PA : Sistem Akuntansi Proyek Instalasi Gas Medis pada CV. Mulyana BS Surabaya.

(1)

SURABAYA

PROYEK AKHIR

Nama : HIENNY WARDHANI NIM : 08.39011.0012

Nama : PANDU ENDRA KUSUMA NIM : 08.39011.0017

Program : DIII (Diploma Tiga) Jurusan : Komputer Akuntansi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan... 3

1.5 Kontribusi ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Sistem Informasi ... 7

2.2 Sistem Informasi Akuntansi ... 8

2.3 Akuntansi untuk Perusahaan Kontraktor... 10

2.3.1 Pengertian Kontrak Konstruksi ... 10

2.3.2 Karakteristik Umum Perusahaan Kontraktor ... 11

2.3.3 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Kontrak Konstruksi ... 12

2.3.4 Biaya Kontrak Konstruksi ... 13


(3)

2.6 Akuntansi Tenaga Kerja ... 16

2.7 Laporan Keuangan Proyek ... 17

2.8 Laporan Laba Rugi Proyek ... 17

2.9 Tujuan Laporan Keuangan Proyek ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Lokasi Perusahaan ... 19

3.2 Analisis Permasalahan... 19

3.3 Perancangan Sistem... 35

3.3.1 System Flow ... 35

3.3.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 46

3.3.2.1 Hierarki Input Proses Output (HIPO) ... 46

3.3.2.2 Context Diagram ... 49

3.3.2.3 DFD Level 0 ... 51

3.3.2.4 DFD Level 1 ... 53

3.3.2.5 DFD Level 2 ... 55

3.3.2.6 DFD Level 3 ... 58

3.3.3 Entity Relational Diagram (ERD) ... 59

3.3.3.1 Conceptual Data Model (CDM) ... 59

3.3.3.2 Physical Data Model (PDM) ... 59

3.3.4 Struktur Database ... 62

3.3.5 Desain Input Output ... 77

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 96


(4)

4.1 Instalasi Program ... 96

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 96

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 96

4.1.3 Penginstallan dan Pengaturan Sistem... 97

4.2 Implementasi Sistem ... 97

4.2.1 Form Login... 97

4.2.2 Form Menu Utama ... 98

4.2.3 Form Menu Maintenance Data... 101

4.2.3.1 Form Maintenance Data Alat... 102

4.2.3.2 Form Maintenance Data Customer ... 102

4.2.3.3 Form Maintenance Data Barang ... 103

4.2.3.4 Form Maintenance Data Supplier ... 104

4.2.3.5 Form Maintenance Data Proyek ... 104

4.2.3.6 Form Maintenance Data Pesanan Dry Ice ... 106

4.2.3.7 Form Maintenance Data Gudang ... 107

4.2.3.8 Form Maintenance Data Karyawan ... 107

4.2.4 Form Menu Transaksi ... 108

4.2.4.1 Form Transaksi Progress Proyek ... 108

4.2.4.2 Form Transaksi Sewa Alat ... 110

4.2.4.3 Form Transaksi Purchase Request ... 111

4.2.4.4 Form Transaksi Purchase Order ... 111

4.2.4.5 Form Transaksi Pembelian ... 112

4.2.4.6 Form Transaksi Barang Keluar ... 113

4.2.4.7 Form Transaksi Pembelian Dry Ice ... 113


(5)

4.2.5.1 Form Pembayaran Progress Proyek ... 115

4.2.5.2 Form Pembayaran Hutang ... 116

4.2.5.3 Form Pembayaran Sewa Alat ... 116

4.2.6 Form Menu Data Akun ... 117

4.2.6.1 Form Data Akun COA ... 117

4.2.6.2 Form Data Akun File Biaya ... 118

4.2.7 Form Menu Laporan ... 119

4.2.7.1 Laporan Barang Keluar... 119

4.2.7.2 Laporan Pembelian Barang... 120

4.2.7.3 Laporan Laba Rugi Proyek ... 121

4.2.7.4 Laporan Progress Proyek ... 122

4.2.7.5 Daftar Penyewaan Alat ... 123

4.2.7.6 Bukti Pembayaran Progress ... 124

4.2.7.7 Nota Penjualan Dry Ice ... 125

4.2.7.8 Bukti Progress Proyek ... 127

4.2.7.9 Laporan Penyewaan Alat ... 128

4.2.7.10 Laporan Daftar Hutang ... 129

4.2.7.11 Laporan Laba Rugi Penjualan Dry Ice ... 130

4.3 Uji Coba Sistem ... 131

4.3.1 Uji Coba Form Login ... 131

4.3.2 Uji Coba Form Ubah Password... 133

4.3.3 Uji Coba Form Master Alat... 134


(6)

4.3.4 Uji Coba Form Master Customer ... 138

4.3.5 Uji Coba Form Master Barang ... 142

4.3.6 Uji Coba Form Master Supplier ... 146

4.3.7 Uji Coba Form Master Proyek ... 150

4.3.8 Uji Coba Form Master Pesanan Dry Ice ... 154

4.3.9 Uji Coba Form Master Gudang ... 158

4.3.10 Uji Coba Form Master Karyawan ... 160

4.3.11 Uji Coba Form Transaksi Progress Proyek ... 164

4.3.12 Uji Coba Form Transaksi Penyewaan Alat ... 168

4.3.13 Uji Coba Form Transaksi Purchase Request ... 171

4.3.14 Uji Coba Form Transaksi Purchase Order ... 173

4.3.15 Uji Coba Form Transaksi Pembelian Barang... 176

4.3.16 Uji Coba Form Transaksi Barang Keluar... 179

4.3.17 Uji Coba Form Transaksi Pembelian Dry Ice ... 181

4.3.18 Uji Coba Form Transaksi Penjualan Dry Ice ... 184

4.3.19 Uji Coba Form Pembayaran Progress Proyek ... 187

4.3.20 Uji Coba Form Pembayaran Hutang ... 191

4.3.21 Uji Coba Form Pembayaran Sewa Alat ... 194

4.3.22 Uji Coba Form Master COA ... 196

4.3.23 Uji Coba Form Biaya ... 199

4.3.24 Uji Coba Laporan Laba Rugi Proyek ... 203

4.3.25 Uji Coba Laporan Laba Rugi Penjualan Dry Ice ... 205

4.4 Evaluasi Sistem ... 207

BAB V PENUTUP ... 208


(7)

DAFTAR PUSTAKA ... 210 DAFTAR LAMPIRAN ... 211


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sistem akuntansi pada perusahaan merupakan sistem akuntansi yang menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakainya. Dalam sistem akuntansi dapat digunakan sebagai alat untuk mengontrol suatu laporan keuangan dalam perusahaan tersebut. Dan dapat mengetahui seluruh transaksi keluar / masuk laporan keuangan yang terdapat pada perusahaan.

Salah satunya pada perusahaan CV Mulyana BS yang berada di Jalan Raya Kupang Jaya A2-63 Surabaya, yang bergerak di bidang konstruksi instalasi gas medis dan penjualan dry ice. Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dapat mengalami perkembangan yang sangat pesat. Maka dari itu, dalam perusahaan kontraktor instalasi gas medis dan penjualan dry ice dapat dikaitkan dengan sistem akuntansi yang merupakan sistem yang menyediakan cara untuk menyajikan kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk laporan keuangan, yang mampu untuk melakukan proses transaksi keluar / masuk laporan keuangan pada perusahaan tersebut.

Pada perusahaan CV Mulyana BS terdapat dua jenis perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan dagang dan perusahaan kontraktor. Untuk perusahaan kontraktor instalasi gas medis proses bisnisnya dimulai dengan kontrak untuk menetukan jangka waktu suatu proyek yang disepakati. Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan CV Mulyana BS memerlukan suatu fasilitas gudang


(9)

untuk menyimpan peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk memenuhi kegiatan instalasi gas medis dalam suatu proyek. Sistem yang dibahas dalam konstruksi instalasi gas medis meliputi sistem pengadaan barang, produksi material medis, persediaan barang dan akumulasi penyusutan setiap proyek yang dilakukan. Sistem pengadaan barang pada perusahaan tersebut dikerjakan masing-masing bagian untuk melihat stok barang, sirkulasi keluar / masuknya barang, kebutuhan barang yang akan digunakan. Sedangkan perusahaan dagang penjualan dry ice dalam perusahaan CV Mulyana BS hanya sebagai usaha tambahan yang bergerak sebagai supplier.

Pada perusahaan CV Mulyana BS juga membuat laporan laba rugi proyek yang dikelola secara sistematis agar dapat diketahui peredaran keluar / masuknya keuangan perusahaan. Dan laporan keuangan ini sistemnya dilakukan sendiri-sendiri pada perusahaan tersebut. Perusahaan CV Mulyana BS juga melayani penjualan dry ice yang umumnya pembeliannya dilakukan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga pembayarannya bisa dilakukan dengan cara pembayaran langsung (cash) atau kredit. Saat ini, di perusahaan CV Mulyana BS sistemnya tidak terkomputerisasi dan akan lebih efisien jika proses bisnis pada perusahaan CV Mulyana BS tersebut dilakukan secara integrated dengan sistem komputerisasi.

Permasalahan diatas dapat diatasi dengan membuat sistem rancang bangun penjualan dry ice, sistem akuntansi proyek instalasi gas medis dan sistem laporan laba rugi proyek. Dengan adanya sistem ini proses pada perusahaan CV Mulyana BS dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu, manajemen dapat dengan mudah melakukan pengambilan keputusan.


(10)

3

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang pemasalahan, maka secara garis besar rumusan masalah yang terdapat dalam perusahaan ini sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat sistem rancang bangun penjualan dry ice pada perusahaan CV Mulyana BS ?

2. Bagaimana membuat sistem akuntansi proyek instalasi gas medis pada perusahaan CV Mulyana BS ?

3. Bagaimana membuat sistem laporan laba rugi proyek yang saling terintegrasi pada perusahaan CV Mulyana BS ?

1.3Batasan Masalah

Dalam pembuatan sistem ini kami memberikan batasan-batasan permasalahan sebagai berikut :

1. Sistem ini tidak membahas operasional suatu perusahaan. 2. Sistem ini tidak membahas tentang keamanan data dan jaringan. 3. Sistem ini tidak membahas tentang Rekonsiliasi Bank.

4. Sistem ini tidak membahas pemasangan instalasi gas medis suatu perusahaan. 5. Sistem ini tidak membahas tentang divisi untuk pencarian proyek suatu

perusahaan.

1.4Tujuan

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas maka dari pembuatan sistem ini sebagai berikut :


(11)

1. Agar menghasilkan sistem rancang bangun penjualan dry ice pada perusahaan CV Mulyana BS.

2. Agar menghasilkan sistem akuntansi proyek instalasi gas medis pada perusahaan CV Mulyana BS.

3. Agar menghasilkan sistem laporan laba rugi proyek yang saling terintegrasi pada perusahaan CV Mulyana BS.

1.5Kontribusi

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan pihak CV Mulyana BS, mengelola aplikasi sistem akuntansi proyek instalasi gas medis ini supaya dapat memberikan kontribusi dalam hal sebagai beikut :

1. Aplikasi sistem rancang bangun untuk proses penjualan dry ice yang dapat menghasilkan sistem yang didapat dari supplier perusahaan.

2. Aplikasi sistem akuntansi proyek instalasi gas medis yang dapat menghasilkan sistem pengadaan barang, produksi material medis, persediaan barang dan akumulasi penyusutan barang pada perusahaan.

3. Aplikasi sistem laporan laba rugi proyek yang dapat menghasilkan pendapatan suatu proyek perusahaan.

1.6Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan di dalam memahami permasalahan dan pembahasannya, maka penulisan Laporan Proyek Akhir ini dibuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut :


(12)

5

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang ingin diselesaikan dengan adanya program aplikasi yang dibuat, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, kontribusi sistem bagi pengguna dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dalam penyelesaian masalah serta teori yang mendukung dalam pembuatan sistem. Teori-teori tersebut antara lain : Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Akuntansi Untuk Perusahaan Kontraktor : Pengertian Kontrak Konstruksi, Karakteristik Umum Perusahaan Kontraktor, Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Kontrak Konstruksi, Biaya Kontrak Konstruksi, Metode Persentase Penyelesaian Proyek, Akuntansi Bahan, Akuntansi Tenaga Kerja, Laporan Keuangan Proyek, Laporan Laba Rugi Proyek, Tujuan Laporan Keuangan Proyek.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini dibahas mengenai gambaran umum perusahaan, metode-metode penelitian yang digunakan dalam membangun sistem dan bagaimana perancangan sistem dibuat, dalam bentuk document flow, system flow, data flow diagram (DFD), diagram berjenjang, entity relationship diagram (ERD), struktur database dan desain input output.


(13)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dalam bab ini di bahas tentang kebutuhan hardware dan software, instalasi program, penggunaan program, dan evaluasi dari implementasi program yang telah dibuat pada aplikasi ini.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan mengenai sistem baru dan saran yang diperoleh dari akibat logis kesimpulan yang ada.


(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan Teori Tentang Permasalahan

Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran dalam proyek akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

2.1Sistem Informasi

Kata sistem mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dari definisi sistem, maka dapat didefinisikan bahwa “Sistem Informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai tujuan yaitu menyajikan informasi.” (Ladjamudin, 2005:13).

Sering orang salah mengartikan antara sistem informasi dengan teknologi informasi. Namun dengan mengesampingkan teknologi informasi dengan produk-produknya, sistem informasi yang dihasilkan pun tentunya tidak lebih baik jika dibandingkan dengan sistem informasi yang menggunakan teknologi informasi untuk mendukung penyajian informasinya.

Sistem informasi juga berfungsi sebagai suatu alat bantu kompetisi bagi organisasi dalam mengupayakan pencapaian tujuan. Sistem informasi dituntut tidak hanya mengolah data dari dalam organisasi saja, tetapi juga dapat


(15)

menyajikan data dari pihak luar yang mampu menambah nilai kompetisi bagi dalam organisasi. Dengan demikian sistem informasi harus memiliki data yang telah terpolakan dan memiliki integritas dalam hal waktu dan tempat. Hal ini dimaksudkan supaya sistem informasi tersebut dapat menyajikan informasi yang tepat bagi pengguna.

2.2Sistem Informasi Akuntansi

Akuntansi menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk informasi keuangan kepada para pemakainya. Dari definisi akuntansi ini, maka Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat didefinisikan sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi (Bodnar, 2000).

SIA melaksanakan aplikasi akuntansi perusahaan. Karakteristik SIA adalah menangani data yang berfokus historis atau menjelaskan apa yang terjadi di masa lampau. Sehingga dapat meninggalkan jejak audit (audit trail). Output yang dihasilkan adalah informasi bagi manajer perusahaan. Laporan akuntansi standar seperti laporan rugi laba dan neraca merupakan contohnya. Tidak hanya output untuk internal organisasi, SIA juga menyediakan output bagi pihak luar organisasi. Misalnya, ketika suatu transaksi penjualan terjadi antara perusahaan dengan pelanggan, maka disiapkan dokumen tagihan kepada pelanggan. Hal ini sudah dapat dikatakan salah satu penerapan SIA mengingat karakteristik SIA adalah pencatatan transaksi (transaction information processing).

Aplikasi ini ditandai dengan pengolahan data yang tinggi. Keempat tugas dasar pengolahan data yang dilakukan oleh SIA antara lain :


(16)

9

a. Pengolahan data

Saat perusahaan menyediakan produk dan jasa ke lingkungan, tiap tindakan dijelaskan oleh satu catatan data. Jika tindakan tersebut melibatkan elemen lingkungan, maka disebut transaksi, karena itu timbullah istilah pengolahan transaksi.

b. Manipulasi data

Data perlu dimanipulasi untuk mengubahnya menjadi informasi. Operasi manipulasi data meliputi :

• Pengklasifikasian

Elemen-elemen data tertentu dalam catatan digunakan sebagai kode. Misalnya, suatu catatan gaji mencakup kode-kode yang mengidentifikasi nomor pegawai, departemen dan klasifikasi pegawai (kelas gaji).

• Pengurutan (sorting)

Catatan-catatan disusun sesuai urutan tertentu berdasarkan kode atau elemen data lain. Misalnya, file catatan gaji disusun sehingga semua catatan gaji pegawai disusun menjadi satu.

• Penghitungan

Operasi aritmatika dan logika dilaksanakan pada elemen-elemen data tambahan. Dalam sistem gaji, misalnya, upah per jam dikalikan jam kerja pendapatan kotor.

c. Pengikhtisaran

Banyak data yang perlu disintesis atau disarikan menjadi bentuk total, sub total, rata-rata dan seterusnya.


(17)

d. Penyimpanan data

Data dan file disimpan dalam media penyimpanan sekunder, biasanya pada database.

e. Penyiapan dokumen

SIA menghasilkan output untuk perorangan dan organisasi baik di dalam maupun di luar perusahaan. Misalnya, tagihan yang disiapkan setiap kali pesanan pelanggan diisi.

2.3Akuntansi untuk Perusahaan Kontraktor 2.3.1 Pengertian Kontrak Konstruksi

Perusahaan kontraktor mulai melakukan kegiatannya setelah menerima tender berupa kontrak konstruksi dari pihak pemberi proyek untuk membangun suatu bangunan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2002:34.1) kontrak konstruksi adalah “Suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan teknologi dan fungsi atau tujuan penggunaan pokok”.

Suatu kontrak konstruksi mungkin dinegosiasikan untuk membangun sebuah aset tunggal seperti : jembatan, bangunan dan jalan. Kontrak konstruksi juga berkaitan dengan sejumlah aset yang berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam hal rancangan, tekhnologi dan fungsi atau tujuan dari pembangunan pokok. Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 34 (IAI, 2002 : 34.3) kontrak konstruksi meliputi :


(18)

11

1. Kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi aset, misalnya : pelayanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek.

2. Kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan restorasi lingkungan setelah penghacuran aset.

2.3.2 Karakteristik Umum Perusahaan Kontraktor

Menurut Tjahyadi & Dewantoro (1995:24) akuntansi perusahaan kontraktor mempunyai keunikan - keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan praktek-praktek akuntansi pada perusahaan industri atau jasa lainnya. Keunikan-keunikan itu disebabkan karena Keunikan-keunikan perusahaan kontraktor itu sendiri, yaitu :

1. Proyek Konstruksi biasanya dilaksanakan jauh dari kantor pusat perusahaan konstruksi. Hal ini menimbulkan masalah-masalah pengumpulan, pemrosesan dan penggunaan data akuntansi yang relevan dan efektif.

Sehubungan dengan hal tersebut ada kenyataan bahwa akuntansi awal yang ada dilokasi proyek harus dikumpulkan oleh orang-orang tekhnik, yang karena terlalu berorientasi pada tekhnik konstruksi sering mengabaikan nilai akuntansi dan prosedur-prosedurnya. Hasilkan adalah kurangnya data akuntansi yang diperlukan.

2. Karena proyek merupakan satuan dasar (basic unit) maka metode akuntasinya mengarah pada “job cost accounting”. Dibandingkan dengan metode akuntansi yang lain, yaitu : “process cost accounting”, maka “job cost accounting” lebih memerlukan praktek-praktek yang dapat ditelusuri untuk setiap proyek (job). Faktor ini digabungkan dengan kesulitan dalam


(19)

mengumpulkan dan menelusuri data biaya telah menciptakan masalah akuntansi yang unik.

3. Seringkali proyek konstruksi berlangsung lebih dari satu tahun. Oleh karena itu, industri menggunakan “Long term contract method” dalam mengakui pendapatannya. “Long term contract revenue recognition methods” hanya salah satu dari contoh dari berbagai metode dan praktek akuntansi alternatif yang dapat ditemui.

2.3.3 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Kontrak Konstruksi

Pendapatan kontrak menurut Asiyanto (2003 : 22) adalah “Nilai hasil kerja pelaksana proyek yang telah diakui Owner atau yang mewakili berdasarkan kontrak dan persyaratan lain yang dinyatakan dalam uang”.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.34 (IAI, 2002 : 34.3) pendapatan kontrak suatu perusahaan kontraktor terdiri atas :

1. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak.

2. Penyimpanan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan dan dapat diukur secara handal. Pengukuran pendapatan kontrak didasarkan atas nilai wajar dari imbalan yang diterima, dimana pengukuran tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam ketidakpastian yang tergantung pada peristiwa dimasa datang.


(20)

13

2.3.4 Biaya Kontrak Konstruksi

Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.34 (IAI, 2002 : 34.3) anggaran biaya kontrak adalah “Suatu proses perhitungan volume pekerjaan, harga berbagai macam bahan material dan pekerjaan yang akan dilakukan pada suatu kontrak konstruksi”. Dengan kata lain, anggaran biaya kontrak konstruksi merupakan perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk membangun suatu proyek. Besarnya biaya proyek merupakan dasar bagi pihak manajemen untuk mengambil keputusan mengenai penentuan harga penawaran dan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengerjakan suatu proyek.

Biaya konstruksi menurut Asiyanto (2003 ; 260 dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu :

a. Biaya langsung

Biaya langsung adalah seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan diproyek dan biaya mendatangkan seluruh sumber daya yang diperlukan oleh proyek tersebut.

b. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah seluruh biaya yang terkait secara tidak langsung, yang dibebankan kepada proyek. Biaya ini biasanya terjadi di luar proyek.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2002 : 34.5) biaya kontrak konstruksi antara lain :

1. Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak, tetapi tidak terbatas pada :


(21)

b. Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi.

c. Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut. d. Biaya pemindahan sarana peralatan dan bahan-bahan dari dan ke lokasi

pelaksanaan proyek.

e. Biaya penyewaan sarana dan peralatan.

f. Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak tersebut.

g. Estimasi biaya pembetulan dan biaya-biaya lain yang mungkin timbul selama masa jaminan.

2. Biaya yang dapat didistribusikan pada aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat dialokasikan ke kontrak tertentu :

a. Asuransi.

b. Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan proyek tertentu.

c. Biaya-biaya overhead konstruksi.

3. Biaya yang tidak dapat didistribusikan ke aktivitas kontrak atau tidak dapat dialokasikan ke suatu kontrak dikeluarkan dari biaya kontrak konstruksi. Biaya-biaya semacam ini meliputi :

a. Biaya administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak.

b. Biaya pemasaran umum.

c. Biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak.


(22)

15

d. Penyusutan sarana dan peralatan yang menganggur yang tidak digunakan pada kontrak tertentu.

2.4Metode Persentase Penyelesaian Proyek

Tjahyadi dan dewantoro (1995:31) menyatakan bahwa : “Metode persentase penyelesaian dirancang untuk mengakui pendapatan setiap kontrak dengan perkembangan pekerjaan”. Pendapatan dan laba kotor diakui pada setiap periode didasarkan atas kemampuan dalam pembayaran, yaitu persentase penyelesaian. Pengakuan pendapatan harus dihubungkan dengan beberapa ukuran, sehingga dapat mengestimasikan secara wajar persentase pekerjaan yang telah diselesaikan dalam hubungannya dengan total pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kontrak.

Keunggulan metode ini dapat dipergunakan oleh perusahaan kontraktor yang mempunyai proyek bersifat jangka panjang. Salah satu penyebabnya, metode ini memungkinkan diterapkannya prinsip penandingan antara biaya dengan pendapatan pembangunan suatu proyek. Kekurangan metode ini telah banyak mempergunakan taksiran, dimana taksiran ini sendiri belum tentu tepat karena ada banyak faktor yang mungkin menghambat pekerjaan, misalnya perubahan cuaca dan krisis ekonomi.

Profesi akuntan menurut Kieso & Wegandt (2004:908), mewajibkan bahwa metode persentase penyelesaian harus digunakan apabila estimasi kemajuan kearah penyelesaian pendapatan serta biaya secara layak dapat dipercaya dan semua syarat dibawah ini terpenuhi :


(23)

2. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban kontrak.

3. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut.

Pemilihan metode harus dikaitkan dengan kondisi masing-masing perusahaan. Konsistensi juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode pengakuan pendapatan untuk kontrak-kontrak yang sama. Ada juga kemungkinan bagi kontraktor untuk menggunakan kombinasi dua metode itu dan tetap konsisten, namun hal tersebut jarang ditemui.

2.5Akuntansi Bahan

Pada umumnya perusahaan konstruksi menginginkan adanya persediaan bahan yang tepat di lokasi proyek dan harga yang tepat. Fungsi pembelian dilakukan oleh bagian pembelian atau petugas pembelian tergantung pada besarnya perusahaan.

2.6Akuntansi Tenaga Kerja

Menaksir dan mengendalikan biaya tenaga kerja merupakan salah satu hal yang penting dan sulit pada perusahaan konstruksi. Hal ini disebabkan karena proyek-proyek konstruksi berlangsung dalam jangka panjang dan taksirran biaya langsung di masa mendatang sangat diperlukan dalam rangka tawar menawar suatu proyek.

Banyak unsur yang mempengaruhi produktifitas tenaga kerja, seperti cuaca, tersedianya bahan, kinerja para subkontraktor, kerusakan peralatan,


(24)

17

motivasi dan pengendalian. Hal ini yang mengakibatkan sulitnya meramalkan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk proyek tertentu.

2.7Laporan Keuangan Proyek

Laporan keuangan proyek (Financial Statement) adalah hasil akhir suatu proses kegiatan akuntansi dan merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan proyek disajikan untuk memberikan informasi tentang pendapatan dan biaya-biaya yang diperoleh perusahaan.

2.8Laporan Laba Rugi Proyek (Income Statement)

Laporan Laba Rugi Proyek adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan biaya-biaya dari suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi.

a. Komponen Laporan Laba Rugi

Pada perusahaan manufaktur, harga pokok pembelian lebih dikenal dengan nama harga pokok persediaan dalam menghitung harga pokok produk. Harga pokok pembelian adalah salah satu dari komponen pada laporan laba rugi. Bentuk laporan harga pokok disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dan metode akuntansi yang dipilih.

Metode perpetual inventory adalah metode yang banyak digunakan pada

system akuntansi computer namun masih banyak akuntan yang sangat familiar

dengan metode Phisikal Inventori. Metode phisikal inventori semakin ditinggalkan karena system akuntansi computer dengan metode perpetual dapat memberikan informasi setiap saat tanpa harus menunggu perhitungan fisik persediaan bahkan dapat menampilkan hasil perhitungan harga pokok product.


(25)

b. Contoh Laporan Laba Rugi Proyek

2.9Tujuan Laporan Keuangan Proyek

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

Analisis terhadap suatu sistem merupakan suatu langkah penting dalam pemahaman permasalahan yang ada, sebelum dilakukannya pengambilan keputusan atau tindakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

3.1Lokasi Perusahaan

CV Mulyana BS berlokasi di Jalan Raya Kupang Jaya A2-63 Surabaya. Untuk lebih detailnya, peta alamat perusahaan data dilihat dari gambar 3.1 dibawah ini :

Gambar 3.1 Lokasi Perusahaan

3.2Analisis Permasalahan

Sistem akuntansi suatu kontraktor terdiri dari sistem penjualan dry ice dan sistem proyek instalasi gas medis. Sistem penjualan dry ice terdiri dari penjualan


(27)

dry ice dan pembelian dry ice. Selain itu, sistem proyek instalasi gas medis terdiri dari penerimaan proyek, barang keluar proyek, penyewaan alat proyek, penyelesaian proyek, pengadaan barang proyek, penerimaan barang proyek, retur barang proyek dan pencatatan akuntansi. Proses-proses pada sistem ini menghasilkan laporan progress proyek, laporan penyelesaian proyek dan laporan laba rugi proyek yang akan diserahkan oleh bagian manajemen kepada pihak CV Mulyana BS.

Pada Penjualan Dry Ice proses pertama kali konsumen melakukan pesanan barang yang akan diserahkan pada bagian administrasi, lalu bagian administrasi melakukan pengecekan stock barang yang menghasilkan catatan stock barang untuk di cek ada atau tidak, kalau ada melakukan cetak nota penjualan yang menghasilkan nota penjualan tiga (3) rangkap dan barang. Setelah itu, satu (1) rangkap buat arsip, lalu satu (1) rangkap dengan barang diberikan pada konsumen dan 1 rangkap diberikan pada bagian akuntansi untuk membuat laporan penjualan dan menghasilkan laporan penjualan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.2

Pada Pembelian Dry Ice proses pertama kali bagian administrasi melakukan pesanan pembelian ke supplier lalu menghasilkan data pesanan barang yang diberikan kepada supplier, lalu supplier mempersiapkan barang dan nota pembelian yang menghasilkan nota pembelian dan barang yang diberikan kepada bagian administrasi lalu melakukan pengecekan barang, jika rusak melakukan penukaran barang yang diberikan kepada supplier untuk mengecek dan mempersiapkan barang baru yang akan diberikan bagian administrasi. Jika tidak rusak mencatat pembelian dan menghasilkan nota pembelian yang akan


(28)

21

diserahkan kepada bagian akuntansi untuk membuat laporan pembelian dan menghasilkan laporan pembelian. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.3

Pada Penerimaan proyek proses pertama kali customer menghasilkan form penawaran proyek yang diberikan pada bagian admin untuk membuat surat perjanjian yang menghasilkan SPK dan form kontrak yang akan diberikan bagian direksi, lalu bagian admin proyek menerima form penawaran kontrak setelah itu, melakukan survey tempat menghasilkan data survey proyek yang diberikan pada bagian direksi, lalu melakukan persetujuan proyek, jika setuju melakukan otorisasi dan menghasilkan form tender otorisasi dan SPK otorisasi yang diberikan kepada admin proyek, jika tidak setuju menghasilkan form proyek ditolak yang diberikan pada customer. Bagian keuangan menerima form tender otorisasi dan melakukan cara pembayaran progress, jika iya membuat form progress yang menghasilkan form pembayaran progress, jika tidak membuat form sesuai perjanjian yang menghasilkan form pembayaran sesuai perjanjian yang akan diserahkan kepada customer. Setelah itu, menentukan pembayaran yang menghasilkan data pembayaran yang dipilih dan diserahkan pada bagian keuangan untuk dibuatkan DP yang menghasilkan surat tagihan DP yang diserahkan customer beserta form tender otorisasi yang kemudian menyiapkan pembayaran DP, lalu menghasilkan form pembayaran DP beserta uang yang diberikan pada bagian keuangan untuk membuat bukti pembayaran DP, menghasilkan bukti pembayaran yang diberikan pada customer. Lalu bagian keuangan membuat laporan progress proyek yang menghasilkan laporan progress proyek. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.4

Pada Barang Keluar proses pertama kali admin proyek mendapatkan data SPK otorisasi dan menghasilkan SPK, lalu membuat permintaan barang yang


(29)

menghasilkan form permintaan barang yang diserahkan pada gudang utama. Setelah itu, gudang utama membuat surat keluar barang mutasi yang menghasilkan surat keluar barang mutasi dan barang yang diserahkan pada gudang proyek, lalu gudang proyek menerima dan mengecek barang jika sesuai membuat penerimaan barang yang menghasilkan penerimaan barang, lalu menyiapkan barang proyek menghasilkan data barang keluar dan membuat surat keluar barang proyek yang menghasilkan surat keluar barang proyek dan barang diserahkan pada pelaksana proyek. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.5

Pada Penyewaan Alat proses pertama kali pelaksana proyek menghasilkan surat keluar barang proyek dan barang , lalu membuat daftar kebutuhan proyek yang menghasilkan form daftar kebutuhan proyek. Jika sesuai mulai pelaksana proyek, jika tidak sesuai buat permintaan alat kebutuhan proyek yang menghasilkan surat permintaan alat yang diserahkan gudang proyek untuk cek stock alat proyek, jika ada keluarkan alat menghasilkan surat keluar barang proyek dan barang yang diserahkan pelaksana proyek, jika tidak sesuai buat surat permintaan sewa yang menghasilkan surat permintaan sewa alat yang diberikan pada supplier, lalu membuat laporan sewa alat yang menghasilkan laporan sewa alat yang diberikan pada manager. Selain itu, supplier membuat surat kontrak sewa alat yang menghasilkan surat kontrak sewa alat dan barang yang diberikan pada gudang proyek, lalu menghasilkan form keluar barang proyek yang menghasilkan surat keluar barang proyek dan barang yang diserahkan pada pelaksana proyek. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.6

Pada Penyelesaian Proyek proses pertama kali pelaksana proyek membuat berita acara proyek selesai yang menghasilkan berita acara proyek selesai tiga (3)


(30)

23

rangkap, satu (1) rangkap buat arsip, dua (2) rangkap diberikan pada customer dan bagian keuangan. Lalu customer membuat pembayaran sesuai perjanjian kontrak proyek yang menghasilkan pembayaran sesuai perjanjian proyek dan uang yang diberikan pada bagian keuangan serta form tender otorisasi yang kemudian melakukan pengecekan pembayaran, jika sesuai membuat bukti pembayaran yang menghasilkan bukti pembayaran proyek yang diserahkan pada customer, lalu melakukan pembayaran sisa progress yang menghasilkan surat tagihan pembayaran dan membuat laporan penyelesaian proyek yang menghasikan laporan penyelesaian proyek yang diberikan pada manajemen. Jika tidak sesuai melakukan penagihan pembayaran. Setelah itu, bagian keuangan membuat form pembayaran sewa alat yang menghasilkan form pembayaran sewa alat dan uang yang diserahkan pada supplier, lalu membuat nota lunas sewa alat yang menghasilkan nota lunas pembayaran sewa alat yang akan diberikan pada bagian keuangan untuk dibuatkan laporan progress per proyek yang menghasilkan laporan progress per proyek. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.7

Pada Pengadaan Barang proses pertama kali bagian gudang membuat permintaan pembelian yang menghasilkan catatan stock barang dan surat permintaan barang yang diberikan pada bagian pembelian, lalu membuat surat permintaan pembelian yang menghasilkan permintaan surat pembelian yang diberikan pada supplier. Selain itu, bagian keuangan mendapatkan faktur tagihan dari supplier, lalu menanyakan jenis pembayaran tunai atau kredit. Jika tunai melakukan proses bayar yang menghasilkan faktur tagihan lunas dan uang yang diberikan pada supplier. Jika kredit pencatatan utang yang menghasilkan faktur tagihan jatuh tempo, lalu melakukan proses bayar menghasilkan faktur tagihan


(31)

lunas dan uang yang diberikan pada supplier. Setelah itu, bagian keuangan membuat laporan progress per proyek dan menghasilkan laporan progress per proyek. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.8

Pada Penerimaan Barang proses pertama kali supplier menerima surat jalan dan barang yang diberikan pada bagian pengawas, lalu mengecek apakah sudah memenuhi criteria, jika sesuai menerima barang yang menghasilkan surat jalan dan barang yang diserahkan pada bagian gudang, Jika tidak sesuai melakukan penolakan barang. Bagian gudang melakukan otorisasi surat jalan yang menghasilkan surat jalan dua (2) rangkap, buat arsip dan diberikan pada supplier. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.9

Proses Retur Barang proses pertama kali pengawas melakukan penolakan barang yang menghasilkan data barang yang ditolak, lalu diserahkan pada bagian pembelian untuk melakukan pengecekan jenis pembayaran retur. Jika tunai membuat laporan barang keluar yang menghasilkan laporan barang keluar dan membuat retur, jika tidak membuat retur yang menghasilkan retur barang dan barang yang diberikan pada supplier. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.10

Pada Pencatatan Akuntansi proses pertama kali bagian akuntansi melakukan pencatatan transaksi yang menghasilkan laporan laba rugi per proyek, laporan progress proyek dan laporan penyelesaian proyek yang diberikan pada manajemen. Setelah itu, bagian akuntansi melakukan pengikhtisaran transaksi yang menghasilkan laporan laba rugi per proyek dan laporan penyelesaian proyek yang diberikan pada manajemen. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.11


(32)

25


(33)

(34)

27


(35)

(36)

29


(37)

(38)

31


(39)

(40)

33


(41)

(42)

35

3.3Perancangan Sistem

Sebelum membuat program aplikasi, terlebih dahulu dilakukan proses perancangan sistem. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya aplikasi yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan yaitu mampu membantu menyelesaikan permasalahan penjualan dry ice, pelaksanaan proyek instalasi gas medis dan pencatatan akuntansi.

Dalam perancangan sistem ini ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dilakukan.

Urutan perancangan sistem ini adalah sebagai berikut : 1. System Flow

2. Data Flow Diagram (DFD) 3. Entity Relational Diagram (ERD) 4. Struktur Database

5. Desain Input Output

Langkah-langkah perancangan sistem ini prosedur-prosedur diatas dapat dijelaskan pada sub sebagai berikut :

3.3.1 System Flow

Berdasarkan document flow di atas maka dapat disusun system flow yang menentukan arah atau alur suatu sistem dibutuhkan suatu cara perancangan untuk mendeskripsikan bagaimana tiap langkah yang dilakukan dalam sistem dan pengguna dapat diketahui, agar di dapatkan suatu gambaran mengenai cara kerja dari sistem yang akan dibangun berdasarkan alur rancangan.


(43)

Pada System Flow ini akan dijelaskan alur proses-proses yang terdapat pada sistem informasi akuntansi proyek instalasi gas medis, sebagai berikut :

Gambar 3.12 System Flow Penjualan Dry Ice

Gambar 3.12 System Flow menjelaskan proses Penjualan Dry Ice yang dimulai dari bagian konsumen melakukan data pesanan barang, dimana bagian administrasi melakukan pengecekan stock barang untuk di cek ada atau tidak, jika ada melakukan update penjualan dan jika tidak melakukan pesanan pembelian kepada supplier. Setelah itu, mencetak nota penjualan yang diberikan pada bagian akuntansi untuk dibuatkan laporan penjualan.


(44)

37

Gambar 3.13 System Flow Pembelian Dry Ice

Gambar 3.13 System Flow menjelaskan proses Pembelian Dry Ice yang dimulai dari bagian administrasi mendapatkan pengecekan stock barang dari penjualan dry ice, setelah itu melakukan pesanan pembelian supplier yang diberikan pada bagian supplier untuk menyiapkan barang dan nota pembelian, lalu bagian administrasi melakukan pengecekan apakah barang rusak atau tidak, jika rusak maka melakukan penukaran barang, lalu bagian supplier mengecek dan mempersiapkan barang baru, kemudian bagian administrasi mencatat pembelian setelah itu diserahkan pada bagian akuntansi untuk dibuatkan laporan pembelian.


(45)

(46)

39

Gambar 3.14 System Flow menjelaskan proses Penerimaan Proyek yang dimulai dari bagian customer bekerjasama dengan perusahaan untuk mengerjakan proyek instalasi gas medis, dimana admin proyek menginputkan data survey proyek yang diberikan pada bagian direksi untuk melakukan persetujuan proyek, setelah disetujui dan diotorisasi oleh bagian admin, setelah itu melakukan cetak form tender proyek yang diberikan pada bagian keuangan untuk dibuatkan surat tagihan pembayaran progress proyek dan membuat laporan progress proyek, lalu bagian customer menyiapkan pembayaran DP yang diserahkan pada bagian keuangan untuk dibuatkan bukti pembayaran DP dan laporan progress proyek.


(47)

Gambar 3.15 System Flow menjelaskan proses Barang Keluar yang dimulai dari bagian admin proyek mendapatkan SPK otorisasi dari penerimaan proyek instalasi, setelah itu membuat permintaan barang yang diserahkan pada bagian gudang utama untuk membuat surat keluar barang mutasi yang diberikan pada bagian gudang proyek untuk menerima dan mengecek barang, setelah sesuai maka membuat penerimaan barang dan menyiapkan barang proyek untuk dibuatkan surat keluar barang proyek yang diserahkan pada bagian pelaksana proyek.

Gambar 3.16 System Flow Penyewaan Alat

Gambar 3.16 System Flow menjelaskan proses Penyewaan Alat yang dimulai dari bagian admin proyek mendapatkan data surat keluar barang dan alat


(48)

41

proyek dari barang keluar proyek, setelah itu mengupdate stock gudang proyek lalu membuat daftar kebutuhan proyek, jika tersedia maka mulai pelaksanaan proyek kalau tidak tersedia maka membuat permintaan alat kebutuhan proyek yang diserahkan pada bagian gudang proyek, lalu bagian gudang proyek melakukan cek stock alat proyek, jika tersedia maka keluarkan alat kalau tidak tersedia maka membuat surat permintaan sewa alat yang diserahkan pada bagian supplier, dan membuat laporan sewa alat yang diserahkan pada bagian manager. Setelah itu, bagian supplier membuat surat kontrak sewa alat yang diserahkan pada bagian gudang proyek dan membuat form keluar barang proyek yang diserahkan pada bagian admin proyek.


(49)

Gambar 3.17 System Flow menjelaskan proses Penyelesaian Proyek yang dimulai dari bagian pelaksana proyek membuat berita acara proyek selesai yang diserahkan pada bagian customer, setelah itu bagian customer membuat pembayaran sesuai perjanjian kontrak proyek yang diserahkan pada bagian keuangan. Setelah itu,bagian keuangan melakukan pengecekan pembayaran, jika sesuai maka membuat bukti pembayaran yang diserahkan pada bagian customer, setelah itu bagian keuangan melakukan pembayaran sisa progress dan membuat laporan penyelesaian proyek yang diserahkan pada bagian manajemen. Pada saat bagian keuangan mendapatkan surat kontrak sewa alat dari penyewaan alat proyek, setelah itu membuat form pembayaran sewa alat yang diberikan pada bagian supplier untuk dibuatkan nota lunas sewa alat yang diberikan pada bagian keuangan, lalu bagian keuangan membuat laporan progress per proyek.


(50)

43

Gambar 3.18 System Flow menjelaskan proses Pengadaan Barang yang dimulai dari bagian gudang membuat permintaan pembelian, setelah itu bagian pembelian membuat surat permintaan pembelian diberikan pada bagian supplier. Setelah itu, bagian keuangan melakukan jenis pembayaran tunai atau kredit, jika tunai melakukan proses bayar dan faktur tagihan lunas diberikan pada bagian supplier, lalu jika kredit melakukan pencatatan utang lalu melakukan proses bayar dan faktur tagihan lunas diberikan pada bagian supplier. Setelah itu, bagian keuangan membuat laporan progress per proyek.


(51)

Gambar 3.19 System Flow menjelaskan proses Penerimaan Barang yang dimulai dari bagian supplier mendapatkan data surat jalan dan barang dari pengadaan barang proyek, setelah itu bagian pengawas melakukan pengecekan barang, jika memenuhi kriteria quality dan jenis maka melakukan terima barang menghasilkan surat jalan dan barang diberikan pada bagian gudang untuk otorisasi surat jalan dan melakukan update barang. Setelah itu, surat jalan yang terdapat di bagian supplier penerimaan barang proyek akan diserahkan pada bagian supplier pengadaan barang proyek.

Gambar 3.20 System Flow Retur Barang

Gambar 3.20 System Flow menjelaskan proses Retur Barang yang dimulai dari bagian pengawas mendapatkan data retur dari penerimaan barang, setelah itu


(52)

45

melakukan penolakan barang. Lalu bagian pembelian melakukan pengecekan jenis pembayaran retur, jika barang melakukan penolakan barang lalu retur barang yang akan diberikan pada bagian supplier.

Gambar 3.21 System Flow Pencatatan Akuntansi

Gambar 3.21 System Flow menjelaskan proses Pencatatan Akuntansi yang dimulai dari proses untuk mencatat semua transaksi yang ada di perusahaan. Dimana pertama kali bagian akuntansi melakukan pencatatan transaksi yang akan


(53)

menghasilkan laporan laba rugi per proyek, laporan progress proyek, dan laporan penyelesaian proyek yang diberikan pada bagian manajemen. Bagian akuntansi juga melakukan pengikhtisaran laporan laba rugi per proyek dan penyelesaian proyek yang menghasilkan laporan laba rugi per proyek dan laporan penyelesaian proyek yang diberikan pada bagian manajemen.

3.3.2 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah gambar aliran informasi yang terlibat dalam suatu prosedur (event) yang terdapat dalam suatu sistem. Diagram ini menjelaskan lebih lanjut proses yang terdapat pada diagram berjenjang dengan alur data yang terjadi pada setiap proses. Data flow diagram berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah sehingga memungkinkan untuk dilakukan proses (decomposition), partisi atau pembagian sistem kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih sederhana. Adapun penjelasan dari DFD dapat dilihat sebagai berikut :

3.3.2.1Hierarki Input Proses Output (HIPO)

Hierarki Input Proses Output merupakan alat perancangan sistem yang dapat menampilkan seluruh proses yang terdapat pada suatu aplikasi tertentu dengan jelas dan terstruktur. Pada rancangan sistem Sistem Akuntansi Proyek Instalasi Gas Medis ini terdiri dari 3 (tiga) proses utama yaitu proses Penjualan

Dry Ice, Pelaksanaan Proyek Instalasi Gas Medis dan Pencatatan Akuntansi.


(54)

47

beberapa sub proses. Dari diagram berjenjang berikut ini akan terlihat masing-masing sub level dari Data Flow Diagram (DFD).

Seluruh proses yang terbentuk merupakan penjabaran dari masing-masing proses diatasnya dimana proses Penjualan Dry Ice, Pelaksanaan Proyek Instalasi Gas medis dan Pencatatan Akuntansi dapat diturunkan (decomposition) lagi menjadi beberapa sub proses. Adapun secara garis besar, diagram berjenjang yang membangun rancangan aplikasi digambarkan seperti pada gambar 3.22


(55)

(56)

49

3.3.2.2Context Diagram

Desain DFD dalam sistem ini seperti dalam gambar 3.23 Context diagram merupakan diagram pertama dalam rangkaian suatu DFD yang menggambarkan entitas-entitas yang berhubungan dengan suatu sistem informasi.

Context diagram untuk Sistem Akuntansi Proyek Instalasi Gas Medis terdapat 3 external entity, yaitu Supplier, Customer dan Bagian Manajemen. Masing-masing entity yang terhubung memberikan input dan output sistem.


(57)

(58)

51

3.3.2.3DFD Level 0

DFD level 0 merupakan proses decompose dari context diagram DFD level 0, menggambarkan tiap-tiap proses yang terdapat dalam sistem akuntansi proyek instalasi gas medis. Pada DFD level 0 terbagi menjadi 3 sub proses, yaitu :

1. Penjualan Dry Ice

Pada sub proses ini menjelaskan tentang tahap-tahap penjualan dry ice ini dimulai.

2. Pelaksanaan Proyek Instalasi Gas Medis

Pada sub proses ini menjelaskan tentang tahap-tahap pelaksanaan proyek instalasi gas medis ini dimulai.

3. Pencatatan Akuntansi

Pada sub proses ini dilakukan untuk melakukan pencatatan akuntansi sesuai dengan prosedur yang telah ada dan melakukan penjurnalan.

Adapun secara garis besar, DFD Level 0 untuk aplikasi ini digambarkan seperti pada gambar 3.24


(59)

(60)

53

3.3.2.4DFD Level 1

Pada DFD level 1 Poses Penjualan Dry Ice, terdapat external entity Customer dan Supplier. Dimana di dalamnya terdapat proses Pesanan Barang, Penjualan dan Pembelian. Untuk lebih jelas lihat pada gambar 3.25

Gambar 3.25 DFD Level 1 Proses Penjualan Dry Ice

Pada DFD level 1 Proses Pelaksanaan Proyek Instalasi Gas Medis, terdapat external entity Customer, Manajemen dan Supplier. Dimana di dalamnya terdapat proses Penerimaan Proyek, Penyewaan Alat Proyek, Penyelesaian Proyek dan Inventory Proyek . Untuk lebih jelas lihat pada gambar 3.26


(61)

(62)

55

Pada DFD level 1 Poses Pencatatan Akuntansi, terdapat eksternal entity Manajemen. Dimana di dalamnya terdapat proses Create Laporan Laba Rugi Per Proyek, Laporan Progress Proyek dan Laporan Penyelesaian Proyek. Untuk lebih jelas lihat pada gambar 3.27

Gambar 3.27 DFD Level 1 Proses Pencatatan Akuntansi

3.3.2.5DFD Level 2

Pada DFD level 2 Proses Penerimaan Proyek, terdapat eksternal entity Customer dan Manajemen. Dimana terdapat proses Input Penerimaan Proyek, Perhitungan Progress Proyek dan Pembayaran Progress Proyek. Untuk lebih jelas lihat pada gambar 3.28


(63)

Gambar 3.28 DFD Level 2 Proses Penerimaan Proyek

Pada DFD level 2 Proses Penyewaan Alat Proyek, terdapat eksternal entity Supplier. Dimana di dalamnya terdapat proses Penyewaan Alat dan Kontrak Penyewaan Alat. Untuk lebih jelas lihat pada gambar 3.29

Gambar 3.29 DFD Level 2 Proses Penyewaan Alat Proyek

Pada DFD level 2 Proses Penyelesaian Proyek, terdapat eksternal entity Customer, Supplier dan Manajemen. Dimana di dalamnya terdapat proses Perhitungan Progress Proyek, Serah Terima Proyek dan Penyewaan Alat. Untuk lebih jelas lihat pada gambar 3.30


(64)

57

Gambar 3.30 DFD Level 2 Proses Penyelesaian Proyek

Pada DFD level 2 Proses Inventory Proyek, terdapat eksternal entity Supplier dan Manajemen. Dimana di dalamnya terdapat proses Maintenance Data Supplier, Pengadaan Barang dan Transaksi Inventory. Untuk lebih jelas lihat pada gambar 3.31


(65)

3.3.2.6DFD Level 3

Pada DFD level 3 Proses Pengadaan Barang, terdapat eksternal entity Supplier dan Manajemen. Dimana di dalamnya terdapat proses Pengecekan Stock, Pembelian dan Pembayaran. Untuk lebih jelas lihat pada gambar 3.32

Gambar 3.32 DFD Level 3 Proses Pengadaan Barang

Pada DFD level 3 Proses Transaksi Inventory, terdapat eksternal entity Manajemen. Dimana di dalamnya terdapat proses Barang Masuk, Barang Keluar, Pencatatan Mutasi Barang dan Retur Barang. Untuk lebih jelas lihat pada gambar 3.33


(66)

59

3.3.3 Entity Relational Diagram (ERD)

Setelah dilakukan analisis terhadap sistem, langkah berikutnya perancangan sistem. Dimana dalam perancangan sistem ini dapat memberikan tentang gambaran sistem yang dibuat. Dengan menggunakan model dan beberapa tahap yaitu :

1. Conceptual Data Model (CDM) 2. Physical Data Model (PDM)

3.3.3.1Conceptual Data Model (CDM)

Secara logik jumlah tabel yang ada dalam database adalah 33 buah yang terdiri dari master dan transaksi. Pada Conceptual Data Model (CDM) terdapat relasi antar tabel yang satu dengan tabel yang lain. Hasil dari pengembangan sistem dapat dilihat pada gambar 3.34

3.3.3.2Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) merupakan generate Conceptual Data Model (CDM). PDM merupakan representative fisik dari database. Karena disini tipe data dari elemen-elemen data sudah dimunculkan. Untuk lebih jelas terlihat pada gambar 3.35


(67)

(68)

61


(69)

3.3.4 Struktur Database

Berdasarkan Gambar 3.35 struktur tabel terdiri dari file master dan file transaksi yang akan dijelaskan sebagai berikut :

Struktur File

A. Nama Tabel : Tabel Alat Proyek Primary Key : Kode Alat

Foreign Key : Username

Fungsi : Untuk menyimpan data alat proyek. Tabel 3.1 Struktur Tabel Alat Proyek

No Field Type Length Key

1 Kode Alat Char 10 Primary Key

2 Username Char 10 Foreign Key

3 Nama Alat Varchar 50 Not Null

4 Jumlah Alat Int - Not Null

5 Merk Alat Varchar 50 Not Null

6 Type Alat Varchar 100 Not Null

7 Status Alat Varchar 50 Not Null

B. Nama Tabel : Tabel Barang Primary Key : Kode Barang Foreign Key : Username

Fungsi : Untuk menyimpan data barang proyek. Tabel 3.2 Struktur Tabel Barang

No Field Type Length Key

1 Kode Barang Char 10 Primary Key

2 Username Char 10 Foreign Key

3 Nama Barang Varchar 50 Not Null

4 Satuan Varchar 50 Not Null

5 Quantity Barang Int - Not Null

6 Harga Beli Terakhir Float - Not Null

7 Status Varchar 50 Not Null


(70)

63

C. Nama Tabel : Tabel Barang Keluar Primary Key : Kode Keluar

Foreign Key : Kode Proyek Kode Barang Username

Fungsi : Untuk mengetahui barang yang keluar di setiap proyek. Tabel 3.3 Struktur Tabel Barang Keluar

No Field Type Length Key

1 Kode Keluar Char 12 Primary Key

2 Kode Proyek Char 12 Foreign Key

3 Kode Barang Char 10 Foreign Key

4 Username Char 10 Foreign Key

5 Tanggal Keluar Datetime - Not Null 6 Keterangan Keluar Varchar 50 Not Null

D. Nama Tabel : Tabel COA Primary Key : No Akun Foreign Key : Username

Fungsi : Untuk menyimpan nama-nama akun. Tabel 3.4 Struktur Tabel COA

No Field Type Length Key

1 No Akun Char 4 Primary Key

2 Username Char 10 Foreign Key

3 Nama Akun Varchar 50 Not Null

4 Saldo Normal Float - Not Null

5 Saldo Awal Float - Not Null

6 Tipe Akun Varchar 50 Not Null

E. Nama Tabel : Tabel Customer Primary Key : Kode Customer Foreign Key : Username


(71)

Fungsi : Untuk menyimpan data customer proyek. Tabel 3.5 Struktur Tabel Customer

No Field Type Length Key

1 Kode Customer Char 12 Primary Key

2 Username Char 10 Foreign Key

3 Nama Customer Varchar 50 Not Null

4 Alamat Customer Varchar 50 Not Null

5 Kota Customer Varchar 50 Not Null

6 CP Customer Char 12 Not Null

7 Telp Customer Char 12 Not Null

F. Nama Tabel : Tabel Detail Proyek Alat Primary Key : -

Foreign Key : Kode Alat Kode Proyek

Fungsi : Untuk menyimpan daftar alat-alat yang akan digunakan. Tabel 3.6 Struktur Tabel Detail Proyek Alat

No Field Type Length Key

1 Kode Alat Char 10 Foreign Key

2 Kode Proyek Char 12 Foreign Key

3 Nama Alat Varchar 50 Not Null

4 Jumlah Pemakaian Alat Int - Not Null 5 Biaya Pemakaian Alat Float - Not Null

6 Status Varchar 50 Not Null

G. Nama Tabel : Tabel Detil PR Primary Key : -

Foreign Key : Kode PR Kode Barang


(72)

65

Tabel 3.7 Struktur Tabel Detil PR

No Field Type Length Key

1 Kode PR Char 10 Foreign Key

2 Kode Barang Char 10 Foreign key

3 Nama Barang Varchar 50 Not Null

4 Quantity Int - Not Null

5 Status PR Varchar 50 Not Null

H. Nama Tabel : Tabel Detil Barang Keluar Primary Key : -

Foreign Key : Kode Barang Kode Keluar

Fungsi : Untuk menyimpan daftar barang yang keluar. Tabel 3.8 Struktur Tabel Detil Barang Keluar

No Field Type Length Key

1 Kode Barang Char 10 Foreign key

2 Kode Keluar Char 12 Foreign Key

3 Jumlah Stok Keluar Int - Not Null

I. Nama tabel : Tabel Detil Gudang Primary Key : -

Foreign Key : Kode Barang Kode Gudang

Fungsi : Untuk mengetahui data barang yang berada pada gudang. Tabel 3.9 Struktur Tabel Detil Gudang

No Field Type Length Key

1 Kode Barang Char 10 Foreign key

2 Kode Gudang Char 8 Foreign Key


(73)

J. Nama Tabel : Tabel Detil Pembelian Primary Key : -

Foreign Key : Kode Barang Kode Faktur

Fungsi : Untuk menyimpan daftar bahan proyek yang di beli. Tabel 3.10 Struktur Tabel Detil Pembelian

No Field Type Length Key

1 Kode Barang Char 10 Foreign Key

2 Kode Faktur Char 12 Foreign Key

3 Quantity Barang Int - Not Null

4 Harga Per Barang Float - Not Null

5 Jumlah Barang Float - Not Null

K. Nama Tabel : Tabel Detil PO Primary Key : -

Foreign Key : Kode Barang Kode PO

Fungsi : Untuk menyimpan daftar PO.

Tabel 3.11 Struktur Tabel Detil PO

No Field Type Length Key

1 Kode Barang Char 10 Foreign Key

2 Kode PO Char 11 Foreign Key

3 Quantity Barang Int - Not Null

4 Status PO Varchar 50 Not Null

L. Nama Tabel : Tabel Detil Progress Proyek Primary Key : -

Foreign Key : Kode Progres


(74)

67

Tabel 3.12 Struktur Tabel Detil Progress Proyek

No Field Type Length Key

1 Kode Progres Char 13 Foreign Key

2 TotBiayaBahan Float - Not Null

3 TotBiayaAlat Float - Not Null

4 TotBiayaPekerja Float - Not Null

M. Nama Tabel : Tabel Detil Proyek Bahan Primary Key : -

Foreign Key : Kode Proyek Kode Barang

Fungsi : Untuk menyimpan daftar bahan-bahan yang digunakan. Tabel 3.13 Struktur Tabel Detil Proyek Bahan

No Field Type Length Key

1 Kode Proyek Char 12 Foreign Key

2 Kode Barang Char 10 Foreign Key

3 Nama Barang Varchar 50 Not Null

4 Qty Barang Int - Not Nul

5 Harga Beli Terakhir Float - Not Null

6 Status Bahan Varchar 50 Not Null

N. Nama Tabel : Tabel Detil Retur Primary Key : -

Foreign Key : Kode Barang Kode Retur

Fungsi : Untuk menyimpan daftar barang yang di retur. Tabel 3.14 Struktur Tabel Detil Retur

No Field Type Length Key

1 Kode Barang Char 10 Foreign Key

2 Kode Retur Char 10 Foreign Key


(75)

O. Nama Tabel : Tabel Detil Sewa Alat Primary Key : -

Foreign Key : Kode Sewa Kode Alat

Fungsi : Untuk menyimpan daftar alat-alat yang di sewa. Tabel 3.15 Struktur Tabel Detil Sewa Alat

No Field Type Length Key

1 Kode Sewa Char 11 Foreign Key

2 Kode Alat Char 10 Foreign Key

3 Jumlah Alat Sewa Int - Not Null

4 Biaya Sewa Float - Not Null

P. Nama Tabel : Tabel File Biaya Primary Key : Id Biaya

Foreign Key : No Akun Username

Fungsi : Untuk menyimpan biaya-biaya yang digunakan. Tabel 3.16 Struktur Tabel File Biaya

No Field Type Length Key

1 Id Biaya Char 4 Primary Key

2 No Akun Char 4 Foreign Key

3 Username Char 10 Foreign Key

4 Nama Biaya Varchar 50 Not Null

5 Jumlah Biaya Float - Not Null

6 Tanggal Datetime - Not Null

Q. Nama Tabel : Tabel Gudang Primary Key : Kode Gudang Foreign Key : Kode Proyek


(76)

69

Fungsi : Untuk menyimpan daftar gudang suatu proyek. Tabel 3.17 Struktur Tabel Gudang

No Field Type Length Key

1 Kode Gudang Char 8 Primary Key

2 Kode Proyek Char 12 Foreign Key

3 Username Char 10 Foreign Key

4 Lokasi Gudang Varchar 50 Not Null

R. Nama Tabel : Tabel Hutang Primary Key : Kode

Foreign Key : Kode Supplier Kode Faktur Username

Fungsi : Untuk menyimpan daftar hutang kepada supplier. Tabel 3.18 Struktur Tabel Hutang

No Field Type Length Key

1 Kode Char 10 Primary Key

2 Kode Supplier Char 10 Foreign Key

3 Kode Faktur Char 12 Foreign Key

4 Username Char 10 Foreign Key

5 TglHutang Datetime - Not Null

6 Pembayaran Hutang Float - Not Null

7 Sisa Hutang Float - Not Null

S. Nama Tabel : Tabel Karyawan Primary Key : Id Karyawan

Fungsi : Untuk menyimpan data karyawan proyek. Tabel 3.19 Struktur Tabel Karyawan

No Field Type Length Key

1 Id Karyawan Char 10 Primary Key

2 Nama Karyawan Varchar 50 Not Null

3 Tanggal Lahir Datetime - Not Null


(77)

No Field Type Length Key

5 Kota Varchar 50 Not Null

6 Jabatan Varchar 50 Not Null

7 Contact Person Char 12 Not Null

T. Nama Tabel : Tabel Pembayaran Progress Primary Key : No Transaksi

Foreign Key : Kode Customer Kode Progres KodeProyek Username

Fungsi : Untuk transaksi pembayaran progress proyek. Tabel 3.20 Struktur Tabel Pembayaran Progress

No Field Type Length Key

1 No Transaksi Char 12 Primary Key

2 Kode Customer Char 12 Foreign Key

3 Kode Progres Char 13 Foreign Key

4 Kode Proyek Char 12 Foreign Key

5 Username Char 10 Foreign Key

6 Tanggal Datetime - Not Null

7 TotalBB Float - Not Null

8 TotalAlat Float - Not Null

9 TotalPekerja Float - Not Null

10 TotalBiaya Lain Float - Not Null

11 TotalSeluruh Float - Not Null

U. Nama Tabel : Tabel Pembelian Primary Key : Kode Faktur Foreign Key : KodePO

Kode Supplier Username


(78)

71

Tabel 3.21 Struktur Tabel Pembelian

No Field Type Length Key

1 Kode Faktur Char 12 Primary Key

2 Kode PO Char 11 Foreign Key

3 Kode Supplier Char 10 Foreign Key

4 Username Char 10 Foreign Key

5 Tgl Terima Faktur Datetime - Not Null

6 Total Beli Float - Not Null

7 Tgl Jatuh Tempo Datetime - Not Null

8 Total Pembelian Float - Not Null

9 Sisa Bayar Beli Float - Not Null

10 Jenis Pembelian Varchar 50 Not Null 11 Kategori Barang Varchar 50 Not Null

V. Nama Tabel : Tabel Pembelian Dry Ice Primary Key : Kode Pembelian

Foreign Key : Kode Pesanan Kode Supplier Username

Fungsi : Untuk menyimpan daftar pembelian dry ice. Tabel 3.22 Struktur Tabel Pembelian Dry Ice

No Field Type Length Key

1 Kode Pembelian Char 10 Primary Key

2 Kode Pesanan Char 10 Foreign Key

3 Kode Supplier Char 10 Foreign Key

4 Username Char 10 Foreign Key

5 Tgl Pembelian Datetime - Not Null

6 Jumlah Pembelian Int - Not Null

7 Harga Float - Not Null

8 Total Pembelian Float - Not Null

W. Nama Tabel : Tabel Penjualan Dry Ice Primary Key : Kode Penjualan

Foreign Key : Kode Pembelian Kode Pesanan


(79)

Username

Fungsi : Untuk menyimpan daftar penjualan dry ice. Tabel 3.23 Struktur Tabel Penjualan Dry Ice

No Field Type Length Key

1 Kode Penjualan Char 10 Primary Key

2 Kode Pembelian Char 10 Foreign Key

3 Kode Pesanan Char 10 Foreign Key

4 Username Char 10 Foreign Key

5 Tgl Penjualan Datetime - Not Null

6 Jumlah Penjualan Int - Not Null

7 Harga Jual Float - Not Null

8 Total Penjualan Float - Not Null

X. Nama Tabel : Tabel Penyewaan Alat Proyek Primary Key : Kode Sewa

Foreign Key : Kode Supplier Kode Proyek Username

Fungsi : Untuk menyimpan daftar penyewaan alat proyek. Tabel 3.24 Struktur Tabel Penyewaan Alat Proyek

No Field Type Length Key

1 Kode Sewa Char 11 Primary Key

2 Kode Supplier Char 10 Foreign Key

3 Kode Proyek Char 12 Foreign Key

4 Username Char 10 Foreign Key

5 Tanggal Sewa Datetime - Not Null

6 Total Biaya Sewa Float - Not Null

7 Lama Sewa Int - Not Null

8 Status Varchar 50 Not Null

Y. Nama Tabel : Tabel Pesanan Barang Primary Key : Kode Pesanan


(80)

73

Fungsi : Untuk menyimpan daftar pesanan barang. Tabel 3.25 Struktur Tabel Pesanan Barang

No Field Type Length Key

1 Kode Pesanan Char 10 Primary Key

2 Username Char 10 Foreign Key

3 Tanggal Pesan Datetime - Not Null

4 Tanggal Pengiriman Datetime - Not Null

5 Nama Customer Varchar 50 Not Null

6 Alamat Customer Varchar 50 Not Null

7 Copers Char 12 Not Null

8 No Telp Char 12 Not Null

9 Jumlah Pesanan Int - Not Null

Z. Nama Tabel : Tabel PO Primary Key : Kode PO Foreign Key : Kode Supplier

Kode PR Username

Fungsi : Untuk menyimpan daftar PO. Tabel 3.26 Struktur Tabel PO

No Field Type Length Key

1 Kode PO Char 11 Primary Key

2 Kode Supplier Char 10 Foreign Key

3 Kode PR Char 10 Foreign Key

4 Username Char 10 Foreign Key

5 Tanggal PO Datetime - Not Null

6 Keterangan Varchar 200 Not Null

AA. Nama Tabel : Tabel PR Primary Key : Kode PR Foreign Key : Kode Proyek

Username


(81)

Tabel 3.27 Struktur Tabel PR

No Field Type Length Key

1 Kode PR Char 10 Primary Key

2 KodeProyek Char 12 Foreign Key

3 Username Char 10 Foreign Key

4 Tanggal PR Datetime - Not Null

BB. Nama Tabel : Tabel Progress Proyek Primary Key : Kode Progres

Foreign Key : Kode Customer Kode Proyek Username

Fungsi : Untuk menyimpan daftar progress proyek. Tabel 3.28 Struktur Tabel Progress Proyek

No Field Type Length Key

1 Kode Progres Char 13 Primary Key

2 Kode Customer Char 12 Foreign Key

3 Kode Proyek Char 12 Foreign Key

4 Username Char 10 Foreign Key

5 Nama Progres Varchar 50 Not Null

6 Tgl Mulai Datetime - Not Null

7 Tgl Selesai Datetime - Not Null

8 Keterangan Varchar 100 Not Null

9 Prosentase Float - Not Null

10 Sisa Bayar Progres Float - Not Null

CC. Nama Tabel : Tabel Proyek Primary Key : Kode Proyek

Foreign Key : Kode Customer Username


(82)

75

Tabel 3.29 Struktur Tabel Proyek

No Field Type Length Key

1 Kode Proyek Char 12 Primary key

2 Kode Customer Char 12 Foreign Key

3 Username Char 10 Foreign Key

4 Nama Proyek Varchar 100 Not Null

5 Lokasi Proyek Varchar 100 Not Null

6 Titik Pemasangan Int - Not Null

7 Tgl Terima Datetime - Not Null

8 Tgl Mulai Datetime - Not Null

9 Tgl Selesai Datetime - Not Null

10 Keterangan Varchar 100 Not Null

11 Nilai Kontrak Float - Not Null

12 Uang Muka Float - Not Null

13 Sisa Kontrak Float - Not Null

14 Bahan Baku Float - Not Null

15 Tenaga Kerja Float - Not Null

16 Alat Float - Not Null

DD. Nama Tabel : Tabel Retur Bahan Primary Key : Kode Retur

Foreign Key : Kode Supplier Kode Faktur Username

Fungsi : Untuk menyimpan daftar barang yang diretur. Tabel 3.30 Struktur Tabel Retur Bahan

No Field Type Length Key

1 Kode Retur Char 10 Primary Key

2 Kode Supplier Char 10 Foreign Key

3 Kode Faktur Char 12 Foreign Key

4 Username Char 10 Foreign Key

5 Tanggal Retur Datetime - Not Null

EE. Nama Tabel : Tabel Supplier Primary Key : Kode Supplier


(83)

Username

Fungsi : Untuk menyimpan daftar supplier. Tabel 3.31 Struktur Tabel Supplier

No Field Type Length Key

1 Kode Supplier Char 10 Primary Key

2 Kode Proyek Char 10 Foreign Key

3 Username Char 10 Foreign Key

4 Nama Supplier Varchar 50 Not Null

5 Alamat Supplier Varchar 50 Not Null

6 Kota Supplier Varchar 50 Not Null

7 Contact Person Supplier Char 12 Not Null

8 Telp Char 12 Not Null

9 Jenis Supplier Varchar 50 Not Null

FF. Nama Tabel : Tabel User Admin Primary Key : Username

Foreign Key : Id Karyawan

Fungsi : Untuk menyimpan daftar user admin. Tabel 3.32 Struktur Tabel User Admin

No Field Type Length Key

1 Username Char 10 Primary Key

2 Id karyawan Char 10 Foreign Key

3 Password Varchar 50 Not Null

GG. Nama Tabel : Tabel Pembayaran Sewa Alat Primary Key : No Pembayaran

Foreign Key : Kode Sewa Kode Proyek Kode Supplier Username


(84)

77

Tabel 3.33 Struktur Tabel Pembayaran Sewa Alat

No Field Type Length Key

1 No Pembayaran Char 10 Primary Key

2 Kode Sewa Char 10 Foreign Key

3 Kode Proyek Char 10 Foreign Key

4 Kode Supplier Char 10 Foreign Key

5 Username Char 10 Foreign Key

6 Tanggal Pembayaran Datetime - Not Null

7 Total Pembayaran Float - Not Null

3.3.5 Desain Input / Output

Dalam desain antarmuka ini digunakan bahasa pemrograman Visual Studio.net 2008 dengan database Microsoft SQL Server 2008. Adapun desain Input / Output dari aplikasi ini adalah sebagai berikut :

3.3.5.1Desain Input

Berikut ini merupakan desain input yang terdapat dalam aplikasi sistem akuntansi proyek instalasi gas medis pada CV Mulyana BS :

A. Desain Form Login

Gambar 3.36 merupakan Form Login yang digunakan untuk login, dimana

user akan menginputkan username dan password untuk selanjutnya dilakukan

validasi. Form ini adalah tampilan awal dari keseluruhan program.


(85)

B. Desain Form Alat

Gambar 3.37 merupakan Form Alat yang digunakan untuk maintenance alat yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam pelaksanaan proyek.

Gambar 3.37 Desain Form Alat

C. Desain Form Customer

Gambar 3.38 merupakan Form Customer yang digunakan untuk maintenance data customer yang menjadi klien proyek. Dimana dalam form ini semua data customer akan dimiliki oleh perusahaan.


(86)

79

D. Desain Form Barang

Gambar 3.39 merupakan Form Barang yang digunakan untuk maintenance data barang yang dimiliki perusahaan dan data barang yang baru dikirim oleh supplier perusahaan.

Gambar 3.39 Desain Form Barang

E. Desain Form Supplier

Gambar 3.40 merupakan Form Supplier yang digunakan untuk maintenance data supplier yang selalu menyetok bahan baku untuk proyek dalam perusahaan tersebut.


(87)

F. Desain Form Proyek

Gambar 3.41 merupakan Form Proyek yang digunakan untuk maintenance data proyek yang membantu menangani suatu pelaksanaan proyek instalasi dalam suatu perusahaan. Dimana dalam form ini semua data proyek akan dibuatkan anggaran-anggaran biaya perusahaan dan menentukan uang muka, nilai kontrak dan sisa pembayaran suatu perusahaan.

Gambar 3.41 Desain Form Proyek

G. Desain Form Pesanan Dry Ice

Gambar 3.42 merupakan Form Pesanan Dry Ice yang digunakan untuk maintenance data pesanan dry ice yang dimiliki perusahaan dan data pesanan dry ice yang dipesan akan dikirim pada supplier.


(88)

81

Gambar 3.42 Desain Form Pesanan Dry Ice

H. Desain Form Gudang

Gambar 3.43 merupakan Form Gudang yang digunakan untuk maintenance data gudang yang ada di setiap lokasi proyek perusahaan.


(89)

I. Desain Form Karyawan

Gambar 3.44 merupakan Form Karyawan yang digunakan untuk maintenance data karyawan perusahaan.

Gambar 3.44 Desain Form Karyawan

J. Desain Form Transaksi Progress Proyek

Gambar 3.45 merupakan Form Transaksi Progress Proyek yang digunakan pada saat proyek sudah berjalan, dimana menginputkan pemakaian bahan, pemakaian pekerja, pemakaian alat dan hitung progress proyek.


(90)

83

K. Desain Form Transaksi Sewa Alat

Gambar 3.46 merupakan Form Transaksi Sewa Alat yang digunakan pada saat melakukan proses transaksi peminjaman alat proyek, dimana perusahaan melakukan transaksi tersebut jika perusahaan tidak memiliki alat yang diperlukan.

Gambar 3.46 Desain Form Transaksi Sewa Alat

L. Desain Form Transaksi Purchase Request

Gambar 3.47 merupakan Form Transaksi Purchase Request yang digunakan pada saat melakukan proses transaksi permintaan penjualan.


(91)

M. Desain Form Transaksi Purchase Order

Gambar 3.48 merupakan Form Transaksi Purchase Order yang digunakan pada saat melakukan proses transaksi permintaan pembelian.

Gambar 3.48 Desain Form Transaksi Purchase Order

N. Desain Form Transaksi Pembelian

Gambar 3.49 merupakan Form Transaksi Pembelian yang digunakan pada saat melakukan transaksi pembelian bahan baku proyek, dimana perusahaan melakukan transaksi tersebut jika bahan baku telah habis dan dibutuhkan.


(92)

85

O. Desain Form Transaksi Retur

Gambar 3.50 merupakan Form Transaksi Retur yang digunakan pada saat perusahaan akan meretur barang yang telah dibeli dari supplier jika barang tersebut rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.

Gambar 3.50 Desain Form Transaksi Retur

P. Desain Form Transaksi Barang Keluar

Gambar 3.51 merupakan Form Transaksi Barang Keluar yang digunakan pada saat perusahaan akan mengeluarkan barang dari gudang proyek apabila proyek tersebut membutuhkan bahan baku tersebut.


(93)

Q. Desain Form Transaksi Pembelian Dry Ice

Gambar 3.52 merupakan Form Transaksi Pembelian Dry Ice yang digunakan pada saat perusahaan akan melakukan proses pembelian dry ice pada supplier tersebut.

Gambar 3.52 Desain Form Transaksi Pembelian Dry Ice

R. Desain Form Transaksi Penjualan Dry Ice

Gambar 3.53 merupakan Form Transaksi Penjualan Dry Ice yang digunakan pada saat perusahaan akan melakukan proses penjualan dry ice pada setiap customer yang membeli pada perusahaan tersebut.


(94)

87

S. Desain Form Transaksi Pembayaran Progress

Gambar 3.54 merupakan Form Transaksi Pembayaran Progress yang digunakan pada saat melakukan transaksi pembayaran progress proyek, dimana perusahaan melakukan transaksi tersebut jika customer membayar sebagian dari total biaya proyek tersebut.

Gambar 3.54 Desain Form Transaksi Pembayaran Progress

T. Desain Form Transaksi Pembayaran Hutang

Gambar 3.55 merupakan Form Transaksi Pembayaran Hutang yang digunakan pada saat melakukan transaksi pembayaran hutang, dimana perusahaan melakukan transaksi tersebut jika progress proyek membayar pada waktu jatuh tempo dan mengetahui sudah lunas atau belum lunas proyek tersebut.


(95)

Gambar 3.55 Desain Form Transaksi Pembayaran Hutang

U. Desain Form Transaksi Pembayaran Sewa Alat

Gambar 3.56 merupakan Form Transaksi Pembayaran Sewa Alat yang digunakan pada saat melakukan transaksi pembayaran sewa alat, dimana perusahaan melakukan transaksi penyewaan alat, jika proyek membayar pada waktu tanggal pembayaran dan mengetahui keuangan yang harus dibayar, setelah itu mengetahui total pembayaran sewa dan melakukan pengecekan pembayaran.


(96)

89

V. Desain Form Transaksi COA

Gambar 3.57 merupakan Form Transaksi COA yang digunakan untuk menginputkan daftar akun-akun yang selanjutnya akan dibutuhkan untuk transaksi biaya dan pendapatan biaya yang telah terjadi pada suatu perusahaan.

Gambar 3.57 Desain Form Transaksi COA

W. Desain Form Transaksi File Biaya

Gambar 3.58 merupakan Form Transaksi File Biaya yang digunakan untuk mengetahui biaya-biaya yang dibutuhkan setiap daftar akun-akun yang dicari berdasarkan inputan COA. Setelah itu, mengetahui nama biaya dan jumlah biaya yang dibutuhkan, setelah itu dimasukkan pada daftar akun-akun tersebut.


(97)

3.3.5.2Desain Output

Berikut ini merupakan desain output yang terdapat dalam aplikasi sistem akuntansi proyek instalasi gas medis pada CV Mulyana BS :

A. Desain Nota Penjualan Dry Ice

Gambar 3.59 merupakan Nota Penjualan Dry Ice yang digunakan untuk memberi informasi tentang penjualan dry ice pada perusahaan tersebut.

Gambar 3.59 Desain Nota Penjualan Dry Ice

B. Desain Form Pembayaran Sewa Alat Proyek

Gambar 3.60 merupakan Form Pembayaran Sewa Alat Proyek yang digunakan untuk memberi informasi tentang pembayaran sewa alat proyek perusahaan tersebut.


(98)

91

C. Desain Daftar Permintaan Sewa Alat

Gambar 3.61 merupakan Daftar Permintaan Sewa Alat yang digunakan untuk memberi informasi tentang daftar permintaan sewa alat pada perusahaan tersebut.

Gambar 3.61 Desain Daftar Permintaan Sewa Alat

D. Desain Bukti Pembayaran Progress Proyek

Gambar 3.62 merupakan Bukti Pembayaran Progress Proyek yang digunakan untuk memberi informasi tentang pembayaran progress proyek perusahaan tersebut.


(99)

E. Desain Daftar Tagihan Penyelesaian Pembayaran

Gambar 3.63 merupakan Daftar Tagihan Penyelesaian Pembayaran yang digunakan untuk memberi informasi tentang tagihan penyelesaian progress proyek perusahaan tersebut.

Gambar 3.63 Desain Daftar Tagihan Penyelesaian Pembayaran

F. Desain Perjanjian Kontrak Proyek

Gambar 3.64 merupakan Perjanjian Kontrak Proyek yang digunakan untuk memberi informasi tentang perjanjian kontrak proyek perusahaan tersebut.


(100)

93

G. Desain Laporan Progress Proyek

Gambar 3.65 merupakan Laporan Progress Proyek yang digunakan untuk memberi informasi tentang laporan suatu progress proyek perusahaan tersebut.

Gambar 3.65 Desain Laporan Progress Proyek

H. Desain Laporan Penyelesaian Proyek

Gambar 3.66 merupakan Laporan Penyelesaian Proyek yang digunakan untuk memberi informasi tentang laporan suatu penyelesaian proyek perusahaan.


(1)

205 Rp. 55,440,000,00. Biaya Lain-Lain Rp. 68,871,460,00. Biaya Pembelian Rp. 2,061,300,00. Biaya Sewa Alat Rp. 360,000,00 Rp. 55,440,000,00. Biaya Lain-Lain Rp. 68,871,460,00. Biaya Pembelian Rp. 2,061,300,00. Biaya Sewa Alat Rp. 360,000,00 56 Pendapatan

Proyek 128, 019,360,00 Rupiah 128, 019,360,00 Rupiah Sesuai 57 Kelayakan Total

Biaya Proyek Perusahaan Kapasitas Mencukupi Kapasitas Mencukupi Sesuai

58 Kelayakan Pendapatan Proyek Rp. (-) 34,385,800,00 Tidak Layak Diterima Tidak Layak Diterima Sesuai

4.3.25 Uji Coba Laporan Laba Rugi Penjualan Dry Ice

Pada aplikasi, laporan laba rugi penjualan dry ice didapat dari inputan pengguna form pembelian dry ice, form penjualan dry ice dan form file biaya.


(2)

Perhitungan manual dihasilkan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menjumlahkan seluruh biaya-biaya per penjualan dry ice (biaya variabel)

Biaya variabel suatu penjualan dry ice diperoleh dengan menjumlahkan seluruh biaya-biaya yang terdapat pada pengeluaran suatu penjualan dry ice perusahaan.

Tabel 4.50 Tabel Perhitungan Laba Rugi Penjualan Dry Ice Biaya Variabel Perhitungan Hasil Akhir

Biaya Air 400.000,00

Biaya Listrik 350.000,00

Biaya Telepon 200.000,00

Biaya Lain-Lain 100.000,00

Total Biaya 1.050.000,00

2. Menghitung suatu pendapatan penjualan dry ice perusahaan pada saat melakukan pesanan barang pada supplier yang dikerjakan oleh perusahaan.

Tabel 4.51 Tabel Perhitungan Pendapatan Penjualan Dry Ice Pendapatan

Penjualan Dry Ice 10.516.000,00

HPP (2.787.000,00)

Laba Bruto (10.516.000,00 – (2.787.000,00)) 7.729.000,00

Total Biaya 1.050.000,00

Laba/Rugi 7.729.000,00 - 1.050.000,00 6.679.000,00

Jika hasil aplikasi di atas dibandingkan dengan perhitungan manual, maka akan dapat diperoleh hasil seperti yang tampak pada Tabel 4.52

Tabel 4.52 Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan Laba Rugi Penjualan Dry Ice Test

Case ID

Pembanding Perhitungan

Manual Hasil Aplikasi Keterangan 59 Biaya Variabel

Suatu Penjualan Dry Ice Perusahaan

Biaya Air Rp. 400.000,00.

Biaya Listrik Rp. 350.000,00. Biaya Telepon

Biaya Air Rp. 400.000,00.

Biaya Listrik Rp. 350.000,00.

Biaya Telepon Sesuai


(3)

207

Rp. 200.000,00. Biaya Lain-Lain Rp. 100.000,00.

Rp. 200.000,00. Biaya Lain-Lain Rp. 100.000,00. 60 Pendapatan

Penjualan Dry Ice

10.516.000,00 Rupiah

10.516.000,00 Rupiah

Sesuai 61 Kelayakan Total

Biaya Penjualan Dry Ice Perusahaan

Kapasitas Mencukupi

Kapasitas Mencukupi

Sesuai

62 Kelayakan Pendapatan Penjualan Dry Ice Rp. 6.679.000,00

Layak Diterima Layak Diterima Sesuai

4.4 Evaluasi Sistem

Dari hasil implementasi dan uji coba di atas dapat diketahui bahwa aplikasi sudah dapat berjalan dengan baik dan benar. Di mana hasil dari aplikasi sistem dapat memberikan suatu aplikasi yang dapat mengitegrasikan dengan sistem yang manual menjadi sistem terkomputerisasi oleh perusahaan kontraktor instalasi gas medis dan penjualan dry ice tersebut.


(4)

5.1 Kesimpulan

Sistem Akuntansi Proyek Instalasi Gas Medis yang telah dibuat berdasarkan hasil studi lapangan pada perusahaan kontraktor CV Mulyana BS Surabaya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Agar menghasilkan sistem rancang bangun penjualan dry ice pada perusahaan CV Mulyana BS, yang dapat membantu dalam proses pesanan barang, pembelian barang dan penjualan barang.

2. Agar menghasilkan sistem akuntansi proyek instalasi gas medis pada perusahaan CV Mulyana BS, yang dapat membantu dalam proses penerimaan proyek, penyewaan alat proyek, penyelesaian proyek dan inventory proyek. Sistem inventory proyek ini membantu dalam mengelola pengadaan barang dan transaksi inventory.

3. Agar menghasilkan sistem laporan laba rugi proyek yang saling terintegrasi pada perusahaan CV Mulyana BS, yang dapat membantu bagian manajemen untuk mengetahui peredaran keluar / masuknya keuangan perusahaan dari sistem yang dibahas pada perusahaan.

5.2 Saran

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pengembangan Sistem Akuntansi Proyek Instalasi Gas Medis tidak berhenti disini. Pengembangan yang dapat dilakukan antara lain :


(5)

209

1. Sistem ini merupakan bagian kecil dari Sistem Akuntansi Proyek Instalasi Gas Medis, oleh karena itu sistem ini dapat dikembangkan menjadi sistem yang lebih kompleks dan dapat terintegrasi dengan sempurna.

2. Dalam suatu sistem yang terkomputerisasi ini, Sistem Akuntansi Proyek Instalasi Gas Medis perlu adanya suatu sistem yang dapat mengetahui peredaran keluar / masuknya keuangan perusahaan dari kedua sistem yang dibahas pada perusahaan.


(6)

Asiyanto, 2003. Pendapatan Kontrak Konstruksi. Jakarta: Salemba Empat. Bordnar,G.2000. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002, Laporan Keuangan Proyek, Jakarta: Erlangga.

Kieso & Wegandt, 2004. Profesi Akuntan. PT Prenhallindo, Jakarta.

Kendall, K. E. & Kendall, J. E., 2003, Analisis dan Perancangan Sistem, jilid 1, PT Prenhallindo, Jakarta.

Ladjamudin, 2005. Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Standar Akuntansi Keuangan No. 34 (IAI), 2002. Pengertian Kontrak Konstruksi. Jakarta: Salemba Empat.

Tjahyadi & Dewantoro. 1995. Akuntansi Untuk Industri Konstruksi Di Indonesia. Jakarta: PAU-EK-UI (Pusat Antar Universitas – Studi Ekonomi Universitas Indonesia).

Yuswanto, Subari. 2007. Pemrograman Database Visual Basic. NET. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Yuswanto & Subari. 2008. Mengolah Database Dengan SQL Server 2008. Jakarta: Prestasi Pustaka.