Pemanfaatan Khitosan dari Limbah Kulit Udang sebagai Bahan Kosmetik
PEMAWFWBTAN KHITOSAN DARl LIMBAM KULIT UDANG
SEBAGAI BAWAN KBSMETIK
Oleh
DJOKO
TRIBAWONO
F 24. 0614
1 9 9 2
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
B O G O R
Djako Tribawono. F 24.0614. Pemanfaatan Khitosan dari
Limbah Kulit Udang sebagai Bahah Kosmetik. Di bawah bimbingan Suhadi Hardjo, MSc. dan Ir. Syarif Bastaman, MSc.
RINGKASAN
Khitosan merupakan biopolimer polisakarida yang
strak dari kulit dan kepala udang.
merupakan
diek-
Kulit dan kepala udang
limbah industri pengolahan udang,
yang
selama
ini baru dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan
pembuat
trasi dan krupuk udang.
menjadi
Pemanfaatan kulit udang
khitosan merupakan alternatif yang baik mengingat
banyak
kegunaannya dalam industri.
Khitosan mempunyai gugus polar dan non polar
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengemulsi dan
pada
kosmetik.
sehingga
penstabil
Disamping itu khitosan mempunyai
sifat yang menguntungkan
sifat-
seperti biodegradable, tidak
beracun, non alergenik, mempercepat penyembuhan luka, anti
bakteri dan fungi, membentuk lapisan film yang jernih dan
memberikan
efek emolient, sehingga khitosan dapat
diman-
faatkan sebagai bahan pelindung kulit.
Tujuan penelitian ini adalah mencoba menemukan formula
cream kosmetik dengan mensubtitusi bahan pengemulsi dengan
khitosan.
'Penelitian dilakukan tiga tahap. Tahap pertama pembuatan asil-khitosan larut air, tahap kedua penelitian
dahuluan untuk mencoba menentukan selang jumlah
pen-
khitosan
dan air yang ditambahkan dan tahap ketiga penelitian utama
mengetahui pengaruh dan menentukan jumlah khitosan
untuk
dan air yang ditambahkan.
Rancangan percobaan adalah acak
lengkap faktorial dua faktor dan dua kali ulangan.
pertama
jumlah khitosan yang terbagi tiga
(a2) dan (a3).
(al),
Faktor kedua ada tiga
Faktor
taraf
yaitu
taraf
yaitu
jumlah air (bl), (b2) dan (b3).
Analisa
yang dilakukan meliputi kadar air, kadar
le-
mak, kestabilan emulsi, viskositas dan tekstur.
Rendemen asil-khitosan yang dihasilkan sebesar
persen.
Hasil
13.93
analisa produk cream menunjukkan, bahwa
tekstur dipengaruhi jumlah khitosan, sedang kadar air
dan
kestabilan emulsi dipengaruhi jumlah air.
dan
kadar
Viskositas
lemak tidak dipengaruhi jumlah khitosan dan
jumlah
air yang ditambahkan.
Kombinasi perlakuan yang memberikan hasii
kestabilan
tertinggi adalah jumlah khitosan 0.75 gram dan jumlah air
25 gram (azbl).
sen.
Kestabilan yang dicapai sebesar 87.9 per-
Pada kestabilan tersebut kadar air
yang
sebesar 55.31 persen, kadar lemak 24.50 persen dan
sitas 1 000 cps.
dicapai
visko-
PEMANFAATAN KHITOSAN DARI LIMBAH KULlT UDANG
SEBAGAI BAHAN KOSMETIK
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN,
Fakultas Teknologi Pertanian,
lnstitut Pertanian Bogor
Oleh
DJOKO TRIBAWONO
F 24.0614
1 Yo2
FAKULTAS TEKNOLOG l PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PEMANFAATAN KHlTOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG
SEBAGAI BAHAN KOSMETIK
SKRIPSI
Sehagdi salah satu sprat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN,
Fakultas Teknologi Pertanian,
lnstitut Pertanian Bogor
Oleh
DJOKO TRIBAWONO
F 24.0614
Dipahirkan pada tanggal 30 Mei 1968
di Surakarta
KATA PENGAITTAR
Puji
syukur penulis ucapkan pada
memberikan
Skripsi
Allah
kekuatan untuk menyelesaikan
ini
yang
telah
skripsi
ini.
berjudul Pemanfaatan Khitosan
dari
Limbah
Kulit Udang sebagai Bahan Baku Kosmetik.
Terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Suhadi
Hardjo, MSc. sebagai pembimbing pertama
yang
memberikan bimbingan hingga terselesaikan skripsi ini,
2. Ir.
Syarif
kedua
Bastaman, MSc. sebagai dosen
yang
banyak
memberikan
pembimbing
bantuan
selama
pembimbingan,
3. Dra. Fatma Latifah, Apt. yang banyak memberikan masukan
mengenai kosmetika,
4. Ir. Yogi yang telah membantu kelancaran selama
peneli-
tian,
5. PT. Dwi Citra Utama yang telah membantu menyediakan ba-
han kimia kosmetik,
6. Ibu,
Bapak
dan kakak yang
senantiasa
mendoakan
keberhasilan penulis,
7. Rekan-rekan
di Mypos yang memberikan
dukungan moril
selama penelitian dan penulisan skripsi serta,
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan yang penulis
buat dalam penulisan ini.
Kritik dan saran penulis terima
untuk
memperbaiki
penulisan
selanjutnya.
Akhir
kata,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penelitianpenelitian selanjutnya.
DAFTAR IS1
Hal
................................ i
DAFTAR IS1 .................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................. iii
DAFTAR TABEL .................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................... V
I. PENDAHULUAN ...................................
1
A . LATAR BELAKANG .............................
1
2
B . TUJUAN PENELITIAN ..........................
I1 . TINJAUAN PUSTAKA ..............................
3
. A . SUMBER KHITOSAN
3
B . ISOLASI KHITOSAN ........................... 5
1 . Deproteinasi ....... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2 . Demineralisasi ..........................
6
3 . Deasetilasi ............................. 8
C . SIFAT-SIFAT KIMIA DAN FISIK KHITOSAN .......
8
D . CREAM KOSMETIK ............................. 16
I11 . METODOLOGI .................................... 22
A . BAHAN DAN ALAT ............................. 22
KATA PENGANTAR
......................a*....
B
. METODE PENELITIAN .........................
1. Pembuatan Khitosan ......................
2 . Penilitian Pendahuluan ..................
. Penilitian Utama ........................
C . RANCANGAN PERCOBAAN ........................
3
22
23
23
24
24
D
. A N A L I S I S ...................................
.......................
2 . Uji tekstur
.............................
3 . Kadar air
...............................
5 . Kestabilap emulsi
.............................
5 . Viskositas
..............................
IV . NASIL DAN PEMBANASAN
..........................
A . P ~ M B U A T A NKHITOSAN
.........................
e . PENPLSTAN PENDAHULUAN ......................
4 . Kadar
C
lsmak
. PBNELITIAH
.
2.
3.
1
...........................
...............................
UTAMA
Kadar ai.r
26
26
26
27
27
28
29
29
31
33
33
............................. 3 5
Kestabilan emulsi ....................... 3 5
4 . Viekositas
.............................. 4 0
5 . Tekstur
................................. 42
v . KESIMP~JLANDAN SARAN .......................... 4 3
A . KESIMPULAN
................................. 43
B . SARAN
...................................... 4 4
Kadat lemalc
DAFTAR PUSTAXA
LAMPIRAN
............
Alqr proses pembuatan khitosan ...........
Struktur berulang khitin .................
Struktur berulang khitosan ...............
Gambar
1. Alu$ proses pembuatan khitin
Gambar
2.
Oambar
3.
Gambar
4.
Gambar
5, Struktur kulit
Gambar
...........................
6. Struktur epidermis .......................
7. Reaksi proses demineralisasi .............
Gambar
8. Reaksi proses deasetilasi khitin menjadi
Gambar
khitosan
9
10
11
.................................
9. Reaksi proses aselasi khitosan menjadi
asil-khitosan
............................
Gambar 10. Histpgram hubungan antara kadar air dengan
jumlah air dan jumlah khitosan
...........
Gambar 11. Histogram hubungan antara kadar lemak dengan
jumlah air dan jumlah khitosan
...........
Ganlbar 1 2 1 Histogram hubungan antara kestabilan emulsi
denyan jumlah air dan jumlah khitosan
~agtbar13. Prsses jnversi tipe emulsi
....
...............
39
Ganlbar 14, Histogram bubu~~gan
antara viskositas dengan
jumlah air dan jumlah ,khitosan
...........
41
DAFTAR TABEL
Hal
. Kandungan khitin dari berbagai sumber ......
2 . Persentase kadar khitin dan protein pada
Crustacea ..................................
3 . Karakteristik khitin
.......................
4 . Karakteristik khitosan .....................
Tabel 1
Tabel
Tabel
Tabel
4
6
12
16
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Data kadar air dan analisis
...........................
~halisisS-N-K kadar air ..............
sidik ragam
Data kadar lemak dan
..................
kadar lemak ............
apzilisis sidik rqgam
Analisis S-N-K
Pqta kestabilan emulsi dan
..................
kestabilan emulsi .......
analisis sidik ragam
Lampiran
Lampirafi
.
7.
6
Analisa S-N-K
Data viskositas dan analisis
...........................
Lampiran 8. Aqalisis S-N-K viskositas .............
Lampiran 9. Data uji oranoleptik ..................
Lampiran 10 . Analisis sidik ragam tekstur ..........
Lampiran 11. Analisis S-N-K tekstur ................
sidik ragam
Khtkosaq
polisdkari$a,
mepupakab salah satu senyawa
biopolimer
yaqg
banyak terdapat di
alam.
pokenpial
khitosan
adalah kulit udang
dan
rajungan.
Iqdonesia
dapat menjadi produser
khitosan,
mengingat
m83impahnya
bahan
baku.
Bahan baku
Sumber
tersebut
banyak
diperoleh dari limbah pengolahan udang.
Ekspor
udang
Indonesia meninqkat
terus.
Pada
tahun 1987 tercatat 43.9 ribu ton, 1988 naik 56.2
ribu
ton, 1989 melonjak 74.4 ribu ton dan 1990, sampai bulan
oktober
telah mencapai 78.0 ribu ton (Kompas, 25
1991).
Biasanya
tanpa
udang beku
dieksport
kepala (head off) dan tanpa kepala
dalam
bentuk
serta
kulit
(peelet), sehingga menyebabkan adanya tinggalan
limbah
padatr Limbah padat ini dapat mencapai 80 persen
berqt
utuh
dengan 50
-
60 persen
diantaranya
Juli
dari
berupa
kulit.
Gelama ini limbah kulit udang belum
termanfaatkan
maksimal.
Kulit udang baru dimanfaatkan sebagai
pembuatan
trqsi, krupuk udang, pasta udang dan
kqlit udang
pellbd
menjadi
untuk
sebagai bahan pencampur
pakan teenak.
dalam
pemanfaatan
bahan
tepung
pembuatan
kulit
udang
khitosan merupakan alternatif yang baik
dalam
memberikan
nilai
tambah.
Hal
ini
mengingat
banyak
kegunaan khitosan dalam industri.
Di Indonesia khitosan maupun khitin belum
terman-
faatkan karena belum banyak diketahui kegunaannya dalam
industri.
Saat ini baru
dilakukan peneiitian
proses
ekstraksinya dan beberapa kegunaannya.
Khitosan
dapat
digunakan
sebagai
bahan
kosmetik, obat-obatan, makanan, perekat, bahan
pada
penlbuatan
memperbaiki
pengolahan
bahan
kertas
tekstil,
kosmetik,
rnengqntungkan
Khitosan dapat
karena
dan
mempunyai
mentenuhi
Sifat-sifat
aditif
bahan
mutu kulit samak dan sebagai
limbah.
kasmetik.
dan
untuk
bahan
digunakan
untuk
sebagai
sifat-sifat
syarat-syarat
tersebut
baku
yang
bahan
antara
lain
flbiodegrqdablaH,tidqk beracun, mempercepat penyembuhan
luka, meqt~tihyai efek anti bakteri dan fungi, membentuk
lapisan
pelindung
memberikan
efek
yang
jernih,
emollient,
non
sehingga
alergenik
khitosan
dilnattfadtkan G i 3 h a g ~ ihahan pelihduny kulit.
khitosan
dapat
dimanfaatkan
sebagai
dan
dapat
Selain itu
pengemulsi,
penstabil dan pengental.
B. TUJUAN PENELIFIAN
Tujuan
cream
penelitian
adalah
menemukan
kosmetik dengan mensubstitusi salah
kosmetik dengan khitosan.
satu
formula
bahan
11. TINJAUAN PUSTAXA
A.
SUMBER KHITOSAN
Khitosan
merupakan turunan khitin yang
diperoleh
melalui proses deasetilasi (penghilangan gugus
-COCH3)
(Johnson dan Feniston, 1982; Brine, 1984; Rha,
Muzzarelli, 1985).
1984;
Menurut Rha (1984) khitin merupakan
senyawa terbesar kedua setelah selulosa.
kulit
dan
kepala
Khitin banyak
diketemukan
pada
hewan
kelompok
Avertebrata
berkulit keras (crustacea), serangga, dan
beberapa mikroorganisme. Pada tabel 1 disajikan
kadar
khitih
Menurut
Knorr
(1984) d a r i sekian bapyak sumber khitosan, hanya
kulit
udang
dari
dap
rajungan
koinersiql.
uQang
beberapa sumber
khitin.
suddh
yahq
dimanfaatkan
secara
Menurut Jonhson dan Peniston (1982) kulit
dan rajungan merupakan limbah
ydang, yang menoapai 50
-
pengolahan
kulit
60 persen dari berat utuh.
kzibduhgan khitin pada limbah pengolahan udang
rajungan sebesar 20
1975).
-
3 0 persen (berat kering)
Menurut Ashford (1977) di dalam
dan
(Bough,
Knorr,
1984)
khitin dapat diketemukan pada limbah udang dan rajungan
masing-masing sebesar 13
(berat
kering).
kandungan
khitin
faktor lain.
-
Menurut
15 persen dan 14
Muzi
tergantung dari
(1990)
jenis
-
17 persen
sebenarnya
spesies
dan
Rhitin.juga dapat diekstraksi dari limbah
tasi
asam
1979).
di
-
C~&J&JI
dengan
sitrat
Menurdt
oleh
Aspergillus
Berkeley
niyer
fermen(Berkeley,
(1979); Nicolaysen
Rha (1984) dari 40 000 ton
linbah
(1980)
industri
menggunakan kapang, mampu menghasilkan
10
too khitin.
Tabel 1. Kandungan khitin dari berbagai macam
sumber
..................................................
Jenis
kandungan khitin
..................................................
(%)
1. Golongan crustacea
Kepiting biru
Kepiting merah
Lobster : Nephrops
Nomarus
Udang
2. Golongan Insecta
Kecoak/lipas
Kumbang
Belalang
uiat sutra
3, Qolongan Molusca
Clam shell
Kulit kerang
Rangka dalam cumi-oumi
4. Golongan Mikrooryanisme
Aspergillus niger
pehicillium notatum
penioil lium ol~rysogenium
sqccf-rqromycescerevisiae
42.od
18.5d
20.1d
2.gd
.................................................
Ketetangqn
I
a = berdasarkan berat basah
= berdasarkan berat kering
c = berdasarkan berat bahan organik
pada kulit luar
b
000
d
berdasarkan berat kering dari
dinding sel
(Sumber : Naczk dan Shiroshi (1981)
dalam Knorr,
1984)
=
8 . ISOLfiSI KHITOSAN
Tahap
khitin
pertama pembuatan khitosan
terlebih
protein
dahulu, melalui
(deproteinasi)
dan
adalah
proses
membuat
penghilangan
penghilangan
kalsium
karbonat (demineralisasi) dari kulit udang (Muzzarelli,
1977 di dalam Knorr, 1984).
kan
Deproteinasi dapat dilaku-
sebelum dan sesudah demineralisasi.
Deproteinasi
dilakukan
lebih dulu apabila protein yang terlarut
kehendaki
untuk
1984).
Alur
di manfaatkan
pposes
lebih
khitin seperti
lanjut
pada
(Knorr,
gambar
sedang alur proses pembuatan khitosan seperti
di
1,
terlihat
pada gambar 2.
Sebagai
terdapat
material pelindung
crustacea,
sebagai mukopolisakarida yang
khitin
berasosiasi
dengan kalsium karbonat dan berikatan kovalen dengan
proteiq (Aqstin, 1988).
semua
protein
Gebagian
besar
Menurut Austin (1981) tidak
berikatan
Bavalen
protein
berikatan
Jumlah
protein yang terikat secara
khitin
setiap
jenis crustacea
dengan
khitin.
secara
fisik.
kovalen
dengan
tidak
sama
(dapat
dilihat
pada
tabel 2).
Perbedaan
jumlah
protein
yang terikat secara kovalen akan mempengaruhi
mudah
tidaknya proses deproteinasi (Muzi, 1990).
3)
l a b e l 2. Presentase kadar khitin dan protein pada crustacea
.........................................................................
Crustacea
Kept t lnq
Kepitino
Kepitlng
Kepiting
khitin(%)
total protein(%)
14.9
18.1
27.6
26.4
16.4
14.1
12.3
73.4
34.4
birb
batu
mornh
ladom
27.2
Udand Lout
protein terikat kova(en(%)
...............................................
"bustin
(1981)
Secara
suhu 63
kadar
-
umum larutan NaOH 2
65'~
dan waktu 1
-
-
3
persen
2 jam dapat
dengan
mengurangi
protein dalam kulit crustacea secara
(Botlgh, 1975; Johnson dan Peniston,
1984).
Sekalipun
demikian,
efektif
1982;
disebabkan
Knorr,
perbedaan
antara jumlah protein total dan jumlah protein
yang
terikat secara kovalen, tidak ada proses deproteinasi yang optimum untuk setiap jenis Crustacea
(Muzi,
1990).
Berdasarkan
diketahui
setelah
cjengan
bahwa
hasil penelitian Bastaman
dari 200 gram kulit
udang
proses penghilangan protrein dan
menggunakan air, berat kulit
rata-rata
141.098 gram.
(1989),
udang
Jadi, protein
kering
pencucian
menjadi
yang
dapat
dipisahkan
rata-rata 29.45 persen dari berat
kulit
udang kering.
Kulit
50
Crustacea secara umum mengandung
persen
mineral,
faktor lain.
persen
tergantung
dari
30
spesies
Dari kandungan mineral tersebut 8
merupakan
kalsium
karbonat
(Johnson
-
dan
-
10
dan
Peniston, 1982).
Kalsium
dibanding
karbonat
dengan
lebih
dari
persen
dapat
anorganik
Menurut Knorr (1981) &
Knorr (1984) , HC1 dengan
10
dipisahkan
garam
protein, karena
hanya terikat secara fisik.
dalam
mudah
secara
konsentrasi
efektif
lebih
melarutkan
kalsium sebagai kalsium khlorida.
Menurut
hasil
demineralisasi
suhu
70
mineral
gram
-
Bastaman
(1989),
dengan konsentrasi HC1 1.25
7 5 O ~selama 1 jam
dapat
N
udang
(1989)
setelah
juga
proses
menyatakan
141.098
deproteinasi.
bahwa
rendemen
khitin yang diperoleh dari kulit udang kering
rata sebesar 19.2 persen.
pada
menghilangkan
rata-rata sebesar 33.098 gram dari
kulit
Bastaman
penelitian
rata-
Pembuatan khitosan dilakukan dengan cara
hilangan
larutan
ton,
gugus asetil (-COCH3) dari
peng-
khitin
dengan
alkali (Whistler, 1973; Johnson dan
Penis-
1982).
Menurut Muzzarelli
(1979)
a
dalam
Johnson dan Peniston (1982), khitin mempunyai
tur
kristal
yang panjang dengan ikatan
nitrogen dan
yang
atom
karena
itu
larutan
sodium hidroksida konsentrasi tinggi (40
proses
karboksil.
kuat
antara
pada
gugus
struk-
deasetilasi
50 persen) dan temperatur tinggi (100
mendapatkan khitosan dari khitin.
-
Oleh
digunakan
-
150~~
untuk
)
Menurut
Bastaman
(1989), proses deasetilasi dapat dilaksanakan dengan
larutan
NaOH
dengan perbandingan cairan padatan 20 : 1 pada
suhu
cara
merefluk khitin dalam 50 persen
dan lama waktu tertentu.
K I M I A DAN F I S I K A KHITOSAN
0. SIFAT-BIFA'I'
Khitin
raptai
merupakan biopolimer
iqyus,
yang
tersusun dari
monomer N-aeatil-D-Glukosamin
GlUkosn)
(Berkeley, 1979).
ley, 1979, Brine, 1984).
2000
dengan
sampai
3000
(2-acetamido-2-deoksi-D-
Monomer-monomer
dengah ilratan glikosidik D 1-4
berulang khitin.
polisakarida
tersusun
(Whistler, 1973; Berke-
Gambar 1 menunjukkan struktur
Carroat dan Tom (1978) menyatakan perbedaan khitin
dan seluiosa adalah pada gugus rantai C-2 dimana
gugus
hidroksil pad,a C-2 digantikqn dengan gugus asetil amino
(-NHCOCH3).
Menurut ~uzzarelli (1977)
(1984) berat molekul khitin lebih dari 1
dd.g.2
x
10'
Dalton.
Kulit udang
NaOH 3%
(6:1)
Deproteinasi
80°c,
30 menit
I
Aquades
hangat
Pencucian
coOc, 24 jam
I
Aquades
hangat
l~engeringanl
GO'C,
24 jam
Gambjr 1. plur proses pembuatan khitin
(Knorr, 1984)
IZn0rr
1JaOI.l 50%
lloOc, 1 jam
Aq'uades
Aceton
Pencucian
GOOC, 24 jam
I
Pemurnian
rzl
Khitosan
Gambar 2. Alur proses pembuatan khitosan
(Bastaman, 1989)
Khitin
berwarna
merupakan makromolekul berbentuk
putih
dengan
k a l / g / o ~ Muzzarelli
Menurut
dalam
panas spesifik
(1977)
a
dalam
kristal,
0.373
k
Knorr
(1984).
Florher dan Slotz (1963), khitin
0.03
tidak
larut
air, asam anorganik encer, asam organik,
alkali
pekat dan pelarht organik namun senyawa itu larut dalam
asam
pekat
fosfat
dan
mengatakan
seperti
asam
bahwa
asam sulfat,
formiat
asam
anhidrous.
asam pekat dapat
(1981)
melarutkan
khitin
bersifat merusak, misalnya asam
dapat
melarutkan
serta
asam
Austin
tetapi
khitin
nitrit,
khlorida
menyebabkan
terdegradasi menjadi satuan-satuan lebih kecil,
yang
khitin
bahkan
sampai mehjadi monomernya serta memutuskan ququs asetil.
Menurut
untuk
Knorr (1982), sifat khitin
aplikasihya
yang
penting
adalah kemampuan mengikat
air
dan
minyak garenq terdapat gugus hidrofobilc dan hidrofilik.
Menurut
berdispersi
Girindra
(1987)
struktur
membentuk misel, dan
ekor
polar
khitin
hidrokarbonnya
tersembunyi di sebelah dalam membentuk fase hidrofobik,
sedangkan
air
fase hidrofilik ada disebelah
dan minyak yang dapat diikat khitin
luar.
Jumlah
masing-masing
sebesar 385 persen dan 315 persen (Knorr, 1982).
Selain itu menurut Knorr (1983), khitin juga dapat
berfungsi
sebagai
surfaktan
molekulnya
terdapat
mempunyai
ketahanan
karena
pada
gugus polar dan non
relatif
struktur
poar
terhadap
serta
kerusakan
biologis.
Gambqr 3.
Struktur berulang khitin (Brine, 1984)
Windsor dan Barlow (1983.) menyatakan khitin
dapat
digunakan sebagai penstabil, pegental, pengemulsi
pada
makanan,
itu,
obat-obatan
serta
kosmetik.
Selain
khitin
juga
exchanger
dapat digunakan sebagai
kelengkapan
dan membran pada kromatografi
dialisis (Knorr, 1984).
dan
ion
elektro-
Allan et al. (19R4) menyatakan
bahwa khitin dapat mempercepat proses penyembuhan
luka
bakqr, pengobatan dermatitis, pengobatan infeksi fungal
dan sebagai bahan kontaklens yang lunak dan bersih.
Tabel 3. Karakteristik khitind)
.................................................
Sifat
Karakteristik
.................................................
1. Ukuran partikei
2, Kadar air
3. Kadar abu
4, Derajat deagetilasi
5, Kelarutan dalap :
air
- asam encer
pelarbt organik
serpihan sampai bubuk
10 persen
L 2 persen
< 15 persen
5
tidak larut
tidak larut
tidak larut
.................................................
d,anonim (1987)
~ h i t ~ f mefupakap
i ~ h
produk deasetilasi khitin, yang
merupakan polimer rantai panjang glukosamin (2-amino-2deokSiglukosa) (Berkeley, 1973).
Gambar 2 memperlihat-
kan
Menurut Knorr
struktur berulang khitosan.
khitosan sekitar 1.036
x
(1984)
Dalton.
berat
molekul
Berat
molekul khitosan tergantung dari degradasi
lo5
yang
terjadi pada saat proses pembuatan khitosan.
Khitosan
mempunyai gugus fungsional yaitu
amino,
sehingga
tinggi
(Johnson dan Peniston, 1975).
bermuatan
positif
mempunyai derajat reaksi
dalam larutan karena
gugus
kimia
yang
Khitosan
akan
adanya
gugus
amin
yang
dapat mengikat ion positif,
tidak
seperti
polisakarida pada umumnya, yang bermuatan negatif
atau
netral (Muzzarelli, 1985; Rha, 1984).
Menurut
dalam
sir,
Mckay et al. (1987) khitosan tidak
larutan
alkali pada pH di
atas
larut
6.5
dan
pelarut
organik, tetapi larut dengan cepat dalam
asam
organik
encer seperti asam formiat, asam asetat,
asam
sitrat
dan
kelarutan
derajat
asam mineral lain keouali
khitosan
dipengaruhi
deasetilasi
dan
sulfur.
oleh
spesifik
berat
Sifat
molekul,
rotasi, yang dapat
bervariagi tergantung dari samber dan metode isolasinya
(Austin, 1901 ai dglam Muzi, 1990).
Muzzarelli (1985) menyatakan bahwa khitosan
diturunkan
alkali
lagi
menjadi senyawa
dan larutan asam.
larut
air,
dapat
larutan
Menurut Grant et al.
(1988)
proses asilasi khitosan akan menghasilkan turunan baru,
yang
larut
dapat
air.
diaselasi
bersifat
Senyawa yang mengandung
gugus
amin
asam
yang
anhidrida-anhidrida
dan
dengan penambahan turunan
reaktif
(misalnya
khlorida-khlorida).
Khitosan larut air dibuat dengan cara
21
gram
sebanyak
khitosan dengan larutan asam
selama 15
11 mi pada suhu C'O
mereaksikan
metan
menit.
sulfonat
Hasil
tersebut kemudian ditambah butirik anhidrid sebanyak 20
ml
dan
diaduk pada suhu 0
-
5'~ selama 2
jam
sampai
tepbehtlik gel,
jam.
Gel
Gel disimpan pada suhu - 1 5 O ~selama
kemudian
dibiarkan
menncapai
suhu
24
ruany
hingga berbentuk cair, lalu ditambahkan aseton sebanyak
Campuran
300
menghasilkan
tersebut
kemudian
disaring
hingga
khitosan larut dalam air (Grant et
al.,
1988).
Menurut Muzzarelli (1984) khitosan yang
aselasi
mengandung
tersebut
cocok
gugus
mengalami
N-acyl.
Turunan
khitosan
dinamakan N-acylkhitosan.
Turunan
tersebut
sekali dipakai sebagai bahan
pengemulsi
minyak
dalam air dan mempunyai keunggulan yaitu tahan terhadap
panas.
Johnson dan Peniston (1975) menyatakan
sebeluh
proses
depolimerisasi
tinggi
aselasi
selama
khitosan
dalam
dapat
penyimpanan
bahwa
mengalami
pada
suhu
.
Gambar 4. Struktur berulang khitosan (Brine, 1984)
Seperti
mengikat
halnya
khitin,
turunan
khitosan
air dan minyak karena mempunyai
gugus
mampu
polar
dan
non polar.
dapat
diikat khitosan sekitar 325
Pengikatan
dan
Menurut Knorr (1984) jumlah
protein.
khitosan sebesar 170
-
Minyak
(w/w).
mengkristal
dapat
diikat
250 persen (w/w) (Knorr, 1982).
tersebut,
dapat bertindak sebagai penstabil,
pengental
penstabil pada obat-obatan, makanan dan
kosmetik.
Aplikasi
dalam
khitosan
dapat berfungsi sebagai
film
pelindung
kulit
dan
Selain
kosmetik
non
kosmetik, khitosan
bakar,
pengobatan
infeksi
fungal
Hirano
dapat
koagulan pada
mempercepat
dermatitis,
bahan
bersih.
pengolahan
hipokbolesterolmic agent, cocok
pada
1987).
dalam
Menurut
et al. (1984) aplikasi khitosan lainnya
sebagai
sebagai
(Anonim,
sebagai
kontaklens yang lunak dan
membentuk
lapisan
pengobatan
dan
perawatan,
pelembab,
al'ergenik
luka
pembuatan
cream
yang jernih, membentuk
bersifat
cream
khususnya
penyembuhap
lain
yang
yang
Windsor dan Barlow karena kemampuan
khitosan
dan
440 persen
air dipengaruhi oleh kemampuan
kandungan
Menurut
-
air
antara
limbah
cair,
untuk
bahan
diet, meningkatkan sekresi chitinase pada tanaman
yang
berfungsi melindungi serangan patogen, menaikkan volume
a ~ c 6 i f i . k pada makanan, memperbaiki tekstur
tanah
mampu menyerap uranium pada produksi tenaga nuklir.
dan
Tabel 4. Karakteristik khitosane)
.................................................
Sif at
Karakteristik
.................................................
1. Ukuran partikel
2. Kadar air
3 . Kadar abu
4 , Derajat deasetilasi
5 . Warna larutan
G , Viskositas
- reqdqh
- medium
tinggi
ekstra tinggi
-
serpihan
bubuk
10 persen
2 persen
t 70 persen
jernih
1 % khitosan (cps)
< 200
200 - 799
800 - 2000
> 2000
2
5
.................................................
e)~nonim (1967)
D. CREAM XOSMETIX
Cream
merupakan
golongan
dipakai untuk merawat kulit.
kosmetik
yang
banyak
Menurut Slamet (1972) ada
beberapa macam cream perawatan kulit yaitu :
-
cold cream : berfungsi untuk mendinginkan kulit.
cleansing cream : berfungsi membersihkan kulit.
emollient cream : berfungsi melemaskan dan
melembut-
kan kulit.
-
-
foundation cream : dipakai sebagai dasar bedak.
vanishing cream : berfungsi membersihkan bedak.
massage cream : digunakan untuk mengurut kulit.
lubricating cream : berfungsi untuk meminyaki kulit.
hormon
cream
:
digunakan untuk usia
>
supaya kulit tidak berkeriput.
-
Vitamin cream : memberi vitamin pada kulit.
40
tahun,
Menurut
Jellinek
(1970) gejala
kerusakan
sering
dijumpai
adalah
kering.
Gejala
tersebut terjadi pada lapisan kulit luar yaitu
epider-
yang
kulit
kulit
mis, terutama pada lapisan corneum.
Lapisan
corneum
menjaga
untuk
mangatur
dilapisi minyak
kelenturan dan kelembaban
lapisan
minyak
berfungsi
kulit
kandungan air pada lapisan dalam
al., 1987; Jellinek, 1970).
(1972)
yang
serta
(Howard
et
Selain itu menurut Barnett
berfungsi
sebagai
penghalang
masuknya kotoran dari luar.
Lap'isan minyak pada lapisan corneum bukan
kan
faktor
melainkan
(1955)
adanya
utama
kelembutan
kandungan
&
air
kelenturan
(Chalmer;
&&g~Chalmer
hubungan
dan
kulit,
1972).
(1972)
proporsional
merupa-
juga
antara
Blank
melaporkan
kelembutan
dan
kelenturan kulit dengan kandungan air.
Apabila
lapisan
yang
lapisan
minyak hilang,
mengontrol
hilangnya
maka
air
tidak
serta
ada
mudah
mengalami dehidrasi (Jellinek, 1970).
menurut
Mausner
(1981)
corneum
membuat
kehilangan
air dari
kulit menjadi kering.
lapisan
Barnett (1972) menyatakan
bahwa
pemakaian sabun dan deterjen secara terus-menerus dapat
menyebabkan hilangnya lapisan minyak, akibatnya lapisan
corneum
kering,
Kulit kering ditandai
dengan
kulit
menjqdi; a) kasar dan mengelupas, b) kurang lentur
dan
o)pecah-pecah
(Frazier dan
Barnett, 1972)
Pada
lain
gambar 4 ditunjukkan struktur
pada
c)oorhaum,
1954
di
dalam
kulit
antara
.
A) epidermis,
minyak
Blank,
B) dermis,
permukaan
C) subdermis,
kulit,
b)sel
a) lapisan
cornifil
Lapisan epidermis tersusun dari
lucidum,
c)lapisan
dan
a)lapisan
ccrneum,
b)lapisan
granulosum,
d)lapisan
spinosum dan e)lapisan basale, seperti
terlihat pada gambar 5.
Gambar 4. Struktur Kulit (Howard, 1974)
yang
Gambar 5. Struktur epidermis (Howard, 1974)
air dari lapisan
Kehilangan
corneum
dipengaruhi
oleh linglcungan sekitar (temperatur, kelen~baban,angin)
dan
ada
tidaknya
Chalmers, 1972).
lapisan
minyak
(Jellinek,
1970;
Menurut Chalmers (1972) jika kelemha-
ban lingkungan GO persen atau lebih, kandungan air pada
kulit
cukup
dengan
baik.
rendah
pada
untuk
mempertahankan
Tetapi jika
udara
kelenturan
kelembaban
dingin, angin
atau
kulit
relatif
lebih
udara
panas,
lapisan corneum dapat kering.
Kandungan
10
persen
Barnett,
1972).
Menurut Flesch (1961) di dalam Jellinek (1970)
lapisan
(Jellinek,
corneal
menurut
air
1970;
dalam
kulit
Chalmers,
sekitar
1972;
mengqndung 20 persen komponen larut air,
Flesch
(1956) dj. &&&n
Chalmers
yang
(1972)
mempunyai
kemampuan
tersebut
komponen
higroskopis.
mengikat
adalah
air.
Sebagian
komponen
yang
sangat
Menurut Barnett (1972) komponen larut air
mengandung
asam-asam amino seperti asam
pyroglutamik,
polipetida, laktat, heksosamin, pentosa, ion
dan mukopolisakarida.
hidropilik
dari
anorganik
Menurut Jellinek (1970) komponen
pada lapisan minyak, pada
lapisan
corneal
akan menyebabkan kulit tidak kering walaupun kelembaban
linykunyan rendah.
Prazier
melaporkan
dan Blank (1954) di dalam Barnett
bahwa
kekerinyan dan sifat
pada
lapisan corneum dapat diperbaiki
air
dinaikkan lebih dari kondisi normal
(1972)
Lurang
jika
lentur
kandungan
(10 persen).
Menurut Proserpio (1978) pemakaian cream kosmetik
mengandung
kulit
hidropilik
keriny.
emollient,
dapat
yang
memperbaiki
Jellinek (1970) melaporkan bahwa
cream
emollient akan meninggalkan film yang rapat pada kulit,
permeabilitas terhadap air renndah, mensuplai
hidropilik,
dari
kulit.
sehingga
mampu menahan
Dengan demikian
kulit
komponen
dehidrasi
menjadi
air
lembut.
Tronnier (1962) menemukan bahwa emulsi jenis minyak-air
merupakan
film
bentuk emulsi yang baik untuk
yang
lembut pada kulit, yang
mampu
menghasilkan
mengurangi
evaporasi.
Menurut
Austin (1988) khitosan merupakan
mukopolisakarida,
dimana
menurut
Chalmers
polimer
(1972)
mukopolisakarida termasuk dalam komponen larut air pada
kulit, yang mempunyai kemampuan mengikat air,
sehingga
dapat dipakai sebagai bahan emollient cream.
Khitosan
kemampuan menahan air, membuat lapisan
mempunyai
yang
jernih, bersifat non alergenik dan tidak
(Anonim,1987).
bahan
yang
Dengan
demikian
dapat dipakai
dalam
film
beracun
khitosan
merupakan
pembuatan
emollient
cream.
Menurut
Seldner (1973) beberapa karbohdrat
dapat
dipakai sebagai bahan kosmetik, karena mempunyai
sifat
larut
dalam
menghambat
air
dan
alkohol,
Seldner
jennis-jenis
karbohidrat
tanpa
menyatakan,
bahwa
tertentu
dapat
berfungsi
Komponen tersebut meninqqalkan film
dibanding
dipakai,
(1973) juga
yaitu
dengan
bahan
polyol seperti
emollient
propilene
sorbitol yang meninggalkan film kaku.
air,
parfum
emollient, pelembab dan emulsifier pada
perawatan.
baik
mengikat
evaporasi dan mampu mengikat
pengadukan.
sebagai
mampu
yang
glikol
cream
lebih
biasa
dan
111. METODOLOGI
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan
kulit
yang digunakan dalam penelitian ini
udang
putih (Penaeus merquiensis)
kering
diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan
Hasil
Industri Pertanian.
antara
lain
sulfonat,
butirat
palmitat,
minyak
anhidrat,
mineral,
alkohol,
digunakan
asam
gliserin,
asam
yang
Pengembangan
Bahan kimia yang
HC1, NaOH, aceton,
adalah
metan
isopropil
stearat,
lanolin,
trietanolamin dan propilen glikol.
Alat-alat yang digunakan meliputi alat-alat gelas,
pH
meter, hot stirer, refrigator, oven,
hammer
mill,
viskometer Brookfield, neraca analitis, penyaring vakum
dan cawan alumunium.
B.
METODE P E N E L I T I A N
Penelitian dilakukan melalui tiga tahap.
Tahap
pertama adalah pembuatan khitosan dari kulit udang yang
dapat
larut
litian
khitosqn
cream.
dalam air.
pendahuluan
dan
Tahap
menentukan
Tahap kedua
dengan
air yang
pene-
selang
jumlah
ditambahkan dalam
ketiga ialah
jumlah
menooba
merupakan
penelitian
khitosan dan air pada
sudah diperoleh melalui tahap sebelumnya.
pembuatan
utama
selang
yaitu
yang
1. Pembuatan khitosan
Pembuatan
khitosan larut dalam
air
dilakukan
dalam beberapa tahap, dimulai dengan penyiapan bahan
(pengecilan ukuran),
pembuatan
larut
khitin,
khitosan dan pembuatan
air
deproteinasi
Pembuatan
dengan
demineralisasi
khitosan
kering
(Penaeus
alur
khitin
meliputi
menggunakan larutan
dengan
pada
kemudian
turunan
dari kulit udang putih
meryuiensis) .
seperti
pembuatan
menggunakan
proses
yang
NaOH
dan
larutan
HC1,
dilakukan
Knorr
dimurnikan
dan
(1984).
Khitin
direaksikan
yang
diperoleh
melalui
proses
deasetilasi
larutan
NaOH 50 persen untuk mendapatkan
seperti
yang dilakukan Bastaman
yang
diperoleh
khitosan,
(1989).
diaselasi dengan
dengan
Khitosan
butirat
anhidrat
untuk mendapatkan khitosan larut dalam air (Grant et
al., 1988)
.
2. Penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk
selang
jumlah
tambahkan
ditambahkan
dalam
khitosan
dan
pembuatan
air
cream.
yang
mencoba
perlu
Khitosan
sebesar 0.1 gram, 0.2 gram,
0.5
diyang
gram,
1.0
gram,
gram,
0.5
jumlah air
gram,
20
2.0
40
gram serta
gram,
GO
gram
2.5
gram dan
dan
gram.
76.8
3. Penelitian Utama
Menurut
Jellinek (1970) bahan
yang
digunakan
untuk pembuatan cream-digolongkan menjadi dua
fase minyak dan R) fase air.
M)
Komposisi
yaitu
fase
M
dan R tertera pada halaman berikutnya.
Bahan
tempat
M
dan
R dipanaskan
yang terpisah.
perlahan-lahan
kontinue.
Bila
Bahan R
sampai
75'~
pada
ditambahkan
secara
k e bahan M dengan pengadukan
secara
ingin ditambahkan parfum saat
yang
tepat ialah pada saat suhu mencapai 35'~.
M
Lanolin
Minyak mineral
Asam stearat
Iso-propil palmitat
R
Gliserin
3.5
Propilen glikol
2.5
Trietanolamin
0.2
Air
(sesuai dengan perlakuan)
Khitosan
(sesuai dengan perlakuan)
C. RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan percobaan yang diterapkan pada penelitin
utama adalah desain faktorial dengan dua faktor
kuan,
kali
perla-
yang masing-masing mempunyai tiga taraf dan
ulangan.
selang
jumlah
Perlakuan yang diterapkan
khitosan dan air
yang
dua
berdasarkan
diperoleh
pada
penelitian pendahuluan yaitu jumlah khitosan (AI,A2,A3)
dan jumlah air (Bl,B2,B3). Model yang digunakan
model
tetap.
Yijk
=
variabel respon karena pengaruh bersama
ke-i
faktor
A dan taraf ke-j Eaktor
taraf
B
yang
terdapat pada observasi ke-k
P
=
efek rata-rata sebenarnya
Ai
=
efek taraf ke-i faktor A
j
ABi
= efek taraf ke-j faktor B
=
efek
interaksi
antara taraf
ke-i
faktor
A
dengan taraf ke-j faktor B
'(ij)n
= efek
unit
eksperimen
ke-n
dalam
kombinasi
perlakuan (ij)
Asumsi yang digunakan untuk model tetqp adalah
harus diuji adalah
sedangkan hipotusis~nol~yang
H~~
: Ai
=
0 ; (i = 1,2,3)
H~~
: Bj
=
0 ; (j = 1,2,3)
HO3
: ABij
=
0 ; ( i = 1,2,3 dan j = 1,2,3)
D. ANALISIS
1. Xestabilan emulsi (Bennett, 1947)
Contoh
dimasukkan
diketahui beratnya.
ke dalam wadah
selama
pada
ke refrigerator pada suhu di bawah
suhu 4 5 O ~selama 1 jam.
terhadap
dari
Contoh kemudian segera
jam dan dikembalikan lagi ke
1
telah
Contoh dimasukkan ke dalam oven
pada suhu 4 5 O ~selama 1 jam.
dipindahkan
yang
dalam
Penqamatan
OOC
oven
dilakukan
kemungkinan terjadinga pemisahan fase
Bila terjadi pemisahan,
emulsi.
maka
air
emulsi
dinyatakan tidak stabil dan tingkat kestabilannya
dihitung
berdasarkan
persentase
berat
fase
yang
terpisahkan terhadap jumlah emulsi keseluruhan.
Tingkat kestabi.l- = 100%
an emulsi ( % )
-
Berat fase yang
memisah
berat total emulsi
*
100%
2, U j i Tekstur (Soekarto, 1981)
Uji tekstur produk kosmetik dilakukan berdasarkan
tingkat
dikenakan,
kehalusan.
Ada 7 skala
numerik
yaitu : 1 (sangat kasar), 2
(agak kasar) ,
4
(biasa),
(halus), dan 7 (sangat halus).
5
(aqak
yang
(kasar),
3
halus),
6
3. Kadar air
1971)
(AOAC,
Kadar
air
produk
ditentukan
pengeringan di dalam oven.
dengan
cara
Sebanyak 2.0 - 2.5
gram
contoh ditimbang teliti dan ditempatkan dalam
alumunium
yang telah diketahui
beratnya,
cawan
kemudian
dikeringkan dalam oven pada suhu 1 0 5 ~
selama
~
2 jam.
Selanjutnya
selama
contoh
didinginkan
15 menit, baru ditimbang.
penimbangan
dalam
eksikator
Pengeringan
dilakukan sampai diperoleh
berat
dan
yang
tetap.
a
Kadar air
-
b
x
=
100 %
a
a = berat contoh (gram) sebelum pengeringan
b = berat contoh (gram) sesudah pengeringan
4. Xadar lemak (AOAC,
Contoh
diekstraksi
soxlet
1984)
sebanyak
dengan
2.0
pelarut
-
3.0
n-heksan
selama kurang lebih 6 jam.
diuapkan
dipanaskan
dengan
dalam
cara
gram
bebas
dalam
air
alat
Hasil
ekstraksi
diangin-anginkan,
kemudian
oven pada
suhu
1 0 5 O ~ , sehingga
diperoleh bobot tetap.
berat lemak (gram)
Kadar lemak
x
=
berat contoh (gram)
100 %
5.
Viskositas (Reddy et al.,
Viskositas
viskosimeter
1981)
produk di ukur
Brookfield
dengan
menggunakan
denqan laju rotasi
G
pada suhu 2 5 O ~ .
viskositas = hasil pengukuran x
(CPS)
faktor konversi
rpm
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PEMBUATAN KHITOSAN
Langkah
pembuatan
pertama
khitosan
yang
harus
dilakukan
adalah pembuatan
khitin,
rendemen
deproteinasi
yang
dihasilkan
sebesar 53.8 persen.
melalui
khitin,
proses deproteinasi dan demineralisasi.
dalam
Pada pembuatan
setelah
Besarnya
proses
rendemen
tersebut tidak menunjukkan bahwa besarnya protein
hilang
yang
sebesar
hilang
terekstrak
mengikat
persen, karena ada sebagian
46.2
pada
dalam
saat
pencucian.
ujung rantai protein yang
bahan
Protein
bentuk Na-proteinat.
Ion
yang
yang
~ a +akan
bermuatan
negatif
setelah
proses
sebesar 19.6 persen (rendemen
khitin).
dan mengendap.
Rendemen
demineralisasi
Pada
proses
Yang
diperoleh
demineraalisasi,
senyawa
kalsium
bereaksi dengan HC1 menghasilkan kalsium klorida,
karbonat dan asam
Ca3
+
fosfat, yang larut dalam air.
6
HC1
-
3 CaC12
+ 2
Gambar 7. Reaksi proses demineralisasi
akan
asam
Setelah
deasetilasi
memperoleh
khitin
diperoleh
(penghilangan
senyawa
dilakukan
gugus
proses
-COCH3)
khitosan (lihat gambar
untuk
8).
Pada
proses deasetilasi digunakan larutan natrium hidroksida
konsentrasi
tinggi, 50 persen dan
temperatur
tinggi,
100~~.
Hal ini karena terdapat ikatan yang kuat antara
atom
nitrogen pada gugus amin dengan gugus
Selain
itu
polisakarida
khitin
yang
termasuk
sangat
salah
sukar
satu
karboksil.
golongan
dihidrolisis
sehingga harus hidrolisa harus dalam suasana asam
basa.
air,
atau
Rendemen yang dihasilkan pada proses deasetilasi
khitin
sebesar
51.91
persen,
sedangkan
rendemen
khitosan dari bahan kulit udang sebesar 10.03 persen.
NaOH
H
NHCOCHJ
NHCOCH3
Gambar 8. Reaksi proses deasetilasi khitin menjadi
khitosan
Khitosan yang dihasilkan bersifat tidak larut air,
sedangkan
sebagai
digunakan
harus
merupakan
turunan
bahan
larut
kosmetik,
dalam
khitosan
khitosan
air.
yang
yang
Asil-khitosan
larut
air,
yang
diperoleh melalui proses aselasi (lihat pada gambar 9).
Rendeman
yang dihasilkan pada proses aselasi
138.91 persen.
sebesar
asil-khitosan
gugus
amin
Penambahan berat
sebagai
khitosan
pada
produk
akibat substitusi atom
dengan gugus asil disebabkan
pada
H
oleh
berat
diperoleh
'bahwa
molekul produk akhir ini lebih besar.
B. PENELITIAN PENDAHULUAN
Pada
penelitian
pencampuran
khitosan
proporsi antara
membentuk
gram
0.5
cream.
tidak
semua
-
pendahuluan
dan
air
masing-masing
1.5 gram dan 20
-
40 gram
Pada jumlah khitosan di
air
dapat
bawah
mendispersikan
pada
dapat
0.5
minyak,
karena jumlah khitosan tidak cukup untuk membentuk film
koheren di sekitar globula minyak.
adanya
fase
air
yang
masih
Hal ini menyebabkan
memisah
setelah
dihomogenisasi.
Jumlah
meningkatkan
minyak
khitosan
di
viskositas
sukar terdispersi
atas
fase
1.5
persen
pendispersi,
ke dalam
fase
juga menyebabkan pembentukan globula
sehingga
pendispersi,
akibat terbentuknya gel pada fase pendispersi.
ini
akan
Keadaan
minyak
yang
kecil
dan uniform menjadi sulit.
berbentuk
rantai
polimer
yang
t!
H O .
Selain itu
mempunyai
+
khitosan
kemampuan
2 H20
H o
Gambar 9. Reaksi proses aselasi khitosan manjadi
asil khitosan
menyerap air.
bang
Keadaan ini menyebabkan khitosan mengem-
sehingga
tersedia
pada
dapat menurunkan jumlah fase
droplet
minyak.
air
Akibatnya
yang
dapat
menyebabkan terjadinya inversi tipe emulsi dari minyakair
ke
air-minyak.
kestabilan
sampai
emulsinya.
Hal
ini
akan
Jika jumlah
mempengaruhi
air
ditingkatkan
di atas 40 persen, cream yang dihasilkan
terdapat fase air yang memisah.
menjadi
lewat
jenuh
dan
Hal ini karena
emulsi
akan
lebih
ini
penelitian
stabil
atau
penambahan
kurang
air
sistim
pecah
Menurut Bennet (1947) penambahan air dapat
emulsi
masih
lagi.
menyebabkan
stabil.
ternyata
Dalam
menyebabkan
emulsi kurang stabil.
C.
PENELITIAN UTAMA
1. Xaaar A i r
Hasil yang diperoleh dari analisis sidik
ragam
menunjukkan, bahwa jumlah khitosan yang
ditambahkan
pada
berpengaruh
jumlah
air
yang
berbeda
tidak
Demikian juga
terhadap kadar air produk.
antara
jumlah khitosan dan jumlah air.
produk
sangat dipengaruhi
ditambahkan.
histogram
khitosan
Hal
ini
oleh
dapat
jumlah
Kadar
air
air
yang
ditunjukkan
hubungan antara kadar air
dan jumlah air.
interaksi
pada
dengan
jumlah
Semakin meningkat
jumlah
air yang ditambahkan semakin tinggi kadar airnya.
kadar air (YO)
jurnlah khitosan (gram)
I/
Gambar 10. Histogram antara hubungan kadar air dengan
jumlah air dan jumlah khitosan
2.
Kadar Lemak
Hasil yang diperoleh dari analisis sidik
ragam
menunjukkan, bahwa kadar lemak produk kosmetik tidak
dipengaruhi
jumlah
oleh
jumlah
air yang ditambahkan serta
khitosan
interaksi
Hal ini dapat dipahami produk
perlakuan.
hanya
perlakuan
kedua
kosmetik
terdiri dari fase air dan fase minyak.
penelitian
porlakuan,
ini
jumlah
air
bervariasi
sedang jumlah fase minyak
dan
Pada
menurut
tetap.
Ha 1
ini dapat ditunjukkan pada histogram hubungan antara
kadar lemak dengan jumlah khitosan dan jumlah air.
3. Kestabilan Emulsi
Hasil yang diperoleh dari analisis sidik
ragam
menunjukkan, bahwa kestabilan emulsi produk kosmetik
sangat
dipengaruhi
jumlah
air
yang
ditambahkan,
sedang jumlah khitosan dan interaksi perlakuan tidak
mempengaruhi produk.
air
25
gram
Perbedaan terlihat pada jumlah
dan 35
gram.
Penurunan
kestabilan
emulsi produk dapat dilihat pada histogram
hubungan
antara
kestabilan
emulsi
air
jumlah
khitosan.
Semakin besar
ditambahkan,
peningkatan
dengan
jumlah
jumlah
air
semakin menurun kestabilannya,
khitosan
menyebabkan
dan
yang
tetapi
kestabilan
meningkat sampai jumlah khitosan 0.75 gram kemudian
menurun lagi dengan penambahan khitosan menjadi
1.0
gram.
k a d a r l e m a k (%)
,
-- -
jumlah k h i t o s a n ( g r a m )
Jurnlnh air 25 gr
0jurnlah
jurnlah air 30 gr
air 35 gr
L
.-
-
Gambar 11. Histogram hubungan antara kadar lemak
dengan jumlah air dan jurnlah khitosan
kestabilan (%)
0
0.5
0.75
1.0
jumlah khitosan (gram)
Jumlah a ~ r25 gr
0jumlah
1
air 3 5 g r
B jumlah
air 30 pr
I
Gambar 12. Histogram hubungan antara kestabilan emulsi
dengan jumlah air dan jumlah khitosan
Pada
emulsi
gambar 1 2
tertinggi
ditunjukkan
diperoleh
bahwa
pada
kestabilan
jumlah
khitosan
0 . 7 5 gram.
Menurut
Bennet
(1947)
penambahan
air
dapat
menyebabkan e m u l s i l e b i h s t a b i l a t a u k u r a n g
Pada
penelitian
produk
kosmetik
ini
penambahan
kurang
menyebabkan
air
stabil.
stabil.
ini
Hal
karena
s i s t i m e m u l s i l e w a t jenuh dan jumlah k h i t o s a n
cukup
untuk
globula
membentuk
minyak.
film
di
koheren
Emulsi yang kurang
tidak
sekitar
stabil
dapat
d i p e r b a i k i d e n g a n menambah j u m l a h p e n y e m u l s i , t e t a p i
penambahan
jumlah
penyemulsi yang
d a p a t mengurangi k e s t a b i l a n .
inversi
terlalu
Hal i n i k a r e n a t e r j a d i
t i p e emulsi, s e p e r t i t e r l i h a t
pada
13,
d i m a n a k e s t a b i l a n menurun p a d a j u m l a h
1.0
gram.
Khitosan
mempunyai
gambar
khitosan
berbentuk r a n t a i polimer
kemanlpuarl
menyebabkan
banyak
inenyerap
khitosan
air.
mengembang
yang
Keadaan
sehingga
ini
dapat
a
menurunkan
droplet
jumlah
minyak,
terjadinya
air-minyak.
fase
air
akibatnya
yang
dapat
i n v e r s i t i p e emulsi d a r i
Hal
ini
akan
tersedia
pada
menyebabkan
minyak-air
menurunkan
ke
kestabilan
emulsinya.
Selain
kestabilan
i t u m e n u r u t W i l k i n s o n d a n Moore
e m u l s i produk kosmetik d i p e n g a r u h i
k e s e s u a i a n pengemulsi dengan formula kosmetik.
(1982)
oleh
Kestabilan
tertinggi
pemilihan pengemulsi tepat.
akan
diperoleh
jika
Untuk itu dilakukan uji
coba bahan pengemulsi dengan beberapa formula sampai
diketeluukan
penelitian
formula
ini
ada
yang
tepat.
kemungkinan
Pada
pengemulsi
digunakan tidak sesuai dengan formula yang
hasil
yang
dipilih,
sehingga belum dicapai kestabilan yang optimal.
Gambar 1 3 . Proses inversi tipe emulsi (Wilkinson
dan Moore, 1982)
4. Viskositas
Hasil yang diperoleh dari analisis sidik
ragam
menunjukkan, bahwa viskositas produk kosmetik
tidak
dipengaruhi
jumlah
Viskositas
produk
khitosan
hanya
dan
jumlah
dipengaruhi
air.
(PO.05)
interaksi perlakuan jumlah khitosan dan jumlah
Menurut Bennet (1947) peningkatan viskositas
diperoleh
dengan
merubah
ratio
air.
emulsi
kedua
fase,
peningkatan jumlah pengemulsi, perubahan tipe emulsi
atau
dengan
Jellinek
penambahan "bodying
(1979)
peningkatan
jumlah
perubahan
Menurut
agent".
ratio
pengemulsi dan
kedua
fase,
perubahan
tipe
emulsi dapat menyebabkan peningkatan atau
penurunan
viskositas produk emulsi.
Pada
grafik hubungan antara viskositas
dengan
jumlah khitosan dan jumlah air, terlihat bahwa
gra-
fik
pada
tidak menunjukkan tren tertentu,
jumlah khitogan 0.5 gram.
kecuali
Hal ini karena pengukuran
viskositas dipengaruhi oleh kestabilan emulsi.
Pada jumlah khitosan 0.5 gram terladi perubahan
ratio
kedua
fase,
di mana
fase
eksternal
meningkat jumlahnya dengan panambahan air.
akan menurunkan viskositas produk.
tetapi
menyebabkan
karena terjadi perubahan
produk
kurang
stabil.
Hal
ini
Peningkatan jum-
lah pengemulsi dapat menyebabkan viskositas
kat,
makin
mening-
tipe
emulsi
Produk
emulsi
yang kurang stabil akan mempengaruhi saat pengukuran
viskositas, sehingga data yang diperoleh tidak tepat.
viskosi tas (cps)
5
4
3
.
2
...
.
I
0
0.5
0.75
1.0
jumlah khitosan (gram)
Jumlah air 25 gr
0jurnlah
air 35 gr
jurnlah air 30 gr
I
Gambar 14. Grafik hubungan antara viskositas dengan
jumlah air dan jumlah khitosan
5. Tekstur
Tekstur
yang
adalah
kelembutan
Hasil
yang
dimaksud
atau
dalam
kekasaran
diperoleh
dari
penelitian
produk
uji
ini
cream.
organoleptik
menunjukkan, bahwa tekstur produk sangat dipengaruhi
jumlah khitosan, sedangkan jumlah air dan
perlakuan
paling
Semakin
lembut
dan
Tekstur
disukai panelis adalah produk dengan
khitosan
produk
tidak mempengaruhi produk.
interaksi
jumlah
1.0 gram dan jumlah air 25 gram.
emulsi
dipengaruhi
oleh
kecil dan uniform ukuran
teksturnya.
uniformitas
ukuran
Tekstur
droplet.
droplet,
Menurut Jellinek (1979)
droplet
dipengaruhi
yang
oleh
semakin
ukuran
metode
pembuatan, kemampuan dan jumlah pengemulsi.
Semakin
banyak
jumlah pengemulsi yang ditambahkan,
semakin
banyak globula minyak yang mampu dilingkupi
lapisan
pengemulsi
terjadi
sampai pada batas di mana tidak
perubahan tipe emulsi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Asil-khitosan
dapat
larut
merupakan
air.
turunan
Rendemen
khitosan
yang
asil-khitosan
yang
dihasilkan dari kulit udang mencapai 13.93 persen.
Khitosan
karena
dapat digunakan sebagai bahan
mempunyai
sifat-sifat
yang
kosmetik,
menguntungkan.
Kestabilan tertinggi yang dicapai dalam penelitian
sebesar
gram
87.9 persen, yaitu pada jumlah khitosan
dan jumlah air 25 gram.
tekstur
Hasil
menunjukkan, bahwa rata-rata
uji
ini
0.75
organoleptik
panelis
menilai
tekstur produk cream agak halus.
Tekstur produk sangat dipengaruhi jumlah khitosan,
sedang
kadar
jumlah
air.
air dan
kestabilan
sangat
dipenyaruhi
produk
tidak
kosmetik
yang
Viskositas dan kadar lemak
dipengaruhi jumlah khitosan maupun air.
Pada
dihasilkan
penelitian
ini
formula
berdasarkan
kestabilan tertinggi, antara
lain :
gram
M) Fase minyak : Lanolin
Minyak mineral
Asam stearat
Iso-propil palmitat
R) Fase air
:
Gliserin
Propilen glikol
Trietanolamin
Khitosan
Air
1.00
8.00
3.00
2.00
B. SARAN
Perlu
dilakukan
penelitian tentang
proses
lain
pembuatan pengemulsi dari khitosan.
Perlu
dilakukan
penelitian lebih
lanjut
menygunakan formula kosmetik yang lain.
Perlu
dilakukan
studi
kelayakan
produk.
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Allan, G.G, L.C. Altman, R.E. Bensinger, D.K. Ghosh, Y.
Hirobayshi, A.N. Neogi dan S. Neogi. 1984. BiomediDi dalam
cal application of chitin and chitosan.
J.P. Zikakis (eds.). Chitin, Chitosan and Related
Enzymes. Academic Press, Inc., New York.
Anonim.
1987.
Protan.
Protan lab, Inc., USA.
A.O.A.C.
1971.
Method of Analysis of Association
Official
Agricultural Chemists.
Association
Official Agricultural Chemists, Washington D.C.
of
of
Ashford, N.A., D. Hattis dan A.E. Murray. 1977.
Industrial prospects for chitin and protein from shellfish
wastes.
Di dalam D. Knorr. 1984. Tlse of Chitosan
Polymers in Food. Food Tech. 38(1):85
Austin, P.R., C.J. Brine, J.E. Castle dan J.P.
1981.
Chitin : New Facets of Research
SEBAGAI BAWAN KBSMETIK
Oleh
DJOKO
TRIBAWONO
F 24. 0614
1 9 9 2
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
B O G O R
Djako Tribawono. F 24.0614. Pemanfaatan Khitosan dari
Limbah Kulit Udang sebagai Bahah Kosmetik. Di bawah bimbingan Suhadi Hardjo, MSc. dan Ir. Syarif Bastaman, MSc.
RINGKASAN
Khitosan merupakan biopolimer polisakarida yang
strak dari kulit dan kepala udang.
merupakan
diek-
Kulit dan kepala udang
limbah industri pengolahan udang,
yang
selama
ini baru dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan
pembuat
trasi dan krupuk udang.
menjadi
Pemanfaatan kulit udang
khitosan merupakan alternatif yang baik mengingat
banyak
kegunaannya dalam industri.
Khitosan mempunyai gugus polar dan non polar
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengemulsi dan
pada
kosmetik.
sehingga
penstabil
Disamping itu khitosan mempunyai
sifat yang menguntungkan
sifat-
seperti biodegradable, tidak
beracun, non alergenik, mempercepat penyembuhan luka, anti
bakteri dan fungi, membentuk lapisan film yang jernih dan
memberikan
efek emolient, sehingga khitosan dapat
diman-
faatkan sebagai bahan pelindung kulit.
Tujuan penelitian ini adalah mencoba menemukan formula
cream kosmetik dengan mensubtitusi bahan pengemulsi dengan
khitosan.
'Penelitian dilakukan tiga tahap. Tahap pertama pembuatan asil-khitosan larut air, tahap kedua penelitian
dahuluan untuk mencoba menentukan selang jumlah
pen-
khitosan
dan air yang ditambahkan dan tahap ketiga penelitian utama
mengetahui pengaruh dan menentukan jumlah khitosan
untuk
dan air yang ditambahkan.
Rancangan percobaan adalah acak
lengkap faktorial dua faktor dan dua kali ulangan.
pertama
jumlah khitosan yang terbagi tiga
(a2) dan (a3).
(al),
Faktor kedua ada tiga
Faktor
taraf
yaitu
taraf
yaitu
jumlah air (bl), (b2) dan (b3).
Analisa
yang dilakukan meliputi kadar air, kadar
le-
mak, kestabilan emulsi, viskositas dan tekstur.
Rendemen asil-khitosan yang dihasilkan sebesar
persen.
Hasil
13.93
analisa produk cream menunjukkan, bahwa
tekstur dipengaruhi jumlah khitosan, sedang kadar air
dan
kestabilan emulsi dipengaruhi jumlah air.
dan
kadar
Viskositas
lemak tidak dipengaruhi jumlah khitosan dan
jumlah
air yang ditambahkan.
Kombinasi perlakuan yang memberikan hasii
kestabilan
tertinggi adalah jumlah khitosan 0.75 gram dan jumlah air
25 gram (azbl).
sen.
Kestabilan yang dicapai sebesar 87.9 per-
Pada kestabilan tersebut kadar air
yang
sebesar 55.31 persen, kadar lemak 24.50 persen dan
sitas 1 000 cps.
dicapai
visko-
PEMANFAATAN KHITOSAN DARI LIMBAH KULlT UDANG
SEBAGAI BAHAN KOSMETIK
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN,
Fakultas Teknologi Pertanian,
lnstitut Pertanian Bogor
Oleh
DJOKO TRIBAWONO
F 24.0614
1 Yo2
FAKULTAS TEKNOLOG l PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PEMANFAATAN KHlTOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG
SEBAGAI BAHAN KOSMETIK
SKRIPSI
Sehagdi salah satu sprat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN,
Fakultas Teknologi Pertanian,
lnstitut Pertanian Bogor
Oleh
DJOKO TRIBAWONO
F 24.0614
Dipahirkan pada tanggal 30 Mei 1968
di Surakarta
KATA PENGAITTAR
Puji
syukur penulis ucapkan pada
memberikan
Skripsi
Allah
kekuatan untuk menyelesaikan
ini
yang
telah
skripsi
ini.
berjudul Pemanfaatan Khitosan
dari
Limbah
Kulit Udang sebagai Bahan Baku Kosmetik.
Terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Suhadi
Hardjo, MSc. sebagai pembimbing pertama
yang
memberikan bimbingan hingga terselesaikan skripsi ini,
2. Ir.
Syarif
kedua
Bastaman, MSc. sebagai dosen
yang
banyak
memberikan
pembimbing
bantuan
selama
pembimbingan,
3. Dra. Fatma Latifah, Apt. yang banyak memberikan masukan
mengenai kosmetika,
4. Ir. Yogi yang telah membantu kelancaran selama
peneli-
tian,
5. PT. Dwi Citra Utama yang telah membantu menyediakan ba-
han kimia kosmetik,
6. Ibu,
Bapak
dan kakak yang
senantiasa
mendoakan
keberhasilan penulis,
7. Rekan-rekan
di Mypos yang memberikan
dukungan moril
selama penelitian dan penulisan skripsi serta,
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan yang penulis
buat dalam penulisan ini.
Kritik dan saran penulis terima
untuk
memperbaiki
penulisan
selanjutnya.
Akhir
kata,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penelitianpenelitian selanjutnya.
DAFTAR IS1
Hal
................................ i
DAFTAR IS1 .................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................. iii
DAFTAR TABEL .................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................... V
I. PENDAHULUAN ...................................
1
A . LATAR BELAKANG .............................
1
2
B . TUJUAN PENELITIAN ..........................
I1 . TINJAUAN PUSTAKA ..............................
3
. A . SUMBER KHITOSAN
3
B . ISOLASI KHITOSAN ........................... 5
1 . Deproteinasi ....... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2 . Demineralisasi ..........................
6
3 . Deasetilasi ............................. 8
C . SIFAT-SIFAT KIMIA DAN FISIK KHITOSAN .......
8
D . CREAM KOSMETIK ............................. 16
I11 . METODOLOGI .................................... 22
A . BAHAN DAN ALAT ............................. 22
KATA PENGANTAR
......................a*....
B
. METODE PENELITIAN .........................
1. Pembuatan Khitosan ......................
2 . Penilitian Pendahuluan ..................
. Penilitian Utama ........................
C . RANCANGAN PERCOBAAN ........................
3
22
23
23
24
24
D
. A N A L I S I S ...................................
.......................
2 . Uji tekstur
.............................
3 . Kadar air
...............................
5 . Kestabilap emulsi
.............................
5 . Viskositas
..............................
IV . NASIL DAN PEMBANASAN
..........................
A . P ~ M B U A T A NKHITOSAN
.........................
e . PENPLSTAN PENDAHULUAN ......................
4 . Kadar
C
lsmak
. PBNELITIAH
.
2.
3.
1
...........................
...............................
UTAMA
Kadar ai.r
26
26
26
27
27
28
29
29
31
33
33
............................. 3 5
Kestabilan emulsi ....................... 3 5
4 . Viekositas
.............................. 4 0
5 . Tekstur
................................. 42
v . KESIMP~JLANDAN SARAN .......................... 4 3
A . KESIMPULAN
................................. 43
B . SARAN
...................................... 4 4
Kadat lemalc
DAFTAR PUSTAXA
LAMPIRAN
............
Alqr proses pembuatan khitosan ...........
Struktur berulang khitin .................
Struktur berulang khitosan ...............
Gambar
1. Alu$ proses pembuatan khitin
Gambar
2.
Oambar
3.
Gambar
4.
Gambar
5, Struktur kulit
Gambar
...........................
6. Struktur epidermis .......................
7. Reaksi proses demineralisasi .............
Gambar
8. Reaksi proses deasetilasi khitin menjadi
Gambar
khitosan
9
10
11
.................................
9. Reaksi proses aselasi khitosan menjadi
asil-khitosan
............................
Gambar 10. Histpgram hubungan antara kadar air dengan
jumlah air dan jumlah khitosan
...........
Gambar 11. Histogram hubungan antara kadar lemak dengan
jumlah air dan jumlah khitosan
...........
Ganlbar 1 2 1 Histogram hubungan antara kestabilan emulsi
denyan jumlah air dan jumlah khitosan
~agtbar13. Prsses jnversi tipe emulsi
....
...............
39
Ganlbar 14, Histogram bubu~~gan
antara viskositas dengan
jumlah air dan jumlah ,khitosan
...........
41
DAFTAR TABEL
Hal
. Kandungan khitin dari berbagai sumber ......
2 . Persentase kadar khitin dan protein pada
Crustacea ..................................
3 . Karakteristik khitin
.......................
4 . Karakteristik khitosan .....................
Tabel 1
Tabel
Tabel
Tabel
4
6
12
16
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Data kadar air dan analisis
...........................
~halisisS-N-K kadar air ..............
sidik ragam
Data kadar lemak dan
..................
kadar lemak ............
apzilisis sidik rqgam
Analisis S-N-K
Pqta kestabilan emulsi dan
..................
kestabilan emulsi .......
analisis sidik ragam
Lampiran
Lampirafi
.
7.
6
Analisa S-N-K
Data viskositas dan analisis
...........................
Lampiran 8. Aqalisis S-N-K viskositas .............
Lampiran 9. Data uji oranoleptik ..................
Lampiran 10 . Analisis sidik ragam tekstur ..........
Lampiran 11. Analisis S-N-K tekstur ................
sidik ragam
Khtkosaq
polisdkari$a,
mepupakab salah satu senyawa
biopolimer
yaqg
banyak terdapat di
alam.
pokenpial
khitosan
adalah kulit udang
dan
rajungan.
Iqdonesia
dapat menjadi produser
khitosan,
mengingat
m83impahnya
bahan
baku.
Bahan baku
Sumber
tersebut
banyak
diperoleh dari limbah pengolahan udang.
Ekspor
udang
Indonesia meninqkat
terus.
Pada
tahun 1987 tercatat 43.9 ribu ton, 1988 naik 56.2
ribu
ton, 1989 melonjak 74.4 ribu ton dan 1990, sampai bulan
oktober
telah mencapai 78.0 ribu ton (Kompas, 25
1991).
Biasanya
tanpa
udang beku
dieksport
kepala (head off) dan tanpa kepala
dalam
bentuk
serta
kulit
(peelet), sehingga menyebabkan adanya tinggalan
limbah
padatr Limbah padat ini dapat mencapai 80 persen
berqt
utuh
dengan 50
-
60 persen
diantaranya
Juli
dari
berupa
kulit.
Gelama ini limbah kulit udang belum
termanfaatkan
maksimal.
Kulit udang baru dimanfaatkan sebagai
pembuatan
trqsi, krupuk udang, pasta udang dan
kqlit udang
pellbd
menjadi
untuk
sebagai bahan pencampur
pakan teenak.
dalam
pemanfaatan
bahan
tepung
pembuatan
kulit
udang
khitosan merupakan alternatif yang baik
dalam
memberikan
nilai
tambah.
Hal
ini
mengingat
banyak
kegunaan khitosan dalam industri.
Di Indonesia khitosan maupun khitin belum
terman-
faatkan karena belum banyak diketahui kegunaannya dalam
industri.
Saat ini baru
dilakukan peneiitian
proses
ekstraksinya dan beberapa kegunaannya.
Khitosan
dapat
digunakan
sebagai
bahan
kosmetik, obat-obatan, makanan, perekat, bahan
pada
penlbuatan
memperbaiki
pengolahan
bahan
kertas
tekstil,
kosmetik,
rnengqntungkan
Khitosan dapat
karena
dan
mempunyai
mentenuhi
Sifat-sifat
aditif
bahan
mutu kulit samak dan sebagai
limbah.
kasmetik.
dan
untuk
bahan
digunakan
untuk
sebagai
sifat-sifat
syarat-syarat
tersebut
baku
yang
bahan
antara
lain
flbiodegrqdablaH,tidqk beracun, mempercepat penyembuhan
luka, meqt~tihyai efek anti bakteri dan fungi, membentuk
lapisan
pelindung
memberikan
efek
yang
jernih,
emollient,
non
sehingga
alergenik
khitosan
dilnattfadtkan G i 3 h a g ~ ihahan pelihduny kulit.
khitosan
dapat
dimanfaatkan
sebagai
dan
dapat
Selain itu
pengemulsi,
penstabil dan pengental.
B. TUJUAN PENELIFIAN
Tujuan
cream
penelitian
adalah
menemukan
kosmetik dengan mensubstitusi salah
kosmetik dengan khitosan.
satu
formula
bahan
11. TINJAUAN PUSTAXA
A.
SUMBER KHITOSAN
Khitosan
merupakan turunan khitin yang
diperoleh
melalui proses deasetilasi (penghilangan gugus
-COCH3)
(Johnson dan Feniston, 1982; Brine, 1984; Rha,
Muzzarelli, 1985).
1984;
Menurut Rha (1984) khitin merupakan
senyawa terbesar kedua setelah selulosa.
kulit
dan
kepala
Khitin banyak
diketemukan
pada
hewan
kelompok
Avertebrata
berkulit keras (crustacea), serangga, dan
beberapa mikroorganisme. Pada tabel 1 disajikan
kadar
khitih
Menurut
Knorr
(1984) d a r i sekian bapyak sumber khitosan, hanya
kulit
udang
dari
dap
rajungan
koinersiql.
uQang
beberapa sumber
khitin.
suddh
yahq
dimanfaatkan
secara
Menurut Jonhson dan Peniston (1982) kulit
dan rajungan merupakan limbah
ydang, yang menoapai 50
-
pengolahan
kulit
60 persen dari berat utuh.
kzibduhgan khitin pada limbah pengolahan udang
rajungan sebesar 20
1975).
-
3 0 persen (berat kering)
Menurut Ashford (1977) di dalam
dan
(Bough,
Knorr,
1984)
khitin dapat diketemukan pada limbah udang dan rajungan
masing-masing sebesar 13
(berat
kering).
kandungan
khitin
faktor lain.
-
Menurut
15 persen dan 14
Muzi
tergantung dari
(1990)
jenis
-
17 persen
sebenarnya
spesies
dan
Rhitin.juga dapat diekstraksi dari limbah
tasi
asam
1979).
di
-
C~&J&JI
dengan
sitrat
Menurdt
oleh
Aspergillus
Berkeley
niyer
fermen(Berkeley,
(1979); Nicolaysen
Rha (1984) dari 40 000 ton
linbah
(1980)
industri
menggunakan kapang, mampu menghasilkan
10
too khitin.
Tabel 1. Kandungan khitin dari berbagai macam
sumber
..................................................
Jenis
kandungan khitin
..................................................
(%)
1. Golongan crustacea
Kepiting biru
Kepiting merah
Lobster : Nephrops
Nomarus
Udang
2. Golongan Insecta
Kecoak/lipas
Kumbang
Belalang
uiat sutra
3, Qolongan Molusca
Clam shell
Kulit kerang
Rangka dalam cumi-oumi
4. Golongan Mikrooryanisme
Aspergillus niger
pehicillium notatum
penioil lium ol~rysogenium
sqccf-rqromycescerevisiae
42.od
18.5d
20.1d
2.gd
.................................................
Ketetangqn
I
a = berdasarkan berat basah
= berdasarkan berat kering
c = berdasarkan berat bahan organik
pada kulit luar
b
000
d
berdasarkan berat kering dari
dinding sel
(Sumber : Naczk dan Shiroshi (1981)
dalam Knorr,
1984)
=
8 . ISOLfiSI KHITOSAN
Tahap
khitin
pertama pembuatan khitosan
terlebih
protein
dahulu, melalui
(deproteinasi)
dan
adalah
proses
membuat
penghilangan
penghilangan
kalsium
karbonat (demineralisasi) dari kulit udang (Muzzarelli,
1977 di dalam Knorr, 1984).
kan
Deproteinasi dapat dilaku-
sebelum dan sesudah demineralisasi.
Deproteinasi
dilakukan
lebih dulu apabila protein yang terlarut
kehendaki
untuk
1984).
Alur
di manfaatkan
pposes
lebih
khitin seperti
lanjut
pada
(Knorr,
gambar
sedang alur proses pembuatan khitosan seperti
di
1,
terlihat
pada gambar 2.
Sebagai
terdapat
material pelindung
crustacea,
sebagai mukopolisakarida yang
khitin
berasosiasi
dengan kalsium karbonat dan berikatan kovalen dengan
proteiq (Aqstin, 1988).
semua
protein
Gebagian
besar
Menurut Austin (1981) tidak
berikatan
Bavalen
protein
berikatan
Jumlah
protein yang terikat secara
khitin
setiap
jenis crustacea
dengan
khitin.
secara
fisik.
kovalen
dengan
tidak
sama
(dapat
dilihat
pada
tabel 2).
Perbedaan
jumlah
protein
yang terikat secara kovalen akan mempengaruhi
mudah
tidaknya proses deproteinasi (Muzi, 1990).
3)
l a b e l 2. Presentase kadar khitin dan protein pada crustacea
.........................................................................
Crustacea
Kept t lnq
Kepitino
Kepitlng
Kepiting
khitin(%)
total protein(%)
14.9
18.1
27.6
26.4
16.4
14.1
12.3
73.4
34.4
birb
batu
mornh
ladom
27.2
Udand Lout
protein terikat kova(en(%)
...............................................
"bustin
(1981)
Secara
suhu 63
kadar
-
umum larutan NaOH 2
65'~
dan waktu 1
-
-
3
persen
2 jam dapat
dengan
mengurangi
protein dalam kulit crustacea secara
(Botlgh, 1975; Johnson dan Peniston,
1984).
Sekalipun
demikian,
efektif
1982;
disebabkan
Knorr,
perbedaan
antara jumlah protein total dan jumlah protein
yang
terikat secara kovalen, tidak ada proses deproteinasi yang optimum untuk setiap jenis Crustacea
(Muzi,
1990).
Berdasarkan
diketahui
setelah
cjengan
bahwa
hasil penelitian Bastaman
dari 200 gram kulit
udang
proses penghilangan protrein dan
menggunakan air, berat kulit
rata-rata
141.098 gram.
(1989),
udang
Jadi, protein
kering
pencucian
menjadi
yang
dapat
dipisahkan
rata-rata 29.45 persen dari berat
kulit
udang kering.
Kulit
50
Crustacea secara umum mengandung
persen
mineral,
faktor lain.
persen
tergantung
dari
30
spesies
Dari kandungan mineral tersebut 8
merupakan
kalsium
karbonat
(Johnson
-
dan
-
10
dan
Peniston, 1982).
Kalsium
dibanding
karbonat
dengan
lebih
dari
persen
dapat
anorganik
Menurut Knorr (1981) &
Knorr (1984) , HC1 dengan
10
dipisahkan
garam
protein, karena
hanya terikat secara fisik.
dalam
mudah
secara
konsentrasi
efektif
lebih
melarutkan
kalsium sebagai kalsium khlorida.
Menurut
hasil
demineralisasi
suhu
70
mineral
gram
-
Bastaman
(1989),
dengan konsentrasi HC1 1.25
7 5 O ~selama 1 jam
dapat
N
udang
(1989)
setelah
juga
proses
menyatakan
141.098
deproteinasi.
bahwa
rendemen
khitin yang diperoleh dari kulit udang kering
rata sebesar 19.2 persen.
pada
menghilangkan
rata-rata sebesar 33.098 gram dari
kulit
Bastaman
penelitian
rata-
Pembuatan khitosan dilakukan dengan cara
hilangan
larutan
ton,
gugus asetil (-COCH3) dari
peng-
khitin
dengan
alkali (Whistler, 1973; Johnson dan
Penis-
1982).
Menurut Muzzarelli
(1979)
a
dalam
Johnson dan Peniston (1982), khitin mempunyai
tur
kristal
yang panjang dengan ikatan
nitrogen dan
yang
atom
karena
itu
larutan
sodium hidroksida konsentrasi tinggi (40
proses
karboksil.
kuat
antara
pada
gugus
struk-
deasetilasi
50 persen) dan temperatur tinggi (100
mendapatkan khitosan dari khitin.
-
Oleh
digunakan
-
150~~
untuk
)
Menurut
Bastaman
(1989), proses deasetilasi dapat dilaksanakan dengan
larutan
NaOH
dengan perbandingan cairan padatan 20 : 1 pada
suhu
cara
merefluk khitin dalam 50 persen
dan lama waktu tertentu.
K I M I A DAN F I S I K A KHITOSAN
0. SIFAT-BIFA'I'
Khitin
raptai
merupakan biopolimer
iqyus,
yang
tersusun dari
monomer N-aeatil-D-Glukosamin
GlUkosn)
(Berkeley, 1979).
ley, 1979, Brine, 1984).
2000
dengan
sampai
3000
(2-acetamido-2-deoksi-D-
Monomer-monomer
dengah ilratan glikosidik D 1-4
berulang khitin.
polisakarida
tersusun
(Whistler, 1973; Berke-
Gambar 1 menunjukkan struktur
Carroat dan Tom (1978) menyatakan perbedaan khitin
dan seluiosa adalah pada gugus rantai C-2 dimana
gugus
hidroksil pad,a C-2 digantikqn dengan gugus asetil amino
(-NHCOCH3).
Menurut ~uzzarelli (1977)
(1984) berat molekul khitin lebih dari 1
dd.g.2
x
10'
Dalton.
Kulit udang
NaOH 3%
(6:1)
Deproteinasi
80°c,
30 menit
I
Aquades
hangat
Pencucian
coOc, 24 jam
I
Aquades
hangat
l~engeringanl
GO'C,
24 jam
Gambjr 1. plur proses pembuatan khitin
(Knorr, 1984)
IZn0rr
1JaOI.l 50%
lloOc, 1 jam
Aq'uades
Aceton
Pencucian
GOOC, 24 jam
I
Pemurnian
rzl
Khitosan
Gambar 2. Alur proses pembuatan khitosan
(Bastaman, 1989)
Khitin
berwarna
merupakan makromolekul berbentuk
putih
dengan
k a l / g / o ~ Muzzarelli
Menurut
dalam
panas spesifik
(1977)
a
dalam
kristal,
0.373
k
Knorr
(1984).
Florher dan Slotz (1963), khitin
0.03
tidak
larut
air, asam anorganik encer, asam organik,
alkali
pekat dan pelarht organik namun senyawa itu larut dalam
asam
pekat
fosfat
dan
mengatakan
seperti
asam
bahwa
asam sulfat,
formiat
asam
anhidrous.
asam pekat dapat
(1981)
melarutkan
khitin
bersifat merusak, misalnya asam
dapat
melarutkan
serta
asam
Austin
tetapi
khitin
nitrit,
khlorida
menyebabkan
terdegradasi menjadi satuan-satuan lebih kecil,
yang
khitin
bahkan
sampai mehjadi monomernya serta memutuskan ququs asetil.
Menurut
untuk
Knorr (1982), sifat khitin
aplikasihya
yang
penting
adalah kemampuan mengikat
air
dan
minyak garenq terdapat gugus hidrofobilc dan hidrofilik.
Menurut
berdispersi
Girindra
(1987)
struktur
membentuk misel, dan
ekor
polar
khitin
hidrokarbonnya
tersembunyi di sebelah dalam membentuk fase hidrofobik,
sedangkan
air
fase hidrofilik ada disebelah
dan minyak yang dapat diikat khitin
luar.
Jumlah
masing-masing
sebesar 385 persen dan 315 persen (Knorr, 1982).
Selain itu menurut Knorr (1983), khitin juga dapat
berfungsi
sebagai
surfaktan
molekulnya
terdapat
mempunyai
ketahanan
karena
pada
gugus polar dan non
relatif
struktur
poar
terhadap
serta
kerusakan
biologis.
Gambqr 3.
Struktur berulang khitin (Brine, 1984)
Windsor dan Barlow (1983.) menyatakan khitin
dapat
digunakan sebagai penstabil, pegental, pengemulsi
pada
makanan,
itu,
obat-obatan
serta
kosmetik.
Selain
khitin
juga
exchanger
dapat digunakan sebagai
kelengkapan
dan membran pada kromatografi
dialisis (Knorr, 1984).
dan
ion
elektro-
Allan et al. (19R4) menyatakan
bahwa khitin dapat mempercepat proses penyembuhan
luka
bakqr, pengobatan dermatitis, pengobatan infeksi fungal
dan sebagai bahan kontaklens yang lunak dan bersih.
Tabel 3. Karakteristik khitind)
.................................................
Sifat
Karakteristik
.................................................
1. Ukuran partikei
2, Kadar air
3. Kadar abu
4, Derajat deagetilasi
5, Kelarutan dalap :
air
- asam encer
pelarbt organik
serpihan sampai bubuk
10 persen
L 2 persen
< 15 persen
5
tidak larut
tidak larut
tidak larut
.................................................
d,anonim (1987)
~ h i t ~ f mefupakap
i ~ h
produk deasetilasi khitin, yang
merupakan polimer rantai panjang glukosamin (2-amino-2deokSiglukosa) (Berkeley, 1973).
Gambar 2 memperlihat-
kan
Menurut Knorr
struktur berulang khitosan.
khitosan sekitar 1.036
x
(1984)
Dalton.
berat
molekul
Berat
molekul khitosan tergantung dari degradasi
lo5
yang
terjadi pada saat proses pembuatan khitosan.
Khitosan
mempunyai gugus fungsional yaitu
amino,
sehingga
tinggi
(Johnson dan Peniston, 1975).
bermuatan
positif
mempunyai derajat reaksi
dalam larutan karena
gugus
kimia
yang
Khitosan
akan
adanya
gugus
amin
yang
dapat mengikat ion positif,
tidak
seperti
polisakarida pada umumnya, yang bermuatan negatif
atau
netral (Muzzarelli, 1985; Rha, 1984).
Menurut
dalam
sir,
Mckay et al. (1987) khitosan tidak
larutan
alkali pada pH di
atas
larut
6.5
dan
pelarut
organik, tetapi larut dengan cepat dalam
asam
organik
encer seperti asam formiat, asam asetat,
asam
sitrat
dan
kelarutan
derajat
asam mineral lain keouali
khitosan
dipengaruhi
deasetilasi
dan
sulfur.
oleh
spesifik
berat
Sifat
molekul,
rotasi, yang dapat
bervariagi tergantung dari samber dan metode isolasinya
(Austin, 1901 ai dglam Muzi, 1990).
Muzzarelli (1985) menyatakan bahwa khitosan
diturunkan
alkali
lagi
menjadi senyawa
dan larutan asam.
larut
air,
dapat
larutan
Menurut Grant et al.
(1988)
proses asilasi khitosan akan menghasilkan turunan baru,
yang
larut
dapat
air.
diaselasi
bersifat
Senyawa yang mengandung
gugus
amin
asam
yang
anhidrida-anhidrida
dan
dengan penambahan turunan
reaktif
(misalnya
khlorida-khlorida).
Khitosan larut air dibuat dengan cara
21
gram
sebanyak
khitosan dengan larutan asam
selama 15
11 mi pada suhu C'O
mereaksikan
metan
menit.
sulfonat
Hasil
tersebut kemudian ditambah butirik anhidrid sebanyak 20
ml
dan
diaduk pada suhu 0
-
5'~ selama 2
jam
sampai
tepbehtlik gel,
jam.
Gel
Gel disimpan pada suhu - 1 5 O ~selama
kemudian
dibiarkan
menncapai
suhu
24
ruany
hingga berbentuk cair, lalu ditambahkan aseton sebanyak
Campuran
300
menghasilkan
tersebut
kemudian
disaring
hingga
khitosan larut dalam air (Grant et
al.,
1988).
Menurut Muzzarelli (1984) khitosan yang
aselasi
mengandung
tersebut
cocok
gugus
mengalami
N-acyl.
Turunan
khitosan
dinamakan N-acylkhitosan.
Turunan
tersebut
sekali dipakai sebagai bahan
pengemulsi
minyak
dalam air dan mempunyai keunggulan yaitu tahan terhadap
panas.
Johnson dan Peniston (1975) menyatakan
sebeluh
proses
depolimerisasi
tinggi
aselasi
selama
khitosan
dalam
dapat
penyimpanan
bahwa
mengalami
pada
suhu
.
Gambar 4. Struktur berulang khitosan (Brine, 1984)
Seperti
mengikat
halnya
khitin,
turunan
khitosan
air dan minyak karena mempunyai
gugus
mampu
polar
dan
non polar.
dapat
diikat khitosan sekitar 325
Pengikatan
dan
Menurut Knorr (1984) jumlah
protein.
khitosan sebesar 170
-
Minyak
(w/w).
mengkristal
dapat
diikat
250 persen (w/w) (Knorr, 1982).
tersebut,
dapat bertindak sebagai penstabil,
pengental
penstabil pada obat-obatan, makanan dan
kosmetik.
Aplikasi
dalam
khitosan
dapat berfungsi sebagai
film
pelindung
kulit
dan
Selain
kosmetik
non
kosmetik, khitosan
bakar,
pengobatan
infeksi
fungal
Hirano
dapat
koagulan pada
mempercepat
dermatitis,
bahan
bersih.
pengolahan
hipokbolesterolmic agent, cocok
pada
1987).
dalam
Menurut
et al. (1984) aplikasi khitosan lainnya
sebagai
sebagai
(Anonim,
sebagai
kontaklens yang lunak dan
membentuk
lapisan
pengobatan
dan
perawatan,
pelembab,
al'ergenik
luka
pembuatan
cream
yang jernih, membentuk
bersifat
cream
khususnya
penyembuhap
lain
yang
yang
Windsor dan Barlow karena kemampuan
khitosan
dan
440 persen
air dipengaruhi oleh kemampuan
kandungan
Menurut
-
air
antara
limbah
cair,
untuk
bahan
diet, meningkatkan sekresi chitinase pada tanaman
yang
berfungsi melindungi serangan patogen, menaikkan volume
a ~ c 6 i f i . k pada makanan, memperbaiki tekstur
tanah
mampu menyerap uranium pada produksi tenaga nuklir.
dan
Tabel 4. Karakteristik khitosane)
.................................................
Sif at
Karakteristik
.................................................
1. Ukuran partikel
2. Kadar air
3 . Kadar abu
4 , Derajat deasetilasi
5 . Warna larutan
G , Viskositas
- reqdqh
- medium
tinggi
ekstra tinggi
-
serpihan
bubuk
10 persen
2 persen
t 70 persen
jernih
1 % khitosan (cps)
< 200
200 - 799
800 - 2000
> 2000
2
5
.................................................
e)~nonim (1967)
D. CREAM XOSMETIX
Cream
merupakan
golongan
dipakai untuk merawat kulit.
kosmetik
yang
banyak
Menurut Slamet (1972) ada
beberapa macam cream perawatan kulit yaitu :
-
cold cream : berfungsi untuk mendinginkan kulit.
cleansing cream : berfungsi membersihkan kulit.
emollient cream : berfungsi melemaskan dan
melembut-
kan kulit.
-
-
foundation cream : dipakai sebagai dasar bedak.
vanishing cream : berfungsi membersihkan bedak.
massage cream : digunakan untuk mengurut kulit.
lubricating cream : berfungsi untuk meminyaki kulit.
hormon
cream
:
digunakan untuk usia
>
supaya kulit tidak berkeriput.
-
Vitamin cream : memberi vitamin pada kulit.
40
tahun,
Menurut
Jellinek
(1970) gejala
kerusakan
sering
dijumpai
adalah
kering.
Gejala
tersebut terjadi pada lapisan kulit luar yaitu
epider-
yang
kulit
kulit
mis, terutama pada lapisan corneum.
Lapisan
corneum
menjaga
untuk
mangatur
dilapisi minyak
kelenturan dan kelembaban
lapisan
minyak
berfungsi
kulit
kandungan air pada lapisan dalam
al., 1987; Jellinek, 1970).
(1972)
yang
serta
(Howard
et
Selain itu menurut Barnett
berfungsi
sebagai
penghalang
masuknya kotoran dari luar.
Lap'isan minyak pada lapisan corneum bukan
kan
faktor
melainkan
(1955)
adanya
utama
kelembutan
kandungan
&
air
kelenturan
(Chalmer;
&&g~Chalmer
hubungan
dan
kulit,
1972).
(1972)
proporsional
merupa-
juga
antara
Blank
melaporkan
kelembutan
dan
kelenturan kulit dengan kandungan air.
Apabila
lapisan
yang
lapisan
minyak hilang,
mengontrol
hilangnya
maka
air
tidak
serta
ada
mudah
mengalami dehidrasi (Jellinek, 1970).
menurut
Mausner
(1981)
corneum
membuat
kehilangan
air dari
kulit menjadi kering.
lapisan
Barnett (1972) menyatakan
bahwa
pemakaian sabun dan deterjen secara terus-menerus dapat
menyebabkan hilangnya lapisan minyak, akibatnya lapisan
corneum
kering,
Kulit kering ditandai
dengan
kulit
menjqdi; a) kasar dan mengelupas, b) kurang lentur
dan
o)pecah-pecah
(Frazier dan
Barnett, 1972)
Pada
lain
gambar 4 ditunjukkan struktur
pada
c)oorhaum,
1954
di
dalam
kulit
antara
.
A) epidermis,
minyak
Blank,
B) dermis,
permukaan
C) subdermis,
kulit,
b)sel
a) lapisan
cornifil
Lapisan epidermis tersusun dari
lucidum,
c)lapisan
dan
a)lapisan
ccrneum,
b)lapisan
granulosum,
d)lapisan
spinosum dan e)lapisan basale, seperti
terlihat pada gambar 5.
Gambar 4. Struktur Kulit (Howard, 1974)
yang
Gambar 5. Struktur epidermis (Howard, 1974)
air dari lapisan
Kehilangan
corneum
dipengaruhi
oleh linglcungan sekitar (temperatur, kelen~baban,angin)
dan
ada
tidaknya
Chalmers, 1972).
lapisan
minyak
(Jellinek,
1970;
Menurut Chalmers (1972) jika kelemha-
ban lingkungan GO persen atau lebih, kandungan air pada
kulit
cukup
dengan
baik.
rendah
pada
untuk
mempertahankan
Tetapi jika
udara
kelenturan
kelembaban
dingin, angin
atau
kulit
relatif
lebih
udara
panas,
lapisan corneum dapat kering.
Kandungan
10
persen
Barnett,
1972).
Menurut Flesch (1961) di dalam Jellinek (1970)
lapisan
(Jellinek,
corneal
menurut
air
1970;
dalam
kulit
Chalmers,
sekitar
1972;
mengqndung 20 persen komponen larut air,
Flesch
(1956) dj. &&&n
Chalmers
yang
(1972)
mempunyai
kemampuan
tersebut
komponen
higroskopis.
mengikat
adalah
air.
Sebagian
komponen
yang
sangat
Menurut Barnett (1972) komponen larut air
mengandung
asam-asam amino seperti asam
pyroglutamik,
polipetida, laktat, heksosamin, pentosa, ion
dan mukopolisakarida.
hidropilik
dari
anorganik
Menurut Jellinek (1970) komponen
pada lapisan minyak, pada
lapisan
corneal
akan menyebabkan kulit tidak kering walaupun kelembaban
linykunyan rendah.
Prazier
melaporkan
dan Blank (1954) di dalam Barnett
bahwa
kekerinyan dan sifat
pada
lapisan corneum dapat diperbaiki
air
dinaikkan lebih dari kondisi normal
(1972)
Lurang
jika
lentur
kandungan
(10 persen).
Menurut Proserpio (1978) pemakaian cream kosmetik
mengandung
kulit
hidropilik
keriny.
emollient,
dapat
yang
memperbaiki
Jellinek (1970) melaporkan bahwa
cream
emollient akan meninggalkan film yang rapat pada kulit,
permeabilitas terhadap air renndah, mensuplai
hidropilik,
dari
kulit.
sehingga
mampu menahan
Dengan demikian
kulit
komponen
dehidrasi
menjadi
air
lembut.
Tronnier (1962) menemukan bahwa emulsi jenis minyak-air
merupakan
film
bentuk emulsi yang baik untuk
yang
lembut pada kulit, yang
mampu
menghasilkan
mengurangi
evaporasi.
Menurut
Austin (1988) khitosan merupakan
mukopolisakarida,
dimana
menurut
Chalmers
polimer
(1972)
mukopolisakarida termasuk dalam komponen larut air pada
kulit, yang mempunyai kemampuan mengikat air,
sehingga
dapat dipakai sebagai bahan emollient cream.
Khitosan
kemampuan menahan air, membuat lapisan
mempunyai
yang
jernih, bersifat non alergenik dan tidak
(Anonim,1987).
bahan
yang
Dengan
demikian
dapat dipakai
dalam
film
beracun
khitosan
merupakan
pembuatan
emollient
cream.
Menurut
Seldner (1973) beberapa karbohdrat
dapat
dipakai sebagai bahan kosmetik, karena mempunyai
sifat
larut
dalam
menghambat
air
dan
alkohol,
Seldner
jennis-jenis
karbohidrat
tanpa
menyatakan,
bahwa
tertentu
dapat
berfungsi
Komponen tersebut meninqqalkan film
dibanding
dipakai,
(1973) juga
yaitu
dengan
bahan
polyol seperti
emollient
propilene
sorbitol yang meninggalkan film kaku.
air,
parfum
emollient, pelembab dan emulsifier pada
perawatan.
baik
mengikat
evaporasi dan mampu mengikat
pengadukan.
sebagai
mampu
yang
glikol
cream
lebih
biasa
dan
111. METODOLOGI
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan
kulit
yang digunakan dalam penelitian ini
udang
putih (Penaeus merquiensis)
kering
diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan
Hasil
Industri Pertanian.
antara
lain
sulfonat,
butirat
palmitat,
minyak
anhidrat,
mineral,
alkohol,
digunakan
asam
gliserin,
asam
yang
Pengembangan
Bahan kimia yang
HC1, NaOH, aceton,
adalah
metan
isopropil
stearat,
lanolin,
trietanolamin dan propilen glikol.
Alat-alat yang digunakan meliputi alat-alat gelas,
pH
meter, hot stirer, refrigator, oven,
hammer
mill,
viskometer Brookfield, neraca analitis, penyaring vakum
dan cawan alumunium.
B.
METODE P E N E L I T I A N
Penelitian dilakukan melalui tiga tahap.
Tahap
pertama adalah pembuatan khitosan dari kulit udang yang
dapat
larut
litian
khitosqn
cream.
dalam air.
pendahuluan
dan
Tahap
menentukan
Tahap kedua
dengan
air yang
pene-
selang
jumlah
ditambahkan dalam
ketiga ialah
jumlah
menooba
merupakan
penelitian
khitosan dan air pada
sudah diperoleh melalui tahap sebelumnya.
pembuatan
utama
selang
yaitu
yang
1. Pembuatan khitosan
Pembuatan
khitosan larut dalam
air
dilakukan
dalam beberapa tahap, dimulai dengan penyiapan bahan
(pengecilan ukuran),
pembuatan
larut
khitin,
khitosan dan pembuatan
air
deproteinasi
Pembuatan
dengan
demineralisasi
khitosan
kering
(Penaeus
alur
khitin
meliputi
menggunakan larutan
dengan
pada
kemudian
turunan
dari kulit udang putih
meryuiensis) .
seperti
pembuatan
menggunakan
proses
yang
NaOH
dan
larutan
HC1,
dilakukan
Knorr
dimurnikan
dan
(1984).
Khitin
direaksikan
yang
diperoleh
melalui
proses
deasetilasi
larutan
NaOH 50 persen untuk mendapatkan
seperti
yang dilakukan Bastaman
yang
diperoleh
khitosan,
(1989).
diaselasi dengan
dengan
Khitosan
butirat
anhidrat
untuk mendapatkan khitosan larut dalam air (Grant et
al., 1988)
.
2. Penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk
selang
jumlah
tambahkan
ditambahkan
dalam
khitosan
dan
pembuatan
air
cream.
yang
mencoba
perlu
Khitosan
sebesar 0.1 gram, 0.2 gram,
0.5
diyang
gram,
1.0
gram,
gram,
0.5
jumlah air
gram,
20
2.0
40
gram serta
gram,
GO
gram
2.5
gram dan
dan
gram.
76.8
3. Penelitian Utama
Menurut
Jellinek (1970) bahan
yang
digunakan
untuk pembuatan cream-digolongkan menjadi dua
fase minyak dan R) fase air.
M)
Komposisi
yaitu
fase
M
dan R tertera pada halaman berikutnya.
Bahan
tempat
M
dan
R dipanaskan
yang terpisah.
perlahan-lahan
kontinue.
Bila
Bahan R
sampai
75'~
pada
ditambahkan
secara
k e bahan M dengan pengadukan
secara
ingin ditambahkan parfum saat
yang
tepat ialah pada saat suhu mencapai 35'~.
M
Lanolin
Minyak mineral
Asam stearat
Iso-propil palmitat
R
Gliserin
3.5
Propilen glikol
2.5
Trietanolamin
0.2
Air
(sesuai dengan perlakuan)
Khitosan
(sesuai dengan perlakuan)
C. RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan percobaan yang diterapkan pada penelitin
utama adalah desain faktorial dengan dua faktor
kuan,
kali
perla-
yang masing-masing mempunyai tiga taraf dan
ulangan.
selang
jumlah
Perlakuan yang diterapkan
khitosan dan air
yang
dua
berdasarkan
diperoleh
pada
penelitian pendahuluan yaitu jumlah khitosan (AI,A2,A3)
dan jumlah air (Bl,B2,B3). Model yang digunakan
model
tetap.
Yijk
=
variabel respon karena pengaruh bersama
ke-i
faktor
A dan taraf ke-j Eaktor
taraf
B
yang
terdapat pada observasi ke-k
P
=
efek rata-rata sebenarnya
Ai
=
efek taraf ke-i faktor A
j
ABi
= efek taraf ke-j faktor B
=
efek
interaksi
antara taraf
ke-i
faktor
A
dengan taraf ke-j faktor B
'(ij)n
= efek
unit
eksperimen
ke-n
dalam
kombinasi
perlakuan (ij)
Asumsi yang digunakan untuk model tetqp adalah
harus diuji adalah
sedangkan hipotusis~nol~yang
H~~
: Ai
=
0 ; (i = 1,2,3)
H~~
: Bj
=
0 ; (j = 1,2,3)
HO3
: ABij
=
0 ; ( i = 1,2,3 dan j = 1,2,3)
D. ANALISIS
1. Xestabilan emulsi (Bennett, 1947)
Contoh
dimasukkan
diketahui beratnya.
ke dalam wadah
selama
pada
ke refrigerator pada suhu di bawah
suhu 4 5 O ~selama 1 jam.
terhadap
dari
Contoh kemudian segera
jam dan dikembalikan lagi ke
1
telah
Contoh dimasukkan ke dalam oven
pada suhu 4 5 O ~selama 1 jam.
dipindahkan
yang
dalam
Penqamatan
OOC
oven
dilakukan
kemungkinan terjadinga pemisahan fase
Bila terjadi pemisahan,
emulsi.
maka
air
emulsi
dinyatakan tidak stabil dan tingkat kestabilannya
dihitung
berdasarkan
persentase
berat
fase
yang
terpisahkan terhadap jumlah emulsi keseluruhan.
Tingkat kestabi.l- = 100%
an emulsi ( % )
-
Berat fase yang
memisah
berat total emulsi
*
100%
2, U j i Tekstur (Soekarto, 1981)
Uji tekstur produk kosmetik dilakukan berdasarkan
tingkat
dikenakan,
kehalusan.
Ada 7 skala
numerik
yaitu : 1 (sangat kasar), 2
(agak kasar) ,
4
(biasa),
(halus), dan 7 (sangat halus).
5
(aqak
yang
(kasar),
3
halus),
6
3. Kadar air
1971)
(AOAC,
Kadar
air
produk
ditentukan
pengeringan di dalam oven.
dengan
cara
Sebanyak 2.0 - 2.5
gram
contoh ditimbang teliti dan ditempatkan dalam
alumunium
yang telah diketahui
beratnya,
cawan
kemudian
dikeringkan dalam oven pada suhu 1 0 5 ~
selama
~
2 jam.
Selanjutnya
selama
contoh
didinginkan
15 menit, baru ditimbang.
penimbangan
dalam
eksikator
Pengeringan
dilakukan sampai diperoleh
berat
dan
yang
tetap.
a
Kadar air
-
b
x
=
100 %
a
a = berat contoh (gram) sebelum pengeringan
b = berat contoh (gram) sesudah pengeringan
4. Xadar lemak (AOAC,
Contoh
diekstraksi
soxlet
1984)
sebanyak
dengan
2.0
pelarut
-
3.0
n-heksan
selama kurang lebih 6 jam.
diuapkan
dipanaskan
dengan
dalam
cara
gram
bebas
dalam
air
alat
Hasil
ekstraksi
diangin-anginkan,
kemudian
oven pada
suhu
1 0 5 O ~ , sehingga
diperoleh bobot tetap.
berat lemak (gram)
Kadar lemak
x
=
berat contoh (gram)
100 %
5.
Viskositas (Reddy et al.,
Viskositas
viskosimeter
1981)
produk di ukur
Brookfield
dengan
menggunakan
denqan laju rotasi
G
pada suhu 2 5 O ~ .
viskositas = hasil pengukuran x
(CPS)
faktor konversi
rpm
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PEMBUATAN KHITOSAN
Langkah
pembuatan
pertama
khitosan
yang
harus
dilakukan
adalah pembuatan
khitin,
rendemen
deproteinasi
yang
dihasilkan
sebesar 53.8 persen.
melalui
khitin,
proses deproteinasi dan demineralisasi.
dalam
Pada pembuatan
setelah
Besarnya
proses
rendemen
tersebut tidak menunjukkan bahwa besarnya protein
hilang
yang
sebesar
hilang
terekstrak
mengikat
persen, karena ada sebagian
46.2
pada
dalam
saat
pencucian.
ujung rantai protein yang
bahan
Protein
bentuk Na-proteinat.
Ion
yang
yang
~ a +akan
bermuatan
negatif
setelah
proses
sebesar 19.6 persen (rendemen
khitin).
dan mengendap.
Rendemen
demineralisasi
Pada
proses
Yang
diperoleh
demineraalisasi,
senyawa
kalsium
bereaksi dengan HC1 menghasilkan kalsium klorida,
karbonat dan asam
Ca3
+
fosfat, yang larut dalam air.
6
HC1
-
3 CaC12
+ 2
Gambar 7. Reaksi proses demineralisasi
akan
asam
Setelah
deasetilasi
memperoleh
khitin
diperoleh
(penghilangan
senyawa
dilakukan
gugus
proses
-COCH3)
khitosan (lihat gambar
untuk
8).
Pada
proses deasetilasi digunakan larutan natrium hidroksida
konsentrasi
tinggi, 50 persen dan
temperatur
tinggi,
100~~.
Hal ini karena terdapat ikatan yang kuat antara
atom
nitrogen pada gugus amin dengan gugus
Selain
itu
polisakarida
khitin
yang
termasuk
sangat
salah
sukar
satu
karboksil.
golongan
dihidrolisis
sehingga harus hidrolisa harus dalam suasana asam
basa.
air,
atau
Rendemen yang dihasilkan pada proses deasetilasi
khitin
sebesar
51.91
persen,
sedangkan
rendemen
khitosan dari bahan kulit udang sebesar 10.03 persen.
NaOH
H
NHCOCHJ
NHCOCH3
Gambar 8. Reaksi proses deasetilasi khitin menjadi
khitosan
Khitosan yang dihasilkan bersifat tidak larut air,
sedangkan
sebagai
digunakan
harus
merupakan
turunan
bahan
larut
kosmetik,
dalam
khitosan
khitosan
air.
yang
yang
Asil-khitosan
larut
air,
yang
diperoleh melalui proses aselasi (lihat pada gambar 9).
Rendeman
yang dihasilkan pada proses aselasi
138.91 persen.
sebesar
asil-khitosan
gugus
amin
Penambahan berat
sebagai
khitosan
pada
produk
akibat substitusi atom
dengan gugus asil disebabkan
pada
H
oleh
berat
diperoleh
'bahwa
molekul produk akhir ini lebih besar.
B. PENELITIAN PENDAHULUAN
Pada
penelitian
pencampuran
khitosan
proporsi antara
membentuk
gram
0.5
cream.
tidak
semua
-
pendahuluan
dan
air
masing-masing
1.5 gram dan 20
-
40 gram
Pada jumlah khitosan di
air
dapat
bawah
mendispersikan
pada
dapat
0.5
minyak,
karena jumlah khitosan tidak cukup untuk membentuk film
koheren di sekitar globula minyak.
adanya
fase
air
yang
masih
Hal ini menyebabkan
memisah
setelah
dihomogenisasi.
Jumlah
meningkatkan
minyak
khitosan
di
viskositas
sukar terdispersi
atas
fase
1.5
persen
pendispersi,
ke dalam
fase
juga menyebabkan pembentukan globula
sehingga
pendispersi,
akibat terbentuknya gel pada fase pendispersi.
ini
akan
Keadaan
minyak
yang
kecil
dan uniform menjadi sulit.
berbentuk
rantai
polimer
yang
t!
H O .
Selain itu
mempunyai
+
khitosan
kemampuan
2 H20
H o
Gambar 9. Reaksi proses aselasi khitosan manjadi
asil khitosan
menyerap air.
bang
Keadaan ini menyebabkan khitosan mengem-
sehingga
tersedia
pada
dapat menurunkan jumlah fase
droplet
minyak.
air
Akibatnya
yang
dapat
menyebabkan terjadinya inversi tipe emulsi dari minyakair
ke
air-minyak.
kestabilan
sampai
emulsinya.
Hal
ini
akan
Jika jumlah
mempengaruhi
air
ditingkatkan
di atas 40 persen, cream yang dihasilkan
terdapat fase air yang memisah.
menjadi
lewat
jenuh
dan
Hal ini karena
emulsi
akan
lebih
ini
penelitian
stabil
atau
penambahan
kurang
air
sistim
pecah
Menurut Bennet (1947) penambahan air dapat
emulsi
masih
lagi.
menyebabkan
stabil.
ternyata
Dalam
menyebabkan
emulsi kurang stabil.
C.
PENELITIAN UTAMA
1. Xaaar A i r
Hasil yang diperoleh dari analisis sidik
ragam
menunjukkan, bahwa jumlah khitosan yang
ditambahkan
pada
berpengaruh
jumlah
air
yang
berbeda
tidak
Demikian juga
terhadap kadar air produk.
antara
jumlah khitosan dan jumlah air.
produk
sangat dipengaruhi
ditambahkan.
histogram
khitosan
Hal
ini
oleh
dapat
jumlah
Kadar
air
air
yang
ditunjukkan
hubungan antara kadar air
dan jumlah air.
interaksi
pada
dengan
jumlah
Semakin meningkat
jumlah
air yang ditambahkan semakin tinggi kadar airnya.
kadar air (YO)
jurnlah khitosan (gram)
I/
Gambar 10. Histogram antara hubungan kadar air dengan
jumlah air dan jumlah khitosan
2.
Kadar Lemak
Hasil yang diperoleh dari analisis sidik
ragam
menunjukkan, bahwa kadar lemak produk kosmetik tidak
dipengaruhi
jumlah
oleh
jumlah
air yang ditambahkan serta
khitosan
interaksi
Hal ini dapat dipahami produk
perlakuan.
hanya
perlakuan
kedua
kosmetik
terdiri dari fase air dan fase minyak.
penelitian
porlakuan,
ini
jumlah
air
bervariasi
sedang jumlah fase minyak
dan
Pada
menurut
tetap.
Ha 1
ini dapat ditunjukkan pada histogram hubungan antara
kadar lemak dengan jumlah khitosan dan jumlah air.
3. Kestabilan Emulsi
Hasil yang diperoleh dari analisis sidik
ragam
menunjukkan, bahwa kestabilan emulsi produk kosmetik
sangat
dipengaruhi
jumlah
air
yang
ditambahkan,
sedang jumlah khitosan dan interaksi perlakuan tidak
mempengaruhi produk.
air
25
gram
Perbedaan terlihat pada jumlah
dan 35
gram.
Penurunan
kestabilan
emulsi produk dapat dilihat pada histogram
hubungan
antara
kestabilan
emulsi
air
jumlah
khitosan.
Semakin besar
ditambahkan,
peningkatan
dengan
jumlah
jumlah
air
semakin menurun kestabilannya,
khitosan
menyebabkan
dan
yang
tetapi
kestabilan
meningkat sampai jumlah khitosan 0.75 gram kemudian
menurun lagi dengan penambahan khitosan menjadi
1.0
gram.
k a d a r l e m a k (%)
,
-- -
jumlah k h i t o s a n ( g r a m )
Jurnlnh air 25 gr
0jurnlah
jurnlah air 30 gr
air 35 gr
L
.-
-
Gambar 11. Histogram hubungan antara kadar lemak
dengan jumlah air dan jurnlah khitosan
kestabilan (%)
0
0.5
0.75
1.0
jumlah khitosan (gram)
Jumlah a ~ r25 gr
0jumlah
1
air 3 5 g r
B jumlah
air 30 pr
I
Gambar 12. Histogram hubungan antara kestabilan emulsi
dengan jumlah air dan jumlah khitosan
Pada
emulsi
gambar 1 2
tertinggi
ditunjukkan
diperoleh
bahwa
pada
kestabilan
jumlah
khitosan
0 . 7 5 gram.
Menurut
Bennet
(1947)
penambahan
air
dapat
menyebabkan e m u l s i l e b i h s t a b i l a t a u k u r a n g
Pada
penelitian
produk
kosmetik
ini
penambahan
kurang
menyebabkan
air
stabil.
stabil.
ini
Hal
karena
s i s t i m e m u l s i l e w a t jenuh dan jumlah k h i t o s a n
cukup
untuk
globula
membentuk
minyak.
film
di
koheren
Emulsi yang kurang
tidak
sekitar
stabil
dapat
d i p e r b a i k i d e n g a n menambah j u m l a h p e n y e m u l s i , t e t a p i
penambahan
jumlah
penyemulsi yang
d a p a t mengurangi k e s t a b i l a n .
inversi
terlalu
Hal i n i k a r e n a t e r j a d i
t i p e emulsi, s e p e r t i t e r l i h a t
pada
13,
d i m a n a k e s t a b i l a n menurun p a d a j u m l a h
1.0
gram.
Khitosan
mempunyai
gambar
khitosan
berbentuk r a n t a i polimer
kemanlpuarl
menyebabkan
banyak
inenyerap
khitosan
air.
mengembang
yang
Keadaan
sehingga
ini
dapat
a
menurunkan
droplet
jumlah
minyak,
terjadinya
air-minyak.
fase
air
akibatnya
yang
dapat
i n v e r s i t i p e emulsi d a r i
Hal
ini
akan
tersedia
pada
menyebabkan
minyak-air
menurunkan
ke
kestabilan
emulsinya.
Selain
kestabilan
i t u m e n u r u t W i l k i n s o n d a n Moore
e m u l s i produk kosmetik d i p e n g a r u h i
k e s e s u a i a n pengemulsi dengan formula kosmetik.
(1982)
oleh
Kestabilan
tertinggi
pemilihan pengemulsi tepat.
akan
diperoleh
jika
Untuk itu dilakukan uji
coba bahan pengemulsi dengan beberapa formula sampai
diketeluukan
penelitian
formula
ini
ada
yang
tepat.
kemungkinan
Pada
pengemulsi
digunakan tidak sesuai dengan formula yang
hasil
yang
dipilih,
sehingga belum dicapai kestabilan yang optimal.
Gambar 1 3 . Proses inversi tipe emulsi (Wilkinson
dan Moore, 1982)
4. Viskositas
Hasil yang diperoleh dari analisis sidik
ragam
menunjukkan, bahwa viskositas produk kosmetik
tidak
dipengaruhi
jumlah
Viskositas
produk
khitosan
hanya
dan
jumlah
dipengaruhi
air.
(PO.05)
interaksi perlakuan jumlah khitosan dan jumlah
Menurut Bennet (1947) peningkatan viskositas
diperoleh
dengan
merubah
ratio
air.
emulsi
kedua
fase,
peningkatan jumlah pengemulsi, perubahan tipe emulsi
atau
dengan
Jellinek
penambahan "bodying
(1979)
peningkatan
jumlah
perubahan
Menurut
agent".
ratio
pengemulsi dan
kedua
fase,
perubahan
tipe
emulsi dapat menyebabkan peningkatan atau
penurunan
viskositas produk emulsi.
Pada
grafik hubungan antara viskositas
dengan
jumlah khitosan dan jumlah air, terlihat bahwa
gra-
fik
pada
tidak menunjukkan tren tertentu,
jumlah khitogan 0.5 gram.
kecuali
Hal ini karena pengukuran
viskositas dipengaruhi oleh kestabilan emulsi.
Pada jumlah khitosan 0.5 gram terladi perubahan
ratio
kedua
fase,
di mana
fase
eksternal
meningkat jumlahnya dengan panambahan air.
akan menurunkan viskositas produk.
tetapi
menyebabkan
karena terjadi perubahan
produk
kurang
stabil.
Hal
ini
Peningkatan jum-
lah pengemulsi dapat menyebabkan viskositas
kat,
makin
mening-
tipe
emulsi
Produk
emulsi
yang kurang stabil akan mempengaruhi saat pengukuran
viskositas, sehingga data yang diperoleh tidak tepat.
viskosi tas (cps)
5
4
3
.
2
...
.
I
0
0.5
0.75
1.0
jumlah khitosan (gram)
Jumlah air 25 gr
0jurnlah
air 35 gr
jurnlah air 30 gr
I
Gambar 14. Grafik hubungan antara viskositas dengan
jumlah air dan jumlah khitosan
5. Tekstur
Tekstur
yang
adalah
kelembutan
Hasil
yang
dimaksud
atau
dalam
kekasaran
diperoleh
dari
penelitian
produk
uji
ini
cream.
organoleptik
menunjukkan, bahwa tekstur produk sangat dipengaruhi
jumlah khitosan, sedangkan jumlah air dan
perlakuan
paling
Semakin
lembut
dan
Tekstur
disukai panelis adalah produk dengan
khitosan
produk
tidak mempengaruhi produk.
interaksi
jumlah
1.0 gram dan jumlah air 25 gram.
emulsi
dipengaruhi
oleh
kecil dan uniform ukuran
teksturnya.
uniformitas
ukuran
Tekstur
droplet.
droplet,
Menurut Jellinek (1979)
droplet
dipengaruhi
yang
oleh
semakin
ukuran
metode
pembuatan, kemampuan dan jumlah pengemulsi.
Semakin
banyak
jumlah pengemulsi yang ditambahkan,
semakin
banyak globula minyak yang mampu dilingkupi
lapisan
pengemulsi
terjadi
sampai pada batas di mana tidak
perubahan tipe emulsi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Asil-khitosan
dapat
larut
merupakan
air.
turunan
Rendemen
khitosan
yang
asil-khitosan
yang
dihasilkan dari kulit udang mencapai 13.93 persen.
Khitosan
karena
dapat digunakan sebagai bahan
mempunyai
sifat-sifat
yang
kosmetik,
menguntungkan.
Kestabilan tertinggi yang dicapai dalam penelitian
sebesar
gram
87.9 persen, yaitu pada jumlah khitosan
dan jumlah air 25 gram.
tekstur
Hasil
menunjukkan, bahwa rata-rata
uji
ini
0.75
organoleptik
panelis
menilai
tekstur produk cream agak halus.
Tekstur produk sangat dipengaruhi jumlah khitosan,
sedang
kadar
jumlah
air.
air dan
kestabilan
sangat
dipenyaruhi
produk
tidak
kosmetik
yang
Viskositas dan kadar lemak
dipengaruhi jumlah khitosan maupun air.
Pada
dihasilkan
penelitian
ini
formula
berdasarkan
kestabilan tertinggi, antara
lain :
gram
M) Fase minyak : Lanolin
Minyak mineral
Asam stearat
Iso-propil palmitat
R) Fase air
:
Gliserin
Propilen glikol
Trietanolamin
Khitosan
Air
1.00
8.00
3.00
2.00
B. SARAN
Perlu
dilakukan
penelitian tentang
proses
lain
pembuatan pengemulsi dari khitosan.
Perlu
dilakukan
penelitian lebih
lanjut
menygunakan formula kosmetik yang lain.
Perlu
dilakukan
studi
kelayakan
produk.
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Allan, G.G, L.C. Altman, R.E. Bensinger, D.K. Ghosh, Y.
Hirobayshi, A.N. Neogi dan S. Neogi. 1984. BiomediDi dalam
cal application of chitin and chitosan.
J.P. Zikakis (eds.). Chitin, Chitosan and Related
Enzymes. Academic Press, Inc., New York.
Anonim.
1987.
Protan.
Protan lab, Inc., USA.
A.O.A.C.
1971.
Method of Analysis of Association
Official
Agricultural Chemists.
Association
Official Agricultural Chemists, Washington D.C.
of
of
Ashford, N.A., D. Hattis dan A.E. Murray. 1977.
Industrial prospects for chitin and protein from shellfish
wastes.
Di dalam D. Knorr. 1984. Tlse of Chitosan
Polymers in Food. Food Tech. 38(1):85
Austin, P.R., C.J. Brine, J.E. Castle dan J.P.
1981.
Chitin : New Facets of Research