Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
6
1. KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN EKOSISTEM
ndang-undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, mengamanatkan bahwa
sumberdaya alam hayati Indonesia dan ekosistemnya perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras dan seimbang
bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa
depan. Bahwa pembangunan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya pada hakikatnya adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Untuk menjaga agar pemanfaatannya dapat berlangsung dengan baik, diperlukan langkah-langkah konservasi sehingga sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
selalu terpelihara dan mampu mewujudkan keseimbangan serta melekat dengan pembangunan. Konservasi sumberdaya alam hayati dilakukan melalui tiga kegiatan,
yaitu 1 perlindungan sistem penyangga kehidupan 2 pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; dan 3 pemanfaatan secara lestari
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, mengamanatkan bahwa hutan merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang
dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai Negara, memberikan manfaat serbaguna bagi umat manusia, karenanya wajib
disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara optimal, serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, bagi generasi sekarang maupun generasi
mendatang. Bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Mandat tersebut merupakan landasan konstitusi dalam pengurusan dan pemanfaatan hutan
di Indonesia yang tercantum di dalam undang-undang tentang kehutanan tersebut.
U
A. KONDISI SAAT INI