7
Berkaitan dengan hal tersebut, menarik untuk dilakukan kajian tentang proses peralihan hak milik atas tanah yang diperoleh melalui warisan. Oleh
karena itu dilakukan penelitian dengan judul: “Pelaksanaan Pendaftaran Hak
Milik Atas Tanah yang Diperoleh Melalui Pewarisan di Kabupaten Sukoharjo
”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang maka yang menjadi pokok bahasan atau permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan pendaftaran hak milik atas tanah yang diperoleh
melalui pewarisan di Kabupaten Sukoharjo? 2.
Hambatan-hambatan apa sajakah yang muncul dan solusi yang dapat diambil pada pelaksanaan pendaftaran hak milik atas tanah yang diperoleh
melalui pewarisan di Kabupaten Sukoharjo?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk menganalisis pelaksanaan pendaftaran hak milik atas tanah yang diperoleh melalui pewarisan di Kabupaten Sukoharjo.
2. Untuk menganalisis hambatan yang muncul dan solusi yang diambil pada
pelaksanaan pendaftaran hak milik atas tanah yang diperoleh melalui pewarisan di Kabupaten Sukoharjo.
8
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut: 1.
Manfat Teoritis Secara teoritis diharapkan penelitian ini sebagai suatu masukan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya hukum perdata yang berhubungan dengan hukum agaria dan hukum waris.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini sebagai masukan terutama bagi Badan Pertanahan
Nasional dalam rangka menghadapi kasus-kasus dalam pelaksanaan PP 241997 tentang Pendaftaran Tanah.
b. Hasil penelitian diharapkan menjadi masukan bagi Pemerintah
khususnya badan Pertanahan Nasional guna menentukan langkah- langkah dan kebijaksanaan yang lebih efektif dan efisien khususnya
dalam pelaksanaan pendaftaran tanah karena pewarisan. c.
Memberi sumbangan pemikiran kepada semua pihak yang terkait dengan masalah pertanahan, khususnya pemegang hak atas tanah serta
bagi Badan Pertanahan Nasional sebagai institusi yang langsung berhubungan dengan masalah pertanahan khususnya pendaftaran hak
atas tanah.
E. Kerangka Pemikiran
Menurut Pasal 20 Undang-Undang Pokok Agraria, pengertian hak milik adalah sebagai berikut:
9
1 Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan
Pasal 6; 2 Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.
Hak milik atas tanah sesuai dengan Pasal 20 UUPA adalah sebagai hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah.
Selain itu jangka waktu pemiliknya tidak terbatas. ”Terpenuh” menunjuklan
bahwa hak itu memberikan kepada pemiliknya wewenang paling luas, jika dibandingkan dengan hak-hak tanah lainya, tidak berinduk pada hak tanah
lainya, dan peruntukannya tidak terbatas selama tidak ada pembatasan dari pengusaha. Ini menunjukkan bahwa hak milik mempunyai fungsi sosial. Sifat
ini tidak ada pada hak-hak tanah lainya.
5
Cara memperoleh atau untuk mendapatkan hak milik atas tanah adalah melalui 2 cara, yaitu: 1 Dengan Peralihan beralih atau dialihkan; 2 Menurut
cara UUPA, terjadi karena: a Menurut Hukum Adat; b Penetapan pemerintah; c Pemberian Hak Milik karena Undang-UndangKonversi;
d Pemberian Hak Milik sebagai Perubahan Hak.
6
Peralihan hak milik atas tanah melalui sistem pewarisan adalah proses peralihan yang sudah dapat dimulai semasa pemilik harta kekayaaan itu masih
hidup. Proses tersebut berjalan terus sehingga masing-masing keturunan menjadi keluarga baru yang berdiri sendiri mentas dan mencar yang kelak
pada waktunya mendapat giliran juga untuk meneruskan proses tersebut kepada generasi berikutnya keturunannya.
7
5
Suardi. 2005, Hukum Agraria. Jakarta: Badan Penerbit Iblam, hal.32.
6
K. Wantjik Saleh, 1995, Hak Anda Atas Tanah, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 24.
7
Soerojo Wignjodipoero, Op.Cit., hal. 161.
10
Hak milik atas tanah yang diperoleh melalui sistem pewarisan wajib mendaftarkan kepemilikan atas tanah tersebut kepada BPN. Pasal 20 ayat 2
UUPA yang menyatakan bahwa: Hak milik atas tanah dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.
Dalam hal ini penerima hak yang baru wajib mendaftarkan peralihan hak milik atas tanah yang diterimanya dalam rangka memberikan
perlindungan hak kepada pemegang hak atas tanah yang baru demi ketertiban tata usaha pendaftaran tanah.
Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 disebutkan bahwa:
Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan, dan teratur
meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian sertipikat sebagai surat tanda bukti haknya bagi
bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.
Pendaftaran tanah adalah sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara teratur dan terus menerus untuk mengumpulkan, mengolah,
menyimpan dan menyajikan data tertentu mengenai bidang-bidang atau tanah- tanah tertentu yang ada di suatu wilayah tertentu dengan tujuan tertentu.
8
Pendaftaran tanah berasal dari kata Cadaster atau dalam bahasa belanda merupakan istilah teknis untuk suatu record rekaman yang menerapkan
mengenai luas, nilai dan kepemilikan terhadap suatu bidang tanah.
9
Tujuan pendaftaran tanah ditetapkan pada Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria:
8
Hasan Wargakusumah, 1995, Hukum Agraria I, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal. 80.
9
AP. Parlindungan, 1988, Pendaftaran Tanah dan Konbersi Hak Milik Atas Tanah Menurut UUPA, Bandung: Alumni, hal. 2.
11
1. Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. 2. Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 Pasal ini meliputi:
a. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah,
b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut.
c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai
alat pembuktian yang kuat.
F. Metode Penelitian