NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI GOLONGAN RETRIBUSI CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI STRUKTUR DAN BESARANNYA TARIF RETRIBUSI

12. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya. 13. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Kabupaten yang bersangkutan. 14. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang. 15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang. 16. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi danatau sanksi administratif berupa bunga danatau denda. 17. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Nunukan. 18. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan danatau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan retribusi daerah. 19. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti ini membuat terang tindak pidana dibidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkannya.

BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2 Dengan nama Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing, dipungut retribusi sebagai pembayaran atas penggunaan tenaga kerja asing oleh pemberi kerja tenaga kerja asing. Pasal 3 1 Objek Retribusi Perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah pemberian Perpanjangan IMTA kepada Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing. 2 Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak termasuk instansi Pemerintah, perwakilan negara asing, badan-badan internasional, lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan jabatan tertentu di lembaga pendidikan. Pasal 4 1 Subjek Retribusi Perpanjangan IMTA meliputi Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing. 2 Subjek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan Wajib Retribusi.

BAB III GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5 Retribusi Perpanjang Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing adalah Retribusi Perizinan Tertentu.

BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6 Besarnya retribusi Perpanjang IMTA sebagaimana dimaksud Pasal 2 dihitung berdasarkan perkalian antara tingkat penggunaan jasa dengan tarif retribusi.

BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI

Pasal 7 1 P rinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi Perpanjang IMTA ditetapkan berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian Izin yang bersangkutan. 2 B iaya penyelenggaraan pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan dan biaya dampak negatif dari pemberian izin serta kegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja lokal.

BAB VI STRUKTUR DAN BESARANNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 8 Struktur dan besarnya tarif retribusi perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 adalah sebesar USD 100 seratus dollar Amerika serikat per orang perbulan dengan nilai kurs pada saat pembayaran. Pasal 9 1 Tarif retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 2 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian. 3 Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN