Dengan demikian maka berdasarkan pernyataan Suryatmojo 2002 bahwa kegiatan-kegiatan pertanian di daerah karst sangat berbeda dengan daerah-daerah
lainnya, hal ini disebabkan oleh karakteristik batuan karst yang mendominasi daerah ini dan keterbatasan ketersedian sumber air untuk pengairan. Dapat
disimpulkan bahwa pembangunan dan pemanfaatan lahan di daerah karst perlu kehati-hatian dan perencanaan yang matang mengingat karakteristik daerah karst
yang unik dan sangat rentan terhadap kerusakan lahan baik erosi tanah maupun kehilangan sumber-sumber air untuk kehidupan.
E. Pengertian Ekowisata
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Masyarakat Ekowisata Internasional
mengartikannya sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggungjawab dengan cara mengonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal. Dari definisi ini ekowisata dapat dilihat tiga perspektif, yakni : pertama, ekowisata sebagai produk; kedua, ekowisata sebagai pasar; ketiga, ekowisata
sebagai pendekatan pengembangan. Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam. Sebagai pasar, ekowisata merupakan
perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. Akhirnya sebagai pendekatan pengembangan ekowisata merupakan metode pemanfatan
pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan Damanik dan Weber, 2006.
Ekowisata merupakan konsep dan istilah yang menghubungkan pariwisata dengan konservasi. Dalam banyak kesempatan, ekowisata sering dipahami
sebagai pariwisata yang berwawasan lingkungan. Jenis pariwisata ini merupakan salah satu bentuk pariwisata alternatif yang mengedepankan tanggung jawab dan
penghormatan terhadap lingkungan. World Tourism Organization WTO sebagai badan dunia yang mengurusi pariwisata telah mendorong diimplementasikannya
konsep ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari konsep pariwisata berkelanjutan Fandeli, 2005.
Menurut Boo 1990, ekowisata adalah perjalanan wisata alam yang mendorong usaha pelestarian dan pembangunan berkelanjutan, memadukan
kelestarian dengan pembangunan ekonomi dan pemberian dana yang lebih banyak untuk taman-taman, membuka lapangan pekerjaan baru bagi penduduk setempat
dan pendidikan lingkungan kepada pengunjung. Sedangkan Linberg 1998, memberi definisi ekowisata sebagai perjalanan yang bertanggung jawab ke
wilayah-wilayah alami yang melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Ekowisata dengan kata lain menggabungkan
suatu komitmen yang kuat terhadap alam dan suatu tanggung jawab sosial. Selanjutnya tanggung jaawab tersebut meluas kepada para wisatawan.
Ceballos-Lascurain 1998, mendefinisikan ekowisata sebagai suatu perjalanan ke suatu areal yang relatif alami tidak terkontaminasi, dengan tujuan
spesifik mempelajari, mengagumi dan menikmati bentang alam flora dan fauna liarnya, termasuk juga aspek kultur budayanya baik sekarang maupun yang akan
datang.
Suatu kegiatan wisata, baru dapat dikatakan sebagai ekowisata Hafild, 1995 jika telah memenuhi tiga dimensi yaitu :
1. Dimensi konservasi, yaitu kegiatan wisata tersebut membantu usaha
pelestarian alam setempat dengan dampak negatif seminimal mungkin. 2.
Dimensi pendidikan, yaitu wisatawan yang mengikuti kegiatan wisata tersebut akan mendapat ilmu pengetahuan mengenai ekoturisme, keunikan
biologi dan kehidupan sosial-budaya di tempat-tempat yang dikunjungi. 3.
Dimensi sosial, yaitu rakyat setempat yang menjadi aktor utama dalam penyelenggaraan kegiatan wisata tersebut.
Menurut batasan tersebut kegiatan ekowisata secara langsung atau tidak langsung ikut berperan dalam upaya melindungi dan mengelola habitat alam dan
spesies didalamnya serta di sisi lain dapat menguntungkan masyarakat setempat dari segi ekonomi. Pada umumnya peranan tersebut lebih bersifat keuntungan,
tetapi organisasi komersial yang menyebabkan wisatawan ikut berperan tidak boleh di abaikan. Peranan mereka perlu dinilai secara cermat dan terbuka oleh
para pelestari lingkungan alam. Ekowisata adalah suatu strategi baru, yang menjaga keseimbangan antara
penggabugan ekonomi dan yang mendorong pemeliharaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang sekaligus bermanfaat bagi masyarakat setempat. Berarti
ekotourisme adalah bentuk wisata yang gejalanya terlihat dalam bentuk perjalanan, yang tidak mengganggu lingkungan alam sebagai sumber apresiasi
dan kegunaan mereka Marjuka, 1995.
Krippendor 1982 menyatakan bahwa dalam kegiatan pariwisata, ekologi harus didahulukan sebelum ekonomi. Industri pariwisata harus memperhatikan
dan mencegah kerusakan bahan baku yang terpenting yaitu lingkungan. Dalam kaitan ini pariwisata yang berkelanjutan harus : a dapat meningkatkan standar
hidup masayarakat setempat, b dapat memuaskan wisatawan dengan produk wisata itu sendiri dan wisatawan akan berkunjung setiap tahun dan c dapat
menjaga habitat spesies dan makhluk yang mendiaminya agar dapat terus dinikmati.
F. Permintaan dan Penawaran Wisata