Rancang Bangun Prototipe Simulator Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEM Fuel Cell) Berbasis Buck Konverter dan Mikrokontroler Arduino
RANCANG BANGUN PROTOTIPE SIMULATOR PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEM FUEL CELL) BERBASIS BUCK
KONVERTER DAN MIKROKONTROLER ARDUINO
(Skripsi)
Oleh
MAULANA ANWARI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
(2)
RANCANG BANGUN PROTOTIPE SIMULATOR PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEM FUEL CELL) BERBASIS BUCK KONVERTER DAN MIKROKONTROLER
ARDUINO
Oleh :
Maulana Anwari
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(3)
i ABSTRAK
RANCANG BANGUN PROTOTIPE SIMULATOR PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEM FUEL CELL) BERBASIS BUCK
KONVERTER DAN MIKROKONTROLER ARDUINO Oleh
Maulana Anwari
Kebutuhan energi dan kelestarian lingkungan mendorong terciptanya sumber energi alternatif, salah satunya adalah sel bahan bakar (fuel cell). Salah satu jenis fuel cell yang saat ini berkembang dari segi teknologi dan kapasitasnya adalah PEM fuel cell. Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar pada PEM fuel cell mengakibatkan operasional bersifat mahal dan memiliki keamaanan sistem yang tinggi. Oleh karena itu saat ini penggunaan simulator adalah cara yang paling efektif dan efisien sebagai sarana penelitian PEM fuel cell.
Untuk itu tujuan penelitian ini adalah merancangbangun prototipe simulator PEM fuel cell yang berbasiskan Buck converter dan mikrokontroler Arduino. Sebelum merancangbangun simulator PEM fuel cell dilakukan pemodelan dan simulasi dengan menggunakan program Simulink Matlab. Simulator PEM fuel cell diprogram mengikuti model matematik PEM fuel cell dengan mengacu pada produk referensi PEM fuel cell stackHorizon H-100. Model matematik PEM fuel cell ini bertindak sebagai titik referensi bagi pengontrol PID yang menghasilkan besaran lebar pulsa (duty cycle) yang sesuai. Dengan teknik modulasi lebar pulsa (PWM) yang mengatur tegangan Buck converter pada sistem kalang tertutup maka akan dihasilkan tegangan yang sesuai dengan karakteristik PEM fuel cell.
Dari hasil pengujian simulator PEM fuel cell yang dibuat disimpulkan berdasarkan nilai efektif dan bentuk grafik bahwa simulator PEM fuel cell yang dibuat memiliki karakteristik yang sama dengan produk referensi PEM fuel cell stack Horizon H-100 dan memiliki tingkat kesamaan yang tinggi terhadap hasil pemodelan dan simulasinya. Kemudian dari hasil pengujian variasi variabel operasi seperti tekanan, temperatur, jumlah sel dan jumlah aliran bahan bakar didapatkan hubungan yang sesuai dengan teori yang mendukung.
Kata kunci : Simulator, PEM fuel cell, Mikrokontroler, Buck converter, PID kontroler, PWM, PEM fuel cell stack Horizon H-100..
(4)
(5)
(6)
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung pada tanggal 19 Desember 1992, buah hati dari pasangan Bapak Sanwani dan Ibu Asiah dengan latar belakang keluarga sederhana.
Pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar di SDN 1 Kebun Jeruk, yang diselesaikan pada tahun 2001. Kemudian Penulis meneruskan pendidikan di SMPN 5 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2007 dilanjutkan ke Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Negeri Tanjung Karang dengan mengambil Jurusan Kimia Industri dan lulus pada tahun 2010 dengan predikat lulusan terbaik.
Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Laboratorium Konversi Energi Elektrik (KEE) dan Asisten Dosen untuk berbagai mata kuliah. Penulis juga pernah aktif di lembaga kemahasiswaan yang ada di Jurusan Teknik Elektro yaitu Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro Universitas (Himatro) sebagai Kepala Divisi Penelitian dan
(8)
Pengembangan (2012-2013) dan Anggota Departemen Apresiasi dan Pengembangan Keilmuan (2011-2012).
Pada tahun 2013, penulis pernah melakukan kerja praktik di PT. PLN Persero Sektor Pembangkit Tarahan dan di tahun yang sama menjadi mahasiswa berprestasi (MAWAPRES) Jurusan Teknik Elektro. Kemudian menjadi finalis dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke 27 di UNDIP Semarang tahun 2014.
(9)
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas limpahan nikmat kesehatan, kesempatan, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sang penutup para Nabi dan Rasul, kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Skripsi ini berjudul ”Rancang Bangun Prototipe Simulator Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEM Fuel Cell) Berbasis Buck Konverter dan Mikrokontroler Arduino” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung. Selama melaksanakan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Penulis juga telah mendapat bantuan baik moril, materi, maupun petunjuk, bimbingan dan saran dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P.Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung;
(10)
2. Bapak Prof. Suharno, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung;
3. Bapak Agus Trisanto, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung;
4. Ibu Herlinawati, S.T.,M.T., selaku sekretaris jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung;
5. Bapak Dr. Ahmad Saudi Samosir, S.T., M.T., selaku Pembimbing Utama atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;
6. Ibu Dr. Eng. Endah Komalasari, S.T., M.T., selaku Pembimbing Pendamping
atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;
8. Bapak Ir. Abdul Haris, M.T., selaku Penguji dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam skripsi ini serta memberikan waktu dan bimbingannya semasa penulis kuliah;
9. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung atas pengajaran yang diberikan selama ini kepada penulis;
10. Seluruh Staf Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung atas bantuannya semasa penulis kuliah;
11. Kedua orang tua Penulis, Bapak Sanwani dan Ibu Asiah tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan doa, dukungan, dan kasih sayang tiada batas akhir dan semoga Beliau selalu dalam lindungan Allah SWT;
12. Keluarga besar penulis Kak Suhaimi, Kak Suhairi, Kak Asep, Kak Husni, Kak Aris, Kak Andi, Mbak Mar, Mbak Muhini, Mbak Nuraini, Mbak Hayati,
(11)
Mbak Arifah, Mbak Rusmaida yang telah memberikan motivasi dan dukungan moril-materil kepada Penulis.
13. Teman - teman 2010, Radi, Nanang, Melzy, Nuril, Haki, Sofyan, Derry, Aji, Afrizal, Devy, Kiki, Muth, Bagus, Joe, Reza, Hendra, Ir, Alen, Anwar, Andri, Yudi, Saipul, Jerry, Seto, Pendi, Hary, Jepri, Jaya, Agung dan lainnya yang tidak bisa Penulis tuliskan satu persatu namanya atas dukungan, cerita dan kebersamaan dalam susah maupun senang. Kekeluargaan kita tidak akan terputus sampai kapanpun;
14. Rekan-rekan asisten Laboratorium Konversi Energi Elektrik, Habib, Richard, Apriwan, Rejani, Deni, Frian, Aji P, Guntur, Yayan, Darma dan lainnya yang tidak bisa Penulis tuliskan satu persatu namanya atas segala bantuan, dukungan dan semangatnya, serta seluruh penghuni Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung atas kebersamaan dalam belajar dan mengerjakan tugas;
15. Keluarga besar Teknik Elekto yang luar biasa;
16. Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (Himatro) atas pengalaman, pembelajaran dan segala rasa yang lahir yang tidak akan pernah terlupakan; 17. Semua pihak yang telah membantu serta mendukung penulis dari awal kuliah
hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga kebersamaan ini membawa kebaikan, keberkahan, kemurahan hati, serta bantuan dan do’a yang telah diberikan seluruh pihak akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT dan semoga kita menjadi manusia yang berguna dan berkembang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan serta saran dan
(12)
kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 31 Maret 2015 Penulis,
Maulana Anwari 1015031048
(13)
ii ABSTRACT
PROTOTYPE PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEM FUEL CELL) SIMULATOR BASED ON BUCK CONVERTER AND
ARDUINO MICROCONTROLLER By
Maulana Anwari
Energy needs and environmental sustainability encourage the creation of alternative energy sources, one of which is a fuel cell (fuel cell). Fuel cell is a collection of cells that can generate electrical energy through redox reaction between a fuel (hydrogen) and oxygen which is continuous and low emissions. One type of fuel cell that is currently evolving in terms of technology and capacity is a Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEM Fuel Cell).
The purpose of this study was designing prototype PEM fuel cell simulator based Buck converter and the Arduino microcontroller. Before make PEM fuel cell simulator, modeling and simulation using Simulink Matlab program is doing. PEM fuel cell simulator is programmed to follow the mathematical model of PEM fuel cell with reference to the reference product PEM fuel cell stack Horizon H-100. Mathematical model of PEM Fuel Cell is acting as a point of reference for the PID controller that generates pulse width (duty cycle) variable as appropriate. With pulse width modulation techniques ( PWM ) to regulate the voltage Buck converter in a closed loop system it will produce a voltage corresponding to the characteristics of PEM fuel cells .
From the test results PEM fuel cell simulator made inferred based on the effective value and the form of graphs that PEM fuel cell simulator is made have the same characteristics as the reference product PEM fuel cell stack Horizon H-100 and has a high degree of similarity to the results of modeling and simulation. Then from the results of testing variation operating variables such as pressure, temperature, number of cells and the amount of fuel flow is obtained in accordance with the theory of relationships that support.
Keywords:, PEM fuel cell simulator, Microcontroler, Buck converter, PID kontroler, PWM, PEM fuel cell stack Horizon H-100.
(14)
Atas ridho
Dengan rasa hormat, cinta dan sayangku
Ku dedikasikan karya sederhana ini untuk Bapak dan Ibu:
Bapak Sanwani
&
Ibu Asiah
Terima kasih atas cinta, kasih sayang dan doa-nya
“Ya Allah! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
menyayangi aku waktu kecil.”
(15)
Aku Belajar,
Aku Berdoa,
Aku Berusaha,
Dan
Aku Mengabdi Kepada Sesama
Karena itu Aku Ada
(16)
xv DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
SANWANCANA ... xi
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DARTAR TABEL ... xxiii
DARTAR LAMPIRAN ... xxv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penelitian ... 3
C. Manfaat Penelitian ... 4
D. Kerangka Pemikiran ... 5
E. Hipotesis ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fuel Cell ... 7
1. Jenis-jenis Fuel Cell ... 9
2. Bagian-bagian Fuel Cell ... 11
3. Prinsip Kerja Fuel Cell... 12
B. PEM Fuel Cell... 14
(17)
xvi
2. Energi dan Potensial Reversibel ... 16
3. Persamaan Nersnt ... 17
4. Rugi Aktivasi dan Arus Internal ... 18
5. Rugi Resistansi (Ohmic Losses) ... 19
6. Rugi Konsentrasi (Concentration Losses) ... 19
7. Kapasitas Arus Maksimum ... 20
8. Tegangan Operasi PEM Fuel Cell ... 21
9. Karakteristik Listrik PEM Fuel Cell ... 22
10. Karakteristik Perubahan Variabel Operasi PEM Fuel Cell... 23
11. Rangkaian Ekuivalen PEM fuel cell ... 28
C. PEM Fuel Cell Stack Horizon H-100... 28
D. Buck Converter... 32
E. Mikrokontroler ... 35
F. Kontroler Proporsional-Integral-Derivatif (PID) ... 36
G. Rangkaian Pemicu Gate Mosfet (Gate Driver) ... 39
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 41
B. Alat dan Bahan ... 41
C. Metode... 43
1. Studi Literatur ... 45
2. Pemodelan dan Simulasi ... 45
2.1. Perancangan Model PEM fuel cell ... 46
2.2. Perancangan Model Simulator PEM Fuel Cell ... 54
3. Perancangan Perangkat Keras ... 63
4. Pemrograman Mikrokontroler ... 73
5. Pembuatan Alat ... 74
6. Pengujian Alat ... 74
IV. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras ... 78
1. Catu Daya Utama ... 78
2. Buck Konverter dan Sensor ... 79
3. Antarmuka Masukan dan Keluaran ... 79
4. Tampilan Alat Keseluruhan ... 80
B. Hasil Pengujian Perangkat Keras ... 81
1. Hasil Pengujian Catu Daya ... 81
2. Hasil Pengujian Gate Driver ... 82
3. Hasil Pengujian Buck Converter ... 83
4. Hasil Pengujian Sensor Tegangan ... 86
5. Hasil Pengujian Sensor Arus ... 86
C. Metode Pengoperasian Simulator ... 88
(18)
xvii
D. Perbandingan Hasil Pemodelan Simulasi dan Pengujian Simulator
PEM Fuel Cell yang Dibuat pada Mode Default ... 91
1. Hasil Pengujian Mode Kondisi Baseline (Default A) ... 91
2. Hasil Pengujian Mode Kondisi Nilai Tengah (Default B) ... 96
3. Hasil Pengujian Mode Kondisi Maksimum (Default C) ... 100
4. Hasil Pengujian Mode Kondisi Operasi Setengah Total Sel (Default D) ... 104
E. Perbandingan Simulator PEM Fuel Cell yang Dibuat dengan Produk Referensi PEM Fuel Cell Stack Horizon H-100 ... 108
F. Hasil Pengujian Simulator PEM Fuel Cell yang Dibuat Terhadap Perubahan Variabel Operasi ... 112
1. Hasil Pengujian Efek Perubahan Temperatur ... 112
2. Hasil Pengujian Efek Perubahan Tekanan Hidrogen ... 115
3. Hasil Pengujian Efek Perubahan Jumlah Sel ... 118
4. Hasil Pengujian Efek Perubahan Aliran Bahan Bakar Hidrogen (L/menit) ... 121
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 124
B. Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(19)
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1. Contoh produk PEM fuel cell stack ... 9
2. Gambar 2.2. Prinsip kerja fuel cell. ... 13
3. Gambar 2.3. Prinsip kerja PEM fuel cell ... 15
4. Gambar 2.4. Karakteristik arus dan tegangan PEM fuel cell. ... 22
5. Gambar 2.5. Karakteristik arus dan daya PEM fuel cell ... 23
6. Gambar 2.6. Hubungan temperatur terhadap tegangan PEM fuel cell .. 24
7. Gambar 2.7. Hubungan temperatur terhadap tegangan PEM fuel cell .. 25
8. Gambar 2.8. Hubungan tekanan terhadap tegangan PEM fuel cell ... 26
9. Gambar 2.9. Hubungan jumlah sel terhadap tegangan PEM fuel cell ... 26
10. Gambar 2.10. Rangkaian ekuivalen PEM fuel cell ... 28
11. Gambar 2.11. Proton exchange membrane fuel cell Horizon H-100 .... 29
12. Gambar 2.12. Karakteristik arus dan tegangan PEM fuel cell Stack Horizon H-100 ... 30
13. Gambar 2.13. Karakteristik arus dan daya PEM fuel cell Stack Horizon H-100 ... 31
14. Gambar 2.14. Karakteristik konsumsi hidrogen dan daya PEM fuel cell Stack Horizon H-100 ... 31
(20)
xix
16. Gambar 2.16. Rangkaian ekuivalen Buck converter pada keadaan sakelar
tertutup ... 33
17. Gambar 2.17. Rangkaian ekuivalen Buck converter pada keadaan sakelar terbuka ... 33
18. Gambar 2.18. Arduino Mega 2560 ... 36
19. Gambar 2.19. Model kontroler PID ... 37
20. Gambar 2.20. Kurva S analisa grafis Ziegler Nichols ... 38
21. Gambar 2.21. Konfigurasi pin IC HCPL 3120 ... 39
22. Gambar 2.22. Sistem minimum IC HCPL 3120 ... 40
23. Gambar 3.1. Diagram alir penelitian rancang bangun simulator PEM fuel cell ... 44
24. Gambar 3.2. Model matematik persamaan nernst pada PEM fuel cell . 46
25. Gambar 3.3. Model matematik rugi-rugi aktivasi dan arus internal pada PEM fuel cell ... 48
26. Gambar 3.4. Model matematik rugi resistansi (ohmik) pada PEM fuel cell ... 49
27. Gambar 3.5. Model matematik rugi konsentrasi (concentration losses) pada PEM fuel cell ... 50
28. Gambar 3.6. Model matematik konversi jumlah hidrogen ke dalam arus maksimum pada PEM fuel cell ... 51
29. Gambar 3.7. Model PEM fuel cell menggunakan program Simulink MATLAB ... 53
30. Gambar 3.8. Model Generator Modulasi Lebar Pulsa (PWM) ... 54
(21)
xx
32. Gambar 3.10. Model simulasi Pengontrol P-I ... 56
33. Gambar 3.11. Pemodelan dan simulasi simulator PEM fuel cell ... 58
34. Gambar 3.12. Blok diagram prinsip kerja simulator PEM fuel cell ... 63
35. Gambar 3.13. Blok diagram simulator PEM fuel cell ... 64
36. Gambar 3.14. Hasil rancangan rangkaian catu daya utama Buck converter ... 65
37. Gambar 3.15. Hasil rancangan Buck converter ... 66
38. Gambar 3.16. Hasil rancangan sensor tegangan ... 67
39. Gambar 3.17. Hasil rancangan sensor arus ... 69
40. Gambar 3.18. Perancangan Rangkaian Push Button Dan Keypad ... 70
41. Gambar 3.19. Hasil rancangan rangkaian penguat (gate driver) ... 71
42. Gambar 3.20. Hasil rancangan rangkaian simulator PEM fuel cell ... 72
43. Gambar 4.1. Rangkaian catu daya utama ... 78
44. Gambar 4.2. Rangkaian Buck converter dan sensor ... 79
45. Gambar 4.3. Antarmuka masukan dan keluaran ... 80
46. Gambar 4.4. Rangkaian simulator PEM fuel cell keseluruhan ... 81
47. Gambar 4.5. Rangkaian pengujian gate driver ... 82
48. Gambar 4.6. Bentuk sinyal kontrol (warna kuning) dan sinyal keluaran gate driver ... 83
49. Gambar 4.7. Gelombang ripple tegangan keluaran Buck converter ... 85
50. Gambar 4.8. Fungsi tombol aplikasi menu ... 86
51. Gambar 4.9. Perbandingan karakteristik arus dan tegangan antara hasil pemodelan simulasi dengan hasil simulator PEM fuel cell pada mode baseline ... 94
(22)
xxi
52. Gambar 4.10. Perbandingan karakteristik arus dan daya antara hasil pemodelan simulasi dengan hasil simulator PEM fuel cell pada mode baseline ... 95 53. Gambar 4.11. Perbandingan karakteristik arus dan tegangan antara hasil
pemodelan simulasi dengan hasil simulator PEM fuel cell pada mode nilai tengah (middle) ... 97 54. Gambar 4.12. Perbandingan karakteristik arus dan daya antara hasil
pemodelan simulasi dengan hasil simulator PEM fuel cell pada mode nilai tengah (middle) ... 99 55. Gambar 4.13. Perbandingan karakteristik arus dan tegangan antara hasil
pemodelan simulasi dengan hasil simulator PEM fuel cell pada mode maksimum ... 102 56. Gambar 4.14. Perbandingan karakteristik arus dan daya antara hasil
pemodelan simulasi dengan hasil simulator PEM fuel cell pada mode maksimum ... 103 57. Gambar 4.15. Perbandingan karakteristik arus dan tegangan antara hasil
pemodelan simulasi dengan hasil simulator PEM fuel cell pada mode setengah total sel ... 106 58. Gambar 4.16. Perbandingan karakteristik arus dan daya antara hasil
pemodelan simulasi dengan hasil simulator PEM fuel cell pada mode
setengah total sel ... 107 59. Gambar 4.17. Perbandingan karakteristik arus dan tegangan antara hasil
pemodelan, simulator PEM fuel cell yang dibuat dan PEM Fuel Cell
(23)
xxii
60. Gambar 4.18. Perbandingan karakteristik arus dan daya antara simulator PEM fuel cell yang dibuat dan PEM Fuel Cell Stack Horizon H-100 . 111 61. Gambar 4.19. Karakteristik Arus dan Tegangan Terhadap Perubahan
Temperatur Hasil Simulator PEM Fuel Cell yang Dibuat ... 113 62. Gambar 4.20. Karakteristik Arus dan Daya Terhadap Perubahan
Temperatur Hasil Simulator PEM Fuel Cell yang Dibuat ... 113 63. Gambar 4.21. Karakteristik Arus dan Tegangan Terhadap Perubahan
64. Tekanan Hidrogen Hasil Simulator PEM Fuel Cell yang Dibuat ... 116 65. Gambar 4.22. Karakteristik Arus dan Daya Terhadap Perubahan Tekanan
Hidrogen Hasil Simulator PEM Fuel Cell yang Dibuat ... 116 66. Gambar 4.23. Karakteristik Arus dan Tegangan Terhadap Perubahan
Jumlah Sel Hasil Simulator PEM Fuel Cell yang Dibuat ... 119 67. Gambar 4.24. Karakteristik Arus dan Daya Terhadap Perubahan Jumlah
(24)
xxiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Hubungan temperatur dan energi Gibbs pada PEM fuel cell ... 16 Tabel 2.2. Parameter PEM fuel cell stack Horizon H-100 ... 29 Tabel 2.3. Spesifikasi teknis Arduino Mega 2560 ... 35 Tabel 2.4. Formula Ziegler Nichols ... 38 Tabel 2.5. Tabel kebenaran / karakteristik IC HCPL 3120 ... 40 Tabel 3.1. Parameter pengujian mode kondisi baseline model simulator... 60 Tabel 3.2. Parameter pengujian mode kondisi nilai tengah model simulator .... 60 Tabel 3.3. Parameter pengujian mode kondisi maksimum model simulator ... 61 Tabel 3.4. Parameter pengujian mode setengah total sel model simulator ... 61 Tabel 3.5. Parameter pengujian mode kondisi baseline simulator... 75 Tabel 3.6. Parameter pengujian mode kondisi nilai tengah simulator ... 76 Tabel 3.7. Parameter pengujian mode kondisi maksimum simulator ... 77 Tabel 3.8. Parameter pengujian mode kondisi setengah total sel simulator ... 77 Tabel 4.1. Hasil pengujian catu daya Buck converter ... 82 Tabel 4.2. Pengujian perubahan duty cycle terhadap tegangan keluaran ... 84 Tabel 4.3. Tabel hasil pengujian sensor tegangan... 86 Tabel 4.4. Tabel hasil pengujian sensor arus ... 87 Tabel 4.5. Parameter pengujian mode kondisi baseline (Default A)... 92 Tabel 4.6. Perbandingan hasil pemodelan simulasi dan pengujian simulator PEM Fuel Cell yang dibuat pada mode kondisi baseline ... 92 Tabel 4.7. Parameter pengujian mode kondisi nilai tengah (default B) ... 96 Tabel 4.8. Perbandingan hasil pemodelan simulasi dan pengujian simulator PEM fuel cell yang dibuat pada mode kondisi nilai tengah ... 96 Tabel 4.9. Parameter pengujian mode kondisi maksimum(default C) ... 100
(25)
xxiv
Tabel 4.10. Perbandingan hasil pemodelan simulasi dan pengujian simulator PEM fuel cell mode kondisi operasi maksimum ... 100 Tabel 4.11. Parameter pengujian mode kondisi setengah total sel (default D) ... 104 Tabel 4.12. Perbandingan hasil pemodelan simulasi dan pengujian simulator PEM Fuel Cell yang dibuat pada mode setengah total sel ... 105 Tabel 4.13. Parameter PEMfuel cell Stack Horizon H-100 pada kondisi Standar (Baseline) ... 109 Tabel 4.14. Parameter pengujian simulator pada perubahan temperatur ... 112 Tabel 4.15. Parameter pengujian simulator perubahan tekanan hidrogen ... 115 Tabel 4.16. Parameter pengujian simulator pada perubahan jumlah sel ... 118 Tabel 4.17. Parameter pengujian simulator pada perubahan jumlah aliran
bahan bakar hidrogen ... 121
(26)
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A (Dokumentasi Penelitian)
LAMPIRAN B (Perhitungan Parameter Simulator PEM Fuel Cell ) 1. Parameter Tegangan Reversibel
2. Bilangan Estimasi Persamaan Arus Maksimum 3. Luas Penampang Sel
LAMPIRAN C (Perhitungan Perbandingan Hasil Simulator PEM Fuel Cell) 1. Perhitungan Error Buck Konverter
2. Tegangan Keluaran (Vout) Buck Konverter 3. Error Sensor Tegangan, Error Sensor Arus
4. Simpangan Error Antara Pemodelan Simulasi dan Hasil Simulator 5. Tabel Perbandingan Perubahan Parameter
LAMPIRAN D (Diagram Alir Sistem Operasi Simulator) LAMPIRAN E (Listing Program Mikrokontroler Arduino) LAMPIRAN F (Datasheet-datasheet)
1. Fuel Cell Stack Horizon H-100 2. Mikrokontroler Arduino Mega 2560 3. Mosfet 460A
4. Gate Driver HCPL 3120 5. Sensor Arus ACS712
6. Dioda Fast Recorvery F12C10
(27)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini energi listrik merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, mulai dari sektor industri, transportasi, komersial hingga perumahan. Akibatnya manusia mengembangkan teknologi untuk pemenuhan energi hingga peningkatan efesiensi energi yang digunakan. Namun sayangnya pemenuhan energi sebagian besar menggunakan energi primer yang tidak dapat diperbaharui (energi fosil) seperti batubara dan minyak bumi. Energi fosil ini semakin menipis persediannya dan menghasilkan emisi gas buang hasil pembakaran yang berbahaya dan terbukti meningkatkan pemanasan global. Oleh karena itu manusia dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan energinya menggunakan sumber energi alternatif yang memiliki kerapatan energi tinggi dan ramah lingkungan. Salah satu energi alternatif yang saat ini semakin berkembang dari segi teknologi dan kapasitasnya adalah sel bahan bakar (fuel cell).
Fuel cell adalah suatu perangkat elektrokimia yang berfungsi menghasilkan energi listrik dari suatu reaksi reduksi-oksidasi antara gas alam atau hidrogen dengan udara atau oksigen. Kelebihannya yaitu memiliki efisiensi yang
(28)
2
tinggi, kerapatan energi tinggi, rendah emisi (emisi adalah air), kontinyuitas dan statis. Salah satu jenis fuel cell yang saat ini paling banyak digunakan terutama pada kendaraan dan pembangkit listrik adalah PEM fuel cell (Proton Exchange Membrane Fuel Cell). [13]
Di Indonesia pengembangan PEM fuel cell sebagai sumber energi alternatif masih sangat sedikit padahal dilihat dari potensi gas alam dan sumber-sumber hidrogen di Indonesia adalah cukup besar. Hal ini dikarenakan minimnya penelitian dan para ahli di Indonesia di bidang energi alternatif tersebut sangatlah terbatas. Salah satu kendala minimnya penelitian PEM fuel cell adalah karena biaya keseluruhan sistem PEM fuel cell sangat mahal dan memiliki tindakan keamanan sistem yang cukup tinggi. Untuk menjawab permasalahan tersebut adalah dengan membuat simulator PEM fuel cell yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik PEM fuel cell sebenarnya sehingga proses penelitian dan pengembangan dari sebuah PEM fuel cell dapat diketahui tanpa terhalang oleh kondisi apapun. Selain itu penelitian dengan menggunakan simulator, parameter pengujian dapat lebih variatif bahkan hingga parameter ekstrim sekalipun.
Inti dari penelitian ini adalah bagaimana menciptakan sebuah simulator PEM fuel cell berbasis Buck konverter dan mikrokontroler yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik PEM fuel cell sebenarnya terhadap beberapa variabel operasi sebuah PEM fuel cell seperti jumlah sel dalam stack, tekanan hidrogen dan oksigen, jumlah aliran bahan bakar dan temperatur operasi. Sebelumnya telah dilakukan beberapa penelitian
(29)
3
mengenai simulator PEM fuel cell diantaranya ”Design of a PEM Fuel cell Simulator Based on DC-DC Buck Converter” oleh Georgi Georgievski dan Goce L. Arsov yang membahas sistem pemodelan dan simulasi PEM fuel cell menggunakan software ISIS PROTEUS. Dari penelitian ini didapatkan gambaran tentang penggunaan Buck konverter pada pembuatan simulator PEM fuel cell. Kemudian dengan judul “Studi Pemodelan dan Simulasi Sel Bahan Bakar Membran Pertukaran Proton (Proton Exchange Membrane Fuel cell)” oleh Muhammad Ismail Aji di Institute Teknologi Bandung yang membahas sistem pemodelan analisis kuantitatif PEM fuel cell sebagai pembangkit listrik residensial (perumahan). Dari penelitian ini didapatkan sistem pengoperasian dan variabel-variabel operasi pada PEM fuel cell. Dari kedua penelitian tersebut masih sebatas perancangan dan simulasi menggunakan program (software). Untuk itu tujuan dari penelitian ini selain melakukan pengembangan sistem pemodelan dan simulasi pada PEM fuel cell dengan menggunakan Simulink MATLAB juga merancang dan menciptakan sebuah perangkat keras (hardware) prototipe simulator PEM fuel cell berbasis Buck konverter dan mikrokontroler yang memiliki karakteristik yang sama dengan PEM fuel cell sebenarnya.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Merancang dan membangun prototipe simulator PEM fuel cell berbasis Buck konverter dan mikrokontroler yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik PEM fuel cell sebenarnya.
(30)
4
2. Melakukan variasi nilai variabel operasi seperti jumlah sel dalam stack, tekanan reaktan, jumlah aliran hidrogen dan temperatur terhadap variabel elektris yang dihasilkan oleh pemodelan dan simulator PEM fuel cell seperti tegangan, arus dan daya.
3. Membandingkan hasil keluaran prototipe simulator PEM fuel cell yang dibuat dengan produk referensi Horizon H-100 PEM fuel cell stack.
4. Membandingkan hasil keluaran prototipe simulator PEM fuel cell yang dibuat dengan pemodelan dan simulasi.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat tercapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menghasilkan suatu prototipe simulator PEM fuel cell berbasis Buck konverter dan mikrokontroler yang bersifat interaktif, terkontrol dan aplikatif dengan aplikasi menu yang dapat melakukan variasi variabel operasi.
2. Mengetahui hubungan variabel operasi seperti jumlah sel dalam stack, tekanan reaktan, jumlah aliran hidrogen dan temperatur terhadap variabel elektris yang dihasilkan PEM fuel cell seperti tegangan, arus dan daya. 3. Mengetahui hubungan hasil keluaran simulator PEM fuel cell yang dibuat
dengan produk referensi Horizon H-100 PEM fuel cell stack.
4. Mengetahui hubungan hasil keluaran simulator PEM fuel cell yang dibuat dengan hasil pemodelan dan simulasi menggunakan MATLAB simulink.
(31)
5
D. Kerangka Pemikiran
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai rancang bangun prototipe simulator PEM fuel cell berbasis Buck konverter dan mikrokontroler. Proses perancangan prototipe simulator PEM fuel cell mula-mula dimodelkan dengan menggunakan program Simulink MATLAB. Pemodelan dilakukan berdasarkan model matematik dari suatu sistem PEM fuel cell sebenarnya. Model matematik PEM fuel cell ini secara umum terdiri dari potensial standar PEM fuel cell (Eo), persamaan Nernst dan rugi-rugi yang berlaku pada PEM fuel cell seperti rugi aktivasi, rugi arus internal, rugi ohmik dan rugi konsentrasi. Untuk setiap segmen model PEM fuel cell direpresentasikan sebagai subsistem menjadi kesatuan sistem model PEM fuel cell. Subsistem ini masing-masing mewakili persamaan Nernst dan rugi-rugi pada PEM fuel cell. Emulator PEM fuel cell yang dibuat secara umum terdiri atas beberapa komponen utama yaitu PEM fuel cell model, PWM generator, kontroler P-I dan Buck konverter. Prinsipnya yaitu mengontrol Buck konverter agar memiliki karakteristik pembebanan yang sama dengan PEM fuel cell model. Karakteristik PEM fuel cell ini dinyatakan sebagai karakteristik arus-tegangan yaitu perubahan pembebanan akan mengakibatkan tegangan jatuh tertentu sesuai dengan karakteristik dan parameter PEM fuel cell model yang dibuat. Untuk itu arus keluaran Buck konverter akan diumpanbalikan ke PEM fuel cell model yang selanjutnya akan dikonversikan sebagai tegangan set point bagi Buck konverter. Kemudian melalui pengontrol P-I-D akan didapatkan suatu nilai duty cycle (D) yang sesuai. Lalu nilai duty cycle ini akan dikonversi oleh PWM generator untuk membangkitkan gelombang pulsa
(32)
6
dengan frekuensi 40 KHz. Gelombang pulsa akan digunakan sebagai pemicu gate MOSFET pada Buck konverter yang selanjutnya akan menghasilkan tegangan yang sesuai dengan karakteristik PEM fuel cell model yang dibuat. Dalam hal ini PEM fuel model, PWM generator dan kontroler P-I-D merupakan komponen kode program terstruktur dalam mikrokontroler sehingga perangkat yang digunakan secara umum terdiri atas mikrokontroler, gate driver, Buck konverter, perangkat masukan seperti keypad, push botton dan potensiometer dan perangkat keluaran seperti LCD dan komputer. Pengujian simulator PEM fuel cell yang dibuat secara umum terdiri dari dua buah kondisi yaitu kondisi operasi dasar (base condition) dan kondisi variasi variabel operasi. Kondisi operasi dasar adalah pengujian PEM Fuel cell simulator mengikuti produk referensi yang bertujuan untuk mengetahui apakah PEM Fuel cell yang dibuat memiliki kesamaan karakteristik terhadap produk PEM Fuel cell referensi dimana produk referensi PEM Fuel cell stack yang digunakan adalah PEM Fuel cell Stack Horizon H-100. Kemudian pengujian variasi variabel operasi bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel operasi seperti jumlah sel dalam stack, tekanan hidrogen, jumlah aliran hidrogen dan temperatur terhadap variabel elektris seperti tegangan, arus dan daya yang dihasilkan PEM fuel cell.[3]
E. Hipotesis
Tegangan yang dihasilkan oleh sebuah PEM fuel cell dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal diantaranya yaitu temperatur, tekanan, jumlah aliran hidrogen dan faktor dinamik dalam PEM fuel cell. Faktor-faktor tersebut dapat
(33)
7
mengakibatkan kenaikan atau penurunan tegangan yang dihasilkan. Penurunan tegangan pada PEM fuel cell ini dinyatakan sebagai rugi-rugi diantaranya yaitu rugi aktivasi, rugi arus internal, rugi resistansi, dan rugi konsentrasi. Rugi-rugi ini secara khusus membentuk karakteristik pembebanan pada PEM fuel cell, dimana karakteristik ini dinyatakan sebagai karakteristik arus-tegangan PEM fuel cell.
(34)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Fuel Cell
Fuel cell adalah suatu perangkat elektrokimia yang berfungsi untuk menghasilkan energi listrik melalui reaksi redoks dari suatu bahan bakar hidrogen [16]. Fuel cell termasuk dalam energi alternatif baru yang memiliki kelebihan yaitu efisiensi tinggi, ramah lingkungan, rendah emisi karena secara teori hasil reaksinya adalah air. Bahan bakar atau reaktan yang umum digunakan pada fuel cell adalah hidrogen di sisi anoda dan oksigen di sisi katoda. Reaksi antara hidrogen dan oksigen ini berlangsung pada suatu reaktor yang terdiri atas elektroda, katalisator dan elektrolit. Katalisator berfungsi untuk mempercepat reaksi redoks yang berlangsung pada reaktor fuel cell tanpa ikut bereaksi bersama bahan bakar sedangkan elektrolit berfungsi sebagai media transfer elektron yang dihasilkan dari oksidasi hidrogen di anoda. Fuel cell dirancang untuk dapat diisi reaktannya yang terkonsumsi secara kontinyu selama memproduksi listrik. Reaktan mengalir masuk dan produk dari reaktan mengalir keluar. Sehingga operasi jangka panjang dapat terus menerus dilakukan selama disuplai oleh bahan bakar (hidrogen) dan oksigen [9]. Salah satu contoh produk fuel cell dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :
(35)
9
Gambar 2.1. Contoh produk PEM fuel cell stack [17]
Gambar 2.1 diatas adalah salah satu contoh produk fuel cell. Sebuah produk fuel cell biasanya terdiri atas saluran masukan dan keluaran bahan bakar (hidrogen), saluran masukan dan keluaran udara, saluran keluaran air dan terminal tegangan keluaran.
1. Jenis-Jenis Fuel Cell
Fuel cell memiliki jenis yang beragam dengan tingkat pengembangan dan aplikasi yang berbeda pula. Jenis fuel cell dapat dibedakan berdasarkan beberapa karakteristik, diantaranya adalah jenis elektrolit dan bahan bakar yang digunakan. Pemilihan tipe elektrolit mempengaruhi perbedaan temperatur kerja masing-masing fuel cell. Temperatur kerja dan sel tersebut juga akan mempengaruhi tipe material lain yang digunakan seperti elektroda, elektrolit, katalis dan lain-lain. Temperatur kerja juga
(36)
10
mempengaruhi tingkat pemrosesan bahan bakar sebelum masuk ke dalam unit sel.
Pada fuel cell bertemperatur rendah semua bahan bakar harus dikonversikan menjadi hidrogen. Fuel cell juga dapat diklasifikasikan berdasarkan proses yang terjadi. Fuel cell dibagi menjadi langsung, tidak langsung dan regeneratif sel. Bahan bakar langsung dapat diartikan sebagai fuel cell yang langsung menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar yang akan diproses, sedangkan fuel cell tidak langsung memakai bahan bakar hidrokarbon lain yang terlebih dahulu diubah menjadi hidrogen. Sedangkan fuel cell regeneratif adalah tipe fuel cell yang menggunakan kembali produk yang dihasilkan dalam proses selanjutnya. [9]
Klasifikasi fuel cell yang umum berdasarkan tipe elektrolit dan bahan bakar diantaranya [5][9] :
1. Alkaline Fuel Cell / Sel Bahan Bakar Alkali / AFC.
2. Phosphoric Acid Fuel Cell / Sel Bahan Bakar Asam Fosfat / PAFC. 3. Molten Carbonate Fuel Cell / Sel Bahan Bakar Karbon / MCFC. 4. Solid Oxide Fuel Cell / Sel Bahan Bakar Oksida Padat / SOFC. 5. Direct Methanol Fuel Cell / Sel Bahan Bakar Metanol / DMFC.
6. Proton Exchange Membrane Fuel Cell / Sel Bahan Bakar Membrane Pertukaran Proton / PEMFC.
(37)
11
2. Bagian-Bagian Fuel Cell
Secara umum sebuah fuel cell memiliki bagian-bagian sebagai berikut [19] :
1. Elektrolit
Elektrolit merupakan pemisah antara katoda dan anoda. Elektrolit berfungsi untuk memindahkan ion-ion yang terlibat dalam reaksi-reaksi reduksi dan oksidasi dalam fuel cell. Elektrolit sangat berpengaruh pada kinerja fuel cell. Elektrolit dapat berbentuk cairan, gas dan padat.
2. Katoda
Katoda merupakan elektroda yang berinteraksi dengan udara yang berfungsi menjadi batas untuk oksigen dan elektrolit, mengkatalis reaksi reduksi oksigen dan menghubungkan elektron-elektron dari sirkuit luar ke tempat reaksi.
3. Anoda
Anoda merupakan elektroda yang berinteraksi dengan bahan bakar yang berfungsi menjadi batas untuk bahan bakar dan elektrolit, mengkatalis reaksi oksidasi dan menghubungkan elektron-elektron dari tempat reaksi elektron ke sirkuit eksternal.
4. Reaktan
Reaktan adalah bahan baku atau bahan bakar yang digunakan pada fuel cell yang reaksinya menghasilkan energi listrik. Bahan bakar atau reaktan yang umum digunakan pada fuel cell adalah hidrogen di sisi anoda dan oksigen di sisi katoda.
(38)
12
5. Produk
Produk adalah hasil dari reaksi reaktan didalam fuel cell. Pada fuel cell produk yang dihasilkan secara teori adalah air , energi listrik dan kalor. Namun biasanya juga menghasilkan sedikit emisi.
6. Katalis
Katalis yaitu material atau bahan khusus untuk mempercepat proses reaksi kimiawi atau reduksi-oksidasi. Pada PEM fuel cell biasanya digunakan bahan dari platina atau campuran platina dengan material lain. Tiap individu fuel cell terdiri dari anoda, katoda dan elektrolit yang dihubungkan secara seri membentuk tumpukan (stack) fuel cell, yang biasanya disebut dengan fuel cell stack. Konfigurasi seri fuel cell stack ini untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi.
3. Prinsip Kerja Fuel Cell
Prinsip kerja sebuah fuel cell dapat diilustrasikan seperti pada gambar 2.2. dimana terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda diantara elektrolit yang terpisah satu sama lain. Bahan bakar, dalam hal ini hidrogen akan dialirkan ke permukaan anoda dengan tekanan gas tertentu sesuai kebutuhan. Dan secara bersamaan oksigen yang berasal dari udara bebas, dialirkan kepermukaan elektroda yang lain (katoda). Saat elektroda dihubungkan dengan beban dari luar, maka proses yang terjadi sebagai berikut [7][9][11]:
1. Hidrogen (H2) yang menyentuh permukaan anoda akan beraksi secara kimiawi (reduksi), menghasillcan ion hidrogen (H+) dan elektron (e).
(39)
13
Sedangkan di katoda terjadi reaksi kimia (oksidasi ) dimana oksigen (O2) diubah menjadi ion.
2. Ion hidrogen (H+) akan bergerak dari permukaan elektroda (anoda) menuju katoda melalui elektrolit.
3. Sedangkan elektron di anoda bergerak melalui kawat yang dihubungkan dengan beban sirkuit di luar yang akhirnya menuju elektoda yang sama dituju ion hidrogen (H+) yaitu katoda.
4. Ion hidrogen dan elektron akan mengalami reaksi kimia dengan oksigen di katoda maka pada permukaannya akan menghasilkan air (H2O) dan panas sebagai efek dari reaksi tersebut.
(40)
14
Berikut adalah reaksi yang terjadi pada fuel cell secara umum [15]:
Anoda : 2H2 4H+ + 4e- (1) Katoda : O2 + 4e- + 4H+ 2H2O (2)
Total : 2H2 + O2 2H2O + Listrik + Panas (3)
B. Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEM Fuel Cell)
Salah satu jenis fuel cell yang paling banyak digunakan adalah Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEM fuel cell). PEM fuel cell menggunakan membran polimer sebagai elektrolitnya. Pada fuel cell jenis ini terjadi pertukaran proton yang ditransfer melalui elektrolit yang berada diantara anoda dan katoda. Elektrolit membran polimer pada PEM fuel cell dapat melewatkan ion-ion hidrogen namun bersifat isolator terhadap elektron. PEM fuel cell menggunakan reaktan hidrogen murni sebagai bahan bakar utamanya. [9]
1. Prinsip Kerja Proton Exchange Membrane (PEM Fuel Cell)
Pada dasarnya PEM fuel cell memiliki prinsip kerja yang sama dengan jenis fuel cell lainnya. Namun yang membedakan adalah pada PEM fuel cell menggunakan elektrolit membran polimer dan reaktan hidrogen murni. Selain itu juga beroperasi pada suhu dan tekanan yang rendah. Proses reaksi elektrokimia pada PEM fuel cell ini dimulai pada sisi anoda seperti pada gambar 2.3 dibawah ini :
(41)
15
Gambar 2.3. Prinsip kerja PEM fuel cell [11]
Pada gambar 2.3, ketika hidrogen terdifusi pada anoda yang mengandung katalisator logam inert (platina) maka hidrogen akan mengalami reaksi reduksi akibat logam platina tersebut, yaitu melepaskan ion hidrogen dan elektron. Elektron akan terakumulasi pada anoda (elektroda positif) sedangkan ion hidrogen akan ditransfer melalui membran elektrolit polimer menuju katoda. Saat antara katoda dan anoda diberikan beban listrik maka elektron akan mengalir dari anoda ke katoda. Aliran elektron inilah digunakan sebagai energi listrik yang dibangkitkan oleh PEM fuel cell. Saat elektron tiba di katoda bersama dengan ion-ion hidrogen maka akan terjadi reaksi oksidasi oleh oksigen yaitu terjadi pengikatan ion-ion hidrogen tersebut oleh oksigen dan elektron menjadi air (H2O). [9]
(42)
16
2. Energi dan Potensial Reversibel PEM Fuel Cell
Besarnya energi yang dihasilkan pada fuel cell tergantung pada tekanan reaktan dan temperatur sel. Dengan menggunakan persamaan Gibbs, besarnya energi ini dinyatakan sebagai berikut:
�� = ��0 − ln 2 + 1
2ln 2 ] (4)
Dimana ��0 adalah perubahan pelepasan energi Gibbs pada tekanan standar (kJ mol-1), R adalah konstanta universal gas (8.314 J/K.mol), Tfc adalah temperatur PEM fuel cell (Bar), PH2 adalah tekanan hidrogen (Bar) dan PO2 adalah Tekanan Oksigen (Bar) [4]. Untuk beberapa temperatur, besarnya energi ini ditunjukan dalam tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1. Hubungan temperatur dan energi Gibbs pada PEM fuel cell [9] No Fase Produk Air Temperatur (oC) ��0 (kJ mol-1)
1 Cair 25 −237,2
2 Cair 50 −228,2
3 Gas 80 −226,1
4 Gas 100 −225,2
5 Gas 200 −220,4
6 Gas 400 −210,3
7 Gas 600 −199,6
8 Gas 800 −188,6
(43)
17
Besarnya potensial reversibel sebuah PEM fuel cell dapat dicari dengan persamaan [9]:
Eo = − �� 0
2F (5) Dimana Eo adalah besarnya potensial reversibel (Volt), ��0 adalah perubahan pelepasan energi Gibbs pada tekanan standar (kJ mol-1) dan F adalah konstanta Faraday (96485 Coulomb). Sehingga untuk temperatur operasi 200o C besarnya potensial reversibelnya adalah :
Eo =− −220,4
2 x 96485 x 1000 = 1,14 Volt (6)
Dalam kondisi sebenarnya potensial reversibel tersebut dapat lebih kecil. Hal ini dikarenakan faktor kemurnian hidrogen, tekanan dan kondisi reaksi berlangsung. Dalam kondisi operasi berbeban, tegangan fuel cell memiliki karakteristik tertentu. Hal ini karena pada fuel cell terdapat rugi-rugi (drop tegangan) yaitu rugi-rugi aktivasi (activation losses), rugi-rugi resistansi (ohmic losses) dan rugi-rugi konsentrasi (concentration losses). [4]
3. Persamaan Nernst pada PEM Fuel Cell
Persamaan Nernst menyatakan besarnya tegangan fuel cell pada kondisi beban nol (open circuit). Besarnya tegangan pada PEM fuel cell ini dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur operasi [13]. Hal ini dijelaskan pada persamaan Nernst berikut :
= + 2 ln
2 ( 2)
2
(44)
18
Dimana :
Efc = Tegangan beban nol fuel cell (Volt)
Eo = Besarnya potensial reversibel (Volt) 2= Tekanan hidrogen (Bar)
2 = Tekanan oksigen (Bar) 2 = Tekanan uap air (Bar)
R = Konstanta universal gas (8.314 J/K.mol) T = Temperatur (Kelvin)
Dari persamaan diatas maka diketahui bahwa semakin besar tekanan reaktan dan temperatur PEM fuel cell maka tegangannya semakin besar.[9]
4. Rugi Aktivasi dan Arus Internal PEM Fuel Cell
Rugi aktivasi di anoda dan katoda terjadi dari reaksi pemutusan dan pembentukan elektron-proton ikatan kimia. Sedangkan arus internal terjadi pada elektron di elektrolit yang diakibatkan dari timbulnya aliran pembuangan bahan bakar melalui elektrolit yang terdifusi dalam elektrolit [13][5]. Besarnya kedua rugi tersebut dinyatakan sebagai:
�� =
2� ln
� +�
� (8) Dimana :
Vact = Rugi aktivasi dan arus internal (Volt) ifc = Arus PEM fuel cell (A)
in = Densitas Arus internal pada rugi arus internal (A/cm2) io = Densitas perubahan arus pada rugi aktivasi (A/cm2)
(45)
19
α = Koefisien transfer perubahan reaksi (0-1) R = Konstanta universal gas (8.314 J/K.mol) T = Temperatur (Kelvin)
5. Rugi Resistansi (Ohmic Losses)
Elektroda dan elektrolit memiliki sifat resistif. Akibat sifat resistif ini timbul tegangan jatuh yang besarnya linear terhadap arus fuel cell. Resistivitas pada fuel cell ini dinyatakan sebagai area specific resistance (ASR) yaitu besarnya resistansi fuel cell setiap luas permukaan penampang [13][5]. Besarnya rugi resistansi ini dinyatakan sebagai berikut :
� ℎ = ��� � � + � (9) Dimana :
A = Luas penampang PEM fuel cell (cm2) ASR = area specific resistance (Ohm/ cm2) ifc = Arus PEM fuel cell (A)
in = Densitas arus internal pada rugi arus internal (A/cm2)
6. Rugi Konsentrasi (Concentration Losses)
Rugi konsentrasi (concentration) terjadi akibat perubahan konsentrasi dari reaktan yang mengalir pada elektroda selama bahan bakar digunakan. Karena penurunan konsentrasi mengakibatkan reaktan gagal mengalir dengan cukup pada permukaan elektroda (mass transport loss). Rugi konsentrasi juga mengindikasikan tegangan jatuh PEM fuel cell dan arus
(46)
20
maksimum pada PEM fuel cell. Hal ini karena batas konsentrasi / aliran hidrogen berkorelasi positif terhadap jumlah arus maksimum yang dihasilkan PEM fuel cell.[13][5][2]
Rugi konsentrasi atau mass transport ini dirumuskan sebagai [13][2]:
� =
2 1 + 1 � ln
� ��
� �� − � ,� <� �� (10) Dimana :
imax = Arus maksimum (arus kritis) PEM fuel cell (Ampere)
F = Konstanta Faraday (96.485 Coulomb)
R = Konstanta universal gas (8.314 J/K.mol) T = Temperatur (Kelvin)
α = Koefisien transfer perubahan reaksi (0-1)
7. Kapasitas Arus Maksimum PEM Fuel Cell
Pada rugi konsentrasi dipengaruhi oleh besarnya arus maksimum. Arus maksimum pada PEM fuel cell dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan banyaknya aliran hidrogen yang disuplai ke PEM fuel cell (Liter/menit). Proses konversi dari jumlah hidrogen ke bentuk arus ini didapatkan berdasarkan persamaan Faraday dan hukum gas ideal sebagai berikut [5][3]:
� ��= 2 � 0.98 � 2 � � ��� bil. estimasi
� � 60 (11) Dimana :
imax = Arus maksimum (arus kritis) PEM fuel cell (Ampere) FH2 = Banyaknya jumlah aliran hidrogen (Liter/menit)
(47)
21
Eff = Efisiensi PEM fuel cell (%)
z = Jumlah elektron valensi hidrogen (2) F = Konstanta Faraday (96.485 Coulomb) R = Konstanta universal gas (8.314 J/K.mol) T = Temperatur (Kelvin)
8. Tegangan Operasi PEM Fuel Cell
Tegangan operasi PEM fuel cell mencangkup tegangan reversibel, tegangan beban nol persamaan Nernst dan rugi-rugi yang berlaku pada PEM fuel cell yaitu rugi aktivasi,rugi arus internal, rugi ohmik dan rugi konsentrasi / transport. Sehingga besarnya tegangan operasi ini dirumuskan sebagai berikut [15][6]:
� = ( − �� − �ℎ − � ) (12) Dimana :
N = Jumlah sel dalam stack
Efc = Tegangan beban nol (V)
Vact = Rugi aktivasi dan arus internal (V) Vohm = Rugi resistansi (V)
Vcon = Rugi konsentrasi (V)
Persamaan diatas secara keseluruhan dapat dituliskan sebagai persamaan tegangan PEM fuel cell pada persamaan (13) sebagai berikut [9]:
(48)
22
� = { +
2 ln
2 2
20 – 2� ln
� +�
� –
��� � � +� –
2 1 + 1
� ln
� ��
� �� −� } (13)
9. Karakteristik Listrik PEM Fuel Cell
Akibat adanya rugi-rugi pada PEM fuel cell yaitu rugi aktivasi, rugi arus internal, rugi ohmik dan rugi konsentrasi yang sebanding dengan arus pada PEM fuel cell. Maka pada PEM fuel cell memiliki karakteristik listrik tertentu. Karakteristik ini digambarkan sebagai hubungan arus dan tegangan yang digambarkan pada gambar 2.4 Karakteristik ini terbagi menjadi karakteristik beban nol (open circuit), berbeban dan hubung singkat (short circuit). Pada saat beban nol, besarnya tegangan PEM fuel cell adalah tegangan maksimum yaitu tegangan persamaan Nersnt. Saat mulai dibebani maka penurunan tegangan mulai terjadi terutama akibat rugi aktivasi, rugi arus internal dan rugi ohmik. Disaat pembebanan maksimum maka tegangan akan jatuh mendekati nol akibat adanya konsentrasi kritis dari bahan bakar dan efek hubung singkat (short circuit).
(49)
23
Karakteristik tegangan dan arus ini menghasilkan karakteristik hubungan arus dan daya pada PEM fuel cell seperti dijelaskan pada gambar 2.5 berikut. Daya pada PEM fuel cell akan sebanding dengan arus yang mengalir hingga pada titik daya maksimum yang dapat dihasilkannya.
Gambar 2.5. Karakteristik arus dan daya PEM fuel cell. [2]
10. Karakteristik Perubahan Variabel Operasi PEM Fuel Cell
Ada beberapa hal dapat mempengaruhi kinerja dan daya yang dihasilkan oleh sebuah PEM fuel cell yaitu diantaranya ialah :
1. Jumlah aliran reaktan hidrogen
Banyaknya hidrogen yang disuplai ke dalam PEM fuel cell berpengaruh besar terhadap arus dan daya yang dihasilkan. Semakin banyak reaktan hidrogen maka akan semakin banyak elektron dan ion positif yang terbentuk dalam reaktor PEM fuel cell. Jumlah aliran hidrogen juga berkorelasi terhadap besar arus maksimum yang dapat dihasilkan oleh
(50)
24
PEM fuel cell tersebut [9]. Hubungan jumlah hidrogen ini dijelaskan pada gambar 2.6 berikut :
Gambar 2.6. Hubungan temperatur terhadap tegangan PEM fuel cell (Gambar hasil simulasi Phyton 2.7)
Pada gambar 2.6 terdapat tiga buah grafik dengan variasi jumlah hidrogen yakni grafik berwarna hijau, biru dan kuning dengan nilai masing-masing 30%, 60% dan 90% dimana 100% hidrogen sama dengan 2 Liter/menit hidrogen. Dari ketiga grafik tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar jumlah hidrogen yang digunakan PEM fuel cell maka semakin besar kapasitas arus maksimum yang dihasilkan PEM fuel cell.
2. Temperatur
Tempereratur mempengaruhi laju reaksi hidrogen dan oksigen di dalam PEM fuel cell. Dalam hal ini mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh PEM fuel cell tersebut, semakin rendah temperatur operasi maka menghasilkan tegangan keluaran yang semakin besar pula [9]. Hubungan perubahan temperatur terhadap keluaran PEM fuel cell ini dapat dilihat pada gambar 2.6. Pada gambar 2.6 terdapat tiga buah grafik dengan variasi temperatur yakni grafik berwarna merah, biru dan kuning
(51)
25
dengan nilai temperatur masing-masing 300, 400 dan 500 Kelvin. Dari ketiga grafik tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar temperatur operasi PEM fuel cell maka semakin kecil tegangan keluaran yang dihasilkan PEM fuel cell.
Gambar 2.7. Hubungan temperatur terhadap tegangan PEM fuel cell (Gambar hasil simulasi Phyton 2.7)
3. Tekanan reaktan dan produk
Tekanan yang makin tinggi menghasilkan kerapatan hidrogen yang makin tinggi. Semakin tinggi kerapatan hidrogen maka semakin besar jumlah mol hidrogen yang tersedia [9]. Hubungan tekanan dan tegangan pada PEM fuel cell ini dapat dijelaskan pada gambar 2.8 berikut :
(52)
26
Gambar 2.8. Hubungan tekanan terhadap tegangan PEM fuel cell. [9] Pada gambar 2.8 saat tekanan operasi lebih tinggi, tegangan pada PEM fuel cell lebih besar daripada saat tekanan atmosfir. Dengan demikian semakin tinggi tekanan kerja sebuah PEM fuel cell dapat menghasilkan tegangan keluaran yang lebih besar.
4. Konsentrasi atau kemurnian reaktan
Konsentrasi dapat dinyatakan sebagai konsentrasi hidrogen atau oksigen dalam udara. Semakin besar konsentrasi reaktan yang digunakan maka akan semakin besar daya yang dapat dihasilkan oleh fuel cell tersebut.[9]
5. Konsentrasi katalis platina dalam anoda
Logam platina digunakan sebagai katalis penting pada PEM fuel cell. Karena harga logam platina yang mahal dan dengan jumlah yang terbatas maka biasanya platina ditambahkan (dopping) dalam bentuk serbuk ke
(53)
27
anoda, komposisi antara anoda dan katoda ini dinyatakan sebagai konsentrasi. Semakin besar konsentrasi platina dalam anoda maka proses reaksi berlangsung semakin baik, sehingga menghasilkan tegangan yang lebih besar. [9]
6. Jumlah sel dalam stack
Pada PEM fuel cell untuk menghasilkan tegangan yang besar maka setiap satu buah sel yang terdiri dari satu anoda dan katoda diserikan. Konfigurasi seri antar sel ini disebut sebagai tumpukan (stack). Berikut adalah grafik yang menjelaskan jumlah sel dalam stack terhadap tegangan yang dihasilkan [9]. Hubungan perubahan jumlah sel terhadap keluaran PEM fuel cell ini dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut :
Gambar 2.9. Hubungan jumlah sel terhadap tegangan PEM fuel cell (Gambar hasil simulasi Phyton 2.7)
Pada gambar 2.9 terdapat tiga buah grafik dengan variasi jumlah sel yakni grafik berwarna merah, biru dan merah muda dengan nilai temperatur masing-masing 10 sel, 15 sel dan 20 sel. Dari ketiga grafik
(54)
28
tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar jumlah sel pada PEM fuel cell maka semakin besar tegangan keluaran yang dihasilkan PEM fuel cell.
11. Rangkaian Ekuivalen PEM Fuel Cell
Bentuk dinamis sebuah PEM fuel cell dapat direpresentasikan dalam bentuk ekuivalen rangkaian listrik seperti pada gambar 2.10 berikut :
Gambar 2.10. Rangkaian ekuivalen PEM fuel cell. [16].
Pada gambar 2.10, EFC mewakili tegangan beban nol fuel cell, sedangkan RS mewakili rugi ohmik, CDL dan RP yang tersusun paralel mewakili impedansi dan kapasitansi geometrik antara anoda dan katoda, IFC mewakili arus yang mengalir pada fuel cell dan Vfc mewakili tegangan terminal fuel cell.
C. Proton Exchange Membrane Fuel Cell Stack Horizon H-100
Proton exchange membrane fuel cell stack Horizon H-100 adalah salah satu produk PEM fuel cell buatan Horizon Fuel Cell Technologies yang memiliki kapasitas daya maksimum sebesar 100 Watt, arus hubung singkat maksimum
(55)
29
sebesar 12 Ampere dan tegangan beban nol sebesar 20 Volt [16]. Produk ini menjadi satu-satunya PEM fuel cell yang menjadi referensi / acuan bagi simulator PEM fuel cell yang dibuat. Gambar dan bagian-bagian dari PEM fuel cell stack Horizon H-100 ini dijelaskan pada gambar 2.11 berikut :
Gambar 2.11. Proton exchange membrane fuel cell Horizon H-100.[16] Proton exchange membrane fuel cell stack Horizon H-100 ini memiliki spesifikasi yang dijelaskan pada tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2. Parameter PEM fuel cell stack Horizon H-100 [16]
No Parameter Nilai
1 Jumlah Sel (N) 20
2 Rate Power 100 W
3 Temp. Stack Maksimum 65o C
4 Tekanan Hidrogen 0.45-0.55 bar
5 Aliran Hidrogen Maximum 1.3 L/min
6 Luas Penampang (A) 11.8 x 10.4 cm
7 Efisiensi Stack 40%
A: Label Peringatan B: FC + (konektor positif) C: FC – (konektor negatif) D: Kabel Pentanahan E: Kontroler multi-konektor F: katup suplai H2
G: katub pembersihan H2 H: Saluran udara masuk
(56)
30
8 Over Current Shut Down 12 Ampere
9 Arus Maksimum Mode Standar 9.5 Ampere
Karakteristik Proton exchange membrane fuel cell stack Horizon H-100 terdiri atas karakteristik arus-tegangan pada kondisi baseline yang dijelaskan pada gambar 2.12 berikut :
Gambar 2.12. Karakteristik arus dan tegangan PEM fuel cell Stack Horizon H-100 (datasheet).[16]
Hubungan arus dan tegangan ini secara khusus membentuk karakteristik pembebanan dimana semakin besar pemakaian arus maka semakin kecil tegangan terminal fuel cell. Dari hubungan tegangan dan arus ini membentuk hubungan arus dan daya fuel cell yang dijelaskan pada gambar 2.13. Semakin besar arus maka semakin besar daya yang digunakan hingga pada saat titik kritis dimana daya maksimum fuel cell tersedia. Selain itu terdapat hubungan banyaknya jumlah aliran hidrogen yang disuplai terhadap besarnya daya yang dihasilkan. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar 2.14 berikut :
(57)
31
Gambar 2.13. Karakteristik arus dan daya PEM fuel cell Stack Horizon H-100 (datasheet).[16]
Pada gambar 2.14, semakin besar jumlah hidrogen akan menghasilkan daya listrik yang semakin besar pula. Namun dititik tertentu terdapat batasan dimana daya listrik tidak mengalami kenaikan yang signifikan terhadap penambahan jumlah aliran hidrogen (titik kritis).
Gambar 2.14. Karakteristik konsumsi hidrogen dan daya PEM fuel cell Stack Horizon H-100 (datasheet).[16]
(58)
32
D. Buck Converter
Buck converter adalah salah satu konverter DC ke DC yang digunakan untuk menurunkan dan mengontrol tegangan. Tegangan keluaran (Vout) dikontrol dengan mengatur lebar pulsa atau duty cycle (D) pada komponen switch (S). [4] Topologi sederhana dari rangkaian Buck converter ini dapat dilihat pada gambar 2.15 berikut :
Gambar 2.15. Topologi sederhana rangkaian Buck converter. [4] 1. Prinsip Kerja Buck Converter
Pada dasarnya Buck konverter digunakan untuk menurunkan tegangan dengan mengatur lebar pulsa pensaklaran komponen switch. Komponen saklar (switch) yang umum digunakan biasanya seperti Mosfet, IGBT dan Transistor BJT. [4] Prinsip dari Buck konverter ini dibagi menjadi dua mode yaitu mode saat saklar off dan sakelar on. Dimana :
1. Ketika saklar tertutup (on)
Dioda bekerja reversed/block sehingga suplai masukan mengalir ke induktor (L) juga ke beban dan terjadi penyimpanan muatan oleh induktor. Kondisi saklar tertutup ini dijelaskan pada gambar 2.16 berikut :
(59)
33
Gambar 2.16. Rangkaian ekuivalen Buck converter pada keadaan saklar tertutup. [4]
Pada saat kondisi saklar tertutup (on) berlaku persamaan sebagai berikut :
� = � = �� − � , =
0
(14)
� = �� −� � (15) 2. Ketika saklar terbuka (off)
Dioda bekerja forward/unblock sehingga energi yang disimpan di induktor dapat mengalir ke beban. Kondisi saklar terbuka ini dijelaskan pada gambar 2.17 berikut :
Gambar 2.17. Rangkaian ekuivalen Buck converter pada keadaan saklar terbuka. [4]
(60)
34
Pada saat kondisi saklar terbuka (off) berlaku persamaan sebagai berikut :
� = � = −� , = 1−
+
0
(16)
� = −� � 1− (17) Pada kondisi kontinyu besarnya arus saat switch terbuka dan saat switch tertutup adalah sama besar. Hal ini dijelaskan pada persamaan berikut :[17]
� + + � − = 0 (18) �� − �
− � 1− = 0 (19) �� − � = 0 (20) Sehingga besarnya tegangan keluaran pada Buck converter dapat dirumuskan dengan :
� =�� . (21)
Kemudian untuk menghitung besarnya ripple tegangan dan arus
dirumuskan sebagai berikut [17]:
� = �� . (1− )
. (22)
�� = �� . (1− )
8. . 2 . (23) Dimana :
D = Lebar pulsa (duty cycle) penyalaan komponen switch (0-1)
f = Frekuensi (Herz)
L = Induktansi inductor (Henry)
(61)
35
Vin = Tegangan masukan (Volt)
Vout = Tegangan keluran (Volt) VL = Tegangan Induktor (Volt)
E. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU (central processing unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti analog-to-digital converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya. Pada penelitian ini digunakan Arduino Mega 2560 sebagai kontroler dan penghasil sinyal PWM. Arduino Mega 2560 adalah salah satu jenis mikrokontroler Arduino yang menggunakan prosessor ATmega2560. Arduino ini memiliki 54 pin I/O digital (15 diantaranya dapat berfungsi sebagai PWM), 16 input analog, 4 UART (serial port), 16 MHz Osilator kristal, koneksi USB, konektor daya, ICSP, dan tombol reset. Bahasa program yang digunakan adalah bahasa C dengan perangkat lunak kompilernya adalah sketch atau Arduino IDE [17].
Spesifikasi teknis Arduino Mega 2560 dijelaskan pada tabel 2.3 dibawah ini :
Tabel 2.3. Spesifikasi teknis Arduino Mega 2560.[17]
Keterangan Spesifikasi
Mikrokontroler ATmega2560
Tegangan Operasi 5V
Tegangan masuk (rekomendasi 7-12V
Tegangan masuk (batas) 6-20V
(62)
36
berfungsi sebagai PWM )
Pin Input Analog 16
Arus DC per I/O Pin 40 mA
Arus DC pada Pin 3.3V 50 mA
Memori Flash 256 KB of which 8 KB used by
bootloader
SRAM 8 KB
EEPROM 4 KB
Kecepatan clock 16 MHz
Dimensi dan bentuk fisik Arduino Mega 2560 dijelaskan pada gambar 2.18 berikut :
Gambar 2.18. Arduino Mega 2560. [18]
F. Kontroler Proporsional–Integral-Derivatif (PID Controller)
Kontroler PID digunakan untuk meningkatkan kepresisian dan keakuratan tegangan output pada Buck converter. Secara matematis kontroler PID dijelaskan pada persamaan berikut [20]:
= ( ) + 1
� +
( ) 0
(24)
Dimana :
mv(t) = Keluaran dari pengontrol PID atau Manipulated Variable Kp = Konstanta Proporsional
(63)
37
Ti = Konstanta Integral Td = Konstanta Derivatif
e(t) = Error (selisih antara set point dengan level aktual)
Model matematik sebuah kontroler PID dijelaskan pada gambar 2.19 berikut :
Gambar 2.19. Model kontroler PID [20]
Kontroler proporsional digunakan untuk menurunkan rise time dan
menghasilkan tegangan set point. Sedangkan pada kontroler integral digunakan untuk menjamin tegangan keluaran akan terus menuju ke keadaan set point kemudian pada kontroler derivatif memperbaiki respon transien dengan memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol derivative hanya berubah saat ada perubahan error sehingga saat error statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan kontroler derivatif tidak dapat dipakai sendiri.[20]
Penentuan parameter konstanta proporsional (kp), konstanta integral (ki) dan konstanta derivative (kd) salah satunya dapat menggunakan metode
(64)
Nichols-38
Ziegler. Metode ini digunakan untuk menentukan nilai Kp, Ti dan Td berdasarkan pada karakteristik tanggapan peralihan yang diberikan.
Gambar 2.20. Kurva S analisa grafis Ziegler Nichols.[20]
Pada gambar 2.20, aturan perpotongan garis lurus terjadi pada kondisi linier dari kurva S respon sistem. Ketepatan dalam pengambilan perpotongan ini sangatlah penting karena menentukan parameter T dan L akan menjadi acuan dari kontroler. Parameter T dan L adalah parameter waktu respon awal dari kurva S dimana L adalah waktu subtransien sedangkan T adalah waktu transien [19][20]. Setelah parameter L dan T didapatkan maka besaran parameter Kp, Ti dan Td dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut [20]:
Tabel 2.4. Formula Ziegler Nichols. [20]
Tipe Kontroler Kp Ti Td
P T/L ~ 0
PI 0.9 T/L L/0.3 0
(65)
39
G. Rangkaian Pemicu Gate Mosfet (Gate Driver)
Komponen mosfet pada Buck converter agar dapat difungsikan sebagai sakelar maka mosfet harus bekerja pada kondisi saturasinya. Kondisi saturasi mosfet ini dapat dibentuk dengan memberikan tegangan gate-source berkisar antara 12 - 15 Volt. Karena tegangan keluaran dari mikrokontroler arduino adalah 5 Volt maka diperlukan rangkaian penguat / pemicu gate pada mosfet yang disebut sebagai rangkaian gate driver. Pada penelitian ini rangkaian gate driver dibuat dengan menggunakan IC HCPL 3120, yang berfungsi menguatkan tegangan PWM kontrol arduino dari 5 Volt menjadi tegangan 15 Volt. Konfigurasi pin dari IC HCPL 3120 ini dijelaskan pada gambar 2.21 berikut [18]:
Gambar 2.21. Konfigurasi pin IC HCPL 3120. [18]
Pada dasarnya IC HCPL adalah IC Optocoupler dimana prinsipnya
mengkonversi sinyal kontrol menjadi cahaya. Cahaya ini kemudian akan diterima oleh receiver (dapat berupa photodiode atau phototransistor) berupa tranduser yang menghasilkan tegangan yang lebih besar dengan karakteristik
(66)
40
yang sama dengan tegangan input. Karakteristik dari IC HCPL 3120 ini dijelaskan pada tabel 2.5 berikut [18]:
Tabel 2.5. Tabel kebenaran / karakteristik IC HCPL 3120. [18]
LED Vcc - VEE Vo
OFF 0 – 30 V LOW
ON 0 – 11 V LOW
ON 11 – 13.5 V TRANSITION
ON 13.5 – 30 V HIGH
Karakteristik dari IC HCPL ini adalah ketika LED ON dengan tegangan catu daya berkisar antara 13.5 – 30 Volt maka tegangan keluaran (Vo) akan HIGH (15 Volt). Dan ketika LED OFF dengan tegangan catu daya berkisar antara 13.5 – 30 Volt maka tegangan keluaran (Vo) akan LOW (0 Volt) [18]. Sistem minimum dari IC HCPL 3120 dijelaskan pada gambar 2.22 dibawah ini:
(67)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan pembahasan dapat ditarik beberapa simpulan :
1. Dari hasil perbandingan beberapa nilai efektif dan bentuk grafik dapat disimpulkan bahwa simulator PEM fuel cell yang dibuat ini memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik produk referensi PEM fuel cell stack Horizon H-100.
2. Dari perbandingan hasil pemodelan dan simulasi Simulink Matlab dengan hasil simulator yang dibuat dapat disimpulkan bahwa untuk tiga buah mode yaitu mode baseline, mode nilai tengah dan mode setengah sel secara umum memiliki kesamaan yang cukup tinggi dengan hasil pemodelan dan simulasi. Terkecuali pada saat mode maksimum dimana untuk kondisi arus tertentu, tegangan pada simulator tampak lebih kecil daripada hasil pemodelannya. Hal ini dikarenakan kapasitas transformator yang tidak memadai.
3. Temperatur operasi yang semakin tinggi mengakibatkan energi Gibbs semakin kecil dan juga menaikan resistansi elektroda dan elektrolit pada PEM fuel cell. Akibatnya tegangan, daya listrik dan arus maksimum PEM fuel cell semakin menurun.
(68)
125
4. Semakin besarnya tekanan hidrogen mengakibatkan jumlah mol hidrogen semakin besar dan juga memperbesar energi aktivasi reaksi redoks dalam PEM fuel cell. Sehingga terjadi kenaikan arus maksimum dan daya listrik yang dihasilkan PEM fuel cell.
5. Semakin banyak jumlah sel pada PEM fuel cell maka semakin besar tegangan dan daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh PEM fuel cell. Tetapi tidak berpengaruh terhadap besarnya arus maksimum yang dihasilkan.
6. Semakin besar jumlah aliran hidrogen yang disuplai dalam reaktor PEM fuel cell maka semakin besar mol hidrogen yang tersedia. Hal ini mengakibatkan semakin besarnya jumlah mol elektron yang terbentuk di anoda. Akibatnya arus maksimum dan daya listrik yang dihasilkan oleh PEM fuel cell membesar.
B. Saran
Dari hasil pengujian dan pembahasan dapat ditarik beberapa simpulan : 1. Diperlukan pemakaian transformator dengan kapasitas yang lebih besar.
Sehingga proses pengujian pada mode maksimum ataupun pengujian dengan keluaran daya yang besar didapatkan hasil yang sesuai.
2. Menambah perangkat program komunikasi antara simulator dengan
komputer sehingga proses plot grafik dan penyimpanan data dapat dilakukan secara otomatis dan mudah.
3. Selain penambahan kapasitas transformator juga diperlukan penambahan kapasitas parameter dan pengaturan parameter tertentu pada simulator
(69)
126
seperti area specific resistance (ASR), Current Density (io), Internal Current Density (in), Koefisien Perubahan Transfer Reaksi (α), Potensial Elektroda Tiap Sel (Eo) maupun nilai pengontrol PID (kp, ki dan kd). Hal ini diperlukan agar simulator dapat dibandingkan dengan produk referensi PEM fuel cell lainnya.
(70)
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Artanto, Dian. 2012. Interaksi Arduino dan Labview. Elex Media Komputindo. Jakarta
[2]. Corrêa, Jeferson M. Felix A. Farret, Luciane N. Canha, dan Marcelo G. Simões.
2004. An Electrochemical-Based Fuel-Cell Model Suitable for Electrical Engineering Automation Approach. Jurnal IEEE transactions on industrial electronics.
[3]. Corrêa, Jeferson M. Felix A. Farret, Jonas R. Gomes, dan Marcelo Godoy
Simões. 2003. Simulation of Fuel-Cell Stacks Using a Computer-Controlled
Power Rectifier With the Purposes of Actual High-Power Injection Applications. Jurnal IEEE transactions on industry applications.
[4]. Georgievski, Georgi dan Goce L. Arsov. 2010. Design of a PEM Fuel Cell Simulator Based on DC-DC Buck Converter. Jurnal Electronics.
[5]. J.H. Hirschenhofer, D.B. Stauffer, R.R. Engleman, and M.G. Klett. 1998. Fuel Cell HandBook Fourth Edition. U.S. Department of Energy. Morgantown, West Virginia.
[6]. J.I. San Martín, I. Zamora, J.J. San Martín1 V. Aperribay dan P. Eguía . 2010. Performance Analysis of a PEM Fuel Cell. International Conference on Renewable Energies and Power Quality. Granada.
[7]. Johansson, Bengt. 2004. Book : DC-DC Converters - Dynamic Model Design and Experimental Verification. Universitas Lund. Lund, Swedia. [8]. Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler
dan Pemrogramannya Menggunakan Arduino. Penerbit Andi. Yogyakarta. [9]. Larminie, James., Andrew Dicks. 2003. Fuel Cell Systems Explained
Second Edition. British Library. Chippenham.
[10]. Loranca, Blanca O. 2012. Thermal Modeling and Analysis of Polymer Electrolyte Membrane Open Cathode Fuel Cells. Thesis Missouri University of Science And Technology. Missouri.
(71)
[11]. Kuncoro, Dhanar Dwi. 2008. Simulasi Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) Sebagai Pembangkit Listrik Perumahan. Skripsi : Teknik Elektro Universitas Indonesia. Jakarta.
[12]. Rashid, Muhammad H. 1999. Elektronika Daya Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta. PT.Prenhallindo.
[13]. Science Applications International Corporation. 2000. Fuel Cell Handbook (Fifth Edition). U.S. Department of Energy. Morgantown, West Virginia [14]. Spiegel, Colleen. 2008. PEM Fuel Cell Modeling and Simulation Using
MATLAB. Elsevier Press. San Diego, California.
[15]. Ural, Zehra., Muhsin Tunay Gencoğlu dan Bilal Gumus. 2007. Dynamic Simulation of a Pem Fuel Cell System. Proceedings 2nd International Hydrogen Energy Congress and Exhibition IHEC. Universitas Dicle.
Istambul, Turki.
[16]. Ural, Zehra., Muhsin Tunay Gencoglu. 2010. Mathematical Models of PEM Fuel Cells. 5th International Ege Energy Symposium and Exhibition (IEESE-5). Universitas Pamukkale. Denizli, Turki.
[17]. User Manual Data Sheet. 2013. H-100 Fuel Cell Stack. Horizon Fuel Cell Technologies.
[18]. User Manual DataSheet. 2012. 2.0 Amp Output Current IGBT Gate Drive Optocoupler.Agilent Technologies.
[19]. Yusivar, Feri., Aries Subiantoro, Suria. 2010. Perancangan Pengendali Model Predictive Control Tanpa Constraint Pada Proton Exchange Membrane Fuel Cell. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.
[20]. http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00660-%20SK%20Bab%202.pdf diakses pada tanggal 17 September 2014 pukul 19.00 wib
(1)
40
yang sama dengan tegangan input. Karakteristik dari IC HCPL 3120 ini dijelaskan pada tabel 2.5 berikut [18]:
Tabel 2.5. Tabel kebenaran / karakteristik IC HCPL 3120. [18]
LED Vcc - VEE Vo
OFF 0 – 30 V LOW
ON 0 – 11 V LOW
ON 11 – 13.5 V TRANSITION
ON 13.5 – 30 V HIGH
Karakteristik dari IC HCPL ini adalah ketika LED ON dengan tegangan catu daya berkisar antara 13.5 – 30 Volt maka tegangan keluaran (Vo) akan HIGH (15 Volt). Dan ketika LED OFF dengan tegangan catu daya berkisar antara 13.5 – 30 Volt maka tegangan keluaran (Vo) akan LOW (0 Volt) [18]. Sistem minimum dari IC HCPL 3120 dijelaskan pada gambar 2.22 dibawah ini:
(2)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan pembahasan dapat ditarik beberapa simpulan :
1. Dari hasil perbandingan beberapa nilai efektif dan bentuk grafik dapat disimpulkan bahwa simulator PEM fuel cell yang dibuat ini memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik produk referensi PEM fuel cell stack Horizon H-100.
2. Dari perbandingan hasil pemodelan dan simulasi Simulink Matlab dengan hasil simulator yang dibuat dapat disimpulkan bahwa untuk tiga buah mode yaitu mode baseline, mode nilai tengah dan mode setengah sel secara umum memiliki kesamaan yang cukup tinggi dengan hasil pemodelan dan simulasi. Terkecuali pada saat mode maksimum dimana untuk kondisi arus tertentu, tegangan pada simulator tampak lebih kecil daripada hasil pemodelannya. Hal ini dikarenakan kapasitas transformator yang tidak memadai.
3. Temperatur operasi yang semakin tinggi mengakibatkan energi Gibbs semakin kecil dan juga menaikan resistansi elektroda dan elektrolit pada PEM fuel cell. Akibatnya tegangan, daya listrik dan arus maksimum PEM fuel cell semakin menurun.
(3)
125
4. Semakin besarnya tekanan hidrogen mengakibatkan jumlah mol hidrogen semakin besar dan juga memperbesar energi aktivasi reaksi redoks dalam PEM fuel cell. Sehingga terjadi kenaikan arus maksimum dan daya listrik yang dihasilkan PEM fuel cell.
5. Semakin banyak jumlah sel pada PEM fuel cell maka semakin besar tegangan dan daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh PEM fuel cell. Tetapi tidak berpengaruh terhadap besarnya arus maksimum yang dihasilkan.
6. Semakin besar jumlah aliran hidrogen yang disuplai dalam reaktor PEM fuel cell maka semakin besar mol hidrogen yang tersedia. Hal ini mengakibatkan semakin besarnya jumlah mol elektron yang terbentuk di anoda. Akibatnya arus maksimum dan daya listrik yang dihasilkan oleh PEM fuel cell membesar.
B. Saran
Dari hasil pengujian dan pembahasan dapat ditarik beberapa simpulan : 1. Diperlukan pemakaian transformator dengan kapasitas yang lebih besar.
Sehingga proses pengujian pada mode maksimum ataupun pengujian dengan keluaran daya yang besar didapatkan hasil yang sesuai.
2. Menambah perangkat program komunikasi antara simulator dengan komputer sehingga proses plot grafik dan penyimpanan data dapat dilakukan secara otomatis dan mudah.
3. Selain penambahan kapasitas transformator juga diperlukan penambahan kapasitas parameter dan pengaturan parameter tertentu pada simulator
(4)
126
seperti area specific resistance (ASR), Current Density (io), Internal Current Density (in), Koefisien Perubahan Transfer Reaksi (α), Potensial Elektroda Tiap Sel (Eo) maupun nilai pengontrol PID (kp, ki dan kd). Hal ini diperlukan agar simulator dapat dibandingkan dengan produk referensi PEM fuel cell lainnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Artanto, Dian. 2012. Interaksi Arduino dan Labview. Elex Media Komputindo. Jakarta
[2]. Corrêa, Jeferson M. Felix A. Farret, Luciane N. Canha, dan Marcelo G. Simões. 2004. An Electrochemical-Based Fuel-Cell Model Suitable for Electrical Engineering Automation Approach. Jurnal IEEE transactions on industrial electronics.
[3]. Corrêa, Jeferson M. Felix A. Farret, Jonas R. Gomes, dan Marcelo Godoy Simões. 2003. Simulation of Fuel-Cell Stacks Using a Computer-Controlled Power Rectifier With the Purposes of Actual High-Power Injection Applications. Jurnal IEEE transactions on industry applications.
[4]. Georgievski, Georgi dan Goce L. Arsov. 2010. Design of a PEM Fuel Cell Simulator Based on DC-DC Buck Converter. Jurnal Electronics.
[5]. J.H. Hirschenhofer, D.B. Stauffer, R.R. Engleman, and M.G. Klett. 1998. Fuel Cell HandBook Fourth Edition. U.S. Department of Energy. Morgantown, West Virginia.
[6]. J.I. San Martín, I. Zamora, J.J. San Martín1 V. Aperribay dan P. Eguía . 2010. Performance Analysis of a PEM Fuel Cell. International Conference on Renewable Energies and Power Quality. Granada.
[7]. Johansson, Bengt. 2004. Book : DC-DC Converters - Dynamic Model Design and Experimental Verification. Universitas Lund. Lund, Swedia. [8]. Kadir, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler
dan Pemrogramannya Menggunakan Arduino. Penerbit Andi. Yogyakarta. [9]. Larminie, James., Andrew Dicks. 2003. Fuel Cell Systems Explained
Second Edition. British Library. Chippenham.
[10]. Loranca, Blanca O. 2012. Thermal Modeling and Analysis of Polymer Electrolyte Membrane Open Cathode Fuel Cells. Thesis Missouri University of Science And Technology. Missouri.
(6)
[11]. Kuncoro, Dhanar Dwi. 2008. Simulasi Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) Sebagai Pembangkit Listrik Perumahan. Skripsi : Teknik Elektro Universitas Indonesia. Jakarta.
[12]. Rashid, Muhammad H. 1999. Elektronika Daya Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta. PT.Prenhallindo.
[13]. Science Applications International Corporation. 2000. Fuel Cell Handbook (Fifth Edition). U.S. Department of Energy. Morgantown, West Virginia [14]. Spiegel, Colleen. 2008. PEM Fuel Cell Modeling and Simulation Using
MATLAB. Elsevier Press. San Diego, California.
[15]. Ural, Zehra., Muhsin Tunay Gencoğlu dan Bilal Gumus. 2007. Dynamic Simulation of a Pem Fuel Cell System. Proceedings 2nd International Hydrogen Energy Congress and Exhibition IHEC. Universitas Dicle. Istambul, Turki.
[16]. Ural, Zehra., Muhsin Tunay Gencoglu. 2010. Mathematical Models of PEM
Fuel Cells. 5th International Ege Energy Symposium and Exhibition (IEESE-5). Universitas Pamukkale. Denizli, Turki.
[17]. User Manual Data Sheet. 2013. H-100 Fuel Cell Stack. Horizon Fuel Cell Technologies.
[18]. User Manual DataSheet. 2012. 2.0 Amp Output Current IGBT Gate Drive Optocoupler.Agilent Technologies.
[19]. Yusivar, Feri., Aries Subiantoro, Suria. 2010. Perancangan Pengendali Model Predictive Control Tanpa Constraint Pada Proton Exchange Membrane Fuel Cell. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.
[20]. http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00660-%20SK%20Bab%202.pdf diakses pada tanggal 17 September 2014 pukul 19.00 wib