Model Pengembangan Wilayah dengan Pendekatan Agropolitan (Studi Kasus Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah)

MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH
DENGAN PENDEKATAN AGROPOLITAN
(Studi -us

KIbupa-

kajamegara, Arrpinsi Jawa Teogah)

OLEB :
AERRLNA INDRI HASTUTI

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
200 1

ABSTRAK
Dalam mngka mencapai tujuan pembangman yang memprioritadm kepada
aspek p e r a t a m dan p a t u m b h ekonomi, diperl~lkan reorientasi panbangunan
kepada sektor 'k.akyatm yaitu sektor pertmian dengan orientasi pembmgmm yang
kgke daerah pwdesaan sefiingga akan @at lebih berperan memyurnbang pada
kemajuan wihyah.


Salah satu model pembangunan yang diharapkan dapat m q a i tujuan tersebut
adalah model pengembangan wilayah dengan pedehtan agropolitan. Ddam hal ini
agropolitan adalah wilayah di daerah perdesaan yang memiliki potensi sumberdaya
wilayah dm kineja aktivitas sektor perekonornian yang tinggi sebagai pusat
pertumbuhan b m di daerah perdesaan dengan aktivitas sektor pertanian sebagai
basisnya.
Analisis yang digunakan dalam penditian ini antara lain adalah analisis Shift
Share, Location Quotient, Analisis Komponen Utama (Principl Components
Am/ysidPCA) untuk mengetahui potensi sumkdaya wilayah dan tingkat perkembangan
perekonomian wilayah. Analisis gerombol dengan cluster analysis digunakan untuk
mqelompokkan &yahahwkyah berdadcan seiuruh variabel pot& sumberdaya
wilayah dan kineja perkommian wilayah secara bersamaan. Di~~~rimznant
Fumfjon
Amlysiis @FA) urrtuk mengetahui variabel yang paling membedakan antar klaster dm
maibel-variM y m g signi6kan dalam mempengaruhi trngkat perkembangan clan
potensi wilayah swta tipologi dari tiap klasker. Selanjutnya u.ntuk rnengetdui ketedaitan
antara h b a @ variabel yang digunakan dilakukan juga analisis kore&si. Analisis secaca
spasid selanjutnya dhnfaatkan untuk visualisasi b l analisis ylmg telah dilakukm
sddigus sebagai pwtimbangan untuk pmapaian k d i spasial.


Dari hasil penelititin d i k e kelompok kecamatan yang dapat dikembangkm
menjadi pusat agmpolitan berdasarkan potensi sumberdaya d a y a h dan herja
ekonominya. Selain itu diketahui juga instrumen kebijakan yang &pat diterapkan pada
pusat agropolitan maupun pada kdompok kecamatan yang relatif belum berkembang
untuk pengembangan selanjutnya.
Pusat agropolitan di Kabupaten Banjarnegara d a l m peneiitian ini ditetapkan di
kecamatan Wanadadi, Madukwa, Bawang, Banjarnegara dan sigduh yang terrnasuk
daiam Klaster 111. Selain itu pusat agropolitm dapat juga ditetapkan di daerah yang
relatif hrang betkernbang m u n memilii potensi pengembangan yang potensial untuk
tujuan pernerataan spasid seperti Iceamatan Batur dm Pejawaran.

Nasional Indonesia, said-

P~~

dalam dua tahap jannka panjaw,

dipemhi oleh kebijakan yang kurang tepat, seperti pembanguMn yang wbnrt b j e d


yang telah mmimbdh khgii pmmh @ twjadinya ubnisasi yang ~erlebihan
potensi wilayah, clan i(over ur&mimtion~,sentralistdq h a n g
memperhatikan pihak maupun sektor tertentu saja ymg rnemberikan kontribusi pada
perhunbuhan ekonomi yang tinggi.

Disamping itu kesalahan magadopsi konsep

panbangunan dati luar yang dilaksanakan di masa O d e Baru

terbukti telah menciptakm

berbagai ketidakdan. Model punbangunan t m d u t tdah menyebabkan kesenjangan

antar daerah, antar golongan masyarakat dm antar &tor
Konsep pembangunan pada masa tersebut l

( w b a b d &wlqmenf).

a banyak mengadopd konsep


pembangunan dari W.Arthur Lewis (Zewis two secws d r ) yang mmekankm kepada
tradormasi stdctud (stnrcfural trmsfomdm) dari dari p e r e k o m ~subden
menuju kepada &on&

industri perkotaan. Dalam m d d irti d i j e k h n adanya kbr

SUI~ZUS emnomy di daerab perdewm dimana sektor tmkional b e d dan selanjutnya
iadustri perkotaan modern yang tingkat prodddbmya tinggi.

ditarilr old &or

baik
kehpmgan individuaUkelompo~

I m p W dati kebi'jakan tersebut antam lain tejadi k b g a i ket&mgan
kchpmgan

tipad,

kehpmgm


&oral,

kebowm regional, dm ketimasyarakat

IOU.

pembangunan dqgm aspimi dan kbtuhan

Akibat yang lebih jauh adahh mmahya w a a n

~ m a s y ~ & o r a yang
l
bqAuang pada tajndimfa ko*

yang mengaacam

stabatas nasional.

Oleh karma itu agar tujuan pembaqgmm yang memprioritaskan kepada aspek

pemmataan dan ptumbuhm ekonomi

dapat tmcapai,

d i p e r 1 h reorientasi

pembangumn kepadrl sektor 'kakyat" yaitu sektor jmbmian

d a g m orientasi

pabangunan bukan hanya di daerah pusat atau perkotaan saja nrunun bergeser ke daerah

p e r d ~ c l i m a a a * r ~ " i t l s b a a d a d u n p a r d a ~ ~ ~ ~ k a n
~ d a p a t l e b i h ~ ~ p a d a k ~ Salshsatumodel
~ y a h .
pembangunar~ yang diharapkan dapat meflc4lpai t u j w t&

addah model

pengembangan whyah dengm pendekatan ~ l g r o p o hDalam

.
I
d ini agropolitan adalah

wilayah di damh pudesaan yang d potensi sumbdaya wilayah dan k k q a
aktivitas sektor perekonomk yaag

d q a i pusat perhmhhao baru di daerah

perdesaan dengan aktivitas sektor pertanian dagai basisnya.
P d t i a n c b k s a m b di Kabupatea Banjamegara, yang meliputi 18

P e n e l i h diiahkan dimulai pada bulan Agustus 2000 htngga bulan O k t o k 2000.
Pmelitian ini semaksimal mmgkin memdudmn data sekunder yang telah ada, baik di
Kantor Statistik ataupun depmtemendeptemen terkait. Selain itu, wawancara semi
terstruktur atau pun diskusi dengan pemerintah daerab drrn anggota masyardcat yang
kompetm m e n d a p h n informasi atau atsu yang tidak ditmkan dalrun data sekunder.

Adisis tin*


perkembangan wilayah dilakukan untuk mengetahui tingkat

perkemhngan atau kemajuan duruh upek pembaagunan.

digunakan untuk mengetahui p e r g m m
dan tersier. Rasio Gini-Lor&

Transhrmasi struktural

J dari sektor primer ke sektor &under

dan Indeks Williamson d

i

m untuk mengetahui

perkembangan dm ketimpangan p n h g m m di W p a t e n Banjamegam.

tin@


Amhis potensi stmberdaya wilayah d i h k u h terhadap seluruh m k b e l potensi
sumberdaya d a y a h demgan menpgunakan A d s i s Komponen Utama (Prim@

Cmpmnts A d y s i d P C A ) . AnaIisis kinerja perekonomian wilayah dWukan untuk
w

u

i perkernbangan

pdcommian wilayah dengan m q g p m h m tidisk

komponen utarna. A d s i s gerombol dmgm cluster @sis

digunakan untuk

mengelompokkan dayah-wilayah berdasarkan seluruh variabel potensi smberdaya
wilayah dm k b r j a perkonomim wiiayah secwa bersamaan. A m h i s lanjutan dilakukan


dengm menggunakan Discrimir#m~Furxtion A n a b s @FA) untuk mengetahui variabel
yang pahg r n m b e d a h antar klaster dan varaikl-variabd yang signifdm dalam

tiogkat perk-

dan potmi wilayah w tiplogi dari tiap klaster

yang daqjutnya dijadikan sebagai rekomendasi pusat agropofitan. Selanjutnya untuk

nmgetahui keterkaitan antara h h g a i variabd yang digunakan dilakukan juga d i s i s

Dari hasil peditian diketahui tetdapat pamadah-permasaiahan umum yang
mejadi k d a d

h p r o w pembangunan di Kabupaten

madah kerniskinan yang

semaldn parah


ketimpangm baik k e h q m g a n hdividu,

&&at

Bd-

Y&

(1)

krisis e k o m (2) babagai bentuk
&oral

dm-k

yang b8hkan

telah mengamh kepada terjadinya potarisasi mmbdaya wilayah di b a g h &tan;

Rendahnya

kuaii&s penunahan dan lin-

(3)

walaupun dari beberrlp9 as@

seperti pendidikan sudah reIatif baik; (3) dalam aspek demo&

lain

Kabupalm Banjarn-

tefgolong wilayah dengan struktur penduduk muda sehingga kebutuh8n pelayanan di

bidang kesehatan, pendidikan dan kesempaian kerja baru relatif tinggi; (4) transfonnasi
structural yang belum dikatakm seimbmg yang menunjukkan masih terjadinya

ketimpangan sektord dalam kontribusi tenaga kerja -pun

terhadap PDRB

Dari hasii analisis diketahui kelompdr kecamatan dengan pot&

sumberdaya

wilayah d m kinerja ekonomi yang thggi. Kecamatan atau k e l o m @ - k m

potensi sumberdaya wilayah dan kinerja ekonomi wilayah yang tin*

dengan

inilah yang

ditetapkan sebagai pusat agropolitan. Pusat agropolitan di Wupaten Banjarnegara dab
p d t i a n ini ditetqkan di kecarnatan W

W ,Madukara, Bswang, Banjarnegara dm

sigaluh yang termasuk dalam Klaster Ill. Apebi diWlat secara s p d diketahui bahwa
kecamatan path klaster IT1 ini beds di wilayah Kabupaten Banjmqpa setdah selatan

dan dapat dikatakan bahwa pusat agropotitan hi merupakm pusat pertumbuhan yang
memil& potensi taw kondisi aktual. Untuk tujuan pemerataaa kertdilan spasial m a h
pusat pertumbuhan atau pusat agropolitan dapat ditetqkan di kecamatan pada klaster lain
yaitu klaster TI teflltama di kecamatan Batur dan Pejawaran. Penetapan kedua kecamatan
hi d*
i

p o d m p u n kondisi potensial pada kedua kecama&n tersebut dari

s u r n w y a wilayah dm kumetja ekonomi, dimping juga letak kedua kecamatan ini di
wilayah Kabupaten Banjamegm sebelah utara dimma hampir selumh kecamtan di
bagan itu masih dahm kondisi yang tehhkmg. Kedua kecamatan tersebut juga

dmggap mewakili h a h dengm kondisi wilayah pegunungan atau daman tinggi dinma
pot& sumberdaya wilayahnya adalah khors dan b d & dengan ke!amahn p d a kfaster

ll? yang merupakm b a h dataran rendah. Oleh karena itu penetapan k-an

Batur

dan Pejawaran sehagai pusat agrcipob ctiharaph akan dripat

~

O

K

I

~

perk~daerahlaindi~4ehiaggatujuank~spaslaldalam~

aspk kehidupan akan W l .
Adanya korelasi baik secara Ian-

maupun tidak langsung atam potensi

sumbedaya whyah dan kinerja pabangunan d a y a h maka secara

dapa

dkatakan bahwa dalam model agropoh p r i h pengembangan wilayah yang
ditetapkan a t . instrumen kebijakan @icy

imfrrrment) yang penting untuk

d i r t a b d c m arlalah y m g memprioritaskan kepada pmhgUan kemampuan dan lrualitas
b d a g a sumberdaya wilayah yaag r n m c h q dan saling W t a n tersebut. Dalam ha1
ini strategi pengembangan berbagai wmkdaya whyah di&

dengan kondisi

maupun kebutuhan masing-masing wiiayah (Wer).Disamping peniqkafan kapasitas
beberapa asp& surnberdaya whyah s e w i n v d untuk pembangum hhstmktur

dan fasilitas public g d , secara m u m dapat dikatakan bahwa dalarn pengembangan
pusat agopolitan maka

strategi pengembangan

wilayah yang penting dilaksanakan

adalah pemberdayaan masyarakat petani sebagai peIaku pembangunan wilayah, bukan
hanya mengandalkan investor asing. Hal ini dis&abkan karma Masarkan pengalaman
di mma Mu investasi yang ditanam di daerah ~ d e s a a ntidak memberikan multiplier
yang m q u m n g k a n dtilam ha1 tentip kerja dm pendapatan bagi k a h atau mayoritas

penduduk low yang terjadi adalah geagurasan sumberdaya wilayah,

pencemtlran

dan

pemmpasa~~
hak-hdc tanah penduduk lokal.

Pembdayaaa masyarakat petani dapat clihkdm dengan peningkatan akses

kepada mmbdaya yarig lebih rnerata d u i r e d i s t i i i asset baik khan =pun
modal. Hal ini ddatad~hkangtoleh kondisi petani yang serba terbatas. KepemiUm
lahan yang w i t akibat 6wentasi kepemtlikan lahan atau bahkan tenaga kerja tanpa

h h gmpan (MST
Irrbarer) serta modal yang terbatas telab menyebabkan kehidupan
petani kekumgm dan danjutnya tejadi migrasi ke damah perkotrlan. Oleh karena itu
untuk mmgkatkan kemampusln petani, maka pabgktm akes masymab (petani)

kepada resources dasar t d u t perlu direalisrrsikan.
Akses msyuakat kept&

l a b ymg lebi r n m @at

pendistribusian lahm melalui kebijakm redihbusi -1

k

diperbaiki dengan

w petani yang mau

bekerja ddam usaha taninya. Proses redistribusi hhan tersebut tidak kmti hanya

pm@m asse dari perani kaya ke

ntiadn d a l u i

nannrn dilalrukan

hak-hak atas Idm sesuai demgan
nilai Mum dengan bantuan lembaga kmmgan. Disamping itu dapat juga dilakukan
secara sukada dengan keb'ijalzlrn antam lain tran&

dengan pengdxmgm pgeloiaan k e h h g a m lahan p t a n h secara hwna-sama
antara petani

k d dan permlik lahan

hxmt8 pyediaan W.Kebijakau lain

yang dapat dlakukan adalah dengan mewapkan p&

produktivitas yang

dan ?mder pada lahan dengan

untuk menshan iaju konversi lahan.

Pentngkatan a k m m a s y e petmi kepada modai dapat dilalnrkan dengan

mediaan kredit mikro kepada petard kacil. Pemydmn kredit dapat & k u h dengan
pengembangan lmbaga dm p a w finansid di wilayah perdesaan. Kredit y m g d i b k a n

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhm m a q m b t petani, kredit mikro (micro credit)
tanpa bunga, tanpa agunan dan adanya pmhagian resiko. Sasaran kredit dapat petani

individu rnaupun kelompok untuk penyebaran atau pembagian resiko.

MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH
DENGAN PENDEKATAN AGROPOLITAN
(Studi b u s bbupatcn Banjamcgam, Pmpinsi Jawa Tcngah)

OLEH
HERRINA lNDRI HASTUTi
Nrp. 98242

S e b a g a i ~ s a t u a y a r a t u n t u k ~ ~ ~ S ~

pa& Program Pascmarjaoa Mut Perkdm Bogor

PROGRAM STUD1 EMU PERENCANAAN
PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERDESMN
fROGRAM PASCASAWANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

Judul

: M d d Peagtmbngan Wilayah dtngan Pcndckatan
Agropditan
(Studi -us
Kabupaten Ibnjamegara, Propinsi Jawa
Tengah)

Nama Mnhasiswa : Hemima Indn W u t i
Nomor Pokok

: 98.242

Progmm Studi

: Ilmu Penacanaan Pembangunan Whyah dan Perdman
Pmgmm Pascasarjaru Institut Pcrtaniru Bogor (PWD)

Menyetuj ui,

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. H. Affendi Anwar, M . S .
Ketua

Dr. Ir. H.R. Summ Satfulh
Anggota

~ - r ~ m a ~ u - - - r r q

Ketua Program Studi,

Prof. D>.Ir, & Afftndi Anwar, M.%
Tanggal lulus :4 Juli 2001

/
:&a!&

//.q

hf.