5
BAB II DASAR TEORI
Pada bagian ini akan dibahas mengenai dasar teori yang digunakan dalam pembuatan sistem yang akan dirancang dalam skripsi ini.
2.1. Enkripsi dan Dekripsi
Proses menyandikan plaintext menjadi ciphertext disebut enkripsi encryption atau enciphering standard nama menurut ISO 7498-2 sedangkan proses mengembalikan
ciphertext mejadi plaintext disebut dekripsi decryption atau deciphering standard ISO 7498-2.[2]
Plaintext merupakan pesan atau data dalam bentuk aslinya yang dapat terbaca. Sedangkan Ciphertext merupakan pesan dalam bentuk tersembunyi. [1]
Secara sederhana proses enkripsi - dekripsi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Proses Enkripsi – Dekripsi
Sebelumnya akan dibahas mengenai beberapa istilah-istilah yang akan sering dipakai dalam pembuatan skripsi ini, di antaranya yaitu :
1. Plaintext P merupakan pesan asli.
2. Ciphertext C merupakan pesan terenkripsi yang merupakan hasil enkripsi.
3. Enkripsi E merupakan proses pengubahan plaintext menjadi ciphertext.
4. Dekripsi D adalah kebalikan dari enkripsi yakni mengubah ciphertext menjadi
plaintext, sehingga berupa data awalasli. 5.
Kunci K adalah suatu bilangan yang dirahasiakan yang digunakan dalam proses enkripsi dan dekripsi.
6 Secara umum operasi enkripsi dan dekripsi dapat diterangkan secara matematis
sebagai berikut : EK P = C Proses Enkripsi
DK C = P Proses Dekripsi
Pada saat proses enkripsi kita menyandikan pesan P dengan suatu kunci K lalu dihasilkan pesan C. Sedangkan pada proses dekripsi, pesan C tersebut diuraikan dengan
menggunakan kunci K sehingga dihasilkan pesan P yang sama seperti pesan sebelumnya. Terdapat dua jenis metode berdasarkan kunci yang akan digunakan saat proses
enkripsi maupun dekripsi yaitu: 1.
Algoritma Simetrik Algoritma Simetrik adalah algoritma yang menggunakan kunci yang sama untuk
proses enkripsi maupun dekripsi. Dengan kata lain proses enkripsi dapat dihitung menggunakan kunci dekripsi dan begitu pula sebaliknya, proses dekripsi dapat dihitung
menggunakan kunci enkripsi. Pada algoritma simetrik diperlukan kesepakatan antara pengirim dan penerima pesan pada suatu kunci sebelum dapat berkomunikasi secara aman.
Algoritma simetrik dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu stream cipher dan block cipher. Stream cipher beroperasi bit per bit pada suatu waktu. Sedangkan block cipher
beroperasi per kelompok-kelompok bit yang disebut blok pada suatu waktu.
2. Algoritma Asimetrik
Algoritma Asimetrik didesain untuk memudahkan distribusi kunci yang digunakan dalam proses enkripsi dan dekripsi. Berbeda dengan algoritma simetrik, kunci dekripsi pada
algoritma asimetrik secara praktis tidak dapat dihitung dari kunci enkripsi. Kunci pada algoritma ini dapat dibuat menjadi publik. Dimana setiap orang dapat menggunakan kunci
enkripsi untuk mengenkripsi pesan, tetapi hanya orang yang memiliki kunci dekripsi yang dapat mendekripsi pesan tersebut. Pada algoritma ini kunci enkripsi sering disebut kunci
publik, dan kunci dekripsi disebut kunci rahasia.
7
2.2. Advanced Encryption Standard AES