ASAS PENYELENGGARAAN PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN

SALINAN 10. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang diangkat dan diberhentikan oleh PPS atas nama ketua KPU KabupatenKota untuk membantu menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara. 11. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, selanjutnya disingkat DKPP, adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan merupakan satu kesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu. 12. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara pada tanggal pemungutan suara yang telah ditetapkan. 13. Jumlah hari adalah dihitung dari hari kalender.

IV. ASAS PENYELENGGARAAN PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

PROVINSI DKI JAKARTA BERPEDOMAN PADA: 1. Mandiri; 2. Jujur; 3. Adil; 4. Kepastian hukum; 5. Tertib penyelenggara pemilu; 6. Kepentingan umum; 7. Keterbukaan; 8. Proporsionalitas; 9. Profesionalitas; 10. Akuntabilitas; 11. Efisiensi; dan 12. Efektifitas.

V. PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN

1. Komisi Pemilihan Umum Provinsi: a. KPU Provinsi adalah penyelenggara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta; b. KPU Provinsi berkedudukan di Provinsi DKI Jakarta. 2. Komisi Pemilihan Umum KabupatenKota: a. KPU KabupatenKota adalah penyelenggara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta di wilayah KabupatenKota; b. KPU KabupatenKota berkedudukan di KabupatenKota. 3. Panitia Pemilihan Kecamatan PPK: a. Untuk menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta di tingkat Kecamatan, dibentuk PPK; b. PPK berkedudukan di ibu kota Kecamatan; SALINAN c. PPK dibentuk oleh KPU KabupatenKota paling lambat 6 enam bulan sebelum penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan dibubarkan paling lambat 2 dua bulan setelah pemungutan suara dimaksud; d. Dalam hal terjadi penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta susulan, dan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta lanjutan, masa kerja PPK diperpanjang dan PPK dibubarkan paling lambat 2 dua bulan setelah pemungutan suara. 4. Panitia Pemungutan Suara PPS: a. Untuk menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta di Kelurahan, dibentuk PPS; b. PPS berkedudukan di Kelurahan; c. PPS dibentuk oleh KPU KabupatenKota paling lambat 6 enam bulan sebelum penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan dibubarkan paling lambat 2 dua bulan setelah hari pemungutan suara; d. Dalam hal terjadi penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta susulan, dan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta lanjutan, masa kerja PPS diperpanjang dan PPS dibubarkan paling lambat 2 dua bulan setelah pemungutan suara dimaksud. 5. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih PPDP: a. Untuk melakukan pencocokan dan penelitian Coklit data pemilih PPS atas nama KPU KabupatenKota membentuk PPDP; b. PPDP berkedudukan pada kantor PPS. 6. KPPS: a. KPPS berkedudukan di tempat pemungutan suara; b. Anggota KPPS diangkat dan diberhentikan oleh PPS atas nama ketua KPU KabupatenKota. 7. Apabila anggota PPK dan PPS berhenti antar waktu karena meninggal dunia, mengudurkan diri, dan atau diberhentikan maka mekanisme pergantian antar waktu anggota PPK dan PPS akan dilakukan dengan mengacu pada peraturan perundang- undangan yang berlaku.

VI. KEANGGOTAAN, KESEKRETARIATAN DAN MASA TUGAS