MAKNA SISTEM BEREGU BAGI ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA (STUDI DI KWARTIR CABANG KOTA MALANG)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pandangan dan kesan sementara, bahwa Indonesia saat ini sedang terpuruk
dalam berbagai bidang, hal tersebut membawa pengaruh pada masyarakat yang
paling bawah khususnya pemuda dan remaja. Pendapat semacam itu lumrah
diucapkan berbagai elemen masyarakat sebagai reaksi atas dominasi pemerintahan
orde baru disegala bidang kehidupan masyarakat yang meliputi ekonomi,politik
sosial dan budaya. Situasi dan ketenangan masyarakat menjadi terusik, nilai-nilai
persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah dengan ditandai berbagai unjuk
rasa berbagai elemen masyarakat menuntut keadilan disemua aspek kehidupan.
Sistem Pendidikan Nasional terguncang oleh adanya policy para elit politik
yang sering menimbulkan banyak tafsir dan polemik. Pada hakekatnya
pembelajaran, pendidikan, pembinaan kepada generasi muda harus tetap konsisten
dan berjalan dengan baik.

Hal ini mengetuk hati para cendekia-cendekia,

pendidik, tokoh masyarakat dan orang tua yang masih cinta damai, cinta
kemerdekaan, cinta kasih sayang, cinta budi pekerti luhur, memberikan yang

terbaik untuk keselamatan generasi bangsa dari kehancuran moral.
Di era pasca reformasi, perilaku remaja serta pemuda menjadi semakin
terkontaminasi oleh berbagai masalah sehingga untuk menemukan jati diri saja
menjadi sulit, walaupun beberapa ungkapan dari sejumlah Pembina Pramuka
masih ada perilaku positif. Perilaku positif dalam hal ini adalah kecerdasan,
ketulusan dan berani terus terang, lincah dan bersemangat. Namun tetap

saja,perilaku negatif yang terdiri dari mengucilkan diri dari masyarakat
(eksklusivisme), lebih mementingkan diri sendiri (egoistik), dan tidak punya rasa
hormat kepada yang lebih tua masih menjadi sebuah keniscayaan.
Dalam situasi saat ini, jika ada seorang anak seragam coklat tua – coklat
muda berbuat negatif dapat dipastikan jika pramuka yang menjadi pelakunya,
namun jika ada sekelompok anak atau remaja yang berseragam putih-biru atau
putih abu-abu berbuat tidak baik, misalnya tawuran, menumpangmobil bak
terbuka, unjuk rasa, berbuat onar dan lain sebagainya yang mendapat predikat
negatif adalah Lembaga Pendidikan (SLTP atau SMU). Saat ini masih banyak
masyarakat yang tidak puas karena aspirasi mereka belum banyak yang
tertampung. Sejalan dengan situasi yang bergulir pada masa sekarang dan masa
yang akan datang, tentunya akan ada pergeseran nilai dan paradigma dalam
pendidikan dengan pengelolaan yang lebih modern. Masyarakat menghendaki

pengembangan pendidikan, yaitu pendidikan haruslah berorientasi pada realita
yang ada dalam masyarakat.
Dengan melihat betapa kompleksnya permasalahan sebagaimana tersebut
diatas, dibutuhkan adanya sebuah kegiatan nyata yang berorentasi pada
pembentukan jati diri dan watak karakter bangsa , dan jawaban yang tepat untuk
menjawab kebutuhan tersebut adalah Gerakan Pramuka sebagai salah satu bentuk
pendidikan non formal di Republik Indonesia. Organisasi Gerakan Pramuka yang
mendidik anggota Pramuka dengan metode kepramukaan bukanlah satu-satunya,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan tersebut merupakan salah satu dari
pendidikan non formal di Indonesia yang diakui oleh kelompok masyarakat dalam
hal penanaman karakter bangsa.

Sedangkan pendidikan informal adalah model pendidikan yang tertua di
dunia, karena pendidikan ini utamanya adalah pendidikan dari keluarga oleh
keluarga untuk keluarga dan pendidikan kekeluargaan yang dapat dilakukan kapan
saja dimana saja. Pendidikan kedua adalah pendidika formal di sekolah, akademik
dimulai dari pra sekolah (TK/play group) sampai Pendidikan Tinggi. Dengan
norma-norma tertentu, yakni adanya pendidik, peserta didik (murid), kurikulum,
lembaga dan sarana prasarana.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti dari

Unsur Gerakan Pramuka bersama Departemen Pendidikan Kebudayaan, Gerakan
Pramuka adalah satu-satunya pendidikan non formal yang paling memiliki
sejumlah persyaratan dan peralatan yang hampir menyamai pendidikan formal,
karena di dalamnya terdapat adanya kurikulum yang disebut Syarat Kecakapan
Umum (SKU), Syarat Kecakapan Khusus (SKK), dan Syarat Pramuka Garuda
(SPG). Ada pendidik (Pembina) yang dinyatakan sebagai Pembina Mahir, mulai
Mahir Dasar – Kegiatan Pengembangan – Mahir Lanjutan – dan berakhir pada
Kegiatan Pemantapan, untuk dapat dikukuhkan sebagai Pembina Mahir, bahkan
ada Pendidikan yang paling tinggi dalam Gerakan Pramuka yaitu Pendidikan
Pelatih (Trainer Leader) yang dididik lewat Kursus Pelatih Dasar, dengan masa
pengabdian minim tiga tahun kemudian dilanjutkan ke Kursus Pelatih Lanjutan.
Perbedaan dalam pendidikan non formal dan informal pada Gerakan
Pramuka, terlihat pada beberapa kegiatan seperti Raimuna (bentuk kegiatan
penegak pandega), kegiatan Jambore (bentuk kegiatan pertemuan para anggota
penggalang) yang intinya bertujuan untuk mempererat persaudaraan antar anggota
pramuka, baik ditingkat Ranting, tingkat Cabang maupun tingkat Daerah bahkan

sampai tingkat nasional, kegiatan tersebut merupakan kegiatan non formal.
Sedangkan kegiatan informal, seperti halnya, kursus-kursus pembina pramuka
mahir, kursus-kursus pelatih, karang pamitran, LPK bagi anggota pramuka baik

penggalang maupun penegak.
Gerakan Pramuka mendidik para remaja sejak usia 7 sampai 25 tahun
secara berkesinambungan yang dikelompokkan dalam Pramuka Siaga, Pramuka
Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, selain itu terdapat pula
wadah yang merupakan pembinaan penyaluran hobi-bakat-minat yang biasa
disebut dengan Satuan Karya.

Disinilah keinginan, aspirasi, pemuda/remaja

dikembangkan karena di usia 17 sampai 25 tahun semacam “Self Gouvermental”
diberikan kepada kelompok tersebut.
Ide lahirnya Kepramukaan (Scouting) adalah dari seorang pensiunan
Letnan Jenderal Angkatan Darat dari Inggris bernama Lord Boden Powell pada
Tahun 1908. Tahun 1920 pada konferensi Kepramukaan sedunia di Olympia
Inggris, Boden Powell dinobatkan sebagai Chief Scout of The World (Bapak
Pandu/Pramuka Sedunia). Pendidikan budi pekerti, menjadi sebuah nilai yang
ditanamkan oleh Boden Powell dalam buku Revering to Success yang kemudian
diterjemahkan kedalam bukuberbahasa Indonesia berjudul Mengembara Menuju
Sukses atau Bahagia.
Perilaku seseorang banyak dipengaruhi adanya lingkungan yang tidak

sehat dengan daerah dijadikan sebagai ajang perjudian, minum-minuman keras,
prostitusi dan lain sebagainya. Konsep-konsep dasar inilah yang dipakai oleh
Gerakan Pramuka (Scouting Movement) di seluruh dunia dalam membimbing para
remaja dan pemuda, termasuk di Indonesia. Membimbing adalah memberikan

pendidikan terhadap anggota pramuka dari tingkat pemuda sampai pemuda
dewasa.
Persoalan yang terjadi saat ini bahwa paradigma perilaku sosial
memusatkan perhatian kepada hubungan antara individu dan lingkungannya.
Lingkungan disini terdiri dari bermacam-macam obyek sosial dan obyek non
sosial. Prinsip yang menguasai antara hubungan individu dengan obyek sosial
adalah sama dengan prinsip yang menguasai hubungan antara individu dengan
obyek non sosial. Singkatnya hubungan antara individu dengan obyek sosial dan
hubungan antara individu dengan obyek non sosial dikuasai oleh prinsip yang
sama. Secara singkat pokok persoalan sosiologi menurut paradigma ini adalah
tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor
lingkungan yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang
menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang
menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku.
Perlu disadari bersama bahwa setiap manusia atau bahkan masyarakat,

selama hidupnya selalu mengalami perubahan, baik perubahan yang bersifat
sangat cepat maupun perubahan yang cukup lambat.

Perubahan di dalam

masyarakat bisa bersifat demografis yang meliputi antara lain kesempatan kerja
yang tersedia, kesempatan menambah pendapatan, maupun budaya yang antara
lain adalah keresahan sosial, konflik (benturan, integrasi sosial dan kelestarian
nilai-nilai sosial dan sebagainya).
Uraian di atas sebagaimana yang terjadi pada Wilayah Kota Malang, tidak
sedikit orang tua yang mengkhawatirkan anak-anaknya akan melakukan hal-hal
yang tidak baik, karena pengaruh dari lingkungan sosial. Sehingga, dibutuhkan

kegiatan-kegiatan yang dapat merubah perilaku anak menjadi baik (positif), yaitu
lewat kegiatan non formal ataupun informal. Kegiatan-kegiatan tersebut akan
dapat merubah sikap atau perilaku seseorang jika dilakukan dengan baik, karena
sikap merupakan perwujudan psikologi, Daniel J. Mueller dalam Eddy Soewardi
mengatakan jika sikap adalah suatu bangun psikologis (1992:2). Perubahan sikap
atau perilaku dapat terealisasi jika kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara
kontinyu. Hal ini dapat terlaksana jika terdapat suatu lembaga yang menangani

dalam bidang kegiatan non formal maupun informal misalnya Gerakan Pramuka.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat salah satunya disebabkan oleh
adanya kelembagaan baru yang berada di tengah-tengah atau di lingkungan
masyarakat yang selanjutnya dapat merubah perilaku sosial bagi remaja. Dalam
konteks ini, kelembagaan yang dimaksud tentunya adalah Gerakan Pramuka yang
berada di tengah-tengah atau di lingkungan masyarakat. Keberadaan Gerakan
Pramuka yang berada di lingkungan masyarakat tersebut tentu dapat mendorong
terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat. Perubahan sosial tersebut dapat
dengan cepat dirasakan oleh sebagian masyarakat.
Di sektor lain, pertumbuhan penduduk juga merupakan salah satu faktor
yang dapat melatarbelakangi terjadinya perubahan sosial di masyarakat. Seperti
yang dikatakan oleh Soekanto (1995:352) bahwa pertumbuhan penduduk yang
sangat cepat di Pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur
masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Misalnya orang
mulai mengenal kegiatan-kegiatan yang berada di dalam kegiatan kepramukaan
(ketrampilan menganyam bambu, ketrampilan komputer, ketrampilan bongkar
pasang sepeda dan lain sebagainya).Ternyata hal tersebut banyak membawa

perubahan, misalnya saja perubahan perilaku, perubahan sikap dan perilaku anak
terhadap pembinanya, gurunya dan teman-temannya. Dengan perubahan perilaku

dan perubahan sosial tersebut akan berpengaruh kepada semakin banyaknya
kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dan juga mengarah pada kegiatan-kegiatan
anarkhis jika hal tersebut tidak terpenuhi secara maksimal.
Oleh karena itu, keberadaan sebuah Gerakan Pramuka di tengah-tengah
masyarakat pada umumnya berpengaruh terhadap pola kehidupan dalam
masyarakat khususnya remaja. Pengaruh itu menciptakan unsur-unsur kebudayaan
yang universal. Sebagaimana diungkapkan Soekanto (1995), bahwa saluransaluran perubahan sosial dan kebudayaan (avenue or chanel of change)
merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan yang
umumnya merupakan lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan,
ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan sebagainya. Juga dikatakan oleh
George Ritzer, bahwa kebudayaan masyarakat tersusun dari tingkah laku. Dengan
kata lain kebudayaan adalah tingkah laku yang terpola. Dengan bersandar pada
uraian di atas, penulis melakukan pendalaman terkaitrealitas sosial yang terjadi
pada Gerakan Pramuka di wilayah Kota Malang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan
diatas,

maka


masalah

pokok

dalam

penelitian

berikut:“Bagaimanamakna sistem beregu bagi
Kwartir Cabang Kota Malang?“

ini

adalah

sebagai

anggota Gerakan Pramuka di


C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna dari sistem
beregu bagi anggota Gerakan Pramuka di Kwartir Cabang Kota Malang.
Lebih dari itu, penelitian ini juga berusaha untuk mengeksplorasi perilaku
soaial anggota pramuka yang berada di daerah Kwartir Cabang Kota
Malang.
2. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk menyusun
Government Policy (Kebijakan pemerintahan), khususnya yang berkaitan
dengan Gerakan Pramuka di Kwartir Cabang Kota Malang dan secara
umum di Kwartir Daerah Jawa Timur serta Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.
memberikan

Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu
manfaat

bagi


anggota

Pramuka,

khususnya

dapat

dipergunakan sebagai pedomandalam merespon setiap perubahan sosial
yang terjadi secara dinamis.

LAPORAN HASIL PENELITIAN
TESIS

MAKNA SISTEM BEREGU BAGI ANGGOTA
GERAKAN PRAMUKA
(STUDI DI KWARTIR CABANG KOTA MALANG)
Diajukan sebagai prasyarat memenuhi gelar akademik S-2

oleh :
HERI SUNARKO
NIM : 08250001

JURUSAN MAGISTER SOSIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

MAKNA SISTEM BEREGU BAGI ANGGOTA
GERAKAN PRAMUKA
(STUDI DI KWARTIR CABANG KOTA MALANG)

TESIS
Program Studi Sosiologi

Diajukan Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister Sosiologi

Diajukan oleh:
HERI SUNARKO
NIM : 08250001

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Juli 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Tesis dengan judul “ MAKNA SISTEM BEREGU BAGI ANGGOTA
GERAKAN PRAMUKA “ ( Studi di Kwartir Cabang Kota Malang ) dapat
diselesaikan.
Tujuan penelitian tesis ini adalah sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Strata 2 (S-2) pada Program Studi Magister Sosiologi pada
Program Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Malang.
Dengan selesainya tesis ini, penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan arahan, bimbingan, petunjuk serta motivasi dalam proses
penyusunannya, kepada :
1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP., Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Bapak Dr. ( Fal ) Latipun, M.Kes., Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Dr. Vina Salviana DS., M.Si, Ketua Program Magister Sosiologi Pasca
Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang, sekaligus Pembimbing II.
4. Bapak Prof. Dr. M. Mas’ud Said, MM.Ph.D., Pembimbing Utama, yang telah
banyak memberikan koreksi, arahan dan petunjuk dalam penulisan ini.
5. Bapak Dr. Sugeng Puji Leksono, M.Si, Penguji, yang telah banyak
memberikan koreksi dan arahan dalam penulisan ini.
6. Bapak Drs. Oman Sukmana, M.Si, Penguji, yang telah banyak memberikan
koreksi dan arahan dalam penulisan ini.
7. Segenap Dosen Program Magister Sosiologi Pasca sarjana Universitas
Muhammadiyah Malang beserta segenap Tata Usaha Program Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Malang.
8. Kak. Drs. Imam Buchori, M.Si, Sekretaris Kwartir Cabang Kota Malang, atas
bantuan ijin penelitian dan data Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota
Malang.

9. Kakak-kakak Korps Pelatih Kwartir Cabang Kota Malang, yang telah banyak
memberikan dukungan dalam penulisan tesis ini.
10. Adik-adik Pramuka Dewan Galang beserta Pembina Pangkalan SMP Negeri 5
Kota Malang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan wawancara.
11. Ibunda Sunari, yang telah memberikan doa restu dan dukungan dengan penuh
kasih saying tanpa mengenal batas waktu.
12. Istriku Dra. Mimin Hariani, anakku Hafidz dan Hanifah yang telah
memberikan banyak inspirasi serta energy tiada batas dalam penulisan tesis ini
dari awal hingga akhir.
13. Sahabatku Mas Dosen Hutri Agustino, S.Sos, M.Si dan Mas Guru Harmaji,
S.Pd. M.Si, atas kesetiakawanan dan keikhlasan tiada batas yang sudah teruji
dalam memberikan motivasi serta dukungan dalam penulisan tesis ini.
Akhirnya, hanya kehadirat Allah SWT. Penulis berdoa semoga kebaikan
mereka semua diterima Allah SWT serta dilipatgandakan pahalanya.
Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat diharapkan, untuk kesempurnaan
tesis ini. Penulis yakin orang lain ( Pembaca ) adalah sosok yang tepat untuk
mengetahui kekurangan yang ada dalam penulisan tesis ini.
Penulis juga berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dan
berguna bagi penambahan khasanah pengetahuan khususnya untuk kemajuan
Gerakan Pramuka di Kota Malang dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Salam Pramuka !!

Malang, 3 Juli 2012

Heri Sunarko

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI........................................................ iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
MOTTO............................................................................................................ v
SURAT PERNYATAAN................................................................................. vi
KATA PENGANTAR...................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
ABSTRAK....................................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 7
C. Tujuan dan manfaat penelitian ....................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gerakan Pramuka.............................................................. 9
B. Konsep Perilaku .............................................................................11
C. Konsep Masyarakat........................................................................ 19
D. LandasanTeori................................................................................ 19
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................... 26
B. Sumber Data .................................................................................. 27
C. Subyek Penelitian........................................................................... 27
D. Instrument penelitian...................................................................... 28
E. Pengumpulan Data.......................................................................... 29
F. Penegasan Konsep ......................................................................... 30
G. Pengolahan dan Analisis Data........................................................ 31
H. Pemeriksaan Keabsahan Data......................................................... 32

BAB IV.PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Historisitas Pramuka Kota Malang................................................. 34
B. Nilai-Nilai yang harus dikembangkan dalam Kegiatan Pramuka...40
C. Perilaku Anggota Pramuka Kota Malang dan Dinamika Dalam Upaya
Internalisasi Nilai Dalam Gerakan Pramuka.................................. 47
D. Internalisasi Dalam Pelatihan Pramuka Penggalang: Makna Sistem
Beregu Dalam Pelatihan Pramuka.................................................. 55
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................... 63
B. Saran............................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 69
LAMPIRAN..................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA
Kwarnas Gerakan Pramuka . 2010. UU No. 12 Tahun 2010. Tentang Gerakan
Pramuka.
Kwarnas Gerakan Pramuka. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumahtangga
Gerakan Pramuka.
Asy’ari, Sapari Imam, Sosiologi Kota dan Desa, Surabaya: Usaha Nasional, 1993.
Bendix, Reinhard, Developing Nation: Quest
Rajawali, 1980.

for a Model, Jakarta: C.V.

Berg, Bruce L., Qualitative Research Methods for the Social Sciences, Boston:
Pearson International Edition, 2006.
Berger, Peter L., (ed)., Kebangkitan Agama, Menantang Politik Dunia, Jogjakarta:
Penerbit Ar-Ruzz, 2003.
_________., Langit Suci, Agama sebagai Realitas Sosial, Jakarta: LP3ES, 1991.
_________., Piramida Kurban Manusia; Etika Politik dan Perubahan Sosial,
Jakarta: LP3ES, 2004.
__________., Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan, Risalah tentang
Sosiologi Pengetahuan, Jakarta: LP3ES, 1990.
__________,. & Hansfried Kellner, Sosiologi Ditafsirkan Kembali, Esei tentang
Metode dan Bidang Kerja, Jakarta: LP3ES, 1985.
Bleicher, Josef, Hermeneutika Kontemporer: Hermeneutika sebagai Metode,
Filsafat, dan Kritik. Yogyakarta: Fajar Pustaka, Februari 2007.
Budiman, Arief, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1995.
Callinicos, Alex, Menolak Postmodernisme, Yogyakarta: Resist Book, 2008.
Campbell, Tom, Tujuh Teori Sosial; Sketsa, Penilaian, dan Perbandingan,
Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Friedman, Thomas L., Memahami Globalisasi, Lexus dan Pohon Zaitun,
Bandung: Penerbit ITB, 2002.
Friedman, Thomas L., Sejarah Ringkas Abad 21, Jakarta: Penerbit Dian Rakyat,
2006.

Andri BOB Sunardi, BOYMAN Ragam Latih Pramuka , Bandung : Penerbit
Nuansa Muda , 2006.
Hirst, Paul, dan Grahame Thompson, Globalisasi Adalah Mitos: Sebuah
Kesangsian terhadap Konsep Globalisasi Ekonomi Dunia dan
Kemungkinan Aturan Mainnya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1996.
Hoover, Kenneth R., Unsur-Unsur Pemikiran Ilmiah dalam Ilmu-Ilmu Sosial,
Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1990.
Johnson, Doyle Paul, Teori Sosiologi Klasik dan Modern 1, Jakarta: PT.
Gramedia, 1986.
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, Jakarta: Penerbit
PT. Gramedia, 1983.
Lauer Robert H., Perspektif tentang Perubahan Sosial, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003.
Long, Norman, An Introduction to the Sociology of Rural Development, Jakarta:
PT. Bina Aksara, 1977.
Magnis-Suseno, Franz, Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan
Modern, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cetakan ke-Dua Puluh Dua, Februari 2006.
Poespowardojo, Soejanto, Strategi Kebudayaan, suatu Pendekatan Filosofis,
Jakarta: PT. Gramedia, 1989.
Pontoh, Coen Husain, Akhir Globalisasi, dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan
Massa, Jakarta: C-BOOKS, 2003.
Prabowo, Gutheng, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: PT.
Tiara Wacana, 2001.
Raho, Bernard, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2007.
Sajogyo, Pudjiwati, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta: P.T. Etasa Dinamika,
1985).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, Cetakan ke-6, Februari, 2009.
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Poluler, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2001.