Kepadatan Anopheles sp. berdasarkan Keanekaragaman Spesies Anopheles

Studi Keanekaragaman Spesies Nyamuk Anopheles sp. Fahmi dkk 102 An. tesselatus. Jastal 2005 juga melaporkan di desa Tongoa terdapat delapan spesies nyamuk Anopheles yaitu An. barbirostris, An. nigerrimus, An. barbumbrosus, An. tesselatus, An. vagus, An. kochi, An. punctulatus, dan An. maculatus. Adanya perbedaan spesies Anopheles pada setiap daerah merupakan sifat khas lokal, disamping faktor lingkungan yang menyediakan habitat dengan perbedaan kandungan sumber makanan yang cukup bagi nyamuk Anopheles tersebut juga ketinggian dari permukaan laut Sulaeman, 2004. Desa Lalombi dan Labuan mempunyai kondisi geografis dan demografis yang menunjang terbentuknya tempat perkembangbiakan nyamuk seperti permukiman penduduk yang berdampingan dengan persawahan, adanya perkebunan dengan tanaman tahunan coklat,pisang, nangka, mangga, dan lain-lain. irigasi dan anak irigasi, rawa-rawa maupun bekas galian di pinggir sawah dan kebun yang berisi air, sehingga sangat mempengaruhi keragaman dan kemampuan nyamuk Anopheles untuk berkembang biak Personal Observation.

C. Kepadatan Anopheles sp. berdasarkan

waktu penangkapan Hasil penangkapan yang dilakukan di dua Desa di Kabupaten Donggala, di Desa Lalombi menunjukkan kepadatan nyamuk Anopheles yang tertangkap di tiap jamnya didominasi oleh An. tesselatus Theobald sebanyak 4 individu pada pukul 05.00-06.00 Tabel 4 dan Gambar 2. Sedangkan, di Desa Labuan kepadatan nyamuk tertinggi yang tertangkap di tiap jamnya didominasi An. vagus Dönitz pada pukul 02.00-03.00 dan rasio tangkapan paling kecil ditemui pada nyamuk An. tesselatus Theobald di setiap jamnya selama penangkapan Tabel 5 dan Gambar 3. Nyamuk An. subpictus Grassi dan An. tesselatus Theobald di desa Lalombi ditemukan pada awal malam sampai pagi di sekitar kandang ternak. Kepadatan tertinggi tertangkapnya nyamuk An. subpictus Grassi yaitu pada pukul 21.00-22.00 dan pukul 24.00-01.00 diperoleh 4 individu, sementara An. tesselatus Theobald kepadatan tertinggi tertangkap disekitar kandang ditemukan pada akhir penangkapan yaitu pukul 05.00-06.00. Hal yang sama ditemukan pada penangkapan An. tesselatus di desa Tongoa Kecamatan Palolo Jastal,2005. Kepadatan tertinggi An. vagus ditemukan pada pukul 23.00-24.00. Hal ini sesuai dengan penelitian Jastal 2005 yang melaporkan bahwa puncak kepadatan An. vagus paling banyak ditemukan menghisap darah hewan pada pukul 22.00-24.00. Studi Keanekaragaman Spesies Nyamuk Anopheles sp. Fahmi dkk 103 Koleksi nyamuk An. vagus Dönitz tertinggi pada pukul 02.00-03.00 diperoleh 10 individu, spesies lain yang tertangkap dalam jumlah kecil adalah An. subpictus Grassi yang tertangkap dari pukul 22.00 sampai 04.00 diperoleh 3 individu dan An. tesselatus Theobald tertangkap pada pukul 23.00-24.00 dengan jumlah 1 individu. Uraian tersebut memperlihatkan perbedaan spesies tertangkap di tiap jamnya di dua desa yang berbeda. Adanya perbedaan ini dapat disebabkan oleh sifat dari hospes itu sendiri, ketertarikan nyamuk pada inangnya, kandungan makanan yang tersedia, serta faktor cuaca pada saat penelitian berlangsung.

D. Keanekaragaman Spesies Anopheles

Indeks keanekaragaman spesies Anopheles yang ditemukan di dua 2 desa disajikan pada tabel 2 dan 3, dapat diketahui keanekaragaman jenis Anopheles tertinggi ditemukan di desa Lalombi 1,07 sedangkan di desa Labuan diperoleh nilai terendah 0,33. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh jumlah spesies dan kemampuan spesies bertahan hidup dalam habitatnya Sulaeman, 2004. Penelitian ini difokuskan pada nyamuk Anopheles yang bersifat zoofilik yang tertangkap disekitar kandang ternak, sebagaimana yang dilaporkan oleh Sulaeman 2004 bahwa hewan ternak pada umumnya lebih banyak menarik spesies Anopheles dibandingkan jenis Umpan Orang Dalam UOD dan Umpan Orang Luar UOL. Hal ini dapat lebih mudah dijangkau nyamuk karena dekat dengan habitat nyamuk Anopheles maupun faktor berat badan dan bobot dari ternak. Dari penangkapan yang dilakukan selama 12 jam di dua 2 desa, penangkapan di desa Lalombi dilakukan dalam kondisi hujan turun sehingga jumlah nyamuk yang tertangkap sedikit Personal Observation. Hal ini di dukung oleh penelitian Muhammad 2013 yang menyatakan bahwa penangkapan yang dilakukan dalam kondisi hujan turun pada tengah malam mengakibatkan jumlah nyamuk yang tertangkap sedikit. Suhu dan Kelembaban juga berpengaruh terhadap kepadatan nyamuk di suatu tempat.

E. Hasil Amplifikasi DNA Anopheles

Dokumen yang terkait

Perilaku Nyamuk Anopheles Mengisap Darah di Desa Tongoa, Donggala, Sulawesi Tengah

0 6 88

Perilaku Nyamuk Anopheles Mengisap Darah di Desa Tongoa, Donggala, Sulawesi Tengah

0 2 78

Studi Keanekaragaman Nyamuk Anopheles spp. Pada Kandang Ternak Sapi Di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah | Muchid | Natural Science: Journal of Science and Technology 5142 16804 1 PB

0 0 8

Keanekaragaman Jenis Udang Air Tawar Di Sungai Tinombo Kecamatan Tinombo Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah | Rahmi | Natural Science: Journal of Science and Technology 6707 22309 1 PB

0 4 10

Potensi Penelitian Etnobotani Di Sulawesi Tengah Indonesia | Pitopang | Natural Science: Journal of Science and Technology 6699 22277 1 PB

0 13 21

Keanekaragaman Hymenoptera pada Kebun Kakao di Lembah Napu, Sulawesi Tengah, Indonesia | Fahri | Natural Science: Journal of Science and Technology 7217 24019 1 PB

0 1 7

Preferensi Habitat Cacing Tanah (Oligochaeta) di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah | Mulyawan | Natural Science: Journal of Science and Technology 7187 23909 1 PB

0 1 7

nventarisasi Jenis-Jenis Nyamuk Di Desa Alindau, Donggala, Sulawesi Tengah | Sabir | Natural Science: Journal of Science and Technology 9200 30095 1 PB

0 0 7

Kelimpahan Relatif dan Preferensi Habitat pada Kepiting Mangrove (Uca spp.) di Kabonga Kecil, Donggala, Sulawesi Tengah | Aprilyanto | Natural Science: Journal of Science and Technology 9203 30107 1 PB

0 3 7

this PDF file Karakteristik Spermatozoa Beberapa Spesies KuraKura (Testudinata) di Sulawesi Tengah | Tagunu | Natural Science: Journal of Science and Technology 1 PB

1 4 14