Analisis Tarif Angkutan Antar Kota Nice Trans Taxi Berdasarkan Bok Dan Wtp
Lampiran Survei Komponen Biaya Nice Trans Taxi
No. Biaya Keterangan
1 Sewa gedung
a. Loket 1 Medan Rp 84.000.000/thn b. Loket 2 Medan Rp 72.000.000/thn c. Loket P. Siantar Rp 30.000.000/thn
d. Pool Rp 60.000.000/thn
2 BBM Rp 80.000/trip
3 Gaji pegawai loket Rp 2.000.000/bln/org
4 Gaji Supir Rp 55.000/rit
5 Pajak Kendaraan Rp 797.000/thn
6 Asuransi penumpang Rp 144.000/thn/kend 7 Asuransi kendaraan/bus 2,5% sisa pinjaman
8 Biaya ban/bus Rp 1.560.000/8bulan
9 Biaya pemeliharaan/ Rp 600.000/bulan/unit
servis kendaraan
10 Cuci kendaraan/bus Rp 10.000/hari
11 Biaya keur/bus Rp 85.000/bulan
12 Biaya Adm kantor Rp 2.000.000/bulan 13 Biaya listrik air dan telp Rp 3.900.000/bulan
14 Pakaian dinas Rp 130.000/org/2thn
15 Jenis kendaraan Chevrolet LOVA
16 Harga kendaraan Rp 155.000.000
17 Jumlah Armada 33
18 Jumlah supir 33
19 Frekuensi/hari 38 rit
20 Km tempuh per rit 250 Km
21 Tarif berlaku Rp 95.000
(2)
Lampiran Rekapitulasi Kuisioner Penumpang
No. Usia Pekerjaan Tujuan Perjalanan
Kemauan Membayar Tarif
1 20 Mahasiswa Urusan Keluarga Rp. 70000
2 21 Mahasiswa Urusan Keluarga Rp. 70000
3 23 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 70000
4 22 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
5 25 Pegawai Swasta Urusan Pekerjaan Rp. 70000
6 24 Ibu Rumah Tangga Urusan Keluarga Rp. 70000
7 23 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
8 27 Ibu Rumah Tangga Urusan Pekerjaan Rp. 70000
9 27 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 90000
10 28 Wirausaha Liburan Rp. 70000
11 26 Pegawai Swasta Urusan Pekerjaan Rp. 70000
12 30 PNS Urusan Keluarga Rp. 70000
13 24 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
14 25 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 70000
15 25 Wirausaha Liburan Rp. 90000
16 27 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 70000
17 25 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
18 28 Pegawai BUMN Urusan Keluarga Rp. 70000
19 29 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 85000
20 33 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 85000
21 35 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
22 31 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 85000
23 31 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 70000
24 33 Ibu Rumah Tangga Urusan Pekerjaan Rp. 70000
25 37 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
26 36 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 80000
27 36 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
28 37 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 85000
29 33 PNS Urusan Keluarga Rp. 70000
30 33 PNS Urusan Keluarga Rp. 70000
31 35 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
32 39 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 80000
33 38 Wirausaha Urusan Keluarga Rp. 70000
(3)
No. Usia Pekerjaan Tujuan Perjalanan
Kemauan Membayar Tarif
35 31 Wirausaha Urusan Keluarga Rp. 70000
36 35 Wirausaha Urusan Keluarga Rp. 70000
37 35 Pegawai Swasta Urusan Pekerjaan Rp. 85000
38 35 Pegawai BUMN Liburan Rp. 95000
39 35 PNS Urusan Keluarga Rp. 70000
40 37 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 75000
41 36 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 75000
42 33 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
43 35 Pegawai BUMN Urusan Keluarga Rp. 75000
44 36 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
45 38 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 85000
46 37 Wirausaha Urusan Keluarga Rp. 70000
47 36 PNS Urusan Keluarga Rp. 70000
48 35 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 70000
49 31 Pegawai Swasta Urusan Pekerjaan Rp. 75000
50 33 Pegawai BUMN Urusan Keluarga Rp. 85000
51 32 Wirausaha Urusan Keluarga Rp. 75000
52 31 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 70000
53 35 Pegawai BUMN Lainnya Rp. 80000
54 34 Wirausaha Liburan Rp. 95000
55 38 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 85000
56 39 Pegawai BUMN Urusan Keluarga Rp. 75000
57 47 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 80000
58 46 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 75000
59 43 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 80000
60 49 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 85000
61 46 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
62 46 Pegawai Swasta Urusan Keluarga Rp. 75000
63 47 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 85000
64 50 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 85000
65 43 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 75000
66 45 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 80000
67 44 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 75000
68 44 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 75000
(4)
No. Usia Pekerjaan Tujuan Perjalanan
Kemauan Membayar Tarif
71 42 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 70000
72 46 Pegawai BUMN Lainnya Rp. 95000
73 45 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 75000
74 47 Pegawai Swasta Urusan Pekerjaan Rp. 70000
75 48 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
76 45 PNS Urusan Keluarga Rp. 75000
77 46 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
78 47 Pegawai BUMN Lainnya Rp. 90000
79 43 Wirausaha Urusan Keluarga Rp. 75000
80 42 Pegawai Swasta Urusan Pekerjaan Rp. 70000
81 44 Wirausaha Urusan Keluarga Rp. 85000
82 42 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 70000
83 42 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 70000
84 45 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 90000
85 47 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 75000
86 46 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 75000
87 46 Pegawai Swasta Urusan Pekerjaan Rp. 70000
88 48 Pegawai BUMN Lainnya Rp. 90000
89 55 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 75000
90 62 Pensiunan Lainnya Rp. 95000
91 61 Pensiunan Liburan Rp. 95000
92 51 PNS Urusan Pekerjaan Rp. 75000
93 56 Pegawai Swasta Liburan Rp. 90000
94 53 Wirausaha Urusan Pekerjaan Rp. 75000
95 52 Pegawai BUMN Urusan Pekerjaan Rp. 75000
96 56 Pensiunan Urusan Keluarga Rp. 80000
97 54 Wirausaha Lainnya Rp. 90000
98 54 Wirausaha Liburan Rp. 90000
99 55 Pensiunan Urusan Keluarga Rp. 80000
(5)
Daftar Pustaka
Annonim, (2002), Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum
Diwilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur, Sekeretariat
Negara, Jakarta.
Anonim, (2003), Keputusan Menteri nomor 35 tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum,
Jakarta.
Khisty, C, J dan Lall, B, K, (2003), Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi, Erlanga, Jakarta.
Morlok, E, K, (1984), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta.
Pasalong, H, (2012), Metode Penelitian Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung. Puspitaningrum, M, L, (2011), Evaluasi Angkutan Taksi di Kota Surakarta,
Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Rahman, R, (2012), Analisa Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Angkutan Umum
Antar Kota Dalam Propinsi Rute Palu-Poso, Jurnal Rekayasa dan
Manajemen Transportasi, Palu.
(6)
Suweda, W dan Wikarma K. A, (2012), Analisis Tarif Bus Rapid Transit (BRT)
Trans Sarbagita Berdasarkan BOK, ATP, WTP, Dalam Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil Vol.16. 2012, Universitas Udayana, Bali.
Warpani, S, P, (2002), Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB, Bandung.
Widari, S, (2010), Analisa tarif angkutan pedesaan berdasarkan biaya operasi
kendaraan (BOK) (Studi kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam), Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
(7)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Umum
Proses pengumpulan data bagi suatu penelitian transportasi pada dasarnya bukan merupakan prosedur yang sembarangan, tetapi merupakan sekumpulan langkah-langkah yang beruntun dan terkait satu dengan yang lainnya dengan hasil akhir untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan. Hal ini perlu didasari agar pengumpulan data dapat dilakukan secara efisien dan efektif sehingga data dapat digunakan seccara optional.
Dalam bab ini akan dikemukakan data-data yang diperluakan sesuai dengan persoalan yang dibahas. Dalam hal ini tidak semua data yang dikumpulkan dapat langsung digunakan untuk pemecahan masalah.
III.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan dilokasi kantor Nice Trans Taxi di Jl. Senat Medan, loket Jl. Stasiun Kereta Api No. 1 Medan, loket Jl. Sisingamangaraja Medan.
III.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Wawancara
Salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan responden, yaitu orang-orang tertentu
(8)
yang ditetapkan sebagai sumber data. Dengan teknik ini data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data-data sekunder.
2. Observasi
Pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara langsung pada objek penelitian.
3. Kuisioner
Kuisioner adalah suatu bentuk instrument pengumpulan data dalam format pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan kolom dimana responden akan menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Dengan teknik ini data yang diperoleh adalah data primer
III.4 Prosedur Kerja Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti perlu melakukannya melalui tahapan (metodologi) yang terdiri dari beberapa tahapan sistematik yang dapat dilihat pada Gambar Bagan Prosedur Kerja Penelitian dibawah ini:
(9)
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Kerja Penelitian
Tujuan Penelitian:
1. Membandingkan tarif berdasarkan BOK terhadap tarif yang berlaku 2. Membandingkan tarif berdasarkan
WTP terhadap tarif yang berlaku
Pengumpulan Data
Data Primer: 1. Karakteristik
demografi penumpang
2. Karakteristik pengetahuan penumpang
3. Kemauan penumpang membayar jasa
Analisa
Data Sekunder: 1. Data operasi
kendaraan
2. Tarif yang berlaku 3. Peta trayek
Pengolahan Data : 1. Biaya Operasional
Kendaraan
2. Willingness To Pay
(10)
III.5 Sumber Data
Sebelum melakukan suatu penelitian maka terlebih dahulu harus diketahui sumber data yang akan diteliti. Sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek dimana suatu data dapat diperoleh.
III.5.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari survei langsung di lapangan, adapun
data yang diperlukan adalah :
1. Karakteristik demografi penumpang, meliputi: a. Usia penumpang
b. Pekerjaan penumpang
c. Pengasilan per bulan penumpang
2. Karakteristik aspek pengetahuan penumpang, meliputi: a. Alasan melakukan perjalanan
b. Frekuensi perjalanan penumpang 3. Kemauan penumpang membayar jasa
III.5.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan wawancara langsung pihak Nice Trans Taxi. Data yang diambil adalah:
1. Karakteristik kendaraan a. Tipe kendaraan b. Jenis kendaraan c. Jenis pelayanan
(11)
d. Kapasitas angkut penumpang 2. Produksi per kendaraan
a. Kilometer tempuh kendaraan b. Frekuensi perjalanan
c. Jumlah armada d. Rata-rata jumlah rit
e. Rata-rata jumlah penumpang 3. Biaya operasional kendaraan
a. Biaya langsung • Biaya penyusutan • Bunga modal
• Gaji dan tunjangan supir • Biaya bahan bakar minyak • Biaya ban
• Biaya servis dan ganti oli • Biaya cuci kendaraan
• Biaya STNK/pajak kendaraan • Biaya Keur
• Biaya asuransi kendaraan • Biaya asuransi penumpang b. Biaya tidak langsung
• Biaya pegawai loket • Biaya sewa loket 4. Tarif yang berlaku
(12)
III.6 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014. Penelitian dimulai dari tanggal 10 Febeuari 2014 hingga selesai.
III.7 Pengolahan Data
Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul dengan lengkap, baik itu data primer maupun data sekunder. Selanjutnya dilakukanlah pengolahan data. Pada penelitian ini pengolahan data dikategorikan menjadi dua kategori:
1. Pengolahan data BOK
Pengolahan data ini menggunakan data sekunder, dan selanjutnya diolah dengan mengunakan literatur dan landasan teori pada bab sebelumnya. Agar mempermudah proses pengolahan data, pengolahan data ini dibantu dengan
software exel.
2. Pengolahan data WTP
Pengolahan data ini menggunakan data primer dan selanjutnya diolah dengan mengunakan literatur dan landasan teori pada bab sebelumnya. Agar mempermudah proses pengolahan data, pengolahan data ini dibantu dengan
software exel.
III.8 Alat Bantu Penelitian
Alat bantu yang digunkan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kalkulator 2. Alat tulis
(13)
4. Computer 5. Kamera
6. Papan ukuran polio sebagai alas tulis
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
IV.1 Umum
Tarif yang ideal adalah tarif yang tidak hanya ditinjau dari sisi operator saja tetapi dilihat dari sisi penumpang sebagai pengguna jasa angkutan umum. Sehingga pengambil kebijakan dapat memenuhi kepentingan antara operator dan pengguna angkutan umum dan tidak memihak pada salah satunya.
IV.2Analisa Biaya Operasional Kendaraan
Analisa Biaya operasional kendaraan menggunakan metode Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat tahun 2002.
1. Karakteristik kendaraan
a) Tipe = Sedan
b) Jenis Kendaraan = Chevrolet Lova MT
c) Jenis Pelayanan = Angkutan antar jemput antar Kota d) Kapasitas/daya angkut penumpang = 3 orang
2. Produksi per kendaraan
a) Km tempuh = 125 Km/trip
(14)
c) Jumlah Armada = 33 unit d) Rata-rata jumlah trip per hari = 76 trip
e) Rata-rata jumlah trip = 2280 trip/bulan
A. Biaya langsung
1) Biaya penyusutan
- Harga kendaraan = Rp. 155.000.000/unit - Masa penyusutan = 5 tahun
- Down payment = 30 % dari harga kendaraan - Nilai residu = 20 % dari harga kendaraan
= 20 % x Rp. 155.000.000 = Rp. 31.000.000
Biaya penyusutan =ℎ���� ��������� −����� ������
���� ���������� ………(2.5)
=
�� 155.000.000−�� 31.000.0005 = Rp. 24.800.000/tahun
Biaya penyusutan tiap tahun:
BP1 = Harga kendaraan – Penyusutan per tahun = Rp. 130.200.000
BP2 = Rp. 105.400.000 BP3 = Rp. 80.600.000 BP4 = Rp. 55.800.000 BP5 = Rp. 31.000.000
(15)
2) Bunga Modal
- Tingkat bunga per tahun = 7 %
- Harga kendaraan = Rp 155.000.000/unit
- Masa pengembalian (n)= 3 tahun -BungaModal
=
�+1
2 ℎ���� ��������� �������� ����� ��� ��ℎ��
���� ���������� ………..(2.6)
=
3+1
2 ��� 155.000.000 � 7%
5 ��ℎ��
=
Rp 4.340.000 per bus/tahun3) Gaji dan tunjangan Supir
- Jumlah supir = 33 orang - Gaji supir = Rp 55.000/trip
4) Biaya Bahan Bakar Minyak
Bahan bakar minyak yang digunakan adalah bahan bakar bensin. Biaya bahan bakar telah dipatok untuk setiap trip. Pemakaian bahan bakar untuk setiap trip dibutuhkan biaya sebesar :
- Pemakaian BBM = Rp 80.000/trip
Pemakaian bahan bakar diats sudah termasuk biaya untuk antar jemput penumpang.
5) Biaya ban
(16)
keterampilan dan pengalaman supir dalam mengatasi kendaraan saat melewati kondisi jalan yang berbeda-beda, kecepatan dan pengereman yang tergantung dengan kondisi lalu lintas dan kondisi permukaan jalan.
Berdasarkan hasil survey diperoleh biaya penggantian ban sebagai berikut : - Jumlah pemakain ban = 4 buah/kend
- Daya tahan ban = 8 bulan
- Harga ban = Rp 390.000/buah
- Biaya ban = Rp 2.340.000/kend/tahun 6) Biaya Servis
Berdasarkan hasil survey kendaraan melakukan servis yang disertai dengan penggantian oli mesin dan filter udara setiap 1 bulan sekali. Dalam sebulan kendaraan dapat menempuh jarak kurang lebih 7500 km.
Biaya sekali servis = Rp 500.000 7) Biaya Cuci kendaraan
Dari hasi survey perusahaan memberikan biaya cuci kendaraan kepada setiap supir. Supir bertanggung jawab untuk mencuci kendaraan yang dikemudikan. Besar biaya cuci kendaraan yang diberikan perusahaan adalah:
- Biaya cuci kendaraan = Rp 10.000/hari 8) Biaya Pajak kendaraan
- Biaya STNK/Pajak = Rp 797.000/tahun 9) Biaya Keur
Keur atau uji kelayakan kendaraan dilakukan setiap 6 bulan sekali. - Biaya per sekali Keur = Rp 85.000
(17)
10) Biaya Asuransi Kendaraan
- Premi per kendaraan = 2,5% dari sisa pinjaman = 2,5% x Rp 108.500.000 = Rp 2.712.500/3tahun = Rp 904.166/tahun 11) Biaya Asuransi Penumpang dan Supir
- Premi per kendaraan = Rp 144.000/tahun
Rekapitulasi Biaya langsung
- Biaya penyusutan = Rp 818.400.000/tahun - Bunga modal = Rp 143.220.000/tahun - Gaji supir = Rp 1.504.800.000/tahun - Biaya bahan bakar = Rp 2.188.800.000/tahun - Biaya ban = Rp 77.220.000/tahun - Biaya servis = Rp 198.000.000/tahun - Biaya cuci kendaraan = Rp 118.000.000/tahun - Biaya pajak kendaraan = Rp 26.301.000/tahun - Biaya keur = Rp 5.610.000/tahun - Asuransi penumpang dan supir = Rp 4.752.000/tahun
Jumlah = Rp 5.085.103.000/tahun
Sehingga dapat dihitung berapa biaya langsung yang diperlukan dalam 1 trip perjalanan, yaitu:
Biaya langsung = �� 5.085.103.000/��ℎ��
27372 ����/��ℎ��
(18)
Biaya langsung = Rp 61.953/penumpang
B. Biaya Tidak Langsung a. Biaya gaji pegawai
- Jumlah Pegawai = 6 orang
- Gaji = Rp 2.000.000/bulan - Gaji 6 orang = Rp 144.000.000/tahun b. Biaya Sewa Loket dan pool
- Loket jl. Stasiun K. Api Medan = Rp 84.000.000/tahun - Loket jl. Sisingamangaraja Medan = Rp 72.000.000/tahun - Loket jl Thamrin P. Siantar = Rp 30.000.000/tahun
- Pool = Rp 60.000.000/tahun
Jumlah = Rp 246.000.000/tahun
c. Biaya Listrik air dan telp
Penggunaan listrik air dan telepon tidak selalu sama setiap bulannya. Dari hasil survey yang dilakukan diambil rata-rata penggunaan listrik, air dan telepon dalam satu bulan.
- Jumlah Biaya Listrik air dan telp = Rp 3.900.000/bulan = Rp 46.800.000/tahun d. Biaya Administrasi kantor
- Meliputi alat tulis, tiket, kartu nama dan pembukuan
- Jumlah Biaya Administrasi kantor = Rp 1.500.000/bulan = Rp 18.000.000/tahun e. Biaya lain-lain
(19)
Biaya lain-lain merupakan biaya tak terduga yang dikeluarkan oleh pusahaan angkutan. Besarnya biaya tak terduga:
Biaya lain-lain = 10% x Biaya tidak langsung (selain biaya lain-lain) = 10% x 454.800.000/tahun
= Rp 45.480.000 Rekapitulasi Biaya Tidak Langsung
- Gaji pegawai = Rp 144.000.000/tahun - Sewa gedung = Rp 246.000.000/tahun - Biaya listrik air dan telp. = Rp 46.800.000/tahun - Biaya administrasi kantor = Rp 18.000.000/tahun - Biaya lain-lain = Rp 45.480.000/tahun
Jumlah = Rp 500.280.000/tahun
Sehingga dapat dihitung berapa biaya tidak langsung yang diperlukan dalam 1 trip perjalanan, yaitu:
Biaya langsung = �� 500.280.000/��ℎ��
27372 ����/��ℎ��
= Rp 18.285/trip Biaya langsung = Rp 6.095/penumpang
IV.2.1 Besaran Biaya Operasi Kendaraan
Dari hasil analisa dan perhitungan diatas dapat diketahui besarnya biaya operasi kendaraan pertahunnya yaitu:
BOK per tahun = Biaya langsung + Biaya tidak langsung = Rp 5.085.103.000 + 500.280.000
(20)
= Rp 5.585.383.000/tahun BOK per trip = BOK per tahun
����� ℎ���� ��� ��ℎ��
= Rp 5.585.383.000
27372 ����
= Rp 204.054
IV.2.2 Penentuan Tarif Berdasarkan BOK
Menurut Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat 2002. Tarif Pokok = Biaya Operasional Kendaraan
������ ��������� ���������� ��������� ….(2.3)
= 204.054
1 � 3
= Rp. 68.018
Tarif per Penumpang = ( Tarif Pokok ) + 10% ………(2.1) = Rp 74.819/orang
Berdasarkan hasil analisa sesuai dengan metode Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat tahun 2002 diperoleh tarif minimum untuk satu orang
penumpang dikenakan biaya sebesar Rp 74.819.
IV.3 Penentuan Tarif Berdasarkan Willingness to Pay
Willingness To Pay (WTP) adalah kemauan pengguna mengeluarkan
imbalan atas jasa yang telah diterimnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan atas persepsi pengguna terhadap tarif dan jasa pelayanan angkutan umum tersebut. Faktor yang mempengaruhi antara lain:
- Persepsi pengguna terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh pengusaha
(21)
- Utilitas pengguna terhadap angkutan umum tersebut
IV.3.1 Teknik Sampling
Untuk menentukan besarnya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin. Rumus Slovin sebagai berikut:
n = �
1+��2
……….…………..(2.13)
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diambil N = Jumlah populasi
E = Batas ketelitian (margin error), ditetapkan sebesar 10%
Karena jumlah populasi penumpang Nice trans taxi tidak dapat diketahui secara detail, sehingga populasi penumpang nice trans taxi diasumsikan sebagai berikut:
Jumlah trip/tahun = 27.372 trip
Jumlah penumpang nice trans taxi yaitu 1 hingga 3 penumpang. Sehingga diambil nilai maksimum jumlah penumpang yaitu 3 orang.
Jumlah penumpang/tahun = 82.116 orang
n = 82116
1+82116 (0.1)2
n = 99, 87 orang
Dari hasil perhitungan sampel, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 100 orang responden yang merupakan penumpang nice trans taxi.
(22)
2%
17%
38% 32%
11%
< 21 tahun 21 - 30 tahun 31 - 40 tahun 41 - 50 tahun > 50 tahun
IV.3.2 Karakteristik Penumpang
Karakteristik demografi penumpang berdasarkan hasil penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Usia Penumpang 2. Pekerjaan Penumpang
Sedangkan aspek pengetahuan penumpang adalah : 1. Tujuan perjalanan
Agar penyajian data lebih sistematis, karakteristik penumpang disajikan dalam bentuk diagram seperti bentuk dibawah ini:
a. Usia Penumpang
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penumpang Nice Trans Taxi di dominasi oleh usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 38 % dengan jumlah penumpang sebanyak 38 orang dari total 100 responden, kemudian diikuti dengan usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 32 %. Berikutnya diikuti oleh usia 21-30 tahun yaitu sebesar 17 % dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1.
(23)
2%
23%
37% 5%
9% 3%
21%
Mahasiswa PNS Wirausaha Pensiunan Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga Pegawai BUMN
Gambar 4.1 Diagram Persentase Usia Penumpang
b. Pekerjaan Penumpang
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penumpang Nice Trans Taxi di dominasi oleh wirausaha yaitu sebanyak 37 % dengan jumlah penumpang sebanyak 37 orang dari total 100 responden, kemudian diikuti dengan usia Pegawai negeri yaitu sebanyak 23 %. Berikutnya diikuti oleh Pegawai BUMN yaitu sebesar 21 % dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Persentase Pekerjaan Penumpang
Keterangan:
(24)
c. Tujuan perjalanan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penumpang Nice Trans Taxi di dominasi oleh penumpang dengan tujuan urusan pekerjaan sebanyak 61 % dengan jumlah penumpang sebanyak 61 orang dari total
100 responden, kemudian diikuti dengan urusan keluarga yaitu sebanyak 27 %. Berikutnya diikuti liburan sebanyak 8 % dan lainnya sebanyak 4 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Diagram Persentase Tujuan Perjalanan
IV.3.3. Willingness to pay berdasarkan tujuan perjalanan
Hubungan Willingness to pay terhadap tujuan perjalanan dapat dilihat pada Table 4.1 di bawah ini.
27%
61% 8% 4%
Urusan Keluarga Urusan Pekerjaan Liburan Lainnya Keterangan:
(25)
Table 4.1 Tabulasi jumlah responden berdasarkan WTP dan tujuan perjalanan
WTP untuk tujuan urusan keluarga:
= 14(�� 70.000)+8(��75.000)+2(��80.000)+3(85.000)
27
= Rp 73.888
WTP untuk tujuan urusan Pekerjaan:
= 33(�� 70.000)+13(��75.000)+6(��80.000)+8(85.000)+1(��90.000)
61
= Rp74.344
WTP untuk tujuan liburan:
= 2(�� 85.000)+3(��90.000)+3(��95.000)
8
=
Rp 90.625WTP untuk tujuan lainnya:
= 1(�� 80.000)+1(��90.000)+2(��95.000)
4
Willingness to pay Total
Tujuan Perjalanan Rp 70.000 Rp 75.000 Rp 80.000 Rp 85.000 Rp 90.000 Rp 95.000 Urusan Keluarga
jlh 14 8 2 3 0 0 27
% 14% 8% 2% 3% 0% 0% 27%
Urusan Pekerjaan
jlh 33 13 6 8 1 0 61
% 33% 13% 6% 8% 1% 0% 61%
Liburan jlh 0 0 0 2 3 3 8
% 0% 0% 0% 2% 3% 3% 8%
Lainnya jlh 0 0 1 0 1 2 4
% 0% 0% 1% 0% 1% 2% 4%
Total jlh 47 21 9 13 5 5 6
(26)
= Rp 60.000
Tarif WTP berdasarkan tujuan perjalanan:
= �� 73.888+�� 74.344+�� 90.625+�� 60.000
4
= Rp 74.714
Dari hasil analisa diperoleh kemauan membayar berdasarkan tujuan perjalanan satu orang penumpang yaitu Rp 74.714
IV.3.4 Willingness to Pay Berdasarkan Karakteristik Umur Responden
Hubungan Willingness to pay terhadap umur responden dapat dilihat pada Table 4.2 di bawah ini.
Table 4.2 Tabulasi jumlah responden berdasarkan WTP dan umur responden
WTP untuk umur <20 tahun
Willingness to pay
Total
Umur
(tahun) 70000 75000 80000 85000 90000 95000
< 20 jlh 2 0 0 0 0 0 2
% 2% 0% 0% 0% 0% 0% 2%
21 - 30 jlh 10 5 2 0 0 0 17
% 10% 5% 2% 0% 0% 0% 17%
31 - 40 jlh 17 11 2 3 3 2 38
% 17% 11% 2% 3% 3% 2% 38%
41 - 50 jlh 13 5 4 5 2 3 32
% 13% 5% 4% 5% 2% 3% 32%
> 51 jlh 5 0 1 5 0 0 11
% 5% 0% 1% 5% 0% 0% 11%
Total jlh 47 21 9 13 5 5 100
(27)
= 2(�� 70.000)
2
= Rp 70.000
WTP untuk umur 21-30 tahun
= 10(�� 70.000)+5(��75.000)+2(��80.000)
17
= Rp72.647
WTP untuk umur 31-40 tahun =
17(�� 70.000)+11(��75.000)+2(��80.000)+3(��85.000)+3(��90.000)+2(��95.000) 38
=
Rp 76.052WTP untuk umur 41-50 tahun
= 13(�� 70.000)+5(��75.000)+4(��80.000)+5(��85.000)+2(��90.000+3(95.000)
32
= Rp 77.968
WTP untuk umur >50 tahun
= 5(�� 70.000)+1(��80.000)+5(��85.000)
32
= Rp 77.727
Tarif WTP berdasarkan Umur pengguna
= �� 70.000+�� 72.647+�� 76.052+�� 77.968+�� 77.727
5
= Rp 74.879
Dari hasil analisa diperoleh kemauan membayar berdasarkan umur pengguna satu orang penumpang yaitu Rp 74.879
(28)
IV.3.5 Willingness to Pay Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan Responden
Hubungan Willingness to pay terhadap pekerjaan responden dapat dilihat pada Table 4.3 di bawah ini.
Table 4.2 Tabulasi jumlah responden berdasarkan WTP dan pekerjaan responden
WTP untuk mahasiswa = 2(�� 70.000)
2
= Rp 70.000 WTP untuk PNS
= 11(�� 70.000)+9(��75.000)+1(��80.000)
23
= Rp73.695
Willingness to pay
Total Jenis Pekerjaan 70000 75000 80000 85000 90000 95000
Mahasiswa jlh 2 0 0 0 0 0 2
% 2% 0% 0% 0% 0% 0% 2%
PNS jlh 11 9 1 2 0 0 23
% 11% 9% 1% 2% 0% 0% 23%
Wirausaha jlh 19 4 5 8 1 0 37
% 19% 4% 5% 8% 1% 0% 37%
Pensiunan jlh 4 1 0 0 0 0 5
% 4% 1% 0% 0% 0% 0% 5%
Pegawai Swasta jlh 5 4 0 0 0 0 9
% 5% 4% 0% 0% 0% 0% 9%
Ibu Rumah Tangga
jlh 2 1 0 0 0 0 3
% 2% 1% 0% 0% 0% 0% 3%
Pegawai BUMN jlh 4 2 3 3 4 5 21
% 4% 2% 3% 3% 4% 5% 21%
Total jlh 47 21 9 13 5 5 100
(29)
WTP untuk Wirausaha
= 19(�� 70.000)+4(��75.000)+5(��80.000)+8(��85.000)+1(��90.000)
37
=
Rp 75.675WTP untuk Pensiunan = 4(�� 70.000)+1(��75.000)
5
= Rp 71.000
WTP untuk Pegawai Swasta = 5(�� 70.000)+4(��75.000)
9
= Rp 72.222
WTP untuk ibu rumah tangga = 2(�� 70.000)+1(��75.000)
3
= Rp 71.666
WTP untuk Pegawai BUMN
=4(�� 70.000)+2(��75.000)+3(�� 80.000)+3(��85.000)+4(��90.000)+5(��95.000)
21
= Rp 83.809
Tarif WTP berdasarkan Pekerjaan responden
= �� 70.000+�� 73.695+�� 75.675+�� 71.000+72.222+�� 71.666+��83.809
7
= Rp 74.009
(30)
IV.3.6 Willingness to Pay Berdasarkan Karakteristik Penumpang
Willingness to pay berdasarkan karakteristik penumpang dapat dihitung dengan cara merata-ratakan setiap karakteristik penumpang.
WTP berdasarkan karakteristik penumpang:
= WTPTujuan Perjalanan + WTP Umur Responden + WT PPekerjaan Responden
3
= �� 74.714+�� 74.879+�� 74.009
3
= Rp 74.534
IV.3.7 Perbandingan Tarif menurut BOK, WTP dan tarif berlaku
Hasil yang didapat dari hasil perhitungan sebelumnya telah diketahui bahwa tarif berdasarkan biaya operasional kendaraan diperoleh sebesar Rp 74.819, tarif berdasarkan willingness to pay diperoleh sebesar Rp 74.534 sedangkan besar tarif yang berlaku saat ini adalah sebesar Rp 95.000. Perbandingan tarif yang diperoleh dapat dilihat juga pada grafik berikut ini.
Gambar 4.4 Perbandingan tarif antara BOK, WTP dan tarif yang berlaku
95000 74819 74534
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 100000
(31)
IV.3.8 Pembahasan
Tarif berdasarkan biaya operasional kendaraan yang diperoleh yaitu sebesar Rp 74.819. Besar tarif yang diperoleh memiliki perbedaan yang jauh dengan tarif yang diberlakukan pihak operator layanan yaitu sebesar Rp 95.000. Besar tarif berdasarkan BOK diperoleh dari hasil perhitungan tarif angkutan umum kelas ekonomi. Sementara Nice trans taxi merupakan angkutan umum eksekutif yang diharuskan untuk menetapkan tarif lebih besar dari tarif angkutan umum kelas ekonomi, sehingga sudah sewajarnya bila pihak operator menggunakan tarif yang lebih besar dari tarif berdasarkan BOK.
Tarif berdasarkan Willingness to pay yang diperoleh yaitu sebesar Rp 74.534 lebih kecil bila dibandingkan dengan tarif berdasarkan biaya operasional kendaraan. Kemauan untuk membayar penumpang masih jauh berbeda dengan tarif yang berlaku saat ini. Perbedaan ini bisa diakibatkan oleh daya beli penumpang yang masih rendah.
(32)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh:
1. Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan operator dalam hal ini Nice trans taxi yaitu sebesar Rp. 67.128/penumpang dan besarnya tarif per penumpang yang dihitung berdasarkan BOK adalah sebesar Rp 73.840. Tarif yang diperoleh lebih rendah dari tarif yang berlaku pada saat ini yaitu sebesar Rp 95.000.
2. Penumpang Nice trans taxi didominasi oleh penumpang dengan tujuan urusan pekerjaan dan nilai WTP yang diperoleh adalah sebesar Rp 74.714. Besar tarif yang diinginkan penumpang masih berada dibawah tarif yang ditetapkan pihak Nice trans taxi yaitu sebesar Rp 95.000.
V.2Saran
1. Tarif yang berlaku lebih tinggi dari tarif berdasarkan BOK dan WTP sehingga perlu disesuaikan.
2. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi kepemilikankendaraan pribadi dan memaksimalkan fungsi angkutan umum sehingga pengguna angkutan umum meningkat.
(33)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Transportasi Umum
Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan tertentu. Manusia selalu berusaha untuk mencapai efisiensi transportasi, yaitu berusaha mengangkut barang dan orang dengan waktu secepat mungkin dan dengan pengeluaran biaya sekecil mungkin.
Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan antara asal dan tujuan. Perjalanan adalah pergerakan orang dan barang antara dua tempat kegiatan yang terpisah untuk melakukan kegiatan perorangan atau kelompok dalam masyarakat. Perjalanan dilakukan melalui suatu lintasan tertentu yang menghubungkan asal dan tujuan, serta menggunakan kendaraan atau alat angkut dengan kecepatan tertentu.
Sistem transportasi adalah bentuk keterkaitan dan keterikatan dari berbagai unsur dasar transportasi dalam satu kegiatan pemindahan penumpang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain (Munawar, 2005, dalam Widari, 2010). Tujuan sistem transportasi ini adalah untuk mengatur dan mengkordinasikan pergerakan penumpang dan barang tersebut hingga memberikan optimalisasi pada proses pergerakannya.
(34)
a. Angkutan Muatan
Sistem yang digunakan untuk mengangkut barang-barang dengan menggunakan alat angkut tertentu dinamakan moda tranportasi . Dalam pemanfaatan transportasi ada tiga moda yang dapat digunakan, yaitu:
1) Transportasi Darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik hewan atau manusia.
Moda transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor : • Jenis dan spesifikasi kendaraan
• Jarak perjalanan • Tujuan perjalanan • Ketersediaan moda
• Ukuran dan kerapatan permukiman
2) Transportasi Air (sungai, danau, laut): kapal, perahu, rakit. 3) Transportasi Udara: pesawat terbang.
b. Manajemen
Manajemen sistem transportasi terdiri dari dua kategori: 1)Manajemen pemasaran & penjualan jasa angkutan
Manajemen pemasaran bertanggung jawab terhadap pengoperasian dan pengusahaan di bidang pengangkutan. Selain itu bagian penjualan berusaha mencari langganan sebanyak mungkin bagi kepentingan perusahaan.
2) Manajemen lalu lintas angkutan
Manajemen lalu lintas bertanggung jawab untuk mengatur penyediaan jasa angkutan yang mengangkut dengan muatan, alat angkut dan biaya-biaya untuk operasi kendaraan (Salim, 1995).
(35)
II.2 Angkutan Umum
Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 2002 angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor. Kendaraan motor merupakan kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan tersebut.
Kendaraan umum adalah setiap kendaraaan yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Kendaraan umum dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, bus sedang dan bus besar. Tujuan utama dari keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah, dan nyaman.
Keberadaan angkutan umum dapat mengurangi volume lalu lintas kendaraan pribadi. Hal ini dikarenakan angkutan umum pada umumnya dapat mengangkut penumpang lebih banyak dengan tujuan perjalanan yang sama sehingga biaya angkutan dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang. Semakin banyak jumlah penumpang menyebabkan biaya per penumpang dapat ditekan serendah mungkin.
Angkutan umum perlu beberapa kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan di terminal, loket atau tempat pemberhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti kesamaan maksud.
(36)
Pelayanan angkutan umum akan berjalan dengan baik apabila terjadi keseimbangan antara sediaan dan permintaan. Dalam kaitan ini perlu campur tangan Pemerintah dengan tujuan antara lain :
a. Menjamin sistem operasi yang aman bagi kepentingan masyarakat pengguna jasa angkutan, petugas pengelola angkutan, dan pengusaha jasa angkutan.
b. Mengarahkan agar lingkungan tidak terlalu terganggu oleh kegiatan angkutan. c. Menciptakan persaingan sehat dan menghindarkan kembaran yang tidak perlu. d. Membantu perkembangan dan pembangunan nasional maupun daerah dengan meningkatkan pelayanan jasa angkutan.
e. Menjamin pemerataan jasa angkutan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. f. Mengendalikan operasi pelayanan jasa angkutan.
II.3 Jenis Angkutan Umum
Menurut Keputusan Menteri nomor 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum. Angkutan orang dengan
kendaraan umum dalam trayek, terdiri dari : a. Angkutan Lintas Batas Negara
b. Angkutan Antar Kota Antar Propinsi c. Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi d. Angkutan Kota
e. Angkutan Perdesaan f. Angkutan Perbatasan g. Angkutan Khusus.
(37)
Pelayanan angkutan lintas batas Negara dilaksanakan dalam jaringan trayek lintas batas negara.
Pelayanan angkutan lintas batas negara diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
• Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus yang dioperasikan;
• Pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat, yaitu pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang wajib disinggahi selama perjalanan;
• Dilayani hanya oleh mobil bus besar atau mobil bus sedang dengan pelayanan non ekonomi, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian antar negara;
• Terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan, persinggahan dan tujuan angkutan orang adalah terminal tipe A, atau simpul transportasi lainnya berupa bandar udara, pelabuhan, stasiun kereta api dan pusat kegiatan;
• Prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan lintas batas Negara sebagaimana tercantum dalam izin trayek yang telah ditetapkan.
Kendaraan yang digunakan untuk angkutan lintas batas negara harus dilengkapi dengan :
• Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan;
(38)
• Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta kota yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang kendaraan;
• Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan "ANGKUTAN LINTAS BATAS NEGARA";
• Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan;
• Fasilitas bagasi sesuai kebutuhan; • Tulisan standar pelayanan;
• Daftar tarif yang berlaku.
• Kotak obat lengkap dengan isinya;
• Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya.
b.Angkutan Antar Kota Antar Propinsi
Pelayanan angkutan antar kota antar propinsi dilaksanakan dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi.
Pelayanan angkutan antar kota antar propinsi diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagaberikut :
• Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus yang dioperasikan;
(39)
• Pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat, yaitu pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang wajib disinggahi selama perjalanan;
• Dilayani dengan mobil bus besar dan/atau mobil bus sedang, baik untuk pelayanan ekonomi maupun pelayanan non ekonomi;
• Terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan, persinggahan dan tujuan angkutan orang adalah terminal tipe A;
• Prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan antar kota antar propinsi sebagaimana tercantum dalam izin trayek yang telah ditetapkan. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan antar kota antar propinsi harus dilengkapi dengan :
• Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan;
• Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta kota yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang • Jenis trayek yang dilayani yang ditulis secara jelas dengan huruf balok,
melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan "ANGKUTAN ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI";
• Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan;
• Fasilitas bagasi sesuai kebutuhan; • Tulisan standar pelayanan;
(40)
Selain itu, kendaraan angkutan antar kota dalam propinsi dapat dilengkapi dengan :
• Kotak obat lengkap dengan isinya;
• Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya.
c. Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi
Pelayanan angkutan antar kota dalam propinsi dilaksanakan dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi.
Pelayanan angkutan antar kota dalam propinsi diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
• Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus yang dioperasikan;
• Pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat atau lambat ; • Dilayani dengan mobil bus besar atau mobil bus sedang, baik untuk pelayanan
ekonomi maupun pelayanan non ekonomi;
• Tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnya tipe B, pada awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan;
• Prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan antar kota dalam propinsi sebagaimana tercantum dalam izin trayek yang telah ditetapkan. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan antar kota dalam propinsi harus dilengkapi dengan :
• Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan;
(41)
• Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta kota yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang kendaraan;
• Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan "ANGKUTAN ANTAR KOTA DALAM PROPINSI";
• Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan;
• Fasilitas bagasi sesuai kebutuhan; • Tulisan standar pelayanan;
• Daftar tarif yang berlaku.
Selain itu, kendaraan angkutan antar kota antar propinsi dapat dilengkapi dengan : • Kotak obat lengkap dengan isinya;
• Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya.
d. Angkutan Kota
Pelayanan angkutn kota dilaksanakan dalam jaringan trayek kota, yaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu daerah Kota atau wilayah Ibu kota Kabupaten. Pelayanan angkutan kota dapat diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Trayek utama :
1) Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;
(42)
2) Melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama dan pendukung dengan ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara tetap;
3) Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah ditetapkan untuk angkutan kota.
• Trayek cabang :
1) Berfungsi sebagai trayek penunjang terhadap trayek utama;
2) Mempunyai jadwal tetap sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;
3) Melayani angkutan pada kawasan pendukung dan antara kawasan pendukung dan permukiman;
4) Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat- tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah ditetapkan untuk angkutan kota.
• Trayek ranting :
1) Tidak mempunyai jadwal tetap;
2) Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-tempat untuk menaikkan dan menurunkan punumpang yang telah ditetapka untuk angkutan kota;
3) Melayani angkutan dalam kawasan permukiman; • Trayek langsung :
1) Mempunyai jadwal tetap sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;
(43)
2) Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat- tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah ditetapkan untuk angkutan kota;
3) Melayani angkutan antara kawasan utama dengan kawasan pendukung dan kawasan permukiman.
Untuk kota yang berpenduduk di atas 500.000 jiwa, trayek utama dan trayek langsung dilayani dengan bus besar, trayek cabang dengan bus sedang, dan trayek ranting dengan bus kecil dan/atau mobil penumpang umum. Untuk kota yang berpenduduk antara 100.000 – 500.000 jiwa, trayek utama dilayani dengan bus sedang, trayek cabang dengan bus kecil, dan trayek ranting dengan mobil penumpang umum. Untuk kota yang berpenduduk kurang dari 100.000 jiwa, trayek utama dilayani dengan bus kecil dan/atau mobil penumpang umum dan trayek cabang dilayani dengan mobil penumpang.
Kendaraan yang digunakan untuk angkutan kota harus dilengkapi dengan:
• nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan;
• Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta lintasan yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang kendaraan;
• Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan “ANGKUTAN KOTA”; • Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh
masing-masing perusahaan angkutan; • Tulisan standar pelayanan;
(44)
• Daftar tarif yang berlaku.
Pada mobil bus yang melayani trayek kota dapat dipasang papan reklame, yang pemasangannya tidak boleh mengganggu identitas kendaraan dan harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
e. Angkutan Perdesaan
Pelayanan angkutan perdesaan dilaksanakan dalam jaringan trayek yang berada dalam satu daerah Kabupaten yang menghubungkan :
• Kawasan perdesaan dengan kawasan perdesaan;
• Kawasan ibu kota kabupaten dengan kawasan perdesaan.
Pelayanan angkutan perdesaan diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Mempunyai jadwal tetap dan/atau tidak berjadwal;
• Jadwal tetap diberlakukan apabila permintaan angkutan cukup tinggi;
• Pelayanan angkutan bersifat lambat, berhenti pada setiap terminal, dengan waktu menunggu relatif cukup lama;
• Terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan dan tujuan sekurangkurangnya terminal tipe C;
• Dilayani dengan mobil bus kecil atau mobil penumpang umum.
Kendaraan yang digunakan untuk angkutan perdesaan harus dilengkapi dengan : • Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri,
kanan, dan belakang kendaraan;
• Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta lintasan yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang kendaraan;
(45)
• Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan “ANGKUTAN PERDESAAN”;
• Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard; • Fasilitas bagasi sesuai kebutuhan;
• Daftar tarif yang berlaku.
f. Angkutan Perbatasan
Pelayanan angkutan perbatasan dilaksanakan dalam trayek yang menghubungkan :
• antara Kota dengan Kecamatan yang berbatasan langsung pada wilayah kabupaten;
• Antara Kabupaten dengan kecamatan yang berbatasan langsung pada wilayah Kota;
• Antara Kota dengan Kecamatan yang berbatasan langsung pada wilayah Kota lain;
• Antara Kabupaten dengan kecamatan yang berbatasan langsung pada wilayah kabupaten lain.
Pelayanan angkutan perbatasan diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Mempunyai jadwal tetap atau tidak berjadwal;
• Melum terlayani trayek AKAP atau trayek AKDP;
• Dilayani dengan mobil bus atau mobil penumpang umum;
• Berhenti pada tempat-tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah ditetapkan untuk angkutan perbatasan.
(46)
• Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan;
• Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta lintasan yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang kendaraan;
• Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan “ANGKUTAN PERBATASAN”;
• Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan.
g. Angkutan Khusus
Angkutan khusus dalam trayek terdiri dari : 1) Angkutan Antar Jemput;
2) Angkutan Karyawan; 3) Angkutan Permukiman; 4) Angkutan Pemadu Moda.
Angkutan khusus dalam trayek merupakan pelayanan pelengkap terhadap
pelayanan angkutan antar kota antar propinsi, angkutan antar kota dalam propinsi dan angkutan kota.
1) Angkutan Antar Jemput
Pelayanan angkutan antar jemput dilaksanakan dalam trayek dengan asal dan tujuan perjalanan tetap atau sebaliknya. Pelayanan angkutan antar jemput diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
(47)
• Menggunakan mobil bus kecil dan/atau mobil penumpang umum;
• Menggunakan plat tanda nomor warna dasar kuning dengan tulisan hitam; • Pelayanan dari pintu ke pintu dengan jarak maksimum 500 km;
• Tidak menaikkan penumpang di perjalanan;
• Tidak mengenakan tarif yang berpotensi / dapat mengganggu pelayanan angkutan dalam trayek pada lintasan yang sama;
• Kendaraan yang dioperasikan tidak melebihi 20% dari jumlah kendaraan dalam trayek tetap dengan asal dan tujuan perjalanan yang sama.
Kendaraan yang digunakan untuk angkutan antar jemput harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Dilengkapi fasilitas pendingin udara yang berfungsi dengan baik; • Umur kendaraan maksimum 5 tahun;
• Tidak mencantumkan papan trayek pada kendaraan yang dioperasikan;
• Dilengkapi tanda khusus berupa stiker dengan tulisan “ANGKUTAN ANTAR JEMPUT” yang ditempatkan pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan; • Dilengkapi logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan
bagian tengah sebelah kiri dan kanan;
• Dilengkapi tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashbord kendaraan, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan.
2) Angkutan Karyawan
Pelayanan angkutan karyawan dilaksanakan dalam trayek yang melayani dari dan ke satu tujuan sentra kerja dengan beberapa titik asal penumpang. Pelayanan angkutan karyawan diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
(48)
• Berjadwal dan tidak boleh singgah di terminal; • Menggunakan mobil bus;
• Menggunakan plat tanda nomor warna dasar kuning dengan tulisan hitam; • Pembayaran dilakukan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan; • Tidak menaikkan penumpang umum.
Kendaraan yang digunakan untuk angkutan karyawan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Dilengkapi tanda khusus berupa stiker dengan tulisan “ANGKUTAN KARYAWAN” yang ditempatkan pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan;
• Dilengkapi logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian tengah sebelah kiri dan kanan;
• Dilengkapi tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashbord kendaraan, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan.
3) Angkutan Permukiman
Pelayanan angkutan permukiman dilaksanakan dalam trayek yang melayani dari dan ke satu kawasan permukiman dengan beberapa titik tujuan penumpang. Pelayanan angkutan permukiman diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
• Khusus mengangkut penumpang kawasan permukiman; • Berjadwal dan tidak boleh singgah di terminal;
• Menggunakan mobil bus besar dan/atau bus sedang;
• Menggunakan plat tanda nomor warna dasar kuning dengan tulisan hitam;
(49)
Kendaraan yang digunakan untuk angkutan permukiman harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Dilengkapi tanda khusus berupa stiker dengan tulisan “ANGKUTAN PERMUKIMAN” yang ditempatkan pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan;
• Dilengkapi logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian tengah sebelah kiri dan kanan;
• Dilengkapi tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashbord kendaraan, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan.
4) Angkutan Pemadu Moda
Pelayanan angkutan pemadu moda dilaksanakan untuk melayani penumpang dari dan/atau ke terminal, stasiun kereta api, pelabuhan dan bandar udara kecuali dari terminal ke terminal.
Pelayanan angkutan pemadu moda diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
• Khusus mengangkut perpindahan penumpang dari satu moda ke moda lain; • Berjadwal;
• Menggunakan mobil bus dan /atau mobil penumpang;
• Menggunakan plat tanda nomor warna dasar kuning dengan tulisan hitam. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan pemadu moda harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
(50)
• Dilengkapi tanda khusus berupa stiker dengan tulisan sesuai jenis pelayanan yang tercantum pada izin trayek, yang ditempatkan pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan;
• Dilengkapi logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian tengah sebelah kiri dan kanan;
• Dilengkapi tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashbord kendaraan, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan;
• Dilengkapi fasilitas bagasi sesuai kebutuhan.
II.4 Tarif Angkutan Umum
Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 2002, tarif adalah besarnya biaya yang dikenakan pada setiap penumpang kendaraan angkutan umum yang dinyatakan dalam rupiah. Penetapan tarif dimasukkan untuk mendorong terciptanya penggunaan prasarana dan sarana pengangkutan secara optimum dengan mempertimbangkan lintasan yang bersangkutan.
Guna melindungi konsumen, pemerintah menetapkan batas tarif maksimum, dan bila dianggap perlu untuk menjaga persaingan sehat, pemerintah juga menetapkan tarif minimum. Sementara itu tarif harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih memberi keuntungan wajar kepada pihak pengusaha angkutan umum dan dapat diterima konsumen.
Perhitungan tarif angkutan umum merupakan hasil perkalian antara tarif pokok dan jarak (kilometer) rata-rata satu perjalanan (tarif Break Event Event Point) dan di tambah 10 % untuk keuntungan jasa perusahaan, secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
(51)
Tarif = (tarif pokok x jarak rata-rata) + 10% tarif BEP .………….(2.1) Tarif BEP = tarif pokok x jarak rata-rata………..(2.2) Tarif pokok = ���������� �����
������ ��������� ���������� ��������� …………..…...(2.3)
Faktor muat penumpang (loading factor) adalah nisbah antara jumlah penumpang yang diangkut dengan daya tampung atau kapasitas kendaraan selama satu lintasan (Warpani, 2002). Perhitungan faktor pengisian adalah sebagai berikut:
F =�
� x 100%...(2.4)
Keterangan:
F = faktor pengisian (loading factor).
P = banyaknya penumpang yang diangkut sepanjang satu lintasan sekali jalan. K = daya tampung kendaraan yang diijinkan.
II.4.1 Kebijakan Tarif
Kebijakan tarif dapat dipandang sebagai kebijakan multisisi. Di satu sisi dapat dipandang sebagai alat pengendali lalu lintas, disisi yang lain dapat berarti alat untuk mendorong masyarakat menggunakan kendaraan umum dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan sisi yang lainnya lagi dapat digunakan untuk mengarahkan perkembangan wilayah dan kota.
Kebijakan tarif tidak dapat hanya didasarkan pada perhitungan biaya semata-mata, karena didalamnya terkandung misi pelayanan kepada masyarakat.
(52)
Menurut Suprijadi (1991) (dalam Warpani, 2002;150), kebijakan tarif yang berlaku di Indonesia mengacu pada pendekatan berikut:
II.4.1.1 Pendekatan penyedia jasa
Apabila kebijakan tariff yang berdasarkan pendekatan penyedia jasa dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan hidup dan pengembangan usaha jasa pengangkutan, serta demi menjaga kelancaran penyedia jasa, keamanan, dan kenyamanan layanan jasa perangkutan, maka:
a. Tarif didasarkan atas berbagai biaya yang dikeluarkan, dalam arti dapat menutup seluruh biaya produksi jasa angkutan dan memperoleh kelebihan berupa laba;
b. Tarif seharusnya dapat memberikan pendapatan yang layak bagi penyedia jasa, sehingga upaya pemeliharaan sarana dan prasarana dapat terpenuhi dan pengembalian investasi dapat diwujudkan dalam waktu yang relative tidak sama;
c. Untuk investasi yang besar dengan tingkat pengembalian modal yang cukup lama, maka tariff diharapkan dalam jangka panjang lebih tinggi dari biaya marginal;
d. Tariff diharapkan dapat menumbuhkan alokasi modal yang rasional bagi pembangunan dan pengembangan usaha perangkutan serta mendorong tercapainya pemerataan pembangunan;
e. Jika penyususan struktur penyedia jasa yang efisien dapat dikembangkan kearah produktifitas setiap jenis jasa yang diperlukan, maka jasa perangkutan
(53)
dapat dikelompokkan pada setiap pelayanan sehingga pengklasifikasian tariff yang sesuai dengan jasa tersebut juga dapat disusun.
II.4.1.2 Pendekatan pengguna jasa
Jika pendekatan berdasarkan pengguna jasa dimaksudkan agar tarif tidak terlalu memberatkan pengguna jasa dan memperlancar mobilitas baik penumpang maupun barang, maka:
a. Tarif harus rasional, diberlakukan secara umum, layak dal adil serta tidak diskriminatif dalam pengklasifikasiannya;
b. Tarif diharapkan dapat merangsang peningkatan kegiayan dunia usaha dan mendorong pertumbuhan produksi secara menyeluruh;
c. Tarif diharapkan dapat terjangkau oleh daya beli pengguna jasa;
d. Tarif diharapkan dapat membantu perkembangan integritas social masyarakat, khususnya bagi angkutan penumpang;
e. Tarif harus dapat mendorong dan mengembangkan distribusi pemasaran yang luas;
f. Tarif sebagai unsur biaya pada kalkulasi harga pokok barang diharapkan dapat ditekan sekecil mungkin.
II.4.1.3 Pendekatan pemerintah
Pendekatan pemerintah yang dimaksud untuk mendorong pembangunan ekonomi serta menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam rangka globalisasi, meliputi:
a. Menjaga keseimbangan antara kepentingan pengguna jasa dengan penyedia jasa;
(54)
b. Menunjang upaya tercapainya kesejahteraan social bagi masyarakat;
c. Memperhatikan dan melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan, penyebaran, dan struktur kependudukan;
d. Mengendalikan tarif yang dapat menjamin dan mmendorong penggunaan sumber daya secara maksimal;
e. Mengembangkan dan mendorong sarana dengan memperhatikan perkembangan teknologi dalam bentuk konservasi dan diverifikasi energy;
f. Mencapai keadaan alokasi sumber daya yang optimum dengan memperhatikan kriteria efisiensi dan pemerataan pembangunan;
g. Menjaga tingkat pelayanan dalam rangka peningkatan kinerja layanan jasa perangkutan.
II.4.2 Sistem Pembentukan Tarif Angkutan Umum
Tarif bagi penyedia jasa angkutan (operator) adalah harga dari jasa yang diberikan. Sedangkan bagi pengguna jasa, besarnya tarif merupakan biaya yang harus dibayarkan untuk jasa yang telah dipakainya. Penentuan tarif ini harus berdasarkan sistem pembentukannya yang diatur oleh pemerintah. Ada tiga cara dalam menentukan sistem pembentukan tarif , yaitu:
1. Sistem pembentukan tarif atas dasar produksi jasa (cost of service pricing). Dengan sistem ini, tarif dibentuk atas dasar biaya produksi jasa transportasi ditambah dengan keuntungan yang layak bagi kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan. Tarif yang dibentuk atas dasar biaya dinyatakan sebagai tarif minimum, dimana perusahaan tidak akan menawar lagi dibawah tarif terendah itu. Sistem ini digunakan setelah terlebih dahulu menentukan biaya yang dikeluarkan operator. Diantaranya adalah:
(55)
• Direct Cost (Biaya Langsung)
• Inderect Cost (Biaya Tak Langsung)
2. Sistem pembentukan tarif atas dasar nilai jasa (value of service pricing).
Dengan sistem ini, tarif didasarkan atas nilai yang dapat diberikan terhadap jasa pelayanan transportasi. Besar kecilnya nilai itu tergantung pada elastis permintaan jasa pelayanan transportasi. Tarif yang didasarkan atas nilai jasa transportasi biasanya dinyatakan sebagai tarif maksimum.
3. Sistem pembentukan yang didasarkan pada “What the traffic will bear”
Tarif yang didasarkan pada What the traffic will bear berada diantara tarif minimum dan tarif maksimum. Untuk itu dasar tarif ini adalah berusaha dapat menutupi seluruh biaya variabel sebanyak mungkin dan sebagian dari biaya tetap (fixed cost).
II.4.3 Jenis Tarif Angkutan Umum
Adapun jenis tarif yang berlaku dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Tarif Seragam (Flat Fare)
Pada sistem ini, tarif dikenakan tanpa memperhatikan jarak yang ditempuh, baik perjalanan jarak pendek maupun jauh dikenakan tarif yang sama. Secara umum, tarif seragam biasanya diterapkan untuk penumpang yang mempunyai panjang perjalanan rata-rata hampir sama. Kerugian tarif ini adalah pada penumpang yang melakukan perjalanan jarak pendek karena harus membayar dengan tarif yang sama dengan penumpang yang melakukan perjalanan jarak jauh. Sebaliknya penumpang yang melakukan perjalanan jarak jauh akan diuntungkan dengan kondisi ini. Hubungan antara tarif angkutan dan jarak tempuh angkutan untuk tarif seragam dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
(56)
Gambar 2.1 Tarif Seragam
Gambar 2.2 Tarif Berdasarkan Jarak
2. Tarif Berdasarkan Jarak (Distance-Based Fare)
Sistem tarif ini ditentukan berdasarkan jarak yang ditempuh, yaitu besarnya tarif yang ditetapkan adalah perkalian besar tarif perkilometer dengan panjang perjalanan, dimana jarak minimum dan tarif minimum ditetapkan terlebih dahulu nilainya. Sistem tarif ini memiliki kelemahan, yaitu kesulitan dalam pengumpulan ongkos karena sebagian penumpang melakukan perjalanan yang relatif pendek menggunakan angkutan lokal. Hubungan antara tarif angkutan dan jarak tempuh angkutan untuk tarif berdasarkan jarak dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Tarif (Rp)
Jarak (km)
Jarak (km) Tarif (Rp)
(57)
Gambar 2.3 Tarif Bertahap
3. Tarif Bertahap
Sistem tarif ini didasarkan pada jarak yang ditempuh oleh penumpang yang di bagi persatuan tahapan.tahapan adalah suatu penggalan dari rute yang jaraknya antar satu atu lebih tempat pemberhentian sebagai dasar perhitungan tarif. Tarif bertahap mencerminkan usaha penggabungan secara wajar keinginan penumpang dan pertimbangan biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan waktu untuk mengeluarkan ongkos. Struktur seperti ini tidak hanya digunakan dengan memperhitungkan bermacam-macam permintaan pelayanan perangkutan untuk jarak pendek dan panjang tapi juga akan menguntungkan jika memperhatikan metode pengumpulan tarif. Hubungan antara tarif angkutan dan jarak tempuh angkutan untuk tarif bertahap dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
4. Tarif Zona
Sistem tarif ini adalah penyederhanaan dari tarif bertahap dimana daerah pelayanan perangkutan tersebut dibagi kedalam zona-zona. Pusat kota biasanya sebagai zona terdalam dan dikelilingi oleh zona terluar yang tersusun seperti
Jarak (km) Tarif (Rp)
(58)
Gambar 2.4 Tarif Berdasarkan Zona
sebuah sabuk. Daerah pelayanan angkutan juga dapat dibagi kedalam zona-zona yang berdekatan. Jika terdapang jalan yang melintang dan melingkar, panjang jalan ini harus dibatasi dengan membagi zona kedalam sektor-sektor. Skala jarak dan tarif dibentuk dengan cara yang sama dengan struktur tarif bertahap yang berdasarkan suatu jarak dan suatu tingkatan tarif. Kerugian akan terjadi bagi penumpang yang hanya melakukan perjalanan jarak pendek didalam dua zona yang berdekatan, mereka harus membayar ongkos untuk dua zona. Sebaliknya suatu perjalanan yang panjang dapat menjadi lebih murah jika dilakukan didalam sebuah zona dibandingkan dengan perjalanan pendek yang melintasi batas zona. Hubungan antara tarif angkutan dan jarak tempuh angkutan untuk tarif zona dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
II.4.4 Penentuan Besaran Tarif Angkutan Umum
Jarak (km) Tarif
(59)
(Alexander Grey, 1975 seperti dikutip oleh widari, 2010) menyarankan untuk mempertimbangkan empat prinsip sebagai penuntun dalam menetapkan tujuan-tujuan dari kebijaksanaan penentuan besaran tarif angkutan umum yaitu:
1. Tujuan tersebut harus mencerminkan keinginan pemerintah dimasa depan dengan ukuran-ukuran yang berangsur-angsur akan menjadi jelas.
2. Tujuan harus bersifat operasional, yang harus berarti harus ada perangkat-perangkat yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan.
3. Tujuan sebaiknya tersusun berdasarkan prosedur analitis yang normal dengan meminimumkan interaksi, dan memaksimalkan disetiap kumpulan.
4. Tujuan disusun dengan suatu cara hirarki yang pencakupannya maksimum, konsisten dan berhubungan.
Berdasarkan keempat prinsip diatas, maka dalam menentukan besaran tarif angkutan umum, ada beberapa faktor dengan tujuan tertentu yang dapat dipertimbangkan , antara lain adalah:
a. Faktor sosial, tujuannya adalah:
• Mendistribusikan kembali pendapatan dari orang berada kepada mereka yang miskin.
• Memberika kesempatan perjalanan kepada kelompok yang kurang beruntung seperti orang lanjut usia, orang cacat dan orang-orang yang tidak sepenuhnya dapat menggunakan angkutan pribadi.
• Mengurangi kekacauan pada angkutan umum di saat-saat jam sibuk. • Meningkatkan frekuensi, kecepatan dan ketersediaan angkutan umum. • Memberikan hasil yang nyaman untuk membeli dan menggunakan tiket.
(60)
b. Faktor lingkungan, dengan faktor ini diharapkan dapat memberi hasil sebagai berikut:
• Mendorong permintaan masyarakat secara geografis menjadi lebih padat. • Mendorong kegiatan pergerakan ke pusat-pusat strategis kota.
• Mengurangi kemacetan lalu lintas
• Mengurangi polusi udara, suara dan gangguan visual. • Mengurangi kecelakaan.
c. Faktor ekonomi dan keuangan, factor ini bertujuan: • Memaksimumkan pendapatan.
• Meminimumkan satuan biaya operasi.
• Mempertahankan satuan fleksibilitas untuk penyesuaian tingkat tarif dengan sasaran pendapatan yang baru atau permintaan pasar.
• Memastikan efisiensi penggunaan sumber-sumber langka, mendorong menggunakan lebih banyak kapasitas yang masih tersisa.
• Menghemat energi.
d. Faktor operasi, dengan tujuan:
• Memelihara kemudahan mendapatkan informasi mengenai permintaan penumpang.
• Meningkatkan efisiensi pengumpulan tiket dan ongkos.
• Memberikan fasilitas pengoperasian angkutan oleh satu orang dan meringankan tugas-tugas para karyawan.
• Mengurangi pengelakan dan kecurangan ongkos.
• Memelihara insentif untuk meningkatkan kinerja pengaturan.
(61)
Menurut DirektoratJenderal Perhubungan Darat Biaya operasional kendaraan adalah biaya yang secara ekonomis terjadi karena di operasikannya satu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Di dalam standart Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2002) disusun struktur biaya dalam mendapatkan besarnya biaya operasional kendaraan.
II.5.1 Struktur Biaya
Jika ditinjau dari kegiatan usaha angkutan biaya yang dikeluarkan, untuk suatu produksi jasa angkutan yang akan dijual kepada pemakai jasa, dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
a. Yang dikeluarkan untuk pengelolaan perusahaan; b. Yang dikeluarkan untuk operasi kendaraan, dan
c. Yang dikeluarkan untuk retribusi, iuran, sumbangan, dan yang berkenaan dengan pemilikan usaha dan operasi.
Untuk memudahkan perhitungan biaya pokok, perlu dilakukan pengelompokan biaya dengan teknik pendekatan sebagai berikut
a. Kelompok biaya menurut fungsi pokok kegiatan :
1) Biaya produksi : biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan dalam proses produksi.
2) Biaya organisasi : semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan biaya umum perusahaan, dan
3) Biaya pemasaran : biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran produksi jasa.
(62)
dihasilkan, yang terdiri atas a. biaya tetap
b. biaya tidak tetap
2) Biaya Tidak Langsung : Biaya yang secara tidak langsung berhubungan dengan produk jasa yang dihasilkan, yang terdiri atas
a. biaya tetap b. biaya tidak tetap
Biaya tetap : biaya yang tidak berubah (tetap) walaupun terjadi perubahan terjadi perubahan pada volume produksi jasa sampai ke tingkat tertentu.
Biaya tidak tetap : biaya yang berubah apabila terjadi perubahan pada volume produksi jasa.
Berdasarkan pengelompokan biaya itu struktur perhitungan biaya pokok jasa angkutan adalah sebagai berikut :
II.5.1.1 Komponen Biaya Langsung
1) Penyusutan Kendaraan
Penyusutan kendaraan angkutan umum dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Untuk kendaraan baru, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga kendaraan baru, termasuk BBN dan ongkos angkut, sedangkan untuk kendaraan lama, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga perolehan.
Penyusutan per tahun = �������������� −����� ������
���� ����������
……….(2.5)
(63)
2) Bunga Modal
Bunga modal dihitung dengan rumus Bunga Modal/Thn =
�+1
2 �ℎ���� ��������� ��������� �����/��ℎ��
���� ����������
.(2.6)
Keterangan:
n = masa pengembalian pinjaman 3) Gaji dan tunjangan awak kendaraan
Awak kendaraan terdiri dari sopir dan kondektur. Penghasilan kotor awak kendaraan berupa gaji tetap, tunjangan sosial dan uang dinas jalan / tunjangan kerja operasi.
4) Bahan Bakar minyak (BBM)
Penggunaan BBM tergantung dari jenis kendaraan. 5) Ban
Secara umum, fungsi dari ban untuk semua jenis kendaraan, baik roda dua, roda empat atau lebih, truk bahkan sepeda sekalipun tetap sama yaitu untuk menahan beban, meredam guncangan, meneruskan fungsi pengereman dan traksi ke permukaan jalan, dan mengendalikan arah gerak kendaraan.
6) Servis kecil
Service kecil dilakukan dengan patokan km tempuh antar- servis, yang disertai penggantian oli mesin dan penambahan gemuk serta minyak rem
7) Servis besar
Servis besar dilakukan setelah beberapa kali servis kecil atau dengan patokan km tempuh, yaitu penggantian oli mesin, oli gardan, oli tranmisi, platina, busi, filter oli, kondensor.
(64)
8) Penambahan oli mesin
Penambahan oli mesin dilakukan setelah km-tempuh pada jarak km tertentu. 9) Suku cadang dan bodi
Biaya untuk keperluan suku cadang mesin, bagian rangka bawah (chassis) dan bagian bodi diperhitungkan per tahun sebesar 5 % dari harga bus.
10) Cuci bus
Bus kota sebaiknya dicuci setiap hari. 11) Retribusi terminal
Biaya retribusi terminal per bus diperhitungkan per hari atau per bulan. 12) STNK/Pajak kendaraan
Perpanjangan STNK dilakukan setiap lima tahun sekali, tetapi pembayaran pajak kendaraan dilakukan setiap tahun dan biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
13) Kir
Kir kendaraan dilakukan minimal sekali setiap enam bulan dan biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
14) Asuransi
(a) Asuransi kendaraan
Asuransi kendaraan pada umumnya hanya dilakukan oleh perusahaan yang membeli kendaraan secara kredit bank. Namun, asuransi kendaraan perlu diperhitungkan sebagai pengamanan dalam menghadapi resiko. Biaya premi per bus per tahun.
(65)
Pada umumnya awak kendaraan wajib diasuransikan oleh perusahaan angkutan.
II.5.1.2 Komponen Biaya Tidak Langsung
1) Biaya pegawai selain awak kendaraan
Tenaga selain awak kendaraan terdiri atas pimpinan, staf administrasi, tenaga teknis dan tenaga operasi. Jumlah tenaga pimpinan, staf administrasi, tenaga teknik dan tenaga operasi tergantung dari besarnya armada yang dikelola.
Biaya pegawai ini terdiri atas gaji/upah, uang lembur dan jaminan sosial Jaminan sosial berupa :
- Tunjangan perawatan kesehatan; - Pakaian dinas
- Asuransi kecelakaan - Tunjangan lain-lain 2) Biaya Pengelolaan
(a) Penyusutan bangunan kantor
(b) Penyusutan bangunan dan peralatan bengkel
Masa penyusutan butir (1) & (2) diperhitungkan selama 5 s/d 20 tahun tergantung dari keadaan fisik bangunan tanpa harga tanah.
(c) Masa penyusutan inventaris/alat kantor (diperhitungkan 5 tahun) (d) Masa penyusutan sarana bengkel (diperhitungkan selama 3 s/d 5 tahun) (e) Administrasi kantor (biaya surat menyurat, biaya alat tulis menulis) (f) Pemeliharaan kantor (misalnya, pengecatan kantor)
(g) Pemeliharaan pool dan bengkel (h) Listrik dan air
(66)
Biaya perjalanan dinas meliputi perjalanan dinas pimpinan, staf administrasi, teknisi dan tenaga operasi (noncrew).
(k) Pajak Perusahaan (l) Izin trayek
Izin trayek ditentukan berdasarkan peraturan daerah yang bersangkutan dan rute (m) Izin usaha
(n) Biaya pemasaran (biaya promosi) (o) Biaya lain-lain
Contoh adalah biaya pengelolaan yang tidak termasuk dalam unsur biaya pada butir (a) s.d. (n).
II.5.2 Produksi Pelayanan Angkutan Umum
Produksi angkutan penumpang jalan raya dapat ditentukan dalam beberapa bentuk yaitu sebagai berikut :
• Produksi km • Produksi rit
• Produksi penumpang orang ( penumpang diangkut) • Produksi penumpang km (seat-km)
Rumusan perhitungan produksi a. Produksi perhitungan produksi
Kilometer-tempuh angkutan penumpang jalan raya diperoleh dari perhitungan : (jumlah SO x frekwensi/hari x hari operasi/bulan x bulan operasi/tahun x km/rit) + kilometer kosong.
(67)
Jumlah rit diperoleh dari perhitungan :
Jumlah bus SO x frekwensi/hari x hari operasi/bulan x bulan operasi/tahun. c. Produksi penumpang orang (pnp diangkut)
Jumlah penumpang orang diperoleh dari perhitungan
Jumlah SO x frekwensi/hari x hari operasi/bulan x bulan operasi/tahun x kapasitas terjual/rit
d. Produksi Penumpang Km (seat-km)
Jumlah seat-km (pnp-km) diperoleh dari perhitungan :
Jumlah SO x frekwensi/hari x hari operasi/bulan x bulan operasi/tahun x jarak tempuh/rit x kapasitas terjual/rit
II.5.3 Biaya Pokok Produksi Angkutan Umum
Secara umum defenisi dari biaya pokok angkutan umum adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh operator untuk dapat menghasilkan satuan produksi pelayanan angkutan umum atau secara otomatis dapat dikatakan bahwa biaya poko produksi angkutan umum adalah total biaya operasi kendaraan per tahun dibagi dengan total produksi pelayanan per tahun. Dengan demikian hal-hal yang sangat mempengaruhi besarnya biaya pokok produksi angkutan umum adalah BOK angkutan umum, karakteristik penumpang dan perjalanannya. Persamaan dari biaya pokok produksi angkutan umum adalah:
BPP = BOK
TPP
………(2.7)
Dimana:
(68)
BOK = Total Biaya Operasi Kendaraan (Rp) TPP = Total Produksi Pelayanan (pnp-km)
II.6 Daya beli penumpang (Willingness To Pay)
Willingness To Pay (WTP) adalah kemauan pengguna mengeluarkan imbalan atas
jasa yang telah diterimnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan atas persepsi pengguna terhadap tarif dan jasa pelayanan angkutan umum tersebut. Dalam konteks transportasi, WTP dipengaruhi oleh:
1. Kuantitas dan kualitas produksi jasa angkutan umum
Semakin banyak jumlah armada angkutan yang melayani tentu akan lebih menguntungkan pihak konsumen, karena tingkat pengisian akan lebih rendah sehingga tingkat pelayanannya akan lebih baik (tidak berdesak-desakan). Dalam kondisi seperti ini tentu tingkat kemauan konsumen membayar akan lebih besar bila dibandingkan dengan kondisi sebaliknya.
2. Utilitas pengguna
Semakin besar manfaat yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu pelayanan transport yang dirasakannya tentunya akan semakin besar pula kemauan konsumen membayar biaya perjalanannya, demikian pula sebaliknya.
3. Pekerjaan pengguna
Bila seseorang mempunyai pekerjaan yang baik tentu memiliki penghasilan yang besar. Semakin besar penghasilan tentunya kemauan membayar ongkos perjalanannya pun semakin besar. Hal ini disebabkan karena alokasi biaya perjalanannya lebih besar sehingga akan memberikan kemampuan dan kemauan yang lebih besar pula untuk membayar ongkos perjalanannya tersebut.
(69)
Nilai WTP didapat dengan merata-ratakan persepsi tarif yang dipilih untuk setiap pekerjaan:
WTPkategori pekerjaan
WTP
= ∑(����� ���� ������ ℎ������ ℎ��������� )
����� ℎ������ ℎ ��������� ���� ���������
…….(2.8)
seluruh kategori pekerjaan
4. Umur pengguna
= ∑(�������������������� )
����� ℎ�������� pekerjaan
. …………..(2.9)
Umur pengguna berpengaruh terhadap tingkat kedewasaan pengguna, dari tingkat kedewasaan ini nantinya akan berpengaruh terhadap kemauan membayar tarif.
WTPkategori umur =
∑(����� ���� ������ ℎ������ ℎ��������� )
����� ℎ��������� �������� �� ��
…….…..(2.10)
WTPseluruh kategori umur
5. Tujuan melakukan perjalanan
= ∑(����������� ����)
����� ℎ�������� ����
.
……….…....(2.11)
Tujuan melakukan perjalanan adalah alasan pengguna dalam melakukan suatu perjalanan. Semakin penting tujuan melakukan perjalanan tentunya kemauan untuk membayar tarif perjalanan pun semakin besar, begitu juga sebaliknya.
WTPkategori tujuan perjalanan =
∑(����� ���� ������ ℎ������ ℎ��������� )
(70)
WTPseluruh tujuan perjalanan
II.7 Metode Sampling
= ∑(����������� tujuan perjalanan)
����� ℎ�������� tujuan perjalanan
. ………..(2.13)
Sampel adalah sebagian dari kuantitas populasi yang mencerminkan dari keseluruhan populasi tersebut (Pasalong, 2012).
Denganmeneliti sebagian unit-unit dari populasi diharapkan dapat memperoleh hasil yang dapat memberikan gambaran sifat populasi bersangkutan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka cara-cara penarikan sebuah sampel harus memenuhi syarat-syarat tertentu
1. Syarat-syarat Pengambilan Sampel
Adapun syarat-syarat pengambilan sampel yang baik, adalah sebagai berikut: a. Sampel dapat memberikan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh
populasi. Dalam artian bahwa sampel harus dapat menjelaskan atau mewakili populasi.
b. Sampel dapat menetukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan sifat baku dari hasil yang diperoleh.
c. Sampel tersebut dapat memberikan keterangan sebanyak-banyaknya dengan waktu, biaya, dan tenaga yang paling minimal.
d. Sampel itu hendaknya edqquate (cukup dan reprensentatif). Dalam artian bahwa sampel yang dipilih harus dapat mewakili populasi yang dipilih. 2. Alasan Pengambilan Sampel
Ada tiga alasan mengapa melaksanakan suatu penelitian selalu mengambil sampel:
(71)
a. Karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga. Dalam artian bahwa dengan mengambil sampel dari populasi maka dapat melahirkan efisien waktu, biaya dan tenaga. Namun sampel yang dipilih tetap terjaga keterwakilan populasi yang akan dijelaskan.
b. Karena populasi sesungguhnya tidak ada secara fisik. Dalam artian bahwa yang ada sesungguhnya adalah individu-individuyang saling berinteraksi sehingga berbentuk kelompok, hal ini biasa disebut populasi.
3. Teknik sampling
Teknik sampling pada dasarnya merupakan teknik penentuan sampel. Pada penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah simple random sampling,yaitu suatu teknik penarikan sampel yang paling sederhana, karena cara pengambilan sampel ini hanya dilakukan secara acak atau cara mengundi tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi tersebut. Jadi semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama menjadi sampel. Teknik ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen.
Untuk menentukan besar sampel yang tidak diketahui besar populasinya digunakan rumusSlovin sebagai berikut:
n = �
1+��2 ………
…..(2.13)
n = jumlah sampel yang diambil N = Jumlah populasi
e = Batas ketelitian (margin error), ditetapkan sebesar 10%
(72)
Nice Trans Taxi adalah salah satu perusahaan angkutan umum antar kota antar jemput yang beroperasi dengan tujuan Medan – Pematang Siantar . Angkutan ini mulai beroperasi pada tanggal 4 Agustus 2011. Jenis kendararaan yang digunakan adalah sedan Chevrolet Lova. Angkutan ini beroperasi selama 24 jam dalam sehari. Perusahaan angkutan ini memiliki kantor di Jl. Senat Medan, dua loket di daerah Medan (Jl. Stasiun Kereta Api No.1 dan Jl. Sisingamangaraja Km2 Medan) dan satu loket di daerah Pematang Siantar (Jl. Merdeka No. 117).
Gambar 2.1: Peta tujuan perjalanan Nice Trans Taxi
(1)
5. Bapak Ir.Indra Jaya Pandia MT dan Medis Surbakti ST, MT selaku Dosen Pembanding, yang telah memberikan masukan dan waktu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Bapak/Ibu staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, terkhusus di bidang Transportasi atas segala kritikan beserta masukan yang diberikan pada saat seminar proposal diadakan.
7. Bapak H. Siallagan dan E. Siallagan selaku pimpinan dan kepala tata usaha Nice Trans Taxi yang telah memberikan bantuan dan ijin dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Buat teman-teman seperjuangan Andreas Christoper Siahaan, Dedy G Simanjuntak, Deddy Gultom, Doan Siahaan, Rustxell Simanungkalit, Edwin Pranata Simanjuntak, Boyma Sinaga, Markus Siregar, Alfin Rico Simanjuntak, Bekro Sitepu dan teman lainnya yang tidak disebutkan serta adik-adik angkatan 2010 terima kasih atas semangat dan bantuan kalian selama ini.
9. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Disadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu diharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari para pembaca.
Medan, Juni 2014 Penulis
(2)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1 Umum ... 1
I.2 Latar Belakang ... 3
I.3 Perumusan Masalah ... 4
I.4 Tujuan Penelitian ... 5
I.5 Manfaat Penelitian ... 5
I.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 5
I.7 Sistematika penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
II.1 Transportasi Umum ... 8
II.2 Angkutan Umum ... 10
II.3 Jenis Angkutan Umum ... 11
II.4 Tarif Angkutan Umum ... 25
(3)
II.4.1.1 Pendekatan penyedia jasa... 27
II.4.1.2 Pendekatan pengguna jasa ... 28
II.4.1.3 Pendekatan pemerintah ... 29
II.4.2 Sistem Pembentukan Tarif Angkutan Umum ... 30
II.4.3 Jenis Tarif Angkutan Umum ... 31
II.4.4 Penentuan Besaran Tarif Angkutan Umum ... 34
II.5 Biaya Operasional Kendaraan ... 36
II.5.1 Struktur Biaya ... 36
II.5.1.1 Komponen Biaya Langsung ... 38
II.5.1.2 Komponen Biaya Tidak Langsung ... 40
II.5.2 Produksi Pelayanan Angkutan Umum ... 42
II.5.3 Biaya Pokok Produksi Angkutan Umum ... 43
II.6 Daya beli penumpang (Willingness To Pay) ... 43
II.7 Metode Sampling ... 45
II.8 Profil Nice Trans Taxi ... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50
III.1 Umum ... 50
III.2 Lokasi Penelitian ... 50
III.3 Metode Pengumpulan Data ... 50
III.4 Prosedur Kerja Penelitian ... 51
III.5 Sumber Data ... 53
(4)
III.7 Pengolahan Data ... 55
III.8 Alat Bantu Penelitian ... 33
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHSAN ... 57
IV.1 Umum ... 57
IV.2 Analisis Tarif Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan ... 57
IV.2.1 Besaran Biaya Opearasional Kendaraan ... 63
IV.2.2 Penentuan Tarif Berdasrakan BOK ... 64
IV.3 Penentuan Tarif Berdasarkan Willingness to Pay ... 64
IV.3.1 Teknik Sampling ... 64
IV.3.2 Karakteristik Penumpang ... 65
IV.3.3 Willingness to Pay Berdasarkan Tujuan Perjalanan ... 68
IV.3.4 Willingness to Pay Berdasarkan Karakteristik Umur Responden ... 70
IV.3.5 Willingness to Pay Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan Responden ... 72
IV.3.6 Willingness to pay Berdasarkan Karakteristik Penumpang ... 74
IV.3.8 Pembahasan ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
V.1 Kesimpulan ... 76
V.2 Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77 DAFTAR LAMPIRAN
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabulasi Jumlah Responden berdasarkan WTP dan tujuan
Perjalanan responden
Tabel 4.2 Tabulasi Jumlah Responden berdasarkan WTP dan Umur
responden
Tabel 4.3 Tabulasi Jumlah Responden berdasarkan WTP dan Pekerjaan
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Tarif Seragam
Gambar 2.2 : Tarif Berdasrkan Jarak Gambar 2.3 : Tarif Bertahap
Gambar 2.4 : Tarif Berdasarkan Zona
Gambar 2.5 : Peta tujuan perjalanan Nice Trans Taxi Gambar 2.6 : Armada Nice Trans Taxi
Gambar 3.1 : Bagan Prosedur Kerja Penelitian Gambar 4.1 : Diagram Persentase Usia Penumpang Gambar 4.2 : Diagram Persentase Pekerjaan Penumpang