UJI PERBANDINGAN KUALITAS BEKATUL DAN DEDAK (KECERNAAN BAHAN KERING DAN PROTEIN) MELALUI METODE KANULASI PADA ITIK MOJOSARI JANTAN

UJI PERBANDINGAN KUALITAS BEKATUL DAN DEDAK(KECERNAAN
BAHAN KERING DAN PROTEIN)MELALUI METODE KANULASI PADA
ITIK MOJOSARIJANTAN
Oleh: WIWIN IKAWATI (02910033)
ANIMAL HUSBANDRY
Dibuat: 2007-02-02 , dengan 3 file(s).

Keywords: Rice Polishing, Rice Bran, Dry Matter and Protein Digestibilities, Kanulasi,
Mojosari Male Duck.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juli sampai 17 Agustus 2006 yang bertempat di
Experimental Farm Fakultas Peternakan-Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil uji perba ndingan kualitas bekatul dan
dedak (kecernaan bahan kering dan protein) melalui metode kanulasi pada itik mojosari jantan.
Materi penelitian yang digunakan adalah itik mojosari jantan umur 6 minggu dengan jumlah 10
ekor yang terdiri dari 5 flok. Pakan yang digunakan yaitu campuran antara bekatul dan dedak.
Rancangan yang digunakan berupa Cros Over Design dan data dianalisis dengan Analisis
Variansi, kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil. Perlakuan dalam penelitian ini
terbagi lima macam perlakuan yaitu T1 (bekatul 100 % dan dedak 0 %), T2 (bekatul 75 % dan
dedak 25 %), T3 (bekatul 50 % dan dedak 50 %), T4 (bekatul 25 % dan dedak 75 %), dan T5
(bekatul 0 % dan dedak 100 %) dengan ulangan 5 kali. Setiap perlakuan memerlukan waktu 4
hari dengan ketentuan 3 hari perlakuan dan 1 hari untuk istirahat (pakan normal). Metode

penelitian yang digunakan metode percobaan.
Hasil penelitian rataan kecernaan protein pada perlakuan T1 : 79,74 %, T2 : 65,06 %, T3 : 50,22
%, T4 : 31,51 %, dan T5 : 12,68%. Rataan kecernaan bahan kering pada perlakuan T1 : 89,04 %,
T2 : 72,23 %, T3 : 55,42 %, T4 : 43,02 %, dan T5 : 19,55%. Berdasarkan analisis variansi
penggunaan bekatul dan dedak berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap kecernaan protein
kasar dan bahan kering.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kecernaan bekatul lebih tinggi dibandingkan dedak. Sebab
dedak memiliki serat kasar yang masih sangat tinggi, sehingga sulit dicerna. Saran dari penelitian
ini perlu dilakukan perebusan bekatul dan dedak untuk menghilangkan asam fitat yang
menghambat kecernaan protein.