Gambaran Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Teori Barber-Johnson Di Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Triwulan I-IV Tahun 2014

(1)

PANGKALPINANG TRIWULAN I-IV TAHUN 2014

SKRIPSI

OLEH:

MUHAMMAD AMRI YUSUF NIM :1110101000026

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015


(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2015


(3)

iii

Gambaran Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Teori Barber-Johnson Di Ruang Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang Triwulan I-IV Tahun 2014 (XVII + 93 halaman, 5 gambar, 7 tabel, 9 grafik, 3 bagan, 4 lampiran)

ABSTRAK

Perhitungan empat parameter Grafik Barber Johnson sangat diperlukan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit. Berdasarkan observasi awal di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkal Pinang, didapatkan indikator efisiensi di pelayanan rawat inap tahun 2013 yaitu nilai LOS pada triwulan I-IV berkisar antara 2,72-3,09 hari, nilai BOR pada triwulan I-IV berkisar antara 60,89%-73,49%, nilai TOI pada triwulan I-IV berkisar antara 1,16-2,29 hari, nilai BTO pada triwulan I-IV berkisar antara 17,56-20,58 kali. Penelitian difokuskan di ruang rawat inap Anggrek kelas utama. Nilai BOR pada ruang anggrek dibandingkan dengan ruang rawat inap lainnya di RS Bakti Timah Pangkalpinang relatif tinggi berkisar antara 81-96% pada tahun 2012,dan 86-100% pada tahun 2013. Oleh karena itu, untuk optimalisasi sarana (tempat tidur) yang ada di ruang rawat inap dan meningkatkan kualitas pelayanan rawat inap perlu diketahui gambaran efisiensi pelayanan rawat inap berdasarkan pemanfaatan tempat tidur dengan grafik barber-johnson.

Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat efisiensi pelayanan rawat inap di ruang anggrek pada triwulan I-IV tahun 2014 berdasarkan Grafik Barber Johnson dengan perhitungan empat indikator yaitu BOR, LOS, BTO, dan TOI yang dihitung menggunakan teori Barber-Johnson. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif. Cara pengumpulan data dengan telaah dokumen Rekapitulasi Sensus harian rawat inap (SHRI) pada Triwulan I-IV Tahun 2014 di RS Bakti Timah Pangkalpinang. Pengambilan data dengan melihat dan mencatat untuk mendapatkan data rekapitulasi sensus harian rawat inap yang meliputi hari perawatan, jumlah tempat tidur terisi, jumlah pasien masuk dan keluar, dan jumlah tempat tidur siap pakai.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan hasil yaitu LOS pada triwulan I-IV tahun 2014 dalam rentang nilai 2,94-3,63 hari, TOI pada triwulan I-IV tahun 2014 dalam rentang nilai 0,43-0,78 hari, BOR pada triwulan I-IV tahun 2014 dalam rentang nilai 80,97-88,78%, BTO pada triwulan I-IV tahun 2014 dalam rentang nilai 22,5-25,1 kali. Gambaran efisiensi berdasarkan pemanfaatan tempat tidur dengan menggunakan grafik Barber-Johnson di ruang rawat inap Anggrek RS Bakti Timah Pangkalpinang pada Triwulan I-IV tahun 2014 tidak masuk dalam daerah efisien dalam grafik Barber-Johnson.

Saran untuk rumah sakit yaitu diadakan penambahan jumlah tempat tidur yang sesuai untuk menjaga nilai TOI dan BOR, kebijakan pengarahan oleh dokter dan perawat mengenai resiko dan dampak pengobatan yang tegas kepada pasien yang pulang belum saatnya agar tidak terjadi kasus pulang paksa, kebijakan mengenai pemindahan ruangan dan kekonsistenan perhitungan efisiensi menggunakan rumus teori Barber-Johnson. Kata kunci : efisiensi rawat inap, RS Bakti Timah Pangkalpinang


(4)

iv

FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCES STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH

HEALTH CARE MANAGEMENT Undergraduate Thesis, 17 Mei 2015

Muhammad Amri Yusuf, NIM: 1110101000026

Description Of Efficiency Inpatient Care Based On Barber-Johnson Theory In Anggrek Room Bakti Timah Pangkalpinang Hospital On I-IV Quarter Of 2014 (XVII + 93 pages, 5 images, 7 tables, 9 graphics, 3 charts, 4 attachments)

ABSTRAK

Four parameters calculation of Barber-Johnson graphic is needed to measure the efficiency of hospital services. Based on preliminary observations in Bakti Timah Pangkalpinang Hospital, been gained efficiency indicators in inpatient care in 2013 are LOS results on I-IV quarter 2,72-3,09 day, BOR results on I-IV quarter 60,89%-73,49%, TOI results on I-IV quarter 1,16-2,29 day, BTO results on I-IV quarter 17,56-20,58 times. The research is focusing at Anggrek room. BOR at Anggrek room is relative high compared with other inpatient rooms in Bakti Timah Pangkalpinang Hospital ranged from 81-96% in 2012, and 86-100% in 2013. Therefore, for utilities optimization (Bed) in inpatient rooms and quality improvement inpatient cares need to know the description of efficiency inpatient care based on use of a bed with Barber-Johnson graphic.

The research objective was to assess the efficiency of inpatient care in the Anggrek Room at I-IV quarter of 2014 based on calculations Barber-Johnson graphic with four indicators: BOR, LOS, BTO, and TOI are calculated using the theory of Barber-Johnson. This research used a analytic descriptive research with a retrospective approach. The data collected by the Census Summary of Document Review Daily Hospitalization (SHRI) in Quarter I-IV 2014 in Bakti Timah Pangkalpinang hospital. Collecting data by viewing and recording to get data recapitulation daily inpatient census includes day care, the number of beds occupied, the number of patients in and out, and the number of beds ready.

Based on the results of the calculations have been done, the result is LOS on I-IV quarter of 2014 in the range 2.94 to 3.63 days, TOI on I-IV quarter of 2014 in the range 0.43 to 0.78 days, BOR on I-IV quarter of 2014 in the range 80.97 to 88.78%, BTO I-IV quarter of 2014 in the range 22.5 to 25.1 times. the description of efficiency inpatient care based on use of a bed with Barber-Johnson graphic in Anggrek room Bakti Timah Pangkalpinang hospital on I-IV quarter of 2014 not enter into efficient areas in the Barber-Johnson graphic.

Saran Suggestions for the hospital that held the addition of an appropriate number of beds to keep the TOI and BOR, policies regarding the directives by doctors and nurses about the risks and effects of treatment to patients who go home firm is not the time to prevent cases of forced return, policy regarding the moved room and consistency efficiency calculations using formulas Barber-Johnson theory.

Key words : efficiency inpatient care, Bakti Timah Pangkalpinang Hospital References : 25 (1991-2013)


(5)

v

Skripsi dengan judul

GAMBARAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN TEORI BARBER-JOHNSON DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT

BAKTI TIMAH PANGKAL PINANG TRIWULAN I-IV TAHUN 2014

Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh : Muhammad Amri Yusuf

NIM. 1110101000026

Jakarta, Juli 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, Ph.D dr. Yuli Prapanca Satar, MARS


(6)

vi

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Juli 2015

Ketua

(Minsarnawati Tahangnacca, S.KM, M.Kes)

Anggota I

(Catur Rosidati, M.KM)

Anggota II

(Susanti Tungka, MARS)

vi

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Juli 2015

Ketua

(Minsarnawati Tahangnacca, S.KM, M.Kes)

Anggota I

(Catur Rosidati, M.KM)

Anggota II

(Susanti Tungka, MARS)

vi

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Juli 2015

Ketua

(Minsarnawati Tahangnacca, S.KM, M.Kes)

Anggota I

(Catur Rosidati, M.KM)

Anggota II


(7)

vii Nama lengkap : Muhammad Amri Yusuf Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 28 Januari 1991 Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Benda timur 9 blok e 40 nomor 1 pamulang 2, Tangerang selatan

Telepon : 08981582315, 087808030230

Email :Kuliahamri@gmail.com

Pendidikan Formal

1. SDN Pondok Benda IV (1996-2002) 2. SMP Negeri 1 Pamulang (2002-2005) 3. SMAKBo Bogor (2005-2009)

4. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) (2010-2015)


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillah, seluruh puji serta syukur selalu dilantunkan ke hadirat Allah SWT, Sang Pemilik Pengetahuan, yang dengan rahmat dan inayah-NYA jualah maka penulis mampu merampungkan skripsi yang berjudul Gambaran Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Teori Barber-Johnson Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang Triwulan I-IV Tahun 2014 . Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW, yang atas perkenan Allah, telah mengantarkan umat manusia ke pintu gerbang pengetahuan Allah yang Maha luas.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Keluarga tercinta dengan doa restu serta dukungan yang diberikan tanpa mengenal batas waktu hingga akhirnya penulis mampu mencapai pendidikan di jenjang universitas.

2. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat serta selaku Dosen Pembimbing I terima kasih penulis ucapkan atas keikhlasan waktunya, kepercayaannya, semua arahan, masukan, bimbingan, inspirasi, pelajaran, dorongan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

4. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar, MARS Dosen Pembimbing II, terima kasih penulis ucapkan atas keikhlasan waktunya, kepercayaannya, semua arahan, masukan, bimbingan, inspirasi, pelajaran, dorongan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

5. Pak Risdiarto selaku Kepala Rekam Medis di RS Bakti Timah Pangkalpinang yang senantiasa memberikan dukungan dalam proses pengumpulan data. 6. Para Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat terutama dosen peminatan

Manajemen Pelayanan Kesehatan UIN Jakarta, atas semua ilmu yang telah diberikan.

7. Sahabat super Yusuf Al Aziz, Permana Eka Satria, Agung Raharjo, Ilham Eka Praditya yang sempat menemani proses pembuatan skripsi dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi serta teman-teman MPK 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 (HACAMSA UIN SH) dan Munir, Wanda, Enjar, Asril yang telah membantu penulis dalam proses pendaftaran skripsi.

Akhir kata, kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahan datangnya dari Penulis selaku hamba yang dhaif, sehingga saran dan kritik dari pembaca sangat Penulis harapkan demi terciptanya perbaikan di masa yang akan datang.

Tangerang Selatan, Mei 2015


(9)

ix

ABSTRAK... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 8

1.4 Tujuan Penelitian... 9

1.4.1 Tujuan Umum... 9

1.4.2 Tujuan Khusus... 9

1.5 Manfaat... 11

1.5.1 Bagi Peneliti ... 11

1.5.2 Bagi Rumah Sakit ... 11

1.5.3 Bagi Penelitian Selanjutnya ... 11

1.6 Ruang Lingkup ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Rumah Sakit ... 13

2.2 Rawat Inap ... 15

2.3 Evaluasi ... 15

2.3.1 Definisi ... 15


(10)

x

2.3.3 Jenis-jenis Evaluasi ... 17

2.4 Evaluasi Tingkat Efisiensi ... 19

2.5 Efisiensi Pelayanan Rawat Inap... 20

2.5.1 Efisiensi Metode DEA (Data Envelopment Analysist) ... 20

2.5.2 Efisiensi Rawat Inap Standar Departemen Kesehatan Republik Indonesia ... 22

2.5.3 Efisiensi Rawat Inap Standar Teori Barber-Johnson ... 24

2.6 Teori Barber-Johnson ... 26

2.6.1 Konsep Barber-Johnson ... 26

2.6.2 Dasar Menggambar Grafik Barber-Johnson... 28

2.6.3 Menggambar Grafik Barber-Johnson... 33

2.6.4 Makna Grafik Barber-Johnson ... 34

2.7 Kerangka Teori ... 36

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 38

3.1 Kerangka Konsep... 38

3.2 Definisi Operasional ... 41

BAB IV METODE PENELITIAN ... 44

4.1 Jenis Penelitian ... 44

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

4.3 Informan Penelitian ... 45

4.4 Pengumpulan Data... 45

4.4.1 Sumber Data ... 45

4.4.2 Metode Pengumpulan Data ... 46

4.4.3 Instrumen Pengumpulan Data ... 47

4.5 Pengolahan Data ... 48

4.6 Analisis Data... 49

BAB V HASIL... 52

5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit... 52

5.1.1 Sejarah Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang ... 52

5.1.2 Visi, Misi, Tujuan, Motto, dan Budaya Kerja Rumah Sakit ... 54

5.1.3 Status dan Struktur Organisasi Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang ... 56


(11)

xi

Berdasarkan Teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV

Tahun 2014... 59 5.3 Hasil Perhitungan Rata-rata Lama Hari Tempat Tidur Tidak Terisi (TOI)

di Ruang Rawat Inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang Berdasarkan Teori Barber-Johnson

Pada Triwulan I-IV Tahun 2014 ... 62 5.4 Hasil Perhitungan Persentase Tempat Tidur Yang Terisi (BOR) di

Ruang Rawat Inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang Berdasarkan Teori Barber-Johnson pada

Triwulan I-IV Tahun 2014 ... 65 5.5 Hasil Perhitungan Frekuensi Pemakaian Tempat Tidur

Pada Satu Periode (BTO) di Ruang Rawat Inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang Berdasarkan Teori Barber-Johnson

pada Triwulan I-IV Tahun 2014... 68 5.6 Hasil Perhitungan Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap

Berdasarkan Pemanfaatan Tempat Tidur Dengan Menggunakan Grafik Barber-Johnson di Ruang Rawat Inap Anggrek Rumah Sakit

Bakti Timah Pangkalpinang pada Triwulan I-IV Tahun 2014... 70 BAB VI PEMBAHASAN ... 74 6.1 Keterbatasan Penelitian ... 74 6.2 Gambaran Rata-rata Lama Hari Pasien Dirawat (LOS)

di Ruang Rawat Inap Anggrek di Rumah Sakit

Bakti Timah Pangkalpinang Berdasarkan Teori Barber-Johnson

pada Triwulan I-IV Tahun 2014... 74 6.3 Gambaran Rata-rata Lama Hari Tempat Tidur Tidak Terisi (TOI)

di Ruang Rawat Inap Anggrek di Rumah Sakit

Bakti Timah Pangkalpinang Berdasarkan Teori Barber-Johnson


(12)

xii

6.4 Gambaran Persentase Tempat Tidur Yang Terisi (BOR) di Ruang Rawat Inap Anggrek di Rumah Sakit

Bakti Timah Pangkalpinang Berdasarkan Teori Barber-Johnson

pada Triwulan I-IV Tahun 2014... 81

6.5 Gambaran Frekuensi Pemakaian Tempat Tidur Pada Satu Periode (BTO) di Ruang Rawat Inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang Berdasarkan Teori Grafik Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014... 85

6.6 Gambaran Efisiensi Berdasarkan Pemanfaatan Tempat Tidur dengan Menggunakan Grafik Barber-Johnson di Ruang Rawat Inap Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang pada Triwulan I-IV Tahun 2014... 87

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

7.1 Simpulan ... 91

7.2 Saran ... 94

7.2.1 Bagi Rumah Sakit... 94

7.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 95


(13)

xiii

Gambar 2.3 Garis BTO 30, 20, 15, 12.5... 32 Gambar 2.4 Daerah Efisiensi Pada Grafik Barber-Johnson ... 33 Gambar 2.5 Batas Daerah Efisiensi Pada Grafik Barber-Johnson ... 34


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 41

Tabel 5.1 LOS Tahun 2014 menurut perhitungan rumus Barber-Johnson... 59

Tabel 5.2 TOI Tahun 2014 menurut perhitungan rumus Barber-Johnson... 62

Tabel 5.3 Perbandingan Nilai TOI Depkes dengan Barber-Johnson... 64

Tabel 5.4 BOR Tahun 2014 menurut perhitungan rumus Barber-Johnson ... 65

Tabel 5.5 Perbandingan Nilai BOR Depkes dengan Barber-Johnson ... 67


(15)

xv

Grafik 5.2 Nilai Perhitungan Indikator LOS Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Triwulan Tahun 2014... 61 Grafik 5.3 Nilai Perhitungan Indikator TOI Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Bulan Tahun 2014 ... 63 Grafik 5.4 Nilai Perhitungan Indikator TOI Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Triwulan Tahun 2014... 63 Grafik 5.5 Nilai Perhitungan Indikator BOR Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Bulan Tahun 2014 ... 66 Grafik 5.6 Nilai Perhitungan Indikator BOR Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Triwulan Tahun 2014... 66 Grafik 5.7 Nilai Perhitungan Indikator BTO Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Bulan Tahun 2014 ... 69 Grafik 5.8 Nilai Perhitungan Indikator BTO Berdasarkan Teori Barber-Johnson Periode Per Triwulan Tahun 2014... 69 Grafik 5.9 Barber-Johnson Per Triwulan Tahun 2014 ... 71


(16)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1Kerangka Teori Indikator Pengukuran Efisiensi Pelayanan

Rawat Inap Berdasarkan Barber-Johnson (1973)... 37 Bagan 3.1 Kerangka Konsep Indikator Pengukuran Efisiensi Pelayanan

Rawat Inap Berdasarkan Barber-Johnson (1973)... 40 Bagan 5.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang ... 57


(17)

xvii Nomor Lampiran

Lampiran 1 Surat penerimaan penelitian/TA

Lampiran 2 Rekapitulasi sensus harian rawat inap Anggrek rekam medis 2012 Lampiran 3 Rekapitulasi sensus harian rawat inap Anggrek rekam medis 2013 Lampiran 4 Rekapitulasi sensus harian rawat inap Anggrek rekam medis 2014


(18)

1

1

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan stándar yang ditetapkan (Mardiyono, dkk, 2011).

Rumah sakit sebagai penyedia jasa layanan kesehatan masyarakat harus berusaha meningkatkan produktivitasnya dalam melayani para pasien sebagai pengguna jasa kesehatan dan berusaha semaksimal mungkin menggunakan sumber daya yang ada. Salah satu cara meningkatkan produktivitas dari rumah sakit adalah peningkatan efisiensi dari Instalasi Rawat Inap (IRNA). Sebagai bagian dari rumah sakit, instalasi rawat inap merupakan sebuah layanan kesehatan yang sangat penting dalam bidang kesehatan karena beberapa kelebihan yang dimilikinya. Karena instalasi rawat inap dapat beroperasi mengawasi pasien selama 24 jam terus menerus


(19)

dan disiapkan untuk menangani keadaan darurat yang memiliki keterkaitan yang besar dengan keselamatan jiwa (Aidil, 2007).

Mutu pelayanan rawat inap salah satunya dipengaruhi oleh faktor ketersediaan jumlah tempat tidur. Hal ini karena pasien rawat inap membutuhkan tempat tidur sebagai tempat perawatannya. Pelayanan yang diberikan berdasarkan pada optimalisasi sarana yang ada, maka penempatan tempat tidur harus diperhatikan agar jangan terlalu over loaded ataupun tidak pernah dipakai. Jika terlalu over loaded akan mengakibatkan mutu pelayanan medis menjadi berkurang, dimana dalam kondisi yang padat pasien dapat menurunkan mutu sanitasi ruangan. Sedangkan jika tidak pernah terpakai akan mengakibatkan pemborosan biaya bila tingkat utilitas tempat tidur yang disediakan sangat rendah. Kedua hal tersebut dapat menjadi ancaman efisiensi pelayanan medis karena ada biaya yang hilang tanpa menghasilkan sesuatu (Dharmawan, 2006).

Kualitas pelayanan rawat inap di rumah sakit salah satunya dapat dilihat melalui pemanfaatan penggunaan tempat tidur untuk pelayanan rawat inap suatu rumah sakit. Pemanfaatan penggunaan tempat tidur untuk pelayanan rawat inap dinilai melalui indikator sepertiBed Occupancy Ratio (BOR), Length Of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI), Bed Turn Over (BTO). Indikator tersebut selain untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur juga untuk mengetahui mutu, dan efisiensi pelayanan rawat inap suatu rumah sakit.


(20)

3

Kehadiran sistem pencatatan rekarn medik dan kaitan tirnbal-baliknya diharapkan dapat ikut rnembantu rnenilai sejauh rnana keberhasilan rnisi rurnah sakit itu. Untuk dapat menilainya perlu ada kriteria dengan perangkat tolok ukur yang sensitif, tolok ukurnya berdasarkan kriteria yang dikaitkan dengan rnutu pelayanan (rnedis dan perawatan) dan kriteria penyelenggaraan manajemen. Kriteria yang berkaitan dengan penyelenggaraan rnanajernen salah satunya yaitu efisiensi dan kriteria yang berkaitan dengan jangkauan pelayanan kepada rnasyarakat (Respati, dkk , 2001).

Kriteria yang berkaitan dengan jangkauan pelayanan misalnya dengan adanya berbagai fenomena yang diketemukan di kota-kota besar tentang kecenderungan lamanya rawat inap(length ofstay), rendahnya pernanfaatan tempat tidur dikarenakan masyarakat akhirnya menjadi takut untuk berobat dirumah sakit karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini akan menyebabkan semakin rendahnya Bed Occupancy Rate, yang semuanya akan berakibat terhadap semakin mahalnya biaya sehingga semakin sulit untuk dijangkau oleh masyarakat luas. Dengan semakin rendahnya pemanfaatan maka tempat tidur yang dapat digunakan kembali juga semakin rendah (Bed Turn Over) serta makin panjangnya tempat tidur yang kosong (Turn Over of Interval). Keempat indikator tersebut secara bersama-sama telah dijadikan salah satu indikator untuk menilai efisiensi dengan apa yang disebut Area Barber Johnson (Respati,dkk , 2001).


(21)

Efisiensi rawat inap merupakan penilaian terhadap pemanfaatan tempat tidur yang disediakan agar sesuai dengan tujuan pemanfaatannya berdasarkan jumlah pasien dan jumlah tenaga medis yang bekerja di ruang rawat inap. Penilaian efisiensi rawat inap dapat menggunakan beberapa metode yaitu metode ata ent elopmysis dan metode berdasarkan teori Barber-Johnson.

Metode ata elopment ysis merupakan salah satu metode untuk penilaian efisiensi di rumah sakit dengan menggunakan analisis biaya (Cost Benefit Analysis, Cost Effectiveness Analysis, Critical Factor Analysis, Activity Base Costing, Logistic Requirement, Trend, dan Break Even Point), variabel input (jumlah total pekerja rumah sakit, jumlah tempat tidur, jumlah alat, jumlah biaya operasional), dan variabel output (jumlah pasien, jumlah pendapatan bersih, pelayanan sosial lainnya). Selain metode Data Envelopment Analysis terdapat metode perhitungan efisiensi di rawat inap yang lebih cepat, sederhana dan mudah dilakukan oleh rumah sakit tanpa harus membandingkan dengan organisasi sejenis untuk menilai efisiensi dari suatu pelayanan rawat inap dan juga tanpa harus melakukan analisis biaya rumah sakit, teori ini dikenal sebagai teori Barber-Johnson.

Teori yang dibuat oleh Barber Johnson, merumuskan dan memadukan empat parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur untuk bangsal perawatan pasien. Efisiensi pelayanan rawat inap yang berkaitan dengan pemanfaatan tempat tidur yang tersedia di


(22)

5

rumah sakit dengan menggunakan teori Barber-Johnson merupakan salah satu syarat penilaian oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit.

Terdapat beberapa penelitian di rumah sakit lain untuk mengkaji efisiensi pelayanan rawat inap dengan menggunakan grafik Barber-Johnson. Penelitian tersebut diantaranya dilaksanakan di RSUD Pandan Arang Boyolali periode triwulan Tahun 2012 oleh Tri Lestari, dkk. Pada Bangsal kelas III periode triwulan I tahun 2012 yang masuk daerah efisiensi adalah Bangsal Cempaka III sedangkan Bangsal Anggrek dan Bougenfil berada diluar daerah efisiensi. triwulan II yang masuk daerah efisiensi adalah Bangsal Cempaka III sedangkan Bangsal Anggrek dan Bougenfil berada diluar daerah efisiensi. Triwulan III yang masuk daerah efisiensi adalah Bangsal Bougenfil dan Cempaka III sedangkan Bangsal Anggrek berada diluar daerah efisiensi. Triwulan IV yang masuk daerah efisiensi adalah Bangsal Bougenfil sedangkan Bangsal Anggrek dan Cempaka III berada diluar daerah efisiensi.

Penelitian Nisa (2013) di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Berdasarkan teori Barber-Johnson Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan tahun 2012 terlihat bahwa titik temu keempat indikator berada diatas dan jauh dari daerah efisien. Hal ini dikarenakan masih panjangnya angka TOI yaitu mencapai 13 hari dan tingginya ALOS yang mencapai 26 hari.

Rumah Sakit Bakti Timah merupakan rumah sakit tertua dan percontohan di wilayah Provinsi Bangka-Belitung yang sedang dalam proses akreditasi JCI (Joint CommisionInternational). Sarana dan prasarana


(23)

fasilitas pengobatan di Rumah Sakit Bakti Timah cukup lengkap sehingga menjadi pilihan utama masyarakat yang ada di Provinsi Bangka-Belitung terutama di pulau Bangka. Berdasarkan observasi awal di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkal Pinang, didapatkan indikator efisiensi di pelayanan rawat inap tahun 2013 yaitu nilai LOS dari Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang pada triwulan I-IV berkisar antara 2,72-3,09, nilai BOR dari Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang pada triwulan I-IV berkisar antara 60,89%-73,49%, nilai TOI dari Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang pada triwulan I-IV berkisar antara 1,16-2,29 hari, nilai BTO dari Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang pada triwulan I-IV berkisar antara 17,56-20,58 kali. Keempat indikator tersebut tidak sesuai dari ketentuan standar Barber-Johnson.

Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang memiliki 11 ruang rawat inap, salah satunya adalah ruang Anggrek. Ruang Anggrek merupakan ruang rawat inap kelas utama yaitu ruang rawat inap dengan standar di bawah kelas VIP dan diatas kelas I. Berdsasarkan hasil observasi awal ruang Anggrek merupakan ruangan pilihan utama masyarakat Pangkalpinang dan sekitarnya. Hal ini ditandai oleh tingginya nilaid Occupancy Rate(BOR) dibandingkan dengan ruang rawat inap lainnya di RS Bakti Timah Pangkalpinang relatif tinggi berkisar antara 81-96% pada tahun 2012 dan 86-100% pada tahun 2013 sehingga menyebabkan nilai melebihi standar menurut teori Barber-Johnson yaitu antara 75-85%. Hal tersebut menjadi pertanda bahwa tingginya utilitas pemakaian tempat tidur di ruang Anggrek


(24)

7

yang dapat mempengaruhi efisiensi pelayanan rawat inap. Oleh karena itu penelitian difokuskan di ruang Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang.

1 ! "#$%# "# &#'

Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan terdapat beberapa indikator yang belum memenuhi standar Barber-Johnson untuk menilai efisiensi pelayanan rawat inap di Ruang rawat inap Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. Pada triwulan I-IV tahun 2013 ada beberapa indikator tidak sesuai standar teori Barber-Johnson yaitu indikator Turn Over Interval (TOI) yang memiliki standar 1-3 hari didapatkan hasil yaitu triwulan I dengan nilai 0,22 hari, triwulan II dengan nilai 0,25 hari, dan triwulan IV dengan nilai 0,50 hari, dan indikator Bed Occupancy Rate (BOR) yang memiliki standar 75-85% didapatkan hasil yaitu triwulan I dengan nilai 94,17%, triwulan II dengan nilai 93,13%, triwulan III dengan nilai 69,02%, dan triwulan IV dengan nilai 86,64%.

Pada tahun 2014 ruang rawat inap Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang belum melakukan perhitungan efisiensi pelayanan rawat inap pada triwulan I-IV dengan menggunakan perhitungan teori Barber-Johnson sebagai syarat penilaian akreditasi KARS. Selain itu, perlu diketahuinya faktor-faktor penyebab keempat indikator yang mempengaruhi efisiensi menurut teori Barber-Johnson. Untuk mengetahui apakah tahun 2014 ruang rawat inap Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkal Pinang telah


(25)

memenuhi standar teori Barber-Johnson dan faktor yang mempengaruhi nilai keempat indikator perhitungan efisiensi, maka perlu dilakukan penelitian efisiensi pelayanan rawat inap untuk mengetahui efisiensi pelayanan rawat inap dari pemanfaatan tempat tidur. Indikator efisiensi pelayanan rawat inap dengan menggunakan teori Barber-Johnson merupakan salah satu syarat penilaian Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dimana RS Bakti Timah Pangkalpinang memiliki penilaian akreditasi lima dasar dan masih dalam proses untuk akreditasi versi tahun 2012 untuk itu perhitungan efisiensi pelayanan rawat inap dengan teori Barber-Johnson sangat dibutuhkan.

1() *+ ,-./ 0 ../*+/ +12-2 ./

1. Bagaimana gambaran umum Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang ? 2. Berapa rata-rata lama hari pasien dirawat (LOS) di ruang rawat inap

Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang berdasarkan teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014 ?

3. Berapa rata-rata lama hari tempat tidur tidak terisi (TOI) di ruang rawat inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang berdasarkan teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014 ?

4. Berapa persentase tempat tidur yang terisi (BOR) di ruang rawat inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang berdasarkan teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014 ?


(26)

9

5. Berapa frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode (BTO) di ruang rawat inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang berdasarkan teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014 ? 6. Faktor apa saja yang mempengaruhi nilai rata-rata lama hari pasien

dirawat (LOS), rata-rata lama hari tempat tidur tidak terisi (TOI), persentase tempat tidur yang terisi (BOR), dan frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode (BTO) di ruang rawat inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang?

7. Bagaimana gambaran penilaian efisiensi pelayanan rawat inap berdasarkan pemanfaatan tempat tidur dengan menggunakan teori Barber-Johnson di ruang rawat inap Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang pada Triwulan I-IV tahun 2014?

134 56juan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahui gambaran penilaian efisiensi pelayanan rawat inap berdasarkan pemanfaaatan tempat tidur dengan menggunakan teori Barber-Johnson di ruang rawat inap Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang pada Triwulan I-IV tahun 2014.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui gambaran umum Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang.


(27)

2. Diketahui berapa rata-rata lama hari pasien dirawat (LOS) di ruang rawat inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang berdasarkan teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014. 3. Diketahui berapa rata-rata lama hari tempat tidur tidak terisi (TOI) di

ruang rawat inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang berdasarkan teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014.

4. Diketahui berapa persentase tempat tidur yang terisi (BOR) di ruang rawat inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang berdasarkan teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014. 5. Diketahui berapa frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode

(BTO) di ruang rawat inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang berdasarkan teori Barber-Johnson pada Triwulan I-IV Tahun 2014.

6. Diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai rata-rata lama hari pasien dirawat (LOS), rata-rata lama hari tempat tidur tidak terisi (TOI), persentase tempat tidur yang terisi (BOR), dan frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode (BTO) di ruang rawat inap Anggrek di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang.

7. Diketahui efisiensi berdasarkan pemanfaatan tempat tidur dengan menggunakan teori Barber-Johnson di ruang rawat inap Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang pada Triwulan I-IV tahun 2014.


(28)

11

178 9:; < ::=

1787> ?:@ABC; CD A= A

1. Dapat menerapkan keilmuan manajemen pelayanan rumah sakit yang diperoleh di bangku kuliah.

2. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang efisiensi sumber daya di Rumah Sakit.

1787E ?:@AF G H:IJ:KA=

1. Sebagai masukan bagi Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang untuk meningkatkan pengelolaan dalam penyusunan perencanaan selanjutnya.

2. Sebagai masukan kepada bagian rekam medis Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang dalam upaya memanfaatkan data pada rekam medis.

1787L ?:@ABC; CD A= A:;JCD :;jutnya

Sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan dan rujukan oleh peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan efisiensi pelayanan rawat inap rumah sakit.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini berjudul Gambaran Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Teori Barber-Johnson di Ruang Anggrek Rumah Sakit Bakti Timah Pangkal Pinang Triwulan I-IV Tahun 2014 . Penelitian ini dilakukan dengan melihat pemanfaatan tempat tidur menggunakan indikator


(29)

berdasarkan teori Barber-Johnson di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jenis penelitian deskriptif melalui pendekatan retrospektif untuk mengetahui efisiensi yang dihitung berdasarkan empat indikator sebagai dasar pembuatan grafik Barber-johnson. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Waktu penelitian adalah bulan Agustus 2014 - Maret 2015.


(30)

13 MN MOO

PO Q RNS NQTSUP NV N

2WX YZ [\]U\^ _ `

Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan garawat darurat yaitu keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Dalam UU Nomor 44 Tahun 2009 tugas rumah sakit yaitu memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Rumah sakit juga memiliki fungsi diantaranya sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.


(31)

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 Rumah sakit dibagi beberapa jenis yaitu :

1. Berdasarkan Jenis Pelayanan

a) Rumah sakit umum yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

b) Rumah sakit khusus yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

2. Berdasarkan Pengelolaannya

a) Rumah sakit publik yaitu rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba.

b) Rumah sakit privat yaitu rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.


(32)

15

Klasifikasi rumah sakit yang tercantum dalam UU Nomor 44 Tahun 2009 yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit. Rumah sakit umum dan rumah sakit khusus di kategorikan menjadi 4 kelas yaitu A ,B ,C, dan D.

2ab cde d fg hd i

Berdasarkan Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1165/MENKES/SK/X/2007 pelayanan rawat inap adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menginap di Rumah Sakit.

Pembagian ruang rawat inap berdasarkan pedoman teknis bangunan rumah sakit rawat inap kementerian kesehatan yaitu :

1. Untuk ruang perawatan VIP yaitu 18 m2/ tempat tidur ; 2. Untuk ruang perawatan kelas I yaitu 12 m2/ tempat tidur ; 3. Untuk ruang perawatan kelas II yaitu 10 m2/ tempat tidur ; 4. Untuk ruang perawatan kelas III yaitu 7,2 m2/ tempat tidur.

2aj kld mn do p 2ajaq rstp hp o p

Evaluasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah suatu penilaian dimana penilaian itu ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari


(33)

jabatan strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya. Evaluasi adalah suatu proses penelitian positif dan negatif atau juga gabungan dari keduanya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978).

Menurut WHO Suatu cara yang sistematis untuk mempelajari berdasarkan pengalaman dan mempergunakan pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki kegiatan yang sedang berjalan serta meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan masa mendatang.

Menurut Jones (1984) evaluasi adalah suatu aktivitas yang dirancang untuk menimbang manfaat program dalam spesifikasi kriteria, teknik pengukuran, metode analisis dan bentuk rekomendasi. Selanjutnya Evaluasi menurut Griffin & Nix (1991) adalah judgment terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran. Menurut definisi ini selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian. Dengan kata lain evaluasi informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan berikutnya.

2uvuw xyjuan Evaluasi

Menurut Boyle yang dikutip oleh Suharto dalam buku Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial Sosial utama dari evaluasi adalah diarahkan kepada keluaran (output), hasil (outcomes), dan dampak (impacts) dari pelaksanaan rencana stategis. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan yang transparan dan


(34)

17

akuntabel dan harus disertai dengan penyusunan sosial kinerja pelaksanaan rencana yang sekurang-kurangnya meliputi :

1. Sosial masukan 2. Sosial keluaran 3. Sosial hasil

Lebih jauh lagi, evaluasi berusaha mengidentifikasikan mengenai apa yang sebenarnya yang terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program. Dengan demikian evaluasi bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasikan tingkat pencapaian tujuan

2. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran 3. Mengetahui dan menganalisa konsekuensi-konsekuensi lain yang

mungkin terjadi diluar sosial (Suryani, 2010).

2z{z{ |}~  € jenis Evaluasi

Berdasarkan tahapan pelaksanaannya, evaluasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : (Suharto, 2006).

1. Evaluasi tahap perencanaan

Yaitu evaluasi yang digunakan dalam tahap perencanaan untuk mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan kemungkinan terhadap cara pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya.


(35)

2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan

Pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana. Terdapat perbedaan antara konsep menurut penelitian ini dengan monitoring. Evaluasi bertujuan terutama untuk mengetahui apakah yang ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sedangkan monitoring bertujuan melihat pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan, sedangkan evaluasi melihat sejauh mana proyek masih tetap dapat mencapai tujuan, apakah tujuan tersebut sudah berubah dan apakah pencapaian program tersebut akan memecahkan masalah yang akan dipecahkan.

3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan

Dalam hal ini konsep pada tahap pelaksanaan, yang membedakannya terletak pada objek yang dinilai dengan yang dianalisa, dimana tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding rencana tetapi hasil pelaksanaan dibanding dengan rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang akan atau ingin dicapai.


(36)

19

2‚ƒ „…†‡ˆ†‰ Š‹Š Œ Ž†„Š ‰Š ‘Œ ‰Š

Evaluasi tingkat efisiensi merupakan evaluasi tahap pasca pelaksanaan yaitu penilaian terhadap hasil pelaksanaan dibanding dengan rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia seminimal mungkin untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin. Selain itu Evaluasi tingkat efisiensi juga merupakan penilaian terhadap taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output lewat suatu proses.

Efisiensi menurut Atmosudirdjo dalam Soejadi (1996) mengemukakan pengertian efisiensi yang dilihat dari empat sudut pandang sebagai berikut : 1) Efisiensi dilihat dari sudut pandang ilmu teknik adalah buah pikiran

seorang homo technicus , seorang manusia teknika. Efisiensi adalah ratio (perbandingan) antara efek yang tercapai secara riil dan efek yang secara teoritis (harus) dapat dicapai.

2) Efisiensi dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi adalah keseimbangan yang paling baik antara output dan input, antara hasil dan biaya (ongkos) dan sebagainya.

3) Efisiensi dilihat dari sudut pandang ilmu sosial adalah keseimbangan yang sebaik-baiknya antara tingkat rasa puas atau hasil dan derita-derita serta jerih payah (telah) harus dialami guna memperoleh hasil tersebut. 4) Efisiensi dilihat dari sudut pandang ilmu administrasi adalah paduan dari

pada pengertian efisiensi dalam ilmu teknik, ekonomi, dan sosial tersebut diatas.


(37)

2’“ ”• –—–˜™—–š˜›œœ ™œ ™žœ Ÿ œ ¡ ™œ ¢

Efisiensi pelayanan rawat inap merupakan penilaian terhadap pemanfaatan tempat tidur yang disediakan agar sesuai dengan tujuan pemanfaatannya berdasarkan jumlah pasien dan jumlah tenaga medis yang bekerja di ruang rawat inap. Penilaian efisiensi rawat inap dapat menggunakan beberapa metode yaitu metode £ata¤¥¦elopment §¥¨©ysis

dan metode berdasarkan teori Barber-Johnson. Efisiensi pelayanan rawat inap menggunakan teori Barber-Johnson merupakan salah satu prasyarat penilaian oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit.

2’“’ª ”• –— –˜ ™—–«˜ ¬­ ˜® ”¯(Data Envelopment Analysist)

Data envelopment analysist pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes pada tahun 1978 dan 1979. Semenjak itu pendekatan dengan menggunakan DEA ini banyak digunakan di dalam penelitian-penelitian operasional dan ilmu manajemen. Pendekatan DEA lebih menekankan pendekatan yang berorientasi kepada tugas dan lebih memfokuskan kepada tugas yang penting, yaitu mengevaluasi kinerja dari unit pembuat keputusan/UPK (decision making units). Analisis yang dilakukan berdasarkan kepada evaluasi terhadap efisiensi relatif dari UPK yang sebanding. Selanjutnya UPK-UPK yang efisien tersebut akan membentuk garis frontier. Jika UPK berada pada garis frontier, maka UPK tersebut dapat dikatakan efisien ralatif dibandingkan dengan UPK yang lain dalam Peer Group-nya. Selain menghasilkan nilai efisiensi


(38)

21

masing-masing UPK, DEA juga menunjukkan unit-unit yang menjadi referensi bagi unit-unit yang tidak efisien.

Model metode analisis efisiensi DEA yang digunakan dalam penilaian efisiensi di rawat inap rumah sakit yaitu model DEA CRS primal. Model DEA CRS primal yaitu model DEA yang memiliki performansi secara tepat dari cabang terbaik. Faktor yang mendapat nilai bobot yang kecil berarti memiliki pengaruh yang kecil pula terhadap produktivitas. Kemudian dibentukPeer Groupuntuk menentukan arahan perbaikan produktivitas bagi UPK (pelayanan rawat inap) yang tidak efisien dan sebagai salah satu teknik perbaikan origin DEA. Setelah menentukan variabel lalu dianalisis korelasi faktor menggunakan software SPSS dengan metode Correlate Bivariate dengan parameter yang digunakan Pearson Correlation. Variabel yang digunakan dalam menggunakan metode ini yaitu :

a. Variabel Input meliputi jumlah dokter, jumlah perawat, jumlah paramedis, jumlah teknisi, jumlah staff administrasi, jumlah staff lain, jumlah tempat tidur, jumlah alat, jumlah biaya operasional. b. Variabel Output meliputi jumlah keseluruhan pasien rawat inap di


(39)

2°±°² ³´µ ¶µ ·¸ ¶µ ¹º» º ¼ ½ ¸º ¾ ¿ ¼º ¸À º Á  ·¾º Á¼·Ã·¸ Ä·¶ ·Åº ¼º ¸ ¹ ·¾ Æ Ç ÈµÉ ½ ¸À Ê ¸ ·¶µ º

Efisiensi pengelolaan rumah sakit secara garis besar dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi medis meninjau efisiensi dari sudut mutu pelayanan medis dan dari segi ekonomi meninjau efisiensi dari sudut pendayagunaan sarana yang ada (Soejadi, 1996).

Parameter yang umum digunakan untuk mengukur efisiensi rumah sakit adalah ËÌd Occupancy Rate (BOR), Length Of Stay (LOS), Bed Turn Over (BTO), Turn Over Interval (TOI), Net Death Rate (NDR), Gross Death Rate(GDR).

a. Bed Occupancy Rate(BOR)

Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan RS terhadap jumlah tempat tidur dikalikan dengan jumlah hari dalam satuan waktu. Standar nilai Departemen Kesehatan RI tahun 2005 adalah 60% - 85%.

Jumlah hari perawatan rumah sakit Jumlah TT X jumlah hari dalam satu periode b. Average Length of Stay(ALOS)

Average Length of Stay (ALOS), yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu


(40)

23

pengamatan lebih lanjut. Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2005, standar ideal LOS adalah 6-9 hari.

Jumlah lama dirawat

Jumlah pasien keluar (hidup+mati) c. ÍÎd Turn Over(BTO)

Bed Turn Over (BTO), yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode satu tahun). Indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada pemakaian tempat tidur. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Jumlah pasien keluar (hidup+mati) Jumlah tempat tidur

d. Turn Over Interval(TOI)

Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong/tidak terisi ada pada kisaran 1-3 hari.

(Jumlah TT x periode) hari perawatan Jumlah pasien keluar (hidup+mati) e. Net Death Rate(NDR)

Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini ALOS=

BTO =


(41)

memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 dari 1000.

Jumlah pasien mati >48 jam dirawat Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

f. Gross Death Rate(GDR)

Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk 1000 penderita keluar. Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar.

Jumlah pasien mati seluruhnya Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

2ÏÐÏÑ ÒÓÔ ÕÔ Ö× ÕÔØÙÚ Ù ÛÜ×ÙÝÞÛÙ × ßÙ àá Öâ àÔãÙ àä Öàåæâç × Õâ ×

Perhitungan efisiensi rawat inap, jika menggunakan teori yang dikemukakan oleh Barber-Johnson memiliki perbedaan standar tingkat efisiensi dan rumus perhitungan yang berbeda dibandingkan dengan standar dan rumus perhitungan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2005. Rumus yang dikemukakan oleh Barber-Johnson yaitu :

a. Bed Occupancy Rate(BOR)

BOR = O x 100%

A

O = rata-rata tempat tidur yang terisi A = tempat tidur yang siap pakai

Standar nilai BOR menurut Barber Johnson adalah 75% - 85%

NDR = x 1000o/

oo


(42)

25

b. Length Of Stay(LOS)

LOS = O x t

D

O = rata-rata tempat tidur yang terisi T = waktu (hari/bulan/tahun)

Standar nilai LOS menurut Barber Johnson adalah 3-12 hari c. Bed Turn Over(BTO)

BTO = D A

D = pasien keluar (hidup + mati) A = rata-rata tempat tidur siap pakai

Standar nilai BTO menurut Barber Johnson adalah > 30 kali d. Turn Over Interval(TOI)

TOI =

A = rata-rata tempat tidur siap pakai O = rata-rata tempat tidur yang terisi D = pasien keluar (hidup+mati) t = waktu (hari/bulan/tahun)


(43)

2èé êëìíîïð íñëí Johnson

2.6.1 Konsep Barber Johnson

Barry Barber dan David Johnson pada tahun 1973 menciptakan suatu grafik yang secara visual dapat menyajikan dengan jelas tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit yang dilihat dari segi medis dan segi ekonomi. Barber Johnson merumuskan dan memadukan empat parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur untuk bangsal perawatan pasien. Empat parameter tersebut yaitu :

a. Rata-rata lama rawat atauòóerage Length of Stay ( AvLOS).

b. Rata-rata waktu luang tempat tidur terisi atau Turn Over Interval (TOI).

c. Persentasi tempat tidur terisi atauBed Occupancy Rate(BOR). d. Produktivitas tempat tidur atauBed Turn Over Rate(BTO).

Terdapat empat garis bantu yang dibentuk oleh empat parameter Grafik Barber Johnson, yaitu :

a. AvLOS pada umumnya menjadi sumbu vertical. b. TOI pada umumnya menjadi sumbu horizontal.

c. Garis bantu BOR merupakan garis yang ditarik dari pertemuan sumbu horizontal dan vertical, yaitu titik 0,0 dan membentuk seperti kipas. d. Garis bantu BTO merupakan garis yang ditarik dan menghubungkan

posisi nilai AvLOS dan TOI yang sama.


(44)

27

1. Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.

2. Memonitor perkembangan target efisiensi penggunaan tempat tidur 3. Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur antar unit.

(Sudra, 2010)

Menurut Soejadi (1996) Grafik Barber -Johnson bermanfaat untuk mengadakan perbandingan atau dapat digunakan sebagai pembantu untuk menganalisa, menyajikan dan mengambil keputusan mengenai : 1. Perbandingan dalam kurun waktu

Grafik Barber Johnson dapat menunjukkan perkembangan produktivitas dari rumah sakit dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari grafik dan bidang efisiensi.

2. Perbandingan antar rumah sakit

Perbandingan kegiatan antar bagian yang sama di beberapa rumah sakit atau antar bagian di suatu rumah sakit dapat digambarkan pada satu grafik. Dengan jelas dan mudah diambil kesimpulan rumah sakit mana atau bagian mana yang pengelolaannya efisien.

3. Meneliti akibat perubahan kebijakan

Grafik dapat digunakan untuk meneliti suatu kebijakan realokasi tempat tidur atau keputusan memperpendek Length of Stay.

4. Mengecek kesalahan laporan

Dengan menggambarkan ke-empat parameter Length of Stay, Turn Over Interval, Bed Occupancy Rate, dan Bed Turn Over pada satu


(45)

grafik. Laporan dikatakan benar apabila empat parameter tersebut tepat pada posisi grafik tersebut.

2

1. Gambar Sumbu X dan Sumbu Y

Gambar sumbu horizontal X - absis dan sumbu vertikal Y- ordinat. X- absis adalahTurn Over Interval(TOI) dan Y ordinat adalah Length of Stay(LOS) (Soejadi, 1996).

Gambar 2.1 gambar sumbu X-absis (TOI) dan sumbu Y-ordinat (LOS) Sumber: Soejadi, 1996.Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber

Johnson Sebagai Salah Satu Indikator

2. Gambar GarisBed Occupancy Rate(BOR)

a. Gambar garis BOR = 50%, dengan menghubungkan titik (0,0) dan titik (1,1). Penjelasan :


(46)

29

Jikaaverage of beds (O) = 50%, maka O = ½ A. 365 = Jumlah hari dalam setahun

O = Rata-rata tempat tidur yang terisi (average of beds) D = Jumlah Pasien yang Keluar dalam Keadaan Hidup

dan Meninggal (discharges) selama setahun

A = Rata-rata Tempat Tidur yang Siap pakai (Average of available beds).

L = O x 365/D = 1/2 A x 365/D T = ( A- O ) x 365/D

= (A- 1/2A) x 365/D = 1/2A 365/D

b. Gambar garis BOR 70%, dengan rumus yang sama akan menghasilkan 3L = 7T dengan titik (0,0) dan titik (3,7).

c. Gambar garis BOR = 80%, menghasilkan L = 4T dengan titik (0,0) dan titik (1,4).

d. Gambar garis BOR = 90%, menghasilkan L = 9T dengan titik (0,0) dan titik (1,9).


(47)

Gambar 2.2 Garis BOR 50%, 70%, 80%, 90%

Sumber: Soejadi, 1996. isiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber Johnson Sebagai Salah Satu Indikator

3. Garis BTO pada Grafik Barber-Johnson

a. Gambar garis BTO = 30 pasien yaitu membentuk garis dengan titik (12 1/6, 12 1/6).

Penjelasan :

L = O x 365 dan D

T = (A O ) x 365 D

T = (A X 365 ) O x 365

D D

T = 365 A


(48)

31

Menggambar garis BTO 30

B = D/A

30 = D/A, dimana D = 30, A = 1, dan O = 1 L = O x 365/D

L = 1 x365/30 L = 12 1/6

T = 365 A/D

T = 12 1/6

Maka T = 12 1/6 dan L = 12 1/6, sehingga didapat garis dengan titik (12 1/6,12 1/6).

b. Gambar garis BTO = 20 pasien dengan cara yang sama membentuk garis dengan titik (18 ¼, 18 ¼).

c. Gambar garis BTO = 15 pasien membentuk garis dengan titik (24 1/3, 24 1/3).

d. Gambar garis BTO = 12,5 pasien membentuk garis dengan titik (29 1/5,29 1/5).


(49)

Gambar 2.3 Garis BTO 30, 20, 15, 12.5

Sumber: Soejadi, 1996. isiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber Johnson Sebagai Salah Satu Indikator

4. Daerah Efisiensi pada Grafik Barber Johnson

Menggambar daerah yang efisien. Daerah efisien dibatasi oleh garis :

a. TOI = 1 b. LOS = 3

c BOR 75%

Menurut Barber Johnson grafik yang berbeda di luar daerah ini menunjukkan bahwa sistem yang sedang berjalan kurang efisien. Pada satu grafik hasilnya adalah komposisi seperti pada grafik dibawah ini (Soejadi, 1996).


(50)

33

Gambar 2.4 Daerah Efisiensi Pada Grafik Barber-Johnson

Sumber: Soejadi, 1996. isiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber Johnson Sebagai Salah Satu Indikator

2

Untuk menentukan suatu titik efisiensi pada grafik Barber-Johnson dengan menghubungkan nilai LOS, TOI, BOR, dan BTO berdasarkan data dari suatu rumah sakit. Misalnya suatu rumah sakit nilai LOS nya 12 hari, TOI = 3 hari, BOR = 80%, dan BTO = 25 pasien maka hasilnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini (Soejadi, 1996).


(51)

Gambar 2.5 Batas Daerah Efisiensi Pada Grafik Barber-Johnson Sumber: Soejadi, 1996. isiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber

Johnson Sebagai Salah Satu Indikator

2

a. Makin dekat grafik BOR dengan Y ordinat, maka BOR makin tinggi. b. Makin dekat grafik BTO dengan titik sumbu, maka BTO makin

tinggi jumlahnya.

c. Menurut Benjamin dan Perkins (1961), jika rata-rata Turn Over Intervaltetap, tetapiLength of Stayberkurang, makaPercentage Bed Occupancyakan menurun.

d. Bilamana Turn Over Interval tinggi, kemungkinan disebabkan karena organisasi yang kurang baik, kurang permintaan (demand)


(52)

35

akan tempat tidur atau kebutuhan tempat tidur darurat (the level anad

pattern of emergency bed requirements). Turn Over Interval yang tinggi dapat diturunkan dengan mengadakan perbaikan organisasi, tanpa mempengaruhiLength of Stay.

e. Bertambahnya Length of Stay disebabkan karena kelambanan administrasi di rumah sakit, kurang baiknya perencanaan dalam memberikan pelayanan kepada pasien atau kebijaksanaan di bidang medis.

f. Pada grafik Barber-Johnson terdapat suatu daerah yang dibatasi garis:

1.Turn Over Interval =1 hari 2.Turn Over Interval =3 hari

3.Percentage Bed Occupancyminimal 75%

Menurut Barber-Johnson grafik yang berada di luar daerah diatas menunjukkan, bahwa sistem yang sedang berjalan adalah kurang efisien (Soejadi, 1996).


(53)

2ôõ ö÷ øùú ûü ùý÷þøÿ

Kerangka teori efisiensi pelayanan rawat inap rumah sakit menggunakan beberapa metode yaitu metode DEA yang menggunakan beberapa variabel input dan output yang dianalisis menggunakan software spss dengan model Correlate Bivariate menggunakan parameter Pearson Correlationdan metode yang berdasarkan pemanfaatan tempat tidur dengan indikator standar Departemen Kesehatan (2005) dan indikator standar teori Barber-Johnson (1973). Dimana Departemen Kesehatan membuat enam indikator pengukuran efisiensi pelayanan rawat inap dan metode Barber-Johnson menggunakan empat indikator pengukuran efisiensi pelayanan rawat inap. Indikator pengukuran efisiensi pelayanan rawat inap menurut Departemen Kesehatan yaitu Bed Occupancy Rate (BOR), Length Of Stay (LOS), Bed Turn Over (BTO), Turn Over Interval (TOI), Net Death Rate (NDR), dan Gross Death Rate (GDR). Sedangkan indikator pengukuran efisiensi pelayanan rawat inap berdasarkan grafik Barber-Johnson hanya menggunakan Bed Occupancy Rate (BOR), Length Of Stay (LOS), Bed Turn Over(BTO), danTurn Over Interval(TOI). Pada penelitian ini peneliti lebih fokus kepada teori Barber-Johnson yang berarti peneliti melihat hanya dari empat indikator pengukuran efisiensi pelayanan rawat inap karena teori Barber-Johnsn merupakan pengukuran efisiensi rawat inap sebagai salah satu syarat akreditasi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit KARS.


(54)

37

Input Output

Proses

Bagan 2.1 Kerangka Teori Indikator Pengukuran Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Barber-Johnson (1973) Sumber: Soejadi, 1996. Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber Johnson Sebagai Salah Satu Indikator

Data rekam medis: 1. hari dirawat

2. jumlah tempat tidur terisi

3. jumlah pasien masuk dan keluar 4. jumlah tempat tidur

siap pakai

Perhitungan dengan teori

Barber-Johnson

Hasil perhitungan indikator :

1. Efisiensi

pelayanan rwat inap menurut teori Barber-Johnson

2. Bed Occupancy Rate(BOR) 3. Length of Stay

(LOS)

4. Bed Turn Over

(BTO)

5. Turn Over Interval(TOI)

Grafik Barber-Johnson

Efisien

Tidak Efisien


(55)

emenn m dalam pela!anan "a#a inap di " $ah %ki maka dalam e&l% ' pela!anan "a#a inap pen (i% mengambil dimen% ' m efi%'en%') ka"ena dimen%' ini be"kaian dengan a% *+k pela!anan medi% dan a%*+k ekonomi !ang m ,h dielii dengan pengamaan dan pe"hi -gan daa di " $ah %ki .

/pa!a mempe"m ,h pemahaman dalam mengeah ' gamba"an efi%'en%' pela!anan "a#a inap 0ngg"ek) maka penelii memb ke"angka kon%+p !ang diambil da"i eo"i 1a"be" 23ohn% 4- . enelii memfok% 5n peng5"an indikao" men " eo"i 1a"be"2 3ohn% 4- !ang memiliki bebe"apa kelebihan dibandingkan dengan 6epa" emen 7e% +haan !ai adan!a %+bh g"afik !ang %ling be"kaian ana"a keempa indikao" penilaian % +hingga penilaian efi% 'en% ' dapa diliha % +ca"a men!el "h dibandingkan dengan indikao" penilaian da"i 6epa" emen 7e% +ha an !ang han!a meliha %+ca"a pa"%'al diana"a indikao" 2indikao"n!a.

8 anda" !ang di eapkan oleh 1a"be"2 3ohn%4- lebih inggi dibandingkan % anda" !ang elah dieapkan 6epa" emen 7e% +haan dengan pe"hi -9n !ang be"beda.8elain i )dengan adan!a g"afik 1a"be"2 3ohn% 4-dapa memban manajemen " $ah %ki dalam pengambilan % a kebijakan mengenai pela!anan "a#a inap.1e"da%a"kan hal e"% +b penelii


(56)

memb<=> ? @b<=h keAangka kon?ep dengan mengg< Bakan >eoAi CaAbeAD

Eohn? F B Gang mengg< B=kan empa> indika>oA HIJ KLLMNOPL Q R OSI T CU VW X Y IPZS [ \]^S OQT_U `WXH IJaMb PKcIbTCd U WXdan aMbPK cIb ePSIb cOf TdUgW ?@bagai indika>oA penilaian efi? hen? h pelaGanan Aaia> inap beAda? =Akan pemanfaa>an >empa>>id<A j

k@>ode peAhi> < Bl=n efi?hen?h>eoAiCaAbeAD Eohn? F Bmemiliki kelebihan dibandingkan dengan me>ode me>ode mOSO n PcIf \No IPS pPOfQq r q Gai> < peAhi> < Bl=n >eoAi CaAbeAD Eohn?F B lebih m<s=h dilak< t=n kaAena hanGa mengambil da>aDda>a Gang beAh< u< Bgan lang? < Bg dengan Aaia> inap dan pa?hen >anpa peAl<menghi> < Bl anali?h? biaGa ?a> <=n ?@peA>i Gang dig< Bakan dalam me>ode me>ode mOS O nPcIf\NoIPS p POf Qq r q j vi? =mping i> < X me>ode

>eoAi CaAbeADEohn? F B >idak memeAl< tan < Bh> pembanding daAi A< wah ? =ki> lain ?@peA>i Gang dig<nakan oleh me>ode me>ode mOSO n P cIf \No IPS

pPOfQqr q Gang memeAl< tan pembanding daAi < Bh> ?@jeni? TpelaGanan Aaia> inapW daAi A< wah ?aki> lainj

ke>ode >eoAi CaAbeAD Eohn? F B ? =nga> m<s=h < B>< t dig< B=kan dalam peneli>ian dan >idak memeAl< t=n iak> < Gang c< t<p lama < B> < tpeAhi>< Blan efi?hen?h di pelaGanan Aaia> inapj `alah ? => < ke< Bll<xan me>ode CaAbeAD

Eohn? F B Gai>< dipakai ?ebagai indika>oA dalam penilaian akAedi>a? h oleh yz V`Tyomi>e zkAedi>a?hV< wah `aki>Wj


(57)

}np~ €~p~

 ‚oƒ „ƒ

…agan †‡ ˆ‰e‚angka ‰onƒ„p }ndikao‚eng~Š~‚an ‹ŒiƒenƒelaŽanan aa}nap …e‚daƒ‘‚kan…a‚be‚’“ohnƒ”•–ˆ—˜†™ ša›a œekam medi ž

Ÿ  haœ¡diœ¢ £a›

¤  j¥¦lah ›empa› ›id¥œ ›eœ¡i

§  j¥¦lah paien ma¥¨©¢n kel¥aœ ª  j¥¦lah ›empa› ›id¥œ

iap pakai

«eœ¬¡›¥­ ®an dengan›eoœi

¯¢œ°±œ² ³ohnon

´ail peœ¬¡›¥­ ®an indika›oœž

Ÿ  µfiieni

pela¶anan œ£a› inap men¥œ¥› ›eoœ¡ ¯aœ°±œ² ³ohnon

¤  ·¸¹ º»»¼½ ¾¿»À Á¾Â¸Ã ÄÅ ÆÇ §  ȸ ¿ÉÂÊ ËÌ Í¾À

ÃÎÅÏÇ

ª  ·¸¹ м Ñ¿ º Ò¸Ñ Ã ÄÓÅÇ

Ô  Ð ¼ Ñ¿ ºÒ¸Ñ Õ ¿Â¸ÑÒ ¾ÖÃÓÅ×Ç

؜¢fik ¯¢ œ°±œ² ³ohnon

Efisien

Tidak Efisien


(58)

ÛÜÝ Þßà áâáã áäåß æçã áèâçé

êëbel ìíÚîefiniïðñpeòaïðonal

óo ô õö ï÷anïð îefiniïðñpeòaïðonal øaòa ùkõò øaòa úengambilan îa÷a ûnï÷òõüen úeneli÷ian

ýaïðl ùkõò þ ÿfi ien i

pelaanan aa inap men eoi abe ohn on

ÿfi ien i beda akan keempaiik indikao dalam gafik abe ohn on mengg kan

anda pehi an eoi abe ohn on

emban gafik beda akan pehi an abe ohn on dan dienikan dalam daeah efi ien i

a il pehi an empa indikao dima kan ke dalam afik abe ohn on mengg kan

comp e

omp e þÿfi ien jika nilai indikao

a = 75%-85% b. LOS = 3-12 hari c. BTO = > 30 d. TOI = 1-3 hari 2. Tidak Efisien (diluar dari standar Barber-Johnson)

2

!"# $ %(BOR)

Prosentase pemakaian tempat tidur pada triwulan waktu (91-92 hari)

Menghitung dengan rumus BOR berdasarkan

Barber-Johnson : BOR = O x 100/A O = rata-rata

tempat tidur yang terisi A = tempat

tidur yang siap pakai

Telaah dokumen bersumber dari sensus harian yang diperoleh dari ruang rawat inap

berdasarkan formulir sensus harian yang direkapitulasi setiap bulan Diambil data lama

dirawat, waktu dan jumlah tempat tidur

Pedoman telaah dokumen (sensus harian rawat inap dalam 1 tahun) berdasarkan teori Barber-Johnson efisiensi di pelayanan rawat inap

Efisien apabila masuk ke dalam standar BOR berdasarkan Barber-Johnson yaitu 75%-85%


(59)

( )*+, - ./01-23 4 567 8

9a:a;<a:a lama <a=a: >eo<ang pa>ien

?enghi:@AB dengan <@ C@ >56 7 be<da>a<kan Da<be< ;Eohn>on F 567 = O x t/D O = rata-rata

tempat tidur yang terisi t = waktu

(91-92 hari)

Telaah dokumen bersumber dari sensus harian yang diperoleh dari ruang rawat inap

berdasarkan formulir sensus harian yang direkapitulasi setiap bulan Diambil data lama

dirawat, waktu, dan jumlah pasien keluar

Pedoman telaah dokumen (sensus harian rawat inap dalam 1 tahun) berdasarkan teori Barber-Johnson efisiensi di pelayanan rawat inap

Efisien apabila masuk ke dalam standar LOS berdasarkan Barber-Johnson yaitu 3-12 hari

4 G*HIJK+L M*K (BTO)

Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam periode triwulan (91-92 hari)

Menghitung dengan rumus BTO berdasarkan Barber-Johnson : BTO = D / A D = pasien

keluar (hidup + mati) A = rata-rata

tempat tidur siap pakai

Telaah dokumen bersumber dari sensus harian yang diperoleh dari ruang rawat inap

berdasarkan formulir sensus harian yang direkapitulasi setiap bulan Diambil data jumlah pasien keluar dan jumlah tempat tidur

Pedoman telaah dokumen (sensus harian rawat inap dalam 1 tahun) berdasarkan teori Barber-Johnson efisiensi di pelayanan rawat inap

Efisien apabila masuk ke dalam standar BTO berdasarkanBarber-Johnson yaitu >30 kali dengan nilai ideal 40-50 kali


(60)

P QRS TU VWS X TYWS VZ[\] ^_`

aabacdaba hadi dimana bempabbide dbidak dibempabi dadi belah diifi ke faabbedifi bedikebnga

henghibeij dengan de kef] ^_ beddafadkan ladbed cmohnfon n ]^_ =((A-O)x t)/D

A = rata-rata tempat tidur siap pakai O = rata-rata

tempat tidur yang terisi D = pasien

keluar hidup& mati t = waktu

(91-92 hari)

Telaah dokumen bersumber dari sensus harian yang diperoleh dari ruang rawat inap

berdasarkan formulir sensus harian yang direkapitulasi setiap bulan Diambil datajumlah tempat tidur, lama dirawat, waktu, dan jumlah pasien keluar

Pedoman telaah dokumen (sensus harian rawat inap dalam 1 tahun) berdasarkan teori Barber-Johnson efisiensi di pelayanan rawat inap

Efisien apabila masuk ke dalam standar TOI berdasarkan Barber-Johnson yaitu 1-3 hari


(61)

|}~ € ‚ ƒy€€„‚ …‚ †

‡eniˆ peneli‰ian ini adalah Š‹ŒrŽiŠ rŒŒ‘ ’“s ”ai‰• peneli‰ian ”ang be–‰ •— •˜n membe–ikan ˆol•ˆi ‰e–hadap maˆalah™maˆalah ope–aˆional dalam pelakˆanaan p–og–am a‰a• kegia‰an ”ang haˆiln”a dipe–g•šakan •š ‰•› memban‰ • pemecahan maˆalah ‰e–ˆeb•‰ dengan ‰e‰ap mengg•šakan me‰ode ilmiahœ elain i‰ •ž Š‹Œ ‘ Ž Ÿ Š ‘Œ  Œ‘ ’ “ menen‰•›˜n ˆ‰a‰•ˆ a‰a• ‰ingka‰ maˆalahž ‰indakan a‰a• in‰e–¡¢nˆi pemecahan maˆalah ˆe– ‰a memb•˜‰ hipo‰eˆiˆ peningka‰an kine–ja p–og–am£

¤eneli‰ian ini peneli‰i akan mengambil da‰a da–i –ekapi‰•¥aˆi ˆenˆ •ˆ ha–ian –a¦ ˜‰ inap §šgg–ek ¨ •©ah aki‰ ªak‰i «imah ¤angkalpinang ‰ –i¦•¥an

¬™¬­ ‰ah•š ®¯°oœ ± ˜ˆil pe–hi‰ •š²˜n efiˆienˆi dig•š ˜kan •n‰•› menggali dan menjelaˆkan fak‰o–™fak‰o– pen”ebab pada maˆa lampa• ³memandang kebelakang´ dengan meliha‰ ˆimp•¥an ³efiˆien a‰a• ‰idak efiˆien pela”anan

–a¦ ˜‰ inap´ ”ang ‰elah di ‰e‰apkan melal•µ pe–hi‰ •š² ˜n indika‰o–™indika‰o– efiˆienˆi di pela”anan –a¦ ˜‰ inap men•–•‰ªa–be–™‡ohnˆonœ

|}¶ { ·¸ †ƒ‚¹ †º†¸ …»y€€„‚ …‚ †

¤eneli‰ian ini dilakˆanakan di ¨ •©ah aki‰ªak‰i « µmah ¤angkal ¤inang ”ang be–alama‰ di ‡l ª•›µ‰ ªa– •ž ªa‰in « µkalž «aman a–i¼ ½‰a ¤angkal ¤inang


(62)

À ÁoÂÃnÄi ÅangkaÆÅeliÇÈÉÊË ÀeneliÇian ini dilakÈÌÍn dimÈÎai Äejak Ï ÊÈÄÇÈÄÐÑÒ¾ ÆÓaÁeÇÐÑÒ¿Ë

ÔÕÖ ×Ø Ù ÚÛÜÝØÞßØ ß àáâ á ÝØ

ãÈ ä åek infoÁman peneliÇian ini adalah æepala ç ÈÍng çekam ÓediÄ è ÀeÁaéÍÇÁÈang ÁaéÍ Ç inap Ï ÉÊÊÁekèêÍn ã Çaf adminiÄ Ç ÁaÄiË

ÔÕ Ô ÞßØ ëìÜí ìàÝØîÝâÝ ÔÕ ÔÕï ðìÜñ ßÛòÝâÝ

Ò Ë óÍ Ça ÄekÈ Éêô Á

óÍ Ça ÄekÈ ÉêeÁ dipeÁoleh daÁi Çelaah dokÈ õen caÇaÇan Áekam mediÄ ç È õah ãakiÇ ÅakÇi öÃmah Àangkalpinang melipÈ Çi haÁi peÁaéÍÇanè jÈ õlah ÇempaÇ ÇidÈ Á ÇeÁiÄiè jÈ õlah paÄien maÄÈÌ dan kelÈÍ Á jÈ õlah

ÇempaÇ ÇidÈ Á Äiap pakai ÈnÇÈÌ menghiÇÈ ÉÊ indikaÇoÁ Å ÷ç è Ï ø÷ãè Å ö÷ dan ö÷ ù pada peÁiode ÇÁiéÈÎan ùÆ ÇÁiéÈÎan ùú öÍhÈ É ÐÑÒ¾Ë ÏêÍnåa keÇeÁbaÇaÄan daÇa ÄekÈ ÉêeÁ åaiÇÈ ÂÍlidiÇaÄ daÇa Çidak biÄa diÈÌÈ Á kaÁena bÈÌÍn peneliÇi åang meÁekam dan mencaÇaÇ daÇaË

ÐË óÍ Ça pÁimeÁ

óÍ Ça pÁimeÁ didapaÇkan daÁi éaéÍncaÁa ÇeÁhadap ÄÈ äåek peneliÇian åaiÇÈ æôpala ç ÈÍng çekam ÓediÄ èÀeÁaéÍ Ç ÁÈÍng ÁaéÍ Ç inap Ï ÉÊÊÁekè dan ã Çaf adminiÄ Ç ÁaÄi mengenai fakÇoÁ ÆfakÇoÁ åang mempengaÁÈûà keempaÇ indikaÇoÁ efiÄienÄi menÈ ÁÈ ÇÇeoÁi ÅaÁbeÁÆüohnÄonË


(63)

laah doken

eliha dan mencaa daa ang dibn k pehi gan keempa indikao efiieni men eoi abeohnon a ang diambil me!kan daa ekapi"ai en haian a#a inap ang beada di

ng ekam medi $ %a#ncaa

a dipeoleh dai ##ancaa idak e &enelii menggakan meode # #ancaa idak e ' akni ##ncaa ang beba dimana penelii idak menggakan pedoman # #ncaa ang elah

e ecaa i emai eapi hana bedaakan hail pehi(an keempa indikao efiieni a didapakan dengan caa # #ancaa bedaakan hail pehi (an ang elah dilakkan dengan menggali fakofako ang mempenga) keempa indikao ehadap efiieni

ang me!akan daa inp keempa indikao dan fako lainna * il # #ancaa digkan mendg dan mempek hail pehi(n ang elah dihi ( bedaakan eoi abe ohnon

%a#ncaa ekai dengan fako dai inp +lama dia# ' jlah empaideii' jlah paien madan kela jlah empaid iap pakai,ang mempenga) efiieni a# inap


(64)

/0/01 23 4 567 893: 93 ;78 :7 < =3>=5= ?@ A BCDE FGHIE JKLMNOP

QndikaRoS A BCDE F GH IE JK LMN OP didapaRkan dengan menggTUVkan inWRST Xen Relaah dokT Xen Yang beSiWi pandTan pengambilan daRaZdaRa daSi SekapiR T[aWi WenWTW haSian Sa\aR inap STang anggSek Welama WaRT

RahTUpada RahTU ]^?-Yang melipTRi lama diSa\aR _jTXlah haSi_ jT Xlah paWien kelTVS@

]@ ` abCcd BbeCE BbdJfLg NQP

QndikaRoS ` abC cdBb eCEBb dJf LgNQP didapaRkan dengan menggTUVkan inW R ST Xen Relaah dokT Xen Yang beSiWi pandTVn pengambilan daRaZdaRa daSi SekapiR T [aWi WenW TW haSian Sa\aR inap STVng anggSek Welama WaRT

RahTU pada RahTU ] ^?- Yang melipTRi lama diSa\aR_ jTXlah haSi_ jT Xlah paWien kelTV S _hT Xlah RempaRRidT SReSWedia@

i@ jBkcllamJ C lKnJEBLo N p P

QndikaRoS jBk cl lamJClK nJE B LoN p P didapaRkan dengan menggTUVkan inW R ST Xen Relaah dokT Xen Yang beSiWi pandTVn pengambilan daRaZdaRa daSi SekapiR T [aWi WenW TW haSian Sa\aR inap STVng anggSek Welama WaRT

RahTU pada RahTU ] ^?- Yang melipTRi lama diSa\aR_ jTXlah haSi_ jT Xlah RempaRRidT SReSWedia@

-@ jBk` ab CcdBbL ogNP

QndikaRoS jBk ` ab C cd Bb L ogN P didapaRkan dengan menggTUakan inW R ST Xen Relaah dokT Xen Yang beSiWi pandTVn pengambilan daRaZdaRa


(65)

da i ekapi a i en ha ian a a inap ng angg ek elama a

tahuz pada tahuz {|}q ~ang melipu ti ju lah pawien kelu ys€ julah tempattidusteswedia

‚ƒ„ …†‡ ˆ‰Š ‹Œ ‹‡ ‹Ž‹  ‘ ’““ ”•–—˜™

š ›lakuœyn pengu puvan data di su yng sekam mediw uz tuœ mempesoleh sekapituvawi enw uw ž ysian Ÿax yt  nap ¡  žŸ ¢ su yng sax yt inap £zggsek welama tahuz {|}q ~ang dicatat tiap buvan ~ang besiwi lama hasi disaxat€ ju lah tempat tidus tesiwi€ ju lah pawien maw uœ dan keluas€ dan ju lah

tempattiduswiap pakai ¤ ¥¦— –—˜™

etelah data diku puvkan kemu§›an data teswebu t dikosekwi dengan casa membandingkan data ~ang telah disekap di suyng sekam mediw dengan data

sekapituvawi enw uw žasian Ÿax yt  nap ¡  žŸ ¢ pada suang saxyt inap £¨ybila ada pesbedaan data antasa data di sekam mediw dengan data di su yng saxat inap maka data diedit wew uyi dengan ~ang ada di su yng saxat inap

• ‘ “ © ©— ª— •–— ’˜

«engelompokkan data ~ang telah dipesoleh uz tuœ memu§ yhkan dalam peshituz¬yn š yta uz tuœ peshituz¬yn ­”¦ ® • •¯ ° ˜ •± ²–” ¡³´ Ÿ ¢ ~ait u lama disaxyt € xyktu dan ju lah tempat tidus € uz tuœ µ ”˜™ –¶ ’ª ·– ±¡ ¸´¢


(66)

»ai¼ ½ lama di¾a¿ À¼ Á ¿ak¼ ½Á dan j½Âlah paÃien kel½À¾Á ½Ä¼ ½Å Æ ÇÈ É Ê ËÌÈ ÍÉ Î ÌÈËÏÐ ÑÒÓÔÕ »ai¼ ½ j½Âlah ¼empa¼ ¼id½¾Á lama di¾a¿À¼Á ¿ak¼ ½Ádan j½Âlah paÃien kel½À¾Á ½Ä¼½ÅÖ Ì× Æ ÇÈ ÉÊ ËÌÈÑ ØÒÓ Õ »ai¼ ½j½Âlah paÃien kel½À¾ dan j½Âlah ¼empa¼¼id½¾Ù

dÙ Ò Àb½ÚaÃi

Û À¾i haÃil peng½Âp½Úan da¼a »ang ¼elah dikelompokkan kem½ÜÝan da¼a dimaýÅÅÀn ke dalam ben¼½Å ¼abel pe¾hi¼ ½Ä Þan pe¾ indika¼o¾ ½Ä¼½Å mem½Ü Àhkan pe¾hi¼ ½ÄganÙ

eÙ ßen»ajian Û À¼a

àe¼elah da¼a dimaýÅÅÀn ke ¼abel dan dihi¼½Ä Þkem½ÜÝan haÃil pengolahan da¼a diÃajikan dalam ben¼½Åá ¾afik Øa¾be¾ âãohnÃonÙ

äåæ çè éê ëì ë ìíéîé

ïÄ ÀliÃià da¼a »ang dig½nakan adalah analiÃià Ãeca¾a deÃk¾ip¼ifÙ ïÄaliÃià deÃk¾ip¼if adalah analiÃiûang dig½Äakan ½Ä¼ ½Å menganaliÃià da¼a dengan ca¾a menggamba¾kan da¼a »ang ¼elah ¼e¾k½Âp½Ú Ãebagaimana adan»a ¼anpa be¾makÃ½Ü memb½À¼ Ãimp½Úan »ang be¾lak½ ½n¼½Å ½Â½Â a¼a½ gene¾aliÃaÃi


(67)

pe hi an be da a kan a be

ohn÷on aiùõ

ô = O x 100%

A

O = rata-rata tempat tidur yang terisi A = tempat tidur yang siap pakai

Indikatorü ýþÿ ý (BOR) dikatakan efisien apabila masuk ke dalam standar Barber-Johnson yaitu 75-85%.

Rumus perhitungan ý (LOS) berdasarkan Barber-Johnson yaitu :

LOS = O x t D

O = rata-rata tempat tidur yang terisi t = waktu (hari/bulan/tahun)

Indikator ý (LOS) dikatakan efisien apabila masuk ke dalam standar Barber-Johnson yaitu 3-12 hari.

Rumus perhitungan üýþ ÿý (BTO) berdasarkan Barber-Johnson yaitu :

BTO = D A

D = pasien keluar (hidup + mati) A = rata-rata tempat tidur siap pakai


(68)

ndikao ! "#$ % & # '()*+ dikaakan efi,ien apabila ma,-. ke dalam ,anda(abe/0ohn,on 1ai -2ebih dai 34.5li6

7 -8 -, pehi -9:an ! "#$ %& # ;$ <# &=> ')*+ beda,akan (abe / 0ohn,on 1ai -?

)* =

A = rata-rata tempat tidur siap pakai O = rata-rata tempat tidur yang terisi D = pasien keluar (hidup+mati) t = waktu (hari/bulan/tahun)

Indikator ! "#$ %& # ;$ <# &=> (TOI) dikatakan efisien apabila masuk ke dalam standar Barber-Johnson yaitu 1-3 hari.

Rumus mendapatkan nilai O (rata-rata tempat tidur terisi) yaitu : O = Total Lama Dirawat per waktu

lama dirawat = pasien awal + pasien masuk + pasien pindahan - pasien dipindahkan - pasien keluar hidup - pasien keluar mati kemudian jumlahkan lama dirawat tersebut selama satu tahun.


(69)

FGH GI JKI LIMN JOJPOJIQEI R ST

FGHGH E UVI LIQPuJIQEI R St BI RtSWSJIQXIMYR IZ[SMIMY

\]^_` a _bc d B_b dc ec ^_ ` P_fgb _h ic f_f g _j _h _` \]^_ ` a _bc d kldcfgb_ d blh_ k C ^ch cb m_n_ k_f B_b dc e c ^_`o n_f g dlph ld_b jc J_h _f B]bcd B_p]o B_dcf ec b_ h o e_ ^_f a _pc Kq d_ P_fgb_h Pcf_f g Ppqrcf kc B_f gb_sBlhcd]fgt \]^_` a _bc d c fc i_j_ _u _hf n_ ^lp ]i_b_f k lv ]_`

\]^_ ` a _bc d n_f g jc jc pcb_f qh l`ilp ]k _ `__f Hc f jc_ Blh _f j_ B_fb_ ecf wcffc fgvljpc xyzBew{klbc d_pd_ `]f|}~~t

a l dlh _` bl^l pjlb_ _f B_fb _ ecf wc ffcfgvl jpcx y zBe w { jcf_ kcqf_h c k_ kc b_f ^_b_ ilp ]k_ `__f c fc k l ilf ]`fn_ ^c hc b fl g_p _ i_ j_ d_ `]f |}@ o f_^ ]f i_j_ d_ `]f |}€ }s|}}~ ilp]k_ `__f c fc ^c hc b Pet ec^_ `j_fk d_ d]kilp ]k_ `__f^lfx _jc\]^_`a _bcdfc de_ ^v_fgb_plf_ _ j_fn_ plk dp]b d ]pck_ kc ilp]k_ `_ _f ^_b_ \ ]^_ ` a _bcd jcblh qh_ kl‚_p _ dlp ic k_ ` zau_blhqh _ { qh l` i_p_ jqb dlp n_f g j]h] vlblpx _ jc Pe t ec ^_ ` evb z |}} s|}}ƒ {oi_ j_ u_b d ]cd]\ ]^_ ` a _bc d ^lf j_i_ d k ]v kcjc vlp ]i_ g_xc b_pn_u_f klh_ ^_ |@ v ]h _f j_f i_ j_ d_ `]f |}} jc vlf d]b m _n_ k_f B_b dc e c ^_ ` klv_ g_c v_j_f `qb ]^ n_f g _b_f ^lfglhqh_ \]^_ ` a _bc dt Plfg`cv_ `_f d_f_ `o v_f g]f_f j _f _h_ ds_h_ d bl jqb dlp_f o _h_ d b l kl `_d_f o


(1)

Y Z [\ Z]^_ `\ Za Z

bcde fg fhijkllmj nfof pqg qobcgd odre sfr dtug fvwfxdejyfxfsefz{ |}~ sqr r

bd cd h yf€ ugd j ‚‚ƒj bofd rf ido „x fe …†dr dqor d { oe ux nqod o „xfexfo

~ s€ cuxe d‡ defr |oref frd t fˆ fe |of‰ Š|t‹ bŒ  qo „fo n qo „„uofxfo nqe€ c q

bib … ‹Ž…~ n…‹i b ‹b ‘w|w Š…bŒj n fcduoz {od‡ qs rd efr

~qg’ fo„uo fo‹fr d€ ofo“‡ qe qsfo”yfˆ fi dgus

bre sd qh qoo •j kll‚j ~qsfo–fo „fo n€ cq ~qoqoeufo w efocfs |ocdxfe € s

— q’ qsvfrd fo ~qf •fofo tugfv wfxde —q fr ˜ d ~ s€‡ dor d t dfuj  q‰€xz

{ od‡ qsr de fr|oc€ oqr df

 fs gfoe € h tj‚‚™j—d fen qo„q€ ftug fvwfxdejyfxfsefzš d‰€ xs fe qr

 q‰fse qgqo ~qocdcd xfo cfo — q’ ucf•f foj ‚™ › j — fg ur œqr fs œfv fr f |o c€ oqr dfj

yfxfsefzœffd~urefxf

v fs gfˆfoh ‘ jklljwdreqg |o†€ sg frd…† dr dqor d~qo„„uof fo iqg‰feid c us {ode

t fˆ fe |of‰ c qo „fo nqo„„uo fxfo |ocdxfe €s žsf† dx œfs’ qs y €v or€ o cd

tug fv wfxde ~foed Ÿ d frf ˜defs ug wqgfs fo„j wqgfs fo„z {od‡ qs r def r

d‰€ oq„€ s€wqg fs fo „

 ˆ dfoe € hcxxjklkjbo f  dr dr… †d rd qord~q f•f ofotfˆfe|o f‰œqscfr fsxfožs f†d x

œfs’qs y €v or€ o ~fcf œfo„rf — q fr |||  d t ruc ~focfo bs fo„ œ€•€ f  d

~qs d€ cqis dˆ ufoi fv uoklk j—fs fo „b o •fszb~|— …wn des fšur fcf

šfse€ o€ hj ‚‚j|ocdxfe€s ~qofg ‰d fo ~qod fdfo t ugfv wfxdej y fxfsefj ˜qs gd o


(2)

 ¡¢£ ¤¥¡¦§ ¨ © ª«¬«© ­ ®¯ ¤¥¡° ¡¦ ­ ±²³± ¡¯ ´±¡µ£ ¶ ·¡± ¤®± ¸²¹¦¢ ²¦ º£ » ¥¯¡¹ ¨ ¡¶£ °

¼¯ ¥¯½£ °± ¡¨ ®¾ ¡°£½®º ¡¦¿¡¹¥¦ª«¬«©½®º¡¦À¼¦£ Á®±¢£°¡¢¨ ¥¯¡°®±¡¼°¡± ¡

¸²¦® ¢§  ¹¡±Ã®¢ Ä© ¬ÅÆÇ© ­ ® ¦³¡¦°¡± È® ¤£¾¡¶ ¡¦ ­¥¤Ã£¶ É ­¥¤Ã£ Ê ­ ²Ã£ Ê Ë Ì© ¸¡¶ ¡±° ¡ À

» ¡¾ ¡Í ¡Ã£­ ±® ¢ ¢

È®¯ ®¦° ®±£¡¦ È ®¢ ® ¹¡° ¡¦ »©Î© ª««Ï© ÈЭ ½ ÐÑÈ Ð¨

Ñ Ä© ¬¬ÒÓÔ½ ÐÑÈ Ð¨Ô¨ È ÔÕ Ô ª««Ï ¿®¦°¡¦ ³ ­²Ã ¡ ¿¡±£ µ » ¥¯¡¹ ¨ ¡¶£ ° ·¡º¡¦

Ö¡ Ë¡ ¦¡¦¼¯ ¥¯

È®¯ ®¦° ®±£¡¦ È ® ¢® ¹¡°¡¦ »©Î© ª««Å© ¼¦º ¡¦ ³×¥¦º ¡¦³ Ѳ¯²± ÇÇ ¿¡¹¥ ¦ ª««Å

¿® ¦°¡¦³»¥¯ ¡¹¨¡¶£°

È®¯ ®¦° ®±£¡¦ È®¢® ¹¡°¡¦ »©Î© ª«¬¬© ¸¥¶ ¦£ ¢ ¨Î»¨ ª«¬¬ ¨ £ ¢° ®¯ Φµ²±¯¡¢£ » ¥¯ ¡¹

¨¡¶£ °

È®¯ ®¦° ®±£¡¦ È® ¢® ¹ ¡°¡¦ »©Î© ª««Ò© ­ ®º ²¯¡¦ ¿®¶ ¦£ ¢ ¨¡± ¡¦¡ º ¡¦ ­ ± ¡¢ ¡± ¡¦ ¡

·¡¦ ³¥¦¡ ¦Î¦¢° ¡Ã ¡¢£» ¡Í¡°Î¦¡Øɼ¯ ¥¯ Ì

½ ¡±º£Ë²¦²§ º¶¶© ª«¬¬© ­ ® ¦£Ã¡£ ¡¦ е£¢£ ® ¦¢£ ­ ® áˡ ¦ ¡¦ » ¡Í¡° Φ¡Ø ·®±º¡¢ ¡±¶ ¡¦

´ ±¡µ£¶ ·¡± ¤®± ¸²¹¦¢²¦ º£ » ¥¯¡¹ ¨¡¶£ ° ¼¯¥¯ Ù ¡®±¡¹ ¨ ±¡ ³® ¦ ­ ® ±£ ²º®

¿±£ Í ¥Ã¡¦¿¡¹¥¦ª«¬¬©È¡± ¡¦ ³¡¦ Ë¡± ÀÚ­ÎÈШ½£°± ¡  ¥¢¡º¡È¡± ¡¦ ³¡¦Ë¡±

½®¦¡Ø § ª« «Ï© Ú¦ ¡Ã£ ¢£ ¢ Úà ¡¢¡¦ ­¡¢£® ¦ ­¥Ã ¡¦³ ­¡¶ ¢¡ ÉÙ£¢Ê ¹¡±³® Ú ³¡£ ¦¢° ½®º£ Ê¡Ã

ÚºÁ£Ê®Ì Ù £ »¨¼Ù ­±¡Ë¡ È ¡¤¥Ø ¡° ® ¦ Ö²¯¤²¶ ¿® ¦³¡¹ © Û ²³Ë¡¶ ¡±°¡ À

¼ ¦£Á®±¢£ ° ¡¢´ ¡º ¾¡¹½¡º ¡

Ö® ¢°¡±£ § ¿±£ § º¶¶© ª«¬ª© Ú¦¡Ã£ ¢£ ¢ е£¢£® ¦¢£ ­ ®¦³³¥¦¡ ¡¦ ¿®¯Ø ¡° ¿£ º ¥± Ù£ ¼¦£°

­ ® à ¡Ë¡ ¦¡¦ ­ ®¦Ë¡¶£ ° Ù¡ ᯠ٣ ·¡¦ ³¢ ¡Ã ®¯ Ø ¡¶ ¡ ¬ Ù ¡¦ ®¯ Ø ¡¶ ¡ ª

·®±º¡¢¡±¶¡¦ ´± ¡µ£ ¶·¡±¤®± ¸²¹¦¢²¦ Ù£»¨¼Ù È ¡¤¥Ø ¡° ® ¦ ¨ ¥¶ ²¹¡±¾ ²¿¡¹¥¦


(3)

ÜÝÞ ßà áâ ãäåæâç Ýèéßê ßè ëìß íÝî ïßìðñì òóôèÞóè çñìôßõßö ÷ñ øßè íßßùßè ú ß ìßèß õ Ý

ûê øß ôú ß îÝùòÝüßý ûâú óñ ôßìù óþñ ñìõéßèâòß îßìù ß ÿ è ÝñìÞ Ýù ßÞÞ ß èê

ûñÞ ößùÝà õ îîâ ãääåâ ÷ ñèñìßößè ñù óõñ ïßìð ñì òóôèÞóè èù ê î ñè Ý ß Ý íÝÞ ÝñèÞ Ý

÷ñ ß ß èßè ûê øß ô ú ßîÝù õ Ý èõ óè ñÞÝßâ ú êìßðßßÿ ÷êÞßù ÷ ñè ñ ÝùÝßè õ ßè

÷ñè ñ øð ßèßè÷ñ ßß èß èõßèç ñîè ó ó ÝñÞ ñ ôßù ßè

ûÝßõ Ý à ú â å â ÷ ñè Ý ß Ýßè ñøðß Ý ÷ñè êèß ßè ñù óõß ïßìðñì ò óôèÞ óè õß ß ø

÷ñè Ý ß Ýßè íÝÞÝñèÞÝ ÷ ñß ß è ßè ûê øß ô ú ß îÝù õ Ý èõ óèñÞ Ýßâ ò ß îßìù ß ÿ ñìø Ýè

ý êè Ýßñõ óîù ñìßè

ûêÞ ù Ýßèùóà â ãäåäâ úùßù ÝÞ ù Ý î ûê øß ô ú ß îÝù èù ê î ÷ñè ß øð Ý ßè ñö êù êÞ ßèâ

ó ßîßìùß ÿëìß ôßøê

ú ßìÝ à â ãää â ëß øðß ìßè ÷ñè ÝßÝ ßè íÝÞ ÝñèÞ Ý ÷ñ ßß èßè ûßüßù èßö ïñ ìõ ßÞ ßì îßè

ëìß íÝî ïß ìðñì òóôèÞóè õ Ý ûê øß ô ú ßîÝù þßéÝ ñõßè ç ßôêè ãääæãä äâ

ñõßè ÿ è ÝñìÞÝù ßÞú ê øßùñìßêù ß ìß

úÝ øßùêößè à ú â ãääâ íÝÞ ÝñèÞÝ ÷ñè ñ óßßè ûêøßô úßîÝù ïñìõßÞß ì îßè ëìß íÝ î

ïßìð ñì òóôèÞ óè õ Ý ûê øß ô úßîÝù øê ø ÷ óìÞ ñ ß ßðêößù ñè çóðßú ß øóÞ Ý ì

çß ôêèå ãääæâñõ ß è ÿ è ÝñìÞÝù ßÞú ê øßù ñìß ùßìß

úóñéßõ Ý à ý þþú â å â íÝÞÝñèÞÝ ÷ñèñ óßß è ûê øß ô ú ß îÝù ëìßíÝî ïß ìðñì

òóôèÞóèú ñðß ß Ýú ßß ôú ßùêèõ Ý îßù óìâ ò ßîßìùß ÿßù Ý ßïÝèß

ú ê ôßìùóàõ Ýâãääâñð Ýé ß îßèúóÞÝß àß îß ß ôú ñøÝèßìâïßèõêè

ú êìßè Ý à â â ãäåäâ ßêßÞÝ ÷ñ ß îÞ ßèßßè ÷ì óìßø ïßèùêßè ßèÞ êè çêèß Ý ýÝ

ñêìß ôßè ßøöêè ïßìê ñ ß øßù ßè ñõ ßè ß Ý øóóè óùß ñõßèâ


(4)

Lampiran 2


(5)

Lampiran 3


(6)

Lampiran 4