Uji Reliabilitas Uji Teknik Analisis Data

Siska Kartika Amalia, 2014 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jika ≤ berarti tidak valid Suharsimi Arikunto, 2006:170

3.2.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Sebagaimana Sugiyono 2012:456 menyatakan bahwa dalam pandangan kuantitatif “suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan dat a yang sama”. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan metode Koefisien Alpha Cronbach’s. Koefisien ini merupakan koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan karena koefisien ini menggambarkan variasi dari item, baik untuk format benar atau salah atau seperti format pada skala likert. Adapun rumusnya sebagai berikut: Arikunto, 2006:196 Dimana: = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal σt 2 = varian total ∑ σb 2 = jumlah varian butir r 11 = ∑ σ σ Siska Kartika Amalia, 2014 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alpha Cronbach’s adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain, Alpha Cronbach’s dihitung dalam rata-rata interkorelasi antar item yang mengukur konsep. Menurut Sekaran 2006:177 Semakin dekat Alpha Cronbach’s dengan 1 satu, semakin tinggi keandalan konsistensi internal. Menurut Sakaran 2006:177 adapun pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas ini didasarkan reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 adalah dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik.

3.2.5.3 Uji

Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika datanya tidak berdistribusi normal maka analisis nonparametik yang digunakan, jika datanya berdistribusi normal maka analisi parametik yang dapat digunakan, termasuk korelasi. Untuk melakukan uji normalitas dapat digunakan dengan Uji Komolgorov Smirnov dengan bantuan SPSS 16 for Windows. “Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikasi 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika signifikasi 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal” Duwi Priyatno:40. b. Uji Multikolinearitas Siska Kartika Amalia, 2014 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanaya korelasi antar variabel independen Ghozali, 2001. Ada dua atau lebih variabel bebas atau independen dalam analisis regresi berganda yang diduga akan mempengaruhi variabel tergantung atau dependen. Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan yang linear multikolinearitas diantara varibel-variabel independen. Adanya hubungan yang linear antarvariabel independen akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan adalah dengan melihat nilai inflatian factor VIF pada model regresi. Menurut Ghozali 2001 apabila nilai VIF kurang dari 10 atau nilai tlerance lebih dari 0,1 maka tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas yang diteliti. c. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linear ada korelasi atara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi Ghozali, 2001. Uji untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi dilakukan dengan menggunakan tes statistik Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jia d dL atau d 4-dL, maka terdapat autokoreasi. Siska Kartika Amalia, 2014 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Jika dUd4-dU, maka tidak terdapat autokoreasi. d. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, jika varian residual tetap maka dikatakan homokedastisitas dan jika berbeda heterokedastisitas. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mengetahuiadanya heterokedastisitas, Agus Widarjono 2005: 147 yaitu sebagai berikut: 1. Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah:  jika grafik mengikuti pola tertentu misalnya linear, kuadratik, atau hubungan lain berarti model tersebut terjadi heterokedastisitas.  jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak mengikuti pola atau aturan tertentu. 2. Uji Gark Park Test, yakni menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaita variabel-variabel bebas misalkan X1 dengan nilai-nilai taksiran variabel – variabel pengganggu yang dikuadratkan. 3. Uji Glejser, yakni dengan cara meregresi nilai taksiran absolut variabel penggangu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk. Siska Kartika Amalia, 2014 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi akuntansi studi pada universitas swasta kota bandung yang menggunakan sia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Uji korelasi rank spearman 5. Uji White, dengan cara meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Penelitian ini menggunakan uji Metode grafik dengan ketentuan jika grafik mengikuti pola tertentu misalnya linear, kuadratik, atau hubungan lain berarti model tersebut terjadi heterokedastisitas tapi jika tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.2.6 Hipotesis dan Uji Hipotesis