Algoritma 3DES Algoritma AES

21 Gambar 7 Proses pembangkitan kunci-kunci internal DES

2.4.2. Algoritma 3DES

3DES merupakan salah satu algoritma simetris pada kriptografi yang digunakan untk mengamankan data dengan cara menyandikan data. Proses yang dilakukan dalam pengamanan data nya yaitu proses enkripsi dan proses dekripsi. Algoritma 3DES adalah suatu algoritma pengembangan dari algoritma. Perbedaan DES dengan 3DES terletak pada panjangnya kunci yang digunakan . pada DES menggunakan satu kunci yang panjang nya 56 bit, sedangkan 3DES menggunakan 3 kunci yang panjang nya 168 bit masing-masing kunci panjang nya 56 bit. Pada 3DES, 3 kunci yang digunakan bersifat saling bebas K1 ≠ K2 ≠ K3. Karena tingkat kerahasiaan algoritma 3DES terletak pada panjangnya kunci yang digunakan, maka penggunaan algoritma 3DES dianggap lebih aman dibandingkan algoritma DES. Pada algoritma 3DES digami menjadi 3 tahap, setiap tahap nya merupakan implementasi dari algoritma DES. Tahap pertama plainteks file yang diinputkan dioperasikan dengan kunci eksternal pertama K1 dan melakukan proses enkripsi dengan menggunakan algoritma DES, sehingga menghasilkan pra-chiperteks pertama. Kemudian setelah itu tahap kedua pra-chiperteks pertama yang dihasilkan pada tahap pertama kemudian dioperasikan dengan kunci eksternal yang kedua K2 dan melakukan proses enkripsi atau 22 proses dekripsi dengan menggunakan algoritma DES, sehingga menghasilkan pra-chiperteks chipper tekx awal. Kedua. tahap terakhir pra-chiperteks kedua yang dihasilkan pada tahap kedua dioperasikan dengan kunci eksternal ketiga K3 dan melakukan proses enkripsi dengan menggunakan algoritma DES, sehingga akan menghasilkan chiperteks. Gambar 8. Proses enkripsi algoritma 3DES

2.4.3. Algoritma AES

Algoritma kriptografi bernama Rijndael yang di desain oleh Vincent Rijmen dan John Daemen asal Belgia keluar sebagai pemenang kontes algoritma kriptografi pengganti DES yang diadakan oleh NIST milik pemerinah Amerika Serikat pada 26 November 2001. Algoritma Rijndael ini yang kemudian dikenal dengan AES. Setelah mengalami beberapa proses standarisasi oleh NIST, Rijndael kemudian diadopsi menjadi standard algortitma secara resmi pada 22 Mei 2002. 23 Pada 2006 AES merupakan salah satu algoritma terpopuler yang di gunakan dalam kriptografi asimetrik. AES merupakan algoritma block chipper dengan menggunakan system permutasi dan substitusi P-box dan S-box bukan dengan jaringan Feistel sebagaimana block chipper pada umumnya. AES memiliki ukuran block yang tetap panjang selama 128 bit dan ukuran kunci 128, 192, 256. Tidak seperti Rijndael yang blok kunci nya dapat berukuran kelipatan 32 bit dengan ukuran minimum 128 bit dan maksimal 256 bit. Gambar 9. Proses enkripsi algoritma AES 24

2.4.4. Algoritma Blowfish