PEMENUHAN HAK NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WIROGUNAN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI).
JURNAL
PEMENUHAN HAK NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WIROGUNAN
UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI)
Diajukan Oleh :
Reymon Axel Amalo
NPM
: 100510399
Program Studi
: Ilmu Hukum
Program Kekhususan
: Peradilan Pidana
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2016
1
PEMENUHAN HAK NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WIROGUNAN
UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI)
Reymon Axel Amalo,
Fakultas Hukum, Universitas Atmajaya Yogyakarta
Email: reymon.amalo@yahoo.co.id
ABSTRACT
This research aims to find out about the implementation of remission to corruption convicts in prisons
Wirogunan, Remission is a reduction in criminal past for convicts. corruption convicts have the rights to
be given remission. Based on research in prison wirogunan implementation of remission to corruption
convicts in prison Wirogunan has been running effectively in accordance with the law. This research uses
normative research methods, normative research methods is research that focuses on the norms of
positive law in the form of legislation. Data collections by interviews and legal facts.
(Keywords: remission, corruption convicts, rights, prison.)
terkandung dalam Pancasila. Sistem
1. PENDAHULUAN
Pemasyarakatan menitikberatkan pada
Sebagaimana tercantum dalam
usaha
perawatan,
pembinaan,
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995
pendidikan, dan bimbingan bagi warga
tentang Pemasyarakatan menegaskan
binaan
bahwa Sistem Pemasyarakatan bertujuan
memulihkan kesatuan hubungan yang
untuk mengembalikan Warga Binaan
asasi antara individu warga binaan dan
Pemasyarakatan sebagai warga yang
masyarakat.
baik dan untuk melindungi masyarakat
pemasyarakatan didasarkan atas prinsip-
terhadap
prinsip sistem pemasyarakatan untuk
kemungkinan
diulanginya
yang
bertujuan
Pelaksanaan
tindak pidana oleh warga binaan serta
merawat,
merupakan penerapan dan bagian yang
membimbing warga
tak terpisahkan dari nilai-nilai yang
membina,
untuk
pembinaan
mendidik
binaan
dan
dengan
2
tujuan agar menjadi warga yang baik
Anak Pidana yang selama menjalani
dan berguna.1
masa pidana berkelakuan baik berhak
Narapidana
memiliki
mendapatkan remisi.
hak-
Dengan
haknya sesuai dengan yang tertulis
demikian,
dalam pasal 14 ayat (1) undang-undang
disimpulkan
Nomor
perbuatan yang telah dilakukan oleh
12
Tahun
1995
tentang
bahwa
sejahat
dapat
terpidana
pemasyarakatan yang salah satunya
terpidana,
yaitu pada huruf I yaitu hak untuk
dilekati dengan hak untuk mendapatkan
mendapatkan remisi. remisi merupakan
remisi. Kita mengetahui bahwa setiap
hak yang diberikan terhadap narapidana
warga
dan anak pidana yang telah berkelakuan
hukum yang sama atau lazimnya disebut
baik selama menjalani pidana. Dalam
Equality before the Law yang berarti
Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah
bahwa terdapat persamaan kedudukan di
Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat
hadapan hukum dimana setiap orang
dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga
tidak boleh dikesampingkan hak dan
Binaan Pemasyarakatan, Remisi adalah
kewajiban,
pengurangan masa menjalani pidana
melakukan kejahatan. Dalam konteks
yang diberikan kepada Narapidana dan
ini, terpidana korupsi pun memiliki hak
Anak Pidana yang memenuhi syarat-
untuk
syarat yang ditentukan dalam peraturan
sistem pemasyarakatan yang dianut oleh
perundang-undangan. Bahkan, dalam
Indonesia,
Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor
nomenklatur antara terpidana korupsi
32 Tahun 1999 disebutkan secara
dengan terpidana tindak pidana lain.2
negara
tersebut
apapun
memiliki
walaupun
mendapatkan
tidak
kedudukan
dia
remisi.
ada
tetap
telah
Dalam
pembedaan
eksplisit bahwa setiap Narapidana dan
2
1
http://www.hukumonline.com/pusatdata/download/
fl9389/node/13297
https://constituendum.wordpress.com/2016/01/21/
pemberian-remisi-bagi-terpidana-korupsi/
3
Berdasarkan ketentuan Pasal 2
apabila
narapidana
dan 3 Keputusan Presiden Republik
Anak
Indonesia Nomor 174 Tahun 1999
bersangkutan
tentang
menjalani pidana:
Remisi,
dikenal
jenis-
jenis/bentuk Remisi yaitu:
a. Remisi
Pidana
1) Berbuat
Umum
adalah
atau
yang
selama
jasa
kepada
negara;
2) Melakukan
remisi yang diberikan pada
perbuatan
Hari Peringatan Proklamasi
yang bermanfaat bagi
Kemerdekaan
Negara
Indonesia
Republik
tanggal
17
kemanusiaan;
Agustus;
b. Remisi
3) Melakukan
Khusus
atau
yang
adalah
perbuatan
membantu
remisi yang diberikan pada
kegiatan pembinaan di
hari besar keagamaan yang
Lembaga
dianut oleh Narapidana dan
Pemasyarakatan.
Anak
Pidana
d. Remisi dasawarsa adalah
yang
bersangkutan,
remisi
dengan
yang
diberikan
ketentuan jika suatu agama
kepada narapidana dan anak
mempunyai satu hari besar
pidana setiap 10 (sepuluh)
keagamaan dalam setahun,
Tahun
maka yang dipilih adalah
kemerdekaan
hari
pada tanggal 17 Agustus. 3
besar
yang
paling
sekali
pada
hari
Indonesia
dimuliakan oleh penganut
agama yang bersangkutan;
c. Remisi
remisi
tambahan
yang
adalah
diberikan
3
Dwijda Priyatno, 2006, Sistem Pelaksanaan Pidana
Penjara di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung,
hlm. 97.
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. METODE
Penghuni
Lembaga
Jenis penelitian yang digunakan
Pemasyarakatan bisa narapidana (napi)
yaitu, penelitian hukum normatif yang
atau Warga Binaan Pemasyarakatan
merupakan penelitian yang berfokus
(WBP) dan bisa juga yang statusnya
pada norma hukum positif berupa
masih tahanan, artinya orang yang
peraturan
perundang-undangan.
Data
masih berada dalam proses peradilan
yang digunakan dalam penelitian hukum
dan belum ditentukan bersalah atau
normatif berupa data sekunder yang
tidak
terdiri
dari
bahan
hukum
oleh
hakim
atau
belum
primer.
memperoleh
putusan
pengadilan.
Metode pengumpulan data sekunder
dalam
penulisana
ini,
penulis
menggunakan cara studi kepustakaan
Penghuni Lembaga Pemasyarakatan
bisa narapidana (napi) atau Warga
yaitu dengan mempelajari data sekunder
Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan
yang meliputi bahan hukum primer,
bisa juga yang statusnya masih
bahan hukum
sekunder dan bahan
tahanan, artinya orang yang masih
hukum tersier. Metode pengumpulan
berada dalam proses peradilan dan
analisis
belum ditentukan bersalah atau tidak
data
dalam
penulisan
ini,
penulis menggunakan metode kualitatif,
yaitu data yang diperoleh dari studi
kepustakaan,
setelah
itu
oleh hakim atau belum memperoleh
putusan pengadilan.
diseleksi
Berdasarkan wawancara dengan
berdasarkan permasalahan yang dilihat
Ibu Desi Afneliza, A.Md. IP, sebagai
dengan
ketentuan
peraturan
yang
kepala bagian registrasi di Lembaga
berlaku,
kemudian
disimpulkan
Pemasyarakatan kelas IIA Yogyakarta,
sehingga
diperoleh
jawaban
jumlah penghuni lapas menurut perkara
permasalahan.
pidana, dilakukan penghitungan setiap
5
bulannya, tepatnya pada akhir bulan.
Pemasyarakatan
Berikut ini adalah data penghitungan
tanggal 20 September 2016 berjumlah
terakhir pada 31 Agustus 2016 di
452 (empat ratus lima puluh dua)
Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan:
narapidana,
yaitu
Wirogunan
397
(tiga
pada
ratus
Sembilan puluh tujuh) terdiri dari 322
Jenis perkara
Jumlah
penghuni
(tiga ratus dua puluh dua) laki-laki dan
korupsi
41
75 (tujuh puluh lima) perempuan juga
Perampokan
44
Penipuan
54
Pembunuhan
Perlindungan
anak
35
Narkoba
21
Pencucian uang
8
Penggelapan
12
Perjudian
12
kepada narapidana dan anak pidana
Penganiyayaan
13
yaitu, warga binaan pemasyarakatan
Ketertiban
11
Materai
3
Mata uang
2
Penadahan
3
Penculikan
6
Pencurian
44
padanya, Selain daripada itu warga
Lain-lain
9
binaan
TOTAL
396
tahanan yang berjumlah 55 (lima puluh
lima) tahanan terdiri dari 7 (tujuh) lakilaki dan 48 (empat puluh delapan)
78
perempuan.
Adapun alur pemberian remisi
harus terlebih dahulu telah menjalani
pidana penjara minimal 6 (enam) bulan
dari masa pidana yang dijatuhkankan
pemasyarakatan
yang
bersangkutan harus berkelakuan baik
di
selama menjalani pidana. Setelah itu
lembaga pemasyarakatan wirogunan tiap
barulah warga binaan pemasyarakatan
harinya berbeda di karenakan masuk
tersebut diusulkan remisi oleh Kepala
keluarnya
sebagai
Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan
Lembaga
yang ditujukan pada kantor wilayah
Jumlah
contoh
penghuni
penghuni
lapas,
penghitungan
di
lapas
kementrian hukum dan ham. Kemudian
6
Kementerian Hukum dan Ham akan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999
memberikan remisi setelah mendapat
Tentang
pertimbangan
Pelaksanaan
dari
Direktur
Jendral
Syarat
Hak
Dan
Tata
Warga
Cara
Binaan
Pemasyarakatan setelah itu Keputusan
Pemasyarakatan dan Pasal 1 Keputusan
Menteri Hukum dan HAM tentang
Presiden No. 174 Tahun 1999 tentang
remisi
Remisi.
diberitahukan
kepada
warga
Berdasarkan wawancara dengan
binaan pemasyarakatan.
Adapun alur pemberian remisi
Ibu Desi Afneliza, A.Md. IP, sebagai
bagi narapidana tindak pidana korupsi
kepala bagian registrasi, dapat diketahui
juga sama, yaitu telah menjalani pidana
bahwa dari awal tahun 1 Januari 2016
penjara
yang
sampai dengan tanggal 20 September
minimal
6
dijatuhkan
padanya
dan
2016, jumlah narapidana tindak pidana
tetapi ada
korupsi sebanyak 41 (empat puluh satu)
narapidana
orang, yang sudah diberikan remisi
bersedia
sebanyak 32 (tiga puluh dua) orang,
bekerjasama dengan penegak hukum
yang terdiri dari 30 (tiga puluh) laki-laki
untuk membantu membongkar perkara
dan 2 (dua) perempuan di Lembaga
tindak pidana yang dilakukannya dan
Pemasyarakatan Wirogunan.
berkelakuan
tambahan
tindak
(enam)
bulan
baik, akan
syarat
pidana
yaitu,
korupsi
telah membayar lunas denda dan uang
pengganti
sesuai
putusan
dari narapidana tindak pidana korupsi
pengadilan, sebagaimana diatur dalam
yang berjumlah 41 (empat puluh satu)
ketentuan Pasal 34 dan Pasal 34A
orang, pada tanggal 1 Januari 2016
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
sampai dengan 20 September 2016,
2012 Tentang Perubahan atas Peraturan
terdapat 32 (tiga puluh dua) narapidana
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006
tindak pidana korupsi yang terdiri dari
Tentang
30 (tiga puluh) orang laki-laki dan 2
Perubahan
dengan
Dengan demikian terlihat bahwa
atas
Peraturan
7
(dua) orang perempuan yang diberikan
penjara selama 6 (enam) bulan dari
remisi, sesuai dengan alur pemberian
keseluruhan
remisi bagi narapidana tindak pidana
dijatuhkan padanya, berkelakuan baik,
korupsi di Lembaga Pemasyarakatan
bersedia
Wirogunan,
menjalani
pemerintah untuk membongkar kasus
pidana penjara selama 6 (enam) bulan
tindak pidana yang dilakukannya dan
dari keseluruhan masa pidana yang
juga membayar ganti kerugian sesuai
dijatuhkan padanya, berkelakuan baik,
dengan jumlah yang ditentukan sesuai
bersedia
dengan
dengan keputusan pengadilan. Setelah
pemerintah untuk membongkar kasus
itu Kepala Lembaga Pemasyarakatan
tindak pidana yang dilakukannya dan
Wirogunan
juga membayar ganti kerugian sesuai
remisi
dengan jumlah yang dijatuhkan pada
Wilayah Kementerian Hukum dan Ham
sesuai dengan keputusan pengadilan.
Yogyakarta.
yaitu:
bekerja
telah
sama
masa
bekerja
bagi
pidana
sama
mengusulkan
yang
dengan
pemberian
narapidana ke
Kantor
Kantor
Wilayah
Kementerian Hukum dan Ham akan
memberikan remisi setelah memperoleh
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan analisis yang dilakukan oleh penulis
di
Lembaga
Wirogunan,
Pemasyarakatan
maka
pertimbangan dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
Berdasarkan
data
yang
penulis
diperoleh oleh penulis dari awal tahun 1
menyimpulkan bahwa pemenuhan hak
Januari 2016 sampai dengan tanggal 20
narapidana tindak pidana korupsi di
September 2016, jumlah narapidana
Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan
tindak pidana korupsi sebanyak 41
untuk mendapatkan pengurangan masa
orang, yang sudah diberikan remisi
pidana
sebanyak 32 (tiga puluh dua) orang,
(remisi)
narapidana
harus
yaitu pertama-tama
menjalani
pidana
yang terdiri dari 30 (tiga puluh) laki-laki
8
dan
2
(dua)
perempuan.
Dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia
demikian, menurut penulis pemberian
Nomor 174 Tahun 1999 tentang
remisi
Remisi.
sebagaimana
dilaksanakan
yang
di
telah
Lembaga
Website
Pemasyarakatan
Wirogunan
sudah
terlaksana sesuai dengan perturan yang
berlaku
dan
hak-hak
narapidana
khususnya narapidana korupsi sudah
terpenuhi.
http://www.hukumonline.com/pusatdata
/download/fl9389/node/13297
https://constituendum.wordpress.com/20
16/01/21/pemberian-remisibagi-terpidana-korupsi/
5. REFRENSI
Buku
Dwijda
Priyatno,
2006,
Sistem
Pelaksanaan Pidana Penjara di
Indonesia , PT Refika Aditama,
Bandung.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995
tentang Pemasyarakatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
1999 tentang Syarat dan Tata
Cara Pelaksanaan Hak Warga
Binaan Pemasyarakatan.
PEMENUHAN HAK NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WIROGUNAN
UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI)
Diajukan Oleh :
Reymon Axel Amalo
NPM
: 100510399
Program Studi
: Ilmu Hukum
Program Kekhususan
: Peradilan Pidana
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2016
1
PEMENUHAN HAK NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WIROGUNAN
UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI)
Reymon Axel Amalo,
Fakultas Hukum, Universitas Atmajaya Yogyakarta
Email: reymon.amalo@yahoo.co.id
ABSTRACT
This research aims to find out about the implementation of remission to corruption convicts in prisons
Wirogunan, Remission is a reduction in criminal past for convicts. corruption convicts have the rights to
be given remission. Based on research in prison wirogunan implementation of remission to corruption
convicts in prison Wirogunan has been running effectively in accordance with the law. This research uses
normative research methods, normative research methods is research that focuses on the norms of
positive law in the form of legislation. Data collections by interviews and legal facts.
(Keywords: remission, corruption convicts, rights, prison.)
terkandung dalam Pancasila. Sistem
1. PENDAHULUAN
Pemasyarakatan menitikberatkan pada
Sebagaimana tercantum dalam
usaha
perawatan,
pembinaan,
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995
pendidikan, dan bimbingan bagi warga
tentang Pemasyarakatan menegaskan
binaan
bahwa Sistem Pemasyarakatan bertujuan
memulihkan kesatuan hubungan yang
untuk mengembalikan Warga Binaan
asasi antara individu warga binaan dan
Pemasyarakatan sebagai warga yang
masyarakat.
baik dan untuk melindungi masyarakat
pemasyarakatan didasarkan atas prinsip-
terhadap
prinsip sistem pemasyarakatan untuk
kemungkinan
diulanginya
yang
bertujuan
Pelaksanaan
tindak pidana oleh warga binaan serta
merawat,
merupakan penerapan dan bagian yang
membimbing warga
tak terpisahkan dari nilai-nilai yang
membina,
untuk
pembinaan
mendidik
binaan
dan
dengan
2
tujuan agar menjadi warga yang baik
Anak Pidana yang selama menjalani
dan berguna.1
masa pidana berkelakuan baik berhak
Narapidana
memiliki
mendapatkan remisi.
hak-
Dengan
haknya sesuai dengan yang tertulis
demikian,
dalam pasal 14 ayat (1) undang-undang
disimpulkan
Nomor
perbuatan yang telah dilakukan oleh
12
Tahun
1995
tentang
bahwa
sejahat
dapat
terpidana
pemasyarakatan yang salah satunya
terpidana,
yaitu pada huruf I yaitu hak untuk
dilekati dengan hak untuk mendapatkan
mendapatkan remisi. remisi merupakan
remisi. Kita mengetahui bahwa setiap
hak yang diberikan terhadap narapidana
warga
dan anak pidana yang telah berkelakuan
hukum yang sama atau lazimnya disebut
baik selama menjalani pidana. Dalam
Equality before the Law yang berarti
Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah
bahwa terdapat persamaan kedudukan di
Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat
hadapan hukum dimana setiap orang
dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga
tidak boleh dikesampingkan hak dan
Binaan Pemasyarakatan, Remisi adalah
kewajiban,
pengurangan masa menjalani pidana
melakukan kejahatan. Dalam konteks
yang diberikan kepada Narapidana dan
ini, terpidana korupsi pun memiliki hak
Anak Pidana yang memenuhi syarat-
untuk
syarat yang ditentukan dalam peraturan
sistem pemasyarakatan yang dianut oleh
perundang-undangan. Bahkan, dalam
Indonesia,
Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor
nomenklatur antara terpidana korupsi
32 Tahun 1999 disebutkan secara
dengan terpidana tindak pidana lain.2
negara
tersebut
apapun
memiliki
walaupun
mendapatkan
tidak
kedudukan
dia
remisi.
ada
tetap
telah
Dalam
pembedaan
eksplisit bahwa setiap Narapidana dan
2
1
http://www.hukumonline.com/pusatdata/download/
fl9389/node/13297
https://constituendum.wordpress.com/2016/01/21/
pemberian-remisi-bagi-terpidana-korupsi/
3
Berdasarkan ketentuan Pasal 2
apabila
narapidana
dan 3 Keputusan Presiden Republik
Anak
Indonesia Nomor 174 Tahun 1999
bersangkutan
tentang
menjalani pidana:
Remisi,
dikenal
jenis-
jenis/bentuk Remisi yaitu:
a. Remisi
Pidana
1) Berbuat
Umum
adalah
atau
yang
selama
jasa
kepada
negara;
2) Melakukan
remisi yang diberikan pada
perbuatan
Hari Peringatan Proklamasi
yang bermanfaat bagi
Kemerdekaan
Negara
Indonesia
Republik
tanggal
17
kemanusiaan;
Agustus;
b. Remisi
3) Melakukan
Khusus
atau
yang
adalah
perbuatan
membantu
remisi yang diberikan pada
kegiatan pembinaan di
hari besar keagamaan yang
Lembaga
dianut oleh Narapidana dan
Pemasyarakatan.
Anak
Pidana
d. Remisi dasawarsa adalah
yang
bersangkutan,
remisi
dengan
yang
diberikan
ketentuan jika suatu agama
kepada narapidana dan anak
mempunyai satu hari besar
pidana setiap 10 (sepuluh)
keagamaan dalam setahun,
Tahun
maka yang dipilih adalah
kemerdekaan
hari
pada tanggal 17 Agustus. 3
besar
yang
paling
sekali
pada
hari
Indonesia
dimuliakan oleh penganut
agama yang bersangkutan;
c. Remisi
remisi
tambahan
yang
adalah
diberikan
3
Dwijda Priyatno, 2006, Sistem Pelaksanaan Pidana
Penjara di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung,
hlm. 97.
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. METODE
Penghuni
Lembaga
Jenis penelitian yang digunakan
Pemasyarakatan bisa narapidana (napi)
yaitu, penelitian hukum normatif yang
atau Warga Binaan Pemasyarakatan
merupakan penelitian yang berfokus
(WBP) dan bisa juga yang statusnya
pada norma hukum positif berupa
masih tahanan, artinya orang yang
peraturan
perundang-undangan.
Data
masih berada dalam proses peradilan
yang digunakan dalam penelitian hukum
dan belum ditentukan bersalah atau
normatif berupa data sekunder yang
tidak
terdiri
dari
bahan
hukum
oleh
hakim
atau
belum
primer.
memperoleh
putusan
pengadilan.
Metode pengumpulan data sekunder
dalam
penulisana
ini,
penulis
menggunakan cara studi kepustakaan
Penghuni Lembaga Pemasyarakatan
bisa narapidana (napi) atau Warga
yaitu dengan mempelajari data sekunder
Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan
yang meliputi bahan hukum primer,
bisa juga yang statusnya masih
bahan hukum
sekunder dan bahan
tahanan, artinya orang yang masih
hukum tersier. Metode pengumpulan
berada dalam proses peradilan dan
analisis
belum ditentukan bersalah atau tidak
data
dalam
penulisan
ini,
penulis menggunakan metode kualitatif,
yaitu data yang diperoleh dari studi
kepustakaan,
setelah
itu
oleh hakim atau belum memperoleh
putusan pengadilan.
diseleksi
Berdasarkan wawancara dengan
berdasarkan permasalahan yang dilihat
Ibu Desi Afneliza, A.Md. IP, sebagai
dengan
ketentuan
peraturan
yang
kepala bagian registrasi di Lembaga
berlaku,
kemudian
disimpulkan
Pemasyarakatan kelas IIA Yogyakarta,
sehingga
diperoleh
jawaban
jumlah penghuni lapas menurut perkara
permasalahan.
pidana, dilakukan penghitungan setiap
5
bulannya, tepatnya pada akhir bulan.
Pemasyarakatan
Berikut ini adalah data penghitungan
tanggal 20 September 2016 berjumlah
terakhir pada 31 Agustus 2016 di
452 (empat ratus lima puluh dua)
Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan:
narapidana,
yaitu
Wirogunan
397
(tiga
pada
ratus
Sembilan puluh tujuh) terdiri dari 322
Jenis perkara
Jumlah
penghuni
(tiga ratus dua puluh dua) laki-laki dan
korupsi
41
75 (tujuh puluh lima) perempuan juga
Perampokan
44
Penipuan
54
Pembunuhan
Perlindungan
anak
35
Narkoba
21
Pencucian uang
8
Penggelapan
12
Perjudian
12
kepada narapidana dan anak pidana
Penganiyayaan
13
yaitu, warga binaan pemasyarakatan
Ketertiban
11
Materai
3
Mata uang
2
Penadahan
3
Penculikan
6
Pencurian
44
padanya, Selain daripada itu warga
Lain-lain
9
binaan
TOTAL
396
tahanan yang berjumlah 55 (lima puluh
lima) tahanan terdiri dari 7 (tujuh) lakilaki dan 48 (empat puluh delapan)
78
perempuan.
Adapun alur pemberian remisi
harus terlebih dahulu telah menjalani
pidana penjara minimal 6 (enam) bulan
dari masa pidana yang dijatuhkankan
pemasyarakatan
yang
bersangkutan harus berkelakuan baik
di
selama menjalani pidana. Setelah itu
lembaga pemasyarakatan wirogunan tiap
barulah warga binaan pemasyarakatan
harinya berbeda di karenakan masuk
tersebut diusulkan remisi oleh Kepala
keluarnya
sebagai
Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan
Lembaga
yang ditujukan pada kantor wilayah
Jumlah
contoh
penghuni
penghuni
lapas,
penghitungan
di
lapas
kementrian hukum dan ham. Kemudian
6
Kementerian Hukum dan Ham akan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999
memberikan remisi setelah mendapat
Tentang
pertimbangan
Pelaksanaan
dari
Direktur
Jendral
Syarat
Hak
Dan
Tata
Warga
Cara
Binaan
Pemasyarakatan setelah itu Keputusan
Pemasyarakatan dan Pasal 1 Keputusan
Menteri Hukum dan HAM tentang
Presiden No. 174 Tahun 1999 tentang
remisi
Remisi.
diberitahukan
kepada
warga
Berdasarkan wawancara dengan
binaan pemasyarakatan.
Adapun alur pemberian remisi
Ibu Desi Afneliza, A.Md. IP, sebagai
bagi narapidana tindak pidana korupsi
kepala bagian registrasi, dapat diketahui
juga sama, yaitu telah menjalani pidana
bahwa dari awal tahun 1 Januari 2016
penjara
yang
sampai dengan tanggal 20 September
minimal
6
dijatuhkan
padanya
dan
2016, jumlah narapidana tindak pidana
tetapi ada
korupsi sebanyak 41 (empat puluh satu)
narapidana
orang, yang sudah diberikan remisi
bersedia
sebanyak 32 (tiga puluh dua) orang,
bekerjasama dengan penegak hukum
yang terdiri dari 30 (tiga puluh) laki-laki
untuk membantu membongkar perkara
dan 2 (dua) perempuan di Lembaga
tindak pidana yang dilakukannya dan
Pemasyarakatan Wirogunan.
berkelakuan
tambahan
tindak
(enam)
bulan
baik, akan
syarat
pidana
yaitu,
korupsi
telah membayar lunas denda dan uang
pengganti
sesuai
putusan
dari narapidana tindak pidana korupsi
pengadilan, sebagaimana diatur dalam
yang berjumlah 41 (empat puluh satu)
ketentuan Pasal 34 dan Pasal 34A
orang, pada tanggal 1 Januari 2016
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
sampai dengan 20 September 2016,
2012 Tentang Perubahan atas Peraturan
terdapat 32 (tiga puluh dua) narapidana
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006
tindak pidana korupsi yang terdiri dari
Tentang
30 (tiga puluh) orang laki-laki dan 2
Perubahan
dengan
Dengan demikian terlihat bahwa
atas
Peraturan
7
(dua) orang perempuan yang diberikan
penjara selama 6 (enam) bulan dari
remisi, sesuai dengan alur pemberian
keseluruhan
remisi bagi narapidana tindak pidana
dijatuhkan padanya, berkelakuan baik,
korupsi di Lembaga Pemasyarakatan
bersedia
Wirogunan,
menjalani
pemerintah untuk membongkar kasus
pidana penjara selama 6 (enam) bulan
tindak pidana yang dilakukannya dan
dari keseluruhan masa pidana yang
juga membayar ganti kerugian sesuai
dijatuhkan padanya, berkelakuan baik,
dengan jumlah yang ditentukan sesuai
bersedia
dengan
dengan keputusan pengadilan. Setelah
pemerintah untuk membongkar kasus
itu Kepala Lembaga Pemasyarakatan
tindak pidana yang dilakukannya dan
Wirogunan
juga membayar ganti kerugian sesuai
remisi
dengan jumlah yang dijatuhkan pada
Wilayah Kementerian Hukum dan Ham
sesuai dengan keputusan pengadilan.
Yogyakarta.
yaitu:
bekerja
telah
sama
masa
bekerja
bagi
pidana
sama
mengusulkan
yang
dengan
pemberian
narapidana ke
Kantor
Kantor
Wilayah
Kementerian Hukum dan Ham akan
memberikan remisi setelah memperoleh
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan analisis yang dilakukan oleh penulis
di
Lembaga
Wirogunan,
Pemasyarakatan
maka
pertimbangan dari Direktur Jenderal
Pemasyarakatan.
Berdasarkan
data
yang
penulis
diperoleh oleh penulis dari awal tahun 1
menyimpulkan bahwa pemenuhan hak
Januari 2016 sampai dengan tanggal 20
narapidana tindak pidana korupsi di
September 2016, jumlah narapidana
Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan
tindak pidana korupsi sebanyak 41
untuk mendapatkan pengurangan masa
orang, yang sudah diberikan remisi
pidana
sebanyak 32 (tiga puluh dua) orang,
(remisi)
narapidana
harus
yaitu pertama-tama
menjalani
pidana
yang terdiri dari 30 (tiga puluh) laki-laki
8
dan
2
(dua)
perempuan.
Dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia
demikian, menurut penulis pemberian
Nomor 174 Tahun 1999 tentang
remisi
Remisi.
sebagaimana
dilaksanakan
yang
di
telah
Lembaga
Website
Pemasyarakatan
Wirogunan
sudah
terlaksana sesuai dengan perturan yang
berlaku
dan
hak-hak
narapidana
khususnya narapidana korupsi sudah
terpenuhi.
http://www.hukumonline.com/pusatdata
/download/fl9389/node/13297
https://constituendum.wordpress.com/20
16/01/21/pemberian-remisibagi-terpidana-korupsi/
5. REFRENSI
Buku
Dwijda
Priyatno,
2006,
Sistem
Pelaksanaan Pidana Penjara di
Indonesia , PT Refika Aditama,
Bandung.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995
tentang Pemasyarakatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
1999 tentang Syarat dan Tata
Cara Pelaksanaan Hak Warga
Binaan Pemasyarakatan.