Manggis Garcinia mangostana L Staphylococcus aureus

2. Bagaimana efek antibakteri kombinasi isolat alfa mangostin dengan antibiotik vancep, cefazol, cefotaksim, celocid terhadap Staphylococcus aureus multiresisten?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menentukan efek antibakteri isolat alfa mangostin tunggal terhadap Staphylococcus aureus multiresisten jika dibandingkan dengan vancep, cefazol, cefotaksim, dan celocid secara tunggal? 2. Menentukan efek antibakteri kombinasi isolat alfa mangostin dengan vancep, cefazol, cefotaksim, dan celocid terhadap Staphylococcus aureus multiresisten dengan metode sumuran.

D. Tinjauan Pustaka

1. Manggis Garcinia mangostana L

a. Sistematika Tanaman Manggis Garcinia mangostana L Taksonomi dari tumbuhan penghasil alfa mangostin dapat dilihat pada sistematika di bawah ini. Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Parietales Suku : Gutiferae Marga : Garcinia Jenis : Garcinia mangostana L Rukmana, 1995. b. Kegunaan Ekstrak manggis mempunyai efek antimikroba terhadap Propionibacterium acne Chomnawang et al, 2005. Alfa mangostin juga mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Mycobacterium tuberkulosis Suksamrant, 2003. Tanaman manggis yang mengandung santon telah terbukti dapat digunakan sebagai antioksidan, antiinflamasi, antimalaria, antiacne, dan antimikroba Walker, 2007. c. Kandungan kimia Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu alfa mangostin dan β-mangostin yang berhasil diisolasi. Alfa mangostin merupakan komponen utama sedangkan β-mangostin merupakan konstituen minor. Metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di3-metil-2-butenil santon yang diberi nama alfa mangostanin dari kulit buah Garcinia mangostana Sudarsono dkk, 2002. Gambar 1. Struktur Kimia Senyawa Alfa Mangostin Nama umum : α-mangostin Nama IUPAC : 1,3,6-Trihydroxy-7-methoxy-2,8 bis3-methyl-2-butenyl-9H- xanthen-9-one Kandungan molekulnya : C 24 H 26 O 6 Berat molekulnya : 410.46 Gopalakrishnan et al, 1997 d. sifat fisika kimia Alfa mangostin adalah serbuk tak beraturan yang berwarna kuning, dengan titik lebur antara 180-182 C, pada pengukuran dengan UV λ maksimum yang diperoleh adalah 215, 243, 317 nm, sedangkan pada IR diperoleh λ maksimum sebesar 3422, 2922, 1642, 1610 nm. Alfa mangostin larut dalam heksan Ee et al, 2006.

2. Staphylococcus aureus

Morfologi dan identifikasi Sistematika Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut: Divisi : Protophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales Suku : Micrococcaceae Marga : Staphylococcus Jenis : Staphylococcus aureus Salle, 1961. Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang berbentuk bulat dengan diameter 0,8-1 mm, dapat berdiri sendiri, berpasangan membentuk rantai atau berkelompok tidak teratur Salle, 1961. Staphylococcus aureus mudah tumbuh pada kebanyakan pembenihan bakteriologik, dalam keadaan aerobik atau mikroaerobik. Staphylococcus aureus tumbuh paling cepat pada suhu kamar 37ºC, paling baik membentuk pigmen pada suhu kamar 20ºC dan pada media dengan pH 7,2-7,4. Koloni pada perbenihan padat berbentuk bulat, halus menonjol, dan berkilau-kilauan membentuk pigmen Jawetz dkk., 1991. Bakteri ini merupakan bakteri Gram positif, tidak membentuk spora, tak bergerak, dan dapat tumbuh pada berbagai media pada suasana aerob. Staphylococcus aureus dapat memfermentasikan beberapa karbohidrat dan dapat menghasilkan pigmen yang berwarna, tidak dapat larut air Jawetz dkk., 2001. Staphylococcus aureus dapat ditemukan pada kulit, saluran nafas, saluran pencemaran, udara, makanan, air, dan pakaian yang terkontaminasi. Bakteri ini mudah tumbuh pada kulit yang mengalami radang, bisa kulit yang tergores yang mengarah pada infeksi dan proses-proses bernanah lainnya. Staphylococcus aureus pada saluran pernafasan dapat menyebabkan pneumonia. Selain itu juga menyebabkan infeksi intra abdomen yang dapat timbul karena komplikasi pasca bedah, infeksi traktus urinarius, infeksi traktus genetalis pada wanita Salle, 1961.

3. Uji Aktivitas Antibakteri

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efektifitas Daya Hambat Terhadap Staphylococcus Aureus Dari Berbagai Jenis Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda Citrofolia Liin) ( In vitro)

5 48 68

Uji efektifitas ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus

0 24 46

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA ALFA MANGOSTIN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus MULTIRESISTEN.

0 0 16

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA ALFA MANGOSTIN HASIL ISOLASI KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP Escherichia coli SENSITIF dan MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 2 14

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI ALFA MANGOSTIN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK DAN BAKTERI Streptococcus sp.

0 0 23

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI ALFA MANGOSTIN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 0 20

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 1 20

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BATANG PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 3 19

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL AKARPEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

0 3 22

PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Selasih (Ocimum Basilicum L.) Terhadap Staphylococcus Aureus Sensitif Dan Multiresisten Antibiotik.

0 8 9