Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Rataan Intensitas Serangan (IS) P. psidii pada pengamatan I –VI
Pengamatan I
No.

Ulangan

Klon

Rataan Total

I

II

III

IV

V


VI

VII

VIII

IX

X

1
2

IND 47
IND 61

0
0

0

0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0


0
0

0
0

0
0

0
0

3

IND 65

0

0


0

0

0

0

0

0

0

0

0

0


Pengamatan II
No.

Ulangan

Klon
I

II

III

IV

V

VI

VII


VIII

IX

X

Rataan

Total
0
0

1
2

IND 47
IND 61

0
0


0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0

0

0
0

0
0

0
0

3

IND 65

9.090

0

0


0

0

0

0

0

0

0

0.909

Tabel Anova
Sumber
Keragaman

Perlakuan
Galat
Total

Derajat
Bebas
2
27
29

Jumlah
Kuadrat
5.508
74.365
79.873

Kuadrat
Tengah
2.754
2.754


F Hitung

F Tabel

1

3.350

9.090

Pengamatan III
No.

Ulangan

Klon
I

II

1
2

IND 47
0
0
IND 61 14.285 13.333

3

IND 65

6.666

Tabel Anova
Sumber
Keragaman
Perlakuan
Galat
Total

0

Rataan

Total

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0
2.7618 27.618

7.142

13.333

0

6.666

0

0

0

0

3.3807

33.807

Rataan

Total

Derajat
Bebas
2
27
29

Jumlah
Kuadrat
64.799
508.911
573.716

Kuadrat
Tengah
32.399
18.848

F Hitung

F Tabel

1.718

3.350

Pengamatan IV
No.

Klon

Ulangan

Universitas Sumatera Utara

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

1
2

IND 47
IND 61

5.882
9.375

10.526 11.111
11.111
10

0
5.555

5.555
5.882

5.263
0

0
0

0
0

5.263
5.263

15.789
5.555

3

IND 65

5.263

17.647

15.789

5.555

11.764

5.623

5.263

5.555

11.764

Tabel Anova
Sumber
Keragaman
Perlakuan
Galat
Total

5.555

Derajat
Bebas
2
27
29

Jumlah
Kuadrat
76.380
626.378
702.758

Kuadrat
Tengah
38.190
23.199

5.9389 59.389
5.2741 52.741
8.942

F Hitung

F Tabel

1.646

3.350

89.42

Pengamatan V
No.

Ulangan

Klon
I

II

III

1
2

IND 47 11.904 15.217 15.909
IND 61 12.5
10
9.090

3

IND 65

9.523

IV
9.090
15

16.666 11.363 13.043

Tabel Anova
Sumber
Keragaman
Perlakuan
Galat

Derajat
Bebas
2
27

Total

29

V

VI

VII

VIII

Total

14.285
13.636

13.408
13.760

134.08
137.60

16.666

14.751

147.51

Rataan

Total

19,047

13,553

135.53

X

9.523
9.523

14.285 14.285 13.043 13.636

11.363 8.695 14.285 23.809
9.523 14.286 19.047
25
25

Rataan
IX

Jumlah
Kuadrat
9.698
570.036
579.734
`

Kuadrat
Tengah
4.849
21.112

F Hitung

F Tabel

0.229

3.350

Pengamatan VI
No.

Ulangan

Klon
I

II

III

IV

V

VI

12,5

5,769

16

9,722

1

IND 47

12

15,277

2

IND 61

11,111

12,5

3

IND 65

10,666 14,666 11,538

Tabel Anova
Sumber
Keragaman
Perlakuan
Galat
Total

11,538 10,416 10,666

Derajat
Bebas
2
27
29

13

10

VII

VIII

IX

13,333 21,739 10,144
14

12,5

17,391 14,492

Jumlah
Kuadrat
7.047
395.850
402.898

Kuadrat
Tengah
9.698
14.661

X

18,75

9,333

20,833

12,914

129.14

12

18,75

16

14,100

141.00

F Hitung

F Tabel

0.240

3.350

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Carlos A.; Perez.; Wingfield, M. J.; Nora, A.; Altier.; Simeto, S.; Blanchette, R.
A. 2010. Puccinia psidii Infecting Cultivated Eucalyptus and Native
Myrtaceae in Uruguay. German Mycological Society and Springer.
Jerman.
Damanik, D. 2003. Bermimpi Memajukan Indonesia dengan Eukaliptus.
www.MedanBisnis.com [ 9 Mei 2016]
Departemen Kehutanan, 1994. Eucalyptus.Pedoman Teknis Penanaman Jenisjenis Kayu Komersial. Badan Litbang Departemen Kehutanan.
http://www.indonesiaforest.com/tanaman_andalan/eucalyptus.PDF.
[29 April 2016].
Direktorat Jenderal Kehutanan. 1980. Pedoman Pembuatan Hutan Tanaman.
Jakarta: Departemen Pertanian Republik Indonesia Direktorat Reboisasi
dan Rehabilitasi Lahan
Djafaruddin. 2001. Dasar- dasar Perlindungan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
Irwanto. 2007. Budidaya Tanaman Kehutanan. http://www.irwantoshut.com. [10
Mei 2016]
Khaeruddin, 1999. Pembibitan Tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI). Cetakan
kedua. Penebar Swadaya. Jakarta.
Larosa, A. M.; Hauff, R. 2012. Incidence and Evaluation of a New Rust Disease
on Myrtaceae in Hawaii: Puccinia psidii Winter, Guava Rust. USDA
Forest Service, Institute of Pacific Islands Forestry. Hawaii.
Morin, L. 2011. Myrtle rust: Life Cycle, Host Range and Epidemiology. CSIRO
Ecosystem sciences. Australia.
Pegg, G. S.; Giblin, F. R.; McTaggart, A. R.; Guymer, G.P.; Ireland, K. B.;
Shivas, R.G.; Perry, S. 2013. Puccinia psidii in Queensland, Australia:
Disease Symptons, Distribution and Impact. Plant Pathology. Australia.
Old, M.K, Wingfield, J.M and Z.Q. Yuan. 2003. A Manual of Diseases of
Eucalyptus in South- East Asia. Center for International Forestry
Research (CIFOR). Bogor.
Prawirahartono, 2007. Buku Panduan Belajar Biologi Kelas XII. KTSP. Jakarta.
Satrahidayat, I. R. 1990. Ilmu Penyakit Tanaman. Usaha Nasional. Surabaya.

Universitas Sumatera Utara

Sinaga, S. N. 2003. Ilmu Penyakit Hutan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tainter, F.H and F.A. Baker 1996. Principles of Forestry Pathology. John
Wileyand Sons, Inc. New York.
Yunasfi, 2008. Permasalahan Hama, Penyakit dan Gulma Dalam Pembangunan
Hutan Tanaman Industri dan Usaha Pengendaliannya. USU Repository.
Medan.

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dipembibitan Central, pembibitan Asahan,
laboratoriumCentralPT. Toba Pulp Lestari Tbk, Porsea dan Laboratorium
Bioteknologi Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas
Sumatera Utara, Medan yang dimulai pada bulan Juli 2015 -Februari 2016.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah sarung tangan, masker
pernafasan, labu erlenmeyer, pinset, autoklaf,mikroskop, kamera, polybag
berukuran 40 x 15 cm, gunting,sungkup plastik, ATK,dan sprayer, dan kain kasa.
Bahan
Bahan

yang

digunakan

dalam

penelitian

adalah

bibit

tanaman

Eukaliptusklon hibrid turunan E.grandis x E.urophylla pada PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk , alkohol 70%, akuades dan air destilat, Aluminium foil, topsoil, dan
kertas lebel.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada klon hibrid turunan E.grandis x E.urophylla
hibrid turunan E.grandis x E.urophylla klon 47, 61 dan 65 di lokasi pembibitan
PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Porsea. Yang diamati yaitu luas serangan dan
intensitas serangan penyakit pada daun.
Adapun prosedur penelitian adalah:

Universitas Sumatera Utara

a.

Pengambilan Sampel
Sampel tanaman yang diambil yaitu daun yang berpenyakit dan tanaman

yang sehat. Daun yang berpenyakit digunakan sebagai bahan isolasi untuk
mendapatkan patogen karat daun/rust, sedangkan daun yang sehat digunakan
untuk uji virulensi. Pengambilan sampel untuk daun yang berpenyakit sebanyak
mungkin dan 30 tanaman yang sehat.
b.

Pembuatan inokulum
Penyiapan inokulum dilakukan dengan membuat larutan antara daun yang

berpenyakit dengan air steril, selain metode ini daun juga dapat diblender untuk
memperoleh larutan yang terdapat spora karat daun. Setelah diperoleh hasil
larutan, lalu disaring dengan menggunakan kain kasa.Penyaringan dilakukan
sebanyak 30 kali sesuai dengan jumlah sampeltanaman.Hasil saringan kemudian
disimpan dalam tabung reaksi dan diberi label.
c.

Pelaksanaan inokulasi
Sebelum dilakukannya inokulasi, terlebih dahulu sampel tanaman yang sehat

dipindahkan ke polybag yang berisi top soil dan diletakkan kedalam rumah kaca
selama 7 hari.Tanaman diinkubasi selama satu minggu untuk membebaskan
tanaman dari stress atau proses adaptasi tanaman pada media baru. Setelah itu
lakukan penyemprotan Inokulum. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan
sprayer, setiap tanaman disemprotkan sebanyak 10 ml. Setelah dilakukan
penyemprotan inokulum, tanaman disungkup selama 24 jam. Pengamatan
terhadap infeksi fungi pada tanaman Eucalyptus spp. dilakukan setelah sungkup
dibuka. Pengamatan berlangsung selama 42 hari dengan selang pengamatan enam
kali.

Universitas Sumatera Utara

d.

Pengamatan
Dilakukan untuk mengetahui intensitas serangan dan luas serangan terhadap

tanaman

Eucalyptus

spp.

Agrios

(1996)

mengungkapkan

intensitas

serangan/keparahan penyakit (KpP) didefinisikan sebagai persentase luasnya
jaringan tanaman yang terserang patogen dari total luasan yang diamati. Luas
serangan/keterjadian penyakit (KjP) merupakan persentase jumlah tanaman yang
terserang patogen (n) dari total tanaman yang diamati (N).
Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati adalah:
1. Intensitas Serangan
Menurut Sinaga (2003), bahwa intensitas serangan dapat diamati berdasarkan
tingkat kerusakan, yang ditentukan dengan rumus:
I=
Keterangan:

� (� � �)
���

x 100%

I = Intensitas serangan
n = Jumlah daun yang terserang skala ke-i
v = Nilai dari skala yang terserang ke-i
V= Nilai skala yang tertinggi
N = Jumlah total daun tanaman.
Untuk menentukan skala dari tiap kategori serangan ditentukan dengan
mengetahui kedudukan kerapatan bercak pada daun yang dapat diamati secara
makroskopik, yaitu:
Skala 0 : tidak ada bercak pada daun
Skala 1 : terdapat bercak daun 1/16 bagian

Universitas Sumatera Utara

Skala 2 : terdapat bercak daun 1/8 bagian
Skala 3 : terdapat bercak daun 1/4 bagian
Skala 4 : terdapat bercak daun 1/2 bagian
Skala 5 : terdapat bercak pada seluruh bagian permukaan daun.
Tabel

1.Penilaian Tingkat Intensitas Serangan
TanamanBerdasarkan Intensitas Serangan

Intensitas serangan (%)
0
1-25
26-50
51-73
76-100

Skor
0
1
2
3
4

Penyakit

dan

Reaksi

Reaksi tanaman
Imun (I)
Resisten (R)
Agak resisten (AR)
Agak Rentan (Ar)
Rentan (r)

2. Luas Serangan
Menurut Sinaga (2003), kedudukan luasan serangan penyakit ditentukan
dengan rumus:


Keterangan:

A = � x 100 %

A

= Luasan serangan

n

= Jumlah tanaman yang terserang spesies penyakit Puccinia psidii

N

= Jumlah total tanaman yang diamati

Analisis Data
Pengujian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial, yaitu
melakukan pengamatan pengaruh pemberian patogen pada 3 klon tanaman
Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla.Setiap perlakuan diulang sebanyak 10
kali, sehingga diperoleh 30 satuan percobaan.
Yij = μ + ԏi +Σij

Universitas Sumatera Utara

Keterangan:
Yij

= nilai pengamatan pada pemberian patogen pada jenis tanaman ke-i dan
pada ulangan ke-j

μ

= rata-rata umum

ԏi

= pengaruh akibat jenis tanaman ke-i

Σij

= pengaruh acak (galad) percobaan pemberian patogen pada jenis
tanamanke-i serta pada ulangan ke-j

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyebaran Karat Daun
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menyediakan jenis bibit Eucalyptus sebagai
tanaman yang menjadi bahan baku produksi pulp. Penyediaan jenis bibit yang
dilakukan oleh bagian Research and Development, dengan beberapa fase hingga
diperoleh tanaman hasil persilangan (hibridisasi). Persilangan ini bertujuan untuk
memperoleh jenis Eucalyptus dengan keunggulan mutu serat kayu yang baik,
tahan terhadap hama dan penyakit, serta kemampuan bersaing dalam menyerap
unsur hara dalam tanah.
Semua jenis tanaman Eucalyptus tidak dapat tumbuh pada semua lahan,
hal ini berkaitan dengan kemampuan tanaman itu sendiri untuk menjangkau unsur
hara pada jenis tanah yang berbeda. Proses establish dikelompokkan dan
didasarkan pada rekomendasi research dengan penyesuaian kondisi lahan mulai
dari jenis tanah Bronch, Silver, Titanium dan Gold. Proses maintenance
disesuaikan dengan standart regime yang telah diteliti dan terdokumentasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan tanaman Eucalyptus tidak sama dalam
pertumbuhannya (Damanik, 2003).
Kesesuaian lahan dan jenis eucalyptus yang ditanam pada lahan dengan
kondisi bibit yang sehat, tidak dapat menjadi suatu jaminan bagi tanaman akan
dapat tumbuh dengan baik. Faktor adanya hama dan penyakit, sering sekali
menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi suatu perusahaan. Pada dasarnya
penyebaran hama dan penyakit sangat cepat pada tanaman monokultur. Salah satu
penyakit yang sering menyerang tanaman Eucalyptus adalah karat daun (Rust).

Universitas Sumatera Utara

P.

psidii

awalnya

ditemukan

pada

tahun

1884

pada

jambu

biji

(Psidium guajava L.) sehingga penyakit ini disebut juga Guava rust dan penyakit
ini menyerang jenis tanaman family myrtaceae. Penyakit ini dominan menyerang
bagian daun yang muda dan penyebarannya cepat pada saat tanaman sudah
ditanam di lapangan.
P. psidii menginfeksi beberapa genus dan sejumlah spesies dari Myrtales,
yang mencakup tanaman dan pohon yang penting secara ekonomis atau komersil
seperti Eucalyptus spp, Pimento officinalis, Psidium guajava dan Syzygium
aromaticum. P. psdii endemik di Amerika. Meskipun Eucalyptus berasal dari
Australia dan kawasan asia tenggara, inang ini rentan terhadap P. psidii. Karat
dapat menyebabkan kerugian hasil yang signifikan pada bibit dan pohon-pohon
muda di dunia baru dan merupakan ancaman potensial terhadap perusahaan yang
menggunakan Eucalyptus sebagai bahan baku produksinya.

A

B

Gambar 1. Sumber Patogen Karat Daun dari Jambu Biji A. Karat pada
daun B. Karat pada buah

Pada lokasi penelitian di pembibitan PT. Toba Pulp Lestari Tbk, diperoleh
informasi

bahwa bagian pembibitan khususnya mother plant yang ada di

pembibitan Asahan telah terserang karat daun yang disebabkan oleh P. psidii yang
berasal dari tanaman jambu biji (Psidium guajava) yang berada disekitar
pembibitan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawirahartono (2011)
yang menyatakan bahwa miselium jamur ini tidak menelusup jauh dari tempat

Universitas Sumatera Utara

infeksinya. Penyakit ini mulai menyerang bagian pembibitan pada bulan Juni
tahun 2015, sehingga dapat dikatakan bahwa penyakit ini masih baru tersebar
pada perusahaan ini.
Identifikasi Pucinia psidii.
Fungi P. psidii didapatkan dengan mengambil sampel daun pada areal
pembibitan PT Toba Pulp Lestari, Tbk, Kecamatan Parmaksian. Pengambilan
sampel daun berpenyakit dilakukan dengan menjadikan buku panduan A Manual
of Diseases of Eucalypts in South-East Asia (Old et al., 2003) sebagai pedoman
lalu membandingkannya dengan gejala penyakit yang timbul pada daun tanaman
di areal pembibitan.

Gambar 2. Daun berpenyakit yang terdapat spora P. psidii di
PT. Toba Pulp Lestari Tbk.

P. psidii pertama muncul ditandai dengan adanya bintik klorosis yang
berkembang

menjadi pustule

yang berisi uredinia

yang menghasilkan

urediniospores. Pustule dapat menyatu dan bagian tanaman dapat benar-benar
tertutup dengan pustule. Uredinia terjadi terutama dibagian bawah daun, pada
batang, bunga dan buah. Spora muncul berwarna kuning pucat sampai kuning
orange yang berbentuk debu Gejala yang ditunjukkan berupa bercak daun
berwarna kuning hingga orange dan spora seperti telur dan serbuk yang lanset

Universitas Sumatera Utara

berwarna kuning. Secara kasat mata spora ini dapat dengan jelas dilihat, namun
untuk lebih jelasnya dapat diamati secara mikroskopis.

A

B

C

Gambar 3. Tampilan Mikroskopis Fungi P. psidii A. Urediniospora B. Teliospora
C. Basidiospora

Spora muncul berwarna kuning pucat sampai kuning orange yang
berbentuk debu dengan spot berdiameter 0,1-0,5 mm, berkelompok atau berkoloni
dengan spot berwarna kecoklatan atau kehitaman sampai 5 mm. Urediniospores
berbentuk bulat dan ellipsoid yang terbentuk seperti bentuk bulat telur, berukuran
19-27 x 15-26 µm. Sel spora berdinding echinulate, hialin berwarna kekuningan
dan tebal 1,5-2,5 µm dengan pori-pori berwarna kabur atau tidak jelas.
Teliospores muncul di Uredinia atau telia. Teliospores berbentuk club, ellipsid
sampai lanset yang berukuran 30-48 x 17-22 µ m. Teliospores dibagian puncak
membulat, menyempit dibagian bawah dan sedikit mengkerut di septum. Di dalam
dinding sel berwarna kuning pucat, halus dan berukuran tebal 1,5-2,5 µm pada
bagian puncak. Teliospores bicelluler, dan kedua sel dapat berkecambah
membentuk basidia. Basidia panjangnya 40-70 µm dan hanya memproduksi
basidiospores 0,1 %,
Gejala Serangan Penyakit Karat Daun
Tanda-tanda maupun gejala lapangan sangat perlu diketahui guna
menetapkan jenis penyakit, penyebab serta jenis tanaman inangnya dan jenis

Universitas Sumatera Utara

tanaman inangnya dan jenis hasil tanaman inang yang diharapkan, berkaitan
dengan tindakan pengendaliannya.
Klon hibrid turunan E. grandis x E. urophylla yang ditanam di lokasi
pembibitan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, Porsea dengan sample penelitian 3 jenis
klon yaitu klon 47, klon 61 dan klon 65. Pada saat melakukan penelitian pada tiap
klon Eukaliptus keseluruhannya berumur 2 bulan dengan 10 ulangan untuk
masing-masing klonnya. Inokulum diperoleh dari hasil larutan spora dengan air
destilat kemudian disimpan pada Labu Erlenmeyer. Hasil suspensi tersebut
kemudian dilakukan perhitungan kerapatan spora dan diperoleh rata-rata
kerapatan spora yaitu 55833,3 spora per ml. Pembuatan suspensi ini merupakan
cara yang efektif untuk memperoleh spora P. psidii.

Gambar 4. Pembuatan Inokulum di Laboratorium Central
PT. Toba Pulp Lestari Tbk.

Metode inokulasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode
semprot. Inokulasi dilakukan agar P. psidii berpenetrasi pada permukaan daun
melalui lubang permukaan daun (stomata). Setelah dilakukan inokulasi maka
tanaman disunggkup selama 24 jam, dengan tujuan tanaman tidak terinfeksi
penyakit lain serta suhu diharapkan tetap stabil. Penyemprotan inokulum P. psidii
menunjukkan adanya interaksi antara tanaman dengan inokulum dengan
munculnya gejala penyakit melalui perubahan warna pada pemukaaan daun.

Universitas Sumatera Utara

Perubahan tersebut menunjukkan adanya interaksi antara patogen, inang, dan
lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yunasfi (2008) tentang korelasi
antara kondisi lingkungan tempat tumbuh dengan perkembangan jamur pada
tanaman.
Pengamatan dilakukan selama enam minggu dengan selang pengamatan
sebanyak enam kali. Pengamatan secara visual menunjukkan adanya perbedaan
warna pada bagian permukaan daun. Daun yang hijau mengalami perubahan
perlahan ditandai dengan adanya bercak-bercak kekuningan. Proses penyebaran
penyakit karat daun lambat pada saat penelitian dirumah kaca. Proses perubahan
pada daun dapat dilihat saat pengamatan kedua (minggu kedua) klon 65.
Tabel 2. Variasi Gejala Serangan P. psidii
No

Klon

Masa Inkubasi

1

47

1-25 Hari

2

61

1-18 Hari

3

65

1-13 Hari

Variasi Gejala
Warna
daun
abnormal.
Timbulnya bercak- bercak
putih pucat yang perlahan
berubah menjadi kuning.
Warna
daun
abnormal.
Munculnya bercak kuning
pucat warna daun yang
abnormal.
Warna
daun
Abnormal.
Munculnya bercak berbentuk
elips berwarna kuning hingga
orange.

Perbedaan kecepatan atau lama waktu terserangnya masing-masing klon
menunjukkan adanya variasi gejala yang timbul. Kemampuan setiap klon tidak
sama dalam hal interaksi antara tanaman dan penyakit yang diinfeksikan. Klon 65
menunjukkan gejala serangan yang lebih cepat dibandingkan dengan dua klon
yang lain, meskipun demikian ketiga klon ini merupakan jenis yang resisten
terhadap P. psidii

Universitas Sumatera Utara

Menurut Old (2003) karat daun yang disebabkan oleh patogen P. psidii,
berkembang dengan cepat pada kondisi suhu 15-250C. Spora yang berbentuk
butiran-butiran kuning menyerang jaringan tanaman dan dapat meninggalkan
bekas-bekas yang sukar hilang dalam waktu berbulan-bulan, walaupun sudah
dilakukan penanganan. Pada Eucalyptus percabangan produktif merupakan salah
satu gejala infeksi karat daun sebelumnya.
Intensitas Serangan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ketiga klon resisten terhadap
penyakit karat daun, dimana gejala yang ditimbukan sama pada setiap klon,
namun tingkat serangannya yang berbeda. Intensitas serangan menunjukkan
tingkat reaksi tanaman terhadap adanya infeksi penyakit karat daun. Pengukuran
intensitas serangan dilakukan pada lima daun teratas dengan metode scoring.
Daun yang diamati diberi tanda dan disesuaikan dengan nilai skor (Sinaga, 2003).
Hasil scoring kemudian ditransformasikan ke dalam formula nilai intensitas
serangan. Hasil transformasi data kemudian dirata-ratakan ke dalam data per tujuh
hari. Nilai intensitas serangan (IS) (dalam %) tiap pengamatan dapat dilihat dalam
Tabel.
Tabel 3.Rata-rata intensitas serangan (IS) pengamatan I-pengamatan VI
No

Intensitas Serangan (IS) (%)

Klon
I

II

III

IV

V

VI

1

IND 47

0

0

0

5.9389

13.408

13.553

2

IND 61

0

0

2.7618

5.2741

13.760

12.914

3

IND 65

0

0.909

3.3807

8.942

14.751

14.100

Pada

klon 47

gejala serangan terlihat pada minggu keempat dan

mengalami peningkatan hingga minggu keenam meskipun peningkatannya tidak
signifikan. Klon yang mendominasi terserang adalah klon 65 hal ini

Universitas Sumatera Utara

dimungkinkan pada saat pengambilan daun berpenyakit sebagai media inokulum
yang berasal dari pembibitan Asahan berasal dari klon 65, patogen ini banyak
menyerang klon 65 sementara klon lain sulit terserang. Pada intensitas serangan
hasil rata-rata yang disajikan dan berdasarkan hasil analisis sidik ragam tidak
menunjukkan respon yang berbeda nyata (F. Hit < F. Tabel).

A

C

B

Gambar 5.Karakteristik tahapan perkembangan gejala penyakit akibat infeksi
P. psidii pada klon IND 47. (A. Daun sehat, B. Gejala Awal
dan C. Perkembangan Gejala) di PT. Toba Pulp Lestari Tbk.

Pada Gambar A dapat dilihat tanaman dalam kondisi sehat dan tidak
terserang penyakit, setelah dilakukan inokulasi pada tanaman tersebut terdapat
perubahan warna pada daun (gambar B), dan timbul gejala serangan pada
permukaan daun maupun bagian bawah daun berupa bercak-bercak kekuningan
yang lebih cepat menyerang bagian pucuk tanaman. Gejala ini muncul pada
tanaman Eucalyptus persilangan E. grandis x E. urophylla klon 47 pada
pengamatan keempat.

A

B

C

Gambar 6.Karakteristik tahapan perkembangan gejala penyakit akibat
infeksi P. psidii pada klon IND 61. (A. Daun sehat, B. Gejala
Awal dan C. Perkembangan Gejala) di PT. Toba Pulp Lestari Tbk.

Universitas Sumatera Utara

Sementara pada klon 61 gejala serangan tampak pada minggu ketiga dan
mengalami peningkatan hingga pada minggu kelima, namun pada minggu keenam
tidak mengalami peningkatan atau tidak berkembang sama halnya dengan klon 65,
hal ini disebabkan patogen tidak intens lagi menyerang dan jumlah pertumbuhan
daun tiap minggunya mengurangi tingkat intensitas serangan.

B

A

C

Gambar 7.Karakteristik tahapan perkembangan gejala penyakit akibat
infeksi P. psidii pada klon IND 65. (A. Daun sehat, B. Gejala
Awal dan C. Perkembangan Gejala) di PT. Toba Pulp Lestari Tbk.
Tingkat intensitas serangan lebih intens dan dominan meningkat terjadi
pada klon 65, dimana pada minggu kedua sudah terdapat gejala serangan dan
terjadi peningkatan hingga pada minggu kelima. Berbeda dengan minggu keenam,
tingkat intensitas serangan pada klon ini tidak meningkat lagi.

Intensitas Serangan (%)

16
14
12
10
8

Klon 47

6

Klon 61

4

Klon 65

2
0
I

II

III

IV

V

VI

Pengamatan (Minggu)

Gambar 7. Grafik intensitas serangan (IS) pengamatan I-pengamatan VI

Universitas Sumatera Utara

Nilai intensitas serangan P. psidii pada ketiga klon hibrid E. grandis x E.
urophylla tidak melebihi 25%. Menurut Sinaga (2003) nilai intensitas antara
0-25% dikategorikan resisten, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga klon hibrid
diatas resisten terhadap penyakit P. psidii. Hal ini sesuai dengan tujuan
pengembangan Eukaliptus hibrida yang disebutkan dalam Uganda Tree Resources
(2012) bahwa penggunaan klon eukaliptus hasil hibrida ditujukan karena hasil
hibrida ini lebih resisten terhadap hama dan penyakit yang mungkin menyerang
pohon.
Luas Serangan
Luas rata-rata serangan diketahui berdasarkan jumlah unit pengamatan
yang terserang dibagi dengan jumlah total tanaman yang diamati. Pengamatan
terhadap tanaman Eukaliptus dilakukan selama 42 hari dengan selang pengamatan
enam kali.
Tabel 4. Persentase luas serangan (A) pengamatan I - pengamatan VI
No

Luas Serangan (A) (%)

Klon
I

II

III

IV

V

VI

1

IND 47

0

20

40

70

100

100

2

IND 61

0

40

50

90

100

100

3

IND 65

0

30

70

100

100

100

Luas serangan pada ketiga klon yang menunjukkan kemampuan fungi
dalam menginfeksi seluruh bagian tanaman. Setiap klon mengalami peningkatan
luas serangan mencapai seratus persen, dimana semua tanaman yang diamati
terserang oleh penyakit ini. Meskipun seluruh tanaman yang diamati terserang
oleh penyakit karat daun, namun tidak menimbulkan kematian pada tanaman
tersebut, dan tidak mengganggu proses metabolisme tanaman secara keseluruhan.
Hal ini menunjukkan kemampuan tanaman dalam ketahanan terhadap penyakit.

Universitas Sumatera Utara

Laju pertumbuhan luas serangan mengalami peningkatan tiap pengamatan.
Laju perkembangan luas serangan P. psidii ditampilkan pada grafik dibawah.
120

Luas Serangan (%)

100
80
60

IND 47
IND 61

40

IND 65
20
0
I

II

III

IV

V

VI

Pengamatan (Minggu)

Gambar 8.Grafik luas serangan (A) pengamatan I - pengamatan VI

Dengan mengetahui luas serangan dan tingkat intensitas serangan yang
rendah, dapat kita ketahui bahwa ketahanan mekanis dari klon-klon Eukaliptus
terhadap gejala serangan penyakit (symptomps) cukup tinggi. Menurut Semangun
(2003), bahwa tumbuhan mempunyai ketahanan mekanis pasif memiliki strukturstruktur morfologi yang menyebabkannya sukar diinfeksi oleh patogen, sedangkan
ketahanan mekanis aktif tumbuhan merupakan hasil sifat-sifat fisika dan kimia
tumbuhan yang membatasi perkembangan patogen.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Gejala yang diakibatkan oleh infeksi penyakit P. psidii

pada daun

E. grandis x E. urophylla adalah karat daun. Gejala diawali dengan bercak
kekuningan pada ketiga klon (IND 45, IND 61 dan IND 65) menimbulkan
gejala yang sama yakni bintik kekuningan.
2. Ketiga klon yang diuji termasuk ke dalam kategori resisten (R)
berdasarkan penilaiaan tingkat intensitas serangan dan luas serangan
penyakit dan reaksi tanaman.
Saran
Pengujian terhadap klon lain penting dilakukan hingga nilai resisten tiap
klon tanaman dapat diketahui sehingga dapat dijadikan sebagai pembanding di
penelitian berikutnya.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi Eucalyptussp.
Tanaman Eukaliptus termasuk famili Myrtaceae, genus Eukaliptus dengan
spesies Eucalyptus sp. Spesies-spesies yang sudah dikenal umum antara lain
Eucalyptus alba (ampupu), Eucalyptus deglupta, Eucalyptus grandis, Eucalyptus
plathyhylla, Eucalyptus saligna, Eucalyptus umbellate, Eucalyptus camadulensis,
Eucalyptus

pellita,

Eucalyptus

tereticornis,

Eucalyptus

torreliana

(Khaeruddin, 1999).
Klasifikasi ilmiah (Scientific Classification) dari tanaman Eukaliptus
adalah sebagai berkut, kingdom Plantae, divisi Angiospermae, subdivisi Eudicots,
ordo Myrtales, famili Myrtaceae. Tanaman Eukaliptus terdiri dari kurang lebih
700 jenis dan yang dapat dimanfaatkan menjadi pulp sekitar 40% dari keseluruhan
tanaman ini (Departemen Kehutanan, 1994).
Keterangan Botani
Eucalyptus spp. termasuk famili Myrtaceae, terdiri dari kurang lebih 700
jenis. Jenis Eucalyptus dapat berupa semak atau perdu sampai mencapai
ketinggian 100 meter umumnya berbatang bulat, lurus, tidak berbanir dan sedikit
bercabang. Pohon pada umumnya bertajuk sedikit ramping, ringan dan banyak
meloloskan sinar matahari. Percabangannya lebih banyak membuat sudut ke atas,
jarang-jarang dan daunnya tidak begitu lebat. Daunnya berbentuk lanset hingga
bulat telur memanjang dan bagian ujungnya runcing membentuk kait. Pada pohon
yang masih muda letak daunnya berhadapan bentuk dan ukurannya sering berbeda
dan lebih besar daripada pohon tua. Pada umur tua, letak daun berselang-seling.

Universitas Sumatera Utara

Ciri khas lainnya adalah sebagian atau seluruh kulitnya mengelupas dengan
bentuk kulit bermacam-macam mulai dari kasar dan berserabut, halus bersisik,
tebal bergaris-garis atau berlekuk-lekuk. Warna kulit mulai dari putih kelabu, abuabu muda, hijau kelabu sampai coklat, merah, sawo matang sampai coklat
(Irwanto, 2007).
Syarat Tumbuh Eucalyptussp.
Jenis-jenis Eukaliptus teutama menghendaki iklim bermusim (daerah arid)
dan daerah yang beriklim basah dari tipe hujan tropis. Eukaliptus dapat tumbuh
pada tanah yang dangkal, berbatu-berbatu, lembab, berawa-rawa, secara periodik
digenangi air, dengan variasi kesuburan tanah mulai dari tanah-tanah kurus
gersang sampai pada tanah yang baik dan subur. Eukaliptus dapat tumbuh di
daerah beriklim A sampai C dan dapat dikembangkan mulai dari dataran rendah
sampai daerah pegunungan yang tingginya per tahun yang sesuai bagi
pertumbuhannya antara 0-1 bulan dan suhu rata-rata per tahun 20°-32°c
(Dirjen Kehutanan, 1980).
Terjadinya Penyakit Tanaman Hutan
Penyakit hutan merupakan penggabungan antara empat komponen yaitu :
patogen, pohon inang, lingkungan dan manusia. Komponen-komponen saling
berinteraksi sebagai berikut : (1) Patogen berinteraksi dengan inang melalui
proses-proses parasitisme dan patogenesis, dan sebaliknya inang berinteraksi
dengan patogen dalam hal penyediaan unsur hara dan ketahanan, (2) Lingkungan
fisik berinteraksi dengan tumbuhan dalam proses penyakit abiotik dan
pradisposisi, sebaliknya inang memberikan pengaruh terhadap lingkungan fisik
berupa naungan, eksudat, pengurasan unsur hara dan air, (3) Inang berperan

Universitas Sumatera Utara

sebagai inang untuk parasit sekunder dan memfasilitasi populasi lingkungan
biologi, dan sebaliknya lingkungan biologi dapat menjadi parasit sekunder dan
simbiosis, (4) Patogen berinteraksi terhadap lingkungan fisik dalam pengeluaran
toksin, pengeluaran unsur hara, sebaliknya lingkungan fisik memberikan fasilitas
kelembaban, suhu, unsur hara, tetapi juga racun, (5) Patogen berinteraksi dengan
lingkungan biologi melalui parastisme (alternatif), sebaliknya lingkungan biologi
dapat memparasit patogen, (6) Lingkungan fisik memberikan fasilitas suhu,
kelembaban, unsur hara, dan juga racun kepada lingkungan biologi, sebaliknya
lingkungan biologi menguras unsur hara dan mengeluarkan antibiotik ke dalam
lingkungan fisik (Tainter dan Baker, 1996)
Identifikasi Penyakit Tanaman
Diagnosis merupakan proses untuk mengidentifikasi suatu penyakit
tanaman melalui gejala dan tanda penyakit yang khas, termasuk faktor-faktor lain
yang berhubungan dengan proses pembentukan penyakit tersebut. Diagnosis
penyakit yang benar diperlukan untuk merekomendasikan cara pengendalian yang
tepat dan harus dilakukan dalam suatu survei penyakit tanaman (Sinaga, 2003).
Gejala dapat terlihat karena adanya perubahan, bau, rasa, atau rabaan.
Gejala dalam, penting artinya untuk penelitian anatomi patologi, sedangkan gejala
luar bersifat morfologis. Gejala ini adalah keadaan penyakit yang ditunjukkan
oleh bagian tubuh tanaman atau seluruh tubuh tanaman. Gejala adalah keadaan
patologi dan fisiologi yang merupakan respon tanaman terhadap aktivitas patogen
atau faktor yang lain (Satrahidayat, 1990).

Universitas Sumatera Utara

Tanda penyakit adalah struktur dari suatu patogen yang berasosiasi dengan
tanaman yang terinfeksi. Beberapa tipe struktur patogen tidak harus selalu ada
pada tanaman

yang sakit karena pembentukannya berdasarkan kondisi

lingkungan. Kebanyakan tanda penyakit dapat dilihat dan dibedakan dengan
bantuan mikroskop. Misalnya penyebab penyakit berupa miselium, spora, tubuh
buah fungi, sel, atau lendir bakteri, tubuh karena penggumpalan hifa fungi
(Sklerotial bodies), nematoda dengan berbagai fase telur, juveni dan imago serta
berbagai bagian tumbuhan parasit (Sinaga, 2003).
PenyakitKarat Daun (Rust) pada Eucalyptus
Salah satu penyakit yang menyerang Eucalyptus Sp. baik pada saat
pembibitan maupun setelah dilakukan penanaman dilapangan adalah Karat daun
(rust) yang disebabkan oleh Puccinia psidii. Penyakit ini termasuk pada divisi
Basidiomycotina, alat reproduksi seksual Basidiomycotina berupa basidium.
Basidium merupakan badan yang berasal dari sebuah sel yang membesar,
selanjutnya membentuk empat tonolan dan masing-masing tonjolan berisi sebuah
inti. Basidiomycotina berkembang biak secara aseksual dengan konidium. Cara
hidup jamur ini ada yang saprofit, parasit pada tumbuhan, dan ada pula yang
bersimbiosis membentuk mikoriza pada akar tumbuhan. Beberapa contoh jenis
Basidiomycotina yang hidup sebagai parasit antara lain Puccinia dan Ustilago
virens. Puccinia atau jamur karat tidak memiliki basidiokarp. Hidup parasit pada
rumput, gandum, murbei dan lain-lain, di daerah beriklim gugur. Miselium jamur
ini tidak menelusup jauh dari tempat infeksinya. Membentuk bercak seperti karat,
sehingga disebut jamur karat (Prawirahartono, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Disebut

“Karat”

karena

digunakan

untuk

menunjukkan

kepada

sekelompok cendawan yang gejalanya seperti berwarna karat yang penyakitnya
disebabkan oleh cendawan. Karat merupakan salah satu penyakit tanaman yang
paling merusak dengan beberapa parasit yang khusus menyerang tanaman inang
tertentu. Beberapa bentuk khusus dari karat (disebut rust) menyerang varietas
tertentu dalam spesies tanaman. Contoh, salah satu rust Puccinia graminis yang
hanya menyerang gandum sementara rust lain dari P. graminis hanya menyerang
barley. Dalam masing-masing rust, sebagaimana disebut sebagai rust phisiologi
hanya menyerang varietas tertentu dalam spesies. Dengan kata lain, satu ras
fisiologi dapat menyerang 1 varietas gandum yang khusus dan bukan varietas
gandum lainnya.Karat dikenal menjadi sangat merusak pada tanaman biji-bijian
seperti gandum, oat dan barley dengan menyebabkan kekurangan produksi yang
mengakibatkan kelaparan dan merusak perekonomian seluruh negara. Karat juga
menyerang sayuran, kapas, kedelai, bunga, kopi, apel dan pohon pinus. Dengan
4000 spesies jamur karat, potensial kerusakan disebabkan oleh jenis organisme
penyebab penyakit yang tidak dapat diperkirakan (Zumoidah, 2013).
Deskripsi Penyakit Karat Daun
Secara umum taksonomi penyakit karat daun P. psidii (Winter, 1884),
(Guava rust) adalah:
Kingdom

: Fungi

Phylum

: Basidiomycota

Class

: Urediomycetes

Ordo

: Uredinales

Family

: Pucciniaceae

Universitas Sumatera Utara

Genus

: Puccinia

Species

: Puccinia psidii

(Morin, 2011).
Guava atau Eucalyptus rust yang disebabkan oleh patogen P. psidii
Winter, pertama kali ditemukan pada tahun 1884 di Brazil terdapat pada tanaman
Jambu biji (Psidium guajava), kemudian ditemukan kembali pada tanaman yang
berbeda yaitu Eucalyptus yang bukan merupakann tanaman inangnya. Hal ini
merupakan suatu penemuan yang baru, dimana penyakit ini mampu menyebar
pada tanaman yang berbeda. Diketahui bahwa penyakit ini telah menyerang
beberapa jenis tanaman pada family Myrtaceae. Pathogen ini menyerang dengan
cepat pada tanaman yang masih muda,seperti pada tanaman Eucalyptus yang
masih berumur kurang dari 2 tahun, infeksi penyakit ini telah menyebabkan
kerugian besar pada hutan produksi di Brazil (Carlos, 2011)
P. psidii pertama muncul ditandai dengan adanya bintik klorosis yang
berkembang

menjadi pustule

yang berisi uredinia

yang menghasilkan

urediniospores. Pustule dapat menyatu dan bagian tanaman dapat benar-benar
tertutup dengan pustule. Uredinia terjadi terutama dibagian bawah daun, pada
batang, bunga dan buah. Spora muncul berwarna kuning pucat sampai kuning
orange yang berbentuk debu dengan spot berdiameter 0,1-0,5 mm, berkelompok
atau berkoloni dengan spot berwarna kecoklatan atau kehitaman sampai 5 mm.
Urediniospores berbentuk bulat dan ellipsoid yang terbentuk seperti bentuk bulat
telur, berukuran 19-27 x 15-26 µm. Sel spora berdinding echinulate, hialin
berwarna kekuningan dan tebal 1,5-2,5 µm dengan pori-pori berwarna kabur atau
tidak jelas. Teliospores muncul di Uredinia atau telia. Teliospores berbentuk club,

Universitas Sumatera Utara

ellipsid sampai lanset yang berukuran 30-48 x 17-22 µm. Teliospores dibagian
puncak membulat, menyempit dibagian bawah dan sedikit mengkerut di septum.
Di dalam dinding sel berwarna kuning pucat, halus dan berukuran tebal 1,5-2,5
µm pada bagian puncak. Teliospores bicelluler, dan kedua sel dapat berkecambah
membentuk basidia. Basidia panjangnya 40-70 µm dan hanya memproduksi
basidiospores 0,1 %, dimana dibawa pada sterigmata. Hal ini tidak diketahui
apakah basidiospores merupakan nukleus uni ata bi nukleate. Aeciospores
mempunyai morfologis identik dengan urediospores (Carlos, 2010).
P. psidii menginfeksi beberapa genus dan sejumlah spesies dari Myrtales,
yang mencakup tanaman pohon yang penting secara ekonomis seperti Eucalyptus
spp,

Pimento

officinalis

Syzygium aromaticum.

(allspice),

Psidium

guajava

(guava)

dan

P. psidii endemik di Amerika. Meskipun Eucalyptus

berasal dari Australia dan kawasan asia tenggara, inang ini rentan terhadap
P. psidii. karat dapat menyebabkan kehilangan hasil yang signifikan pada bibit
dan pohon-pohon muda di dunia baru dan merupakan ancaman potensial terhadap
beberapa juta hektar perkebunan Eucalyptus di seluruh dunia. Karena itu, banyak
upaya untuk menjaga karat agar tidak menyebar ke daerah-daerah baru
(Pegg, 2013).
Gejala Serangan Karat Daun
Tanda-tanda maupun gejala lapangan sangat perlu diketahui guna
menetapkan jenis penyakit, penyebab serta jenis tanaman inangnya dan jenis
tanaman inangnya dan jenis hasil tanaman inang yang diharapkan, berkaitan
dengan tindakan pengendaliannya. Dalam ilmu penyakit tanaman umum (General
plant pathology) perlu dipelajari a) Symptomatic yaitu melukiskan, mempelajari,

Universitas Sumatera Utara

mengenal, dan membandingkan gejala lapangan yang ada pada setiap jenis
tanaman yang sakit. b) Diagnostic yaitu mempelajari, mengenal, mengenal, dan
menentukan penyebabnya sesuatu jenis penyakit. c) Pathogenesis yaitu
menyelidiki dan mempelajari peristiwa-peristiwa serta proses yang terjadi di
dalam sel dan jaringan tanaman yang sakit, serta kerusakan yang ditimbulkan oleh
penyakit d) Etiology yaitu mempelajari dan menyelidiki proses fisiologis yang
menyebabkan

tidak

normalnya

pertumbuhan,

perkembangan

dan

yang

menyebabkan sakitnya tanaman oleh senyawa penyakit. e) Ecology yaitu
mempelajari dan menyelidiki hubugan faktor lingkungan/ekosistem yang
menyebabkan meluas menghambat perkembangan penyakit, dan timbulnya suatu
epidemi penyakit (Djafaruddin, 2001).
Gajala pada inang yang rentan muncul sebagai bercak yang berwarna
coklat sampai abu-abu dengan massa urediniospores muda berwarna kuning atau
orange kekuningan, pertumbuhan daun secara aktif, tunas, buah buahan dan sepal.
Dalam Eucalyptus percabangan produktif merupakan gejala infeksi karat
sebelumnya. Gejala serangan diawali dengan adanya perubahan warna pada daun,
ditandai dengan daun mengalami perubahan warna dan muncul bercak-bercak
berwarna kuning pucat, dan ketika spora mulai berkoloni didaun tersebut maka
tampak menjadi warna orange (Larosa, 2012).

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
PT. Toba Pulp Lestari Tbk. merupakan salah satu perusahaan HTI di
Indonesia yang memproduksi pulp yang menggunakan kayu Eucalyptus sp.
sebagai bahan bakunya. Sebagai produsen pulp terbesar, PT. Toba Pulp Lestari
Tbk. harus mempunyai ketersediaan bahan baku kayu yang cukup untuk
kelancaran produksinya. Untuk itu penanganan pembibitan sebagai kunci dasar
yang baik pada saat di areal pembibitan sangat perlu diperhatikan.
Jenis eucalyptus temasuk jenis yang sepanjang tahun tetap hijau dan
sangat membutuhkan cahaya. Tanaman dapat bertunas kembali setelah dipangkas
dan agak tahan terhadap serangan rayap. Pertumbuhan tanaman ini tergolong
cepat terutama pada waktu muda. Sistem perakarannya yang masih muda cepat
sekali menembus kedalam tanah. Intensitas penyebaran akarnya ke arah bawah
hampir sama banyaknya dengan ke arah samping (Departemen Kehutanan, 1994).
Teknik pemuliaan tanaman dengan bibit kloning dilakukan oleh
perusahaan ini untuk menghasilkan klon hibrid yang mempunyai keunggulan
lebih daripada indukannya. Teknik kloning yang ada di PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk Porsea saat ini adalah klon hibrid turunan Eucalyptus grandis x Eucalyptus
pellita dan Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla. Pada klon hibrid turunan
ini masih terdapat banyak gejala penyakit yang terlihat. Pada saat ini tingkat
survival bibit sudah mencapai 65 persen. Infeksi penyakit pada saat pembibitan
dapat mengurangi kelangsungan hidup tanaman dan menyediakan sarana untuk
menyebarluaskan patogen ke tanaman lain sehingga penyakit berkembang.

Universitas Sumatera Utara

Untuk menaikkan persentase tingkat hidup bibit dan mengurangi cost
untuk mengatasi masalah di daerah pembibitan, maka harus dilakukan pencegahan
berupa pengamatan karakterisasi penyakit yang menyerang daun. Pengamatan ini
bermanfaaat untuk memberikan informasi tentang bagaimana kualitas tanaman
dalam melawan wabah serangan yang terjadi, dan pencegahan awal dalam
memerangi penyakit.
Salah satu penyakit yang menyerang tanaman Eucalyptus baik pada saat
pembibitan dan saat tanaman sudah ditanam dilahan adalah karat daun yang
disebabkan oleh Puccinia psidii. Karat daun berpotensi menyerang tanaman yang
masih muda atau juvenil pada umur 2 tahun. P. psidii,Guava atau Eucalyptus rust
pertama kali ditemukan pada tahun 1884 di Brazil terdapat pada tanaman Jambu
biji (Psidium guajava), kemudian ditemukan kembali pada tanaman yang berbeda
yaitu Eucalyptus yang bukan merupan tanaman inangnya. Hal ini merupakan
suatu penemuan yang baru, dimana penyakit ini mampu menyebar pada tanaman
yang berbeda. Diketahui bahwa penyakit ini telah menyerang beberapa jenis
tanaman pada family Myrtaceae.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui variasi gejala yang muncul pada tiga klon hibrid E.
grandis x E. urophylla IND 47, 61 dan 65.
2. Untuk mengukur tingkat ketahanan jenis E. grandis x E. urophylla IND
47, 61 dan 65 terhadap patogen P. psidii
3. Untuk mengukur virulensi dari infeksi P. psidiipada

E.

grandis x E. Urophylla IND 47, 61 dan 65.

Universitas Sumatera Utara

Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi atau masukan bagi PT. Toba Pulp Lestari tentang
penyakit P. psidii. pada daun bibit tanaman E. grandis x E. urophylla
sehingga

dapat

digunakan

sebagai

bahan

acuan

untuk

metode

pengendalian yang tepat untuk penyakit tersebut.
2. Sebagai

informasi

bagi

perusahaan-perusahaan

HTI

yang

akan

mengusahakan Eucalyptus sp.
3. Sebagai informasi dasar untuk menentukan teknik pengendalian patogen
yang menyerang daun Eucalyptus sp.
Hipotesis Penelitian
1. Terdapat variasi gejala yang disebabkan oleh P. psidii pada ketiga klon
jenis E. grandis x E. Urophylla IND 47,62 dan 65
2. Terdapat perbedaan ketahanan ketiga klon jenis E. grandis x E. Urophylla
IND 47,62 dan 65 terhadap P. psidii.
3. Terdapat perbedaan virulensi dari P. psidii pada ketiga klon E. grandis x
E. urophylla.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
ARIMBI HERLENA SITUMEANG. Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab
Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis x Eucalyptus
urophylla di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Kabupaten Toba Samosir Sumatera
Utara. Di bawah bimbingan Dr. Ir. EDY BATARA MULYA SIREGAR, MS
dan RIDAHATI RAMBEY S.Hut., M.Si.

Gejala penyakit yang dominan menyerang klon hibrid turunan
Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylladi lokasi persemaian ditemukan pada
daun, salah satu penyakit yang menyerang bibit Eukaliptus adalah P. psidii yang
menyebabkan penyakit karat daun. PT Toba Pulp Lestari mengembangkan banyak
jenis klon dengan cara vegetative. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkarakterisasi gejala penyakit daun, mengukur tingkat intensitas serangan,
luas serangan, serta reaksi tanaman (resistensi) terhadap infeksi P. psidii. pada
tiga klon hybrid Eukaliptus. Klon yang di uji adalah Klon IND 47, IND 61, IND
65. Inokulasi dilakukan dengan cara penyemprotan. Pengamatan gejala dilakukan
setiap minggu sejak inokulasi dilaksanakan. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa gejala yang muncul adalah sama. Gejala diawali dengan bercak
kekuningan lalu akan melebar (nekrotik) dan berlanjut pada kematian jaringan
daun. Berdasarkan kriteria penilaian tingkat intensitas serangan dan luas serangan,
ketiga jenis klon termasuk dalam kategori resisten.
Kata kunci : Eukaliptus, P. psidii, Resisten.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
ARIMBI HERLENA SITUMEANG. Infection Test P.psidii caused Eucalyptus
rust on Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla hybrid clones Toba Samosir
District, North Sumatera. Under academic supervision by Dr. Ir. EDY BATARA
MULYA SIREGAR, MS.and RIDAHATI RAMBEY S. Hut., M.Si.
Symptoms of the disease were the dominant attacking hybrid clones derived
Eucalyptus grandis x urophylla in nursery locations found in the leaves, one of the
diseases that attack eucalyptus seedlings are P. psidii which causes leaf rust
disease. PT Toba Pulp Lestari developed many types of clones by vegetative
means. This study aimed to characterize the symptoms of the disease leaves,
measuring the level of intensity of the attacks, spacious attacks, as well as the
reaction of plants (resistance) against infection with P. psidii. on three eucalyptus
hybrid clones. Clones test in the clone IND 47, IND 61, IND 65. Inoculation was
done by spraying. Observation of symptoms is done every week since inoculation
implemented. The results showed that the symptoms are same. Symptoms begin
with yellowish spots and will widen (necrotic) and continues in death of leaf
tissue. Based on the assessment criteria and the broad level of intensity of the
attack, the third type of resistant clones fall into this category.
Keywords : Eucalyptus, P. psidii, Resistant

Universitas Sumatera Utara

UJI INFEKSI Puccinia psidiiPenyebab Penyakit Karat Daun
PADA KLON HIBRIDEucalyptus grandis xEucalyptus urophylla
DI PT. TOBA PULP LESTARI Tbk. KABUPATEN TOBA
SAMOSIR, SUMATERA UTARA

SKRIPSI

ARIMBI SITUMEANG
1212011040

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara

UJI INFEKSI Puccinia psidiiPenyebab Penyakit Karat Daun
PADA KLON HIBRIDEucalyptus grandis xEucalyptus urophylla
DI PT. TOBA PULP LESTARI Tbk. KABUPATEN TOBA
SAMOSIR, SUMATERA UTARA

SKRIPSI
OLEH:
ARIMBI HERLENA SITUMEANG
121201040/BUDIDAYA HUTAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN
Judul

Nama
Nim
Program Studi

: Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun
Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus
urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba
Samosir Sumatera Utara.
: Arimbi Herlena Situmeang
: 121201040
: Kehutanan/Budidaya Hutan

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar MS
Ketua

Ridahati Rambey S. Hut,. M. Si
Anggota

Mengetahui,

Siti Latifah, S.Hut, M.Si, Ph. D
Dekan Fakultas Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
ARIMBI HERLENA SITUMEANG. Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab
Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis x Eucalyptus
urophylla di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Kabupaten Toba Samosir Sumatera
Utara. Di bawah bimbingan Dr. Ir. EDY BATARA MULYA SIREGAR, MS
dan RIDAHATI RAMBEY S.Hut., M.Si.

Gejala penyakit yang dominan menyerang klon hibrid turunan
Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylladi lokasi persemaian ditemukan pada
daun, salah satu penyakit yang menyerang bibit Eukaliptus adalah P. psidii yang
menyebabkan penyakit karat daun. PT Toba Pulp Lestari mengembangkan banyak
jenis klon dengan cara vegetative. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkarakterisasi gejala penyakit daun, mengukur tingkat intensitas serangan,
luas serangan, serta reaksi tanaman (resistensi) terhadap infeksi P. psidii. pada
tiga klon hybrid Eukaliptus. Klon yang di uji adalah Klon IND 47, IND 61, IND
65. Inokulasi dilakukan dengan cara penyemprotan. Pengamatan gejala dilakukan
setiap minggu sejak inokulasi dilaksanakan. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa gejala yang muncul adalah sama. Gejala diawali dengan bercak
kekuningan lalu akan melebar (nekrotik) dan berlanjut pada kematian jaringan
daun. Berdasarkan kriteria penilaian tingkat intensitas serangan dan luas serangan,
ketiga jenis klon termasuk dalam kategori resisten.
Kata kunci : Eukaliptus, P. psidii, Resisten.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
ARIMBI HERLENA SITUMEANG. Infection Test P.psidii caused Eucalyptus
rust on Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla hybrid clones Toba Samosir
District, North Sumatera. Under academic supervision by Dr. Ir. EDY BATARA
MULYA SIREGAR, MS.and RIDAHATI RAMBEY S. Hut., M.Si.
Symptoms of the disease were the dominant attacking hybrid clones derived
Eucalyptus grandis x urophylla in nursery locations found in the leaves, one of the
diseases that attack eucalyptus seedlings are P. psidii which causes leaf rust
disease. PT Toba Pulp Lestari developed many types of clones by vegetative
means. This study aimed to characterize the symptoms of the disease leaves,
measuring the level of intensity of the attacks, spacious attacks, as well as the
reaction of plants (resistance) against infection with P. psidii. on three eucalyptus
hybrid clones. Clones test in the clone IND 47, IND 61, IND 65. Inoculation was
done by spraying. Observation of symptoms is done every week since inoculation
implemented. The results showed that the symptoms are same. Symptoms begin
with yellowish spots and will widen (necrotic) and continues in death of leaf
tissue. Based on the assessment criteria and the broad level of intensity of the
attack, the third type of resistant clones fall into this category.
Keywords : Eucalyptus, P. psidii, Resistant

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudu l “Uji Infeksi Puccinia psidii penyebab
penyakit Katrat Daun pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis x Eucalyptus
urophylla”. Skripsi ini merupakam salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas
Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
Bapak Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS. dan Ibu Ridahati Rambey, S.Hut.,
M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan
masukan kepada penulis dalam penyelesaian penelitian dan skripsi ini. Dalam
perjalanannya, penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan doa, motivasi,
dan naseha

Dokumen yang terkait

Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

0 3 11

Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

0 0 2

Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

0 1 3

Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

0 0 8

Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

0 0 2

Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

0 0 2

Uji Infeksi Phaeophleospora Sp. Pada Klon Hibrid Eucalyptus Grandis X Eucalyptus Urophylla Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

0 1 11

Uji Infeksi Phaeophleospora Sp. Pada Klon Hibrid Eucalyptus Grandis X Eucalyptus Urophylla Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

0 0 2

Uji Infeksi Phaeophleospora Sp. Pada Klon Hibrid Eucalyptus Grandis X Eucalyptus Urophylla Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

0 0 4

Uji Infeksi Phaeophleospora Sp. Pada Klon Hibrid Eucalyptus Grandis X Eucalyptus Urophylla Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

0 0 7