TA : Pembuatan Video Pembelajaran Menggunakan Teknik Pop UP Animation Berjudul Belaria.

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : Rengga Eko Hardiyanto

NIM : 08.51016.0011

Program Studi : DIV Komputer Mulitmedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

ABSTRAK

PEMBUATAN VIDEO PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEKNIK POP-UP ANIMATION

BERJUDUL BELA RIA

Rengga Eko Hardiyanto(2013)DIV Komputer Multimedia

Pembimbing : (I) Achmad Yanu A, S.T. M.B.A (II) Guruh Nusantara. S.Sn

Penelitian ini bertujuan membuat animasi pop up dalam bentuk video pembelajaran dengan membahas sumber-sumber energi listrik yang ditujukan kepada anak-anak agar memahami lebih jauh peran sumber energi listrik.

Penulis melakukan survei di SD Negeri Sruni I, SD Negeri Sruni II, SD Negeri Sawotratap dengan melakukan forum diskusi grup kepada beberapa narasumber guna memperoleh pendapat mereka tentang pelajaran yang diambil sebagai bahan untuk pembuatan video pembelajaran serta bagaimana karakter yang disukai untuk pembuatan animasi pop-up. Hasil yang ingin dicapai penulis yaitu bagaimana membuat video pembelajaran dengan teknik pop up animation yang mudah dimengerti para peserta didik dalam menerima materi pelajaran. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini karena masih banyak anak-anak Indonesia kurangnya minat baca terhadap anak, sehingga penulis ingin mengajak mereka dalam belajar tentang sumber energi listrik. dengan metode yang asyik berupa video pembelajaran


(3)

Uses Pop Up Animation Technique

Titled Bela Ria

Rengga Eko Hardiyanto(2013)DIV Komputer Multimedia

Pembimbing : (I) Achmad Yanu A, S.T. M.B.A (II) Guruh Nusantara. S.Sn

The purpose of research that wants to be achieved by author is he wants to make pop up animation which its form is video learning by discussing the sources of electrical energy in order to children more understand about the use of the sources of electrical energy.

The method of research that has been done by author is survey in Sruni elementary school I and II by distributing forum group discussion with teachers and students as the sources which contains their opinions about lesson that be taken as a material to make video learning and how does characters are preferred for making pop up animation. The result that wants to be achieved after survey is to get input about favorite characters in making video learning uses pop up animations which will use language that easy to understand and little text. The conclusion is there are a lot of Indonesian children that still do not understand about the sources of electrical energy and the impact of it, so that the author would like to invite them to study the sources of electrical energy. The audience target that the author expected is children will like video learning to help them study.


(4)

xi DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ...xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Pengertian Media Pembelajaran... 5

2.2 Jenis Media Pembelajaran ... 5


(5)

xii

2.6 Perkembangan Anak ... 11

2.7 Pengertian Ilustrasi ... 13

2.8 Pengertian Buku Pop Up ... 12

2.9 Teori Warna ... 16

2.10 12 Prinsip Animasi ... 16

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 21

3.1 Metodologi Penelitian ... 21

3.1.1 Jenis Penelitian ... 21

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.1.3 Teknik Analis Data ... 24

3.1.4 Studi Eksisting ... 24

3.1.5 Segmenting, Targeting, Positioning ... 27

3.2 Analisa Data ... 28

3.2.1 Hasil penelitian ... 29

3.2.2 Pencarian Keyword ... 29

3.2.3 Deskripsi ... 30


(6)

xiii

3.3 Alur Perancangan ... 31

3.4 Pra Produksi ... 31

3.4.1 Ide dan Konsep ... 31

3.4.2 Warna ... 32

3.4.3 Digital Imaging ... 33

3.4.4 Ilustrasi ... 33

3.4.5 Audio ... 34

3.4.6 Merchandise ... 34

3.4.7 Tipografi ... 35

3.4.8 Sinopsis... 36

3.4.9 Skenario ... 37

3.4.10 Story Board ... 37

3.4.11 Casting ... 37

3.4.12 Perancangan Karya ... 38


(7)

xiv

4.1 Persiapan Perlengkapan ... 40

4.2 Produksi ... 41

4.2.1 Pengambilan Gambar ... 41

4.2.2 Art working ... 42

4.3 Pasca Produksi ... 45

4.3.1 Animating Object ... 45

4.3.2 Compositing Object ... 46

4.3.3 Mixing ... 47

4.3.4 Editing ... 47

4.3.4 Editing ... 47

4.3.5 Rendering ... 48

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran-saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA... 55


(8)

xv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 3.1 Screen shot Scene Film Jumanji ... 25

Gambar 3.2 Screen shot Scene Film Jumanji ... 25

Gambar 3.3 Screen shot Scene Film Dora The explorer ... 26

Gambar 3.4 Screen shot Scene Film Blue’s Clues ... 26

Gambar 3.5 Ilustrasi Poster Belaria... 29

Gambar 3.6 Ilustrasi Merchandise Belaria…...30

Gambar 3.7 Tipografi Advert………...35

Gambar 3.8 Tipografi Tekton Pro………...36

Gambar 3.9 Model Talent Bela ... 38

Gambar 3.10 Model Talent Ria ... 38

Gambar 4.1 Persiapan Pra produksi Video Pembelajaran BELARIA ... 41

Gambar 4.2 Screen shot Video Pembelajaran BELARIA ... 42

Gambar 4.3 Artwork Scene Pembuka ... 43

Gambar 4.4 Digital Painting Untuk Animasi Pop Up ... 44

Gambar 4.5 Penganimasian Obyek ... 45


(9)

xvi


(10)

xvii

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 3.1 Tabel Pencarian Keyword ... 30


(11)

xviii

Lampiran 1 Surat ijin melakukan penelitian ... 57

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ... 59

Lampiran 3 Daftar Hadir Forum Diskusi Grup...61

Lampiran 4 Lampiran Pertanyaan Wawancara ... 62

Lampiran 5 Skenario ... 64


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan berkembang seiring dengan berkembangnya media pembelajaran. Begitu juga dengan sarana dan prasarana pendidikan semakin semakin variatif. Media yang dipakai dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah video pembelajaran, yang mulai banyak dikembangkan sebagai sarana belajar bagi anak-anak.

Video pembelajaran merupakan media teknologi yang memiliki kelebihan yang baik dalam membantu kegiatan proses pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya pengguna media visual disekolah untuk sarana bantu ajarnya. Penyampaian materi kepada anak dengan menggunakan video pembelajaran cukup baik dibanding menggunakan buku penunjang, karena menggunakan buku penunjang sejauh ini masih bersifat abstrak dan pemateri belum bisa menjelaskan detail visualnya kepada anak (Endah, 2012).

Salah satu pengemasan video pembelajaran yang kian banyak diminati anak-anak saat ini adalah dalam bentuk animasi. Mengingat Dunia animasi sendiri semakin berkembang, dapat kita ambil contoh serial blues clues, dora the explorer merupakan bentuk film yang sifatnya edukatif.

Video pembelajaran berjudul BELARIA ini mengambil pokok bahasan sumber energi listrik, dengan memperhatikan masyarakat yang semakin konsumtif


(13)

terhadap berbagai barang-barang kebutuhan yang membutuhkan energi listrik. Kadang kita kurang sadar dalam penggunaan peralatan listrik tersebut, apabila digunakan secara berlebihan. Mengenalkan sumber energi listrik sangat baik untuk para siswa sekoalah dasar, agar tahu betul bagaimana alur listrik dapat membantu menyalakan peralatan rumah tangga dirumah (Soewarno, 2013), mendapat saran tersebut membuat penulis tertarik untuk menuangkan kedalam karya dengan mengambil pendekatan pada Pop Up Book serta dikemas dalam bentuk animasi sebagai media ajar kepada para siswa sekolah dasar. Pop Up Animation merujuk pada teknik Pop Up Book sebagai media dalam memvisualisasikan materi yang ingin disampaikan dibuat lebih dinamis, mengingat Pop Up Book merupakan buku yang dibuat dapat menampilkan objek-objek memiliki dimensi ketika dibuka pada tiap halamannya, dan bersifat statis.

Besar harapan dengan dibuatnya video pembelajaran Berjudul BELARIA menggunakan teknik Pop Up Animation ini dapat menjadi video pembelajaran yang menarik berbasis multimedia sehingga dapat merangsang siswa dalam proses memahami materi yang mengulas sumber energi listrik secara audio maupun visual nantinya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam Pembuatan Video Pembelajaran menggunakan teknik Pop Up Animation Berjudul BELARIA ini yaitu sebagai berikut:


(14)

3

1. Bagaimana membuat video pembelajaran Berjudul Belaria dengan Pokok Bahasan Sumber Energi Listrik?

2. Bagaimana membuat video pembelajaran untuk anak-anak Sekolah Dasar? 3. Bagaimana membuat video pembelajaran menggunakan teknik Pop Up Animation?

1.3 BatasanMasalah

Adapun batasan masalah dalam Pembuatan Video Pembelajaran menggunakan teknik Pop Up Animation Berjudul BELARIA ini yaitu sebagai berikut:

1. Membuat video pembelajaran Berjudul Belaria dengan Pokok Bahasan Sumber Energi Listrik

2. Membuat video pembelajaran untuk anak-anak Sekolah Dasar

3. Membuat video pembelajaran menggunakan teknik Pop Up Animation

1.4 Tujuan

Pembuatan Video Pembelajaran menggunakan teknik Pop Up Animation Berjudul BELARIA ini bertujuan:

1. Membantu belajar anak dengan menggunakan video pembelajaran

2. Membantu mengenalkan secara visual Sumber Energi Listrik kepada anak-anak Sekolah Dasar.


(15)

1.5 Manfaat

Manfaat dari Pembuatan Video Pembelajaran menggunakan teknik Pop Up Animation Berjudul BELARIA ini yaitu:

diharapkan dapat menjadi rujukan dan bahan kajian untuk pembuatan video pembelajaran. Khususnya bagi kalangan akademisi.

1. Sebagai media guna membantu pendidik dalam memberikan gambaran terhadap materi ajar yang mudah dan efektif


(16)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Media Pembelajaran

Definisi media pembelajaran. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa/anak-anak dalam kegiatan belajar dalam mencapai tujuan belajar.

2.2 Jenis Media Pembelajaran

Menurut (website://www.Syafir.com, 2007), Direktorat Tenaga Kependidikan (2008: 8-9) banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut kontrol pada pemakai. Namun demikian, secara umum media bercirikan Tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan


(17)

Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 8-9), ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:

1. Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film televisi. 2. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, dsb.

3. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara. 4. Media visual bergerak, seperti: film bisu.

5. Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu. 6. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.

7. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

2.3 Fungsi Video Pembelajaran

Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran (makalah I Wayan Santyasa, 2007) adalah sebagai berikut.

1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.

2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.


(18)

7

3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.

4. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.

5. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.

6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus pertempuran, dan sebagainya.

7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.

8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan sebagainya.


(19)

9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.

10. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.

11. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan film atau video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya.

12. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram, bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.

13. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama. Setelah siswa melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula, kemudian dapat mengamati secara ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film atau video (memantapkan hasil pengamatan). 14. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek

secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang professor dalam waktu yang sama.


(20)

9

15. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing.

2.4 Tujuan dan Landasan Penggunaan Video Pembelajaran

Ada empat landasan pemikiran tentang penggunaan media pembelajaran. landasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Landasan emperik ialah alasan mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi pebelajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi. 2. Landasan historis adalah alasan penggunaan media pembelajaran ditinjau dari

sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran.

3. Landasan emperik ialah alasan penggunaan media yang didasarkan pada karakteristik pelajar.

4. Landasan teknologis alasan penggunaan media yang didasarkan pada kemudahan teknik.

Sedangkan tujuan penggunaan media pembelajaran adalah :

1. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat dan berdaya guna.

2. Unuk mempermudah bagi guru / pendidik dalam menyampaikan informasi materi kepada anak didik.

3. Untuk mempermudah anak didik dalam menyerap atau menerima materi yang disampaikan oleh guru.


(21)

4. Untuk dapat mendorong keinginan anak didik dalam mengetahui lebih banyak dan mendalami tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru.

2.5 Manfaat media pembelajaran

Berikut beberapa manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan.

2. Media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosil ekonomi.

3. Media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain.

4. Media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan.

5. Media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan. media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme


(22)

11

2.6 Perkembangan Anak

Dalam memperhatikan ciri perkembangan anak seperti yang terkutip dalam (http://psikologi-artikel.blogspot.com/2013/03/ciriperkembangananak.html) mendesain karakter untuk sajian video pembelajaran, adapun langkah yang perlu dilakukan yaitu menentukan profil dari karakter tersebut (Wright, 2005) Berikut merupakan contoh format profil karakter animasi menurut ciri perkembangan anak.

2.6.1 Ciri-ciri perkembangan anak usia 12 tahun

Berdasarkan http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/ yang diakses menyebutkan bahwa ciri-ciri anak 12 tahun yang dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:

a. Fisik, memiliki beberapa ciri-ciri seperti energi tinggi, butuh banyak istirahat, dorongan pertumbuhan, tanda pubertas, makan itu sangat dipentingkan (snack pagi di sekolah), dan Pendidikan jasmani sangat dibutuhkan.

b. Sosial, memiliki beberapa ciri seperti mulai tampak kepribadian orang dewasa, dapat memberikan alasan yang lebih masuk akal, antusias dan tidak malu-malu, berinisiatif untuk kegiatannya sendiri, empati, peduli pada dirinya dan sangat pengertian, dapat membuat tujuan yang nyata dalam waktu singkat, muncul rasa aman terhadap dirinya, teman sebaya lebih pentig dari pada guru.

c. Bahasa, memiliki beberapa ciri seperti muncul kekasaran (sarkasme), memiliki makna ganda, bermain kata-kata, bercanda sesuai kemampuan


(23)

mereka, asyik ngobrol dengan orang dewasa atau teman sebaya, bahasa “gaul”

d. Kognisi, memiliki beberapa ciri seperti kemampuan memahami hal yang abstrak meningkat, muncul kemampuan pada ketrampilan / area tertentu, dapat dan akan melihat dua sisi dari sebuah argumen, sangat tertarik pada hal-hal baru politik, keadilan sosial, meneliti dan mempelajari ketrampilan sebelumnnya dengan meningkatkan disiplin pengorganisasian.

2.6.2 Ciri-ciri perkembangan anak usia 12-20 tahun

Berdasarkan http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/ yang diakses menyebutkan bahwa ciri-ciri anak 12 tahun yang dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:

a. Fisik Pada remaja akhir, proporsi tubuh mencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya (Syamsu Yusuf :2005).Memiliki beberapa ciri pada remaja wanita seperti terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus “menarche” (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, mudah sakit pinggang, mudah kelelahan, depresi, dan mudah tersinggung.

b. Sosial, memiliki ciri-ciri seperti Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain).


(24)

13

c. Bahasa, Memiliki beberapa ciri-ciri seperti makna ganda, bermain kata-kata, bercanda sesuai kemampuan mereka, Asyik ngobrol dengan orang dewasa atau teman sebaya, bahasa “gaul”

d. Kognisi, memiliki beberapa ciri-ciri adapun seperti kemampuan berpikir logis, berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah, sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak, munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis, memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya, mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi, wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri)

2.7 Pengertian Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu unsur yang penting dan sering digunakan dalam komunikasi dalam bentuk buku, Pengertian ilustrasi secara luas tidak terbatas pada gambar dan foto. Ilustrasi bisa berupa garis, bidang dan bahkan susunan huruf bisa disebut ilustrasi. Seorang desainer grafis Amerika, Herb Lubalin, sangat dikenal dunia karena kepiawaiannya mengeksploitasi bentuk huruf sebagai ilustrasi (Rahmat Supriyono, 2010).

Karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa kata-kata.


(25)

1. Untuk menarik perhatian : warna, bentuk, ukuran 2. Untuk merangsang minat membaca keseluruhan pesan. 3. Untuk menjelaskan suatu pernyataan

4. Untuk menciptakan suatu suasana yang khas.

2.7.1 Ilustrasi Untuk Anak-anak

Ilustrasi untuk anak merupakan tampilan visual pembelajaran untuk anak-anak dengan menggunakan ilustrasi-ilustrasi yang lebih kompleks. Kebanyakan pembelajar lebih menyukai tampilan visual yang berwarna dari pada tampilan visual hitam-putih. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua hal tersebut kecuali ketika ada hubungan antara topik yang sedang dipelajari dengan eksistensi warna. Beberapa manfaat visual dalam pembelajaran antara lain, visual dapat memotivasi pebelajar dengan cara menarik perhatian mereka, mempertahankan perhatian serta mendapatkan respon-respon emosional. Selain itu, visual juga dapat menyederhanakan informasi yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Dengan kata lain, peranan visual dalam pembelajaran termasuk penting untuk mendukung informasi tertulis dan informasi lisan (verbal information)

2.8 Buku Pop Up

2.8.1 Pengertian Buku Pop-Up

Buku pop up adalah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau berunsur 3 dimensi. Buku pop-up memberikan visualisasi cerita yang lebih


(26)

15

menarik. Tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi, gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser hingga bagian yang dapat berubah bentuk. Buku ini juga memberikan kejutan-kejutan dalam setiap halamannya yang dapat mengundang ketakjuban ketika halamannya dibuka (Sabuda, Okcit hal 1 di dalam Hiner).

Buku Pop Up merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur tiga dimensi, buku Pop Up sekilas hampir sama dengan origami, dimana kedua seni ini mempergunakan tehnik melipat kertas, jenis buku Pop Up sangat beragam dari yang sederhana hingga yang sangat sulit membuatnya.

Penggunaan buku seperti ini bermula dari abad ke-13 pada awalnya pop-up digunakan untuk mengerjakan anatomi,matematika,membuat perkiraan astronomi, menciptakan sandi rahasia dan meramalkan nasib. Selama berabad-abad lamanya buku seperti ini hanya digunakan untuk membantu pekerjaan ilmiah. hingga abad ke 18 tehnik ini mulai di terapkan pada buku yang dirancang sebagai hiburan terutama ditujukan untuk anak-anak

2.8.2 Kelebihan Buku Pop-Up

Buku pop up dapat memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik .mulai dari tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi , gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagian atasnya digeser bagian yang dapat berubah bentuk,memiliki tekstur seperti benda aslinya bahkan beberapa ada


(27)

yang dapat mengeluarkan bunyi. Hal-hal seperti ini membuat ceritanya lebih menyenangkan dan menarik untuk dinikmati.

Hal lain yang membuat menarik lainnya adalah ia selalu memberikan kejutan-kejutan pada setiap halamannya yang dapat mengundang ketakjuban ketika halamannya dibuka .hal ini dapat membuat pembaca memancing antusiasnya dalam membaca buku ini karena mereka nanti menanti kejutan apa lagi yang akan diberikan dalam halaman selanjutnya.

2.8.3 Manfaat Pop-UP

Manfaat yang didapat adalah mengajarkan anak untuk lebih menghargai buku dan memperlakukannya dengan baik ,lebih mendekatkan anak dengan orang tua karena buku pop-up memiliki bagian yang halus sehingga memberikan kesempatan untuk orang tua duduk bersama dengan putra-putri mereka dan menikmati cerita . dapat mengembangkan kreatifitas anak dan merangsang imajinasi anak .menambah pengetahuan hingga memeberikan penggambaran bentuk suatu benda.

2.9 Teori Warna

Dimanapun kita berada dibumi ini kita akan selalu melihat warna. Di dalam industri grafika dewasa ini, hubungan desainer dengan produksi cetak dalam hal warna sangatlah erat. Karena warna termasuk salah satu bagian penting dalam suksesnya desain tersebut. Warna bersangkut paut dengan persepsi dan interpretasi subyektif. Pengungkapan secara verbal dari warna sangat sulit dan


(28)

17

rumit apabila harus dirterjemahkan dalam bahasa reproduksi grafika. Bagaimanapun, jika ada metode standar dimana warna dapat secara tepat dungkapkan dan dimengerti oleh siapapun, komunikasi warna akan lebih lacar dan mudah.

Menurut buku Color Basic, oleh Anne Dameria, Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek dan observer ( dapat berupa mata kita ataupun alat ukur). Di dalam ruang yang gelap, kita tidak dapat mengenali warna. Begitu juga apabila tidak ada objek yang kita lihat maka kitapun tidak bisa mengenali warna.

Warna – warna yang akan digunakan dalam karya ini adalah panduan warna – warna yang memiliki sisi ceria dan feminine karena warna- warna tersebut mewakili sifat target audience . Tujuannya adalah agar target audience merasa dekat dengan buku ini dan tertarik dengan buku ini.

2.9 Warna yang disukain anak perempuan menurut psikolog anak

Berikut adalah beberapa warna yang disukai anak perempuan menurut Mia Rachmiati , S.Psi, berikut dengan penjelasannya :

1. Shocking pink

Warna shoking pink sangat menarik karena warnanya yang menyala, membuat anak perempuan menjadi semangat.


(29)

2. Soft pink

Warna soft pink sangat mencerminkan anak perempuan yang cantik, lembut dan lucu. Warna soft pink mencerminkan sifat yang lembut dan menenangkan.

3. Light yellow

Warna light yellow sangat menarik perhatian dan berkesan ceria layaknya seorang anak perempuan

4. Purple

Warna purple atau ungu sangat cocok untuk kamar seorang anak perempuan, karena warnanya yang feminine dan hangat, juga dapat merangsang kreatifitas dan imajinasi pada anak.

2.1012 Prinsip Animasi

Berdasarkan pada buku Pengetahuan Dasar Animasi Indonesia (Prakosa, 2010), dijelaskan bahwa dalam pembuatan animasi yang baik ada prinsip yang harus dipahami dan diikuti. Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1. Timing

Benda yang bergerak cepat dan lambat dapat menjelaskan apa dan mengapa pada benda tersebut, selain itu juga dapat memberikan kesan Timing dapat diartikan sebagai acting serta timing pergerakan suatu obyek atau karakter yang sedang beraksi dalam suatu scene.


(30)

19

2. Arcs

Hampir semua gerakan alami didunia ini bergerak daloam garis lengkung, hal ini disebabkan karena tiap benda yang bergerak dipengaruhi oleh lebih dari satu gaya atau kekuatan

3. Squash and Stretch

Perubahan bentuk suatu benda sebagai proses melebih-lebihkan atau exagerations. Didalam animasi, squash and stretch dapat diimplementasikan dalam beberapa proses perubahan bentuk pada obyek

4. Anticipation

Gerakan dalam animasi selalu memiliki tahap persiapan ketika akan melakukan aksi atau gerakan. Prinsip ini digunakan menuntun mata untuk bersiap-siap terhadap gerakan yang akan terjadi.

5. Ease In and Ease Out

Prinsip ini berhubungan dengan akselerasi obyek ketika akan mengalami percepatan atau perlambatan ketika melakukan pergerakan.

6. Secondary Action

Secondary action membuat suatu animasi terlihat lebih menarik dan alami. Gerakan yang ditimbulkan menjadi pendukung dari gerakan yang utama atau sebenarnya, misalnya gerakan rambut pada karakter disaat berjalan atau terkena angina agar terlihat lebih hidup.

7. Follow Through

Reaksi yang terjadi atau gerakan overlap oleh sebuah obyek karakter setelah melakukan aksi atau gerakan utama


(31)

8. Staging

Staging adalah gerakan atau perubahan obyek sehingga membuat audiens mudah memahami maksud. Staging dapat memperlihatkan mood dan perhatian terhadap posisi dan aksi suatu karakter

9. Straight Ahead Action and Pose to Pose

Pose to pose action merupakan standar dalam teknik animasi dengan merencanakan struktur gerakan-gerakan yang akan terjadi melalui pose-pose kunci. Straight ahead adalah teknik animasi dengan menggerakkan karakter frame by frame hingga selesai.

10. Apeal

Karakter yang memiliki personality atau kepribadian akan mampu menghubungkan emosi antar karakter tersebut dengan penonton.


(32)

21 BAB III

PERANCANGAN KARYA

3.1 Metodologi 3.1.1 Jenis Penelitian

Dalam metode penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif. Jenis data kualitatif digunakan karena penilaian sebuah video pembelajaran tidak dapat dilihat berdasarkan nilai objektif, penilaian film animasi lebih pada pengamatan dan juga dari perkembangan subyeknya.

Tugas Akhir ini difokuskan bagaimana membuat video pembelajaran yang dapat menarik siswa untuk lebih minat belajar serta membantu memberi gambaran kepada anak-anak sekolah dasar khususnya kelas 5 mengenai sumber energi listrik, langkah pertama penelitian dilakukan dengan proses wawancara melalui forum diskusi grup kepada beberapa pihak sebagai narasumber guna pengambilan data yang nantinya diproses untuk langkah selanjutnya.

3.1.2 Pengumpulan Data

Menurut Arief Sadiman (2006: 100), pengembangan media meliputi enam langkah, yaitu: (1) menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) merumuskan tujuan instruksional, (3) merumuskan materi secara terperinci, (4) mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (5) menulis naskah media, dan (6) mengadakan tes dan revisi. Sementara itu, Satya Adi (2003: 5-6) menyatakan bahwa proses pengembangan multimedia pembelajaran mengikuti lima langkah, yaitu: (1) melakukan proses analisis yaitu menemukan kebutuhan apa saja yang


(33)

diperlukan untuk membuat multimedia (2) membuat desain multimedia yaitu membuat storyboard atau alur cerita (3) melakukan pengembangan yaitu membuat motion effect, transisi, struktur navigasi, dan data variabel (4) melaksanakan evaluasi yaitu menguji produk dengan melibatkan audiens yang sesungguhnya dan (5) melakukan pendistribusian yaitu mengemas hasil karya untuk didistribusikan.

Adapun Data utama diambil bedasarkan pada forum diskusi umum yang didapat dari wawancara, dengan mengikut sertakan perwakilan dari beberapa pihak sekolah guna memilih dan memutuskan karakter dan materi yang nantinya dibuat dalam karya.

Dengan mengadakan diskusi dengan siswa, guru, kepala sekolah, komite dan beberapa tokoh masyarakat sebagai mediator dalam forum diskusi guna menentukan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam praproduksi ini nantinya. Hasil penelitian secara langsung ini akan di kombinasikan menggunakan beberapa studi literatur atau teori-teori yang telah dicetak dalam bentuk buku dan yang terdapat di internet. Dalam Pembuatan karya penulis melakukan penelitian dengan mengundang beberapa siswa, Kepala sekolah, Komite, beberapa wali murid, dan beberapa Guru SD Negeri SRUNI I dan SD Negeri SRUNI II sebagai narasumber penguat sumber data yang berkaitan dengan pembuatan video pembelajaran ini nantinya.

Bedasarkan kriteria diatas maka didapatnya informan yang sesuai dengan kebutuhan diatas.


(34)

23

1. H. Jamhari, S.Pd, MM.

Narasumber ini dipilih karena beliau adalah salah satu kepala sekolah diwilayah kecamatan Gedangan - Sidoarjo, dan memiliki visi dalam pengembangan sekolah menggunakan media ajar untuk mengantarkan sekolah yang sedang beliau pimpin berproses untuk menjadikan sekolah berbasis multimedia, adapun informasi yang penulis dapat bahwa SD Negeri Sruni II dan SD Negeri Sruni I adalah salah satu sekolah yang memiliki rata-rata nilai UAN 9,00 khususnya pada pelajaran SAINS/IPA.

2. Endah, M.P.d.

Narasumber berikut selaku guru kelas V dan sekarang dialih tugaskan ke kelas VI, memahami betul muatan materi ajar yang membutuhkan visualisasi dan penjelasan yang bersifat konkrit kepada para peserta didik, sejauh ini yang memberikan materi ajar menggunakan media pembelajaran menggunakan peraga. 3. Soewandi.

Sebagai perwakilan dari para wali murid,. Beliau selaku masyarakat umum dan sebagai komite sekolah menanggapi terhadap rancangan video pembelajaran menggunakan teknik Pop Up Animation, dalam hal ini menurut beliau penanaman konsep anak selama ini pasif membaca buku diharapkan dapat merangsang anak-anak untuk giat belajar.

4. Tika

Narasumber ini dipilih sebagai perwakilan dari para murid, selaku siswa kelas V menanggapi video pembelajaran menggunakan teknik Pop Up Animation


(35)

penjelasan berwarna-warni menarik untuk senang belajar dan obyek yang muncul semua tampak bergerak.

3.1.3 Lampiran Interview 3.1.4 Teknik Analisis Data

Hasil dari data primer dapat disimpulkan menjadi satu jawaban, dan data tambahan yaitu data sekunder yang ditambahkan melalui literasi, dan pencarian internet juga dijadikan satu dengan data primer. Dari kedua data tersebut maka didapatnya data yang valid.

3.1.5 Studi Eksisting

Dalam proses pembuatan video pembelajaran ini, dilakukan studi eksiting dengan memahami dan mempelajari beberapa film sebagai referensi untuk pembuatan Video pembelajaran, beberapa film yang diamati antara lain Jumanji, Dora The Explorer, Blues Clues.

Dalam hal ini untuk melengkapi perancangan karya mengambil sisi positif dari film yang sudah ada sebagai rujukan dan diinovasikan kedalam video pembelajaran ini nantinya. Berikut film yang menjadi bahan rujukan.

1. Jumanji


(36)

25

Gambar 3.2 Screenshot scene Jumanji

Kekuatan pada film Jumanji terdapat pada Ide ceritanya, tentang sebuah keluarga bermain kotak ajaib yang dapat memunculkan berbagai fantasi tak terduga keluar kedunia nyata saat. Hal ini permasalahan-permasalahan muncul ketika setiap bidak berhenti berjalan saat permainan berlangsung, dan membutuhkan pemecahan teka-teki saat bermain dan mengajak audiens ikut masuk kedalam suasana dunia jumanji. Sebagai central cerita buku jumanji seperti memiliki kekuatan penuh dalam film ini dan menanamkan ke mindset audiens terhadap kotak permainan tersebut.

2. Dora The Explorer


(37)

Kekuatan pada Dora The Explorer adalah cerita yang ringan mengajak anak-anak memahami symbol gambar dan pesan moral yang mudah disampaikan. Dalam hal ini sebagai tokoh sentral Dora mengajak anak-anak masuk kedalam dunianya, dan mengedukasi secara ringan setiap petualangan yang dilakukannya. Dengan visual penuh warna hal ini anak-anak lebih tertarik terhadap pengemasan film edukasi ini sehingga mereka belajar lebih ceria dan mudah memahami benda-benda, warna, angka, huruf, dan apa yang ada disekitarnya. Film ini cukup membantu para orang tua, guru dan pendidik dalam mengajak anak-anak belajar.

3. Blue’s Clues

Gambar 3.4 Blue’s Clues

Seorang pria yang berada didalam rumah yang dibuat kartun, kemana-mana selalu bermain dan berinteraksi dengan si Blue (seekor anak anjing) yang lucu dalam setiap memberikan permasalahannya, setiap perjalanannya si blue gemar mengajak bermain sang majikan dengan memberi teka-teki meninggalkan jejak kakinya kemana ia bersembunyi, dan memberi permasalahan-permasalahan sederhana kepada para audiens saat si blue bermain, hal ini antara si majikan manusia yang berinteraksi dengan si blue (animasi) lebih memberikan nilai lebih


(38)

27

dari kekuatan film blue’s clues ini dengan memberikan kesan kepada audiens bahwa dunia si blue tampak nyata dan ada.

4. Kesimpulan

Bedasarkan pengamatan terhadap beberapa sumber film yang digunakan sebagai rujukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari 3 sumber referensi film diatas mengajak audiens dalam memahami simbol (pesan) pada setiap scene.

2. Bagaimana mengajak audiens berinteraksi dengan mereka

3. Pengemasan cerita sederhana yang dapat memudahkan anak-anak memahami simbol gambar yang disampaikan.

3.1.5 Segmentasi, Targeting, and Positioning

Segmentasi, Targeting, dan positioning dari karya film ini adalah: 1. Umur : 12 tahun

2. Pendidikan : Sekolah Dasar

3. Positioning : Video pebelajaran ini ditujukan kepada para siswa sekolah dasar yang kurangnya minat membaca dan mengenalkan dasar sumber energi listrik

3.2 Analisa Data 3.2.1 Hasil

Bedasarkan pengolahan data melalui metode kualitatif, yaitu dengan mengadakan diskusi dengan beberapa elemen masyarakat yang terhubung


(39)

dengan sekolah. Setelah beberapa narasumber membaca skenario dan memahami maksud yang diwujudkan sebagai karya Tugas Akhir ini, adapun hasil yang didapatkan yaitu menurut ibu Endah selaku guru kelas V menganjurkan mengambil beberapa sub materi atau pokok bahasan yang selama ini dijelaskan masih bersifat abstrak dan guru belum dapat memberikan bentuk visual kepada anak-anak, dalam perancangan karya ini nantinya mengenalkan visual dari dasar sumber energi listrik pelajaran SAINS/IPA dasar, dan bagaimana listrik dapat menyalakan peralatan listrik dirumah-rumah. Begitu juga dari perwakilan anak-anak kelas 5 yang akan naik ke kelas 6 (Tika), pelajaran SAINS/IPA selama ini banyak yang menyukai karena setiap materi dalam pelajaran tersebut disajikan dengan memberikan visualisasi disetiap pokok bahasannya, mengingat simbol gambar membuat anak-anak lebih mudah mencerna apa yang mereka baca dan ditangkapnya. Berbeda dengan bu Endah , bapak Jamhari selaku kepala sekolah memberikan nilai plus dengan pengemasan antara live shot digabungkan dengan animasi Pop Up Animation , hal ini dikaitkan dengan buku 3d Pop Up gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser hingga bagian yang dapat berubah bentuk. Buku ini juga memberikan kejutan-kejutan dalam setiap halamannya yang dapat mengundang ketakjuban ketika halamannya dibuka (Sabuda, Okcit hal 1 di dalam Hiner) yang dikembangkan menjadi sebuah video pembelajaran, apabila diwujudkan untuk pelajaran sekolah memungkinkan anak-anak dapat memahami materi layaknya mengajak anak-anak secara tidak langsung mau membaca buku dari materi yang disisipkannya sebagai alat peraga didalamnya. Ditambahkan juga oleh Bapak Soewarno selaku ketua komite


(40)

29

memperhatikan anak-anak sekarang ini cenderung lebih tertarik pada penayangan film kesukaan mereka dibanding meluangkan banyak waktu untuk mau membaca, jadi hal ini apabila diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar memberikan kegiatan belajar mengajar yang lebih ceria dan bukan atas unsur keterpaksaan dalam menerima materi pelajaran.

3.2.2 Pencarian Keyword

Adapun rancangan karya ini kedepan dibuat, maka pencarian keyword menjadi faktor penting sebelum membuat sebuah design karya. Pencarian keyword didasarkan pada hasil data penelitian sebelumnya terhadap konsep karya ini selanjutnya dibuat.

Tabel 3.1 Pencarian Keyword

Character

Dreamy

Segmentation


(41)

Consept

3.2.3 Deskripsi

Dari hasil pencaraian melalui keyword, didapatnya satu kata kunci yang mewakili konsep perancangan karya ini yaitu satu kata “Dreamy”, berikut deskripsi dari konsep tersebut.

3.2.4 Dreamy

Dreamy menurut kamus besar (http://www.xamux.com/online-translator.php) yang berarti suka melamun atau seperti mimpi. Sesuai latar belakang dan segmentasi karya ini sendiri yaitu untuk anak-anak sekolah dasar, dalam hal ini penulis berupaya mewujudkan karya dengan pengemasan yang imajinatif dengan menggabungkan beberapa objek yang disatukan dalam video pembelajaran ini, yaitu dari unsur video dan animasi.

3.3 Alur Perancangan

Dalam video pembelajaran, tidak lepas dari tiga aspek penting yaitu pra produksi, produksi dan juga pasca produksi. Ketiga hal ini merupakan aspek dalam pembuatan sebuah karya video pembelajaran. Adapun gambaran alur perancangan karya yang akan dibuat nantinya

3.4 Pra Produksi 3.4.1 Ide dan Konsep


(42)

31

Ide dan konsep yang mendasari pembuatan video pembelajaran Pop Up Animation ini, adalah merujuk pada Pop Up Book yang dikemas seperti pada film referensi penulis adopsi yaitu Blue’s Clues dengan tokoh utama bernama Bela dan Ria, dengan cerita yang mengambil pokok bahasan sumber energi listrik untuk anak sekolah dasar. Perpaduan gambar dalam Tugas Akhir ini, diharapkan sesuai dengan penelitian yang telah penulis lakukan, dimana obyek gambar yang diwujudkan terdiri dari beberapa unsur gambar yang dibuat menjadi satu kesatuan, adapun aspek didasarkan pada beberapa kajian dalam penerapannya.

3.4.2 Warna

Bedasarkan konsep yang ada yaitu “dreamy”, pendekatan warna-warna utama pada perancangan karya ini adalah:

1. Biru muda

Menurut Sulasmi Darmaprawira (2002:38) Dalam hal ini biru muda adalah kombinasi dari warna biru dan putih. Biru memiliki arti damai, setia, konservatif, pasif terhormat, depresi, lembut, menahan diri, ikhlas. Warna putih memiliki arti sifat senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta, terang. Kualitas energi ditentukan oleh seberapa banyak warna biru hadir, dan biru sebagai lambang kelembutan, dalam pengamatan. Sementara warna putih sebagai wujud keceriaan dan harapan.

2. Kuning Muda

Warna kuning arti sifat cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat. Warna putih memiliki arti sifat senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf,


(43)

cinta, terang dalam hal ini kualitas Warna kuning lebih dominan dan juga dapat diartikan sebagai warna persahabatan. Dalam ilmu psikologi warna kuning dapat meningkatkan kosentrasi (Sulasmi Darmaprawira, 2002:38).

3. Putih

Warna putih memiliki arti sifat senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta, terang.

Pemilihan warna-warna diatas diasarkan atas filosofi warna-warna tersebut dimana konsep “dreamy” dengan filosofi warna diatas. Hal ini diambil oleh penulis untuk digunakan pada penentuan karya.

3.4.3 Digital Imaging

Animation yang penulis bikin dengan membuat dasar Obyek dengan menggabungkan unsur digital imaging pada ilustrasi yang nantinya dianimasikan, dalam hal ini menggunakan digital imaging sources yang penulis gunakan dengan mengimplementasikan http://cocoper6-cocoper6.blogspot.com untuk animasi burung, http://gambarhewan.com untuk obyek kupu-kupu, http://www.bewallpaper.com untuk pohon, dengan memadukan satu kesatuan gambar agar sesuai realis scene sesuai yang telah disepakati untuk diwujudkan kedalam animasi.

3.4.4 Ilustrasi

Obyek pop up animation penulis desain dengan menggunakan ilustrasi baik untuk animasi pop up, maupun unsur-unsur environment pendukung lainnya, hal


(44)

33

ini penulis maksudkan agar mendapat setting obyek dan environment yang sesuai dalam konsep yang dreamy, environment dibuat untuk menggambarkan sisi realis kamar belajar Bela dan ria dan obyek gambar dibuat sedemikian rupa agar tampak dinamis. Obyek gambar yang nantinya untuk animasi pop up dibuat berwarna agar anak-anak lebih menyukai materi yang dibawakan nantinya.

3.4.5 Audio

Dalam segi audio dalam video pembelajaran ini penulis menggunakan audio-audio yang bersifat ceria, dan membangun suasana. Sebagaimana segmentasi yang diambil dalam karya ini adalah anak-anak. Adapun audio yang dipakai tidak sepenuhnya menggunakan audio buatan sendiri melainkan untuk environment sound menggunakan soundtrack fiilm anime Atmosphere Sources ini diadopsi dari (http://anime.thehylia.com)

3.4.6 Konsep Poster dan Merchandise

Konsep yang dipakai dalam penentuan poster dan merchandise adalah berwarna kebiruan, fun dan serta mengenalkan talent yang ada dalam karya. Bola yang bersinar dibelakang talent diartikan sebagai dunia yang cerah, dengan judul diatas bulatan terletak persis diatas buku yang terbuka sebagai symbol judul buku yang terkemas POP UP. Kabel yang berada dibawah bulatan sebagai symbol kelistrikan, warna biru muda diartikan sebagai kelembutan, damai, setia.


(45)

4.Gambar 3.4 Ilustrasi Poster BELARIA


(46)

35

3.4.7 Tipografi

Pada pemilihan tipografi, beberapa pemilihan tipografi telah dilakukan, dan tipografi utama yang menjadi pilihan adalah Bready regular dan advert.Tipografi ini dipilih karena memiliki bentuk yang lucu, anggun, dan lembut

Gambar 3.6 Tekton pro dan advert

Sebagai kebutuhan dipilih beberapa tipografi sebagai pendukung tipografi utama pada rancangan karya ini. Tipografi tersebut adalah Tekton pro ini dipilih karena memiliki bentuk huruf body font cocok sedikit fun, selain itu tipografi ini, selain cocok untuk formal dan tegas untuk pendukung tipografi utama.


(47)

3.4.8 Sinopsis

Mengisahkan tentang dua saudara “Bela” (yang gemar membaca dan sayang sekali kepada adiknya) “Ria” (yang malas membaca dan gemar menonton tv). Bermula dari Bela masuk kedalam kamar dengan membawa buku menghampiri Ria didalam kamarnya, saat bersamaan pula ria yang sedang ingin tahu mengenai listrik, bertanya kepada BELA mengenai sumber energi listrik pada saat itu lah BELA yang bersamaan membawa buku Belajar SAINS Ceria dengan pokok bahasan sumber energi listrik menjelaskan kepada RIA dengan muatan materi yang ada dalam buku dia bawa.

3.4.9 Skenario (Terlampir) 3.4.10 Storyboard (Terlampir) 3.4.11 Casting Karakter

Berikut penokohan dan penggambaran karakter pemain utama dalam video pembelajaran berjudul BELARIA.

Tabel 3.2 Penokohan Karakter

NO NAMA USIA FISIK WATAK 1 Bela 16-17 Tinggi: 165cm

Berat: 50-53cm

Pendiam, kalem, ramah, penyayang, kutu buku

2 Ria 10-12 Tinggi: 140cm Berat: 40-43Kg

Kritis, ramah, ceria, Suka Mengkhayal


(48)

37

Penentuan karakter dimulai dengan melakukan casting, setelah itu membuat story board untuk digunakan sebagai acuan dalam pengambilan gambar.

Karakter yang terpilih sebagai pemeran Bela dan Ria. Bela Dengan rambut yang lurus terkuncir dibelakang, berkacamata, berwajah tirus dan murah senyum serta Ria dengan rambut lurus berponi dengan perawakan agak kecil. Setelah casting dari beberapa karakter yang penulis share kebeberapa narasumber, adapun

karakter-karakter yang terpilih adalah sebagai berikut:

Gambar 4.0 Model Bela


(49)

3.4.12 Perancangan Karya Video Pembelajar an, Film, Animasi Studi Eksisting Pop Up 3D Book Studi Literatur Buku Pop UP Buku SAINS Pengamatan Pra Produksi Video Pembelajaran Video pembel ajaran Berkurang nya Minat baca anak Perancanangan


(50)

39

3.4.13 Anggaran Produksi

Tabel 3.3 Anggaran Produksi

NO EQUIPMENT COST

1 PC Set ACER M3910 Rp. 6.500.000

2 Upgrade VGA Rp. 500.000

3 Upgrade PSU Rp. 500.000

4 Tablet Wacom Rp. 750.000

5 RAM 4GB 2keping Rp. 450.000

6 Camera canon 60D Rp. 9.500.000

7 Greenscreen (kanvas) Rp. 500.000

8. Tripod Rp. 150.000

9. Mini Lighting Rp. 300.000

10. Talent Rp. 750.000

11. Konsumsi Talent & kru selama 1minggu Rp. 450.000

12. Wardrobe Rp. 150.000

13 Lain-lain Rp. 450.000


(51)

40

IMPLEMENTASI KARYA

Implementasi karya dalam Pembuatan Video Pembelajaran dengan Teknik Pop Up Animation ini mencakup beberapa aspek, adapun tahap proses pembuatannya antara lain :

4.1 Pra Produksi

Dalam tahap pra produksi merupakan tahap persiapan sebelum melangkah pada proses produksi. adapun beberapa tahapan yang telah dilakukan diawali dari penetapan lokasi shooting yang dilakukan didalam rumah, dengan menggunakan kamera DSLR (Digital Single Lens Range) 60D menggunakan lensa fix, dengan bantuan lighting yaitu Lampu PL shukaku 42watt dua buah yang dipasang dikiri dan kanan tembok dan 1buah lampu TL 40watt diatas talent, papan triplek untuk meja dan kain green screen sebagai background dan penutup meja hal ini dilakukan untuk memudahkan pengolahan file yaitu mengambil object talent. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


(52)

41

Gambar 4.1 Persiapan pra produksi video pembelajaran BELARIA

4.2 Produksi

Proses produksi dalam Pembuatan Video Pembelajaran dengan Teknik Pop Up Animation ini ada beberapa tahapan dimulai dengan shooting, keying, art working, object animating, compositing, mixing, editing dan terakhir rendering.

4.2.2 Pengambilan Gambar

Pada tahap ini, adalah proses pengambilan gambar talent dengan koreografi dalam video pembelajaran ini menggunakan green screen yang nantinya talent akan digabungkan dengan design interior dan animasi Pop Up pada setiap scene.


(53)

Gambar 4.2 Screen shot video pembelajaran BELARIA


(54)

43

Pada tahap ini adalah pembuatan art work untuk environment dan objek animasinya, dalam hal ini dibuat sedemikian rupa sesuai yang telah disepakati agar sesuai dengan konsep. Dalam tahap ini artwork menggunakan digital imaging dengan dan digital painting yang dibuat menjadi beberapa objek dan nantinya akan dianimasikan dan environment background. Pop Up animation yang akan dibuat berasal dari penggabungan antara video dan animasi yang dicompose sedemikian rupa, dimulai dari persiapan sources object sebagai berikut


(55)

Gambar 4.3 Artwork scene pembuka

Dalam tahap ini digital imaging dilakukan guna menjadikan sebuah satu kesatuan scene yang menarik sesuai konsep yang diinginkan


(56)

45

4.3 Pasca Produksi

Tahap akhir yaitu pasca produksi adalah proses penggabungan semua file yang sudah di animasikan dan diolah sedemikian rupa adapun prosesnya, sebagai berikut ;

4.3.1 Animating Object

Setelah tahap art working selesai kemudian objek mulai animating objek yang telah dibuat tersebut menjadi Pop Up, dalam hal ini proses penganimasian membutuhkan ketelatenan dikarenakan proses masking dan tracking object cukup membutuhkan ketelatenan hal ini dilakukan sebelum menginjak pada compositing, adapun prosesnya sebagai berikut.


(57)

4.3.2 Compositing

Setelah animating object dilakukan, langkah selanjutnya adalah meng compose tiap scene tersebut dengan menyesuaikan objek, warna visual, penyesuaian serta penambahan efek,apabila diperlukan adapun prosesnya sebagai berikut .

Gambar 4.6 Proses penyatuan dan pewarnaan obyek

Dalam tahap ini adapun proses yang dilakukan adalah penyatuan warna dan penggabungan semua obyek yang dianimasikan


(58)

47

4.3.3 Mixing

Dalam hal ini, mixing dibutuhkan dalam pembuatan video pembelajaran yaitu dengan penambahan sound effect, backsound, namun dalam hal ini penulis mengunakan backsound dari http://anime.thehylia.com.

Gambar 4.7 Penambahan audio, sound efek

4.3.4 Editing

Setelah apabila semua yang telah dibutuhkan sudah siap, editing adalah proses penyusunan setiap scene pada tahap paling akhir, hal ini dilakukan apabila membutuhkan pemotongan atau penambahan transisi pada setiap pergantian scene baik dari audio maupun visual yang sebelumnya sudah di compose, sehingga terangkai menjadi satu kesatuan sebelum menginjak pada proses render


(59)

Gambar 4.8 proses pengolahan file pada tiap scene

4.1.6 Rendering

Tahap terakhir dalam proses produksi yaitu Rendering untuk menghasilkan gambar dari scene-scene yang telah dibuat dalam bentuk image atau video menjadi satu file utuh. Pada proses render guna mendapatkan satu kesatuan yang tadinya disusun menjadi sebuah kualitas gambar yang lebih bagus.


(60)

49


(61)

49

PENUTUP

5.1 Simpulan

Setalah melakukan perancangan, analisa, implementasi, dan evaluasi, adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari tugas akhir pembuatan video pembelajaran dengan teknik pop up animation berjudul Belaria ini adalah sebagai berikut ;

1. Untuk membuat sebuah video pembelajaran menggunakan teknik pop up animation berjudul belaria, diperlukan informasi dan data pendukung yang komplek dalam penyajian materi yang dimuat dalam karya, baik penentuan karakter, materi pelajaran, wardrobe, dan simbol-simbol gambar.

2. Pemilihan materi pelajaran yang divisualkan sebagai wujud pemilihan dari beberapa narasumber yang dianggap perlu dibuat, karena sejauh ini anak-anak menerima materi yang bersifat abstrak dari para guru dan di buku pelajaran penunjang sekolahnya

3. Dalam membuat sebuah video pembelajaran menggunakan teknik pop up animation berjudul belaria, menggunakan penggabungan antara live shoot dan animasi dalam memvisualkan adegannya, mengingat visualisasi yang diharapkan tidak dapat dicapai hanya dengan menggunakan liveshoot dan property yang memerlukan setting tempat yang berwarna, seperti pergerakan


(62)

50

objek gambar transformasi, penambahan pergerakan matahari, awan, dan beberapa objek dinamis lainnya.

5.1 Saran

Beberapa saran yang dijadikan masukan sebagai pengembangan dalam penelitian yang akan datang, diantaranya adalah:

1. Perlunya pendekatan lebih baik, bagaimana memahami cara belajar setiap anak 2. Perlu memahami seberapa besar daya analisa anak

3. Perlu memahami seberapa besar mengolah materi yang diberikan kepada anak 4. Perlunya mempelajari metode pembuatan sebuah video pembelajaran sebelum membuat

5. Penentuan penggunaan alat apa saja sebelum memulai pra produksi harus Diperhatikan, baik mulai kamera, lighting, hingga computer yang memadai 6. Penentuan lighting dalam pengambilan gambar perlu diperhatikan agar tidak menghasilkan noise pada sources

7. Penentuan artwork sangat perlu diperhatikan

8. Detail pada tiap materi yang disampaikan harus lebih kaya warna, dibandingkan hanya menggunakan video live shoot

9. Management file harus diatur diawal 10. Management waktu harus diatur lebih baik


(63)

12. Penentuan framing harus lebih variatif


(64)

55

DAFTAR PUSTAKA

1. Riyana, Cepy & Rudi Susilana, 2008, Media Pembelajaran, Bandung

2. Elizabeth Lutters. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario, Jakarta: Grasindo

3. Http://psikologi-artikel.blogspot.com/2013/03/ciriperkembangananak.html

4. Http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/

5. Riana, Deny. 2009. Ensiklopedia Dunia SAINS Pokok Bahasan Energi Jagat Pengetahuan Dasar, Jakarta: ThreeMidea

6. Sulistyanto, Heri. 2008, Ilmu pengetahuan alam 6: untuk sd dan mi kelas VI,

Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

7. Pitoyo, Ari dan Sri Purwaningtyas. 2010, Ilmu pengetahuan alam untuk sd dan

mi kelas VI, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

8. Http://id.scribd.com/doc/15317567/SD-Kelas-6-Senang-Belajar-IPA

9. W.A., Sulasmi Darmaprawira. 2002. Warna Teori dan Kreativitas


(1)

Gambar 4.8 proses pengolahan file pada tiap scene 4.1.6 Rendering

Tahap terakhir dalam proses produksi yaitu Rendering untuk menghasilkan gambar dari scene-scene yang telah dibuat dalam bentuk image atau video menjadi satu file utuh. Pada proses render guna mendapatkan satu kesatuan yang tadinya disusun menjadi sebuah kualitas gambar yang lebih bagus.


(2)

49


(3)

49

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Setalah melakukan perancangan, analisa, implementasi, dan evaluasi, adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari tugas akhir pembuatan video pembelajaran dengan teknik pop up animation berjudul Belaria ini adalah sebagai berikut ;

1. Untuk membuat sebuah video pembelajaran menggunakan teknik pop up animation berjudul belaria, diperlukan informasi dan data pendukung yang komplek dalam penyajian materi yang dimuat dalam karya, baik penentuan karakter, materi pelajaran, wardrobe, dan simbol-simbol gambar.

2. Pemilihan materi pelajaran yang divisualkan sebagai wujud pemilihan dari beberapa narasumber yang dianggap perlu dibuat, karena sejauh ini anak-anak menerima materi yang bersifat abstrak dari para guru dan di buku pelajaran penunjang sekolahnya

3. Dalam membuat sebuah video pembelajaran menggunakan teknik pop up animation berjudul belaria, menggunakan penggabungan antara live shoot dan animasi dalam memvisualkan adegannya, mengingat visualisasi yang diharapkan tidak dapat dicapai hanya dengan menggunakan liveshoot dan property yang memerlukan setting tempat yang berwarna, seperti pergerakan


(4)

50

objek gambar transformasi, penambahan pergerakan matahari, awan, dan beberapa objek dinamis lainnya.

5.1 Saran

Beberapa saran yang dijadikan masukan sebagai pengembangan dalam penelitian yang akan datang, diantaranya adalah:

1. Perlunya pendekatan lebih baik, bagaimana memahami cara belajar setiap anak 2. Perlu memahami seberapa besar daya analisa anak

3. Perlu memahami seberapa besar mengolah materi yang diberikan kepada anak 4. Perlunya mempelajari metode pembuatan sebuah video pembelajaran sebelum membuat

5. Penentuan penggunaan alat apa saja sebelum memulai pra produksi harus Diperhatikan, baik mulai kamera, lighting, hingga computer yang memadai 6. Penentuan lighting dalam pengambilan gambar perlu diperhatikan agar tidak menghasilkan noise pada sources

7. Penentuan artwork sangat perlu diperhatikan

8. Detail pada tiap materi yang disampaikan harus lebih kaya warna, dibandingkan hanya menggunakan video live shoot

9. Management file harus diatur diawal 10. Management waktu harus diatur lebih baik


(5)

trouble saat memasuki proses pra produksi, produksi, hingga pasca produksi 12. Penentuan framing harus lebih variatif


(6)

55

DAFTAR PUSTAKA

1. Riyana, Cepy & Rudi Susilana, 2008, Media Pembelajaran, Bandung 2. Elizabeth Lutters. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario, Jakarta: Grasindo 3. Http://psikologi-artikel.blogspot.com/2013/03/ciriperkembangananak.html 4. Http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/

5. Riana, Deny. 2009. Ensiklopedia Dunia SAINS Pokok Bahasan Energi Jagat Pengetahuan Dasar, Jakarta: ThreeMidea

6. Sulistyanto, Heri. 2008, Ilmu pengetahuan alam 6: untuk sd dan mi kelas VI, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

7. Pitoyo, Ari dan Sri Purwaningtyas. 2010, Ilmu pengetahuan alam untuk sd dan mi kelas VI, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 8. Http://id.scribd.com/doc/15317567/SD-Kelas-6-Senang-Belajar-IPA 9. W.A., Sulasmi Darmaprawira. 2002. Warna Teori dan Kreativitas