PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM



ISSN: 1693-6930

81

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH
DENGAN SISTEM MODULASI FM
Makmur1, Tole Sutikno2
PT. Semen Tonasa (Persero)
Jl. Chairil Anwar No. 1, Makassar 09113, Telp. (0411) 321823 Fax. (0411) 311973
2
Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Jln. Prof. Soepomo, Janturan, Yogyakarta 55164
e-mail: [email protected], [email protected]
1

Abstrak
Pada penelitian ini akan dirancang sistem komunikasi dua arah dengan modulasi FM
dengan daya output 60-80 watt menggunakan osilator colfit dan daya 5 watt, yang kemudian
diperkuat oleh transistor 2SC1946 dan transistor 2SC2630 sebagai driver booster (penguat

akhir). Alat komunikasi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alat alternatif komunikasi tanpa
kabel pada daerah terpencil. Hasil penelitian menunjukkan telah dapat dirancang sistem
komunikasi dua arah dengan modulasi FM pada frekuensi 104MHz. Kekuatan sinyalnya diukur
menggunakan level meter dan diletakkan pada konektor antena. Pengaktifan alat komunikasi
tergantung informasi yang akan dikirim ke orang lain melalui suara ke mic maka fungsi saklar
mic ini sebagai alat on/off untuk pergantian pembicaraan pada saat mengirim informasi.
Kata kunci: osilator colfit, FM, komunikasi dua arah
1. PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini, pesawat pemancar komunikasi lewat gelombang FM
digunakan untuk memancarkan dan juga bisa untuk menerima sinyal-sinyal elektromagnetik
pada jalur frekuensi tertentu. Pesawat ini sering disebut pesawat transceiver yang berasal dari
kata transmitter (pemancar) dan receiver (penerima). Dengan demikian alat ini memungkinkan
digunakan untuk pembicaraan secara langsung secara dua arah.
Komunikasi dua arah menggunakan gelombang FM dibutuhkan untuk berkomunikasi
dengan orang lain lokal dan interlokal. Dan alat komunikasi radio ini memiliki keuntungan yaitu,
untuk mengirim suara melalui mic dan terdengar di radio penerima gelombang FM, dan juga
dapat digunakan untuk bertukar informasi melalui udara dengan frekuensi 104 MHz.
Salah satu peralatan yang ada pada suatu sistem berkomunikasi dengan orang lain dari
tempat ke tempat yang lain adalah pemancarnya itu sendiri, yang mana alat ini merupakan
bagian yang sangat vital dalam alat komunikasi ini selain mic dan antenanya. Alat ini

merupakan yang sangat menentukan baik kualitas pemancaran maupun jarak tempuh dari
pemancar tersebut.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Perancangan Alat Bagian Pemancar
Sistem kerja alat bagian pemancar dapat dilihat pada blok diagram rangkaian
pemancar pada Gambar 1.

Gambar 1. Blok diagram pemancar
Perancangan Sisem Komunikasi Dua Arah……(Makmur)

82 

ISSN: 1693-6930

Penguat mic
Penguat mic dapat mengeluarkan suara yang berasal dari osilator sehingga suara
dapat terdengar pada radio penerima, agar dapat saling berkomunikasi lewat gelombang
frekuensi FM. Penguat mic ini dirancang khusus untuk radio komunikasi. Penguat mic ini dapat
diubah komponen C1 yaitu kapasitor C104. Kapasitor ini dapat diganti dengan C103, maka
suara yang dihasilkan dengan suara trible dan terdengaran jernih, sedangkan jika memakai

C104, maka suara yang dikeluarkan dengan suara bass.
R4
+

+
6-24Volt

R1

C2
R2

R3
Penguat MIC
+

C1

Q1


C3
VR

Out

CM
-

Gambar 2. Rangkaian pre amp mic

Echo Repeater
Rangkaian echo repeater dengan IC ini didukung pula IC aktif lainnya seperti AN6551,
MN3101, dan sebuah transistor C536. Hasil yang diperoleh memang sangat mengagumkan,
karena disamping volume echo yang bisa diatur jarak, dan levelnya juga bisa distel sesuai
dengan keinginan.

Gambar 3. Rangkaian echo repeater

Osilator
Pengetesan osilator yang harus dilakukan pertama kali adalah memasang alat

komponen-komponen osilator. Setelah itu diberi tegangan DC sebesar 9 Volt sampai 12 Volt.
Osilator tersebut akan mengeluarkan daya sebesar 5 watt. Osilator ini masih dalam keadaan
sinyal yang lemah. Langkah kedua uji coba bagian modulasi apakah osilator itu dapat
TELKOMNIKA Vol.4, No. 2, Agustus 2006 : 81 - 88

TELKOMNIKA

■ 83

ISSN: 1693-6930

mengeluarkan suara tanpa cacat yang diterima oleh radio penerima dan apabila osilator selesai
diuji coba dengan titik frekuensi yang telah ditentukan, maka osilator itu siap dihubungkan
rangkaian penguat booster (penguat akhir).

DC12V
C3
R1

C8


R2

Input C1

C16

C18

Q5
L2
R6

L1 C7 Q2

C11
Q3

C9


Q1

C13

C10

R4

L3
R8

Q9
Q6

C14

C12

L4
R10

C15

Q11

Q7

C4

Q10

C17
L5
Output
C19 Ke Antenna

C6
R5
C2

R7 Q4


R9

Q8
R11

R3 C5

Q12

Gambar 4. Rangkaian Osilator

Penguat booster (penguat akhir)
Penguat booster untai ini terdiri dari 2 transistor daya RF sebagai penguat akhir. Kedua
transistor tersebut bekerja pada kelas C. Jadi untuk memperoleh efisiensi yang tinggi
dibutuhkan penguatan yang besar.

Gambar 5. Rangkaian penguat akhir FM
Catu daya
Catu daya ini digunakan untuk men-supply semua kebutuhan arus dan tegangan yang

diperlukan oleh rangkaian terutama perancangan alat komunikasi.

Perancangan Sisem Komunikasi Dua Arah……(Makmur)

84 

ISSN: 1693-6930

Saklar
10Amper

0V

+

220v

10.000mF
50Volt
C3


220KOhm
25V

D6Amp..4x
1

-0V

+

10.000mF
50Volt
C2

R

+

10.000mF
50Volt
C1

+12V

2
IC

3

TR1

REGULATOR FM
IC7812
TR2
TR3055...4x
TR3

TR4

Gambar 6. Rangkaian catu daya

Antena Pemancar
Antena yang digunakan untuk pemancar komunikasi dua arah dengan gelombang FM
104MHz, dengan ukuran antena yang digunakan untuk positif 75 cm dan untuk negatif dengan
ukuran 50,5 cm, dan kabel yang dipakai RG58 dengan impedansi 75Ω, dan panjangnya 7
meter. Jarak jangkauan yang lebih jauh dilakukan dengan menggunakan antena yang tinggi,
semakin tinggi antena yang digunakan untuk komunikasi semakin jauh untuk mengirim
informasi suara ke radio receiver.

Gambar 7. Antena

2.2.

Perancangan Bagian Penerima FM
Radio penerima FM dengan menggunakan IC mempunyai beberapa bagian penerima,
sehingga dapat digunakan untuk menerima siaran radio FM. Pada umumnya radio komunikasi
dijalur frekuensi FM yaitu: antena, tunner osilator, AF amplifier, tone control dan speaker.

Gambar 8. Blok diagram penerima radio FM
TELKOMNIKA Vol.4, No. 2, Agustus 2006 : 81 - 88

TELKOMNIKA

■ 85

ISSN: 1693-6930

Antena Penerima
Di sekitar antena banyak getaran dari berbagai pemancar radio, Akan tetapi hanya
sinyal getaran yang kuat saja yang akan diterima. Disamping itu juga dapat menerima sinyal
getaran-getaran radio yang sama dengan frekuensi tuning. Kemudian sinyal getaran itu
dideteksi oleh bagian detektor, yaitu dipisahkannya sinyal-sinyal frekuensi tinggi dari sinyal
suara. Selanjutnya sinyal suara tersebut diperkuat oleh rangkaian penguat audio frekuensi (AF)
dan loudspeaker yang akan diubah menjadi getaran suara yang kemudian terdengar oleh
telinga manusia.
Tunner osilator
Tunner osilator pada radio penerima FM menggunakan IC sebagai komponen aktifnya.
IC dengan seri LA1260 merupakan komponen yang berfungsi sebagai rangkaian penala tingkat
RF. Selain itu berfungsi sebagai rangkaian osilator yang mengubah frekuensi dari 88-108MHz
yang kemudian dicampurkan dibagian mixer.

Gambar 9. Radio penerima FM
Rangkaian pengatur (tone control)
Rangkaian pengatur (tone control) adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk
mengatur keras lemah suara. Alat pengatur ini mempunyai beberapa fungsi yaitu: volume, bass,
treble, dan balance, dan beberapa fungsi-fungsi lainnya.

BASS

TONE CONTROL
IN

R3

C2

C3

R6

Q1

C5 C6
R9
R8

C4

+

C8

+

VR1

R13
C9
+

R4

R5

R7

R15
Q2

OUT

C7
R10

R14

+

R1

DC12V

C11

R11 C13

+

C1

VR2

C12

VOLUME
R2

+

R16

C10
TRIBLE VR3

R12

Gambar 10. Rangkaian tone control
Power amplifier radio penerima FM
Power amplifier ini mempunyai beberapa transistor yang dipakai sebagai penguat akhir
yaitu transistor jenis PNP 2SC1061, transistor ini dipakai untuk penguat akhir, sedangkan untuk
transistor pendorongnya digunakan transistor FCS9014, FCS9015, FCS9013, FCS9012. Untuk
itu transistor tersebut cocok dipakai untuk radio penerima FM sebagai penguat akhir dan dapat

Perancangan Sisem Komunikasi Dua Arah……(Makmur)

86 

ISSN: 1693-6930

didengar dengan bersih tanpa gangguan, karena amplifier ini bekerja dengan normal dan stabil,
dan beberapa komponen aktif lainnya.

Gambar 11. Power amplifier

Catu daya
Prinsip kerja rangkaian adalah sebagai penstabilan tegangan. Rangkaian catu daya ini
mempunyai dua keluaran tegangan 9 Volt, dan 12 Volt. Tegangan 9 Volt dihubungkan ke tunner
pemancar FM dan dihubung paralel dengan tone control. Tegangan 12 Volt dihubungkan ke
power amplifier. Catu daya 9 Volt dan 12 Volt.
12+V
Saklar

D1-D4,IN4001

TR.C9014

AC
220V

+

Trafo 2A

9V
+

C.2x
1000mf
25V

R.15k

DZ 9V
Ground

12-V

Gambar 12. Catu daya 12 Volt

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Osilator
a) Transistor Q2 (A1) sebagai penguat ke satu (1) mempunyai penguatan 10x.
b) Transistor Q3 dan Q4 (A2) sebagai penguat ke dua (2) mempunyai penguatan 20x.
c) Transistor Q5, Q6, Q7, Q8 (A3) sebagai penguat ke tiga (3) mempunyai penguatan 40x.
d) Transistor Q9, Q10, Q11, Q12 (A4) sebagai penguat ke empat (4) mempunyai penguatan
40x.
Bila arus yang masuk (I) 50  A, maka besar penguatannya (P) adalah sebagai
berikut:
P = A1 x A2 x A3 x A4 x I
= 10 x 20 x 40 x 40 x 50
= 16000.000  A
= 16 A.
Jadi besarnya penguatan pada osilator adalah P = 16 A.

TELKOMNIKA Vol.4, No. 2, Agustus 2006 : 81 - 88

TELKOMNIKA

■ 87

ISSN: 1693-6930

3.2. Booster (Penguat akhir)
Penguat tingkat 5
Transistor 2SC1946 sebagai penguat tingkat 5 merupakan jenis transistor dengan tipe
N-P-N epitaxial planar. Transistor ini mempunyai daya keluaran 30 watt, dengan frekuensi 175
MHz, dan tegangan Vcc 12 Volt. Transistor 2SC1946 dari mitsubishi RF power transistor. Dari
hasil pengukuran VSWR meter mencapai 20:1. Tegangan Vcc 12Volt, dan Po = 30 watt. Data
maksimun transistor 2SC1946.

F=170MHz
2SC1946
Z,in:50 ohm

to100pf

3L
TR

to50pf

to100pf

Z,out:50ohm

3L

3L
to100pf

RFC

470

104nf
3L

104nf

+Vcc

Gambar 13. Transistor 2SC1946 sebagai penguat tingkat 5

Tabel 1. Data maksimum transistor 2SC 1946
Simbol
VCBO
VEBO
VCEO
IC
PC

Kondisi

RBE = ∞
O

C
Tc = 25 C

Ta = 25

O

TJ

Nilai
35
4
17
7
3
50
175

TSTG

-55 - 175

Rth-a

Terhubung ke positif

50

Rth-C

Terhubung ke negatif

3

Satuan
V
V
V
A
W
W
O

C
C
O
C /V
O
C /V
O

Penguat tingkat 6
Transistor 2SC2630 sebagai penguat tingkat 6 merupakan jenis transistor dengan tipe
N-P-N epitaxial planar. Transistor ini mempunyai daya keluaran 60 watt, dengan frekuensi
175MHz, dan tegangan Vcc 12Volt. Transistor 2SC2630 dari mitsubishi RF power transistor.
Dari hasil pengukuran VSWR meter mencapai 20:1, dan tegangan Vcc 12Volt, dan Po = 60
watt. Data maksimum transistor 2SC2630.

Perancangan Sisem Komunikasi Dua Arah……(Makmur)

88 

ISSN: 1693-6930

F:175MHz
Zin :50ohm

L2
3Lilit

Zout:50ohm

L3
9Lilit

L1
3Lilit

TR
2SC2630

100pf

100pf
C1
104

100pf

100pf

Gambar 14. Transistor 2SC2630 sebagai penguat tingkat 6

Tabel 2. Data maksimum Transistor 2SC2630
Simbol
VCBO
VEBO
VCEO
IC
PC

Kondisi

RBE = ∞
Ta = 25
Tc = 25

O

C
O
C

TJ

Nilai
35
4
17
14
5,5

W
100
175

TSTG

Satuan
V
V
V
A

-55 - 175

Rth-a

Terhubung ke positif

27,2

Rth-C

Terhubung ke negatif

1,5

O

C
C
O
C /V
O

O

C /V

4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Telah dapat dirancang sistem komunikasi dua arah dengan sistem modulasi FM pada
frekuensi 104 MHz.
2. Osilator colpits memiliki 12 transistor bekerja pada frekuensi 104 MHz sehingga hasil
penguatannya diperoleh 16 A, sedangkan daya outputnya 5 W.
3. Booster memiliki dua buah transistor yaitu TR2SC1946 dan TR2SC2630, dan
menghasilkan daya output 60-80 watt, dan penguatan sinyalnya mencapai 60 dB.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aksin, M., “Desain Elektronika Seri Radio Frekuensi“,Semarang Effhar, 2004.
[2] Andi
Chalik,
“Perakitan
Radio
Pemancar
Swasta
Sulawesi-Selatan“
http://www.chalik.fm-rf.makassar.com, 2003.
[3] Karim, ”Teknik Penerima dan Pemancar Radio”. Cetakan I, M. Alex Media Komputindo
Kelompok Gramedia. Jakarta, 1991.
[4] Machmud,
”Perancangan
Pemancar
FM
frekuensi
88-108
MHz”
http://www.inkom.lipi.id./machmud, 2002.
[5] Rijwan, ”Perakitan Alat Komunikasi Radio FM Perangkat Tabung dengan Transistor”,
Makassar, 2000.
[6] Roddy, D., dan Coolen, J., “Komunikasi Elektronika“, Edisi III Erlangga, Jakarta, 1996.
[7] Syahrir, “Perancangan Radio Pemancar Osilator 5 Watt“, Makassar, 2003.

TELKOMNIKA Vol.4, No. 2, Agustus 2006 : 81 - 88