Laporan Praktek Kerja Lapangan Bagian Humas Di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung

(1)

1.1 Sejarah Perusahaan

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet Van Den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamloze venootscahp Nederland Indische Spoorweg Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (25 KM) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu 10 Agustus 1867.

Kolonel Jhr. Van Der Wijk adalah seorang militer Belanda yang mana beliau adalah orang pertama yang menggagaskan pembangunan jaringan jalan kereta api pertama pada tanggal 15 Agustus 1840, tujuannya agar dapat mengangkut hasil bumi serta bermanfaat bagi kepentingan pertahanan pada waktu itu.

Selain di Jawa, pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di Sumatera Selatan (1914), Sumatera Barat (1891), Sumatera Utara (1886), Aceh (1874), bahkan tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47 km antara Makassar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujung pandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan kereta api Pontianak-Sambas (220 km) sudah


(2)

diselesaikan. Demikian juga pulau Bali dan Lombok juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan kereta api.

Keberhasilan swasta NV. NISM membangun jalan kerta api antara Kemijen-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang-Surakarta (110 KM), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan kereta api di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang rel anatara 1864-1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada thun 1900 menjadi 3.338 km.

Pemerintah Belanda kemudian merasa penting untuk dibangun jaringan rel kereta api pada banyak tempat, sedangkan NISM setelah itu mengalami kesulitan keuangan yang sangat dahsyat, maka pemerintah Belanda akhirnya memutuskan untuk mengambil alih pembangunan jaringan rel kereta api. Selanjutnya pemerintah Belanda membuka jalur antara Jakarta-Bandung, Sidoarjo-Madiun-Surakarta, Kertosono-Blitar, Madiun-Surakarta, serta Yogyakarta-Cilacap. Akhirnya hampir pada setiap daerah terutama di daerah dekat pantai di seluruh Jawa telah dapat memanfaatkan sarana transportasi berupa kereta api, bahkan sampai dataran Sumatera dan Sulawesi. Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan kereta api di Indonesia mencapai 6.881 km, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km,


(3)

Kesuksesan pembangunan dan pemanfaatan jaringan transportasi kereta api yang dirasakan pemerintah kolonial Belanda maupun pihak-pihak swasta terpaksa berakhir setelah Jepang masuk ke Indonesia. Setelah pemerintahan Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tahun 1942, sejak saat itulah sarana-sarana yang telah dibangun oleh pemerintah Belanda juga dikuasi oleh Jepang termasuk sarana dan jaringan rel kereta api. Jenis rel kereta api di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm di Aceh dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang di bongkar semasa pendudukan Jepang (1942-1943) sepanjang 437 km. Sedangkan jalan kereta api yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah-Cikara dan 220 km antara Muaro-Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunana selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro-Pekanbaru.

Jepang mempekerjakan orang-orang pribumi pada dinas kereta api bahkan ada yang menduduki jabatan tingkat menengah. Selain mengadakan penerimaan pegawai secara besar-besaran pada tahun 1942-1943, pemerintah Jepang juga menyelengarakan sekolah tinggi perkeretaapian dengan nama “Kyo Syu Syo” yang bertempat di Bandung.

Berkat sekolah perkeretaapian tersebut, orang-orang Indonesia kemudian banyak menguasasi berbagai hal yang berhubungan dengan kereta api. Bahkan,


(4)

menjelang berakhirnya kekuasaan pemerintah Jepan, pegawai kereta api yang merupakan orang-orang Indonesia berjumlah kurang lebih 80.000 orang yang mayoritas sebagi pegawai rendah. Memasuki tahun 1945 barulah beberapa pegawai diangkat sebagai wakil jabatan tertentu mendampingi orang Jepang.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadipada tanggal 28 September 1945, pembacaan sikap oleh Ismangil dan sejumlah AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1948 kekuasaan perkerataapiaan berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi ikut campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi titetapkannya 28 Spetember 1945 sebagai hari Kereta Api Indonesia, serta dibentuknya “Djawatan Kereta Api Republik Indonesia” (DKARI).

Meskipun DKARI telah terbentuk, namun tidak semua perusahaan kereta api menyatu. Sedikitnya ada 11 perusahaan kereta apai swasta di Jawa dan satu swasta (Deli Spoorweg Maatschapij) di Sumatera Utara yang masih terpisah dengan DKARI. Lima tahun kemudian, berdasarkan Pengumuman Menteri Perhubungan, Tenaga, dan Pekerjaan Umum No. 2 Tanggal 6 Januari 1950, ditetapkan bahwa 1


(5)

Dalam rangka pembenahan badan usaha, pemerintah mengeluarkan UU No. 19 Tahun 1960, yang menetapkan usaha BUMN. Atas dasar UU ini, dengan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1963, tanggal 25 Mei 1963 di bentuk “Perusahaan Negara Kereta Api” (PNKA), sehingga Djawatan Kereta Api di lebur kedalamnya. Sejak itu, semua perusahaan kereta api di Indonesia terkena “integrasi” ke dalam satu wadah PNKA, termasuk kereta api di Sumatera Utara yang sebelumnya dikelola oleh DSM.

Masih dalam rangka pembenahan BUMN, pemerintah mengeluarkan UU No. 9 Tahun 1969 tanggal 1 Agustus 1969, yang menetapkan jenis BUMN menjadi tiga, yaitu Perseroan, Perusahaan Umum, dan Perusahaan Jawatan. Sejalan dengan UU yang dimaksud berdasarkan Peraturan Pemerintahan No. 61 Tahun 1971 tanggal 15 September 1971, bentuk perusahaan PNKA mengalami perubahan menjadi “Perusahaan Jawatan Kereta Api”( PJKA).

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintahan No.57 Tahun 1990, pada tanggal 2 Januari 1991, PJKA menagalami perubahan menjadi Perusahaan Umum Kereta Api disingkat Perumka. Sejalan dengan perubahan status ini, kinerja perkeretaapian di Indonesia kian membaik. Kalau pada tahun 1990 PJKA rugi sebanyak Rp. 32,716 Milyar. Tahun kedua turun menjadi Rp. 2,536 Milyar, tahun ke tiga Rp. 1,098 Milyar dan untuk pertama kalinya dalam sejarah perkeretaapian Indonesia meraih laba sebesar Rp. 13 juta pada tahun 1993.

Berikutnya, dalam rangka “Loan Agreement” no. 4106-IND tanggal 15 Januari 1997 berupa bantuan proyek dari Bank Dunia, yang kemudian lebih dikenal


(6)

dengan Proyek Efisiensi perkeretaapian atau “Railway Efficiency Project” (REP), diarahkan pada peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan yang ditempuh melalui delapan kebijakan, yaitu :

a. Memperjelas peranan antara pemilik (owner), pengaturan (regulator), dan pengelola (operator);

b. Melakukan restrukturisasi Perumka, termasuk merubah status Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas;

c. Kebijakan pentarifan dengan pemberian kompensasi dari pemerintah kepada Perumka atas penyediaan KA non komersial, yaitu tarifnya ditetapkan oleh pemerintah;

d. Rencana jangka panjang dituangkan dalam Perencanaan Perusahaan (Corpoorate Planning), yang dijabarkan ke dalam rencana kerja anggaran perusahaan secara tahunan;

e. Penggunaan peraturan dan prosedur dalam setiap kegiatan; f. Pengingkatan peran serta sektor swasta;

g. Peningkatan SDM

Sejalan dengan maksud REP tersebut, dengan Peraturan Pemerintahan No.19 Tahun 1998, pada tanggal 3 Februari 1998, pemerintah menetapkan pengalihan bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Kereta Api menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).


(7)

Tabel 1.1

Kronologis Bentuk Perusahaan

PERIODE STATUS DASAR HUKUM

1864 Pembangunan jalan KA sepanjang 26 km antara Kemijen-Tanggung oleh Hindia-Belanda

1864 – 1945 Staatspoor Wegen (SS)

Verenigde Spoorwegbedrijf (VS) Deli Spoorweg Maatschapij (DSM)

IBW 1945 – 1950

1950 – 1963

Djawatan Kereta Api (DKA)

Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI)

1963 – 1971 Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) PP No. 9 Tahun 1969 1971 – 1991 Perusahaan Jawatan Kereta Api ( PJKA) PP No. 61 Tahun 1971 1991 – 1998 Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) PP No.57 Tahun 1990

1998 – sekarang PT. Kereta Api (Persero)

PP No. 19 Tahun 1998 Kepres 39 Tahun 1999 Akta Notaris Imas Fatimah No. 2 Tahun 1999


(8)

1.1.1 Visi, Misi, dan Tujuan PT. Kereta Api (Persero) A. Visi PT. Kereta Api (Persero)

Visi PT. Kereta Api (Persero) seperti yang terkutip dalam arsip company profil Daop 2 Bandung tahun 2009 adalah Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

B. Misi PT. Kereta Api (Persero)

Misi PT. Kereta Api (Persero) seperti yang terkutip dalam arsip company profil Daop 2 Bandung tahun 2009 adalah Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya,melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : Keselamatan yakni dengan mengantarkan para penumpangnya agar selamat sampai tujuan, Ketepatan waktu menjadi upaya pada perusahaan perkereta apian di Indonesia, memberikan Pelayanan yang terbaik bagi para penumpangnya, sehingga menjadikan Kenyamanan pada setiap pengguna jasa perkereta apian.

C. Tujuan PT. Kereta Api (Persero)


(9)

pasar dalam negeri ataupun internasional di bidang perkeretaapian yang meliputi usaha pengangkutan orang dan barang dengan kereta api, kegiatan perawatan prasarana perkeretaapian, pengusahaan prasarana perkeretaapian, pengusahaan usaha penunjang prasarana dan sarana kereta api dan kemanfaatan umum dengan menetapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

1.1.2 Budaya PT.Kereta Api (Persero)

Budaya perusahaan merupakan pola sikap, keyakinan asumsi dan harapan yang dimiliki bersama dan dipegang secara mendalam untuk membentuk cara bagaimana karyawan/karyawati bertindak dan berinterakasi agar sasaran perusahaan tercapai, budaya perusahaan yaitu RELA. RELA berarti ikhlas bekerja, berjuang, berkorban dan ikhlas belajar untuk kemajuan perusahaan.

1 R = Ramah

Senantiasa memelihara suasana/menunjukkan sikap ramah tamah dalam melayani semua pelanggan dan dalam bekerja sama dengan mitra kerja eksternal maupun internal.

2 E = Efisien

Senantiasa mengupayakan dan mengingkatkan efektivitas dan efisien kerja/usaha serta kemampuan mendayagunakan biaya, waktu dan/ataupun berbagai sumber daya lain secara tepat guna dan hemat dengan menjamin mutu hasil kerja yang lebih baik.


(10)

3 L = Lancar

Senantiasa memelihara/menjamin kelancaran pelayanan bagi semua pelanggan, ekstern maupun intern, berikut pelaksanaan pekerjaan pendukungnya, untuk dapat memberikan pelayanan yang tepat waktu.

4 A = Aman

Senantiasa memelihara dan berupaya meningkatkan jaminan keamanan/keselamatan pengguna jasa dan/atau bara bawaan ataupun kiriman serta awak/pekerja berikut aset yang diopersikannya dan juga lingkungan sekitarnya.

Budaya perusahaan juga dipandang sebagai komponen kunci keberhasilan dari pencapaian misi, arah usaha, strategi efektivitas perusahaan.

Pengembangan perusahaan diarahkan untuk meningkatkan kinerja financial masing-masing bagian dengan menekankan pada usaha inti (core bussiness), yaitu jasa angkutan penumpang dan barang, usaha yang dilakukan untuk menjadikan kereta api sebagai pilihan utama jasa transportasi dengan cara meningkatkan efektivitas dan efisien perusahaan serta investasi yang selektif untuk mencapai tingkat


(11)

Sesuai dengan tujuan PT. Kereta Api (Persero) terus menerus berupaya secara bertahap meningkatkan kinerja pelayanan dan keuangannya yang akan dicapai dengan berbagi startegi pertumbuhan, antara lain peningkatan produktivitas, efektivitas, dan efisien serta investasi yang selektif.

1.1.3 Logo dan Arti Lambang PT. Kereta Api (Persero) 1. Logo PT. Kereta Api (Persero)

Adapun logo dari PT. Kereta Api (Persero), yakni sebagai berikut : Gambar 1.1

Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Sumber : Arsip Humas PT. KAI (Persero)

2. Arti Lambang Perusahaan

a) Makna Karakter Logo/Lambang

Gambar lambang menyiratkan sifat tegas, pasti, tajam, gerak horizontal, juga bolak-balik. Dua garis lurus dengan lengkung meruncing, dengan arah berlawanan, selain menggambarkan arah


(12)

bolak-balik perjalanan kereta api, juga melambangkan interaksi pelayanan (memberi dan menerima).

b) Gaya Gambar

Lugas, langsung, tajam, teknis, selaras dengan staf teknis kereta api. Ujung garis tajam tetapi melengkung untuk menyiratkan arah/kecepatan (aerodinamis), tetapi cenderung tumpul, agak melengkung, tidak terlampau tajam, agar memberi kesan aman (sesuatu bentuk yang terlampau runcing memberikan kesan ancaman, rasa sakit, dan agresivitas, asosiatif kepada senjata tajam, duri, dan semacamnya).

c) Sifat Gambar

Sifat gambar lebih lugas, obyektif, rasional, karena bentuk geometrisnya yang dominan yang lebih bersifat maskulin kesan sangat modern, teknis, jelas terlihat.

1.2 Sejarah Divisi Humas Daop 2 Bandung

Bagian atau Divisi Humas PT.Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung Berdiri pada tanggal 1 April 1997. Bagian Hubungan Masyarakat Daerah/Humasda dipimpin oleh seorang Kepala Humas (Kahumasda) yang dalam pelaksanaannya bertanggung


(13)

mempunyai tugas pokok yakni melaksanakan hubungan masyarakat, penyuluhan di lingkungan perusahaan (internal) dan dengan media massa di luar perusahaan (eksternal).

Jumlah pegawai yang terdapat di Humasda PT.Kereta Api Daerah Operasi II Bandung terdiri dari 3 orang, 1 orang sebagai Kepala Humasda (Kahumasda), Dan 2 orang sebagai staff yang membantu Kahumasda.

1.3 Struktur Perusahaan

Untuk memberikan arahan yang terstruktur dalam perusahaan, maka Humas PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung membentuk struktur di dalamnya, yakni sebagai berikut :


(14)

Tabel 1.2

STRUKTUR PERUSAHAAN

PT. KERETA API (PERSERO) DAERAH OPERASI 2 BANDUNG

Berdasarkan gambar 1.2 di atas, dapat diketahui bahwa struktur organisasi PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung dipimpin oleh seorang Kepala Daerah

Sumber : Job Descriptions PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung 2009


(15)

istilah Kadaop dan Humasda di pimpin oleh Kepala Humasda (KA Humasda) yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah Operasi 2 Bandung.

1.4 Job Deskripsi

Dibawah ini adalah Job Description dari struktur Organisasi PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung :

1.4.1 Kepala Daerah Operasi 2 Bandung

Kadaop memiliki kedudukan paling tinggi dalam PT.Kereta Api Daop 2 Bandung dan memiliki fungsi sebagai pemimpin pengoperasian serta bertugas melakukan manajemen di wilayah Daop 2 Bandung Menyelenggarakan pengusahaan angkutan kereta api serta merumuskan dan menyusun program pembinaan dan pengendalian pelaksanaan angkutan penumpang dan atau barang di wilayah daeraah operasi 2 bandung.

1.4.2 Seksi Sumber Daya Manusia Dan Umum

Menyusun program pengelolaan dan evaluasi sumber daya manusia (SDM) melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan dan umum, memberikan pertimbangan dan bantuan hukum, melaksanakan pembinaan hygiene perusahaan, kesehatan lingkungan kerja, keselamatan kerja dan kesehatan SDM (Sumber Daya Manusia), serta melaksanakan pembinaan dan evaluasi kinerja unit pelayanan kesehatan (UPK) di wilayah daerah operasi 2 bandung. untuk


(16)

melaksanakan tugas tersebut, seksi sumber daya manusia dan umum mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pengelolaan dan evaluasi kinerja SDM b. Pelaksanaan administrasi kerumahtanggaan dan umum. c. Pelaksanaan pertimbangan dan bantuan hukum.

d. Pelaksanaan penelitian, pengujian dan pembinaan hygiene perusahaan, kesehatan lingkungan kerja dan keselamatan kerja serta melaksanakan pembinaan dan pengujian kesehatan SDM.

e. Pembinaan dan pelayanan kesehatan.

Seksi sumber daya manusia dan umum daerah operasi 2 bandung terdiri dari :

1) Sub Seksi Sumber Daya Manusia (SDM)

Sub Seksi Sumber Daya Manusia (SDM) bertugas melaksanakan perencanaan kebutuhan SDM, admnistrasi dan sistem informasi SDM, serta melaksanakan pengendalian, pembinaan, pelatihan, sertifikat dan evaluasi kinerja SDM. 2) Sub Seksi Kerumahtanggaan dan Umum


(17)

pelaksanaan transportasi (pool mobil) dan akomodasi perkantoran, pengurusan wisma/mess serta pengarsipan surat-menyurat dan peraturan-peraturan perkeretaapian. 3) Sub Seksi Hukum

Sub Seksi Hukum bertugas melaksanakan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum di dalam dan di luar pengendalian serta menjadi sumber informasi hukum dan peraturan bagi pegawai.

4) Sub Seksi Hygiene Perusahaan, Kesehatan lingkungan Kerja (HIPERKES) dan keselamatan kerja.

Sub seksi Hygiene Perusahaan, Kesehatan Lingkungan Kerja (HIPERKES) Dan keselamatan kerja bertugas melaksanakan penelitian, pengujian dan pembinaan hygiene perusahaan dan kesehatan (HIPERKES), ergonomic dan psikologi kerja, melaksanakan pengujian kesehatan SDM, melaksanakan pelatihan dan pembinaan keselamatan kerja, perlindungan kerja dan pencegahan dan pencegahan kecelakaan kerja dari berbagai peralatan kerja dan bahan kerja yang berbahaya, serta menyediakan bahan dan alat keselamatan kerja.

5) Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)

Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) bertugas melaksanakan pemberian pelayanan kesehatan kepada pegawai dan


(18)

keluarga yang masih menjadi tanggungannya, khusus pada UPK Bandung memberikan tambahan pelayanan kesehatan gigi.

1.4.3 Seksi Keuangan

Seksi Keuangan bertugas melaksanakan pendayagunaan dan pengadminisrasian keuangan, mengkordinasikan penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan Daerah Operasi dan Laporan Keuangan, serta membina pelaksanaan akuntansi. untuk melaksanakan tugas tersebut, seksi keungan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dan pengesahan pembayaran

b. Pelaksanaan administrasi anggaran dan akuntansi. Seksi Keuangan Daerah Operasi 2 Bandung terdiri dari :

1) Sub Seksi Administrasi Keuangan

Sub Seksi Administrasi Keuangan bertugas melaksanakan pengelolaan administrasi keungan, pengesahan pembayaran gaji pegawai dan non pegawai, pengesahan pembayaran pada pihak ketiga, serta penyelesaian dokumentasi analisa dan tata usaha keuangan.


(19)

Operasi melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan rencana kerja serta pelaksanaan anggaran, akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Daerah Operasi.

1.4.4 Pemeriksaan Kas Daerah

Pemeriksaan Kas Daerah bertugas melaksanakan pengaturan jadwal dan mekanisme kerja para pemeriksa kas, memimpin pemeriksaan kas stasiun/perbendaharaan kas stasiun/perhentian, kas terminal peti kemas, kas restorka dan kas besar, serta memimpin dan melaksanakan pemeriksaan diatas kereta api untuk melaksanakan tugas tersebut, pemeriksaan kas daerah mempunyai fungsi :

a. Penyusunan jadwal dan mekanisme kerja pemeriksaan kas stasiun/perbendaharaan kas stasiun/perhentian, kas terminal peti kemas, kas restorka dan kas besar, pemeriksaan diatas kereta api dan melaksanakan penatausahaan pemeriksaan kebenaran setoran pendapatan ke Bank Koordinator Daerah. b. Pelaksanan pemeriksaan kas stasiun/perbendaharaan kas

stasiun/perhentian, kas terminal peti kemas, kas restorka, kas besar dan pemeriksaan diatas kereta api, pemeriksaan ke Bank Koordinator Daerah serta membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sesuai dengan wilayah kerjanya.


(20)

Pemeriksaan Kas Daerah Operasi 2 Bandung terdiri dari : 1) Urusan Tata Usaha

Urusan Tata Usaha bertugas melaksanakan penyusunan jadwal dan mekanisme kerja pemeriksaan kas, memimpin pemeriksaan kas stasiun/perbendaharan kas stasiun/perhentian, kas terminal peti kemas, kas restorka, pemeriksaan diatas kereta api.

2) Pemeriksaan Kas Stasiun

Pemeriksaan Kas stasiun bertugas melaksanakan pemeriksaan kas stasiun/perbendaharaan, kas stasiun/perhentian, kas terminal peti kemas, kas restorka, kas besar dan melaksanakan pemeriksaan diatas kereta api, pemeriksaan kebenaran setoran pendapatan ke BKD, serta menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sesuai jadwal/rencana yang telah ditetapkan PKD.

1.4.5 Hubungan Masyarakat Daerah (HUMASDA)

Hubungan masyarakat daerah bertugas melaksanakan hubungan masyarakat, penyuluhan di lingkungan perusahaan (Internal) dan


(21)

1. Tugas Pokok

a. Membentuk opini publik dengan mengantisipasi pemberitaan-pemberitaan yang beredar dan berkembang di masyarakat.

b. Mengadakan siaran pers dan konferensi pers ketika ada kebijakan baru maupun pemberitaan tentang perkeretaapian.

2. Tugas Harian

a. Menerima keluhan, kritik dan saran dari pengguna jasa kereta api serta mengevaluasi keluhan-keluhan setiap 3 bulan sekali.

b. Melayani wartawan dari media cetak maupun media elektronik dari pelanggan yang memerlukan informasi tentang kereta api.

c. Mengkliping artikel tentang kereta api dari dalam maupun luar yang ada surat kabar dan juga mengetahui pendapat pengguna jasa kereta api yang tujuannya untuk perbaikan.


(22)

Masing-masing bagian dalam divisi humas memiliki gambaran tugas sebagai berikut :

A. Kepala Humas

Tugas utama kepala humas adalah merencanakan, mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan humas dalam hubungannya dengan pihak internal maupun eksternal. Hal itu meliputi :

1. Membantu direksi dalam merumuskan kebijakan terutama dalam perumusan kebijakan di bidang kehumasan.

2. Memimpin dan mengkordinasikan kegiatan humas sehingga humas mampu berfungsi sebagai ujung tombak perusahaan dan mampu menjadi alat manajemen dalam citra perusahaan

3. Menentukan garis besar rencana kerja humas

4. Menyampaikan pesan-pesan penerangan dari perusahaan kepada publik baik internal maupun eksternal.


(23)

B. Staff Humas

1. Merencanakan, mengkordinasikan dan

mengendalikan program-program komunikasi dengan publik internal yaitu karyawan dan pemegang saham. 2. Mendistribusikan tabloid pembinaan internal

“KONTAK” yang diterbitkan oleh bagian humas pusat PT.Kereta Api (Persero) secara berkala dan terencana. Tujuannya adalah untuk menyampaikan kebijakan-kebijakan direksi perusahaan kepada seluruh jajaran perusahaan, memberikan bimbingan dan penegetahuan baru bagi seluruh karyawan dan menggalang persatuan dan kesatuan diantara sesama karyawan.

3. Memantau, menghimpun dan menganalisis informasi yang beredar di masyarakat.

1.4.6 Seksi Jalan Rel dan Jembatan

Seksi jalan rel dan jembatan bertugas merumuskan, menyusun dan melaksanakan program pemeliharaan jalan rel, sepur simpang dan jembatan serta mengevaluasi kinerja pemeliharaan jalan rel, sepur simpang dan jembatan di wilayah daerah operasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, seksi jalan rel dan jembatan mempunyai fungsi :


(24)

a. Pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan mutu pekerjaan teknis jalan rel dan jembatan seluruh wilayah Daerah Operasi 2 Bandung.

b. Penyusunan program anggaran dan evaluasi kinerja jalan rel dan sepur simpang dan jembatan.

c. Penyusunan perencanaan teknik pemeliharaan jalan rel dan sepur simpang.

d. Penyusunan perencanaan teknik pemeliharaan jembatan.

e. Pelaksanaan pemeliharaan dan menjamin kerusakan jalan rel dan sepur simpang.

f. Pelaksanaan pemeliharaan dan menjamin kerusakan jembatan. .

1.4.7 Seksi Operasi Dan Pemasaran

Seksi Operasi Dan Pemasaran bertugas melaksanakan pembinaan, pengendalian, pelaksanaan dan evaluasi kinerja operasi dan pemasaran angkutan penumpang, angkutan barang dan jasa terminal peti kemas. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Seksi Operasi Dan Pemasaran mempunyai fungsi :


(25)

Telekomunikasi/Telegram dan Pengendalian Operasi Kereta Api pada wilayah Daerah Operasi 2 Bandung.

b. Pemantauan dan Pengelolaan kereta dan gerbong yang siap operasi, merumuskan pemamfaatan dan pembagian kereta dan gerbong, pengaturan dan evaluasi kinerja pelaksanaan program perjalanan kereta api serta melaksanakan tata usaha telekomunikasi/telegram maklumat (TFM).

c. Penyusunan program dan evaluasi kinerja pemasaran angkutan penumpang.

d. Penyusunan program dan evaluasi kinerja pemasaran angkutan barang.

e. Pemantauan dan pengendalian keamanan dan ketertiban operasi (diatas kereta api dan di stasiun) dan dilingkungan Daerah Operasi.

f. Pelaksanaan pengendalian operasi kereta api secara terpusat dan terpadu di Daerah Operasi.

g. Pelayanan operasi sarana telekomunikasi dan pemberian informasi/telegram.

h. Pelaksanaan kegiatan angkutan penumpang dan atau barang serta menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran kegiatan angkutan kereta api.


(26)

1.4.8 Seksi Sinyal, Telekomunikasi Dan Listrik

Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik bertugas merumuskan, menyusun dan melaksanakan program serta mengevaluasi pemeliharan sinyal, telekomunikasi dan listrik umum. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik mempunyai fungsi : a. Pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan mutu pekerjaan teknis sinyal,telekomunikasi dan di seluruh wilayah Daerah Operasi.

b. Penyusunan program anggaran dan evaluasi kinerja pemeliharan sinyal, telekomunikasi dan listrik.

c. Penyusunan program pemeliharaan sinyal.

d. Penyusunan program pemeliharaan telekomunikasi dan listrik umum.

e. Pelaksanaan pemeliharaan dan menjamin kerusakan peralatan sinyal

f. Pelaksanaan pemeliharaan dan menjamin kerusakan peralatan telekomunikasi.

g. Pelaksanaan pemeliharaan dan menjamin kerusakan instalasi listrik.


(27)

1.4.9 Terminal Peti Kemas (TPK) Gedebage

Terminal Peti Kemas (TPK) Gedebage-Bandung bertugas melaksanakan pengelolaan, pengoperasiaan, pengendalian dan pemasaran Terminal Peti Kemas untuk memperlancar arus barang impor/ekspor dan domestic (interinsuler). Untuk melaksanakan tugas tersebut, Terminal Peti Kemas (TPK) Gedebage-Bandung mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), Kerumahtanggaan/umum, keuangan, keamanan dan ketertiban. b. Pengaturan dan pengawasan pelaksanaan bongkar/muat,

penimbunan peti kemas/barang di Container Yard dan penyerahan peti kemas.

c. Pelaksanaan pemeliharaan/perawatan alat bongkar/muat, alat pengangkut, lapangan penimbunan peti kemas, peti kemas serta peralatannya.

d. Pengawasan administrasi impor/ekspor dan domestic ke tempat tujuan, pelaksanaan bongkar/muat, penimbunan dan penyerahan barang.

e. Pengelolaan/pengaturan dan pemasaran jasa Terminal Peti Kemas.


(28)

f. Penerimaan dan penerusan angkutan peti kemas dari Terminal Peti Kemas Gedebage-Bandung (TPKB) ke Tanjung Priok dan sebaliknya.

g. Penerimaan, penyimpan dan pengeluaran keuangan serta melaksanakan proses akuntansi yang berlaku di PT. Kereta Api (Persero).

1.5 Sarana dan Prasarana Divisi Humas PT. Kereta Api Daop 2 Bandung Letak kantor Humas PT. Kereta Api Daop 2 Bandung berada tepat di depan pintu masuk, yang mana tugasnya melayani siapa saja yang membutuhkan informasi, oleh kerena itu letak ruangan divisi Humas PT. Kereta Api terletak di depan Kantor Daop2 Bandung. Di dalam ruangan Divisi Humas Daop2 Bandung terdapat beberapa sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam melakukan aktifitas kerja setiap harinya yang terdiri dari, 6 buah Meja Kerja, 9 buah Kursi Kerja, 2 buah Lemari, 2 unit Komputer, 1 unit Printer, 2 saluran Telepon, 1 set Kursi Sofa, 1 unit Televisi, 1 unit Handycam dan Camera Digital dan 1 buah Dispenser. membentuk Tabel Sebagai Berikut :


(29)

Tabel 1.3

Sarana Dan Prasarana

Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Daop 2 Bandung

NO. SARANA PRASARANA

1 Meja Kerja 6 Buah

2 Kursi Kerja 9 Buah

3 Lemari 2 Buah

4 Komputer 2 Unit

5 Printer 1 Unit

6 Telepon 2 Saluran

7 Kursi Sofa 1 Set

8 Handicam & Camera Digital 1 Unit

9 Dispenser 1 Buah

10 Televisi 1 Unit

Sumber : Kantor Humasda PT.Kereta Api (Persero), 2010

1.6 Waktu dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1.6.1 Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan selama 1 bulan (30 hari) akan tetapi penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan melebihi dari perencanaan awal karena adanya halangan izin, di mulai pada tanggal 05 Juli 2010 s.d 12 Agustus 2010 di Divisi Humas


(30)

PT. Kereta Api (Persero) Kantor Daop 2 Bandung, setiap hari Senin s.d Jumat di mulai pukul 07.15 s.d 16.00 (Sesuai Dengan Jam Kerja).

1.6.2 Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di PT. Kereta Api (Persero) Kantor Daerah Operasi 2 Bandung yang berada di Jalan Stasiun Selatan No.25 Bandung 40181, Jawa barat, Indonesia Telp. (022) 4230150-4230147 ; Toka 32140.


(31)

2.1 Aktifitas Kegiatan Selama PKL

Selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Kereta Api (Persero) Kantor Daop 2 Bandung, kegiatan rutin yang dilakukan peneliti dalam waktu 1 bulan adalah memonitoring media yaitu aktifitas pencarian berita melalui media-media tetapi media yang dijadikan sebagai referensi bersumber dari media cetak yaitu Koran-koran yang terbit setiap hari, jika dalam media cetak tersebut terdapat pemberitaan tentang perkeretaapian maka dibuatlah sebuah kliping yaitu potongan-potongan berita yang bersumber dari media cetak (koran) yang disusun dalam format yang sudah ditentukan oleh Humasda, selama melakukan penelitian di kantor Humasda Daop 2 Bandung peneliti setiap harinya selalu menemukan pemberitaan tentang perkeretaapian baik nasional maupun perkeretaapian internasional adapun jenis berita yang disusun terdiri dari berita positif, netral dan berita yang cenderung mengarah negatif.

Selain itu, kegiatan yang pernah diikuti oleh penulis yaitu meliput dan ikut serta dalam jumpa pers, membuat layout tiket untuk voucher, mengikuti rapat sosialisasi remunerasi dan memotret kegiatan tersebut, meliput kegiatan pembekalan masinis, membuat berita foto, meliput dan memotret kegiatan ultah PIKKA (Persatuan Istri Karyawan Kereta Api).


(32)

2.1.1. Jadwal Kegiatan Selama PKL

Selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung penulis melakukan dua jenis kegiatan yaitu kegiatan yang bersifat rutin dan kegiatan yang bersifat insidentil yang terdapat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1

Kegiatan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

No Hari/Tanggal Kegiatan Sifat

Rutin Insidentil 1

Senin, 5 Juli 2010 1. Staff humas Mengenalkan penulis kepada Kahumas Daop 2 dan beberapa staf lain.

2. Mengajarkan beberapa hal tentang materi kehumasan yang dilakukan di Daop 2

3. Membaca Koran Dan Memfotokopi √ 4. Menidistribusikan Kliping Berita ke 4 Divisi:

Komersil, Pusdalopka,Operasi dan Customer Services.

2

Selasa, 6 Juli 2010

1. Mengikuti jumpa pers (Pers Konferens) yang dihadiri oleh beberapa media, hal yang dibahas mengenai ketercapaian Vice Presiden Daop 2 dan jajaran dalam membangun jembatan Ciganeang yang hancur karena longsor. Dan beberapa pembahasan lain yang menyangkut masalah perkeretaapian. Narasumber dari Konpress ini antara lain Vice Presiden Daop 2 Bpk Slamet Suseno P, Direktur Teknik Bpk


(33)

3

Rabu, 7 Juli 2010

1. Membuat beberapa layout design tiket voucher yang akan dibagikan kepada Komunitas Jurnalis Ekonomi Bandung (KJEB) sehubungan dengan kerjasama yang telah disepakati oleh humasda dengan KJEB.

2. Mendistribusikan hasil berita kliping ke 4 Divisi: Komersil, Operasi, Pusdalopka, dan Customer Services .

4

Kamis, 8 Juli 2010 1.Membuat Kliping Berita Mengenai PT Kereta Api, Mendistribusikan ke 4 Divisi: Komersil, OP, Pusdal, Customer Services .

2.Melakukan Review design-design yang akan dijadikan sebagai hadiah dalam bentuk voucher yang akan dibagikan kepada KJEB, terkait dengan jalinan kerjasama yang diajukan KJEB

5

Jumat, 09 Juli 2010 IZIN

6

Senin, 12 Juli 2010

1.Membaca Koran Dan Memfotokopi √ 2.Menidistribusikan Kliping Berita ke Divisi:

Komersil, Pusdalopka,Operasi dan Customer Services.

7 Selasa, 13 Juli 2010 1.Mengikuti rapat pensosialisasian tentang perubahan baru (Remunerasi) bagi semua karyawan PT.Kereta Api

2.Memotret kegiatan tersebut dan dijadikan arsip dokumen humas daop 2.

8

Rabu, 14 Juli 2010 1. Membuat Kliping Berita Mengenai PT Kereta Api, Fotokopi, Menganalisis dan Didistribusikan ke 7 Divisi : Sintel, SDM, Keuangan, Komersil, OP, Pusdal, dan Customer Services.


(34)

9

Kamis, 15 Juli 2010 1. Membuat Kliping Berita Mengenai PT Kereta Api, Fotokopi, Menganalisis dan Didistribusikan ke 5 Divisi : Vice President,Deputy Vice President, SPKA, Subsi Opnis, Jalan Jembatan, dan Sarana.

10

Jumat, 16 Juli 2010

1. Membaca Koran, memfotokopi, membuat kliping dan Menidistribusikan Kliping Berita ke Divisi: Komersil, Pusdalopka,Operasi dan Customer Services.

11

Senin, 19 Juli 2010

1. Meliput kegiatan pembekalan masinis seluruh daerah operasi.

2. Membuat berita foto √

12

Selasa, 20 Juli 2010

1. Membaca Koran, memfotokopi, membuat kliping dan Menidistribusikan Kliping Berita ke Divisi: Komersil, Pusdalopka,Operasi, Sarana, Pusdal dan Customer Services.

13

Rabu, 21 Juli 2010

1. Membaca Koran, memfotokopi, membuat kliping dan Menidistribusikan Kliping Berita ke Divisi: SPKA, Subsi Opnis, Jalan Jembatan, Sarana, Aset, Hukum, Pelelangan, Sintel, SDM, Keuangan, dan Komersil.

14

Kamis, 22 Juli 2010

1. Membaca Koran, memfotokopi, membuat kliping dan Menidistribusikan Kliping Berita ke Divisi: Subsi Opnis, Jalan Jembatan, Sarana, Aset, Hukum, Pelelangan, Sintel, SDM, Keuangan, Komersil, OP, Pusdal, Customer Services.


(35)

2. Memotret kegiatan tersebut dan hasil foto disimpan di arsip dokumen humas daop 2.

16

Senin, 26 Juli 2010

1. Membaca Koran, memfotokopi, membuat kliping dan Menidistribusikan Kliping Berita ke Divisi: Subsi Opnis, Jalan Jembatan, Sarana, Aset, Hukum, Pelelangan, Sintel, SDM, Keuangan, Komersil, OP, Pusdal, Customer Services.

17

Selasa, 27 Juli 2010

1. Membaca Koran, Membuat Kliping Berita Mengenai PT Kereta Api, Fotokopi, Menganalisis dan Didistribusikan ke Divisi : Vice President,Deputy Vice President, SPKA, Subsi dan Opnis.

18

Rabu, 28 Juli 2010

1.Membaca Koran, Membuat Kliping Berita Mengenai PT Kereta Api, Fotokopi, Menganalisis dan Didistribusikan ke 9 Divisi : Vice President,Deputy Vice President, SPKA, Subsi Opnis, Jalan Jembatan, Sarana, Aset, Hukum, Pelelangan.

19

Kamis, 29 Juli 2010

1. Membaca Koran, Membuat Kliping Berita Mengenai PT Kereta Api, Fotokopi, Menganalisis dan Didistribusikan ke Divisi : Vice President,Deputy Vice President, SPKA, Subsi Opnis, Pelelangan. OP, Pusdal, dan Customer Services.

20

Jumat, 30 Juli 2010


(36)

21

Senin, 2 Agustus 2010

1. Membaca Koran, memfotokopi, membuat kliping dan Menidistribusikan Kliping Berita ke Divisi: Subsi Opnis, Sarana, Aset, Hukum, Pelelangan, Sintel, SDM, Keuangan, Komersil, OP, dan Pusdal.

22

Selasa, 3 Agustus 2010

1. Membuat Kliping Berita PT Kereta Api. √ 2. Memasukkan Data ke Komputer Mengenai

Pemberitaan Kereta Api dari Surat Kabar.

23

Rabu, 4 Agustus 2010

1. Membaca Koran, memfotokopi, membuat kliping dan Menidistribusikan Kliping Berita ke Divisi: Subsi Opnis, Sarana, Pelelangan, Sintel, SDM, Keuangan, Komersil, dan OP.

24

Kamis, 5 Agustus 2010 IZIN 25

Senin, 9 Agustus 2010

1. Membuat Kliping Berita PT Kereta Api. √ 2. Memasukkan Data ke Komputer Mengenai

Pemberitaan Kereta Api dari Surat Kabar.

26

Selasa, 10 Agustus 2010

1 . Memasukkan Data ke Komputer Mengenai Pemberitaan Kereta Api dari Surat Kabar.

2. Membuat cover CD sebagai ucapan selamat bertugas kepada KADAOP 2 Bandung

27 Kamis, 12 Agustus 2010

1. Membaca Koran, memfotokopi, membuat kliping dan Menidistribusikan Kliping Berita ke Divisi: Sarana, Pelelangan, Sintel, SDM, Keuangan, dan Komersil.


(37)

2.1.1.1Deskripsi dan Contoh Kegiatan Rutin Selama PKL

Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Humas PT.Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung, aktifitas rutin yang dilakukan penulis yakni kegiatan yang dilakukan setiap hari pada saat bekerja dan dilakukan secara kontinyu atau berulang-berulang. Kerja rutin tersebut antara lain :

a. Media Monitoring

Membaca Koran menjadi aktifitas rutin yang dilakukan penulis, baik Koran lokal maupun nasional. Koran Yang di baca adalah Koran-koran yang di distribusikan langsung ke kantor Humasda, diantaranya : Kompas, Pikiran Rakyat, Seputar Indonesia, Bisnis Indonesia, Galamedia, Radar Bandunng, Tribun Jabar, Media Indonesia dan Republika.

b. Menggunting Berita

Pengguntingan berita penulis lakukan setelah membaca koran yang telah disediakan oleh pihak Humas, kemudian hasil guntingan dirapikan dan ditempel di kertas hvs. Adapun muatan berita yang digunting yaitu hal yang memuat tentang pemberitaan PT Kereta Api baik tingkat Daop, Pusat bahkan perkeretaapian di negara luar.


(38)

c. Kliping Berita

Setelah dilakukan media monitoring selanjutnya berita-berita dikumpulkan dan dibuat menjadi sebuah kliping, yaitu penempelan lembaran berita pada satu halaman kertas yang telah terformat dan disediakan oleh pihak humasda, sehingga dalam satu hari terdapat beberapa lembaran berita kliping yang tersusun secara rapi dan sistematis.

d. Pendistribusian Kliping Berita

Setelah proses fotocopy sebanyak 17 rangkap, kemudian penulis mendistribusikan hasil klipingan tersebut ke beberapa divisi/bagian diantaranya : Vice President, Deputy Vice President, SPKA, Subsi Opnis, Jalan Jembatan, Sarana, Aset, Hukum, Pelelangan, Sintel, SDM, Keuangan, Komersil, OP, Pusdal, Customer Services dan Humas. Dalam pendistribusian kliping berita ini, penulis bersama 7 rekan lainnya mendistribusikan hasil kliping berita ke bagian-bagian yang telah ditentukan.


(39)

2.1.1.2Deskripsi dan Contoh Kegiatan Insidental

Kegiatan Insidental yang dilakukan penulis yakni kegiatan yang dilakukan secara insiden atau belum direncanakan sebelumnya dan merupakan kegiatan yang tidak mesti dilakukan pada setiap harinya karena dilakukan tidak secara kontinyu dan tidak berulang-berulang. Kegiatan insidental tersebut antara lain :

a. Jumpa Pers

Kegiatan ini dilakukan sehubungan dengan kinerja yang telah berhasil dilakukan atas kinerja dari Daop2 Bandung dalam memperbaiki jembatan Ciganea Purwakarta yang tidak memakan waktu lama sebagaimana yang direncanakan sebelumnya dan tidak menghabiskan dana yang banyak pula, dari prestasi ini sehingga dianggap perlu untuk dilakukannya jumpa press dengan harapan masyarakat pengguna jasa kereta api khususnya tujuan Bandung – Jakarta bisa kembali menikmati perjalannya dengan menggunakan jasa kereta api tanpa harus merasa takut dan waktu yang lama. selain penjelasan tentang keberhasilan itu, Humas Daop2 juga memberi penjelasan dan hak jawab pada media perihal surat pengaduan yang dilontarkan oleh masyarakat. Dalam acara Jumpa Pers, dihadiri oleh beberapa wartawan dari media cetak baik lokal maupun nasional, Jumpa Pers ini


(40)

dilaksanakan pada Hari Selasa Tanggal 6 Juli 2010 bertempat di Ruang Rapat Daop 2 Bandung.

Gambar 2.1 Kegiatan Jumpa Perss

Di Ruang Rapat PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung

Sumber : Arsip Dokumen Humas PT.Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung 2010 (ket. dalam lingkaran merah :keikutsertaan peneliti dalam jumpa pers)


(41)

ekonomi bandung) dengan pihak Humasda Daop 2 Bandung, dengan kata lain pihak KJEB meminta pihak Daop2 Bandung mensponsori kegiatan yang akan dilakukannya. Karena pada dasarnya PT Kereta Api adalah kegiatan usaha dalam bidang jasa, maka kontribusi yang bisa diberikan dari pihak PT Kereta Api yaitu pemberian beberapa tiket voucher gratis, adapun route yang diberi yaitu pulang pergi Bandung – Surabaya dengan menggunakan fasilitas kereta eksekutif.

Gambar 2.2

Hasil Layout Tiket Voucher


(42)

c. Memotret Kegiatan – Kegiatan

Pada setiap kegiatan penulis selalu mendokumentasikannya yang mana hasil dokumentasi ini digunakan sebagai arsip kegiatan oleh Humasda Daop 2 Bandung, kegiatan – kegiatan tersebut diantaranya :

i. Sosialisasi Remunerasi

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk sosialisasi PT Kereta Api terkait perubahan system manajemen penggajian bagi seluruh karyawannya, sehingga diharapkan kedepannya seluruh karyawan PT Kereta Api semakin disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugasnya masing – masing. Pada kegiatan ini penulis melakukan pengambilan foto – foto untuk dijadikan dokumen di divisi Humasda

ii. Pembekalan Masinis Seluruh Daerah Operasi

Pada saat kegiatan ini dilakukan yang bertempat di Dipo Induk Pusat, peneliti melakukan kegiatan pemotretan dan dijadikan sebagai arsip dokumen PT Kereta Api Daop 2 Bandung, setelah itu peneliti membuat berita foto tentang kegiatan ini, berita foto ini kemudian akan dikirimkan ke


(43)

ataupun kegiatan CSR (Corporate sosial responcibility), sebagai bentuk wujud transparansi antara PT Kereta Api kepada masyarakat umumnya dan para pengguna layanan jasa kereta api khususnya.

iii. Ultah PIKKA (Persatuan Istri Karyawan dan Karyawati PT KAI)

Salah satu bentuk kegiatan yang bersinggungan dengan kehumasan yaitu melakukan “family gathering”, seperti halnya “PIKKA” itulah sebutan bagi para istri karyawan maupun karyawati yang berada di lingkungan keluarga besar PT Kereta Api, disaat peneliti melakukan PKL, semua istri karyawan maupun karyawati melakukan temu bersama sambil membicarakan hal – hal penting yang akan dilakukan untuk prospek jangka panjang, acara ulang tahun kali ini berlangsung seru dan menarik karena diselingi dengan beberapa aksi seru dari para ibu – ibu, dan juga acara kuis seputar perkeretaapian dan hal lainnya sehingga antusiasme dari semua istri-istri terlihat saat sorak ramai dan ricuhnya suasana, sehingga acara pun berlangsung cair dan mengarah pada kekeluargaan.


(44)

iv. Pelantikan Pejabat Baru

Kegiatan ini terkait dengan perubahan posisi kerja beberapa karyawan sebagai upaya maksimalisasi unit kerja dan sebagai reward terhadap karyawan- karyawan yang berprestasi sehingga menduduki jabatan yang lebih tinggi. Acara pelantikan ini dilaksanakan di ruang Aula Daop2 Bandung, dan peneliti memotret kegiatan tersebut dan dijadikan sebagai arsip dokumen Humasda daop 2 Bandung

2.2 Deskripsi Humas

Dalam bab ini penulis mencoba menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan teori kehumasan seperti kutipan Menurut Coulsin – Tomas (2002) mengatakan bahwa definisi humas adalah :

“Usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya”.

Teori tersebut menunjukkan bahwa Humas dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi, seperti halnya dengan kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh divisi Humas Daop 2 Bandung baik berupa kegiatan internal maupun kegiatan eksternalnya.


(45)

organisasi dalam hal ini Divisi Humas Daop 2 Bandung dan Perkeretaapian di Indonesia.

Tujuan Humas terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Tujuan Internal Humas yaitu agar terciptanya karyawan yang mempunyai kegairahan kerja, hal ini dapat dicapai dengan cara :

a. Pimpinan memperhatikan kepentingan para pegawai dari segi ekonomi, sosial, dan psikologis

b. Komunikasi oleh pimpinan terhadap bawahan (downward communications) dan komunikasi dari pegawai ke pimpinan (upward communications) serta komunikasi antar kolega adalah tugas PRO (Public Relations Officer) bersifat persuasive dan informatif, yaitu dengan cara tertulis, lisan dan conseling.

2. Tujuan Eksternal Humas yaitu untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang diuar badan /instansi hingga terbentuklah opini publik yang favourable terhadap badan itu. Bagi suatu perusahaan hubungan-hubungan publik diluar perusahaan itu merupakan suatu keharusan didalam usaha-usaha untuk : a. Memperluas langganan

b. Memperkenalkan produksi c. Mencari modal dan hubungan

d.Memperbaiki hubungan dengan serikat-serikat buruh, mencegah pemogokan, mempertahankan karyawan-karyawan yang cakap, efektif dan produktif


(46)

e. Memecahkan persoalan atau kesulitan yang sedang dihadapi

2.2.1Proses Komunikasi dalam Humas

Supaya tercapainya sebuah proses komunikasi yang efektif dalam kegiatan kehumasan maka dapat terbagi menjadi 4 tahap, diantaranya : a. Fact Finding

Fact Finding adalah mengumpulkan fakta-fakta atau data-data sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Jadi seorang PRO dalam sebuah perusahaan, sebelum dia melaksanakan tugas-tugasnya maka dia harus terlebih dahulu mengetahui tentang :

1. Apa saja yang diperlukan publik

2. Siapa saja yang termasuk dalam kategori publiknya 3. Bagaimana keadaan publik dipandang dari berbagai

segi

4. Mengapa publik bersikap masa bodoh, menentang dan sebagainya

b.Planning


(47)

1. Komunikator bisa seorang yang mewakili sebuah badan instansi atau berupa perorangan yang biasanya dikenal oleh masyarakat

2. Pesan yang disampaikan secara lisan atau tulisan 3. Media apa yang tepat untuk menyampaikan pesan 4. Kepada siapa pesan itu disampaikan ,bagaimana latar

belakang komunikannya, pengetahuan tentang masalah dan lain-lain.

c. Communicating

Setelah rencana disusun berdasarkan fakta-fakta dan data yang ada, maka seorang PRO mulai melakukan operasinya

d. Evaluation

Penilaian tentang suatu kegiatan untuk menilai apakah tujuannya sudah tercapai, evaluasi sangat penting dilakukan oleh seorang Humas karena sebuah kegiatan tidak mungkin hanya dilakukan satu kali saja akan tetapi beberapa kali bahkan akan menjadi agenda tahunan dalam sebuah perusahaan tersebut oleh karena itu sebagai bentuk perbaikan untuk kegiatan yang akan datang maka evaluasi adalah media komunikasi untuk memperbaiki semua itu.


(48)

2.2.2.Tujuan Humas

Tujuan utama dari Humas adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003). Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan Humas adalah sebagai berikut:

a. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.

b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.

c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations.

d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.

e. Mendukung bauran pemasaran.

2.2.3. Fungsi Humas

Humas merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat


(49)

benar terhadap organisasi/perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan fungsi humas yaitu:

1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.

2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.

3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.

4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

Dapat disimpulkan bahwa Humas lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang


(50)

lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Tetapi jika fungsi Humas yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi Humas adalah memelihara, mengembang tumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah (Black, 2002).

2.2.4. Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan yang penulis lakukan saat melaksanakan praktek kerja lapangan selama satu bulan lebih, banyak hal yang dirasakan dan menambah wawasan dalam hal keilmuan kehumasan, penulis juga mulai mengetahui praktek kerja kehumasan secara langsung dan penulis ikut merasa terlibat dalam melaksanakan praktek kerja yang ada di Humasda Daop2 Bandung. Penulis bertambah wawasan dalam keilmuan humas tidak hanya


(51)

a. Media Monitoring

Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap hari oleh Humasda Daop 2 Bandung, adapun Koran yang menjadi bahan bacaan yaitu koran lokal, nasional, dan internasional. Yang menjadi fokus utama saat kita membaca Koran yaitu mencari berita-berita atau segala informasi tentang perkerataapian, baik berupa berita positif seperti kepuasan konsumen pengguna kereta api, berita negatif seperti keluhan dari konsumen pengguna jasa kereta api ataupun berupa berita netral yakni hanya sekedar pemberitahuan saja.

Berita-berita tersebut selalu muncul setiap harinya, jadi setiap hari selalu ada berita tentang perkeretaaipan, hanya tidak selalu yang berkaitan dengan PT KAI saja tetapi perkeretaapian dari semua negara, hanya adanya perbedaan frekuensi banyak atau sedikitnya berita yang muncul pada setiap harinya.

b. Kliping Berita

Pembuatan Kliping menjadi kegiatan rutin juga yang dilakukan Humasda Daop 2 Bandung, kliping-kliping dikumpulkan setelah beberapa berita yang menyangkut perkeretaapian telah kita himpun dan kita gabungkan menjadi kliping harian, pembuatan kliping merupakan lanjutan dari berita yang telah di monitor, setelah


(52)

kliping-kliping selesai diperbanyak maka penulis melakukan pendistribusian terhadap beberapa divisi yang ada dalam lingkup Daop 2 Bandung. Adapun divisi-divisi tersebut adalah : Vice President, Deputy Vice President, SPKA (Serikat pekerja kereta api), Subsi Opnis, Jalan Jembatan, Sarana, Aset, Hukum, Pelelangan, Sintelis (security), SDM (Sumber Daya Manusia), Keuangan, Komersil, Operasional, Pusdal, Customer Services dan Humas.

c. Analisis Berita

Setelah kumpulan Berita telah berhasil dihimpun dan dijadikan sebuah kliping maka tindakan selanjutnya yaitu melakukan analisis singkat tentang berita-berita tersebut, sehingga nantinya bisa disimpulkan apakah berita tersebut bernilai positif, negatif, atau netral. Dengan adanya analisis berita bertujuan untuk mengantisipasi bila terdapat berita yang negatif maka akan di tindak lanjuti oleh pihak yang terkait dan sebagai wujud perbaikan terhadap kinerja PT Kereta Api.


(53)

teori bahwa dalam proses komunikasi dalam humas terdapat Fact Finding yaitu berupa fakta-fakta atau data-data yang nantinya akan membantu dalam proses kegiatan atau sebuah program yang akan dilakuka, dan media koran sebagai salah satu sumber dari data-data yang akan ditemukan oleh humas sebagai media pembantu dalam menemukan segala informasi.

Setelah data berhasil dikumpulkan dari Koran-koran yang sudah dibaca,digunting,dikliping dan didistribusikan kepada semua divisi terkait yang ada di lingkungan Daop 2 Bandung, maka banyak sekali rencana yang akan dilaksanakan karena telah mengetahui celah dan peluang atau tantangan yang akan dihadapi ketika sebuah kegiatan itu akan dilaksanakan, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan terlaksana atau tidaknya sebuah sebuah rencana (Planning) itu dilakukan nantiya.

Sebuah rencana kegiatan akan terlaksana dengan baik jika dipersiapkan secara matang dan melalui rangkaian komunikasi yang baik (Communicating), akan tetapi peranan humas dalam proses komunikasi tidak cukup hanya sampai keberhasilan dalam mencapai sebuah kegiatan, akan tetapi proses evaluasi (Evaluation) menjadi titik puncak dalam menutup atau menyudahi sebuah kegiatan hal ini bertujuan agar menjadi bahan pertimbangan dan bahan masukan dalam rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu berikutnya, karena sebuah komunikasi


(54)

yang efektif dan akan selalu teringat yaitu ketika dilakukan secara berkelanjutan (continue) sehingga akan menumbuhkan para konsumen yang loyal terhadap perusahannya dalam hal ini para pengguna jasa kereta api yang setia pada PT Kereta Api (Persero).


(55)

BAB III PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan selama satu bulan lebih, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Humas PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung belum state of being (SOB) artinya bagian ini belum berdiri sendiri, posisi humas hanya sebagai struktural yang berada dibawah kendali kepala Daop2 Bandung, karena humasda Daop2 Bandung belum mempunyai bagian khusus atau tidak mempunyai sub divisi lainnya seperti divisi humas internal ataupun humas eksternal, posisi humasda hanya dibantu oleh staff, sehingga dapat disimpulkan bahwa humasda belum SOB (melembaga).

2. Humasda Daop 2 Bandung mempunyai tugas membina hubungan yang baik dan memberikan informasi kepada publik internal (karyawan dan semua staff) dan publik eksternal (pengguna jasa kereta api, masyarakat, media, pers) dalam rangka menciptakan kepercayaan, dukungan, dan citra positif,


(56)

3. Peranan pers (media) sangatlah penting dalam hubungan kerjasama yang dilakukan dengan humasda, sebab kehadiran pers dapat mengubah citra positif dan sebagai media informasi terhadap masyarakat yang ingin mengetahui perkerataapian, keuntungan yang bisa didapat ketika mempunyai hubungan yang baik dengan pers maka hal-hal pemberitaan yang kurang berkenan seperti berita yang bersifat negatif bisa dirundingkan atau diklarifikasi terlebih dahulu, sehingga penulis berkesimpulan bahwa hubungan antara humasda dengan pers sangat dipengaruhi juga oleh faktor–faktor psikologis.

4. Tantangan yang dihadapi oleh Humasda daop 2 cukup banyak, salah satunya adalah ketika peneliti melakukan praktek kerja lapangan, menemukan wartawan “BODREK” atau seorang wartawan amplop yakni oknum wartawan yang meminta sejumlah imbalan (uang/tiket) dengan ancaman jika humasda tidak memberi permintaan tersebut maka dia akan memberitakan hal-hal yang negatif mengenai perkeretaapian.

Sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa oknum-oknum seperti ini terjadi, apalagi ketika bersentuhan dengan dunia kehumasan,


(57)

diberi imbalan. Sebagai seorang PRO cara menghadapi wartawan amplop adalah menolaknya secara tegas dan diselesaikan secara diplomatis, Sehingga diharapkan tidak akan adanya pihak-pihak yang merasa dikecewakan..

5. Sebagai Humasda maka harus mampu menuntaskan dan memecahkan permasalahan yang timbul atau yang sedang dihadapi perusahaan dengan upaya analisis dan evaluasi yang dilakukan melalui rapat direksi.

3.2 Saran – saran

3.2.1 Bagi Perusahaan

Berdasar hasil pembahasan dalam laporan praktek kerja lapangan ini, maka penulis memberikan saran-saran pada pihak perusahaan sebagai berikut :

1. Sebaiknya Humasda PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung lebih meningkatkan sarana dan prasarana dengan memfasilitasi setiap kinerja yang akan dilaksanakan, seperti penyediaan kamera video sebagai alat peliputan setiap kegiatan yang telah dilaksanakan dan juga penataan ruangan agar selalu tercipta nyaman, sehingga memudahkan staffnya bekerja dengan baik.


(58)

2. Agar para karyawan mempunyai jiwa memiliki terhadap perusahannya maka kegiatan family gathering bisa menjadi alternatif sebagai media pengakraban terhadap semua element staff dan karyawan yang berada pada lingkungan Daop 2 Bandung 3. Sebaiknya Humas PT.Kereta Api Daop 2 Bandung Lebih spesifik

dalam pemberian tugas kepada peserta Praktek Kerja Lapangan. Sehingga para mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan mempunyai tugas-tugasnya secara jelas.

3.2.2Saran Untuk Mahasiswa PKL

1. Mahasiswa PKL diharapkan bisa bersikap disiplin, datang dan pulang tepat waktu.

2. Jangan malu untuk bertanya, dan bisa lebih aktif bertanya sebab karyawan/staff juga adalah manusia terkadang lupa tidak memberitahu kepada peneliti (mahasiswa) seputar informasi tentang kinerja di humas PT. Kereta Api (Persero) Kantor Daop 2 Bandung.

3. Mahasiswa PKL harus teliti dalam menyelesaikan kewajiban tugasnya, sebab PT KAI merupakan sebuah perusahaan yang


(59)

4. Dalam mendapatkan sebuah informasi atau segala hal yang berkaitan dengan kehumasan maka jika mahasiswa PKL mempunyai kamera, maka bawalah selalu kamera anda, hal ini sangat bermanfaat ketika ada kegiatan insidentil, dan dokumen-dokumen foto yang telah diambil bisa dijadikan sebagai kegiatan insidentil mahasiswa yang melakukan PKL


(60)

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL)

Oleh :

Fitrah Dani Ahmadsyah 41807145

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(61)

iv

Hal LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Sejarah Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)... 1 1.2 Sejarah Divisi Humas Daop 2 Bandung……… 12 1.3 Struktur Perusahaan... 13

1.4Job Description………. 15

1.5 Sarana dan Prasarana Divisi Humas Daop 2 Bandung…………. 28 1.6 Waktu dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL)……….. 29 1.6.1 Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)………... 29 1.6.2 Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL)... 30


(62)

v

………. 2.1.1.1 Deskripsi dan Contoh Kegiatan Rutin………. 37

a. Media Monitoring………. 37

b. Menggunting Berita……….. 37

c. Kliping Berita………... 38

d. Pendistribusian Kliping Berita……… 38 2.1.1.2 Deskripsi dan Contoh Kegiatan Insidental……… 39

a. Jumpa Pers……… 39

b. Membuat Tiket Voucher………... 40 c. Memotret Kegiatan – Kegiatan……… 42

2.2 Deskripsi Humas……… 44

2.2.1 Proses Komunikasi dalam Humas... 46 2.2.2. Tujuan Humas... 48 2.3.3. Fungsi Humas... 48 2.2.4. Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan……… 50


(63)

vi

3.2 Saran-saran... 57 3.2.1 Bagi Perusahaan... 57 3.2.2 Bagi Mahasiswa... 58

DAFTAR PUSTAKA... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 61 DAFTAR RIWAYAT HIDUP... 86


(64)

vii

Hal Tabel 1.1 Kronologis Bentuk Perusahaan... 7 Tabel 1.2 Struktur Perusahaan Bidang Humas Daop 2 Bandung……… 14 Tabel 1.3 Sarana Dan Prasarana Humas Daop 2 Bandung... 29 Tabel 2.1 Kegiatan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)... 32


(65)

viii

Hal

Gambar 1.1 Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero)... 11 Gambar 2.1 Kegiatan Jumpa Pers... 40 Gambar 2.2 Hasil Layout Tiket Voucher... 41


(66)

ix

Hal Surat Permohonan PKL... 62 Surat Balasan dari Instansi... 63 Foto Kegiatan PKL... 67 Hasil Foto-foto Kegiatan oleh Peneliti... 69 Hasil Kliping Berita harian... 74 Absensi Harian Pelaksanaan PKL... 84 Berita Acara PKL... 86 Curiculum Vitae... 87


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Catatan perkuliahan “Pengantar Ilmu Humas” Iin Rahmi:2009

DRS, Mohammad Shoelhi,M.B.A.,M.M. Komuikasi Internasional perspektif jurnalistik.PT.Simbiosa Rekatama Media:Bandung

Sumber-Sumber Lain:

Company Profile PT.Kereta Api (Persero) 2009

Job Descriptions PT.Kereta Api (Persero) 2009


(68)

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : FITRAH DANI AHMADSYAH

Nama Penggilan : Boim / Pipit

Tempat Lahir : Bandung

Tanggal Lahir : 18 April 1988

Usia : 22 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Belum Kawin

Status Saudara : Anak ke empat dari empat bersaudara

Nama Orangtua : Ayah : Sudarman

Ibu : Hj. Siti Subaekah

Kewarganegaraan : Indonesia


(69)

Kota Cimahi

Telp : 022 – 93429070 / 0812 1453 9071

Email : boimwae@yahoo.co.id

Facebook : boimwae@yahoo.co.id

PENDIDIKAN FORMAL

2007 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Sedang menjalani

2004 – 2007 Sekolah Menengah Atas.

MAN 1 BANDUNG

2000 – 2004 Sekolah Lanjut Tingkat Pertama.

MTS MADRASATUL QURAN TEBUIRENG

1994 – 2000 Sekolah Dasar.

SDN PASIRKALIKI 6 CIMAHI

PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Kursus Komputer

2. Kursus Bahasa Inggris


(70)

Art Racing Club Sebagai Ketua Umum 2005

Mercy Club Bandung Raya Sebagai Anggota 2007 - 2008

Modified Motorcycles Club MMC Outsiders, Chapter Bandung

Sebagai Life Member 2009 – Sekarang

Rooltime ,Sinematograpy Community

Sebagai Div.Humas 2009-2010

UKM Fhotography Unikom Sebagai Anggota 2009

-Sekarang

Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi & Public Relations

Sebagai Ketua Umum periode 2009- 2010

PMB ( Perhimpunan Mahasiswa Bandung )

Sebagai Anggota Muda 2010 - Sekarang IMIKI (Ikatan Mahasiswa Ilmu

Komunikasi Indonesia )

Sebagai pengurus kampus 2010 -

sekarang

PERHUMAS (Perhimpunan Hubungan Masyarakat) Muda BANDUNG

Sebagai anggota 2010 –


(71)

Tabel Manner di Hotel Jayakarta Bandung Bersertifikat

Seminar & Workshop konseptual Fotografi dan Lighting Indoor Bersertifikat

Mentoring Agama Islam Bersertifikat

Pelatihan Kepemimpinan (Leadership) Bersertifikat

Kuliah Umum Kebudayaan Film & Sensor Film oleh LSF Bersertifikat

Pelatihan Master Of Ceremony Bersertifikat

Pelatihan Personal Development & Brain Management Bersertifikat

Workshop Pembuatan Program TV Bersertifikat

Peserta Launching 1 st Perhumas Muda Bandung Bersertifikat

Workshop How to Make Creative Video, sebagai Panitia Bersertifikat

Seminar Foto, Lomba Foto Essai, dan Apreasi Seni, sebagai Panitia Bersertifikat

Pelatihan Kepemudaan oleh Dada Rosada Center Bersertifikat

Workshop Fotografi kerjasama PMB dan FFK, sebagai panitia Bersertifikat

KEAHLIAN

Komputer Terbiasa dengan beberapa program komputer seperti MS. Word, MS

Excel, MS Power Point, Adobe Photoshop dsb.

Editing Retouch image, Digital Imaging, Fotografi

Demikian, segala yang te rtulis di atas adalah yang sebenar-benarnya dan selengkap-lengkapnya.

Bandung, 28 Desember 2010


(72)

Tinggi, Allah SWT. Karena atas Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dengan tepat waktu. Laporan ini berisikan tentang kegiatan yang penulis lakukan pada saat melakukan PKL di Bagian Humas PT. Kereta Api Daop2 Bandung dimulai pada tanggal 05 Juli 2010 s.d 12 Agustus 2010.

Dalam menyusun laporan ini, penulis tidak ada sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami. Terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan wawasan menjadi hambatan besar dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Namun berkat kerja keras dari semua pihak, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dan juga dapat memberikan manfaat bagi peningkatan penulis di masa yang akan datang.

Penyusunan laporan ini tidak dapat terlaksana tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Yth. :

1. Bapak Prof. Dr. Samogyo Ibnu Redjo, M.A Selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(73)

bimbingan dan arahan kepada penulis

5. Segenap Dosen dan tata usaha Universitas Komputer Indonesia Bandung. 6. Ibu Ferin S.Ds Selaku Sekretariat Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universtas

Komputer Indonesia Bandung.

7. Bapak Bambang Setyo Prayitno selaku pembimbing di PT. Kereta Api Daerah Operasi 2 Bandung sekaligus Kepala Divisi Humasda PT. Kereta Api Daerah Operasi 2 Bandung. Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Humas PT. KAI (Persero) Daop2 Bandung.

8. Bapak Rusen, dan Bapak Husni, selaku staf Humasda PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung. Terima kasih banyak atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama PKL.

9. Semua teman – teman yang telah memberi dukungan maupun motivasi kepada penulis selama menyusun laporan PKL ini, Teman – teman di HIMA IK & PR, geng Kutu Kupret, Den Gani, Den Ganda, Iznyet, Bolex, Algi buluk, Popo, Ucok dan semua rakyat Piaranyingen.

10.Bapak Yuda, Ibu Dwisa dan ibu Rezika Selaku Staff PT.Kereta Api Daop 2 Bandung Terima Kasih Banyak Atas Kerja Samanya kepada Penulis Selama melakukan PKL.


(74)

dengan baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Bandung, 17 Desember 2010

Penulis


(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

FOTO KEGIATAN SELAMA PKL

Ket. Gambar : Peneliti diberi arahan untuk menghimpun hasil copian kliping yang akan didistribusikan ke beberapa divisi di lingkungan Daop 2 Bandung


(82)

Ket. Gambar : Kegiatan pendistribusian hasil kliping ke beberapa divisi di Daop 2 Bandung, peneliti ditemani bersama 2 rekan.


(83)

HASIL FOTO-FOTO KEGIATAN OLEH PENELITI


(84)

(85)

(86)

(87)

HASIL BERITA FOTO

Nampak pada gambar Assisten Manager Kurikulum BPTT Yogyakarta, Bapak Dwi Dag Niko menyampaikan materi kepada seluruh masinis Daerah Operasi terkait operasional Lokomotif seri CC 20401-07 dan CC 20408, senin (19/7) bertempat di Ruang Instruktur Dipo

Daop 2 Bandung.

Para masinis seluruh daerah operasi berkonsentrasi mengamati pengarahan yang diberikan oleh Asissten Manager Kurikulum BPTT YK Bapak Dwi Dag Niko yang berlangsung di Ruang

Instruktur Dipo Daop 2 Bandung Senin (19/7), kegiatan ini merupakan pembukaan dari agenda refresing masinis yang akan berlangsung selama lima hari.


(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(98)

(99)

(100)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)