atau tingkah laku antar guru tetap dijaga. 2 Dihimbau kepada semua guru untuk memasukkan nilai-nilai moral dalam
penyampaian materi pembelajaran 3 Mengucap salam kepada sesama guru dan siswa. 4 Guru selalu berdoa sebelum dan
sesudah melakukan sesuatu. 5 Guru datang tepat waktu dan disiplin waktu 6 Guru membiasakan mengaji dan sholat tepat
waktu.7 Meneladani Rasulullah saw 8 Berkata jujur dan lain lain.
36
Memahami dari metode diatas, penulis menyimpulkan bahwa melalui sikap dan tindakan guru agama dalam setiap kegiatan hadrah
dan qiro ah maka siswa diharapkan mampu meniru tingkah laku guru yang baik dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan siswa.
3. Upaya Guru dalam Membentuk Akhlakhul Karimah Siswa Melalui Metode
Ganjaran dan
Hukuman dalam
Ekstrakurikuler Keagamaan di MTs Negeri Bandung Tulungagung
a. Metode Pemberian Ganjaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
ganjaran adalah 1. Hadiah sebagai pembalas jasa 2. Hukman , balasan. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa ganjaran dalam bahasa
Indonesia bisa dipakai untuk balasan yang baik maupun balasan yang buruk.
37
Melalui kegiatan ekstrakurikuler hadrah dan qiro ah ini pemberian ganjaran dalam pembentukan akhlakhul karimah siswa
diterapkan pada saat latihan maupun pada saat perlombaan-perlombaan.
36
Wawancara dengan bapak Hartadi, M.Pd.I, selaku guru SKI di MTs Negeri Bandung Tulungagung, 05 Mei 2015, pukul 09.00 WIB.
37
Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam..., hal. 100
Hal ini di dukung oleh pernyatann bapak Imam Khoiri sebagaiman berikut :
Siswa itu ya mbak sangat senang diberikan respon terhadap apa yang sudah mereka kerjakan dengan mengatakan oh bagus sekali
penampilan kalian misalnya seperti itu mereka sudah senang
sekali mereka merasa dihargai dan mau berusaha lebih lagi dalam latihan dan perlombaan. Penting sekali metode ini diberikan
dalam membentuk akhlak.
38
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan guru Akidah Akhlak yang menjelaskan :
Dalam setiap tingkah laku siswa siswa itu mau dan ingin mereka dihargai disanjung dan jikalau mereka berbuat salah ya mbak
kami sebagai guru harus memberikan hukuman sebagai ganjaran dan efek jera dari perbuatan mereka yang tidak baik. dan agar
mereka tau bahwa yang dilakukannya itu tidak baik dan begini lho yamg benar itu.
39
Ganjaran yang diberikan merupakan rangsangan atau respon terhadapa apa yang mereka lakukan. Peneliti pada tanggal 09 Mei 2015
pada saat latihan rutinan qiro ah, siswa sangat bagus dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur an guru dan pelatih ekstrakurikuler juga
memberikan ganjaran dengan memuji dan memberikan apresisi yang positif terhadap kinerja siswa mereka berharap agar semua siswa dapat
berkembang kea rah yang lebih abik lagi. b. Metode Pemberian Hukuman
38
Wawancara dengan bapak Drs. ImamKhoiri, selaku guru Al-qur an Hadits di MTs Negeri Bandung Tulungagung, 03Mei 2015, pukul 11.00 WIB.
39
Wawancara dengan ibu Syaifatul Aisah, S.Pd.I, selaku guru Akidah Akhlak di MTs Negeri Bandung Tulungagung, 12 Mei 2015, pukul 09.00 WIB.
Hukuman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan: 1. Siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada orang-orang yang
melanggar undang-undang dan sebagainya. 2. Keputuan yang dijatuhkan oleh hakim 3. Hasil atau akibat menghukum.
40
1 Syarat-syarat mengaplikasikan pendekatan pemberian hukuman Pemberian hukuman juga memiliki beberapa teori :
diantaranya hukuman alam, ganti rugi, menakut nakuti, dan balas dendam. Oleh karena itu pendekatan ini tidak leluasa maka setiap
pendidik sebaiknya mempunyai syarat-syarat dalam pemberian hukuman, yaitu:
a Pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta, kasih dan sayang
b Harus didasarkan kepada alasan keharusan c Harus menimbulkan kesan di hati anak
d Menimbulkan keinsyafan dan penyelesaian kepada anak didik e Di ikuti dengan pemberian maaf dan harapan serta kepercayaan
41
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan guru SKI di MTsN Bandung beliau menjelaskan bahwa:
Di sekolah atau di dalam kegiatan ekstrakurikuler pun apabila ada salah satu siswa yang berlaku tidak baik maka saya akan
memberikan hukuman, pemberian hukuman juga penekanan pada pembinaan akhlak yaitu berupa didikan misalnya
membersihkan lingkungan sekolah, membaca ayat Al-Qur an, hal tersebut saya lakukan supaya para siswa selalu berdisiplin
dan bersikap baik, dimana dengan selalu bersikap baik dan berdisiplin merupakan cara untuk membentuk kepribadian
siswa yang berakhlakul karimah.
42
40
Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam..., hal. 112
41
Ibid., hal. 114
42
Wawancara dengan bapak Hartadi, M.Pd.I, selaku guru SKI di MTs Negeri Bandung Tulungagung, 05 Mei 2015, pukul 09.00 WIB.
Hukuman hanya berupa gertakan pada siswa sehingga hukaman yang dimaksud ialah bgaiamana membuat siswa itu jera
bukannya merasa dirinya dihukum, namun pada dasarnya bila mana siswa tersebut membuat gaduh atau menganggu teman dll, maka
pemberian hukuman pun baru diberikan itupun sangat hati-hati dalam memberikannya.
Jenis hukuman yang biasa diberikan biasanya bukan dari pihak guru yang memutuskan akan tetapi diserahkan kepada teman-
temannya dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, dengan begitu menyerahkan jenis hukuman yang diberikan dengan harapan supaya
anak-anak paham tentang pelanggaran yang sudah dilakukannya untuk tidak melakukannya lagi, dan sekaligus juga merupakan
adanya penekanan pada pembinaan akhlaknya yaitu berupa musyawarah dalam mencapai mufakat dengan saling menghargai
pendapat orang lain. Penggunaan metode dalam pembentukan nilai-nilai akhlakul
karimah siswa di MTs Negeri Bandung Tulungagung disesuaikan dengan situasi dan kondis siswa, mana metode yang tepat dalam
proses pembentukan nilai-nilai akhlakul karimah siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat terwujud, biasanya guru menggunakan
metode ceramah, pembiasaan, ketedanan, pemberian ganjaran
berbeda-beda dalam satu pertemuan agar terciptalah akhlakul karimah.
43
Dampak penggunaan metode-metode yang dipilih guru dalam membentuk akhlakhul karimah siswa melalui ekstrakurikuler
keagamaan terhadap akhlak siswa sangat terbukti dan dapat dirasakan dampaknya yaitu dengan sikap dan perilaku siswa saat
disekolah dan bersama teman-temannya. Siswa menunjukkan perkembangan kearah positif seperti halnya lebih rajin dalam
melakukan latihan, rajin dalam menuntut ilmu, dan dalam latihan siswa tidak hanya asal memukul rebana dan menyenandungkan
sholawat nabi akan tetapi mereka sekarang lebih tau filosofi atau makna yang terdapat dalam stiap ketukan dan alunan nada yang
mereka bawakan. Jadi dengan mempelajari dan dengan adanya pembinaan
Akhlakul karimah siswa melalui ekstrakurikuler keagamaan, maka siswa pun dapat memelihara diri agar senantiasa berada pada garis
akhlak yang mulia dan menjauhi segala bentuk akhlak yang tercela sehingga siswa akan dihargai dan dihormati. Untuk itu sangat
penting sekali pembinaan akhlak siswa yang harus ditanamkan sejak dini, agar mereka mampu menerapkan dalam kehidupannya sehari-
hari sehingga terbukalah kepribadian siswa yang berakhlakul karimah. Terbukti dengan prestasi-prestasi
yang diperoleh
43
Data Observasi akhlak MTs Negeri Bandung Tulungagung, 23 Mei 2015, Pukul 10.00 WIB. Sebagaimana terlampir.
ekstrakurikuler hadrah dan qiro ah dalam mengikuti berbagi lomba baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten mereka sudah mampu
mendapat juara. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan dan pemilihan metode yang tepat dalam membentuk siswa melalui
ekstrakurikuler keagamaan membuat siswa lebih mudah menyerap dan mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat dari guru dan para
pelatih.
C. Temuan Penelitian 1. Berkaitan dengan Upaya Guru Agama dalam Membentuk Akhlakhul