Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SDN I Sajira Pada Mata Pelajaran IPA Konsep Ekosistem,

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
SDN I SAJIRA PADA MATA PELAJARAN IPA KONSEP
EKOSISTEM
Skripsi
Disusun dan Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
Sukroni
NIM 109018300056

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN 2014 M / 1435 H

ABSTRAK
Syukroni, Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SDN I Sajira Pada Mata Pelajaran IPA Konsep

Ekosistem, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan berpikir kritis
antara siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran problem based learning
dengan metode konvensional. Penelitian ini dilaksanakan di SDN I Sajira, Lebak –
Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi
experiment) dengan desain control group pretest-posttest design. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel
penelitian berjumlah 22 siswa untuk kelas eksperimen dan 22 siswa untuk kelas
kontrol. Pengambilan data menggunakan instrumen tes berbentuk uraian terbuka
yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah terdapat pengaruh model problem based learning terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SDN I Sajira pada mata pelajaran IPA
konsep ekosistem. Analisis data menggunakan uji-t, kedua kelompok tersebut
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,463 sedangkan t tabel pada taraf signifikan 5%
dengan derajat kebebasan (dk) = 42 yaitu sebesar 2,021, maka dapat dikatakan bahwa
t hitung > t tabel berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho)
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model problem based
learning terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.


Kata kunci : Model problem based learning.
Keterampilan berpikir kritis

i

Model konvensional (ceramah).

ABSTRACT

Syukroni, The influence of problem based learning model to student’ critical
thinking skill of four grade SDN I Sajira students in IPA lesson ecosystem concept
S1 Thesis, primary school teacher education, Faculty of Tarbiyah and Teachers
Training of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
The purpose of this research is to know the influence of student’ critical thinking skill
between students who learned using problem based learning model and conventional
model. This research is done in SDN I Sajira Lebak-Banten. This research used quasi
experiment method with control group pretest posttest design. Sample were taken
using technique of purposive sampling. The amount of research sample is 22 students
for the experiment class and 22 students for the control class. The data taken using
instrument of learning test in form opened essay which have been tested its validity

and its reliability. The hypotesis in this research is there is influence from problem
based learning to students’ critical thinking skill. The data analysis used t-test, from
the result of data calculation the differenciation of mean between the experiment
claas with control clas are equal to 2,463, while t-table at the level of significance
5% with degree of freedom (dk) = 42 that is equal to 2,021. So it can be said that by
t-test > t-table it means the alternative hypothesis (Ha) is accepted and zero
hypothesis (Ho) refused. It shows that there is influence of problem based learning
model to students’ critical thinking skill in IPA lesson ecosystem consept.

Key word: problem based learning model. Conventional model. Critical thinking skill

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah mencurahkan berjuta
kenikmatan dan anugerah yang tak terhingga yang dengan nikmat-Nya itulah penulis
mampu menyelesaikan laporan penelitian (skripsi) ini dengan lancar tanpa ada
halangan dan gangguan yang berarti.
Shalawat beserta salam semoga selalu mengiringi jejak langkah dan perjuangan

sang pemimpin dunia yang sanggup berperang dan memerangi jahiliyahnya pikiran
dan moral sehingga beliau dipuja oleh sekalian pengikut- pengikutnya karena mampu
membebaskan bangsa manusia dari jeruji jahiliyahnya pikiran dan hati, insan kamil
yang selalu memikirkan kepentingan umatnya daripada kepentingan dirinya sendiri
dan keluarganya meskipun ajal sudah menjelang, beliau tak lain adalah habibana
Muhammad SAW.
Tidak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang turut
andil dan memberikan sumbangsih dalam proses penyusunan skripsi yang penulis
lakukan baik sumbangsih berua moril maupun materil dari awal penyusunan,
penelitian sampai sampai penulisan skripsi ini. Mereka antara lain :
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA.Ph.d, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. Fauzan, MA. Kaprodi PGMI yang telah memberikan dukungan moril
kepada penulis
3. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd. Dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Takiddin M.Pd. Dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasinya terhadap keberhasilan skripsi penulis

iii


5. Bapak Suratno, S.Pd selaku kepala sekolah SDN I Sajira yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna mengumpulkan data
penelitian skripsi
6. Orang tua yang dengan sabar membantu dan memotivasi penulis baik secara moril
maupun materil baik sebelum, pada waktu proses penulisan maupun pasca
penulisan sehingga karya kecil ini bisa diselesaikan.
7. keluarga yang telah memberikan dorongan moril maupun materil kepada penulis,
dan
8. Teman- teman seperjuangan yang telah memberikan masukan dan tempat sharing
pengalaman dalam menyusun karya ini yang tidak bias saya sebutkan satu persatu.

Untuk itu, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya
dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan umumnya. Penyusun menyadari, bahwa
tak ada gading yang tak retak, dimana tidak ada pekerjaan yang sempurna, Karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam
karya ini, dan guna memperbaiki kesalahan tersebut, penulis menerima saran dan
kritik yang positif


dari pembaca agar karya ini menjadi lebih baik dan dapat

bermanfaat di masa yang akan datang.

Jakarta, Mei 2013

Penyusun

iv

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah……………………………………………………… .. 7
C. Pembatasan Masalah……………………………………………………... .. 8
D. Rumusan Masalah………………………………………………………… . 8
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 8
F. Manfaat Penelitian…………………………………………………………. 8
BAB II : KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori ................................................................................................. 10
1. Hakikat Model Pembelajaran ................................................................. 10
a. Pengertian Model Pembelajaran ...................................................... 10
b. Hakikat Model Pembelajaran Problem Based Learning.................. 10
c. Konsep Metode Pembelajaran Problem Based Learning…………...11
1) Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning .............. 11
2) Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning…………………13

v

3) Manfaat Pembelajaran Problem Based Learning……………..13
4) Langkah-Langkah Penerapan Model Problem Based
Learning………………………………………………………..14
5) Kriteria Pemilihan Bahan Pelajaran Dalam Metode

Pembelajaran Problem Based Learning……………………… 18
2. Keterampilan Berpikir Kritis ................................................................. 19
a. Pengertian Berpikir Kritis ................................................................ 19
b. Tujuan Berpikir Kritis ...................................................................... 22
c. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ............................................ 22
3. Hubungan Antara Model Problem Based Learning Dengan
Keterampilan Berpikir Kriti……………………………………………23
B. Hasil Penelitian Yang Relevan…………………………………………….26
C. Kerangka Berpikir………………………………………………………….27
D. Hipotesis Penelitian………………………………………………………...29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat penelitian……………………………………………. 31
B. Metode dan desain penelitian…………………………………………….. 31
C. Populasi dan Sampel……………………………………………………… 32
D. Tekhnik pengumpulan data………………………………………………. 32
E. Instrumen Penelitian……………………………………………………… 33
F. Uji Coba Instrumen ………………………………………………………. 33
1. Uji validitas…………………………………………………………… 34
2. Uji reliabilitas…………………………………………………………. 34
3. Taraf kesukaran ……………………………………………………… 35

4. Daya pembeda………………………………………………………... 36
G. Tekhnik Analisis Data……………………………………………………. 39
1. Uji Normalitas…………………………………………………………. 39
vi

2. Uji homogenitas……………………………………………………….. 41
3. Uji Hipotesis…………………………………………………………… 42
H. Hipotesis Statistik………………………………………………………….. 43
BAB IV ; HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian…………………………………………………………… 44
1. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SDN I
Sajira………………………………………………………………….. 44
a. Deskripsi Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol……………………………………………………………. 44
b. Deskripsi Data Hasil Postes Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen………………………………………………………… 47
2. Pengujian Prasyarat analisis Data ……................................................. 51
a. Uji Normalitas……………………………………………………… 51
1) Uji Normaitas Pretes…………………………………………… 51
2) Uji Normalitas postes………………………………………….. 52

b. Uji Homogenitas…………………………………………………… 52
1) Uji Homogenitas Pretes………………………………………... 53
2) Uji Homogenitas Postes……………………………………….. 53
c. Uji Hipotesis……………………………………………………….. 53
B. Pembahasan……………………………………………………………....... 55
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………… 61
B. Implikasi…………………………………………………………………… 62
C. Saran……………………………………………………………………….. 62
1. Bagi Guru………………………………………………………………. 62
2. Bagi Pengembang Kurikulum dan sekolah……………………………. 62
3. Bagi Peneliti Lebih Lanjut……………………………………………... 62
vii

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 63
LAMPIRAN – LAMPIRAN………………………………………………………. 67

viii

DAFTAR TABEL


Tabel

Halaman

3.1. Tabel Desain Penelitian.................................................................................... 35
3.2. Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen ........................................... 38
4.1. Tabel Gambaran Umum Mengenai Data Statistik Pretes ................................ 49
4.2 Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Pada Pretes ................ 50
4.3. Gambaran Umum Data Statistik Postes ........................................................... 52
4.4. Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Pada Postes .................. 53
4.5. Tabel Hasil Uji Normalitas Pretes................................................................... 55
4.6. Tabel Hasil Uji Normalitas Postes ................................................................... 55
4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretes .......................................................................... 56
4.8. Hasil Uji Homogenitas Postes.......................................................................... 57
4.9 Tabel Hasil Uji Hipotesis Pretes ...................................................................... 58
4.10. Tabel Hasil Uji Hipotesis Postes ..................................................................... 59

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1. Kerangka Berpikir Model PBL Terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis ................................................................................................... 33
4.1. Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis Pada Pretes .............................................................................................. 51
4.2. Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis Pada Postes ............................................................................................. 54

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

LAMPIRAN 1 : Data Postes dan Uji Normalitas Kelas Kontrol ............................. 64
LAMPIRAN 2 : Data Postes dan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ...................... 69
LAMPIRAN 3 : Uji homogenitas Postes Kelas Kontrol dan eksperimen ............... 74
LAMPIRAN 4 : Data Pretes dan Uji Normalitas Kelas Kontrol ............................. 75
LAMPIRAN 5 : Data Pretes dan Uji Normalitas Kelas Eksperimen....................... 80
LAMPIRAN 6 : Uji homogenitas Pretes Kelas Kontrol dan eksperimen ................ 85
LAMPIRAN 7 : Pedoman Penskoran ...................................................................... 86
LAMPIRAN 8 : Tabel Ketercapaian Proses Pembelajaran Model Problem
Based Learning Pada Tiap Pertemuan Kelas Eksperimen .......... 88
LAMPIRAN 9 : Data Hasil Pretes Kelompok Kontrol Dan Eksperimen ................ 89
LAMPIRAN 10: Data Hasil Postes Kelompok Kontrol Dan Eksperimen .............. 90
LAMPIRAN 11: Uji Hipotesis Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol................... 91
LAMPIRAN 12: Uji Hipotesis Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ................... 92
LAMPIRAN 13: Instrumen Penelitian..................................................................... 96
LAMPIRAN 14: Instrumen Pra Validitas Penelitian ............................................... 99
LAMPIRAN 15: Kisi-Kisi Soal instrumen ............................................................ 102
LAMPIRAN16: Presentase Ketercapaian Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen

xi

Pada Pretes ................................................................................. 113
LAMPIRAN 17: Presentase Ketercapaian Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen
Pada Postes ................................................................................ 114
LAMPIRAN 18: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 117
LAMPIRAN 19 : Uji Validitas Menggunakan ANATES...................................... 118
LAMPIRAN 20 : Tabel Uji F ................................................................................ 119
LAMPIRAN 21 : Tabel Uji T ................................................................................ 120
LAMPIRAN 22 : Tabel Uji Z ................................................................................ 121

xii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 1 menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Berdasarkan definisi tersebut, maka pendidikan bukan hanya terfokus
pada pemberian teori - teori yang menuntut hafalan semata, Namun lebih dari itu,
pendidikan hakikatnya harus mampu mengembangkan segala potensi siswa baik
fisik maupun mental tanpa terkecuali dengan pembelajaran sains atau ilmu
pengetahuan alam.
Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disebut dengan sains merupakan suatu
upaya manusia yang meliputi operasi mental, keterampilan dan strategi
memanipulasi dan menghitung yang dapat diuji kembali kebenarannya dengan
dilandasi dengan sikap keingintahuan (curiousity), keteguhan hati (courage),
ketekunan (persistence) yang dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia
alam semesta 1
Ilmu pengetahuan alam (IPA) pada hakikatnya merupakan ilmu praktis yang
tidak hanya difokuskan pada pendalaman teori semata, oleh karena itu,
implementasinya di sekolah hendaknya tidak hanya dipusatkan pada pemberian
pengetahuan konsep saja, namun harus pula melibatkan aspek praktis, afektif dan
psikomotik. Sebagai salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah,
1

I Made Alit Marian Dan Wandi Praginda . Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA Untuk
Guru SD. Jakarta : Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan IPA
. 2009. H. 18

1

2

termasuk di MI/SD, IPA seharusnya mampu mengembangkan segala potensi yang
ada pada siswa tidak hanya dalam segi pemahaman konsep dan keterlibatan aspek
kognitif saja. Namun lebih dari itu, pembelajaran IPA harus mampu
mengembangkan tiga dimensi pembelajaran yaitu dimensi proses, produk dan
pengembangan sikap ilmiah sebagai hakikat dari IPA itu sendiri sehingga akan
mampu mengaktifkan siswa secara holistik termasuk aspek mental. Oleh karena
itu, idealnya guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
mencari, menemukan, menyimpulkan dan mengomunikasikan sendiri berbagai
pengetahuan, nilai-nilai pengalaman yang dibutuhkan yang dapat menumbuhkan
motivasi dan kesadaran siswa akan pentingnya pembelajaran IPA sehingga proses
pembelajaran yang dilakukan akan terasa lebih bermakna sehingga mampu
mewujudkan cita-cita pendidikan nasional yang diamanatkan dalam Undang –
Undang Dasar 1945.
Guna mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka
semua pihak yang berkepentingan dan terlibat di dalam pendidikan, idealnya harus
mampu dan berkewajiban mengamalkan serta mengimplementasikan situasi
pembelajaran yang diharapkan. Namun, jika dilihat implementasinya di sekolah,
pembelajaran IPA khususnya di SDN I Sajira nyatanya belum mampu
menggambarkan proses pembelajaran IPA yang diharapkan sesuai dengan amanat
undang-undang. Hal itu tercermin dalam proses pembelajaran yang masih
menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman materi saja. Guru selama
ini lebih banyak memberikan latihan mengerjakan soal-soal pada buku paket tanpa
menggali kemampuan berpikir siswa dan mengaitkannya dengan dunia nyata
mereka. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang terlatih mengembangkan
keterampilan berpikir dalam memecahkan masalah dan menerapkan konsepkonsep yang dipelajari di sekolah ke dalam dunia nyata. Dalam pembelajaran di
kelas pun dapat terlihat saat diberikan pertanyaan, hanya beberapa peserta didik
saja yang menjawab pertanyaan dari guru. Peran serta peserta didik dalam proses
pembelajaran masih kurang, yakni hanya sedikit peserta didik yang menunjukkan

3

keaktifan berpendapat dan bertanya. Pertanyaan yang dibuat peserta didik juga
belum menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kritis berkaitan dengan materi yang
dipelajari dan jawaban dari pertanyaan masih sebatas ingatan dan pemahaman
saja, belum terdapat sikap peserta didik yang menunjukkan jawaban analisis
terhadap pertanyaan guru.
Selain itu, Pelajaran IPA di kalangan peserta didik kelas IV SDN I Sajira masih
terfokus pada aspek produk saja, yaitu masih menekankan pada kumpulan konsep
yang harus dihafal sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan peserta didik
pada aspek kognitifnya terutama aspek kognitif tingkat tinggi. Aspek kognitif
tingkat tinggi tersebut yaitu menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan
Sehingga mereka kesulitan dalam menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam
kehidupan sehari - hari. Peserta didik juga belum biasa menyelesaikan suatu
permasalahan yang didahului dengan kegiatan penyelidikan. Jika prinsip
penyelesaian masalah ini diterapkan dalam pembelajaran, maka peserta didik dapat
terlatih dan membiasakan diri berpikir kritis secara mandiri.
Selain itu, kurangnya penanaman rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis
siswa terhadap segala fenomena alam yang terjadi di sekitar mereka kurang
dioptimalkan. Padahal dalam pembelajaran IPA guru dituntut untuk dapat
mengajak siswa memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar.

Alam

merupakan salah satu sumber belajar yang sangat penting dan tidak akan habis
digunakan sehingga dimensi proses untuk mendapatkan ilmu IPA itu sendiri juga
menjadi hal yang sangat penting.2 Selain itu, fenomena-fenomena alam yang
terjadi di sekitar siswa akan lebih menarik dan memacu pengetahuan dan rasa
ingin tahu mereka terutama bagi anak SD yang taraf kognitifnya masih dalam taraf
berpikir konkret sehingga ketika mereka dihadapkan pada situasi konkret yang
terjadi di sekeliling mereka, siswa akan menggali fenomena tersebut secara kritis
dan ilmiah serta mampu menemukan penyebab fenomena tersebut dan akhirnya
2

Agus Sugiyanto.
Aprianta.2009.paket 1 hal.12

Dkk.

LAPIS

PGMI,

pembelajaran

IPAdi

MI.

Surabaya:

4

mampu memecahkan dan menemukan solusi terhadap fenomena-fenomena alam
yang terjadi di dalamnya. Untuk itu,maka sudah seharusnya dengan mempelajari
IPA siswa diharapkan mampu menemukan serta

menyingkap rahasia alam

semesta yang terjadi di sekeliling mereka.
Bukti lain yang dapat dipaparkan sebagai bukti lemahnya penanaman
keterampilan berpikir kritis pada siswa-siswi kita ialah terlalu dominannya
pegaruh guru dalam menanamkan dan mentransfer ilmu pengetahuan dalam
bentuk hafalan konsep tanpa memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk
bertanya dan mengkritisi konsep yang mereka dapatkan secara nyata sesuai dengan
kehidupan mereka. Padahal pengetahuan dan pemikiran sangatlah erat
hubungannya. Pemikiran tidak akan terjadi jika pengetahuan tidak ada. Namun
merupakan suatu kekeliruan jika kita hanya memfokuskan perhatian hanya pada
satu pengetahuan tertentu saja dan mengabaikan keterampilan-keterampilan
berpikir. Pengabaian akan mengakibatkan lahirnya individu-individu yang hanya
memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak mempunyai kemampuan berpikir yang
memadai. Sebaliknya jika perhatian hanya difokuskan pada keterampilanketerampilan berpikir saja tentunya hanya akan melahirkan individu-individu yang
mengetahui cara berpikir tetapi tidak ada yang dipikirkan. Untuk itu, antara
pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis haruslah seimbang karena
perkembangan kemampuan berpikir kritis terjadi bersamaan dengan aspek
perkembangan kognitif lainnya.
Menurut

D

Arcangelo,

apabila

anak-anak

diberi

kesempatan

untuk

menggunakan pemikiran dalam tingkatan yang lebih tinggi disetiap tingkat kelas,
pada akhirnya mereka akan terbiasa membedakan antara kebenaran dan
kebohongan, penampilan dan kenyataan, fakta dan opini, pengetahuan dan
keyakinan. Secara alami,mereka akan membangun argumen dengan menggunakan

5

bukti yang dapat dipercaya dan logis.3 Namun sayangnya dalam masyarakat
sekarang, orang berpikir bahwa berpikir kritis hanya ada dimata kuliah filsafat dan
retorika di perguruan tinggi dan bukan sebuah kebiasaan berpikir yang seharusnya
ditanamkan sejak dini dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
nilai IQ berkategori genius4.
Berkaitan dengan pernyataan di atas, gurupun tidak lepas dari pandangan
tersebut terutama persepsi guru mengenai anak SD. Guru masih menganggap
bahwa siswa SD belum mampu mengkritisi suatu permasalahan dengan baik,
sehingga guru lebih memilih mendominasi pembelajaran dengan mentransfer
pengetahuan

kepada

siswa

dalam

satu

arah

tanpa

ada

usaha

untuk

mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswanya misalnya dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya saja menjadi hal yang
langka atau jarang dilakukan. Padahal dengan memberikan kesempatan kepada
siswa sejak dini untuk bertanya, berarti telah memberikan kesempatan pula bagi
mereka untuk melatih, mengasah dan mengembangkan keterampilan berpikir
kritisnya. Karena dengan begitu, siswa akan melibatkan aktivitas kognitif dan
mentalnya ketika mereka mencoba mengkritisi sebuah pembelajaran dan
permasalahan melalui suatu pertanyaan. Selain itu, dengan memberikan
kesempatan bagi siswa untuk bertanya maka mereka akan terbiasa mengkritisi
segala yang terjadi terhadap diri mereka, lingkungan dan alam di sekitarnya
dengan logis, ilmiah dan sistematis sehingga ketika mereka dihadapkan dengan
fenomena alam yang terjadi di sekitar mereka, siswa akan berusaha mencari tahu
apa penyebab dari fenomena tersebut danakan mampu menemukan solusi untuk
mencegah fenomena yang terjadi supaya tidak terulang di masa mendatang.
Berdasarkan paparan di atas, maka diperlukan sebuah inovasi pembelajaran
yang mampu merealisasikan keterampilan berpikir kritis yang diharapkan. Salah
3

Elaine,B.Johnson.CTL,contextual teaching and learning,menjadikan kegiatan belajar
mengajar mengasyikan dan bermakna.Bandung: KAIFA.2012.cetakan keempat.hal.184.
4

Ibid.hal 189

6

satu inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan ialah dengan cara menerapkan
model dan strategi yang relevan sesuai dengan tujuan keterampilan berpikir kritis
yang diharapkan. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa ialah model problem based learning. Pernyataan
tersebut didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Neni Fitriawati pada
tahun 2010 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
berdasarkan masalah (problem Based Learning) terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa.5
Model Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran dengan
menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan
dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahanpermasalahan. Menurut Boud dan Felleti (1997) dan Fogarty (1997) model
pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan pembelajaran dengan
membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill
structured atau open ended melalui stimulus dalam belajar.6 Karena pembelajaran
problem based learning selalu diawali dengan menyuguhkan masalah nyata yang
sesuai dengan dunia nyata siswa, maka siswa akan dituntut untuk menggali dan
menyelesaikan masalah tersebut dengan mencari solusi dan gagasan mereka
melalui aktivitas mental dan kognitif terhadap masalah yang diberikan secara
kritis, logis dan ilmiah sehingga keterampilan berpikir kritis siswa dapat terlatih
dan berkembang.
Menurut Rideout dan Carpio dalam jurnal chiangmai university journal of
social science and humanities karya Haobin Yuan, dkk. Tahun 2008 Problembased learning (PBL) is a student-centered approach to learning which enables
5

Neni, fitriawati.Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu
kelas VIII Di MTsN Selorejo Blitar.Malang: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,Fakultas
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik IbrahimMalang. 2010
6

Made Wena.Strategi pembelajaran inovatif kontemporer, suatu tinjauan konseptual
operasional.Jakarta: PT Bumi Aksara.2009.cetkan pertama hal.91

7

students to participate in small group work during the learning process in order to
foster deeper learning. In the PBL approach, students encounter the problemsolving situations in small groups. Students’ critical thinking skills are fostered
through their group discussions7 model pembelajaran berdasarkan masalah adalah
sebuah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa ikut
berpartisipasi dalam kelompok kecil selama proses pembelajaran berlangsung
untuk membantu menumbuhkan proses pembelajaran yang lebih mendalam.
Dalam PBL, siswa dihadapkan pada situasi pemecahan masalah dalam kelompok.
Kemampuan berpikir kritis siswa dikembangkan melalui diskusi kelompok.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model PembelajaranProblem
Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis siswa Pada Mata
Pelajaran IPA Konsep Ekosistem “.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Rendahnya keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa
2. Proses pembelajaran IPA masih didominasi oleh hafalan konsep dan belum
melibatkan aktivitas berpikir kritis siswa.
3. Kurangnya kesempatan yang diberikan guru kepada siswa untuk melatih
keterampilan berpikir kritis.
4. Proses pembelajaran cenderung didominasi oleh guru dan terjadi dalam satu
arah sehingga siswa tidak tertantang untuk mengembangkan aspek kognitif
tingkat tinggi termasuk kemampuan berpikir kritis
7

Hobin Yuan. Promoting Critical Thinking Skills Through Problem-Based Learning. China :

Chiangmai University Journal Of Social Science And Humanities. 2008 (http//Www Thai science. Info/
Journals/Article/Promoting%20critical%20thinking%20skills%20through%20problem
learning Pdf). Diakses Pada Tanggal 18 April 2014

Based

20

8

5. Guru belum mengoptimalkan fenomena-fenomena yang terjadi di alam sebagai
media konkret dalam proses pembelajaran guna mengembangkan keterampilan
berpikir kritis

C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan biaya, kemampuan serta untuk memfokuskan penelitian
guna menghindari kesimpangsiuran, maka peneliti membatasi masalah penelitian
ini pada aspek sebagai berikut:
1. Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa dengan indicator keterampilan
berpikir kritis yang akan digunakan ialah indikator keterampilan berpikir kritis
yang dikemukakan oleh Ennis yaitu memberikan penjelasan sederhana,
menyimpulkandan mengatur strategi dan taktik.
2. Penggunaan Model pembelajaran Problem Based Learning pada konsep
ekosistem.
3. Rata-rata persentase keberhasilan kemampuan berpikir kritis siswa mencapai
60%

D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat
pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap keterampilan
berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA konsep Ekosistem?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui Pengaruh model problem
based learning terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran
IPA konsep Ekosistem.
F.Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengalaman yang berbeda pada
siswa dalam proses pembelajaran sehingga mereka mampu mengembangkan

9

keterampilan berpikir kritis mereka secara optimal dan mampu memperbaiki
keterampilan berpikir kritisnya.
2. Bagi Guru dan Sekolah
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan bagi guru dan kepala
sekolah dalam menentukan kebijakan kurikulum di sekolah baik dari segi metode
maupun model pembelajaran yang akan diterapkan di kelas pada mata pelajaran
IPA.
3. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini ialah sebagai bekal untuk peneliti agar kelak di masa
mendatang, peneliti mampu menerapkan strategi maupun media yang relevan
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.Kajian Teori
1. Hakikat Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model adalah suatu pola umum sedangkan pembelajaran adalah suatu upaya
untuk membantu siswa dalam mencapai standar kompetensi.Menurut Bruce Joyce
dan Marsha Weil (1989) Model pembelajaran adalah suatu pola umum atau
rencana pembelajaran yang bertujuan untuk membuat membantu dalam mencapai
kompetensi dasar belajar IPA.1
b. Hakikat Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Problem-Based Learning merupakan suatu model pembelajaran
dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai
pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahanpermasalahan.
“PBL was first introduced in the McMaster University in Canada in 1965.
Soon after that, in 1974, the McMaster medical school PBL model was
established. This model inspired other universities to implement a similar design
into their curriculum. Since then, PBL has been popularized and used in several
higher educational institutions across the world”.

2

PBL pertama kali

diperkenalkan di universitas McMaster – Canada pada tahun 1965. Tidak lama
1

Ari, Widodo .dkk. Bahan belajar mandiri
PRESS.2008.h.37

pendidikan IPA di SD.Bandung : UPI

2

Seyed Javad Ghazi Mir Saeed, Sarah Nokhbeh Rousta. The Effect of Problem-based
Learning on Critical Thinking Ability of Iranian EFL Students. Iran : Tehran Islamic Azad University
Science and Research Branch. 2013. H.3 (http://www.academians.ca/Articles/July2013-1.pdf ) Diakses
Pada Tanggal 18 April 2014

10

11

setelah itu, pad tahun 1974 didirikan sekolah medis model PBL. Model ini teah
menginspirasi universitas – universitas lain untuk mengimplementasikan desain
yang sama kedalam kurikulum mereka. Sejak saat itu, PBL menjadi popular dan
digunakan di beberapa institusi pendidikan tinggi di belahan dunia.
c. Konsep metode Problem-Based Learningsebagai salah satu metode aktif
1) Karakteristik pembelajaran problem based learning
Menurut Seyed Javad Ghazi Mir Saeed dan Sarah Nokhbeh Rousta dalam
jurnal The Effect of Problem-based Learning on Critical Thinking Ability of
Iranian EFL Students mengemukakan Some features of this pedagogy are:3
a) Problem-based learning is student-centered. PBL makes a fundamental
shift from a focus on teaching to a focus on learning. The process is aimed
at using the power of authentic problem solving to engage students and
enhance their learning and motivation. There are several unique aspects
that define the PBL approach:
b) Learning takes place within the contexts of authentic tasks, issues, and
problems that are aligned with real-world concerns.
c) In a PBL course, students and the instructor become co-learners, coplanners, co-producers, and co-evaluators as they design, implement, and
continually refine their curricula.
d) The PBL approach is grounded in solid academic research on learning and
on the best practices that promote it. This approach stimulates students to
take responsibility for their own learning.
e) PBL is unique in that it fosters collaboration among students, stresses the
development of problem solving skills within the context of professional
practice, promotes effective reasoning and self-directed learning, and is
aimed at increasing motivation for life-long learning.

3

ibid

12

Menurut Tan (2003) karakteristik yang tercakup dalam Problem Based
Learning adalah sebagai berikut4 :
a) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran
b) Masalah yang digunakan biasanya masalah di dunia nyata yang disajikan
secara mengambang
c) Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk solusinya menuntut siswa
untuk meggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa bab materi
pembelajaran atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
d) Masalah membuat siswa akan merasa tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.
e) Sangat mengutamakan belajar mandiri
f) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi.
g) Pembelajarannya kolaboratif,Komunikatif dan kooperatif.
Menurut Savoie dan Hughes (1994) karakteristik model problem based
learning antaralain sebagai berikut5 :
a) Belajar dimulai dengan suatu permasalahan
b) Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa
c) Mengorganisasikan pembelajaran diseputar permasalahan bukan diseputar
disiplin ilmu
d) Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri
e) Menggunakan kelompok kecil.
f) Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah terjadi dalam
bentuk produk dan kinerja.

4

M. Taufik Amir.inovasi pendidikan melalui problem based learning, bagaimana
pendidik memberdayakan pemelajar di era pengetahuan .Jakarta : Kencana Prenada media Group.
2009.h. 22 - 32
5
Made Wena.strategi pembelajaran inovatif kontemporer,suatu tinjauan konseptual
operasional.Jakarta: PT Bumi Aksara.2009. cetakan pertama.hal. 91- 92

13

Jadi, dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
model problem based learning yaitu sebagai berikut :
a) Pembelajaran diawali dengan memberikan masalah yang mengambang
b) Masalah yang digunakan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa
sehingga mereka akan merasa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran
di ranah pembelajaran yang baru
c) Menuntut kemandirian siswa
d) Menuntut siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah yang
diberikan.
2) Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning
Tujuan yang Ingin dicapai dalam model pembelajaran berbasis masalah
adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis.
Untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data
secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Pembelajaran
berbasis masalah melibatkan presentasi situasi- situasi autentik dan bermakna
yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi oleh para peserta didik.
3) Manfaat Pembelajaran Problem Based Learning
a) Meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa atas materi pembelajaran
karena proses pembelajaran disampaikan dengan konteks yang dekat
dengan praktiknya
b) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan, artinya dengan
kemampuan pendidik membangun masalah yang sarat dengan konteks
praktik, Siswa bisa merasakan lebih baik konteks operasinya di lapangan.
c) Mendorong untuk berpikir, artinya dengan karakteristik Problem Based
Learning yang menyajikan masalah yang harus diselesaikan siswa, maka
hal ini akan mendorong siswa untuk mempertanyakan,kritis dan reflektif,
Tidak terburu-buru menyimpulkan, mampu menemukan landasan atas
argumennya serta mencari fakta-fakta yang relevan guna sebagai
penunjang dan penguat alasan dalam suatu pembelajaran

14

d) Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan sosial. Artinya
dengan

sistem

pembelajaran

Problem

Based

Learning

yang

mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil maka akan
mendorong terjadinya kerjasama dan interaksi sosial diantara anggota
kelomponya. Selain itu, siswa akan belajar menghargai pendapat orang
lain dan mampu mempertimbangkan startegi, merumuskan dan persuasif
terhadap orang lain sehingga akan mengasah jiwa kepemimpinan serta
keterampilan sosial mereka
e) Membangun kecakapan belajar, artinya dengan pemberian masalah yang
mengambang

dan

harus

dirumuskan

dicari

jalan

keluar

yang

relevan,maka mereka dituntut untuk mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan

belajar

sehingga

mereka

akan

terbiasa

untuk

mengembangkan kemampuan belajar mereka secara terus-menerus.
f)

Memotivasi siswa. Artinya dengan Problem Based Learning kita
memiliki peluang untuk membangkitkan minat dari dalam diri siswa
karena kita mencipatkan masalah dengan konteks pekerjaan. Dengan
masalah yang menantang maka siswa akan merasa tertarik dan bergairah
untuk meningkatkan gaya belajarnya.6

4) Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Fogarty (1997), tahapan-tahapan dalam dalam pembelajaran
problem based learning ialah sebagai berikut :7
a) Menemukan masalah
b) Mendefinisikan masalah
c) Mengumpulkan fakta
d) Menyusun hipotesis
e) Melakukan penyelidikan
f) Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan
6

M. Tufik Amir. Op.cit Hal 26-29
Made wena.op.cit h.98

7

15

g) Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif
h) Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah
Menurut John Dewey langkah-langkah pembelajaran problem based
learning yaitu sebagai berikut8:
a) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang
akan dipecahkan
b) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara
kritis dan berbagai sudut pandang
c) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya
d) Mengumpulkandata, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
e) Pengujian hipotesis,yaitu langkah siswa mengambuil atau merumuskan
kesimpulan sesuai degan penerimaan dan penolakan hipotesis yang
diajukan
f) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil
pengujian hipotesis dan rumusan simpulan.
Menurut Johnson dan Jhonson mengemukakan ada 5 langkah problem
based learning melalui kegiatan kelompok :
a) Mendefinisikan masalah, yaitumerumuskan masalah dari peristiwa
tertentu yang mengandung isu konflik sehingga siswa menjadi jelas
masalah apa yang akan dikaji.
b) Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah
serta menganalisis berbagai faktor baik faktor yang dapat menghambat
maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah

8

Wina , Sanjaya. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.Edisi pertama Cetakan ke 7. 2006.h. 217 - 218

16

c) Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah
dirumuskan melalui diskusi kelas.
d) Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu mengambil keputusan
tentang strategi mana yang akan dipakai
e) Melakukan evaluasi,Baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
Dari pendapat para Ahli di atas, Wina Sanjaya menyimpulkan langkahlangkah pembelajaran problem based learning antara lain9:
a) Menyadarai masalah, artinya implementasi problem based learning harus
dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan
b) Merumuskan masalah, artinya bahan pelajaran dalam bentuk topik yang
dapat dicari dari kesenjangan selanjutnya difokuskan pada masalah apa
yang pantas untuk dikaji guna untuk mengetahui kejelasan dan kesamaan
persepsi tentang masalah yang berkaitan.
c) Merumuskan hipotesis, dalam kegitan ini, siswa diharapkan mampu
menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan.
d) Mengumpulkan data, penentuan cara penyelesaian masalah sesuai dengan
hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang relevan yang
berdasarkan pada pengalaman bukan imajinasi.
e) Menguji

hipotesis,

artinya

data

yang

sudah

dikumpulkan

siswa,menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak
dengan menelaahnya sekaligus membahasnya untuk melihat hubungan
dengan masalah yang dikaji.
f) Menentukan pilihan penyelesaian, artinya pada tahapan ini siswa
diharapkan mampu memilih alternatif penyelesaian yang mungkin bisa
dilakukan serta dapat mempertimbangkan kemungkinan yang kan terjadi
sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya.

9

Ibid. hal. 218 - 220

17

Menurut iif khoiru Ahmadi dkk bahwa langkah-langkah pembelajaran
problem based learning adalah sebagai berikut10:
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitaspemecahan masalah
yang dipilih
b) Guru membantu sisa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah (menentukan topik, tugas, jadwal dan
lain-lain)
c) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
d) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.
e) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Jadi, dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa langkahlangkah model problem based learning adalah sebagai berikut :
a) Menemukan dan menyadari masalah yang harus dipecahkan
b) Mendefinisikan dan merumuskan masalah
c) Merumuskan dan menentukan hipotesis
d) Mengumpulkan data dan fakta
e) Menguji hipotesis
f) Menentukan alternatif pemecahan masalah
g) Melakukan evaluasi baik proses maupun hasil
h) Menentukan rekomendasi dan refleksi
10

Iif Khoiru Ahmadi dkk.strategi pembelajaran sekolah terpadu,pengaruhnya terhadap
konsep,mekanisme dan proses pembelajaran sekolah swasta dan negeri.Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.2011.cetakan pertama.hal 56

18

5) Kriteria Pemilihan Bahan Pelajaran Dalam Metode Pembelajaran
Problem Based Learning
a) Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu konflik yang bisa
bersumber dari berita, rekaman video dan lain- lain.
b) Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa
sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik
c) Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan
kepentingan orang banyak sehingga terasa manfaatnya.
d) Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa dengan kurikulu yang
berlaku
e) Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa
merasa perlu untuk mempelajarinya.11

6) Keunggulan Dan Kelemahan

Metode Pembelajaran Problem Based

Learning12
Keunggulan problem based learning terletak pada perancangan
masalah yang akan diberikan.Adapaun karakteristik masalah yang
diberikan dalam PBL adalah sebagai berikut :
a) Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya
benar-benar diserapnya dengan baik
b) Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain
c) Dapat memperoleh dari berbagai sumber
d) Masalah yang disajikan konkret sesuai dengan dunia nyata
e) Dibangun dengan memperhitungkan dan mengaitkan
pengetahuansebelumnya dengan pengetahuan baru

11

Wina.Op.cit. h.216
Iif Khoiru Ahmadi, dkk. op.cit. hal.57

12

19

f) Membangun pemikiran yang metakognitif dan konstruktif artinya
siswa akan mencoba berefleksi sepertia apa pemikiran mereka atas
suatu hal sambil menguji pemikirannya, mempertanyakannya,
mengkritisi gagasannya sendiri sekaligus mengeksplor hal yang baru.
Adapun kelemahan model problem based learning yaitu :
a) Untuk siswa yang malas tujuan dari metode ersebut tidak dapat dicapai
b) Membutuhkan banyak waktu dan dana
c) Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.

2. Keterampilan Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir Kritis
Vincent Ruggiero (1998) menyatakan bahwa Berpikir merupakan kegiatan
atau aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,
membuat keputusan atau memenuhi keinginan untuk memahami, mencari
jawaban terhadap sebuah pencapaian makna. Melalui proses berpikir, berarti
prosespencarian jawaban atas pemecahan masalah yang sedang dihadapi akan
memberikan pengaruh yang sangat mendalam terhadap keputusan-keputusan
yang akan diambil karena dalam prosesnya, berpikir tidak hanya melibatkan
aspek psikologis semata

namun melibatkan segenap aspek psikologis lain

seperti perasaan, instink, logika dan akal guna mendukung proses pencapaian
pemecahan masalah tersebut sehingga dengan adanya proses berpikir tersebut
akan memberikan makna mendalam bagi pengambilan keputusan.
Marzano dalam Suprapto (2007) mengelompokkan keterampilan berpikir
kedalam dua golongan besar yaitu keterampilan berpikir dasar dan keterampilan
berpikir kompeks.Menurut Costa dalam Arifin (2000) yang termasuk ke dalam
keterampilan berpikir dasar meliputi kualifikasi, klasifikasi, hubungan variabel,
transformasi dan hubungan sebab akibat. Sedangkan yang termasuk ke dalam
keterampilan berpikir kompleks meliputi pemecahan masalah,pengambilan
keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Pada dasarnya manusia

20

dianugerahi oleh Allah memiliki kedua keterampilan berpikir tersebut, hal itu
terbukti dengan kemampuan manusia untuk memberikan solusi atas
permasalahan yang dihadapi dengan terlebih dahulu memikirkan langkah
sistematis

tentang

pemecahan

masalah

yang

dihadapi

dengan

mempertimbangkan segala akibat yang akan ditimbulkan dari langkah yang
akan diambil. Semua langkah pemecahan masalah tersebut senantiasa akan
melibatkan struktur logika, mental dan akal untuk menc

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Ta’mirul Islam Surakarta Semester

0 1 14

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Ta’mirul Islam Surakarta Semester

0 2 16

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 6 40

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP IPA SISWA SEKOLAH DASAR.

0 0 44

Pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta.

0 1 204

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPA DI SDN JARAKAN.

0 8 211

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK - repositoryUPI S KTP 1006513 Title

0 0 3

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Menggunakan Model Problem Based Learning Siswa Kelas IV SDN I Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.

0 2 152

Pengaruh Penerapan Problem Based Learning terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Regulasi Diri Siswa Kelas V SD Santo Vincentius Jakarta pada Mata Pelajaran IPA.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM KELAS X DI SMA MADINATUNNAJAH KALIMUKTI - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 22