Cita-Cita Anak Belitong

Cita-Cita Anak Belitong

Oleh Yudi Suharso

Pada akhir pekan ini Andi berlibur bersama ayahnya ke Pulau Belitong, Provinsi Bangka Belitung. Andi berlibur bersama Ayahnya yang asli kelahiran Pulau Belitong.

Ini bukan kunjungan pertama Andi ke Pulau Belitong. Namun, kunjungan kali ini memang agak spesial. Karena selain liburan, Andi juga

132 Buku Siswa SD/MI Kelas VI 132 Buku Siswa SD/MI Kelas VI

Di hari Minggu pagi yang cerah ini, Andi bersama Ayahnya mengunjungi salah satu pantai di Pulau Belitong yang berpasir putih. Indah sekali pemandangannya.

“Ayah, bolehkah aku bermain ke arah sana. Sepertinya di sana ada anak- anak Belitong sebayaku yang sedang bermain di pinggir pantai. Aku ingin mengobrol dengan mereka, membuat reportase,” pinta Andi kepada Ayahnya yang mengangguk setuju.

Andi menghampiri kerumunan empat anak laki-laki yang sedang bermain pasir dan mencari rumah kerang.

“Halo! Apakah kalian tinggal di daerah sini? Namaku Andi, aku ingin sekali kenal dengan kalian,” sapa Andi.

Ternyata Andi disambut dengan ramah oleh anak-anak yang memang asli Belitong itu. Dari perkenalan itu, Andi tahu bahwa keempat anak itu bernama Nadi, Umar, Amir, dan Syahdan.

Andi lalu mengobrol dengan anak-anak itu tentang berbagai hal. Dan untuk keperluan tugas jurnalistiknya, Andi lalu menanyakan cita-cita mereka masing-masing.

“Aku mau jadi guru, Andi,” kata Nadi. “Aku ingin mengajari anak-anak Belitong tentang banyak hal, supaya mereka terampil dan menguasai ilmu pengetahuan.”

“Kalau aku ingin jadi dokter. Aku ingin dapat mengobati para penduduk di pulau ini kalau mereka sakit,” sahut Umar.

“Aku ingin menjadi pedagang. Aku ingin mencukupi barang-barang kebutuhan pokok penduduk di pulau ini,” jelas Amir tentang cita-citanya.

Sekarang giliran Syahdan, yang sedari tadi termangu sambil mendengarkan cita-cita teman-temannya.

“Cita-citaku sebenarnya tidak ingin jadi apa atau siapa, Andi. Aku hanya ingin belajar dan menuntut ilmu setinggi-tingginya, bahkan kalau bisa hingga ke luar negeri,” jelasnya.

Andi penasaran dengan jawaban Syahdan. “Maksud kamu, kalau kamu sekolah di luar negeri lalu kamu ingin bekerja di sana juga?” tanya Andi.

Subtema 2: Benda Angkasa Luar dan Rahasianya

“Bukan, bukan begitu maksudku. Aku tidak ingin bekerja di luar negeri. Aku ingin menimba ilmu sebanyak-banyaknya di luar sana, lalu kembali ke sini, ke pulau ini. Pulau ini sangat kaya dengan sumber daya alam geologinya dan kaya ragam budayanya. Pulau ini memiliki berbagai jenis batuan yang tidak ada di tempat lain seperti Batu Garuda. Lalu, pulau ini juga memiliki pantai- pantai yang sangat indah seperti Pantai Tanjung Tinggi, Pulau Lengkuas, Kelapa Kampit, dan masih banyak yang lainnya. Aku ingin membangun sebuah geopark di Pulau Belitung!”

“Wah, kamu tahu banyak tentang pulau ini, Syahdan! Bahkan kamu tahu tentang geopark dan geologi. Kamu pasti memiliki buku-buku yang menarik tentang itu,” kata Andi kagum.

“Syahdan paling suka baca buku di perpustakaan desa, Andi. Sesekali kami pun berkunjung ke sana untuk membaca buku,” jelas Umar. Ketiga temannya mengangguk setuju.

Andi sangat terkesan dengan keempat teman barunya itu. Mereka punya wawasan yang luas. Mereka semua punya cita-cita untuk memajukan dan mengembangkan pulau tempat kelahirannya.

“Ini sangat menarik untuk ditulis di kolom berita di koran dinding sekolah,” gumam Andi dalam hati.

Disadur dari Nusantara Bertutur Kompas Minggu, 24 Oktober 2017