THE PERSISTENCE OF EARNINGS AFTER THE ADOPTION OF IFRS (The Study is to Investigate on Banking Sector at The Indonesia Stock Exchange) PERSISTENSI LABA SESUDAH ADPOSI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS) (Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di B

ABSTRACT
THE PERSISTENCE OF EARNINGS AFTER THE ADOPTION OF IFRS
(The Study is to Investigate on Banking Sector at The Indonesia Stock Exchange)

Oleh
M. REZA PAHLEVI

The aim of the study is to investigate whether IFRS adoption enables to
enhance persistence of earnings. In order to generate the objective of the study, I
do a study in banking sector that implement IFRS. We do cutoff in 2010 as central
before and after adopted IFRS. This study is to see persistence of earnings using
simple regression analysis. This study shows that profit regression coefficient
after IFRS adoption seem to improve persistence of earnings. Study indicates that
profit quality after accounting standard that use IFRS is higher in term of profit
quality before implement IFRS. However, profit that generated by company after
implement IFRS seem decrease compared to profit when companies do not
implement IFRS. Thus, this phenomenon should be carefully taken by investors.

This study implies that there are persistence of earnings after IFRS
adoption in the Indonesian banking sector. This has several limitations: 1)
this study should be carefully taken if it will generalized in other banking

sector, 2) this study only uses two years before and two years after
implement IFRS as IFRS adoption is conducted in 2010. Thus, it is to early
to conclude the overall conclusion.
Keywords: Profit Quality, Persistence of earnings, IFRS, Banking
Sector, The Indonesia Stock Exchange.

ABSTRAK
PERSISTENSI LABA SESUDAH ADPOSI STANDAR AKUNTANSI
INTERNASIONAL (IFRS)
(Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Oleh
M. REZA PAHLEVI

Tujuan dari penelitian ini adalah Menguji secara empiris adopsi IFRS
meningkatkan persistensi laba. Sampel dalam penelitian ini dilakukan pada
perusahaan Perbankan yang mengadopsi IFRS pada tahun 2011 dan 2012
serta belum mengadosi IFRS pada tahun 2008 dan 2009 dengan tahun 2010
sebagai cutoff. Pengujian dilakukan untuk melihat persistensi laba dengan
melihat koefisisen regresi hasil pengujian. Hasil pengujian yang dilakukan
menunjukkan bahwa Koefisien regresi laba setelah adopsi IFRS terdapat

peningkatan persistensi laba. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas laba
setelah penerapan SAK adopsi IFRS lebih tinggi dibandingkan kualitas laba
sebelum penerapan SAK IFRS. Namun laba yang dihasilkan perusahaan
setelah adopsi IFRS mengalami penurunan dibandingkan dengan laba
sebelum adopsi IFRS, sehingga penomena ini perlu mendapat perhatian
lebih bagi investor di dalam mengambil keputusan invstasi.

Implikasi dari hasil penelitian ini membuktikan secara empiris
bahwa terjadi peningkatan persistensi laba setelah adopsi IFRS pada
perusahaan perbankan di Indonesia.
Sedangkan keterbatasan dari
penelitian ini adalah penelitian hanya
dilakukan pada perusahaan
perbankan sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisir pada perusahaan lain.
Kelemahan lain penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian dua
tahun sebelum dan dua tahun sesudah penerapan IFRS karena penerapan
IFRS baru dilaksanakan pada tahun 2010.
Kata kunci: Kualitas Laba, Persistensi Laba, IFRS, Banking Sector,
BEI.


PERSISTENSI LABA SESUDAH ADOPSI
STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS)
(Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Oleh
M. REZA PAHLEVI

Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER SAINS AKUNTANSI
Pada
Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014


PERSISTENSI LABA SESUDAH ADOPSI
STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS)
(Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

(Tesis)

Oleh
M. REZA PAHLEVI

PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mesir Ilir Kab. Way Kanan pada tanggal 13 Juni 1979 yang
merupakan anak kelima dari enam bersaudara pasangan A.Husein T. dan
R. CHolifah Hanum.


Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis dimulai dari pendidikan di
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Gunung Cahya yang diselesaikan pada tahun
1991, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 1 Pakuan Ratu yang
diselesaikan pada tahun 1994, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 12
Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 1997 dan pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi negeri di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jurusan Ekonomi melalui
jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) yang diselesaikan pada
tahun 2003.

Saat ini penulis bekerja sebagai guru PNS pada SMAN 1 Seputih Raman sejak
tahun 2006 sampai dengan sekarang.

MOTO

 Koreksilah Dirimu Sebelum Engkau Mengoreksi Orang Lain
 Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar dan
mengajarkan Al qur’an


Dengan ketulusan hati kupersembahkan karya kecil ini kepada :

Ayanhanda A. Husein T. yang kucintai dan mencintaiku
Ibunda Holifah Hanum/ Mastoh (alm) yang sangat kucintai walau belum
sempat melihat keberhasilanku.
Istriku Dewi tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya dan doa…
Anak-anakku Tamami dan Saniya…
Sahabat-sahabatku…terimakasih atas dukungannya selama ini…

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Tesis dengan judul ”Persistensi sesudah adopsi Standar Akuntansi Internasional
(IFRS) (Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”
adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains Akuntansi pada
Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2.

Ibu Susi Sarumpaet,Ph.D.,Akt selaku Ketua Program Pascasarjana Ilmu
Akuntansi Universitas Lampung.

3.

Bapak Yuliansyah,Ph.D,Akt selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan semangat, dukungan, saran, waktu dan traktir makan-makannnya
selama penyusunan tesis.

4.

Bapak Agus Zahron Idris, S.E.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah memberikan dukungan, saran, dan waktunya selama penyusunan

tesis.

5.

Ibu Lindrianasari,Ph.D.,Akt dan Ibu Alvi selaku penguji utama dan penguji
ke dua yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang sangat bermanfaat
selama penulis berada di Pascasarjana Ilmu Akuntansi.

6.

Ayah tercinta A. Husein T. yang telah memberikan dukungan moril maupun
materiil serta senantiasa mendoakanku dalam setiap zikir dan sujudnya.

7.

Pendamping Hidupku tercinta Dewi Agustina N. yang telah menyayangi,
memberi semangat dan menghiburku.

8.


Anak-anakku tersayang Tahsin Tamami Pahlevi dan Saniya Adiba Pahlevi
yang

selalu

menjadi

penyemangat,

dan

penghibur,

penulis

untuk

menyelesaikan studinya.
9.


Sahabat ku di PIA angkatan 2011 Pak Arif Maksum, Mbk.Aida Rohma, Mas
Agus Kurniawan yang telah menjadi teman diskusi serta berkeluh kesah.

10. Rekan-rekan PIA angkatan 2 : Mbk. Nolita, Dedy, Mba Aminah, Mba Ratna,
Pak Fikri, Pak Mujiman, Pak Taufik, Pak Nurcholis, Suhendar, bang Matson,
Pak Udin, Pak Sadat, Pak Adhi, Eryanti serta semua rekan yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
11. Pengelola dan karyawan serta karyawati Pascasarjana Ilmu Akuntansi yang
ikut membantu kelancaran perkuliahan.
12. Keluarga

besar

Fakultas

Ekonomi

Jurusan

Akuntansi,


Ekonomi

Pembangunan dan Manajemen.

Semoga karya ini bermanfaat bagi seluruh pihak dan semoga Allah memberikan
rahmat, hidayah dan ridho-Nya kepada kita semua.

Bandar Lampung, April 2014
Penulis,

M. Reza Pahlevi

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................

iii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................

iv

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..............................................................

1

1.2. Batasan Masalah ..........................................................

3

1.3. Perumusan Masalah ......................................................

4

1.4. Tujuan Penelitian .........................................................

4

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................

4

BAB II. KAJIAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1

Tinjauan Pustaka .........................................................

5

2.1.1 Kajian Teoritis Agency Theory ........................

5

2.1.2.Signaling Theory ...............................................

6

2.1.3.International Financial Reporting Standards ....

7

2.1.4.Persistensi Laba .................................................

11

2.2. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis .....

12

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data .................................................

14

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian. ...................................

14

3.3. Operasional Variabel ..................................................

15

i

3.3.1. Persistensi Laba .................................................

15

3.4. Pengujian Asumsi Klasik .............................................

16

3.4.1.Uji Normalitas .....................................................

17

3.4.2.Uji Heteroskedastisitas .......................................

17

3.4.3.Uji Autokorelasi ..................................................

18

3.5. Alat Analisis.................................................................

19

3.5.1 Pengujian Hipotesis ............................................

19

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Data dan Sampel Penelitian ..........................................

21

4.2. Statistik Deskriptif ........................................................

22

4.3. Hasil Pengujian Hipotesis .............................................

23

4.3.1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik .........................

23

4.3.1.1. Hasil Uji Normalitas ............................

23

4.3.1.2. Hasil Uji Autokorelasi .........................

24

4.3.1.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ..............

24

4.3.2. Hasil Pengujian Hipotesis .................................

25

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...................................................................

31

5.2. Implikasi .......................................................................

32

5.3. Keterbatasan ..................................................................

32

5.4. Saran .............................................................................

33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.

Daftar Sampel .................................................................

21

Tabel 2.

Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................

22

Tabel 3.

Hasil Uji Normalitas ........................................................

23

Tabel 4.

Hasil Uji Autokorelasi .....................................................

24

Tabel 5.

Hasil Uji Heteroskedastisitas ...........................................

24

Tabel 6.

Hasil Uji Heteroskedastisitas Penyembuhan....................

25

Tabel 7.

Hasil Uji Hipotesis ...........................................................

26

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Statistik Deskriptif

Lampiran 2.

Hasil Uji Normalitas

Lampiran 3.

Hasil Uji Autokorelasi dan Heteroskedastisitas sebelum IFRS

Lampiran 4.

Hasil Uji Autokorelasi dan Heteroskedastisitas sesudah IFRS

i

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
IFRS telah menjadi topik yang hangat dalam beberapa tahun terakhir khususnya di
Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia telah mencanangkan untuk konvergensi
penuh pada Januari 2012 untuk semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Salah satu yang terpenting dalam penerapan IFRS yaitu terciptanya
relevansi dan reliabilitas. Salah satu perubahan yang terjadi akibat adopsi IFRS
adalah karakteristik utama IFRS yang menekankan pada fair value. Fair value
sendiri menekankan pada penyajian nilai yang relevan dengan kondisi saat ini,
seperti penilaian kembali aset-aset perusahaan dengan menggunakan bantuan
appraisal.

Hartono (2005) menjelaskan bahwa beberapa perubahan metode akuntansi akan
berdampak terhadap laba perusahaan antara lain perubahan prosedur
pembebanan biaya depresiasi, perubahan prosedur akuantansi kredit pajak,
metode persediaan, metode akuntansi penerapan penyesuaian ketingkat harga
umum dan lain-lain. Akibat perubahan tersebut maka akan berdampak pada
peningkatan atau penurunan laba perusahaan. Dampak tersebut tentunya akan
menimbulkan pertanyaan sejauh mana persistensi laba sesudah penerapan IFRS
khususnya dalam dunia perbankan? Lantto (2007) meneliti mengenai kemampuan

1

IFRS dalam menaikkan kegunaan informasi akuntansi di Finlandia, dengan
melakukan survey pada manajer, analis laporan keuangan dan auditor, hasil
penelitian menyatakan bahwa baik auditor, manajer dan analis berpendapat bahwa
laporan keuangan yang disusun berdasarkan IFRS dapat diandalkan dan relevan.
Informasi akuntansi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan
dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan, dan
informasi tersebut dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan
pemakai informasi bergantung pada informasi tersebut.

Informasi keuangan yang dilaporkan oleh sebuah perusahaan merupakan
informasi yang penting bagi investor, salah satunya informasi tentang laba.
Informasi laba tersebut menjadi acuan bagi investor dalam mengambil keputusan
investasi sebab jumlah laba menunjukkan kinerja keuangan perusahaan. Kualitas
laba sebuah perusahaan salah satunya dapat diukur dengan konsep persistensi
laba (Nichols at al.2004).

Persistensi laba memberikan kualitas yang lebih tinggi bagi investor sebab
investor dapat menggunkan pendapatan saat ini untuk memprediksi laba yang
akan datang, (Bandi,2012). Dalam hal ini, investor memiliki informasi lebih
lanjut tentang kinerja perusahaan dimasa depan dan mampu membuat keputusan
yang lebih baik atas investasi. Dengan demikian persistensi laba menghasilkan
nilai relevansi lebih banyak dalam mengambil sebuah keputusan, (Bandi,2012).

2

Penelitian yang meneliti tentang persistensi laba setelah adopsi IFRS antara lain
Doukakis (2010). Penelitian Doukakis (2010) menguji sejauh mana komponen
laba dan persistensi laba sebelum dan sesudah penerapan IFRS pada perusahaan
yang terdaftar di bursa efek Yunani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengukuran dan pelaporan yang berpedoman IFRS tidak meningkatkan
komponen laba dan persistensi laba. Putri (2013) menunjukkan bahwa secara
statistik terdapat perbedaan antara kualitas laba sebelum dan sesudah diterapkan
SAK adopsi IFRS. Penelitian Latif (2012) yang menguji kualitas informasi serta
asimetri informasi sebelum dan setelah adopsi IFRS di Uni Eropa.

Nicholas & Wahlen ( 2004 ) menemukan bahwa pasar bereaksi lebih kuat
terhadap perusahaan dengan persistensi laba lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki persistensi lebih rendah. Investor lebih memilih untuk
berinvestasi di perusahaan yang memiliki persistensi laba dibanding dengan
perusahaan yang memiliki pendapatan berfluktuatif,(Koonce & Mercer, 2005).
Berdasarkan perbedaan hasil beberapa literatur di atas peneliti tertarik untuk
mengetahui apakah setelah adopsi IFRS di Indonesia persistensi laba yang
dihasilkan semakin meningkat ataukah menurun. Oleh karena itu, penulis
melakukan penelitian yang berjudul Persistensi Laba Setelah Adopsi IFRS.

1.2

Batasan Masalah

Batasan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu hanya dilakukan pada
perusahaan perbankan yang telah mengadopsi IFRS pada tahun 2011.

3

1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan beberapa pertanyaan/ masalah
yaitu :
Apakah adopsi IFRS meningkatkan persistensi laba?

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
Menguji secara empiris adopsi IFRS meningkatkan persistensi laba.

1.5 Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Akademik
Memberikan kontribusi literatur yang ada dengan memberikan bukti tentang
kemungkinan efek laporan keuangan adopsi IFRS.
2. Praktis
1. Temuan ini menarik untuk pembuat standar dan badan pengawas
khususnya di Indonesia yang telah mengadopsi IFRS atau negara-negara
yang berada dalam proses mengadopsi IFRS.
2. Untuk membantu perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI tentang
pentingnya penerapan IFRS.

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1.1

Tinjauan Pustaka

2.1.1 Agency Theory (Teori Keagenan)
Teori keagenan menyatakan bahwa antara manajemen dan pemilik mempunyai
kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan yang
memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik
keagenan (Lambert, 2001). Menurut Sunarto, (2008) bahwa dalam model
keagenan dirancang sebuah sistem yang melibatkan kedua belah pihak, sehingga
diperlukan kontrak kerja antara pemilik (principal) dan manajemen (agent). Lebih
lanjut dijelaskan bahwa dalam kesepakatan tersebut diharapkan dapat
memaksimumkan utilitas principal, dan dapat memuaskan serta menjamin agen
untuk menerima reward dari hasil aktivitas pengelolaan perusahaan.

Perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajemen terletak pada
maksimalisasi manfaat (utility) pemilik (principal) dengan kendala (constraint)
manfaat (utility) dan insentif yang akan diterima oleh manajemen (agent)
Sunarto, (2008). Menurutnya hal ini dikarena bahwa kepentingan yang berbeda
sering muncul konflik kepentingan antara pemegang saham/ pemilik (principal)
dengan manajemen (agent). Rajan dan Saouma (2006) menyatakan bahwa
besarnya kompensasi yang diterima oleh pihak manajemen (agent) tergantung
pada besarnya laba/ profit (π) yang dihasilkan sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati dengan pihak pemilik (owner). Sunarto, (2008) menjelaskan bahwa
besarnya laba yang diinformasikan melalui laporan keuangan, tidak terlepas dari

kebijakan akuntansi yang dibuat oleh manajemen. Berdasarkan uraian tersebut,
dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya kompensasi yang diterima oleh pihak
manajemen (agent) tergantung pada besarnya laba/ profit (π) yang dihasilkan
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati dengan pihak pemilik, Sunarto,
(2008).

2.1.2 Signaling Theory
Secara garis besar Signalling Theory menjelaskan bahwa manajemen
menyajikan informasi keuangan (khususnya laba) diharapkan dapat memberikan
sinyal kemakmuran (baik positif maupun negatif) kepada para penggunanya. Pada
motivasi signaling, manajemen cenderung memanage akrual yang mengarah
pada persistensi laba (Sloan, 1996; Dechow dan Dichev, 2002). Lebih lanjut
dijelaskan hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas laporan
keuangan melalui angka - angka akuntansi yang mengarah pada kualitas laba.
Apabila kebijakan manajemen didasari oleh motivasi signaling, maka manajemen
melakukan kebijakan akrual yang mengarah pada persistensi laba. Motivasi
signaling mendorong manajemen menyajikan laporan laba yang dapat
mencerminkan laba sesungguhnya, Sunarto, (2008). Signaling effect dihasilkan
oleh informasi baru, dan bukan oleh issue yang terjadi (Penman, 2003). Atas
dasar motivasi signaling, manajemen terdorong untuk menyajikan laporan laba
yang mengarah pada persistensi laba, Sunarto, (2008).
2.1.3 International Financial Reporting Standards (IFRS)
International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar pelaporan
keuangan internasional yang menjadi rujukan atau sumber konvergensi bagi

6

standar-standar akuntansi di Negara-negara di dunia yang diterbitkan
oleh International Accounting Standard Board (IASB) pada 1 April 2001.
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi
Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal
(IFAC).
Di era zaman yang semakin hari semakin modern, masyarakat di berbagai belahan
dunia begitu mudahnya untuk berinteraksi, termasuk dalam interaksi dagang dan
berinvestasi. Berdasarkan kemajuan teknologi tersebut mendorong kemudahan
manusia di seluruh dunia untuk berkomunikasi tanpa ada batas wilayah Negara
atau biasa kita sebut globalisasi. Dampak globalisasi yang semakin kuat dan
berimbas kepada pasar investasi membuat pihak yang terlibat berupaya untuk
mempermudah dan menyeragamkan bahasa dalam berinvestasi (bahasa pelaporan
keuangan dan standar keuangan). Standar pelaporan keuangan dan standar
akuntansi haruslah standar yang dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat
global. Sehingga diperlukan standar yang sama di seluruh dunia.

Secara garis besar dalam IAI (2012) ada empat hal pokok yang diatur dalam
standar akuntansi :
1.

Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.
Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah
transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang,
modal, pendapatan dan biaya.

7

2.

Pengukuran dan penilaian.
Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan
keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat
penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).

3.

Pengakuan
Merupakan kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan
keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan
keuangan.

4.

Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan
bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca,
Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan
keuangan.

International Financial Reporting Standards (IFRS ) di Indonesia

Berikut adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai
dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan
Indonesia, 2008). Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada
standar Akuntansi yang dipakai akibatnya Indonesia memakai standar (Sound
Business Practices) gaya Belanda. Pada Tahun 1955 Indonesia belum
mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang standar keuangan. Baru
pada tahun 1974 Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat

8

oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi sehingga tahun 1984 prinsip
Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi. Akhir Tahun 1984
standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC dan
sejak tahun 1994 IAI sudah berkomitmen mengikuti IASC / IFRS. Tahun 2008
diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan, sehingga
Tahun 2012 Indonesia dapat mengadopsi IFRS sepenuhnya.

Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka
panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat
International Accounting Standard Boards (IASB) melakukan percepatan
harmonisasi standar Akuntansi internasional khususnya International Financial
Reporting Standard (IFRS) yang dibuat oleh IASB dan Financial Accounting
Standard Boards (badan pembuat standar Akuntansi di Amerika Serikat).

Karakteristik IFRS
Karakteristik IFRS dalam IAI (2012) adalah sebagai berikut:
1.

IFRS menggunakan “Principles Base “ :
 Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga
harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
 Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
 Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

2.

Menggunakan fair value (nilai wajar) dalam penilaian, jika tidak ada nilai
pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau

9

menggunakan jasa penilai. Perubahan menggunkan penilaian dengan nilai
wajar (fair value) ini tentunya akan membawa konsekuensi pada laba
perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartono (2005) yang
menjelaskan bahwa beberapa perubahan metode akuntansi akan berdampak
terhadap laba perusahaan antara lain perubahan prosedur pembebanan biaya
depresiasi, perubahan prosedur akuantansi kredit pajak, metode persediaan,
metode akuntansi penerapan penyesuaian ketingkat harga umum dan lainlain. Akibat perubahan tersebut maka akan berdampak pada peningkatan atau
penurunan laba perusahaan
3.

Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif
maupun kualitatif.

Manfaat Penerapan IFRS
Manfaat dari penerapan IFRS dalam IAI (2012) adalah:
a.

Meningkatkan daya banding laporan keuangan.

b.

Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional

c.

Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi
perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

d.

Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan
biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

e.

Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

10

1.1.4 Konsep Persistensi Laba
Persistensi laba merupakan laba yang dapat digunakan sebagai indikator future
earnings. Persistensi laba yang sustainable dinyatakan sebagai laba yang
mempunyai kualitas tinggi; sebaliknya jika laba Unsustainable dinyatakan
sebagai laba yang mempunyai kualitas kurang baik (Penman dan Zhang, 2002).
Ketika para pemakai laporan keuangan (terutama investor) memandang laba
perusahaan sustainable, maka expected dividend yield tumbuh secara stasioner
(Fama dan French, 2002).

Menurut Sunarto, (2008), Persistensi laba didefinisikan sebagai laba yang dapat
digunakan sebagai pengukur laba itu sendiri. Artinya, laba saat ini dapat
digunakan sebagai indikator laba periode mendatang (future earnings). Laba
yang semakin persisten menunjukkan laba semakin informatif; sebaliknya jika
laba kurang persisten, maka laba menjadi kurang informatif (Tucker dan
Zarowin, 2006). Persistensi laba sebagai salah satu pengukuran kualitas laba
diukur dari slope coefficient regresi current earnings pada lagged earnings.
Persistensi laba dipandang sebagai pengukur kualitas laba, Sunarto, (2008).

Beberapa penulis menunjukkan bahwa pengukuran persistensi laba masih
berbeda-beda. Misalnya, penelitian Lipe (1990) yang menggunakan koefisien
regresi dari regresi antara laba periode sekarang dengan periode yang akan datang,
sebagai proksi persistensi laba akuntansi. Sloan (1996) mengacu pada Freeman
(1982) mengukur persistensi laba dari hubungan antara current earnings dan
future earnings performance. Earnings didefinisikan sebagai laba operasi dibagi

11

total assets. Dechow dan Dichev (2002) mengukur persistensi laba berdasarkan
kualitas akrual; dimana kualitas akrual didefinisikan sebagai estimasi error dari
hasil regresi modal kerja akrual. Sedangkan Francis et al.(2004) mengukur
persistensi laba dari slope koefisien hasil regresi current earnings pada lagged
earnings. Earnings didefinisikan sebagai laba dari aktivitas normal (net income
before extraordinary items, NIBE). Sementara Ecker, Francis, Kim, Olsson, dan
Schipper (2006) mengukur persistensi laba dari parameter hasil regresi current
earnings per share pada lagged earnings per share. Namun demikian,
pengukuran tersebut didasarkan pada konsep yang sama yaitu persistensi laba
adalah laba yang dapat digunakan sebagai indikator future earnings, Sunarto
(2008).

1.2

Penelitian terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Penelitian yang dilakukan Doukakis (2010) yang meneliti tentang komponen
laba dan persistensi laba sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa pengukuran dan pelaporan yang berpedoman IFRS tidak
meningkatkan komponen laba dan persistensi laba. Menurut Doukakis (2010)
hasil ini berhubungan dengan rendahnya income smoothing yang dilakukan oleh
manajemen setelah adopsi IFRS. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Putri (2013) yang meneliti tentang kualitas laba perusahaan perbankan di
Indonesia setelah adopsi IFRS, menunjukkan bahwa secara statistik terdapat
perbedaan antara kualitas laba sebelum dan sesudah diterapkan SAK adopsi
IFRS. Menurut Putri (2013) Peningkatan kualitas laba yang terjadi diindikasi
karena penurunan manajemen laba pada perbankan di Indonesia. Penelitian yang

12

dilakukan Bandi (2012) yang meneliti tentang laba persistensi di Indonesia
menghasilkan bahwa komponen laba lebih persistensi di banding dengan laba
total. Penelitian Latif (2012) yang menguji kualitas informasi serta asimetri
informasi sebelum dan setelah adopsi IFRS di Uni Eropa. Hasilnya menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan kualitas informasi setelah adopsi IFRS.

Nicholas & Wahlen ( 2004 ) menemukan bahwa pasar bereaksi lebih kuat
terhadap perusahaan dengan persistensi laba lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki persistensi lebih rendah. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Koonce & Mercer ( 2005) yang menghasilkan bawha
investor lebih memilih untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki persistensi
laba dibanding dengan perusahaan yang memiliki pendapatan berfluktuatif.
Lantto (2007) meneliti mengenai kemampuan IFRS dalam menaikkan kegunaan
informasi akuntansi di Finlandia, dengan melakukan survey pada manajer, analis
laporan keuangan dan auditor. Hasil penelitian menyatakan bahwa baik auditor,
manajer dan analis berpendapat bahwa laporan keuangan yang disusun
berdasarkan IFRS dapat diandalkan dan relevan.

Berdasarkan beberapa literatur diatas yang menunjukan bahwa terjadi peningkatan
kualitas laba setelah adopsi IFRS, hal ini akibat dari peningkatan transparansi
dan akuntabilitas laporan keuangan sehingga menyebabkan menurunnya
manajemen laba, maka hipotesis yang diajukan adalah
H1: Persistensi laba mengalami peningkatan setelah adopsi IFRS.

13

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang
bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang di
publikasikan di situs resmi masing-masing perusahaan maupun Bursa Efek
Indonesia (BEI). Data yang dianalisis adalah data dua tahun sebelum dan dua
tahun sesudah adopsi IFRS yaitu tahun 2008 sampai 2012.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) yang belum mengadopsi IFRS pada tahun 2008
dan 2009 serta telah mengadopsi IFRS pada tahun 2011 dan 2012. Tahun 2010
dijadikan cutoff sebab tahun tersebut merupakan awal penerapan IFRS revisi
2006. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive random sampling
(pemilihan sampel secara acak dengan kriteria-kriteria tertentu. Sampel yang
digunakan harus memiliki kriteria sebagai berikut :
1.

Penelitian dilakukan pada perusahaan–perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan

selama periode penelitian di situs resmi masing-masing perusahaan maupun
Bursa Efek Indonesia.
2.

Perusahaan mengadopsi IFRS mulai tahun 2011.

3.

Data tersedia.

3.3 Operasional Variabel

3.3.1 Persistensi Laba
Menurut Sunarto, (2008), Persistensi laba didefinisikan sebagai laba yang dapat
digunakan sebagai pengukur laba itu sendiri. Artinya, laba saat ini dapat
digunakan sebagai indikator laba periode mendatang (future earnings). Lebih
lanjut Sunarto, (2008) menjelaskan bahwa persistensi laba merupakan salah satu
komponen nilai peridiksi laba, dikarenakan persistensi laba merupakan unsur
relevansi, Informasi yang terkandung dalam laba (earnings) memiliki peran
penting dalam menilai kinerja perusahaan. Persistensi laba merupakan laba yang
mempunyai kemampuan sebagai indikator laba periode mendatang (future
earnings) yang dihasilkan oleh perusahaan secara berulang-ulang (repetitive)
dalam jangka panjang (sustainable), Sunarto, (2008). Laba yang semakin
persisten menunjukkan laba semakin informatif. Sebaliknya, jika laba kurang
persisten maka laba menjadi kurang informatif (Tucker dan Zarowin, 2006).

Beberapa cara pengkuran persistensi laba menurut beberapa ahli seperti Lipe
(1990) dan Sloan (1996) menggunakan koefisien regresi dari regresi antara laba
akuntansi perioda sekarang dengan perioda yang akan datang sebagai proksi
persistensi laba akuntansi. Berdasarkan Francis et al.(2004) mengukur persistensi
laba dari slope koefisien hasil regresi current earnings pada

15

lagged earnings. Penelitian ini menggunakan koefisien regresi dari regresi antara
laba periode sekarang dengan periode yang akan datang, sebagai proksi persistensi
laba akuntansi. Hal ini mengacu pada penelitian Lipe (1990). Persamaan regresi
yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah:
Eit = β0 + β1 Eit-1+ ε it

Keterangan:
Eit : laba akuntansi (earnings) perusahaan i pada tahun t
Eit-1: laba akuntansi (earnings) perusahaan i sebelum tahun t
β0 : konstanta
β1

: persistensi laba akuntansi

Apabila koefisien regresi laba akuntansi (β1) > 1 hal ini menunjukkan bahwa laba
perusahaan adalah high persisten. Apabila koefisien regresi laba (β1) > 0 hal ini
menunjukkan bahwa laba perusahaan tersebut persisten. Sebaliknya, apabila
koefisien regresi laba (β1) ≤ 0 berarti laba perusahaan fluktuatif dan tidak
persisten (Francis, at al.2004).

3.4 Pengujian Asumsi Klasik
Pada model regresi linier dengan teknik ordinary least squares (OLS) diperlukan
uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, heteroskedastisitas, dan
autokorelasi. Rincian uji asumsi klasik disajikan sebagai berikut:

16

3.4.1 Uji normalitas
Untuk menguji normalitas dari residual hasil regresi, dapat digunakan 2 cara,
yaitu: histogram residual dan uji Jarque-Bera. Suatu residual dikatakan
memiliki distribusi normal apabila histogram residual bentuknya menyerupai
lonceng seperti distribusi t, maka residual tersebut dapat dikatakan berdistribusi
normal (Widarjono: 2009).
Jika nilai probabilitas ρ dari statistik Jarque Bera (JB) besar atau dengan kata lain
jika nilai statistik dari JB ini tidak signifikan, maka kita menerima hipotesis
bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistik JB mendekati
nol. Sebaliknya jika nilai probabilitas ρ dari statistik JB kecil atau signifikan,
maka kita menolak hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena
nilai statistik JB tidak sama dengan nol.

3.4.1 Uji heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi ketika variabel gangguan memiliki varian
yang tidak konstan. Pada umumnya heteroskedastisitas terjadi pada jenis data
cross section. Heteroskedastisitas menyebabkan estimator β1 topi tidak lagi
mempunyai varian yang minimum jika kita menggunakan metode OLS.
Selanjutnya menurut Widarjono (2009), konsekuensinya adalah sebagai berikut:
1.

Jika varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan standard error
metode OLS tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya.

17

2.

Akibat nomor 1 tersebut maka interval estimasi maupun uji hipotesis yang
didasarkan pada distribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi
hasil regresi.

Oleh sebab itu, masalah heteroskedastisitas ini dapat dideteksi dan
disembuhkan. Cara mendeteksi masalah heteroskedastisitas ini ada banyak
cara, namun yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode White atau
dalam software Eviews dikenal dengan metode White cross term. Menurut
Nachrowi (2006), untuk model regresi yang menggunakan banyak variabel
bebas disarankan menggunakan White Heteroscedasticity (no cross term),
sedang untuk regresi yang menggunakan lebih sedikit variabel bebas
disarankan menggunakan White Heteroscedasticity (cross term). Penelitian
ini hanya menggunakan satu variabel bebas maka menggunkan White
Heteroscedasticity (cross term).

3.4.2 Uji autokorelasi
Pengujian asumsi ketiga dalam model regresi linier klasik adalah autokorelasi.
Autokorelasi sendiri berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan
observasi yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan analisis regresi,
autokorelasi merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel
gangguan yang lain (Widarjono, 2009).

18

Untuk menguji keberadaan autokorrelasi dalam penelitian ini digunakan metode
Durbin-Watson test, dimana angka-angka yang diperlukan dalam metode tersebut
adalah dL, dU, 4 – dL, dan 4 – dU. Jika nilai DW mendekati 2 atau terletak antara
dU dan 4 – dU dinyatakan tidak terjadi autokorelasi, sebaliknya jika mendekati 0
diputuskan sebagai positive autocorrelation, dan jika mendekati 4 diputuskan
sebagai negative autocorrelation. Sedangkan jika angka DW terletak antara dL
dan dU temasuk pada area No-positive autocorrelation dan diputuskan sebagai
area No-decision atau Zone of Indecision. Demikian juga, jika angka DW terletak
antara 4 – dU dan 4 – dL temasuk pada area No-negative correlation dan
diputuskan sebagai area No-decision atau Zone of Indecision. Apabila angka DW
terletak pada area atau Zone of Indecision perlu dilakukan run test untuk
memastikan apakah angka DW cenderung pada autokorrelasi ataukah tidak ada
autokorrelasi.

3.5

Alat Analisis

3.5.1 Pengujian Hipotesis
Data yang dianalisis adalah data dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah adopsi
IFRS yaitu tahun 2008 sampai 2012. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi sederhana. Pengujian ini bertujuan untuk
memprediksi berapa besar kekuatan pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Sementara itu, nilai pengujian atas persistensi laba adalah nilai
koefisien regresi (β). Koefisien Regresi (β) pada intinya mengukur besar
kecilnya variable independen dalam mempengaruhi variabel dependen.

19

Penarikan kesimpulannya berdasarkan perbandingan koefisien regresi (diperoleh
dari hasil regresi) antara periode sebelum dengan periode setelah penerapan IFRS.
Apabila koefisien regresi (b) periode sebelum ≤ periode sesudah penerapan,
maka kesimpulannya adalah terjadi kenaikan persistensi laba.

20

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan pencanangan untuk konvergensi penuh
IFRS pada januari 2012 pada semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Tujuannya untuk membuktikan secara empiris apakah terjadi
peningkatan persistensi setelah adopsi IFRS di Indonesia. Sampel penelitian
dilakukan pada perusahaan Perbankan yang mengadopsi IFRS pada tahun 2011
dan 2012 serta belum mengadosi IFRS pada tahun 2008 dan 2009 dengan tahun
2010 sebagai cutoff. Pengujian dilakukan untuk melihat persistensi laba dengan
melihat koefisisen regresi hasil pengujian. Hasil pengujian yang dilakukan
menunjukkan bahwa Koefisien regresi laba setelah adopsi IFRS terdapat
peningkatan persistensi laba. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas laba setelah
penerapan SAK adopsi IFRS lebih tinggi dibandingkan kualitas laba sebelum
penerapan SAK IFRS.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Doukakis (2010) menguji
sejauh mana komponen laba dan persistensi laba sebelum dan sesudah
penerapan IFRS pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Yunani. Hasil
penelitian Doukakis (2010) menunjukkan bahwa pengukuran dan pelaporan yang
berpedoman IFRS tidak meningkatkan komponen laba dan persistensi laba.

31

Perbedaan hasil ini kemungkinan terjadi akibat perbedaan peraturan yang
diterapkan di masing-masing negara serta perbedaan sampel perusahaan yang
dipakai di dalam penelitian.

5.2. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah :
1. Membuktikan secara empiris bahwa terjadi peningkatan persistensi laba
setelah adopsi IFRS pada perusahaan perbankan di Indonesia. Diharapkan
hasilnya dapat digunakan pengguna informasi dalam mengambil
keputusan investasi.
2. Memperkuat hasil penelitian terdahulu tentang kualitas laba sebelum dan
sesudah diterapkan SAK adopsi IFRS.

5.3. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dari suatu penelitian dapat mempengaruhi hasil penelitian itu
sendiri. Keterbatasan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan sehingga hasilnya
tidak dapat digeneralisir pada perusahaan lain.
2. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian dua tahun sebelum
dan dua tahun sesudah penerapan IFRS karena penerapan IFRS baru
dilaksanakan pada tahun 2010.
3. Pengujian asumsi klasik menunjukkan masih adanya masalah normalitas,
namun hasilnya menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi dan
heteroskedastis sehingga hasil penelitian ini masih dapat menghasilkan
estimator yang terbaik.

32

5.4. Saran
Berdasarkan keterbatasan yang telah disampaikan di atas, maka peneliti
menyarankan hal-hal berikut ini:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah periode penelitian dan
menggunakan proksi lain dari pengukuran kualitas laba.
2. Penambahan sampel penelitian sehingga tidak hanya pada perusahaan
perbankan agar hasilnya dapat digeneralisir ke perusahaan lain.
3. Penelitian yang akan datang disarankan untuk dapat melakukan perbaikan
terhadap masalah pada asumsi klasiknya agar dapat menghasilkan estimator
yang bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).

33

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia. 2009. Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Bandi, 2012. Finance Perspective versus Accounting Perspective: The Case of
Earnings Persistence in Indonesia. International Journal of Economics
and Finance; Vol. 4, No. 9. August : 1916-9728.
Dechow, P.M.; R.G. Sloan; and A.P. Sweeney. 1995. “Detecting Earnings
Management.” The Accounting Review, Vol. 70, April: 193 – 225.
------- and I.D. Dichev. 2002. “The Quality of Accruals and Earnings: The Role of
Accrual Estimation Errors.” The Accounting Review, Vol. 77,
Supplement: 35 – 59.
Doukakis.C Leonidas.2010. The persistence of earnings and earnings components
after the adoption of IFRS, Department of Accounting and Finance,
Athens University of Economics and Business, Athens, Greece.
Ecker, F.; J. Francis; I. Kim; P.M. Olsson; and K. Schipper. 2006. “A ReturnBased Representation of Earnings Quality.” The Accounting Review,
Vol. 81, No. 4, July: 749 – 780.
Ewert dan Wagenhof. 2005. “ Economic Effects of Tightening Accounting
Standards to Restict Earning Management. The Accounting Review.
Vol. 80 P. 1101-1124.
Fama, E.F. and K.R. French. 2002. “The Equity Premium.” The Journal of
Finance, Vol. LVII, No. 2, April: 637 – 659.
Firoz, C A Mohammad. Ansari, A Aziz. Akhtar, Kahkashan.2011. IFRS Impact on Indian Banking Industry. International Journal of
Francis, J.; R. LaFond; P.M. Olsson; and K. Schipper. 2004. “Costs of Equity and
Earnings Attributes.” The Accounting Review, Vol. 79, No. 4,
Oktober: 967 – 1010.

Freeman, R.N., Ohlson, J.A. and Penman, S.H. (1982), „„Book rate-of return and
prediction of earnings changes: an empirical investigation‟‟,Journal of
Accounting Research, Vol. 20, pp. 639-53
Gujarati, D.N. 2003. Basic Aconometrics. Fourth Edition. International Edition:
McGraw-Hill Higher Education.
Hartono, Jogiyanto. 2005. Pasar Efisien Secara Keputusan. Penerbit Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Institute for Economic and Financial Research. 2006. Indonesian Capital Market
Directory. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Perkembangan Psak & Konvergensi Ifrs.
Yuliansah. IAI Wilayah Lampung.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Prinsip Akuntansi: Sejarah SAK.
www.iaiglobal.or.id
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2006. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan.
Jalil, M. Rizqu. 2013. Pengaruh Persistensi Laba, Growth Opportunities, Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Relevansi Nilai Laba Akuntansi.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Jensen, M. and W. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure.” Journal of Financial
Economics, (3): 305 – 360.
Koonce, L., & Mercer, M. (2005). Using psychology theories in archival financial
accounting research. Journal of Accounting Literature, 24, 175-214.
Lambert, R.A. 2001. “Contracting Theory and Accounting.” Journal of
Accounting & Economics, (32): 3 – 87.
Lantto, Anna Maija. 2007. “ Does IFRS Improve The Usefulness Of Accounting
Information In Code-Law Country” SSRN Financial Accounting
eJournal.
Latif, Dwianto Mukhtar. 2012. Pengujian Kualitas Informasi dan Asimetri
Informasi Sebelum dan Setelah Adopsi IFRS di Uni Eropa.
Thesis.Magister Sains dan Doktor Ilmu-Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.
Lipe, Robert. "The Information Contained in the Components of Earnings."
Journal of Accounting Research, Vol. 24 (Supplement 1986): 37-54.

35

_____ . "The Relation Between Stock Returns and Accounting earnings Given
Alternative Information." The Accounting Review (January 1990): 49-71.
Nachrowi, D Nachrowi & Usman, Hardius. 2006. Ekonometrika Untuk Analisis
Ekonomi dan Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Nichols, D.C. and J.M. Wahlen. 2004. “How Do Earnings Numbers Relate to
Stock Return? A Review of Classic Accounting Research with
Updated Evidence.” Accounting Horizons, Vol. 18, No. 4, December:
263 – 286.
Penman, S.H. 2003. Financial Statement Analysis and Security Valuation.
Second Editon: McGraw Hill.
----- and X.J. Zhang. 2002. “Accounting Conservatism, the Quality of Earnings,
and Stock Return.” The Accounting Review, Vol. 77, No. 2, April: 237
– 264.
Putri, Widya R.E. 2013. Analisis Kualitas Laba Sebelum dan sesudah Diterapkan
SAK Adopsi IFRS di Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Rajan, M.V. and R.E. Saouma. 2006. “Optimal Information Asymmetry.” The
Accounting Review, Vol. 81, No. 3, May: 677 – 712.
Scott, W.R. 2000. Financial Accounting Theory. Second Edition: Prentice Hall,
Canada Inc.
Sloan, R.G. 1996. “Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and
Cash Flow about Future Earnings?” The Accounting Review, Vol. 71,
No. 3, July: 289 – 315.
Sunarto.2008. Peran Persistensi Laba Memperlemah Hubungan Antara
Earnings Opacity Dengan Cost Of Equitydan Trading Volume
Activity. Disertasi. Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi.
Universitas Diponegoro .Semarang.
Tucker, J.W. and P.A. Zarowin. 2006. “Does Income Smoothing Improve
Earnings Informativeness?” The Accounting Review, Vol. 81, No. 1,
January: 251 – 270.
Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews Edisi 3. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika:Pengantar dan Aplikasinya.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

36

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI PRINSIP AKUNTANSI KONSERVATISME SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI IFRS (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI)

4 50 61

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (The Factors that Efect Audit Delay on Banking Companies Listed in The Indonesian Stock Exchange)

0 15 9

THE IMPACT OF IFRS ADOPTION ON VALUE RELEVANCE OF FINANCIAL REPORTING AND ASYMMETRY INFORMATION

1 13 53

ANALYSIS OF ANNUAL REPORT DISCLOSURE LEVEL AFTER THE IMPLEMENTATION OF PSAK BASED ON IFRS (Empirical Study on Manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange)

0 11 46

ANALISIS PRAKTIK MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN PENUH IFRS (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2012)

0 14 59

THE PERSISTENCE OF EARNINGS AFTER THE ADOPTION OF IFRS (The Study is to Investigate on Banking Sector at The Indonesia Stock Exchange) PERSISTENSI LABA SESUDAH ADPOSI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS) (Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di B

1 26 42

THE EFFECT OF INVESTOR PROTECTION AND IFRS ADOPTION ON EARNINGS QUALITY AROUND THE WORLD

0 0 41

THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND FIRM SIZE ON PROFITABILITY AND DIVIDEND POLICY (An Empirical Study at Property and Real Estate Sector Listed in Indonesia Stock Exchange during the periods of 2009-2012)

0 0 10

Corporate Governance and Intellectual Capital on Firm Value of Banking Sector Companies Listed at Indonesia Stock Exchange in Period 2008-2012

0 2 12

THE FINANCIAL ANALYSIS OF Albazia falcataria NURSERIES (The Case Study at UD Sarana Rejeqi, District of Banyumas)

0 0 9