3 21.
Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas-dinas Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 11;
22. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Daerah Nusa
Tenggara Barat Tahun 2003-2008 Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 7; 23.
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Lembaran Daerah
Tahun 2006 Nomor 7;
24. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 11 .
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Dan
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERLINDUNGAN HUTAN, FLORA DAN FAUNA DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
3. Gubernur adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat
4. Dinas Kehutanan adalah Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat
6. KabupatenKota adalah KabupatenKota di Provinsi Nusa Tenggara Barat
7. Pemerintah KabupatenKota adalah Kepala Daerah KabupatenKota se Nusa
Tenggara Barat. 8.
BupatiWalikota adalah Kepala Daerah KabupatenKota se Nusa Tenggara Barat.
9. Dinas KabupatenKota adalah Dinas Teknis Daerah KabupatenKota se Nusa
Tenggara Barat yang mempunyai tugas melaksanakan urusan kehutanan. 10.
Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkutpaut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.
11. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
12. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
Pemerintah untuk dipertahankan keberadannya sebagai hutan tetap.
4 13.
Hutan Negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah.
14. Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah.
15. Hutan Adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum
adat. 16.
Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan kayu dan bukan kayu.
17. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah.
18. Taman Hutan Raya selanjutnya disebut Tahura adalah kawasan hutan pelestarian
alam yang terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan danatau satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi
kepentingan penelitian, ilmu pengatahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
19. Hasil hutan adalah benda-benda hayati, non hayati dan turunannya serta jasa
yang berasal dari hutan. 20.
Flora adalah jenis tumbuhan jenis asli dan khas Daerah yang hidup di darat dan atau di air, hidup di alam bebas atau dipelihara oleh manusia.
21. Flora langka adalah jenis tumbuhan yang ditetapkan untuk dilindungi di Daerah
karena keberadaannya terancam punah atau terjadi penurunan populasi yang cepat tetapi tidak atau belum termasuk jenis tumbuhantanaman yang dilindungi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
22. Fauna adalah semua jenis binatanghewan asli dan khas Daerah yang hidup di
darat dan atau di air dan atau di udara baik, hidup di alam bebas atau dipelihara oleh manusia.
23. Fauna langka adalah jenis binatanghewan yang ditetapkan untuk dilindungi di
Daerah karena keberadaannya terancam punah atau terjadi penurunan populasi yang cepat tetapi belum termasuk jenis binatanghewan yang dilindungi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
24. Perlindungan hutan, flora dan fauna adalah segala upaya untuk mencegah dan
membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, hasil hutan dan peredarannya, mencegah dan membatasi ancaman terhadap keberadaan flora dan fauna langka
dari perbuatan manusia, hama, penyakit, predator apikebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara,
hak masyarakat dan hak perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, flora dan fauna langka beserta habitatnya.
25. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memperoleh manfaat optimal dari
hutan untuk kesejahteraan masyarakat, berupa : pemanfaatan kawasan hutan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan atau hasil hutan
bukan kayu, serta pemanfaatan flora dan atau fauna yang tidak dilindungi dengan tetap menjaga kelestariannya.
26. Penebangan liar adalah penebangan pohon di dalam kawasan hutan negara tanpa
izin yang sah atau dengan izin sah tetapi tidak sesuai rencana dan atau tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
27. Kuota adalah batas tertinggi kuantitas jumlah setiap jenis flora langka atau
jenis fauna langka yang boleh diambil atau diburu atau dimanfaatkan lainnya selama satu tahun.
5 28.
Penangkaran flora langka atau fauna langka adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan atau pembesaran jenis flora atau fauna langka tertenntu
dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
29. Pemanfaatan flora langka atau fauna langka adalah pemburuan, pengambilan,
penangkaran, penggunaan, pengangkutan, pemindahtanganan atau perdagangan jenis flora langka atau fauna langka tertentu dalam keadaan hidup ataupun mati
dan bagian-bagiannya dari habitat alam di wilayah Daerah.
30. Pengedar atau pedagang adalah perorangan atau badan hukum yang melakukan
kegiatan pengangkutan, pemindahtanganan atau perdagangan flora langka atau fauna langka tertentu baik dalam keadaan hidup ataupun mati atau bagian-
bagiannya.
31. Surat Izin Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa selanjutnya disingkat SIPTS
adalah izin yang diberikan oleh Gubernur atau pejabat yang ditunjuk dalam pemanfaatan flora langka dan atau fauna langka.
32. Surat Angkutan Tumbuhan dan Satwa selanjutnya disingkat SATS adalah surat
yang diberikan oleh Dinas Kehutanan sebagai tanda sah legalitas jenis flora langka atau fauna langka tertentu dalam rangka pemanfaatan flora langka atau
fauna langka.
33. Pembinaan adalah segala usaha yang mencakup pemberian pengarahan,
petunjuk, bimbingan dan penyuluhan dalam perlindungan hutan, flora dan fauna langka di Daerah.
34. Pengawasan adalah serangkaian kegiatan pengumpulan data, mengelola data
dan atau keterangan lainnya untuk mewujudkan ketertiban dan kepatuhan terhadap Peraturan Daerah ini.
35. Pengendalian adalah segala usaha yang mencakup kegiatan pengaturan,
penelitian dan pemantauan perlindungan hutan, flora dan fauna langka untuk menjamin pemanfaatannya secara lestari dengan memperhatikan potensi, daya
dukung dan keanekaragaman jenis flora dan atau fauna di Daerah.
36. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur
dalam Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana.
37. Penyidikan adalah serangkaian tindakan mencari, mengumpulkan, dan
menganalisis alat-alat bukti dan saksi-saksi serta pembuatan berkas perkara yang dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah
Daerah dan atau Pemerintah KabupatenKota dan atau Penyidik dari Polisi Negara Republik Indonesia atas pelanggaran Peraturan Daerah ini.
38. Polisi Kehutanan selanjutnya disebut POLHUT adalah Pejabat Kehutanan
tertentu yang sesuai dengan sifat pekerjaannya menyelenggarakan dan atau melaksanakan usaha perlindungan hutan oleh kuasa undang-undang diberikan
wewenang kepolisian khusus dibidang kehutanan dan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
39. Informan adalah orang atau masyarakat di luar Dinas Kehutanan yang
memberikan informasi yang benar tentang terjadinya tindak pidana dibidang kehutanan dan atau pelanggaran terhadap Peraturan Daerah ini.
40. Gergaji rantai chain saw adalah gergaji bertenaga mesin dan menggunakan
rantai sebagai alat pemotong dengan fungsi utama menebang pohon dan memotong atau membelah kayu.
6 41.
Gergaji sirkel bergerak mobile circle saw adalah gergaji bertenaga mesin dan menggunakan gergaji lingkar sebagai alat pembelah dengan fungsi utama
membelah kayu dan dapat berpindah dengan tenaga mesin.
42. Industri hasil hutan kayu adalah industri yang mengolah kayu bulat menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi. 43.
Surat tugas adalah surat perintah yang dikeluarkan oleh pemegang Izin pemilikan atau Izin penggunaan gergaji rantai chain sow danatau gergaji sirkel
bergerak mobile circle saw kepada karyawan perusahaan.
BAB II TUJUAN