Peningkatan Prestasi Belajar...Hendra Somantri
115 d.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan masalah untuk mengungkapkan gagasan
dan melibatkan siswa dalam menciftakan lingkungan sekolahnya.
e. Guru harus menata kelas sedemikian, sehingga lingkungan
belajar menarik dan menyediakan pojok bacaan.
D. Pembelajaran Aktif dalam Matematika
Belajar itu sendiri wujud dari kearipan siswa, walaupun derajat keaktifan bisa saja tidak sama, di samping ada banyak sekali
keaktifan yang tidak diukur tau diamati,mksalnya menggunakan khasanah pengetahuannya untuk memecahkan masalah, memilih
teorema-teorema, konsef-konsef
untuk membuktikan
suatu proposisi,melakukan asimilasi dan akomodasi dalam rangka
memahami pembelajaran
dan sebagainnya.Keaktifan
dalam pembelajaran aktif adalah lebih banyak berupa keaktifan mental
meskipun beberapa hal ada juga yang diwujudkan dengan keaktifan fisik.
Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada, pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu kontruksi
kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.Paul Suparno, 1997.Pengetahuan bukanlah tentang dunia yang lepas dari
pengalaman tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikontruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya.Proses pembuktian ini
berjalan terus menerus setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru Peaget, 1991.pengetahuan
selalu merupakan konstruksi dari seseorang yang mengetahuinya, maka tidak dapat ditransfer kepada penerima yang pasif. Penerima
sendiri harus mengkontruksikan sendiri pengetahuan itu. Semua yang lain entah obyek maupun lingkungan, hanyalah sarana untuk
terjadinya konstruksi tersebut Paul Suparno.
Berangkat dari pandangan ini maka seseorang siswa akan dapat memahami matematika hanya apabila siswa secara aktif
mengkontruksikan pengetahuan yang ada pada dirinya lewat pengalamanyan dengan lingkungan.dalam pembelajaran aktif, siswa
dalam belajar lebih dominandaripada guru dalam mengajar.
Dalam belajar, proses belajar terjadi dalam benak siswa, jelas bahwa
factor siswa
sangat penting
disamping factor
lain.kepentingannya dapat ditinjau dari proses terjadinya perubahan,
JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. X No. 2 Okt 2009
116 karena salah satu hakikat belajar adalah terjadinya perubahan tingkah
laku seseorang berkat adanya pengalaman.perubahan ini akan memberikan perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya
pengalaman.perubahan ini akan memberikan hasil yang optimal jika perubahan itu memang dikehendaki oleh orang yang belajar,
bermakna bagi siswa Ausubel.Dengan kata lain proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan tersebut merupakan factor
sangat penting.Tetapi perlu diketahui bahwa pembelajaran secara dikotomis menjadi pembelajaran aktif dan pembelajaran pasif, derajat
keaktifan dapat mempunyai rentang yang sangat rendah, sedang, dan tinggi.
Menurut Piaget belajar aktif menunjuk hanya pada aksi luar yang ditunjukan siswa.ia mencontohkan yang digunakan oleh Socrates
yaitu dengan metode Socratik Utamanya Tanya Jawab untuk mengkondisikan siswa dalam situasi aktif mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya.Tugas guru adalah mengungkap apa yang telah dimiliki siswa dan dengan penalarannya dapat bertanya secara tepat
pada saat yang tepat pula sehingga siswa mampu membangun pengetahuannya melalui penalaran berdasarkan pengetahuan awal
yang dimiliki siswa tersebut, bahkan jawaban benar bukan tujuan utama.
Adapun strategi untuk bisa menjadikan siswa aktif sejak awal adalah dalam memulai pelajaran apapun, kita sangat perlu menjadikan
siswa aktif semenjak awal.Jika tidak, kemungkinan besar kepasihan siswa akan melekat seperti semen yang butuh waktu lama untuk
mengeringkannya.susunlah aktivitas pembuka yang menjadikan siswa lebih leluasa, ikut berpikir dan memperhatikan minat terhadap
pelajaran, pengalaman-pengalaman ini dianggap sebagai hidangan pembuka sebelum makanan utama, pengalaman ini membuat siswa
berselera untuk menikmati hidangan selanjutnya.Memang ada sebagaian guru yang memilih untuk memulai pelajaran hanya dengan
pengenalan singkat, namun menambahkan setidaknya latihan pembuka pada rencana pengajaran.
E. Pembelajaran Matematika Yang Kreatif