Peramalan Gelombang Perairan Dalam. Peramalan Waverose mawar gelombang Gelombang Ekstrem

82

5.2.3.3 Tegangan Angin

Untuk data tahun 1998 bisa didapatkan nilai tegangan anginnya sebagai berikut : 23 , 1 71 , W A xU U  23 , 1 90 , 17 71 , x U A  = 24,68 knots = 13,33 mdt Selanjutnya untuk perhitungan selengkapnya disajikan dalam Tabel 5.11. Tabel 5.11 Tabel Perhitungan Nilai U A Untuk Tahun 1998-2007 Tahun Us knots U knots U RL knots U A knots mdt 1998 15,17 17,90 17,90 24,68 13,33 1999 18,00 20,45 20,45 29,08 15,70 2000 16,58 19,19 19,19 26,88 14.52 2001 18,58 20,97 20,97 29,98 16.19 2002 16,42 19,04 19,04 26,62 14.38 2003 19,33 21,62 21,62 31,13 16.81 2004 20,25 22,42 22,42 32,54 17.57 2005 19,12 22,13 22,13 32,03 17.30 2006 24,67 26,13 26,13 39,30 21.22 2007 16,25 18,89 18,89 26,36 214.24

5.2.3.4 Peramalan Gelombang Perairan Dalam.

Untuk tinggi gelombang yang terjadi serta periodenya untuk tahun 1998 dengan U A = 13,33 mdt, fetch min = 200 km = 200.000 m dan g = 9,81 mdt 2 , dapat dihitung sebagai berikut : g U U gF x H A A 2 2 1 2 3 10 6 , 1         81 , 9 33 , 13 33 , 13 000 . 200 81 , 9 10 6 , 1 2 2 1 2 3 A A x x         = 3,04 meter g U U gF x T A A 3 1 2 1 10 875 , 2         81 , 9 33 , 13 33 , 13 200000 81 , 9 10 875 , 2 3 1 2 1         x x = 8,70 detik 83 Perhitungan komponen-komponen gelombang untuk tahun 1998-2007 untuk nilai fetch min = 200.000 m dan g = 9,81 mdt 2 , selanjutnya diberikan oleh Tabel 5.12 berikut ini. Tabel 5.12 Perhitungan Tinggi Dan Periode Gelombang Untuk Tahun 1998-2008 Tahun U A mdtk H m T dtk 1998 13,33 3,04 8,70 1999 15,70 3,59 9,17 2000 14,51 3,32 8,95 2001 16,19 3,70 9,28 2002 14,38 3,28 8,92 2003 16,81 3,84 9,40 2004 17,57 4,01 9,54 2005 17,29 3,95 9,49 2006 21,22 4,85 10,16 2007 14,24 3,25 8,89

5.2.3.5 Peramalan Waverose mawar gelombang

Dari data angin maksimum bulanan Tabel 5.8 dapat diketahui besaran angin maksimum yang bertiup beserta arahnya, sehingga dapat dicari tinggi gelombang dan periodenya. Hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam bentuk persentase seperti tersaji pada tabel berikut : Tabel 5.13 Persentase Arah Dan Tinggi Gelombang Arah Tinggi gelombang m Jumlah 4 4 - 5 5 - 6 6 U 6,38 0,00 0,00 0,00 6,38 TL 6,38 0,00 0,00 0,00 6,38 T 12,77 4,26 0,00 2,13 19,15 Tg 17,02 4,26 0,00 0,00 21,28 S 4,26 0,00 2,13 0,00 6,38 BD 8,51 6,38 6,38 0,00 21,28 B 4,26 4,26 6,38 0,00 14,89 BL 4,26 0,00 0,00 0,00 4,26 Jumlah 63,83 19,15 14,89 2,13 100 Selanjutnya dari tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk mawar gelombang waverose, seperti terlihat pada gambar berikut ini : 84 Gambar 5.9 Mawar Gelombang Wave Rose Maksimum 85

5.2.3.6 Gelombang Ekstrem

Untuk keperluan merencanakan bangunan di pantai diperlukan kondisi gelombang ekstrem. Kondisi gelombang ekstrem ini tidak selalu dapat teramati dalam satu periode observasi lapangan, karena biasanya gelombang ekstrem terjadi pada kondisi angin badai swell wave ataupun angin lokal wind wave. Data gelombang untuk jangka panjang diperoleh dari hasil studi mengenai gelombang ekstreem di samudera Hindia yaitu pada lokasi 8 42,5’ LS dan 109 23’ BT yaitu sekitar 110 km di sebelah selatan PPS Cilacap. Hasil studi gelombang ekstrem di Samudera Hindia tersebut disampaikan pada Tabel berikut : Tabel 5.14 Gelombang Ekstrem di Samudera Hindia Subcedance Probability Wind Waves karena angin local Swell wave karena angin badai Hs m Tz dt Arah deg Hs m Tz dt Arah deg Maksimum 3 7,1 346 3,4 15,9 271 99 2,1 5,7 301 2,8 14,1 255 90 1,4 4,6 266 2,1 11,9 244 50 0,6 2,9 133 1,4 8,8 216 10 0,3 0,1 99 0,9 6,9 185 Minimum Zero 2,9 2,9 2,9 0,1 0,1 0,1 Missing data 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 South Java Flood Control Sector Project, 1999 Dari hasil studi tersebut dapat dilihat bahwa hanya sekitar 10 gelombang yang melebihi tinggi 1,40 m pada kondisi wind waves. Pada kondisi swell waves, 10 gelombang melebihi tinggi 2,10 m. Selanjutnya, dalam perhitungan gelombang rencana digunakan kondisi swell waves. Dalam perencanaan biasanya digunakan H33 sebagai gelombang rencana. Namun mengingat bahwa struktur bangunan pantai di PPSC berhubungan dengan laut lepas, maka dalam perencanaan digunakan gelombang rencana dengan kala ulang 50 tahun.

5.2.3.7 Statistik Gelombang