1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Buku Kerja Guru Perangkat Administrasi Guru II, terdiri dari:
1 Kode Etik Guru dan Ikrar Guru 2 Kalender Pendidikan
3 Program Tahunan 4 Program Semester
5 Program Pelaksanaan Harian. c. Buku Kerja Guru Perangkat Administrasi Guru III, terdiri dari:
1 Daftar Hadir Siswa 2 Daftar Nilai
3 Analisis Hasil UlanganBelajar 4 Daftar Buku PeganganSumber Belajar Guru dan Siswa
5 Tugas Harian 6 KKM
4. Pembekalan PPL
Pembekalan PPL diselenggarakan pada tanggal 3 Agustus 2015 di kampus Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun materi yang
disampaikan adalah mengenai mekanisme pelaksanaan PPL di sekolah, teknik pelaksanaan PPL dan teknik untuk menghadapi sekaligus mengatasi permasalahan
yang mungkin akan terjadi selama pelaksanaan PPL .
B. Pelaksanaan PPL
1. Pelaksanaan PPL
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan merupakan kegiatan keterlibatan mahasiswa PPL dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Saat praktik
pelaksanaan si SMKN Negeri 1 Yogyakarta mengampu empat kelas yaitu XI AK 1, XI AK 2, XI AP 1 dan XI AP 2. Adapun pelaksanaan kegiatan PPL berupa praktik
terbimbing dan mandiri, yang meliputi; a. Persiapan Mengajar
Dalam persiapan mengajar kegiatan yang dilakukan meliputi membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, merencanakan pembagian jadwal dan kelas
mengajar dengan rekan satu jurusan, serta mempersiapkan materi,kasusgames beserta tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa.
b. Konsultasi dengan guru pembimbing
Konsultasi dengan guru pembimbing bertujuan memberikan arahan kepada mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan PPL sehingga dapat terlaksana dengan baik.
Guru pembimbing memberikan gambaran tentang kondisi siswa-siswa di sekolah, metode pembelajaran yang di gunakan selama ini dan teknik penilaian di SMK Negeri
1 Yogyakarta. Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, guru pembimbing memberikan evaluasi dan masukan terhadap penampilan dan cara mengajar mahasiswa
di dalam kelas agar ke depannya dapat lebih baik.
c. Melaksanakan praktik mengajar Pelaksanaan praktik mengajar yang dilakukan secara mandiri dan terbimbing
dimulai secara intensif pada tanggal 10 Agustus 2015 sampai 12 September 2015.
Berikut rincian praktik mengajar selama PPL di SMK Negeri 1 Yogyakarta :
No Tanggal
Kelas Materi
Jam ke
1
Selasa, 18 Agustus 2015 XI AP 2
Menjelaskan materi
peluang usaha dan analisis SWOT
5
2
Rabu, 19 Agustus 2015 XI AP 1
Membahas materi
peluang usaha dan analisis SWOT
3
3
Sabtu, 22 Agustus 2015 XI AK 1
Analisis peluang
usaha 1
4
Sabtu, 22 Agustus 2015 XI AK 2
Analisis peluang
usaha 4
5
Senin, 24 Agustus 2015 XI AK 1
Analisis SWOT 3
6
Senin, 24 Agustus 2015 XI AK 2
Analisis SWOT 5
7
Rabu, 26 September 2015 XI AP 2
Diskusi peluang usaha 1
8
Rabu, 26 September 2015 XI AP 1
Diskusi peluang usaha 3
9
Senin, 31 Agustus 2015 XI AK 1
Kegagalan dan
keberhasilan usaha 3
10
Senin, 31 Agusus 2015 XI AK 2
Kegagalan dan
keberhasilan usaha 5
11
Rabu, 2 September 2015 XI AP 2
Latihan soal LKS 1
12
Rabu, 2 September 2015 XI AP 1
Latihan soal LKS 3
13
Senin,7 September 2015 XI AK 1
Ulangan harian bab 1 materi peluang usaha
3
14
Senin,7 September 2015 XI AK 2
Ulangan harian bab 1 materi peluang usaha
5
15
Rabu,9 September 2015 XI AP 2
Ulangan harian bab 1 peluang usaha
1
14
Rabu, 9 September 2015 XI AP 1
Ulangan harian bab 1 materi peluang usaha
3
d. Penggunaan Metode
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran selama 8 kali pertemuan tersebut bervariasi, antara lain:
1 Metode NHT Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim 2000: 28 dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : 1. Hasil belajar akademik stuktural.
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT
merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim 2000: 29, dengan tiga langkah yaitu :
a Pembentukan kelompok; b Diskusi masalah;
c Tukar jawaban antar kelompok
2 Metode TGT TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku kata atau ras yang berbeda. Menurut Slavin
pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas class precentation, belajar dalam kelompok teams, permainan
games, pertandingan tournament, dan penghargaan kelompok team recognition. Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif
tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a
Siswa Bekerja Dalam Kelompok- Kelompok Kecil Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5
sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat
memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini
menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.
b Games Tournament
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan
dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam
setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini dimulai dengan memberitahuakan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan
membagikan kartu-kartu soal untuk bermain. kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca. Permainan pada tiap meja turnamen
dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama,setiap pemain dalam tiap meja menentukan dahulu pembaca soal dan pemain pertama dengan cara undian.
Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai
dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapai oleh penantang searah jarum
jam.setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan
kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan,
dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain dan penantang. Disini
permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.
c Penghargaan kelompok
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata
poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh.
3 Metode Jigsaw
Model pemebelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model
belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie 1993: 73, bahwa
pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif
dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing
ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk
mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung
jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari,
dan dapat
menyampaikan kepada
kelompoknya Rusman, 2008.203.
4 Presentasi dan diskusi Mahasiswa membuat sebuah kasus untuk didiskusikan oleh siswa dan dipresentasikan
oleh siswa. Secara umum, praktik mengajar di lapangan maupun dikelas dapat berjalan
lancar, namun dalam pelaksanaannya ada faktor pendukung dan faktor penghambat kelancaran proses KBM, yaitu :
1. Faktor Pendukung
a. Suasana KBM tidak tegang dan tidak membosankan, apalagi dalam pembelajaran banyak menggunakan permainan.
b. Penguasaan materi pelajaran oleh mahasiswa praktik sebagai faktor yang sangat mendukung.
c. Siswa-siswi yang merupakan pilihan sehingga mudah untuk diatur dalam
pengelolaan kelas. 2. Faktor Penghambat
a. Peserta didik banyak yang mengobrol di kelas dengan temannya. b. Peserta didik suka menjahili temanya sendiri.
3. Solusi a. Berusaha mengikuti apa yang peserta didik inginkan diawal pertemuan
sehingga ketika sudah mengenal siswa lebih dekat mulai menyampaikan materi yang mungkin siswa tidak suka. Selain itu sehingga kita dapat
mengetahui mana peserta didik yang kurang mampu mengikuti mana yang sudah bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan juga yang antusias dan
tidak. b. Menegur secara baik-baik siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran,
namun secara halus supaya peserta didik tidak merasa takut. c. Memberikan semangat dan apresiasi kepada peserta didik yang aktif dalam
kegiatan belajar mengajar. Demikianlah beberapa analisis yang dapat praktikan berikan selama
pelaksanaan PPL di SMK Negeri 1 Yogyakarta. Meskipun secara keseluruhan hal tersebut tidak dapat seluruhnya terlaksana dengan baik dan tepat waktu, karena
praktikan masih dalam tahapan belajar untuk menemukan rasa menjadi pengajar yang profesional tentu kesalahan menjadi bagian yang akan ditemui setiap waktu.
2. Penyusunan laporan PPL Laporan disusun berdasarkn dengan pokok-pokok atau garis besar yang telah
ditentukan oleh Universitas Negeri Yogyakarta mengenai apa yang dilakukan praktikan selama PPL di SMK Negeri 1 Yogyakarta dan atas bimbingan dosen
pembimbing PPL.
C. Analisis Hasil Pelaksanan dan Refleksi