Fermentasi Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Singkong Terfermentasi dalam Ransum terhadap Nisbah Daging Tulang Burung Puyuh Jantan. - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

putih mencapai 1,5 – 2,8 juta ton sedangkan limbah kulit luar yang bewarna coklat mencapai 0,04 – 0,09 juta ton. Kulit singkong memiliki kandungan nutrisi yaitu Bahan Kering BK 17,45, Protein 8,11, Serat KasarSK 15,20, Lemak Kasar LK 1,29, Ca 0,63, P 0,22 dan EM 2969 Kkalkg Wikanastri, 2012. Kandungan nutrisi tersebut menunjukkan bahwa kulit singkong mempunya nilai protein yang masih rendah, tetapi mempunya serat kasar yang tinggi. Serat kasar yang tinggi akan menjadi masalah di dalam sistem pencernaan unggas, hal ini dikarenakan sistem pencernaan unggas tidak dapat mencerna serat kasar. Selain kandungan protein yang rendah serta serat kasar yang tinggi, ada hal lain yang menjadi kendala penggunaan kulit singkong sebagai pakan ternak unggas, yaitu adanya sianida HCN lebih dari 50 ppm di dalamnya Nurlaili dkk.,2013. Sifat – sifat HCN murni yaitu tidak berwarna, mudah menguap pada suhu kamar dan mempunyai bau khas.HCN mempunyai berat molekul yang ringan, sukar terionisasi, mudah berdifusi dan cepat diserap melalui paru-paru, saluran pencernaan dan kulit. HCN akan menyerang langsung dan menghambat sistem antar ruang sel, hal ini menyebabkan zat pembakaran tidak dapat beredar ke jaringan sel-sel dalam tubuh. HCN dapat menyebabkan sakit hingga kematian sampai dosis 0,5 – 3,5 mgkg berat badan Hidayat, 2009.

2.4. Fermentasi

Kandungan SK yang terdapat pada kulit singkong cukup tinggi sehingga menjadi kendala yang dapat menyulitkan kulit singkong untuk dicerna, sehingga perlu dilakukan proses fermentasi untuk menurunkan kadar SK. Fermentasi adalah suatu proses yang melibatkan aktivitas mikroba terkontrol baik secara aerob maupun an aerob dengan menggunakan substrat tertentu yang menghasilkan berbagai produk atau metabolit sekunder. Fermentasi bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi dan kecernaan mutu bahan pakan Setyadi dkk.,2013. Fermentasi dapat diartikan juga sebagi perombakan dari struktur keras secara fisik, kimia maupun biologis bahan yang berstruktur kompleks menjadi stuktur sederhana sehingga daya cerna lebih efisien yang dapat meningkatkan kandungan protein kasar Zakariah, 2012. Proses fermentasi dilakukan dengan menambahkan starter mikroorganisme kapang atau bakteri yang sesuai dengan substrat dan tujuan proses fermentasi Tampoebolon, 2009. 2.5. Aspergillus niger Sebagai Starter Fermentasi Aspergillus niger merupakan jenis fungikapang yang sering digunakan teknologi fermenetasi, salah satu jenis Aspergillus yang tidak menghasilkan mikotoksin sehingga tidak membahayakan Wikanastri, 2012. Aspergillus niger adalah kapang anggota genus Aspergillus , familly Eurotiaceae , ordo Eutiales , sub- klas Plectomycetetidae , kelas Ascomycete s, subdivisi Ascomycotina dan divisi Amastigmycota . Aspergillus niger memiliki kepala yang besar, bulat dan bewarna hitam coklat atau ungu coklat. Aspergillus niger termasuk mikroba mesofilik dengan pertumbuhan pada suhu 35 o C – 37 o C. Derajat keasaman untuk pertumbuhan mikroba ini adalah 2 – 8,8 namun pertumbuhannya akan baik bila dalam kondisi pH yang rendah Adamafio dkk., 2010. Fermentasi oleh mikroba mampu mengubah makromolekul komplek mejadi molekul sederhana yang mudah dicerna oleh unggas dan tidak menghasilkan senyawa kimia beracun Dewanti dkk.,2013. Aspergillus niger merupakan fungikapang dari ascomycota yang berfilamen, tumbuh optimum oada suhu 35 – 37 o C dengan suhu minimum 6 – 8 o C dan suhu maksimum 45 – 47 o C Inggrid dan Suharto, 2012. Pemanfaatan kapang Aspergillus niger sebagai stater dalam proses fermentasi ini dirasa paling cocok dan sesuai dengan tujuan fermentasi, yaitu untuk menurunkan kadar serat dan sekaligus dapat meningkatkan kadar protein kasar. Aspergillus niger merupakan kapang yang sangat mudah tumbuh dalam suasa aerob, bersifat selulolitik dan sangat cepat pekembang biakan. Banyak penelitian proses fermentasi yang telah dilakukan menggunakan Aspergillus niger , utamanya dalam upaya penurunan kadar serat bahan pakan dan peningkatan kadar protein Tampoebolon, 2009. Komposisi nutirsi kulit singkong yang difermentasi dengan Aspergillus niger yaitu PK 28, SK 14,96, Ca 1,69, P 0,68 dan EM 2700 Kkalkg Wikanastri, 2012.

2.6. Bobot Daging

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Limbah Penetasan Telur Puyuh dalam Ransum terhadap Performa Burung Puyuh Jantan (Coturnix coturnix japonica) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 11

Pengaruh Penggunaan Limbah Penetasan Telur Puyuh dalam Ransum terhadap Performa Burung Puyuh Jantan (Coturnix coturnix japonica) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

Pengaruh Penggunaan Limbah Penetasan Telur Puyuh dalam Ransum terhadap Performa Burung Puyuh Jantan (Coturnix coturnix japonica) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 8

Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Singkong Terfermentasi dalam Ransum terhadap Nisbah Daging Tulang Burung Puyuh Jantan. - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 12

Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Singkong Terfermentasi dalam Ransum terhadap Nisbah Daging Tulang Burung Puyuh Jantan. - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 3

Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Singkong Terfermentasi dalam Ransum terhadap Nisbah Daging Tulang Burung Puyuh Jantan. - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 7

Pengaruh Perbedaan Level Protein dalam Ransum dan Pencahayaan terhadap Nisbah Daging dan Tulang Karkas Burung Puyuh Jantan - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 8

Pengaruh Perbedaan Level Protein dalam Ransum dan Pencahayaan terhadap Nisbah Daging dan Tulang Karkas Burung Puyuh Jantan - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 14

Pengaruh Perbedaan Level Protein dalam Ransum dan Pencahayaan terhadap Nisbah Daging dan Tulang Karkas Burung Puyuh Jantan - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 3

Pengaruh Perbedaan Level Protein dalam Ransum dan Pencahayaan terhadap Nisbah Daging dan Tulang Karkas Burung Puyuh Jantan - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 13