Laju Pertumbuhan dan Beberapa Aspek Bio-Ekologi Teripang Pasir (Holothuria scabra) Dalam Tempat Pembesaran di Pulau Kongsi, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara

0 20

M U PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK BIO-EKOLOGI
TERIPANG PASIR (Ho/othuriasabra) DALAM KOLAM PEMBESARAN
D I LAUT PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

Oleh :
CICI PARNINGOTAN WILFRID GULTOM
C06499028

SKRIPSI

PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSlTl'UT PERTRNIAM BOGOR
2004

LAJU PERTUNBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK BIO-EKOLOGI
TERIPANG PASIR (Holothuria sabra) DALAM KOLAM PEMBESARAN
D I LAUT PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERPBU, JAKARTA UTARA


Oleh :
CICI PARNINGOTAN WILFRID GULTOM
C06499028

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN
D f PARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

i Have ~ h o s s e nYou. ..
So That From The Rising of The Sun
to The Phce of i t s Setting
Boplk N a y Know There i s None Beside Me
I p m l l i e Lord; S e r e is N o Other

~ s a i a h45 :4-6

55 My F'arnib Ma' Pa'

@rother,Sister andHarry. ..

CICI PARNINGOTAN WILFRID GULTOM. C06499028. Laju Pertumbuhan dan
Beberapa Aspek Bio-Ekologi Teripang Pasir (Holothuria scabra) Dalam Temoat
Pembesaran di Pulau Kongsi, Kepulawn ~enbu,Jakarta ~tara..Dibawah
bimbingan DEDI SOEDHARMA (Ketua) dan SRI TURN1 HARTATI (anggota).

RINGKASAN

Teripang pasir merupakan salah satu sumberdaya perikanan bernilai ekonomis tinggi.
Kebutuhan dan permintaan akan teripang setiap tahunnya meningkat tetapi produksinya
tergantung pada pengambilan dari alam. Tingginya aktifitas penangkapan dapat
mengakibatkan turunnya populasi teripang pasir, bahkan untuk beberapa tahun mendatang
diduga mulai langka. Untuk mengantisipasi ha1 tersebut maka dilakukan pengkayaan stok
yang pada akhirnya bertujuan meningkatkan ketersediaan sumberdaya dengan cara melepas
bibivbenih biota pada suatu wilayah tertentu yang

.
.dianggap sesuai dengan kondisi habitat
dari benih tersebut secara alami. Dalam upaya menunGng kegiatan pengkayaan stok ini
maka diperlukan sarana intermediate culture sebagai media pembesaran sebelum benih atau
bibit teripang pasir dilepas di alam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan beberapa aspek bioekologi teripang pasir (Holothuria scabra) meliputi pola pertumbuhan, tingkat kelolosan
hidup, makanan dan cara makannya serta parameter fisika, kimia dan biologi di perairan
Pulau Kongsi yang merupakan salah satu habitat alaminya.
Penelitian ini dilakukan pada musim peralihan dari musim timur ke musim barat dalam
dua tahapan. Tahap pertama adalah survei lokasi penelitian yang dilaksanakan pada bulan
Agustus - Septemer. Tahapan kedua adakah mengamati perkembangan benih teripang pasir
yang ditebar dalam tempat pembesaran. Pada tahap ini dibagi menjadi enam pengamatan
yaitu pengamatan I (pada saat benih teripang pasir ditebar di dalam tempat pembesaran)
dan penqamatan I1 masinq - masing tanggal 09 dan 23 September 2003. Pengamatan I11
dan IV masing - masing tanggal 06dan 19 Oktober 2003 serta pengamatan V dan VI masing
- masing tanggal 06 dan 26 November 2003.
Dari pengukuran terhadap kualitas air pada tiap pengamatan didapatkan nilai
kedalaman 0,8 m saat kondisi perairan surut. Kecerahan perairan sebesar 100%; suhu
untuk
a

pH
;antara 8,02 - 8,20;
antara 30,4OC - 31,6OC. Salinitas antara 34,0°/~ - 34,5 'Io
Kelimpahan plankton yang ditemukan sebesar 319170 sel/m3
DO antara 6 , 1 0 ~ /~ 6,24
untuk fitoplankton dan 34634 ind/m3 untuk zooplankton pada pengamatan bulan
September; 183460 sel/m3 untuk fitoplankton dan 19079 ind/m3 untuk zooplankton pada
pengamatan bulan Oktober; serta 230122 sel/m3 untuk fitoplankton dan 22669 ind/m3 untuk
zooplankton pada pengamatan bulan November.
Substrat dasar perairan di dalam media pembesaran digolongkan kedalam tipe
substrat berpasir dengan persentase pasir antara 83,62% - 93,40%; persentase debu antara
0,57% - 2,17%; serta persentase liat antara 5,68% - 14,20%. Vegetasi yang ditemukan
dalam tempat pembesaran adalah tumbuhan lamun yang didominasi oleh jen~sEnhalus sp
Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air dan mengamati kondisi lingkungan perairan maka
dapat disimpulkan bahwa perairan Pulau Kongsi cukup sesuai untuk tempat pembesaran
teripang.
Pertumbuhan teripang pasir dalam tempat pembesaran mengalami peningkatan yang
signifikan. Pada saat penebaran berat rata-rata yang ditimbang sebesar 28,75 gram dan
panjang rata-rata yang diukur sebesar 44,7 mm sedangkan pada akhir pengamatan berat


rata-rata rnenjadi 203,08 gram dan panjang rata-rata 179,50 rnrn. Laju perturnbuhan
teripang pasir terendah diternukan pada pengarnatan ke I1 rnerupakan rninggu kedua setelah
benih teripang ditebar didalarn ternpat oernbesaran. Laiu oerturnbuhan untuk berat sebesar
8,04% dan laju perturnbuhan untuk panjang sebesar 5,?8%, dengan perturnbuhan rata-rata
berat dan panjang perhari sebesar 0,18-0,89 grarnlindividu dan 0,13-0,66 rnrnlindividu.
Peningkatan berat dan panjang teripang pasir cenderung linier. Meningkatnya perturnbuhan
berat dan panjang dikarenakan lokasi penelitian rnerupakan daerah baru untuk kegiatan
pernbesaran. Secara alarni ketersediaan rnakanan dalarn ha1 ini adalah detritus organik dan
kelirnpahan plankton rnasih cukup tersedia. Rendahnya laju perturnbuhan teripang pasir
pada awal pengarnatan diduga karena benih teripang pasir rnasih beradaptasi dengan
lingkungan perairan yang baru. Disarnping itu pada saat penebaran benih teripang pasir
rnengalarni stres akibat pengangkutan dan perjalanan yang cukup jauh dari ternpat
pernbenihan ke ternpat pernbesaran.
Hubungan panjang - berat untuk seluruh pengarnatan yang di regresikan
rnendapatkan nilai b lebih kecil dari tiga. Dari uji t dengan selang kepercayaan 95%
didapatkan hasil t hitung > t tabel dengan interpretasi tolak Ho: b = 3. Kesirnpulan yang
didapatkan adalah perturnbuhan panjang tidak sarna dengan perturnbuhan berat. Keadaan
ini rnenunjukkan bahwa pola pertumbuhan teripang pasir adalah allomatrik negatif dirnana
perturnbuhan panjang lebih cepat daripada perturnbuhan berat. Dengan koefisien korelasi
sebesar 0,9985 yang rnenggarnbarkan keeratan hubungan antara panjang dan berat dari

teripang pasir yang diarnati. Kondisi yang rnenyebabkan perturnbuhan panjang lebih cepat
daripada perturnbuhan berat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti urnur, parasit
dalarn tubuh teripang pasir, keturunan dan jenis kelarnin. Faktor eksternal yang
rnernpengaruhi pola perturnbuhan rneliputi ketersediaan rnakanan dan perubahan lingkungan
perairan.
Tingkat kelangsungan hidup teripang pasir rnengalarni penurunan dari pengarnatan
kedua sarnpai pada pengarnatan ke lirna selarna penelitian ini berlangsung. Pada beberapa
pengarnatan diternukan ada teripang yang rnati dan rneloloskan diri dari dalarn jaring. Pada
awal pengarnatan tingkat kelangsungan hidup sebesar 100% dengan jumlah individu yang
ditebar 400 ekor dan pada pengarnatan ke lirna tingkat kelangsungan hidup rnenjadi 86%
dengan jurnlah individu yang diternukan 344 ekor. Teripang pasir yang rnati diduga tidak
rnarnpu beradaptasi dengan lingkungan perairan sedangkan yang 1010s dari dalarn jaring
dikarenakan tingkah laku teripang pasir yang berusaha rnelewatijaring pada saat ukuran
tubuhnya rnasih sangat kecil.
Hasil pengarnatan terhadap kornposisi planton yang diternukan rnenunjukkan bahwa
urnurnnya plankton yang terdapat dalarn alat pencernaan teripang pasir berasal dari
fitoplankton kelas Bacillariophyceae. Pada saat yang sarna kelirnpahan plankton jenis ini
paling tinggi dan rnendorninasi perairan. Hal ini rnenunjukkan bahwa rnakanan teripang pasir
selain detritus organik yang belurn dapat diteliti persentasenya sangat tergantung dari
ketersediaan jenis pakan dalarn air laut. Selain organisrne plankton didalarn alat pencernaan

teripang pasir diternukan juga beberapa material lain berupa pasir, pecahan karang dan
cangkang gastropoda yang rnerniliki persentase penutupan yang cukup besar. Teripang pasir
tidak rnernakan partikel ini narnun hanya rnernanfaatkan detritus dan periphyton didalarnnya,
sehingga pasir, pecahan karang serta cangkang gastropoda hanya sebagai media rnasuknya
rnakanan yang terkandung didalarnnya. Substrat dan partikel lain yang tidak dirnanfaatkan
atau dicerna teripang pasir akan dikeluarkan kernbali ke perairan rnelalui anus tanpa
rnenirnbulkan kerusakan pada saluran pencernaanya.