SistematikaBPenulisanB TA : Rancang Bangun Sistem Pemantauan Kualitas Udara Menggunakan Wireless Sensor Networks Dengan Topologi Cluster.

1. Acuan penelitian ini adalah kualitas udara di daerah sekitar kampus Institut Bisnis Stikom Surabaya 2. Gas yang di monitoring sudah ditentukan yaitu CO dan CO 2

3. Topologi sudah di tentukan, yaitu dengan dengan menggunakan 4 Child

Node dan 2 Cluster Head. Masing-masing Cluster Head memiliki 2 buah Child Node. Selanjutnya Cluster Head terhubung dengan Parent Node gateway 1.4 TujuanB Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Merancang dan membangun wireless sensor networks pemantau kualitas udara menggunakan topologi cluster 2. Mengirimkan hasil monitoring kualitas udara dari 4 child node secara bersamaan dengan meminimalkan delay dan paket loss

1.5 SistematikaBPenulisanB

Pembahasan Tugas Akhir ini secara Garis besar tersusun dari 5 lima bab, yaitu diuraikan sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. 2. BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini akan dibahas teori penunjang dari permasalahan, yaitu mengenai Sensor DT-SENSE CARBON DIOXIDE SENSOR, DT-SENSE CARBON MONOXIDE SENSOR, WSN, Arduino Mega 2560, software arduino IDE, ZigBee Xbee series 2 mode AT, software X-CTU, parameter QoS, dan Visual Basic. 3. BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM Pada Bab ini akan dibahas tentang blog diagram sistem serta metode yang dilakukan dalam memonitoring kualitas udara, meliputi cara pembuatan algoritma pengiriman dan pemisahan data dari dua Child Node ke satu Cluster Head kemudian dikirim ke Parent Node, skrip pada software arduino IDE untuk komunikasi antara Child Node sampai ke Cluster Head, Cluster Head sampai ke Parent Node, dan Parent Node sampai ke server, flow cart software visual basic untuk menampilkan data yang dikirim oleh xbee Parent Node menggunakan wifi,, dan cara menentukan hasil dari parameter QoS.. 4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari proses pengiriman transmisi data dari empat Child Node sampai ke server melalui Cluster Head masing – masing dan Parent Node. Pada Bab ini akan dianalisa paket loss dan delay dari Child Node ke Cluster Head, paket loss dan delay dari Cluster Head ke Parent Node, paket loss dan delay dari Child Node ke Parent Node, paket loss dan delay dari Parent Node ke server, paket loss dan delay dari Child Node ke server. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah serta saran untuk perkembangan penelitian selanjutnya. 6 BABBIIB LANDASANBTEORIB B 2.1BB SensorBUdaraB 2.1.1B DT-SENSEBCARBONBDIOXIDEBSENSORB B GambarB2.1B DT-STNST CARBON DIOXIDT STNSOR DT-STNST CARBON DIOXIDT STNSOR merupakan modul sensor gas yang dapat digunakan untuk menentukan kadar karbon dioksida yang terdapat pada udara. Modul ini berbasiskan sensor MG-811 yang mampu melakukan pendeteksian gas karbon dioksida dengan range 350 - 10000 ppm. DT-STNST CARBON DIOXIDT STNSOR cocok digunakan pada sistem pemantauan kualitas udara dalam ruangan, sistem kontrol proses fermentasi, dll. Spesifikasi :  Tegangan kerja : 5 VDC.  Target gas : karbon dioksida CO2.  Range deteksi : 350 - 10000 ppm.  Antarmuka : UART TTL, I2C.  Menggunakan ADC 10-bit untuk konversi data analog dari sensor.  Memiliki output berupa data digital dengan nilai 0 - 1023 hasil konversi ADC  Terdapat 1 buah variable resistor untuk pengaturan nilai threshold secara manual.  Disediakan beberapa jumper untuk konfigurasi pull-up I2C, resistor beban, serta variable resistor threshold.  Memiliki fitur kendali onoff dengan 2 mode kerja pilihan yaitu hysterisis dan window.  Pin IO yang kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS.  Memiliki 2 buah LTD sebagai indikator.  Dilengkapi dengan rangkaian TMI filter untuk mengurangi gangguan elektromagnetik. 2.1.2B DT-SENSEBCARBONBMONOXIDEBSENSORB B B GambarB2.2BDT-STNST CARBON MONOXIDT STNSOR DT-STNST CARBON MONOXIDT STNSOR merupakan sebuah modul sensor gas yang berbasiskan MQ-7, yaitu sensor yang bereaksi terhadap kadar gas karbon monoksida yang terdapat dalam udara. Modul ini memiliki keluaran data digital serta desain hardware minimalis yang ditujukan untuk memudahkan proses penggunaan sensor MQ-7. Modul ini dapat diaplikasikan sebagai alarm peringatan dini, ataupun gas detector untuk membantu proses industri yang melibatkan gas karbon monoksida. Spesifikasi :  Tegangan kerja : 5 VDC.  Target gas : karbon monoksida CO.  Range deteksi : 20 - 2000 ppm.  Antarmuka : UART TTL, I2C.  Menggunakan ADC 10-bit untuk konversi data analog dari sensor.  Memiliki output berupa data digital dengan nilai 0 - 1023 hasil konversi ADC.  Terdapat 1 buah variable resistor untuk pengaturan nilai threshold secara manual.  Disediakan beberapa jumper untuk konfigurasi pull-up I2C, resistor beban, serta variable resistor threshold.  Memiliki fitur kendali onoff dengan 2 mode kerja pilihan yaitu hysterisis dan window.  Pin IO yang kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS.  Memiliki 2 buah LTD sebagai indikator.  Dilengkapi dengan rangkaian TMI filter untuk mengurangi gangguan elektromagnetik. 2.2B Wireless Sensor Network WSN Wireless sensor network jaringan sensor nirkabel terbentuk dari kumpulan titik-titik sensor yang sangat banyak yang bersifat individu dan tersebar tidak beraturan dalam suatu area yang disebut sensor field yang diletakkan dibeberapa tempat untuk memonitoring kondisi suatu tempat dan dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara sensing, controlling dan comunnication terhadap parameter – parameter fisiknya. GambarB2.3BArsitektur WSN Sumber : http:digilib.tes.telkomuniversity.ac.id Tiap node sensor memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data dan berkomunikasi dengan node sensor lainnya. Peletakan titik-titik node sensor tidak perlu direkayasa sedemikian rupa atau ditetapkan sebelumnya fixed. Data yang dikirimkan melalui transmisi radio akan diteruskan menuju BS Base Station atau sink mode yang merupakan penghubung antara node dengan user. Informasi tersebut dapat diakses melalui berbagai platform seperti koneksi satelit sehingga memungkinkan user untuk mengakses secara realtime melalui remote server. Sugiarto, 2009 Setiap node dalam WSN terdiri dari lima komponen, yaitu kontroller mikrokontroler, memori, sensor aktuator, perangakt komunikasi dan catu daya. Komponen-komponen dari sebuah node ditunjukkan pada gambar 2.4 dibawah ini. GambarB2.4.BKomponen – komponen penyusun Node dalam WSNB Sumber : Sugiarto, 2009 a. Communication Device, Berfungsi untuk menerima mengirim data dengan menggunakan protokol ITTT 802.15.4 atau ITTT 802.11 bg kepada device atau node lainnya. b. Microcontroller, Berfungsi untuk melakukan fungsi perhitungan, mengontrol dan memproses device-device yang terhubung dengan mikrokontroler. c. Sensor, Berfungsi untuk men-sensing besaran-besaran fisis yang hendak diukur. Sensor adalah suatu alat yang mampu untuk mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lain, dalam hal ini mengubah energi yang diukur menjadi energi listrik yang kemudian diubah oleh ADC menjadi deretan pulsa terkuantissi yang kemudian bisa dibaca oleh mikrokontroler. d. Memory, Berfungsi sebagai bahan tambahan memori bagi sistem wireless sensor. e. Power Supply, Berfungsi sebagi sumber energi bagi sistem Wireless Sensor secara keseluruhan. Nugroho, 2014 2.2.1B StrukturBJaringanBpadaBWSNBB Karakteristik jaringan pada WSN, dibagi menjadi dua kelompok,yaitu karakteristik stasiun dasar dan karakteristik dari node sensor. Berikut ini adalah struktur - struktur jaringan sensor nirkabel : Rijal, 2012

a. Flat-based : Dalam jaringan, semua node memainkan peran yang sama dan