Unsur-Unsur Penganiayaan yang Berakibat Luka Berat dalam KUHP

Apakah dalam kasus tersebut, cukup jika dikatakan bahwa B agak mujur, sedangkan Y tidak mujur? Akal sehat tampaknya kurang dapat menerimanya sebagai hal mujurtidak mujur karena dengan perbuatan yang serupa, ancaman pidana berbeda. 21 Dalam ketentuan pasal 351 ayat 2 KUHP dimana undang-undanag hanya menghendaki suatu penganiayaan itu menimbulkan akibat berupa timbulnya luka berat pada tubuh orang lain, maka di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 354 1 dan ayat 2 KUHP itu, undang-undanag telah mensyaratkan, bahwa pelaku memang telah menghendaki willens untuk melakukan suatu perbuatan menimbulkan luka berat pada tubuh orang lain, dan ia pun harus mengetahui wetens bahwa dengan melakukan perbuatan tersebut : a Ia telah bermaksud untuk menimbulkan luka berat pada tubuh orang lain. b Ia menyadari bahwa orang lain pasti zaker akan mendapat luka berat pada tubuhnya. c Ia menyadari bahwa orang lain mungkin mogelijk akan mendapat luka berat pada tubuhnya. 22

2.1.4 Unsur-Unsur Penganiayaan yang Berakibat Luka Berat dalam KUHP

Apakah yang dimaksud dengan penganiayaan berat adalah sengaja melukai berat kepada orang lain, ketentuan mengenai ini dalam pasal 90 KUHP ialah : a Penyakit atau luka yang tak boleh diharapkan akan sembuh lagi dengan sempurna atau dapat mendatangkan bahaya maut. Jadi luka atau sakit bagaimanpun besarnya, jika dapat sembuh kembali dengan sempurna dan tidak mendatangkan bahaya maut tabib yang bisa menerangkal hal ini itu bukan luka berat. b Terus-menerus tidak cakap lagi melakukan jabatan atau pekerjaan, kalau hanya buat sementara saja bolehnya tidak cakap melakukan pekerjaannya 21 Ibid, 53 22 Lamintang, Theo Lamintang, Op.Cit, hal 160 itu tidak masuk luka berat, penyanyi misalnya jika rusak kerongkongannya sehingga tidak dapat menyanyi selama-lamanya itu masuk luka berat c Tidak lagi memakai kehilangan salah satu pancaindra. Pancaindra antaralain, penglihatan, pencium, pendengaran, rasa lidah, dan rasa kulit. Orang yang menjadi buta satu mata atau tuli satu telingga, belum masuk dalam pengertian ini, karena dengan mata dan telingga yang lain ia masih dapat melihat dan mendengar. d Kudung rompong dalam teks bahasa belandanya ‘’verminking’’ cacat sehingga jelek rupanya, karena ada sesuatu anggota badan yang putus, misalnya hidungnya rompong, daun telingganya teriris putus, jari tangan atau kakinya putus dan sebagainya. e Lumpuh verlamming artinya tidak bisa menggerakkan anggota badannya. f Berobah pikiran lebih dari empat minggu. Pikirannya terganggu, kacau, tidak dapat memikir lagi dengan normal, semuanya ini lamanya harus lebih dari empat minggu, jika kurang, tidak masuk pengertian luka berat g Menggugurkan atau membunuh bakal anak kandungan ibu. Selain dari katagori yang telah disebutkan diatas menutut yurisprudensi termasuk pula segala luka yang dengan kata sehari-hari disebut luka dalam hal ini tiap-tiap kejadian harus ditinjau sendiri-sendiri oleh hakim dengan mendengarkan keterangan orang ahli dokter yang dalam prakteknya keterangan itu disebut ‘’vicum et repertum’’. 23 2.2 Sistem pembuktian 2.2.1 Sistem pembuktian berdasarkan undang-undang secara positif