Perbedaan  masing-masing  format  ritel  dalam  kategori  format  toko  ritel dengan orientasi makanan diperinci pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Karakteristik Ritel Berorientasi Makanan
Keterangan
Convenience Store
Supermarket  Supercenter Warehouse
Store
Hypermarket
Area Penjualan 350 m²
1.500 –3.000
m² 3.000
–10.000 m²
13.000 m²
18.000 m² Jumlah pengecekan
1 –3
6 –10
20 20
30 Jumlah barang
3.000 –4000  8.000–2.000
12.000 –
20.000 5.000
– 8.000
25.000 Penekanan utama
Kebutuhan sehari-hari
Makanan hanya 5
dari barang dagangan
One stop shopping,
barang dagangan 20-
25 penjualan
Harga rendah,
60 non-
makanan dan 40
makanan
One stop shopping40
penjualan dari item non
makanan
Margin kotor 25-30
18-22 15-18
10-11 12-15
Sumber: Levy dan Weitz, Retail Management, 2004
2.2. Pembelian Impulsif
Penelian  sebelumnya  menjelaskan  bahwa  pembelian  impulsif  merupakan pembelian  yang  tidak  terencana  Stern  1962,  p.  59.  Baru-baru  ini,  para  peneliti
telah  membahas  pembelian  impulsif  sebagai  perangsang  dan  dikenakan  sebagai pengalaman  emosional  yang  berhubungan  dengan  emosi  tinggi  dan  perilaku
spontanitas  yang  menghalangi  untuk  mempertimbangan  suatu  alternatif  atau konsekuensi  secara  bijaksana  Jones
et  al.
,  2003;  Rook  1987.  Punj  2010 berpendapat  bahwa  pembelian  impulsif  merupakan  hasil  dari  interaksi  antara
suatu  kondisi  dan  sifat,  hal  tersebut  dapat  menunjukkan  adanya  keseimbangan
dalam diri individu antara mencari kesenangan dan kontrol diri – yang cenderung
lebih  merangsang  sebagai  motivasi  dari  dalam  diri,  semakin  memungkinkan seseorang akan melakukan pembelian impulsif.
2.3. Belanja Diluar Catatan Belanja
Catatan  belanja  merupakan  catatan  yang  berisi  benda-benda  atau  produk yang akan dibeli dan juga sebagai alat pengingat Block dan Morwitz, 1999.
Menurut  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Shoham  dan  Brencic  2003 dijelaskan bahwa pembelian impulsif dan belanja diluar daftar belanja mempunyai
hubungan yang positif terhadap kecenderungan pembelian kompulsif. Catatan  belanja  bagi  konsumen  bisa  berfungsi  untuk  membatu  membuat
semua  pembelian  produk  lebih  terencana  dan  dapat  menghindarkan  konsumen melakukan  pembelian  tidak  terencana  yang  kurang  diperlukan  Block  dan
Morwitz, 1999.
2.4. Jender
Perilaku berpikir dan peran konsumen pria dan wanita telah diteliti secara ekstensif  dalam  berbagai  konteks.  Menurut  Mitchell  dan  Walsh  2004  jender
mempengaruhi  pendekatan  konsumen  dalam  pengambilan  keputusan  pembelian. Pria  dan  wanita  tampaknya  menginginkan  produk  yang  berbeda,  dan  mereka
cenderung  memiliki  cara  berpikir  yang  berbeda  tentang  bagaimana  cara mendapatkan produknya. Huang
et al.
, 2003 menyelidiki apakah pria dan wanita bereaksi  secara  berbeda  ketika  mereka  menerima  layanan  yang  memuaskan.
Respon  yang didapatkan  yaitu terdapat  perbedaan respon  antara pria dan wanita,
hal  tersebut  mengungkapkan  referensi  dan  atau  persepsi  dari  pelanggan  laki-laki dan perempuan.
Laroche
et  al,.
2000  mengidentifikasi  berbagai  perbedaan  pria  dan wanita dalam cara bertindak di toko ritel ketika mereka mencari bingkisan. Hal ini
menunjukkan  bahwa  pembeli  perempuan  dan  laki-laki  dapat  dengan  jelas dibedakan  oleh  nilai  fungsional  ketika  membeli  di  toko  ritel  Andrews
et  al
., 2007.
2.5. Durasi Belanja