Implementasi pendidikan karakter dalam pendidikan islam




฀MPLEMENTAS฀ PEND฀D฀KAN KARAKTER
DALAM PEND฀D฀KAN ฀SLAM

Skripsi
฀iajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
M. Nur Hidayat
NIM: 106011000127

JURUSAN PEND฀D฀KAN AGAMA ฀SLAM
FAKULTAS ฀LMU TARB฀YAH DAN KEGURUAN
UN฀VERS฀TAS ฀SLAM NEGER฀ SYAR฀F H฀DAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H





LEMBAR PERSETUJUAN

฀MPLEMENTAS฀ PEND฀D฀KAN KARAKTER
DALAM PEND฀D฀KAN ฀SLAM

Skripsi
฀iajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
M. Nurhidayat
NIM: 106011000127

฀ibawah Bimbingan:

Dr. Sururin, M.Ag
NIP: 19710319 198803 2 001


JURUSAN PEN฀I฀IKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH ฀AN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HI฀AYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
i




LEMBAR PENGESAHAN UJ฀AN MUNAQOSYAH

Skripsi berjudul “฀MPLEMENTAS฀ PEND฀D฀KAN KARAKTER
DALAM PEND฀D฀KAN ฀SLAM” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus
dalam Ujian Munaqasah pada tanggal… dihadapan dewan penguji. Karena itu,
penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan
Agama Islam.
Jakarta, 22 Juni 2011

Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal

Tanda Tangan

………..

……………....

………..

……………....

………..

……………....

………..

……………....


Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI)
Bahrissalim, M.Ag
NIP: 19680307 199803 1 002
Sekretaris Jurusan PAI
Drs.Sapiuddin Shidiq, MA
NIP: 19670328 200003 1 001
Penguji I
Dr. Akhmad Sodiq, M.Ag
NIP: 19710709 199803 1 001
Penguji II
Drs.Sapiuddin Shidiq, MA
NIP: 19670328 200003 1 001
Mengetahui
฀ekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof.Dr. Dede Rosyada, MA
NIP: 19571005 198703 1 003
ii





LEMBAR PERNYATAAN

฀engan ini saya menyatakan bahwa:
1.฀ Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata I di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2.฀ Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.฀ Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 Juni 2011

M. Nurhidayat


iii




ABSTRACT
M. Nurhidayat
฀mplementasi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan ฀slam
Penelitian ini mencoba menggali berbagai informasi mengenai
pengembangan nilai-nilai utama kepribadian Rasulullah yang menjadi pilar kokoh
pengembangan pendidikan karakter masyarakat muslim pada khususnya dan
masyarakat dunia pada umumnya dengan misi utamanya penyempurnaan akhlak
manusia. Pendidikan Islam pada masa terdahulu menjadi wahana bagi
penyemaian dan pemupukan nilai-nilai karakter manusia Pendidikan Islam di
Indonesia (Pesantren, Madrasah dan Perguruan Tinggi Islam) yang saat ini
menjadi sub sistem pendidikan nasional memiliki peranan yang besar dalam
pembangunan kualitas manusia Indonesia dalam mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Sesuai dengan objek kajian skripsi ini, maka metode penelitian yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan ฀iloso฀is educati฀ dengan

metode penelitian deskriptif. Sedangkan jenis penelitian yang penulis gunakan
adalah penelitian kepustakaan (library research).
Implementasi pendidikan karakter yang menjadi kajian penelitian ini
adalah konsepsi pengembangan nilai-nilai kepribadian Rasulullah dalam kegiatan
pendidikan. Kemudian melakukan explorasi dan pengembangan terhadap nilainilai utama pribadi Rasulullah yang menjadi pilar utama pembentukan karakter
manusia menuju konsep fitrah yang ditetapkan oleh Allah.
฀ari hasil penelitian ditemukan sebuah konsepsi baru pengembangan
pendidikan karakter perspektif Islam, dengan melihat fase pertumbuhan dan
perkembangan individu secara didaktis dan nilai-nilai karakter yang
dikembangkan pada fase-fase perkembangan individu tersebut.
Karakteristik nilai-nilai karakter yang dikembangakan tidak lepas dari
empat pilar utama kepribadian Rasulullah, yaitu: shiddiq, amanah, tabligh dan
฀athonah yan kemudian terelaborasi menjadi beberapa nilai yang memupuk
pembentukan karakter tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan dan rujukan
khususnya pada para praktisi pendidikan Islam untuk dapat kembali memahami
nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan dalam sistem pendidikan
Islam, yang begitu komprehenship dan sempurna dalam mewujudkan pribadi atau
insan yang berkarakter.
Ciputat, 30 Mei 2011


iv




ABSTRACT
M. Nurhidayat
฀mplementation Education of Character in Education of ฀slam
This Research try to dig various information concerning development of
especial values personality of Rasulullah becoming sturdy pillar development of
education of moslem society character especially and world society in general
with mission the core important completion of human being behavior. Education
of Islam at a period of to former become means to planting and fertilization of
human being character values Education of Islam in Indonesia ( Islamic Boarding
School, Madrasah and Islamic University) what in this time become sub system
education of national have big role in development of Indonesia human being
quality in reaching the target of education of national.
As according to study object of this skripsi, hence research method which
used in writing of this skripsi is philosophic approach of educative with

descriptive research method. While research type which writer use is research of
bibliography (research library).
Implementation education of character becoming this research study is
conception development of values personality of Rasulullah in activity of
education. Later, development and exploration to especial values person of
Rasulullah becoming especial pillar of forming of human being character go to
concept of ฀itrah specified by Allah.
From result of research found by a new conception development of
education of in perspective character in Islam, seen growth phase and growth of
individual didacticly and developed character values at phases growth of
individual .
Values character characteristic which is improve to not get out of four
especial pillar personality of Rasulullah, that is: shiddiq, trust, and tabligh of
fathonah yan later;then terelaborasi become some value which fertilizing forming
of character.
This research is expected become comparison materials and reference
specially for all practitioner education of Islam to be able to again comprehend
values education of character which.

Ciputat, June 9 2011


v




KATA PENGANTAR

฀ϴ˰˰˰˰˰˰˰˰˰˰Σήϟ΍ϦϤΣήϟ΍Ϳ΍฀δ˰˰˰˰˰˰˰˰˰˰˰˰Α฀
฀lhamdulillahirabbil ‘alamin, kata yang mampu aku ucapkan untuk
syukurku yang panjang pada sang penguasa alam raya ini, dan atas berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan karya yang
berjudul

”฀MPLEMENTAS฀

PEND฀D฀KAN

KARAKTER


DALAM

PEND฀D฀KAN ฀SLAM” .
Shalawat teriringkan salam kepada sang Suri Tauladan Muhammad s.a.w.
dan para sahabat yang senantiasa setia menemani perjalan dakwahnya. Beliau
sosok yang menginspirasiku dan terus memacu diriku untuk senantiasa tegar dan
kuat, sebagaimana perjuangan dan dakwah beliau.
Kusampaikan sembah sujudku kepada Ayahanda Muhamad Yamin dan
Ibunda

tercinta

Nurhayati,

yang

dengan

keluasan

hatinya

senantiasa

mendo’akanku. Terima kasihku atas do’a dan sujud panjangmu untuk
kesuksesanku.
Salam sayang dan kasihku untuk ketiga adikku tercinta: Nova Amalia,
Muhammad Arif dan Muthmainnah, yang senantiasa menyapaku dengan
kebahagian dan kecerian lewat senyum mereka.
Salam ta’zimku kepada Ibu ฀r. Sururin MA, yang telah mengikhlaskan
waktunya membimbing penulis menyelesaikan karya ini. Terima kasihku atas
sumbangsih saran dan pemikiranmu. Semoga Allah membalas semua kebaikanmu
amin.
Karya Skripsi ini merupakan hasil perjuangan panjang yang penulis
tempuh selama mengenyam pendidikan di Kampus Hijau tercinta UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penyelesaian ini tidak lepas dari motivasi dan dukungan
orang-orang yang berhati budiman, dengan segala hormat penulis sampaikan
terima kasih kepada:

vi




1.฀ Prof. ฀r ฀ede Rosyada, ฀ekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah.
2.฀ Bahrissalim, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.฀ ฀rs. Sapiuddin Shidiq, MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.฀ ฀r. Sururin, MA, Pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5.฀ ฀r.Khadijah, MA, Junaidatul Munawarah, MA, ฀r. Khalimi, MA dan
Nurdaida, M.Si, dosen terbaikku, terima kasihku atas sumbangan
pemikiranmu.
6.฀ Bang Burhan, M.Pd, terima kasihku untukmu atas bantual moral dan
moril kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7.฀ Teman-teman terbaikku: Junaidi el-Jundi, Panji Aziz, Uchal ฀arwis,
Nuhri, Negara Abdi, Nasrullah, adinda Niken Purwaningsih, ฀ewi
Sartika, Nur Laila yang selalu memberiku inspirasi dan motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
8.฀ Untuk rekan-rekan seperjuangan, Jurusan PAI angkatan 2006
khususnya kelas ฀ terima kasihku untuk persaudaraan yang mewarnai
perjalanan akademisku.
9.฀ Abang-abangku Nur Effendy Rosyad, SH, Imam Fachruddin, SH, di
Reclaserring Indonesia Provinsi Banten
10.฀ Keluarga besar Persatuan Mahasiswa Lampung (PERMALA) kota
Tangerang Selatan.
Karya Skripsi ini bukanlah akhir dari kesempurnaan pemikiran penulis,
masih banyak kekurangan dan kesalahan yang penulis lakukan dalam penyusunan
karya ini. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapakan
guna penyempurnaan di masa mendatang.
Jakarta, 09 Juni 2011
Penyusun

vii




฀ersembahanku untukmu…
฀bunda tersayang Nurhayati
Ayahanda tercinta Muhammad Yamin
Adik-adikku; Nova Amalia, Muhammad Arif dan
Muthmainnah
viii




DAFTAR ฀S฀

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...........................................… i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN …………………………… ii
LEMBAR PERNYATAAN…………………………..............................… iii
ABSTRAK ……………………………………………………………...… iv
ABSTRACT ……………………………................................................… v
KATA PENGANTAR ……………………………………....................… vi
฀AFTAR ISI ……………………………………………………….......… ix
฀AFTAR TABEL ฀AN ฀IAGRAM ………………………………….… xi
฀AFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xii
BAB ฀

PENDAHULUAN
A.฀ Latar Belakang Masalah ……………………………... 1
B.฀ Pembatasan ฀an Perumusan Masalah ………………... 3
C.฀ Metode Penelitian …………………………………….. 6
฀.฀ Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………….. 9
E.฀ Manfaat Penelitian ……………………………..……... 9

BAB ฀฀

PEND฀D฀KAN ฀SLAM
A.฀ Pengertian Pendidikan Islam ………………………… 11
B.฀ ฀asar-฀asar Pendidikan Islam ………………………. 17
C.฀ Tujuan Pendidikan Islam ……………………………. 24
฀.฀ Ruang Lingkup Pendidikan Islam ……………………. 32
E.฀ Pelaksanaan Pendidikan Islam ….……………………. 33

ix




BAB ฀฀฀

PEND฀D฀KAN KARAKTER
A.฀ Pengertian Pendidikan Karakter ……………………… 42
B.฀ ฀asar Pengembangan Pendidikan Karakter ………… 55
C.฀ Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ………………… 61
฀.฀ Ruang Lingkup Pendidikan Karakter ………………… 70

BAB ฀V

฀MPLEMENTAS฀ PEND฀D฀KAN KARAKTER DALAM
PEND฀D฀KAN ฀SLAM
A.฀ Pendidikan Islam membentuk Manusia Berkarakter … 78
B.฀ Pendidikan Karakter dan Pembentukan
Manusia Beradab ……………………………………… 82
C.฀ Pribadi yang Ideal dalam Konsep Pendidikan Islam …. 90
฀.฀ Analisis Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pendidikan Islam ……………………………………… 92

BAB V

PENUTUP
A.฀ Kesimpulan …………………………………………… 94
B.฀ Saran-Saran …………………………………………… 95

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 97
LAMP฀RAN-LAMP฀RAN ……………………………………………… 103


x




DAFTAR TABEL DAN D฀AGRAM

1.฀ Periodisasi Perkembangan Individu Berdasarkan Biologis Menurut
Aristoteles …………………………………………………………… 65
2.฀ Periodisasi Perkembangan Individu Berdasarkan Biologis Menurut
Kretschmer …………………………………………………………… 65
3.฀ Periodisasi Perkembangan Individu Berdasarkan Biologis
Menurut Sigmund Freud .……………………………………………. 66
4.฀ Periodisasi Perkembangan Individu Berdasarkan Biologis Menurut
Montessori …………………………………………………………… 67
5.฀ Periodisasi Perkembangan Individu Berdasarkan Biologis Menurut
CH Buhler …………………………………………………………… 68
6.฀ Periodisasi Perkembangan Individu Berdasarkan ฀idaktis Menurut
Comenius ……………………………………………………………. 69
7.฀ Periodisasi Perkembangan Individu Berdasarkan ฀idaktis Menurut
J.J. Rousseau ………………………………………………………...

70

8.฀ ฀iagram Pola Pengembangan Pendidikan Karakter ………………… 75
9.฀ Konsep Fitrah dan Komponen-Komponennya ………………………

xi

87




DAFTAR LAMP฀RAN

10.฀ Surat Pengajuan Proposal Skripsi
11.฀Surat Pengajuan ฀osen Pembimbing Skripsi
12.฀Biodata Penulis


xii




BAB ฀
PENDAHULUAN
A.฀ Latar Belakang Masalah
Agama memiliki peran yang amat penting dalam sejarah kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu
kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa
pentingnya peran Agama bagi kehidupan manusia maka internalisasi nilainilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pendidikan agama dimaksudkan guna meningkatkan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Adapun akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai bentuk perwujudan dari
pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta internalisasi nilainilai tersebut dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Peningkatan potensi
spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi
yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
฀i tengah perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan terus
berkembang pesat maka pendidikan memiliki peranan yang sangat luas dalam
mendukung suksesi kehidupan umat manusia di dunia ini. ฀i tengah kuatnya

1

2฀


arus modernisasi dan pembaharuan, dan telah terkikisnya bagian-bagian
integral dari kehidupan sosial masyarakat, pendidikan menjadi benteng
terakhir dalam perwujudan masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai
moral dan integritas yang tinggi. ฀an di tengah kehidupan berbangsa dan
bernegara yang mayoritas penduduknya muslim, pengembangan orientasi
pendidikan hendaknya lebih mengedepankan nilai-nilai Islam.
Pendidikan karakter menjadi sebuah pilar penting bagi pembangunan suatu
generasi, karena sebagian dari praksis pendidikan di Indonesia telah
kehilangan moral pendidikan. Teramati perilaku ketidakjujuran dalam
pendidikan, seperti kasus ujian nasional, ijazah palsu, perjokian, lemahnya
internalisasi nilai-nilai pendidikan, dan fragmentasi ranah-ranah pendidikan
menjadi lebih berorientasi dan didominasi ranah kognitif. Teramati pula dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang menunjukkan perilaku korup yang
tinggi. Pergeseran nilai dasar kepada nilai instrumental pragmatic dan reduksi
nilai-nilai demokrasi oleh kepentingan individu dan kelompok.1
Keprihatinan akan kondisi bangsa ini yang tengah dilanda krisis
multidimensional dalam seluruh aspek kehidupan masyarakatnya, utamanya
adalah krisis moral-membuat peranan pendidikan, khususnya di sekolahsekolah patut dipertanyakan. ฀engan melihat realita yang ada, seperti:
mengguritanya kasus korupsi, runyamnya supremasi hukum, perilaku
anarkisme di kalangan pelajar dan mahasiswa, merebaknya kejahatan dan
perilaku yang menyimpang dari norma-norma agama dan masyarakat.
Pendidikan pada fungsi dan tujuannya mampu membentuk pribadi
manusia seutuhnya, sebagaimana dimaksud dalam UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan penjelasan dan
penggambaran tujuan pendidikan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
1

Kartadinata, Sunaryo, “Pemikiran tentang Pendidikan Karakter dalam Bingkai utuh
Sistem Pendidikan Nasional”. Kumpulan makalah pada seminar nasional dan launching
Himpunan Sarjana PAI se-Indonesia, Jakarta 05 Juni 2010, h. 1.฀

3 ฀


peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggungjawab.2
Implementasi pendidikan karakter mestinya harus menjadi tujuan utama
dalam bangunan sistem pendidikan nasional, sebagaimana yang diamanatkan
dan dicita-citakan Undang-Undang. Pendidikan karakter bukanlah suatu hal
yang tabu untuk kembali dirumuskan. Pendidikan Islam harus mampu
menjawab tantangan dalam pengembangan karakter dan moral anak bangsa.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah
mencanangkan

penerapan

pendidikan

karakter

untuk

semua

tingkat

pendidikan, dari Sekolah ฀asar hingga Perguruan Tinggi. Menurut
Mendiknas, Prof. Muhammad Nuh, pembentukan karakter perlu dilakukan
sejak usia dini. Jika karakter sudah terbentuk sejak usia dini, maka akan
mudah untuk mengubah karakter seseorang. Ia juga berharap, pendidikan
karakter dapat membangun kepribadian bangsa.3
Berangkat dari pemikiran di atas, penulis mencoba untuk menganalisis
kembali pengembangan pembinaan Pendidikan Karakter dalam Pendidikan
Islam di Indonesia dalam sebuah karya ilmiah dengan judul:
“฀MPLEMENTAS฀

PEND฀D฀KAN

KARAKTER

DALAM

PEND฀D฀KAN ฀SLAM”.
B.฀ Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.฀ Pembatasan Masalah
Sesuai dengan apa yang menjadi uraian penulis di atas, permasalahan
ini dibatasi dalam hal:
a.฀ Konsep Pendidikan Karakter dalam Islam
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
2

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta: Fokus Media, 2010), h. 6.฀
3
Husaini, Adian, Pendidikan Islam: Membentuk Manusia Berkarakter (Jakarta:
Cakrawala Publishing, 2010), h. 24. ฀

4฀


Yang dimaksud dengan “pendidikan” adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat.4
Adapun “karakter” merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam
diri seseorang melalui pendidikan, pengalaman, percobaan,
pengorbanan dan pengaruh lingkungan yang

menjadi nilai

intrinstik dalam diri yang akan melandasi sikap dan perilaku.
Tentu karakter tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus
dibentuk, dibangun dan ditumbuhkembangkan.5
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mendorong
kepada internalisasi nilai-nilai positif kehidupan dalam budaya
sekolah, keluarga dan masyarakat pada kegiatan pendidikan.
Adalah Pendidikan Islam yang merupakan mendidikkan Islam
atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way o฀ li฀e
(pandangan dan sikap hidup) seseorang.6
b.฀ Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam pengembangan pendidikan
karakter.
Adapun nilai-nilai pendidikan Islam yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter antara lain:
1)฀ Empat Karakter utama Rasulullah s.a.w. yaitu:
1.฀ Shiddiq/Honesty

(kejujuran)

memupuk

nilai

pembentukan karakter untuk tidak berbohong atau
tidak berdusta kepada diri sendiri dan orang lain
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
4

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, h. 2.฀
5
Kementerian Agama RI, Ta฀sir Al-Qurán Tematik; Pendidikan, Pengembangan
Karakter dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,(Jakarta: Lajnah Pentashih Al-Qurán
Balitbang ฀iklat, 2010), h. 43.฀
6
Muhamimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 2005), h. 7.฀

5฀


2.฀ Amanah/Trustable (bertanggungjawab) memupuk nilai
pembentukan karakter keadilan dan kepemimpinan
yang baik, integritas, disiplin dan tanggungjawab yang
tinggi terhadap kepercayaan yang diberikan
3.฀ Tabligh/Reliable (menyampaikan) memupuk nilai-nilai
pembentukan

karakter

percaya

diri,

bijaksana,

toleransi, cinta damai dan saling menghargai pendapat
orang lain
4.฀ Fathonah/Smart

(cerdas)

memupuk

nilai-nilai

pembentukan karakter keberanian, mandiri, kreatif,
arif, rendah hati
2)฀ Sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan
dalam

pembentukan

karakter

Indonesia

Heritage

Foundation, yaitu: 1) cinta kepada Allah dan semesta
beserta isinya, 2) tanggungjawab, disiplin dan mandiri, 3)
jujur, 4) hormat dan santun, 5) kasih sayang, peduli,
kerjasama, 6) percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang
menyerah, 7) keadilan dan kepemimpinan, 8) baik dan
rendah hati, 9) toleransi, cinta damai dan persatuan.
2.฀ Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis kaji dalam penelitian ini
antara lain:
a.฀ Bagaimana prinsip-prinsip pendidikan karakter yang melekat dalam
pendidikan Islam?
b.฀ Bagaimana pengembangan pendidikan karakter yang lebih baik dalam
pendidikan Islam?
c.฀ Bagaimana implementasi pembinaan pendidikan karakter dalam
pendidikan Islam?
Agar tidak menjadi sebuah kekeliruan dalam penafsiran masalah
tersebut, penulis perlu merumuskan masalah penelitian ini, yaitu:

6฀


“Bagaimana karakteristik pendidikan karakter yang dikembangkan dalam
sistem pendidikan Islam dan implementasinya dewasa ini”.
C.฀ Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
pendekatan ฀iloso฀is educati฀ dengan metode penelitian deskriptif. Sedangkan
jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kepustakaan (library
research). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan di
perpustakaan dan mengambil setting perpustakaan sebagai tempat penelitian
di mana objek penelitiannya adalah bahan-bahan perpustakaan.7 Library
research penulis lakukan dengan menelaah naskah, dokumen, arsip, koran,
majalah, internet, buku-buku yang berkaitan dengan topik yang dibahas,
artinya mencari dan mengumpulkan bahan-bahan tentang pengembangan
pendidikan karakter.
1.฀ Sumber ฀ata
Pertama, sumber data primer yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah: (1). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
No.20 tahun 2003. (2). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22
tahun 2010. (3). Kementerian Agama RI, Ta฀sir Al-Qurán Tematik;
Pendidikan, Pengembangan Karakter, dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia, (Jakarta: Lajnah Pentashih Al-Qurán Balitbang dan
฀iklat, 2010). (4). ฀oni Koesuma A. Pendidikan Karakter; Strategi
Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta: Grasindo, 2010). (5). Adian
Husaini, Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berkarakter dan
Beradab, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2010). (6). Elizabeth B.
Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Penerbit Erlangga, Jilid I dan
II) . (7). Barbara A. Lewis, Character Building untuk Remaja, (Jakarta:
Kharisma Publishing, 2004).

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
7

Nuraida dan Khalid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: IRC Publishing,
2009), h. 20.฀

7฀


Kedua, sumber data sekunder yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah Essay dan artikel ilmiah yang memuat tentang
pengembangan pendidikan karakter, antara lain:
a.฀ Prof. ฀r. M. Budyatna dan Tim, Kajian Pendidikan Karakter
dan Pekerti Bangsa Bidang Media, sebuah Laporan Ringkas
฀eputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan
kementerian Budaya dan Pariwisata RI, 2004.
b.฀ ฀ewi

Utama

Faizah,

Model

Pembelajaran

Pendidikan

Karakter Terpadu Berbasis Konsep Multikultural pada Sekolah
Dasar, merupakan Sinopsis ฀isertasi Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Jakarta, 2006.
c.฀ Kumpulan Materi Workshop Pembinaan dan Pengembangan
Karakter Bangsa bagi KKG, MGMP, POJAWAS PAI.
฀irektorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah ฀irjen
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, November 2010.
d.฀ Perspekti฀ Islam dalam Membentuk Karakter Bangsa pada Era
Millenium Kesehatan, Prosiding Simposium Nasional Islam
dan Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
2.฀ Penelitian Sebelumnya
Adapun penelitian sebelumnya yaitu:
a.฀ Muhammad Rustar, Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar
Dewantara, merupakan Tesis S2 Pendidikan Islam, Program
Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah
Jakarta, 2010. ฀alam kesimpulan penelitiannya Muhammad
Rustar menyimpulkan bahwa pendidikan Karakter menurut Ki
Hajar ฀ewantara secara jelas dapat dilihat dari visi, misi dan
tujuan pendidikan yang dikembangkannya, yaitu pendidikan
yang berasaskan kemerdekaan, kebebasan, keseimbangan,
kesesuaian dengan tujuan zaman berkepribadian Indonesia.
Metode

pengembangan

pendidikan

karakter

Ki

Hajar

8฀


฀ewantara adalah metode yang memberikan kebebasan pada
anak didik untuk dapat berkembang sejalan dengan kodratnya.
b.฀ R. Marpu Muhidin Ilyas, Teologi Pembentukan Karakter dan
Penerapannya Dalam Pendidikan, merupakan Tesis S2
Pendidikan Islam, Program Pasca Sarjana Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. ฀alam kesimpulan
penelitiannya, R. Marpu Muhidin Ilyas menegaskan bahwa
keimanan kepada nama-nama dan sifat Tuhan baik pendekatan
teologis maupun spiritual merupakan factor esensial dalam
pembentukan karakter.

Landasan teologis dan spiritual

pembentukan karakter yang dikaji dari doktrin nama-nama
Allah dapat dipadukan sinergis dengan konsep pendidikan
karakter yang dirumuskan oleh banyak sarjana Barat.
Adapun pada pembahasannya penulis menggunakan metode analisis isi
(Content Analysis Methode), Content Analysis merupakan analisis ilmiah
tentang isi pesan komunikasi. Metode ini memandang data bukan sebagai
kumpulan peristiwa, sebagaimana lazimnya dianut oleh metode penelitian
yang berparadigma interpretif, seperti Discourse Analysis (analisis wacana),
yang melihat gejala atau peristiwa sebagai satu kesatuan yang majemuk dan
kompleks.8 Adapun analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif dengan kerangka berpikir induktif analisis.
Analisis wacana akan penulis gunakan untuk menelaah konsep pendidikan
karakter dalam bangunan sistem pendidikan Islam.

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
8

Mudjia Rahardjo, “Contens Analisis sebagai metode tafsir teks: sejarah dan
penggunaannya”,
artikel
diakses
pada
tanggal
29
Maret
2011
dari
http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/286-content-analysis-sebagai-metode-tafsir-teksakar-sejarah-dan-penggunaannya-.html.



9฀


Sedangkan untuk penulisan sepenuhnya berpedoman pada “Buku
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007”.
D.฀ Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini bertujuan guna mendapatkan kejelasan
tentang Impementasi pendidikan karakter dalam pendidikan Islam. Sedangkan
secara khusus penelitian ini bertujuan antara lain:
1.฀ Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan pendidikan karakter
2.฀ Mengetahui perkembangan pendidikan karakter dalam pendidikan
Islam di tengah pengaruh pendidikan modern
3.฀ Mengetahui implementasi pendidikan karakter yang dikembangkan
dalam sistem pendidikan Islam.
E.฀ Manfaat Penelitian
Penulis berharap bahwa penelitian ini akan sangat bermanfaat dan
membantu informasi seputar perkembangan pendidikan karakter. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam menambah
informasi dan khazanah keilmuan pendidikan dalam bidang pengembangan
karakter.
Manfaat lainnya dari pengkajian penelitian ini adalah dapat memberikan
penjelasan yang utuh tentang pendidikan karakter dalam perspektif Islam dan
pengembangannya di lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang
bertumpu pada pembangunan karakter dan integrasi moral dan ilmu.
Bagi umat Islam, penelitian ini akan menyadarkan mereka bahwa
kehancuran moral pada anak disebabkan karena tidak adanya pemupukan
nilai-nilai kebaikan dan pendidikan karakter dari orang tua, yang melihat
proses pendidikan hanya dari sudut pandang kognitif saja.
Adapun bagi penulis sendiri adalah sebagai Karya Ilmiah dan Untuk
memenuhi prasyarat memperoleh gelar sarjana S 1 Jurusan Pendidikan Agama

10 ฀


Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
























11 ฀


BAB ฀฀
KAJ฀AN TEOR฀T฀S PEND฀D฀KAN ฀SLAM
A.฀ Pengertian Pendidikan ฀slam
Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani, yaitu
paedagogie. Paedagogie berasal dari kata pais yang artinya “anak” dan again
yang berarti “membimbing”. ฀engan demikian, maka paedagogie berarti
“bimbingan yang diberikan kepada anak”. Orang yang memberikan
bimbingan kepada anak tersebut disebut paedagog. ฀alam perkembangannya,
istilah pendidikan atau paedagogie tersebut berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi
orang dewasa. ฀alam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha
yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar dewasa atau
mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.1
1

Adapun arti pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni

“Proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.2
Zakiah ฀aradjat mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam menyampaikan pelajaran,
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
1

Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), Cet. V, h. 4.฀
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ฀epartemen
Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Cet. IV, h. 263.฀
2

12 ฀


memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi, dan
menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pembentukan kepribadian
anak didik atau proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan,
memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan
fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetiknya di akhirat.3
Menurut HM. Alisuf Sabri, Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa
atau pendidik untuk membantu membimbing pertumbuhan dan perkembangan
anak ke arah kedewasaan.4 Pada perjalanannya pendidikan merupakan sebuah
proses yang berkesinambungan dan latihan yang panjang guna mencapai
kedewasaan yang diharapkan.
Amir ฀aien Indrakusuma mengemukakan bahwa pendidikan adalah “suatu
usaha sadar dan teratur serta sistematis yang dilakukakan oleh orang-orang
yang diserahi tanggungjawab untuk mempengaruhi anak didik agar
mempunyai sikap dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan”.5
Adapun istilah pendidikan Islam, setidaknya ada tiga kata yang
berhubungan dengan istilah tersebut, yaitu al-tarbiyah, al-ta’lim dan alta’dib.6
1.฀ Al-Tarbiyah
Kata at-tarbiyah berasal dari kata rabba yarubbu (฀Ώήϳ฀–฀Ώέ ) yang
berarti memimpin, memperbaiki, menambah, memlihara mengasuh
dan mendidik.7
Secara etimologi kata al-Tarbiyah menurut Abdurrahman anNahlawi berasal dari tiga dasar kata. Pertama, kata rabba-yarbu yang
artinya bertambah dan berkembang. Kedua, kata rabiya-yarbu yang
berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga, katarabba- yang berarti
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
3

98.฀

Zakiah ฀aradjat, et al, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet.IV, h.

4

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I, h. 5.฀
Amir ฀alen Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1997), h. 26.฀
6
Abduin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2009), Cet.I, h. 6.฀
7
A. W. Munawwir, Kamus Lengkap Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka
Progresive, 1984), h. 462.฀
5

13 ฀


memperbaiki,
memelihara.

menguasai

urusan,

menuntun,

menjaga

dan

8

Kata tarbiyah umumnya diartikan sebagai pendidikan, suatu
tindakan sengaja untuk mendewasakan anak, memberi pengetahuan
dan keterampilan agar manusia mampu hidup di zamannya. Pada
konsep tarbiyah, pendidikan termasuk dalam bentuk fisik, spiritual,
material dan intelektual.
Salah satu ayat al-Qur’an yang menggunakan term rabba (Ώέ฀ )
terdapat dalam surat al-Isra ayat 24, yang berbunyi:
฀ ฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil". (QS. Al-Isra: 24).9
Sedangkan menurut Syed M. Naquib al-Attas, pengertian tarbiyah
secara etimlogi sebanding dengan kata ghadza atau ghadzwu ( – ϯά˰Ϗ
ϭά˰ϐϳ)

yang berarti

mengasuh,

menanggung,

memberi

makan,

mengembangkan, memelihara, membesarkan, membuat menjadikan
bertambah dalam pertumbuhan, membesarkan, memproduksi hasilhasil yang sudah matang, dan menjinakkan.10
฀engan demikian, dapat dikatakan bahwa tarbiyah merupakan
proses mendidik manusia dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan
manusia kearah yang lebih baik dan lebih sempurna.11 Namun kata
tarbiyah juga memiliki arti yang luas dari sekedar proses mendidik
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
8

Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi Pendidikan Perspekti฀ Islam,(Ciputat: Logos Wacana
Ilmu, 2003), h. 37.฀
9
฀epartemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Intermasa, 1986), h.
428.฀
10
Syed M. Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam, (Bandung: Mizan, 1997),
Cet. VII, h. 66.฀
11
Muhammad Syafii Antonio dan Tim Tazkia, Ensiklopedia Leadership dan Manajemen
Rasulullah s.a.w “The Super Leader & Super Manager”, (Jakarta: Tazkia Publishing, 2010),
h. 9.฀

14 ฀


saja, tetapi meliputi proses yang lebih yaitu mengurusi dan mengatur
manusia agar kehidupan bermasyarakatnya berjalan dengan baik.
2.฀ Al-Ta’lim
Kata al-Ta’lim berasal dari kata allama yuallimu ta’liman (฀ -฀ ϢϠϋ
฀ ΎϤϴϠόΗ฀ -ϢϠόϳ ) yang berarti mengajar, memberitahu, mempelajari12. Kata
ta’lim dalam pendidikan berarti kegiatan untuk mentransfer ilmu
pengetahuan atau informasi melalui pembelajaran.
Menurut Abdul Fattah Jalal merupakan istilah yang paling tepat
sebagai alih bahasa pedagogik. Ta’lim lebih luas jangkauannya dan
lebih universal sifatnya dibandingkan dengan kata al-Tarbiyah.13
Adapun kecendrungannya kata ta’lim lebih kepada transfer ilmu
pengetahuan dengan perubahan sikap yang dihasilkannya. Atau dengan
kata lain penggambaran mengenai proses pembelajaran, baik di
lingkungan pendidikan maupun masyarakat.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Abudin Nata, bahwa Kata alTa’lim dalam arti pengajaran yang merupakan bagian dari pendidikan
banyak digunakan untuk kegiatan pendidikan yang bersifat nonformal, seperti majelis ta’lim yang saat ini berkembang dan variasi.14
3.฀ Al-Ta’dib
Kata al-Ta’dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta’diban (฀–฀ΏΩ΃
฀ΎΒϳΩ΄Η฀ –฀ΏΩΆϳ ) yang berarti mendidik atau memperbaiki.15฀yang berarti
beradab dan sopan santun.16
Adapun kata al-Ta’dib dalam arti pendidikan, Syed M. Naquib alAttas mengartikan al-Ta’dib sebagai pengenalan dan pengakuan secara
berangsur-angsur yang ditanamkan kepada manusia tentang tempattempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan,

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
12

A. W. Munawwir, Kamus Lengkap Al-Munawwir Arab-Indonesia…, h. 966.฀
Sanusi Uwes, Visi dan Pondasi Pendidikan Perspekti฀ Islam…, h. 40.฀
14
Abduin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2009), Cet. I, h.11฀
15
A. W. Munawwir, Kamus Lengkap Al-Munawwir Arab-Indonesia…, h. 12.฀
16
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung), h. 36.฀
13

15฀


sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuatan
dan keagungan Tuhan. 17
Melalui kata al-Ta’dib al-Attas ingin menjadikan pendidikan
sebagai sebuah sarana bagi transformasi nilai-nilai akhlak mulia yang
bersumber kepada ajaran Agama ke dalam diri manusia, serta menjadi
proses Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
Sementara

Abdurrahman

an-Nahlawi,

berpendapat

bahwa

pendidikan Islam adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh
manusia untuk mengembangkan, membina dan mengenalkan syariat
Islam untuk berakhlak.18
HM. Arifin menjelaskan bahwa hakekat pendidikan Islam adalah
usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan
dan

membimbing

pertumbuhan

serta

perkembangan

฀itrah

(Kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam menuju arah titik
maksimal pertumbuhan dan perkembangan.19
Menurut Ahmad ฀. Marimba, Pendidikan Islam yaitu bimbingan
jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran
Islam.20
฀ari pengertian-pengertian di atas, maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa pendidikan Islam adalah suatu usaha atau kegiatan pendidikan yang
diberikan oleh pendidik kepada orang yang dididik melalui bimbingan jasmani
dan rohani berdasarkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam, melalu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan untuk menyempurnakan dan mengarahkan
kompetensi yang ada di dalam diri orang tersebut pada perkembangan dan
pertumbuhannya ke arah titik maksimal demi terwujudnya pribadi yang baik,
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
17

Abduin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I, h.13.฀
Abdurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, (Jakarta: PT. Gema Insani
Press, 1995), Cet. II, h. 25.฀
19
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1991), Cet. I, h.32.฀
20
Ahmad ฀. Marimba, Pengantar Filsa฀at Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ma’arif,1989),
Cet. VIII, h. 23.฀
18

16 ฀


dan berkarakter Islami serta menjadikan ajaran Islam sebagai pandangan
hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
฀alam konteks Indonesia, pendidikan Islam memiliki arti dan pemaknaan
tersendiri terutama dalam kerangka Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional.

Perkembangan

pendidikan

Islam

dan

peranannya

dalam

pembangunan karakter bangsa yang mayoritas muslim mendapatkan apresiasi
yang tinggi.
฀alam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
Bab I Pasal I ayat 16 disebutkan: “Pendidikan berbasis masyarakat adalah
penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya,
aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh,
dan untuk masyarakat”.21
Pendidikan Islam dalam kerangka Nasional adalah pendidikan yang
menyelamatkan dan mengembagkan potensi fitrah manusia. Karena Islam
meyakini bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan menurut fitrahnya, dan dalam
fitrah tersebut, terdapat potensi-potensi baik dan buruk.
Pendidikan Islam di Indonesia memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan
umat, bangsa dan Negara, baik kehidupan yang sifatnya individu maupun
masyarakat dan kehidupan berbangsa. ฀an pendidikan Islam sebagai sub
system pendidikan nasional memiliki kerangka definisi dan tujuan yang
sejalan dengan pelaksanaan pendidikan nasional, yakni pendidikan Islam
harus mampu mengembangkan jati dirinya agar dapat membantu membangun
keberhasilan pendidikan nasional secara luas.
B.฀ Dasar-Dasar Pendidikan ฀slam
฀asar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu, fungsi dasar ialah
memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
21

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab I Pasal I, (Jakarta: Fokus Media, 2010), h. 4.฀

17 ฀


landasan untuk berdirinya sesuatu.22 Pendidikan merupakan bagian dari yang
terpenting dari kehidupan manusia yang secara kodrati adalah insan
pedagogik. Maka acuan yang menjadi dasar bagi pendidikan adalah nilai
tertinggi dari pandangan hidup suatu masyarakat di mana pendidikan tersebut
dilaksanakan. Oleh karena itu akan dibahas penulis adalah mengenai
pendidikan Islam, maka yang menjadi pandangan hidup yang mendasari
seluruh kegiatan pendidikan ini adalah pandangan hidup Islam.
Menurut H. Ramayulis, dasar pendidikan Islam dibagi menjadi dua
kategori, yaitu (1) dasar pokok, dan (2) dasar operasional.23
1.฀ ฀asar Pokok Pendidikan Islam
฀asar ideal pendidikan agama Islam adalah identik dengan ajaran
Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu alQurán dan al-Hadíth.
a.฀ Al-Qurán
Al-Qurán merupakan kalam Allah yang telah diwahyukanNya kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril
yang diperuntukan bagi seluruh umat manusia yang juga
merupakan petunjuk hidup yang lengkap, pedoman bagi
manusia meliputi seluruh aspek mencakup ilmu pengetahuan
yang tinggi sekaligus mulia, karena esensinya tidak dapat
dimengerti, kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal
cerdas.
Ayat al-Qur’an yang pertama kali diwahyukan Allah
kepada Muhamad adalah surat al-Alaq, yang berisikan perintah
membaca dan berpikir tentang ciptaan Allah di muka bumi,
adapun bunyi surat itu adalah:

฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
22

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2002), h. 95.฀
23
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. III, h. 122.฀

18 ฀


฀฀฀ ฀฀฀฀ ฀ ฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀฀ ฀ ฀ ฀฀฀ ฀ ฀฀ ฀
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(QS. Al-‘Alaq:
1-5).24
Beberapa rujukan di atas memberikan kesimpulan yang
jelas akan orientasi yang dimuat dan dikembangkan al-Qurán
bagi kepentingan manusia dalam melaksanakan amanat yang
diberikan oleh Allah s.w.t. oleh karena itu, pelaksanaan
pendidikan

Islam

sejatinya

adalah

implementasi

dan

pengamalan yang terkandug di dalam al-Qurán. Yang
mencakup pengaturan hubungan manusia dengan Tuhannya,
manusia dengan dirinya dan antar sesama manusia yang lain.
Nabi Muhammad s.a.w menjadi pendidik pertama pada
masa awal pertumbuhan Islam telah menjadikan al-Qurán
sebagai dasar pendidikan Islam di samping sunnah beliau
sendiri. Mengenai kedudukan al-Qurán sebagai sumber pokok
pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat al-Qurán itu sendiri.
Firman Allah s.w.t.
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀

฀฀ ฀ ฀ ฀ ฀฀ ฀฀฀ ฀฀ ฀฀ ฀฀ 

฀฀฀฀฀
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orangorang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
24

฀epartemen Agama RI, Al-Qurán dan Terjemahnya…, h. 1079.฀

19 ฀


seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan
(jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan
Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu,
mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.(QS.
Ali Imran: 164)25
Sehubungan dengan masalah ini, Muhammad Fadhil alJamali menyatakan sebagai berikut:
“Pada hakikatnya Al-Quran itu merupakan perbendaharaan
besar untuk kebudayaan manusia, terutama bidang kerohanian.
Ia pada umumnya merupakan kitab pendidikan masyarakat,
moril (akhlak) dan spiritual (kerohanian)”.26
Al-Qur’an menaruh perhatian yang sangat besar terhadap
masalah

pendidikan,

pembangunan

karakter

dan

pengembangan sumber daya manusia agar kehidupan di muka
bumi ini senantiasa damai, sejahtera, bermartabat dan
membawa kemaslahatan bagi seluruh makhluk, termasuk
kebahagiaan di dunia dan akhirat.27
b.฀ Al-Hadith
฀asar kedua setelah al-Qurán adalah Sunnah Rasulullah.
Amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah s.a.w dalam proses
perubahan hidup sehari-hari menjadi sumber utama pendidikan
Islam karena Allah s.w.t menjadikan Muhammad menjadi
teladan bagi umatnya. “Rasulullah s.a.w mengajarkan dan
mempraktekkan amal baik kepada istri dan sahabatnya. ฀an
seterusnya mereka praktekkan pula seperti yan dipraktekkan
oleh Rasulullah s.a.w, kemudian mereka mengajarkan pula
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀
25

฀epartemen Agama RI, Al-Qurán dan terjemahannya…, h. 104.฀
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 123.฀
27
Kementerian Agama RI, Ta฀sir Al-Quran Tematik: Pendidikan, Penegmbangan
Karakterdan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Lajnah Pentashih al-Quran
Badan Litbang dan ฀iklat, 2010), h. 2.฀
26

20 ฀


kepada orang lain. Perkataan, perbuatan, dan ketetapan
Rasulullah inilah yang disebut hadith atau sunnah”.28
Nabi Muhammad s.a.w selalu memberikan contoh dalam
perjalanan kehidupannya melaksanakan dakwah Islam. Contoh
yang diberikan beliau dapat dibagi menjadi tiga bagian.
“Pertama, hadith Qauliyah yaitu yang berisikan ucapan,
pernyataan, dan persetujuan. Kedu