Resti Yuniarti, 2015 EKOSISTEM SAWAH PAMEUNGPEUK-WANAYASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR PEMBELAJARAN
EKOSISTEM MELALUI COOPERATIVE LEARNING BERBASIS PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Setiap butir pernyataan yang ada pada lembar pendapat siswa, dihitung dengan rumus indeks sehingga angka tersebut dapat dikategorikan dalam 5 kategori.
Berikut merupakan rumus indeks dan kriteria interpretasi skor kategori : Rumus Indeks =
Total Skor Y
x
Keterangan
Total skor =
∑ Total jumlah panelis yang memilih
Pilihan angka skor Likert
Y =
Skor tertinggi Likert x jumlah panelis jumlah siswa Tabel 3.16 Kriteria Interpretasi Skor untuk Pendapat Siswa
Presentase Keterangan
– 19,99 Sangat buruk
20 – 39,99
Buruk 40
– 59,99 Cukup baik
60 – 79,99
Baik 80
– 100 Sangat baik
b. Wawancara
Hasil wawancara akan dijabarkan dalam bentuk deskripsi yang akan mendukung hasil intrumen pendapat siswa berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran di luar kelas. Data hasil lembar pendapat siswa dan wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pemanfaatan ekosistem
sawah sebagai sumber belajar dan mengenai pembelajaran yang dilakukan. Data tersebut dikaitkan dengan hasil observasi lapangan studi kelayakan.
68
Resti Yuniarti, 2015 EKOSISTEM SAWAH PAMEUNGPEUK-WANAYASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR PEMBELAJARAN
EKOSISTEM MELALUI COOPERATIVE LEARNING BERBASIS PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan hal sebagai berikut:
1. Ekosistem sawah di sekitar SMAN 1 Wanayasa dapat dijadikan sebagai
sumber belajar siswa terutama yang berkaitan dengan konsep ekosistem berdasarkan hasil studi kelayakan teknis pelaksanaan dan konten biologi.
Studi kelayakan teknis pelaksanaan mencakup aspek jarak, waktu, biaya, dan keamanan. Persentase rata-rata hasil studi kelayakan teknis pelaksanaan
adalah 93,8 sehingga menunjukkan bahwa ekosistem sawah tersebut termasuk ke dalam kategori sangat layak untuk dijadikan sumber belajar
terutama untuk materi ekosistem. 2.
Persiapan pembelajaran terdiri dari penyusunan instrumen studi kelayakan teknis pelaksanaan pembelajaran berdasarkan syarat sumber belajar dan
konten biologi yang menjadi dasar untuk penyusunan Lembar Kerja Siswa LKS. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP juga
disesuaikan dengan ekosistem sawah sekitar SMAN 1 Wanayasa. 3.
Model cooperative learning berbasis pembelajaran di luar kelas dapat meningkatkan nilai kognitif berdasarkan nilai N-Gain 0,65 dan termasuk ke
dalam kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep siswa.
4. Nilai rata-rata Lembar Kerja Siswa LKS 83,6, nilai laporan kelas 83, dan
nilai rata-rata siswa secara keseluruhan adalah 81,6 termasuk kategori sangat baik. Persentase hasil peer assessment berkaitan dengan keaktifan siswa
termasuk ke dalam kategori sangat baik 82,6 menunjukkan bahwa siswa aktif dalam kelompok. Persentase hasil pendapat siswa berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran adalah 91,5 dan termasuk kategori sangat baik dan berdasarkan hasil wawancara, menunjukkan bahwa siswa pembelajaran
yang dilakukan dapat menambah motivasi serta minat siswa dalam belajar. Sehingga ekosistem sawah sekitar SMAN 1 Wanayasa, di daerah
Resti Yuniarti, 2015 EKOSISTEM SAWAH PAMEUNGPEUK-WANAYASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR PEMBELAJARAN
EKOSISTEM MELALUI COOPERATIVE LEARNING BERBASIS PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pameungpeuk-Wanayasa dapat dijadikan sumber belajar dan model cooperative learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran untuk materi ekosistem terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan ekosistem sawah sekitar sekolah.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil dan temuan dari penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa implikasi dan rekomendasi yang ingin disampaikan peneliti,
diantaranya: 1.
Intrumen studi kelayakan teknis pelaksanaan yang ada pada penelitian ini merupakan intrumen yang hanya dapat digunakan di ekosistem sawah sekitar
SMAN 1 Wanayasa, untuk ekosistem lain diperlukan analisis skorisasi ulang yang disesuaikan dengan kenyataan di lapangan.
2. Hasil N-Gain yang didapat termasuk kategori sedang, sehingga implementasi
pembelajaran dengan memanfaatkan ekosistem sekitar sekolah masih perlu pengembangan dan perbaikan.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian
selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan studi kelayakan suatu ekosistem. 4.
Model pembelajaran cooperative learning berbasis pembelajaran di luar kelas dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran ekosistem.