Rangkaian Pengintegral Bab16-penguat-operasional

210 ELEKTRONIKA DASAR

16.6 Rangkaian Pengintegral

Rangkaian opamp yang penting lainnya adalah dengan penempatan sebuah kapasitor seperti pada gambar 16.8. Karena masukan tak membalik ditanahkan, maka arus i yang lewat R akan terus melewati C, jadi i ≈ v s R dan v q C C i dt v RC v dt s 1 1 = − = − = − ∫ ∫ 16.20 Tampak bahwa tegangan keluaran merupakan integral dari isyarat masukan. Gambar 16.8. Rangkaian dasar pengintegral Rangkaian integrator banyak digunakan dalam “komputer analog” dimana rangkaian ini banyak membantu menyelesaikan persamaan integral. Namun demikian untuk maksud tersebut diperlukan penguat dengan stabilitas DC yang sangat baik, tidak seperti halnya rangkaian kita sebelumnya dimana perubahan sedikit pada masukan akan diperkuat oleh penguatan lingkar-terbuka. v R s i + - i C vo Penguat Operasional 211 Gambar 16.9 Kombinasi rangkaian penjumlah arus dan pengintegral Pada pengoperasian secara normal, perlu “mereset” rangkaian pengintegral secara reguler pada suatu selang tertentu, misalnya dengan menghubung singkatkan kapasitor, setelah itu dapat dilakukan kembali proses integrasi. Dimungkinkan untuk mengkombinasi penjumlahan arus dengan operasi integrasi seperti terlihat pada gambar 16.9. Gambar 16.10. Rangkaian pengintegral dengan dua masukan Contoh 2 Tentukan keluaran dari rangkaian pada gambar 16.10-b + - 1k a b v v 2 1 10k 1k - + 10k + v1 2 o v v R - vo C 212 ELEKTRONIKA DASAR Jawab Dari titik 2 v ke + v dapat dilihat sebagai pembagi tegangan sehingga memberikan maya tanah sebagai melihat dengan 11 2 − + = = v v v dan juga k 10 k 1 1 o v v v v − = − − − Jadi o v v v − = − − 11 10 1 Sehingga 1 2 10 v v v o − = Contoh 3 Tentukan pesamaan keluaran dari rangkaian pada gambar 16.10-b Jawab Gambar 16.10-b menunjukkan salah satu variasi rangkaian pengintegral. Dengan metode hubung singkat maya, kita mempunyai : v - = v 2 Arus yang melalui R adalah : v v R v v R 1 1 2 − = − − Tegangan pada kapasitor adalah : v v C i dt − − = ∫ 1 dan juga v v RC v dt RC v dt 2 1 2 1 1 − = − ∫ ∫ Jadi v RC v dt v RC v dt 1 2 2 1 1 = − + + ∫ Penguat Operasional 213 Gambar 16.11 Variasi bentuk rangkaian pada opamp Contoh 4 Untuk suatu v S dan v o pada rangkaian pada gambar 16.11-a diberikan dalam bentuk persamaan diferensial orde pertama; tentukan persamaan tersebut. Jawab Jumlah arus yang masuk pada titik − v adalah nol, sehingga 2 1 = + + R v dt dv C R v o o S dan juga S o o v C R v C R dt dv 1 2 1 1 − = + Contoh 5 Buktikan bahwa keluaran rangkaian pada gambar 16.11-b mempunyai amplitudo A tidak tergantung pada R,C dan ω dan mengalami pergeseran fase tergantung pada R,C dan ω . Jawab + v mempunyai amplitudo lebih kecil dari A dan terjadi pergeseran fase sebesar φ , dimana ω φ RC 1 tan 1 − = + a R A sin t ω b vs - R 1 2 R vo C C R - + vo R 214 ELEKTRONIKA DASAR Besarnya amplitudo diberikan oleh 2 2 1 ω RC R AR + = 2 1 1 ω RC A + = φ 2 tan 1 + A = φ cos A sehingga φ ω φ + = + t A v sin cos = maya tanah dengan − − v Kita juga mempunyai o v v v t A − = − − − ω sin sehingga φ ω ω ω φ ω ω φ ω φ ω 2 sin sin sin 2 sin sin sin cos 2 sin 2 + = − + + = − + = − = − t A t A t A t A t A t A t A v v o Terlihat bahwa rangkaian memiliki pergeseran fase dua kali dibandingkan rangkaian R-C sederhana, tetapi tidak mengalami pelemahan amplitudo.

16.7 Penguatan Nonlinier