan dengan
lingkup
berdasarkan
mengenibangkan Sistem dan M odel
Kelembagaan
serta
Sistem
Kemitraan Pengelolaan D A S.
dan
sistem
secara
berbagai
sampai
alokasi
dana
dengan
31
D esember)
melalui
Isian Kegiatan Suplemen (D IK S), D aftar Isian
H al ini didasari
Proyek (D IP), atau Surat K eputusan O torisasi
pelaksanaan
yang sangat beragam dan saling
aspek
otorisasi
yaitu
dokumen D aftar Isian Kegiatan (D IK ), D aftar
(SKO ).
merupakan
Kehutanan,
M odel
kepentingan masing-masing para pihak
satu
mengikuti
pemerintah setiap tahun anggaran (1 Januari
dan
terkait antara yang
Citanduy
sumber
anggaran yang berlaku
D epartemen
hubungan akan keberadaan, kewewenangan
(stakeholders)
kegiatan,
fungsi BP- D A S
ketentuan
dalam
karakler biofisik, sosial dan ekonomi. P r i n s i p
kedua,
dan
pendanaan
Sumber dana
kegiatan
antara Iain dari:
untuk
membiayai
BP- D A S
Citanduy
(1) A nggaran Pendapatan
dengan lainnya
dan
yang
Sumber D aya H utan (PSD H ); dan (3) D ana
harus
Belanja N egara
(A PBN );
(2)
Provisi
diakomodasikan dalam sistem kelembagaan
Reboisasi (D R). A nggaran kegiatan/
pengeiolaan
pada BP- D A S Citanduy yang dialokasikan
pengembangan
kelembagaan
D A S.
O leh
sistem
dan
karena
dan
kemitraan
itu,
proyek
model
melalui
untuk
dana tiap tahun anggaran (G amb ar 3).
dokumen
pengalokasian
sumber
meningkatkan peran dan tanggung jawab
organisasi di tengah kompleksnya masalah
A da
tersebut merupakan bagian strategis yang
oleh BP- D A S , salah satunya proyek R L K T
memerlukan
yang
perhatian
dan
penanganan
beberapa proyek yang telah dilakukan
melibatkan
jejaring
kelembagaan
pemerintah daerah tingkat I I . D al am
10 Pro v tk D « -sentt« Usasi Ff rRel o l aan d an S i s l e m T al a Pam o ng S um b erd ay a A l am { D e c e i i t m l i z e d N a t i i m l R e s o i m e s M a i i a g e a i e n t a n d G o v e n i a i i c e S y s t e m ) :
, iPemennlah pusat:
' \\ Departemen'
Kehutanan, Depdagn
: PU dan Lingkungan
Hidup ,
Sektor Lain
Kantor W ilayah
Kehutanan
Pemda
Tingkat I
-
•
-
Pemda
Tingkat I I
BRLK T , BP-DA S, BPSDA :
Perencanaan Provinsi
Dinas
Kehutanan
Tingkat I
' Dmas
Kehutanaa''s-.-vTf-,:*
Swasta/
Perusahaan/
indvidu
Balai
Pengelolaan
RLKT, D A S
Bapec a dan
Lingkung an Hidup
Pembentukan Wadah Pengelolaan Bersama Sumberdaya A ir Das G tanduy
Proses, Kendala Dan Pembelajaran
pelaksanaan proyek
R L K T di wilayah Jawa
Barat,
jejaring
melibatkan
kelembagaan
pemerinlah mulai tingkat I dan II, kecamatan,
pedesaan dan LSM .
Tasikmalaya.
kelembagaan
wilayah
Tasikmalaya
D .A S di
terdiri
dinas
DAS
lapangan (G ambar 4 d.an Boks 2)
jejaring
kelembagaan
Kabupaten
d ;u: beberapa
Tasikmalaya menurut aturan dan prinsip BPmelibatkan
yang
D A S termasuk
dalam rehabilita.si laitan kriiis dan zona-zona
konservasi
Contoh kasus proyek R L K T di Kabupaten
Jejaring
terlibat dalam pongcblaan
pemerintaha;!
sebagai
unsur
tim teknis
pemerintahan di Tingkat Pemerinlah D aerah
1 BP, D A S
—
. 1 . Fenyd s' J
v
2 B PSDA '
' ' DAS;
3
B
K
S
D
A
"
'
^
' Tingkat zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
• 2. Penyub Ui i cJi Cu . ' [
4 B A P ED A
. Y' V * ' , ^
P ro v i ns i
• >lnf! )mia£( D AS ,
- S - b m a s P e r m n n t a h a n t erkart ( K e i i u t o t a n |
,3
Pe n g e n i b a n "
. DAS, '
.et oiaan
^ ef o i a a n
kem i t rasnp c; - .
5
Pe m a n t a u a n
c.
b P e m e r i n l a h D a e r a h Ka b u p a t en - KOt a '
eva l u a si
Ta s i k m a l a ya b-.
• p eh q si c' a a n D A S ,
; 2: B a p ed a Ka b u p a t en - Ko t a Ta si k m a l a ya •
, . 3 ; D i n a s K e h u t a r i a n D a nzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKIGFEDCBA
Pe&eb\.mn
-fungsi:.
Ka b u p a l e n - Ko t e Ta si k m a l a ya ' ' .
1 . - P en yu su n a n .Ti .m Ick.v: •
4 Badan Pert a n a h a n .
•
' Pr o ye k Reboisasi-L' .h?. .
5 .1 Di n a s Pe r t a n i a n D a n Ta n a m a n Pa n g a n •
• - , .p en gel o l a a n D A S ' •'• •*
' . - . Ka b u p a t e n - Ko l a Ta si k m a l a ya •
• 2 . ' Pe l a k s a n a a n str/ F.! i a . i
= e . D i n a s Ki m p ra swi ! Ka b u p a t en - Ko l a
•
3 . . . Pei a k sgn a a n t e k ; :5 hi
Ta s i k m a l a ya .
t
ywvutsronmlkjihgfedcbaTSPLIGFDCBA
4. P e n g a j v a s n t ek r. a i ,
' T ; P e a i m Pe r h u l a m 11 Ka b .- Ta si k m a l a ya
5 . Pelapo;aiiT,a3iil£p3:u;
Tingkat
.Kabupaten
G ambar 4. Jejaring Kelembagaan Pemerintah dalam Pengelolaan D A S, H utan dan Lahan
K asus Kabupaten Tasikmalaya
H utan dan Lahan (G N RH L) dengan
Boles 2
Pembentukan Tim Pelaksana Teknis Proyek RTL-RLKT
DAS Citanduy Kasus Wilayah Adminstrasi Tasikmalaya
B erd a sa rk a n k ep u t u sa n B u p a t i N o m o r 6 6 0 / k ep .6 0 - 8 ap / 2 0 0 3
t en t a n g Pe m b e n t u k a n Ti m Pe n g a r a h d a n Ti m Pe l a k s a n a a n
Re n c a n a Tek n i k La p a n g a n Reh a b i l i t a si La h a n d a n Ko n serva si
Ta n a h Te k n i k La p a n g a n Reh a b i l i t a si l a h a n d a n Ko n serva si
Ta n a h ( RTL- RLK T} S u b D a e r a h Al i r a n Su n g a i Ci t a n d u y Hu l u
d a n De a r a h Al i r a n Su n g a i Ci m e d a n g . M e n ya t a k a n b a h wa
d a l a m rangk a p e l a k sa n a a n p e n yu s u n a n Re n c a n a rehab i l i t asi
h a r u s d i b en l u k t i m p e l a k sa n a . Ha l i ni b e r d a sa r k a n a t a s t i n d a k
(anj ut k ep u t u sa n Di rek t u r Je n d e r a l Re b o i s a s i d a n Reh a b i l i t a si
La h a n N o m o r 0 4 1 / KpIsA/ / 1 9 9 8 d a n l a p o r a n h a s i l p en yu su n a n
RTL- RLK T t i n gk a t p ro vi n si . Ag u st u s 2 0 0 3 ,
Pr o ye k i n i
d i b eb a n k a n p a d a A P B N (a n gga r a n Pr o ye k S u r a t Kep u t u sa n
Ot o ri t a s Ru t i n Da n a Re b o i sa si } Ta h u n 2 0 0 2 d a n A P B D I)
Ta h u n An gga ra n 2 0 0 4 d a n d i b a n t u d a ri A P B D Pr o vi n si .
Selain
proyek
R T L- R LK T
dengan
tujuan
untuk melestarikan lahan d an sumberdaya
alam
lainnya
menerapkan
departemen
G erakan
N asional
keputusan
K ESRA / X / 2003
1 B / K . - : V M EN K 0 /
tertanggal 3 A.9\tobtr 2003.
munculnya G N R H L cLL-itajbr likangi dengan
kondisi
hut.m
kerusakan
d? .\\ lahan di
Indonesia pada umuuuiya, d i l aw asan D A S
Citanduy
penurunan
secara
khur.'.£s
kualitas
rUix
£--!ah
terjadi
ku tt tilas ' hutan.
Penyebab utama tcij.rdinya W n..\ina tersebut
adalah kerusakan ] ) u g k - . i n g . \ n , terutama di
wilayah hulu D A S C : A ; - d u y rk 'T.igai daerah
tangkapan
air. W ihyedi
D A S Citanduy
termasuk
Sub-DA