SIFAT DASAR SARI HASIL PENELITIAN BAMBU

Penelit ian t ent ang hubungan sist em penebangan dengan perebungan t elah dilakukan oleh Sudiono dan Soemarna 1964. Penelit ian dilakukan pada hut an bambu t anaman dengan mengklasif ikasikan bat ang- bat ang bambu ke dalam generasi-generasi yait u : generasi I berumur 3 - 4 t ahun, generasi II berumur 2 - 3 t ahun, generasi III berumur 1 - 2 t ahun dan generasi IV berumur 0 - 1 t ahun. Pengklasif ikasian ini t idak menyert akan bat ang dalam suat u rumpun yang lebih dari 4 t ahun, karena umumnya bat ang bambu pada umur t ersebut sudah di t ebang karena sudah masak t ebang. Inf ormasi yang diberikan adalah bahwa sist em t ebang pili h yang disarankan unt uk dilakukan adalah yang pert ama menebang semua bat ang generasi I, kedua menebang bat ang generasi I + II + III dan yang ket iga menebang semua bat ang generasi I + II. Selain it u perlu diperhat ikan bahwa met ode penebangan bukan merupakan sat u-sat unya f akt or yang menent ukan perebungan suat u t anaman bambu, melainkan dipengaruhi j uga oleh banyaknya bat ang yang dit inggalkan pada t iap rumpun. Bat ang yang sebaiknya dit inggalkan dalam suat u pemanenan adalah generasi II, III dan IV dari suat u rumpun yang dipanen, dengan perbandingan generasi IV lebih banyak yang dit inggalkan daripada generasi lainnya.

III. SIFAT DASAR

A. Anat omi Kolom bambu t erdiri at as sekit ar 50 parenkim, 40 serat dan 10 sel penghubung pembuluh dan sieve t ubes Dransf ield dan Widj aj a 1995. Parenkim dan sel penghubung lebih banyak dit emukan pada bagian dalam dari kolom, sedangkan serat lebih banyak dit emukan pada bagian luar. Sedangkan susunan serat pada ruas penghubung ant ar buku memiliki kecenderungan bert ambah besar dari bawah ke at as sement ara parenkimnya berkurang. B. Sif at Fisis dan Mekanis Sif at f isis dan mekanis merupakan inf ormasi pent ing guna memberi pet unj uk t ent ang cara pengerj aan maupun sif at barang yang dihasilkan. Hasil penguj ian sif at f isis dan mekanis bambu t elah diberikan oleh Ginoga 1977 dalam t araf pendahuluan. Penguj ian dilakukan pada bambu apus Gi gant ochl oa apus Kurz. dan bambu hit am Gi gant ochl oa ni gr oci l l at a Kurz. . Beberapa hal yang mempengaruhi sif at f isis dan mekanis bambu adalah umur, posisi ket inggian, diamet er, t ebal daging bambu, posisi beban pada buku at au ruas, posisi radial dari luas sampai ke bagian dalam dan kadar air bambu. Hail penguj ian sif at f isis mekanis bambu hit am dan bambu apus t erdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Sif at f isis dan mekanis bambu hit am dan bambu apus No. Sif at Bambu hit am Bambu apus Ket eguhan lent ur st at ik a. Tegangan pada bat as proporsi kg cm2 447 327 b. Tegangan pada bat as pat ah kg cm2 663 546 c. Modulus elast isit as kg cm2 99000 101000 d. Usaha pada bat as proporsi kg dcm3 1, 2 0, 8 1. e. Usaha pada bat as pat ah kg dm3 3, 6 3, 3 2. Ket eguhan t ekan sej aj ar serat t egangan maximum, kg cm2 489 504 3. Ket eguhan geser kg cm2 61, 4 39, 5 4. Ket eguhan t arik t egak lurus serat kg cm2 28, 7 28, 3 5. Ket eguhan belah kg cm2 41, 4 58, 2 Berat Jenis a. KA pada saat penguj ian 0, 83 KA : 28 0, 69 KA : 19, 11 6. b. KA kering t anur 0, 65 KA : 17 0, 58 KA : 16, 42 7. Ket eguhan pukul a. Pada bagian dalam kg dm3 32, 53 45, 1 b. Arah t angensial kg dm3 31, 76 31, 9 Sumber : Ginoga 1977 Sif at f isis dan mekanis j enis bambu lainnya t elah diinf ormasikan Hadj ib dan Karnasudirdj a 1986. Penguj ian dilakukan pada t iga j enis bambu, yait u bambu andong Gi gant ochl oa ver t i ci l l at a, bambu bit ung Dendr ocal amus asper Back. dan bambu at er Gi gant ochl oa at er Kurz. Hasilnya menunj ukkan bahwa bambu at er mempunyai berat j enis dan sif at kekuat an yang lebih t inggi dibandingkan bambu bit ung dan bambu andong. Nilai rat a-rat a ket eguhan lent ur maksimum, ket eguhan t ekan sej aj ar serat dan berat j enis t idak berbeda nyat a pada buku dan ruas, sedangkan ant ar j enis berbeda nyat a. Nilai rat a-rat a sif at f isis dan mekanis bambu t erdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai sif at f isis dan mekanis bambu No. Sif at f isis dan mekanis Bambu at er kg cm2 Bambu bit ung kg cm2 Bambu andong kg cm2 1. Ket eguhan lent ur maksimum 533, 05 342, 47 128, 31 2. Modulus elast isit as 89152, 5 53173, 0 23775, 0 3. Ket eguhan t ekan sej aj ar serat 584, 31 416, 57 293, 25 4. Berat j enis 0, 71 0, 68 0, 55 Sumber : Hadj ib dan Karnasudirdj a 1986 C. Sif at Kimia Penelit ian sif at kimia bambu t elah dilakukan oleh Gusmailina dan Sumadiwangsa 1988 meliput i penet apan kadar selulosa, lignin, pent osan, abu, sili ka, sert a kelarut an dalam air dingin, air panas dan alkohol benzen. Hasil penguj ian menunj ukkan bahwa kadar selulosa berkisar ant ara 42, 4 - 53, 6, kadar lignin bambu berkisar ant ara 19, 8 - 26, 6, sedangkan kadar pent osan 1, 24 - 3, 77, kadar abu 1, 24 - 3, 77, kadar silika 0, 10 - 1, 78, kadar ekt rakt if kelarut an dalam air dingin 4, 5 - 9, 9, kadar ekst rakt if kelarut an dalam air panas 5, 3 - 11, 8, kadar ekst rakt if kelarut an dalam alkohol benzene 0, 9 - 6, 9. Hasil analisis kimia 10 j enis bambu t erdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis kimia 10 j enis bambu Kelarut an dalam, No. Jenis bambu Selulosa Lignin Pent osan Abu Silika Air dingin Air panas Alkohol- benzene NaOH 1 1. Phyl l ost achys r et i cul at a bambu madake 48, 3 22, 2 21, 2 1, 24 0, 54 5, 3 9, 4 4, 3 24, 5 2. Dendr ocal amus asper bambu pet ung 52, 9 24, 8 18, 8 2, 63 0, 20 4, 5 6, 1 0, 9 22, 2 3. Gi gant ochl oa apus bambu bat u 52, 1 24, 9 19, 3 2, 75 0, 37 5, 2 6, 4 1, 4 25, 1 4. Gi gant ochl oa ni gr oci l i at a bambu bat u 52, 2 26, 6 19, 2 3, 77 1, 09 4, 6 5, 3 2, 5 23, 1 5. Gi gant ochl oa ver t i ci l l at a bambu pet ing 49, 5 23, 9 17, 8 1, 87 0, 52 9, 9 10, 7 6, 9 28, 0 6. Bambusa vul gar i s bambu ampel 45, 3 25, 6 20, 4 3, 09 1, 78 8, 3 9, 4 5, 2 29, 8 7. Bambusa bambos bambu bambos 50, 8 23, 5 20, 5 1, 99 0, 10 4, 6 6, 3 2, 0 24, 8 8. Bambusa pol ymor pha bambu kyat haung 53, 8 20, 8 17, 7 1, 83 0, 32 4, 9 6, 9 1, 9 22, 4 9. Chephal ost achyum per gr aci l es bambu t inwa 48, 7 19, 8 17, 5 2, 51 0, 51 9, 8 11, 8 6, 7 29, 3 10. Mel ocanna bambusoi des 42, 4 24, 7 21, 5 2, 19 0, 33 7, 3 9, 7 4, 0 28, 4 Sumber : Gusmailina dan Sumadiwangsa 1988 D. Keawet an dan Ket erawet an Penelit ian keawet an bahan bambu t elah dilakukan oleh Jasni dan Sumarni 1999, sedangkan penelit ian t ent ang ket erawet an bahan bambu belum dilakukan. Jasni dan Sumarni 1999 mengemukakan bahwa dari t uj uh j enis bambu yang dit elit i, bambu ampel Bambusa vul gar is paling rent an t erhadap serangan bubuk, kemudian bambu andong Gi gant ochl oa pseudoar undi nacea, bambu hit am Gi gant ochl oa at r ovi ol aceae dan bambu t erung Gi gant ochl oa ni t r oci l l i at a. Sedangkan bambu at t er Gi gant ochl oa yang banyak dit emukan menyerang bambu adalah Di noder us sp. , sedangkan j enis bubuk yang paling sedikit dit emukan menyerang bambu adalah Lyct us sp. Kuant it as bubuk yang dit emukan pada bambu t erdapat pada Tabel 4, sedangkan penyebaran j enis bubuk pada bambu t erdapat pada Tabel 5. Tabel 4. Bubuk yang dit emukan pada bambu Jumlah serangga Tot al serangga No. Jenis bambu P e T e U e S e R Y b DS 1. Bambusa vulgaris 415 375 10 800 30, 48 2312 100 2. Gigant ochloa apus 125 25 6 156 5, 94 252 40 3. Gigant ochloa at roviolaceae 257 295 2 554 21, 10 997 90 4. Gigant ochloa at t er 175 30 8 213 8, 11 484 40 5. Gigant ochloa nigrocilliat a 180 48 - 228 8, 69 1176 70 6. Gigant ochloa robust a 177 60 - 237 9, 03 655 70 7. Gigant ochloa pseodoarundinacea 227 202 8 457 16, 65 1982 90 Sumber : Jasni dan Sumarni 1999 Ket erangan : P : pangkal e : ekor R : j umlah dalam T : t engah b : buah Y : lubang gerek U : uj ung S : j umlah individu DS: deraj at serangan Tabel 5. Penyebaran j enis bubuk pada bambu Jenis bambu Jumlah No. Jenis bubuk A B C D E F G H I 1. H. aequal i s Wat - - + + + - + 327 12, 33 2. Lyct us sp. - - + - + + + 35 1, 32 3. Di nodeus + + + + + + + 1946 73, 23 4. Mi nt hea sp. - - + + + + + 369 13, 93 Sumber : Jasni dan Sumarni 1999 Ket erangan : A : bambu ampel D : bambu at t er G : bambu andong B : bambu apus t ali E : bambu t erung + : dit emukan C : bambu hit am F : bambu mayan - : t idak dit emukan

IV. PENGOLAHAN