PENDAHULUAN praktek window dressing pada reksa dana saham di indonesia se periode 2001 2007

SELAMA PERIODE 2001-2007 PATRICK KAPUGU Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstract During maintaining their assets, there is an indication that days surrounding every reporting date, which is the date at each year end, fund manager behaves differently from any other dates. Some researchers and analysts conclude this behavior as what-so-called window dressing, which is a practice to present the report in favor of the investors’ expectation. This study is intended to examine the existence of such behavior in Indonesia. Some of the signals that aid in proving the existence of window dressing are the turn-of-year factor, lagged returns, and fund’s objectives. The result of this study exhibits indications of turn-of-year factor and lagged return inclined to window dressing. This study fails to verify the indications of fund’s objective inclined to window dressing because of the changing objectives during the portfolio management. Keywords: window dressing, turn-of-year effect, lagged return, fund’s objective

1. PENDAHULUAN

Usaha untuk membuat laporan tampak menjanjikan favorable bagi penggunanya sering dilakukan oleh banyak perusahaan dalam berbagai industri. Praktek ini dapat terjadi karena pengguna laporannya hanya mengetahui keadaan objek laporan pada waktu tertentu bukan sepanjang waktu. Di Indonesia, hal ini sangat sering terjadi apalagi didukung dengan pasar yang belum benar-benar efisien. Oleh sebab itu, laporan reksa dana juga berpeluang tinggi menjadi objek praktek yang dikenal dengan window dressing. Pada reksa dana, window 1 yang dimiliki pada beberapa hari sebelum tanggal pelaporan untuk menutupi kinerja selama periode yang tidak dilaporkan. Di Indonesia, window dressing di reksa dana dapat terjadi karena informasi portofolio secara rinci tidak dapat diperoleh tiap hari perdagangan. Salah satu alasan utama praktek window dressing reksa dana di Indonesia adalah adanya target yang harus dicapai tiap akhir tahun, yaitu target kinerja pesaing, kinerja tahun lalu, indeks saham, ataupun indeks reksa dana saham. Jika target ini tidak tercapai menjelang akhir tahun, maka ada usaha untuk mengubah investasi sedemikian rupa untuk mencapai target tersebut. Implikasi bagi manajer investasi atas window dressing adalah peningkatan dana kelolaannya, yang selanjutnya dapat meningkatkan jumlah pendapatan operasionalnya. Sedangkan konsekuensi bagi investor adalah kesalahan berinvestasi. Di samping itu secara nominal, konsekuensi bagi investor adalah biaya transaksi untuk menyeimbangkan kembali reksa dananya setelah periode pelaporan, yang seharusnya tidak perlu ada O’Neal, 2001. Oleh karena praktek tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan bukti empiris mengenai apakah benar praktek window dressing, yang dilakukan oleh manajer investasi, terjadi pada reksa dana saham di Indonesia yang telah dijelaskan sebelumnya. Penelitian ini akan memperhatikan ketidakwajaran yang terjadi di sekitar tanggal pelaporan dibandingkan dengan periode lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan investor lebih mengetahui dampak-dampak dari penempatan dananya, khususnya pada instrumen investasi reksa dana. Hal ini sangat diperlukan pada masa sekarang, yaitu ketika masyarakat sedang didorong untuk berpartisipasi dalam investasi. Penelitian ini akan dibagi menjadi lima bagian. Bagian pertama berisi mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang dan tujuan penelitian. Bagian kedua berisikan teori dan penelitian yang relevan terkait praktek window dressing ini dan hipotesis yang menjadi dasar pengujian dalam penelitian ini. Bagian ketiga berisi metodologi untuk memperoleh bukti empiris sesuai dengan tujuan penelitian ini. Bagian keempat berisi analisis 2 keterbatasan, dan saran. 2. KERANGKA TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Laporan Reksa Dana