Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan Strategi TI dan Bisnis (Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM))

(1)

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN STRATEGI TI DAN BISNIS (STUDI KASUS UNIVERSITAS KOMPUTER

INDONESIA(UNIKOM))

Oleh Hanhan Maulana

5710111051

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

v

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ... 1 

I.1  Latar Belakang Masalah ... 1 

I.2  Identifikasi Masalah ... 4 

I.3  Tujuan Penelitian ... 4 

I.4  Manfaat Penelitian ... 5 

I.5  Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 6 

I.6  Sistematika Penulisan ... 7 

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9 

II.1  Pendahuluan ... 9 

II.2  Penelitian Terdahulu ... 9 

II.3  Definisi dan Elemen Strategi ... 10 

II.4  Strategi Bisnis ... 11 

II.5  Strategi Sistem Informasi ... 12 

II.6  Kesesuaian Teknologi Informasi (TI) terhadap Bisnis ... 14 

II.6.1  Strategi Fit ... 16 

II.6.2  Integrasi Fungsional ... 18 

II.7  Model Kematangan ... 18 


(3)

vi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 25  

III.1  Profil Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ... 25 

III.1.1  Sejarah Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ... 25 

III.1.2  Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ………..27 

III.1.3  Struktur Organisasi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ………..29 

III.2  Penggunaan TI di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) ... 32 

III.2.1  UNIKOM Center ... 33 

III.2.2  UNIKOM Online ... 35 

III.2.3  UNIKOM Hotline ... 35 

III.2.4  UNIKOM SMS ... 38 

III.3  Waktu dan Tempat Penelitian ... 39 

III.4  Metode dan Alur Pembahasan ... 39 

III.4.1  Tahap Perumusan Masalah ... 40 

III.4.2  Tahap Pengumpulan Data ... 40 

III.4.3  Pengolahan dan Analisis Data ... 41 

III.4.4  Perancangan Solusi ... 42 

III.4.5  Kesimpulan ... 43 


(4)

vii

IV.1  Identifikasi Atribut SAMM ... 44 

IV.2  Analisis Strategi Universitas ... 45 

IV.3  Pengukuran Tingkat Kematangan Atribut SAMM ... 45 

IV.3.1  Komunikasi Bisnis dengan TI (COM) ... 46 

IV.3.2  Pengukuran Nilai-Manfaat dan Kompetensi TI (CVM) ... 50 

IV.3.3  Tata Kelola TI (GOV) ... 54 

IV.3.4  Kemitraan Bisnis dengan TI (PNP) ... 58 

IV.3.5  Ruang Lingkup dan Arsitektur TI (SAR) ... 61 

IV.3.6  Keahlian Sumber Daya TI (SKL) ... 65 

IV.3.7  Kriteria Kematangan ... 68 

IV.3.8  Penjelasan Kriteria Kematangan N ... 70 

IV.3.9  Penjelasan Kriteria Kematangan F ... 73 

IV.3.10  Gambaran Tingkat Kematangan ... 76 

IV.4  Perancangan Solusi ... 77 

IV.5  Usulan Perbaikan/ Perancangan Solusi Tingkat Kematangan ... 78 

IV.5.1  Peran Kriteria Pemahaan ... 78 

IV.5.2  Pendefinisisan Usulan Langkah Perbaikan ... 81 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 94_Toc395739812  V.1  Kesimpulan ... 94 


(5)

viii


(6)

96

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Barry (1986), Strategic Planning Workbook for Non profit Organization. [2]. Boar, B. (2001), The Art of Strategic Planning for Information

Technology, 2nd Ed, John Wiley & Sons.

[3]. Earl, M.J. (1996), Management Strategies For Information Technology, 1st Ed , Prentice Hall.

[4]. Fitransyah, Albi., (2009). Pengukuran kesesuaian strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnis menggunakan it balanced scorecard studi kasus: pt pos Indonesia.Tesis. Institut Teknologi Bandung.

[5]. Henderson, J. and N. Venkatraman (1992). Strategic Alignment: A model for Organizational. Tranformation through Information Technology. Transforming Organisations. T. A. Kochan and M. e. Useem. Oxford, Oxford University Press: 97-117.

[6]. Henderson, J. and N. Venkatraman (1993, 1999). "Strategic alignment: Leveraging information technology for transforming organisations." IBM systems journal 32 (1993); 38 (1999)(1 (1993); 2&3 (1999)). [7]. Hirschheim, R. and R. Sabherwal (2001). "Detours in the Path toward

Strategic Information Systems Alignment." California Management Review 44(1): 87-108.

[8]. ITGI. 2003. Board Briefing on IT Governance. 2nd Edition. IT Governance Institute.


(7)

[9]. Luftman, J., 2000. Assessing Business-IT Alignment Maturity. Communications of The Association for Information Systems. Vol.4, No.1.

[10]. Luftman, J., 2003. Measure Your Business-IT Alignment, The Longstanding Business-IT Gap can be Bridged with an Assessment Tool to Rate Your Effort. Optimize Magazine. Issue 22.

[11]. UNIKOM 2011/2012 Buku panduan Mahasiswa, UNIKOM, Bandung. [12]. Van Grembergen, Wim. (2004), Strategies for Information Technology


(8)

iii KATA PENGANTAR Bissmillahhirrohmanirrohim,

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis berjudul “PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN STRATEGI TI DAN BISNIS (STUDI KASUS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA(UNIKOM))” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister di Program Studi Magister Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia.

Selama penyusunan Tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua dan keluarga atas doa dan dukungan yang telah diberikan. 2. Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing yang

telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan tesis ini.

3. Dr. Didi Rosiyadi, M.Kom. selaku Dosen Penguji I. 4. Wartika, S.T.,M.T. selaku Dosen Penguji II.

5. Dekan, Sekretaris Dekan, Staf Pengajar serta Sekretariat Pascasarjana UNIKOM yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan tesis ini.


(9)

iv

6. Direktur ICT & Multimedia, dan Seluruh Staf yang berkaitan dengan penelitian di Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan izin dan bantuan selama pengerjaan tesis ini.

7. Untuk rekan-rekan seperjuangan MSI-1 dan MSI-2 Program Studi Magister Sistem Informasi Fakultas Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) angkatan IV tahun 2012 yang saling memberikan bantuan, dukungan dan motivasi dalam mengerjakan tesis ini.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih telah memberikan motivasi, semangat serta do’a yang tulus dan ikhlas sehingga membantu penulis dalam memperlancar proses penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini jauh dari kesempurnaan, sehingga diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulis dapat menyusun karya yang lebih baik lagi.

Semoga tesis ini dapat bermanfaat dan semoga Alloh SWT memberikan hikmah yang berlimpah kepada kita semua, amin.

Billahitaufiq walhidayah, wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, Agustus 2014


(10)

Curriculum Vitae

Name : Hanhan Maulana

Gender : Male

Place, Date of Birth : Bandung, August 15th 1988 Nationality : Indonesia

Ethnic : Sundanese

Religion : Islam

Weight/Height : 52/165 Blood of type : A / B / AB /O Driving License : A / C

Own Vehicle : Yes (Motorcycle) Marital Status : Single

Address : Kp. Sindangpala Rt 01/10

Phone : +6285222267759

PIN BB : -

Email Address : hanhan.maulana@gmail.com

Starting from the highest educational background

Starting Year

Ending Year

Education level – Institution Name

Majoring City - Country

GPA, Achievement

2012 Present Master Degree -

UNIKOM

MIS Bandung –

Indonesia

2013 2014 Master Degree -

Youngsan University

MIT Busan-

Korea Selatan

4.25/4.5

2007 2011 Under Graduated –

Indonesian computer University

Informatics Engineering

Bandung -

Indonesia 3.46/4.0

2004 2007 Senior High School –

SMAN 1 Baleendah

science Bandung -

Indonesia

-

2001 2004 Junior High School –

SMPN 1 Ibun

- Bandung –

Indonesia

-

1995 2001 Elementary School-

SDN Bojongnangka

- Bandung -

Indonesia -

PERSONAL DATA

FORMAL

EDUCATION


(11)

Period (From – To)

Course/Seminar/Organization Attended/ Special Interests Professional Membership/Extra Curricular Activities/ Hobbies 2011 CompTIA Securty+ training course

2009-2010 Lecturer in Indonesia Computer University (UNIKOM).

Interaksi Manusia Komputer (IMK)

2011-2012 Lecturer in Indonesia Computer University (UNIKOM).

Interaksi Manusia Komputer (IMK)

Score : E = Excellent, G = Good,C = Communicative, F = Fair, NA = No Applicable Qualification : TOEFL, TOEIC, etc.

Knowledge of language Speak Read Write Qualification

English G G G

Korean F F F

Computer Program and special software

Operating System : GNU/Linux Ubuntu, Microsoft Windows 98, Microsoft Windows XP, Microsoft Windows 7, Microsoft Windows server 2000.

System Modeling : Rational Rose, Concept Draw, Microsoft Visio. Integrated Development Environtment :

Netbeans 6.9.1, Ecslipse, DreamWeaver CS5, Borland Delphi 7, X-Code. Database Management System :

EDUCATION

PROFESSIONAL

EXPERIENCE

SKILLS


(12)

MySQL Server 5.5.8, Paradox, Oracle

Text Editor : Notepad++, Ultra Edit 32, Turbo Pascal (TPW 1.5). Development Kit : -.

Programming Language : PHP 5.3.5, pascal/Object Pascal (Delphi 7), C, C++, C#, Java. Framework : -

2013 Aplication for learning American Sign Language (IOS Programing, Using X-code)

2013 Learn Indonesia Culture (Java Programing, Using eclipse)

Sundanese Game Catalog (Android Programing, Using eclipse)

2011 Desktop Based Maping System of Electrical Substation Study Case PLN UPJ Cileungsi,

Bogor, Jawa Barat (Desktop Programing, Using Delphi, Map Info, Map X, MySql )

Project

History


(13)

BAB I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Universitas swasta memiliki tantangan lebih berat untuk bisa berkompetensi dengan sesama universitas di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan peningkatan terhadap ketergantungan kepada teknologi digital untuk tetap bisa bersaing. Universitas juga membutuhkan evolusi terhadap teknologi informasi dan komunikasi untuk menjalankan bisnisnya, memindahkan fokus dari efficiency menjadi efektifitas serta melakukan suatu inovasi.

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) merupakan salah satu universitas yang dalam perjalanannya melewati berbagai macam tantangan baik dari dalam maupun dari luar, hal ini menyebabkan adanya tuntutan untuk merubah cara operasi maupun perencanaan strategis untuk bisa bertahan dalam persaingan antar universitas.

Kondisi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) di atas kertas memiliki positioning yang kuat dalam lingkungan kompetisi di Indonesia, hal ini di karenakan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) mengedepankan Informasi teknologi sebagai dasar operasinya. Akan tetapi kinerja TI yang baik seharusnya dapat meningkatkan kinerja universitas sehingga sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk melihat kesesuaian antara TI dan strategi bisnis suatu universitas, Kinerja TI harus dinilai berdasarkan perspektif bisnis.

Kesesuaian strategis antara TI dan bisnis didefinisikan sebagai proses dua dimensi dimana strategi TI dan bisnis berperan sebagai “Mutual-Driver” [7].


(14)

2

Kesesuaian TI dengan strategi bisnis bukan lah suatu “event” melainkan proses adaptasi dan perubahan yang berkelanjutan sehingga menghasilkan performa bisnis yang baik, sehingga bisa mencapai competitive advantage. Dengan mengefektifkan kesesuaian diantara keduanya, juga dapat meningkatkan kemampuan organisasi, meng-efisiensikan operasi, bahkan menurunkan cost.

Riset kesesuaian strategis antara TI dan bisnis telah melibatkan pengembangan sejumlah besar model dan kerangka kerja. Strategic Alignment

Model (SAM) yang dikembangkan oleh Henderson dan Venkatraman merupakan

salah satu riset pertama model yang fokus pada kesesuaian[5]. Kesesuaian dalam SAM terdiri atas dua dimensi utama, yaitu: Strategi Fit dan integrasi fungsional. Strandl memperkenalkan model empat lapis, yang terdiri atas integrasi proses, informasi, layanan, dan teknologi sebagai alat yang penting untuk menjembatani celah antara TI dan bisnis.

SAMM (Strategic Alignment Maturity Model) diperkenalkan oleh Luftman, model SAMM dibuat berdasarkan pengembangan dari 12 komponen pada model SAM Henderson dan Venkatraman dan hasil penelitian Luftman yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi pemicu (enabler) dan penghambat (inhibitor) terhadap keselarasan antara bisnis dengan TI[9]

Menurut ITGI [8], keselarasan strategi antara bisnis dan TI berfokus pada upaya untuk memastikan adanya hubungan / relasi antara rencana bisnis dengan TI; mencakup aktivitas pendefinisian, pemeliharaan, validasi nilai TI dan penyelarasan TI dengan operasional organisasi. Lebih lanjut lagi, ITGI juga menyebutkan bahwa elemen kunci dari tata kelola TI adalah penyelarasan strategi


(15)

bisnis dan TI. Keselarasan strategis bisnis dan TI sebagai estafet awal dalam rangka menggali potensi manfaat TI bagi bisnis.

Sebelumnya telah ada penelitian dalam bentuk karya tulis tesis yang

berjudul “pengukuran kesesuaian strategi teknologi informasi terhadap strategi

bisnis menggunakan IT balanced scorecard” Pada karya tulis ini digunakan model SAMM dalam langkah awal mengukur tingkat kematangan keselarasan TI dengan Bisnis adapun penelitian dilaksanakan di divisi TI PT Pos indonesia Kesimpulan penelitian tersebut adalah Kriteria pengukuran kompetensi/nilai pada model kematangan Luftman, bertujuan untuk menelaah kontribusi nilai-nilai TI terhadap bisnis korporasi.[4].

Melihat pentingnya peran TI pada bisnis korporasi, Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) memandang investasi TI sebagai investasi yang strategis. Masalahnya pihak manajemen (rektorat) ingin mengetahui dan memastikan apakah inisiatif-inisiatif TI yang sudah, sedang atau akan dilaksanakan sudah sesuai dengan strategi organisasi. Informasi tingkat keselarasan tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi pihak manajemen untuk mendapatkan gambaran besar, namun juga menjadi landasan dalam membuat prioritas kebijakan baru dalam rangka peningkatan dan perbaikan kinerja. Informasi tingkat keselarasan, lebih lanjut lagi juga menjadi modal bagi pihak manajemen dalam rangka meminta dukungan program kerja dan rencana strategis mereka terhadap yayasan selaku penyandang dana.

Penelitian ini akan membahas tentang pengukuran tingkat keselarasan (Maturity) antara Strategi TI dengan Bisnis Menggunakan Model yang di kembangkan oleh


(16)

4

luftman sehingga dapat membantu Universitas mengetahui posisi nya dalam tingkat maturity serta dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan maturity sampai pada tingkat yang diharapkan. Metode ini dipilih karena menurut penulis Model SAMM memiliki aspek penilaian yang menyuluruh mulai dari komunikasi sampai kepada keterampilan sumber daya manusia TI, berbeda dengan metode lain yang hanya mengukur jarak (Gap) antara TI dan Bisnis. Dengan demikian judul penelitian ini adalah “PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN

KESELARASAN STRATEGI TI DAN BISNIS (STUDI KASUS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA(UNIKOM))”

I.2 Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang akan dikaji lanjut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Universitas ingin mengetahui apakah kebijakan-kebijakan TI yang sudah atau sedang dilaksanakan sesuai dengan strategi bisnis.

2. Universitas memerlukan gambaran mengenai keselarasan TI dan Bisnis sebagai landasan untuk membuat kebijakan baru dalam rangka peningkatan dan perbaikan kinerja.

3. Universitas memerlukan gambaran tingkat kematangan proses yang ada sehingga bisa melakukan langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan tingkat kematangan (maturity) sampai level yang diharapkan.

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(17)

1. Mengukur kesesuaian TI terhadap bisnis di Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM), yaitu dengan mengetahui tingkat kematangan kesesuaian TI terhadap bisnis, dan mengukur kinerja TI untuk mengukur kontribusi divisi TI terhadap bisnis

2. Mengembangkan perancangan solusi dengan mengidentifikasikan tindakan perbaikan yang di perlukan untuk mencapai keselarasan antara TI dan strategi bisnis

3. Menghasilkan Usulan-usulan langkah perbaikan untuk meningkatkan tingkat kematangan keselarasan strategi TI dan bisnis sampai level yang diinginkan.

I.4 Manfaat Penelitian

Berikut ini beberapa manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah,sebagai berikut:

1. Memberikan gambaran tingkatan kamatangan keselarasan strategi TI terhadap strategi bisnis sehingga Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) mengetahui posisinya dalam tingkat kamatangan Luftman

2. Memberikan usulan proses perbaikan tingkat kematangan keselarasan sampai pada level yang di harapkan Universitas

3. Memberikan penjelasan tentang pemahaman faktor-faktor pemicu dan faktor-faktor penghambat keselarasan yang ada di Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) serta faktor pemicu dan faktor-faktor penghambat keselarasan berdasarkan model luftman


(18)

6

I.5 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Lingkup pembahasasan penelitian ini dibatasi pada aspek berikut ini: 1. Objek penelitian adalah Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM)

dengan penekanan pada strategi TI dan strategi bisnis universitas

2. Tingkat kematangan kesesuaian antara TI dan Bisnis akan di ukur menggunakan Alignment Maturity level yang di kembangkan oleh luftman;

3. Model SAMM yang di kembangkan Oleh Luftman memiliki 6 atribut pengukuran yaitu, Komunikasi, nilai-Manfaat Kompetensi TI, Tata Kelola TI, Kemitraan Bisnis dengan TI, Ruang Lingkup dan Arsitektur TI, serta Sumber daya TI.

4. Kinerja TI yang menggambarkan kontribusi divisi TI terhadap bisnis universitas di ukur berdasarkan hasil wawancara

5. Strategi bisnis universitas di ukur berdasarkan hasil studi dokumen serta wawancara yang di lakukan di Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM)

6. Pada pengukuran kesesuaian antara TI dan bisnis ini, analisis tidak secara rinci menelaah proses penyampaian nilai TI, manajemen risiko TI, dan manajemen sumberdaya TI

7. Bisnis organisasi diasumsikan tidak berubah atau bersifat tetap. Bergerak di bidang pendidikan.

Pencapaian kesesuaian TI terhadap bisnis diasumsikan tidak sampai mengubah bentuk bisnis, tetapi dapat mempengaruhi strategi bisnis Universitas Komputer


(19)

Indonesia(UNIKOM). Dengan demikian, strategi bisnis korporasi yang diterapkan dapat berjalan secara harmonis sesuai dengan strategi TI Divisi TI Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM).

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dokumen penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Adapun sistematika penulisan disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas Latar belakang masalah, identifikasi masalah, Tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan dan asumsi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi pemahaman tentang konsep kesesuaian strategi teknologi informasi, terhadap strategi bisnis, pemahaman tentang Stategic Alignment model (SAM), Pemahaman tentang Tingkat kematangan(maturity) yang di kembangkan oleh luftman, faktor-faktor pemicu dan penghambat keselarasan berdasarkan perspesktif luftman. Tujuan dari bab ini adalah memberikan dasar acuan secara ilmiah yang berguna dalam membentuk kerangka berpikir yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini merupakan jembatan yang menghubungkan kajian pustaka yang terdapat pada bab II dengan pelaksanaan penelitian atau analisis dan pembahasan yang terdapat pada bab IV. Pada bab ini di bahas mengenai profil Universitas


(20)

8

Komputer Indonesia(UNIKOM) serta metodologi yang di lakukan pada penelitian di mulai pada tahap perumusan masalah, identifikasi kondisi keselarasan serta identifikasi faktor-faktor pemicu dan penghambat keselarsan yang dirasakan saat ini dan kemudian untuk selanjutnya di bandingkan dengan faktor-faktor pemicu dan penghambat berdasarkan persfektif luftman dan setelah itu di lakukan pengukuran terhadap tingkat keselarasan Strategi Ti dengan Bisnis di Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM).

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan melakukan analisis dan pembahasan dari data yang telah dikumpulkan menggunakan langkah-langkah penelitian yang telah dibuat pada bab III untuk menjawab tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat memberikan kesimpulan dan saran.Perancangan solusi yang dilakukan dengan memberikan usulan perbaikan (improvement) beserta pengukuran yang diperlukan untuk evaluasi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dilakukan dua hal yaitu hasil analisis dan pembahasan akan digunakan untuk menarik kesimpulan dari seluruh rangkaian penelitian untuk menjawab tuntutan dari tujuan penelitian. Dan memberikan saran bagi tempat penelitian maupun bagi peneliti selanjutnya.


(21)

9

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai hasil studi literatur yang menjadi landasan pembahasan pada bab-bab selajutnya. Persoalan kesesuaian strategi teknologi informasi (TI) terhadap strategi bisnis berkaitan erat dengan hal-hal yang perlu dikaji untuk mendukung kebutuhan analisis dan pengembangan solusi yang di harapkan dalam penelitian ini. Beberapa hal penting yang akan mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian terdahulu

2. Pemahaman mengenai kesesuaian TI terhadap strategi Bisnis Universitas 3. Pengukuran, bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan kesesuaian

antara TI dengan Bisnis

4. Pengukuran dilakukan berdasarkan metode Strategic Alignment Maturity

Model (SAMM) yang diperkenalkan oleh Lufman

5. Model Kematangan luftman II.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian sebelum nya telah mengkaji masalah pengukuran keselarasan Strategi TI dan bisnis menggunakan model SAMM.

Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Albi dengan judul pengukuran kesesuaian strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnis menggunakan IT

balanced scorecard menggunakan model SAMM dalam langkah awal mengukur


(22)

10

di divisi TI PT Pos indonesia kesimpulan penelitian tersebut adalah kriteria pengukuran kompetensi/nilai pada model kematangan Luftman, bertujuan untuk menelaah kontribusi nilai-nilai TI terhadap bisnis korporasi. Kontribusi nilai-nilai TI terhadap bisnis diukur dengan memetakan kinerja TI ke dalam empat perspektif IT Balanced Scorecard.[4].

Semetara penelitian saat ini bertujuan untuk melihat dan menilai sejauh mana tingkat kematangan keselarasan TI dengan Bisnis di Universitas Komputer Indonesia dengan menggunakan metode SAMM dan memberikan saran perbaikan secara terperinci terkait peningkatan tingkat kematangan Keselarsan TI dan Bisnis di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

II.3 Definisi dan Elemen Strategi

Memahami strategi seringkali terasa tidak mudah, karena setiap literatur memberikan definisi yang berbeda dan sampai saat ini tidak ada definisi yang baku. Beberapa diantara definisi-definisi tersebut sebagai berikut :

Menurut Bateman Strategi adalah pola tindakan dan alokasi sumber daya yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi. [2]. Menurut Barry Strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak menjadi apa suatu organisasi dimasa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute).[1]

Strategi ternyata memiliki banyak definisi. Untuk memperjelas definisi strategi, sebagian orang mencoba membedakan antara strategi dan taktik, yaitu strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, sedangkan cara-cara untuk mencapai jangka pendek disebut sebagai taktik. para ahli


(23)

mengilustrasikan bahwa dengan strategi merupakan suatu seni menggunakann Pertempuran untuk memenangkan perang, sedangkan taktik adalah seni menggunakan tentara. Dalam satu peperangan bisa jadi terdiri dari banyak pertempuran dan untuk memenangkan peperangan tidak harus memenangkan semua pertempuran. Berdasarkan pengamatan, proses paling krusial pada saat perumusan strategi adalah saat merumuskan alternatif dan menentukan pilihan tujuan/cara. Artinya strategi yang baik harus dihasilkan dari proses memilih alternatif-altenatif yang ada (alternatif harus lebih dari satu) Sering alternatifalternatif yang tidak dipilih tidak ikut terdokumentasi dalam rumusan strategi, pada hal strategi terpilih akan jauh lebih bermakna bila alternatif-alternatif yang tidak dipilih juga didokumentasikan untuk mempermudah anggota organisasi (yang lain) menafsirkan rumusan strategi terpilih.

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, yaitu alat untuk mencapai keunggulan bersaing. Seperti yang didefinisikan oleh Chandler yang menyebutkan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.[2]

Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa: Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute).

II.4 Strategi Bisnis

Menurut Hover, strategi bisnis adalah untuk mengindentifikasi kesempatan dan ancaman yang akan dihadapi bisnis/SBU dimasa depan serta mengali


(24)

12

kemampuan sumber daya dan skill yang dimiliki organisasi (SBU) yang dapat digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman sehingga tujuan organisasi(SBU) dapat tercapai. Strategi bisnis fokus pada ‘bagaimana bersaing’ pada industri, produk atau pasar tertentu.[1]

Sedangkan menurut Bateman, Strategi bisnis pada umumnya dirancang untuk meletakkan bisnis pada suatu posisi yang diinginkan dalam suatu industri tertentu, sedemikian sehingga pada akhir periode perencanaan dapat diperoleh tujuan (tingkat keuntungan) seperti yang diharapkan. Strategi bisnis akan membantu membentuk keunggulan kompetitif dengan pesaing. Ditambah dengan pendapat-pendapat ahli yang lain maka disimpulkan bahwa strategi bisnis adalah strategi yang dipergunakan unit bisnis(unit/anak organisasi) untuk bersaing dalam suatu industri tertentu guna mendapatkan tujuan yang ditetapkan.[2]

II.5 Strategi Sistem Informasi

Strategis Sistem Informasi adalah sebuah sistem informasi yang memiliki tujuan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu mendukung organisasi mendapatkan keunggulan kompetitif, dan mempertahankan keunggulan kompetitif tersebut. Karakteristik Strategi Sistem Informasi adalah:

1). Memiliki fokus keluar (eksternal), buka kedalam (internal). Perencanaan SIS akan memanfaatkan pengetahuan mengenai kondisi lingkungan bisnis, keinginan customer-supplier, perkembangan teknologi dalam proses identifikasi keunggulan, dan bagaimana sistem informasi yang diperlukan untuk mencapainya.


(25)

2). Menambah nilai (adding value), bukan mengurangi biaya (cost reduction). Hal ini tidak berarti bahwa tidak ada upaya melakukan pengurangan biaya. Pengurangan biaya biasanya menjadi target dari DP, dan karena tujuan DP adalah subset dari MIS, maka otomatis keunggulan kompetitif dapat dicapai juga melalui pengurangan biaya. Prinsip utama dari karakteristik ini adalah

doing better, not cheaper’. Ada keunggulan-keunggulan yang mungkin tidak akan diakomodasi dalam rencana bila prinsip utama adalah pengurangan biaya. 3). Berbagi keuntungan. Dalam mencapai keunggulan kompetitif organisasi

dapat juga berusaha memberikan keuntungan tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk customer, supplier, bahkan juga pesaing untuk membentuk lingkungan bisnis yang lebih baik.

4). Memahami customer.

5). Business driven innovation, not technology driven Salah satu kegagalan

adalah penggunaan teknologi yang lebih baik, tetapi visi bisnis yang buruk. Keberhasilan datang dari teknologi yang ‘cukup baik’, tetapi dengan pemahaman yang jelas tentang kostumer, dan bisnis.

6). Pengembangan yang bertahap (incremental development). Pendekatan yang paling baik adalah pendekatan bertahap (stepped approach) mengerjakan satu hal, dan kemudian mengembangkan (extending) di atasnya untuk pengembangan lebih lanjut.

7). Menggunakan informasi yang sudah didapatkan. Gunakan informasi yang didapatkan dari analisa produk dan pasar, juga analisis yang dilakukan oleh


(26)

14

riset eksternal. Gabungkan, potong, dan sambung untuk mengidentifikasi

kesempatan bisnis yang baru.

Strategi Sistem Informasi memiliki dua komponen, yaitu: 1). Strategi SI (berorientasi pada demand)

Strategi SI dibuat untuk mendefinisikan kebutuhan organisasi akan sistem dan informasi yang diperlukan untuk mendukung strategi keseluruhan dari bisnis. Strategi SI mendasarkan diri pada bisnis, dan sekaligus memperhatikan masalah kompetisi (competitiveness), dan keselarasan (alignment) SI/TI dengan bisnis.

2). Strategi TI (berorientasi pada supply)

Strategi TI dibuat untuk mendefinisikan upaya pemenuhan/ mendukung kebutuhan organisasi akan sistem dan informasi oleh teknologi Bila kita mengharapkan agar penerapan TI optimal, dibutuhkan suatu strategi SI/TI yang selaras dengan Strategi bisnis organisasi. Hal ini diperlukan agar investasi yang dikeluarkan untuk TI sesuai dengan kebutuhan dan memberikan manfaat yang diukur dari pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Earl membedakan antara strategi SI dan Strategi TI [3]. Strategi SI menekankan pada penentuan aplikasi SI yang dibutuhkan organisasi.

II.6 Kesesuaian Teknologi Informasi (TI) terhadap Bisnis

Kesesuaian antara TI dan bisnis berarti organisasi menerapkan teknologi Informasi(TI) secara tepat, sesuai dengan strategi, tujuan dan kebutuhan bisnis organisasi. Duffy dalam Grembergen menjelaskan bahwa keselarasan stratejik antara bisnis dan TI adalah sebuah proses serta tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pengembangan dan mempertahankan hubungan timbal balik


(27)

antara bisnis dan TI [12]. Supaya tujuan tersebut tercapai diperlukan sebuah model yang menjelaskan hubungan antara strategi bisnis dan TI. Henderson dan Venkatraman telah menyampaikan model yang dikenal dengan Strategic Alignment Model (SAM) yang telah banyak digunakan oleh peneliti [6]. Dalam

“model kesesuaian Strategis” terdapat dua domain yaitu: domain bisnis dan

domain teknologi. Dalam hal ini termasuk pengembangan dan pemeliharaan system suatu organisasi. Model kesesuaian bisnis-TI dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini. SAM berfokus pada strategic fit dan functional integration.

Gambar II. 1 SAM Model

Dari Gambar II.1 dapat dilihat bahwa Sam Model Memiliki 4 persfektif, ke 4 persfektif itu adalah:

1. Strategy Execution, merupakan pandangan yang umum dan banyak

diketahui orang. Dalam pandangan ini penting sekali untuk top manager menjalankan perannya sebagai penyusun strategi. sedangkan manajer TI adalah orang yang secara efisien dan efektif menyusun dan merencanakan infrastruktutr TI yang akan dibangun selaras dengan strategi bisnis yang


(28)

16

telah ditetapkan. juga harus dilakukan penilaian apakah biaya investasi TI yang dikeluarkan sebanding dengan strategi bisnis yang ditetapkan.

2. Technology Transformation, berbeda dengan Strategy Execution,

pandangan ini menganggap bahwa perusahaan dapat sukses dalam kompetisinya apabila perusahaan tersebut memiliki TI yang sesuai dan paling baik. Dalam hal ini strategi bisnis ditentukan melalui pertimbangan TI apa yang akan digunakan pada bisnisnya.

3. Competitive Potential, dalam pandangan ini perusahaan berusaha

mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan TI yang ada. Mereka menganggap bahwa dengan adanya TI mereka dapat menciptakan produk-produk (barang maupun jasa) baru yang dapat membuat mereka maju. Pandangan ini juga menyebutkan bahwa dalam perkembangan TI strategi bisnis juga senantiasa berubah menyesuaikan TI yang ada.

4. Service Level, dalam pandangan ini perusahaan berusaha menjadi

perusahaan dengan layanan TI kelas dunia. Untuk itu perusahaan harus dapat mengcover seluruh perubahan yang cepat dalam permintaan pelanggan agar perusahaan paham apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan-pelanggannya.

II.6.1 Strategi Fit

Henderson dan Venkatraman menyatakan bahwa konsep keselarasan strategis didasarkan pada dua asumsi dasar pertama bahwa kinerja ekonomi secara langsung berkaitan dengan kemampuan manajemen untuk menciptakan strategi Fit antara posisi organisasi dalam persaingan produk dan arena pasar yang


(29)

kompetitif dan desain struktur administratif yang tepat untuk mendukung eksekusinya[5]. kedua strategi Fit bersifat dinamis dan keselarasan strategis adalah suatu proses dan bukan event. Dalam skenario ini Strategi Fit faktor eksternal maupun internal harus sama kuat untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Henderson dan Venkatraman berpendapat bahwa ketidakmampuan untuk menyadari nilai dari investasi TI, sebagian merupakan dampak dari kurangnya keselarasan antara bisnis dan strategi TI organisasi[5]. Strategi mempengaruhi baik perumusan (decisions pertaining to competitive, product

market choices) maupun pada saat implementasi (choices that pertain to the

structure and capabilities of the firm to execute it's product market choices) untuk

itu di perlukan ada keselarasan antara formulasi dan implementasi strategi, Henderson dan Venkatraman [6].

Pada tahun 1991 telah dilakukan penelitian kembali mengenai strategi fit dalam situasi kompetitif, strategi, budaya organisasi beserta kepemimpinannya. Performa yang baik dapat diperoleh dari bisnis-bisnis dengan tingkat tinggi keselarasan antara empat unsur yang disebutkan di atas. Demikian pula Henderson dan Venkatraman menyatakan bahwa tidak ada penggunaan aplikasi TI yang dapat memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan karena keunggulan kompetitif ini hanya bisa diperoleh melalui bagaimana kemampuan organisasi untuk mengeksploitasi smua fungsi TI secara berkelanjutan[6].

Henderson dan Venkatraman berpendapat bahwa strategi TI harus di artikulasikan dalam dua domain, yaitu internal dan external dimana internal domain tersebut harus mendominasi dan eksternal domain harus sudah di


(30)

18

eksplorasi dengan baik[6]. Dalam penelitian yang di lakukan di lapangan mengindikasikan ketidak selarasan antara domain internal dan eksternal merupakan penyebab utama kegagalan investasi TI untuk menghasilkan suatu Value.

Thrasher memperluas teori strategi fit untuk jaringan antar-organisasi, di asumsikan bahwa strategi fit memiliki peran yang lebih crusial pada jaringan antar-organisasi di bandingkan dengan firma yang umum.[5] Strategis dalam jaringan antar-organisasi akan memainkan peran yang sangat penting dalam

e-commerce sehingga akan membutuhkan penelitian lebih lanjut serta

pengembangan dan model teoritis yang lebih baik untuk menciptakan komunitas TI mengenai nilai dari penggunaan TI dalam perusahaan.

II.6.2 Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional di SAM model Henderson dan Venkatraman menggambarkan hubungan antara perspektif strategis dan fungsi management. Integrasi fungsional berkaitan dengan integrasi posisi perusahaan di pasar eksternal yang kompetitif dan pangsa pasar TI. Posisi ini akan memungkinkan realisasi investasi TI. Demikian pula Nickels setuju bahwa posisi strategis TI dalam organisasi memastikan dukungan untuk strategi bisnis, mendorong akuisisi dan penggunaan layanan teknologi IT, dan bukan sebaliknya. Tipe kedua integrasi fungsional adalah penyelarasan bisnis dan infrastruktur TI. infrastruktur TI dipengaruhi oleh infrastruktur organisasi.


(31)

II.7 Model Kematangan

SAMM (Strategic Alignment Maturity Model) diperkenalkan oleh Luftman, model SAMM dibuat berdasarkan pengembangan dari 12 komponen pada model SAM Henderson dan Venkatraman dan hasil penelitian Luftman yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi pemicu (enabler) dan penghambat (inhibitor) terhadap keselarasan antara bisnis dengan TI[5].

Tingkat kematangan tersebut merepresentasikan setiap enam kriteria kesesuaian TI-bisnis sebagai berikut, sebagaimana yang diilustrasikan pada Gambar II. 2

1. Kematangan komunikasi

2. Kematangan pengukuran nilai/kompetensi 3. Kematangan tata kelola

4. Kematangan kemitraan

5. Kematangan lingkup dan arsitektur 6. Kematangan keterampilan


(32)

20

Gambar II. 2 SAMM Model

II.8 Pengukuran Kematangan Kesesuaian TI dengan Bisnis

Kesesuaian strategis menunjukkan bagaimana TI harmonis dengan bisnis, dan bisnis perlu atau bisa hamonis dengan TI. Kesesuaian berkembang ke dalam hubungan di mana fungsi TI dan fungsi bisnis dapat beradaptasi terhadap strategi bersama. Kesesuaian memerlukan dukungan yang kuat dari manajemen senior, hubungan kerja yang baik, kepemimpinan yang kuat, prioritas yang tepat, dan komunikasi yang efektif.

Luftman menyebutkan proses pengukuran tingkat kematangan keselarasan dapat memberikan informasi kepada organisasi mengenai kondisi terkini dari keselarasan strategi mereka dan mengidentifikasi apasaja yang harus dilakukan untuk meningkatkan kondisi yang ada [8]. Dengan mengacu pada keenam


(33)

komponen pada model SAMM, pengukuran tingkat kematangan keselarasan strategi bisnis dan TI diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sebagai berikut:

1. Metode agar organisasi dapat menentukan tingkat kematangan keselarasan bisnis dan TI berdasarkan kondisinya terkini.

2. Dengan mengetahui tingkat kematangan, organisasi dapat menentukan hal-hal apasaja yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki.

3. Dengan pengukuran tingkat kematangan, organisasi dapat mengetahui performa - kemajuan mereka dalam mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Gambar II.3 mengilustrasikan penilaian kematangan yang digambarkan dengan model yang terdiri atas lima tingkat kematangan strategis, yaitu:

1. Proses dimulai (Initial/Adhoc process) 2. Proses dikerjakan (Committed process) 3. Proses ditetapkan (Established process)

4. Proses diperbaiki/diatur (Improved/Managed process) 5. Proses dioptimalkan/optimal (Optimized process)


(34)

22


(35)

Definisi setiap tingkat adalah sebagai berikut: Tingkat 1: Proses dimulai (Initial/Ad hoc process)

Tingkat 1 menyatakan tingkat paling rendah dari kematangan kesesuaian strategis. Organisasi yang berada pada tingkat ini tidak mungkin mencapai suatu strategi bisnis-TI yang sesuai.

Tingkat 2: Proses dikerjakan (Committed process)

Tingkat 2 menyatakan bahwa organisasi mulai melakukan proses untuk kematangan kesesuaian strategis. Tingkat kematangan kesesuaian strategis ini diarahkan pada situasi lokal atau organisasi fungsional (seperti: pemasaran, keuangan, manufacturing, dan SDM) dalam perusahaan secara keseluruhan. Karena kesadaran terbatas oleh komunitas bisnis dan TI dari organisasi fungsional yang berbeda dalam menggunakan TI, kesesuaian sulit tercapai. Beberapa kesesuaian bisnis-TI pada tingkat lokal secara khusus tidak berpengaruh pada perusahaan. Bagaimanapun, peluang yang potensial mulai diperkenalkan.

Tingkat 3: Proses ditetapkan (Established focused process)

Tingkat 3 menyatakan bahwa organisasi telah menetapkan kematangan kesesuaian strategis yang terfokus. Tingkat kematangan kesesuaian strategis ini mengkonsentrasikan tata kelola, proses, dan komunikasi ke arah sasaran bisnis yang spesifik. TI ditanamkan dalam bisnis. Tingkat 3 mempengaruhi aset TI pada dasar perusahaan secara keseluruhan. Sistem aplikasi menunjukkan arah yang direncanakan dan diatur dari pemrosesan transaksi tradisional kepada sistem yang menggunakan informasi untuk membuat keputusan bisnis. Ekstrastruktur TI berkembang dengan mitra kunci.


(36)

24

Tingkat 4: Proses diperbaiki/diatur (Improved/Managed process) Tingkat 4 menyatakan bahwa organisasi telah mengatur kematangan kesesuaian strategis. Tingkat kematangan kesesuaian strategis ini menunjukkan tata kelola dan layanan yang efektif yang menguatkan konsep TI sebagai pusat nilai. Organisasi pada tingkat 4 mempengaruhi aset TI pada dasar perusahaan secara keseluruhan. Fokus sistem aplikasi ada pada peningkatan kendali proses bisnis untuk memperoleh keuntungan kompetitif. Organisasi tingkat 4 memandang TI sebagai kontributor strategis yang inovatif dan imajinatif untuk sukses.

Tingkat 5: Proses dioptimalkan/optimal (Optimized process)

Tingkat 5 menyatakan bahwa organisasi telah optimal, di mana kematangan kesesuaian strategis disesuaikan. Proses tata kelola mengintegrasikan proses perencanaan strategis TI dengan proses bisnis strategis. Organisasi pada tingkat 5 mempengaruhi aset TI pada dasar perusahaan secara keseluruhan. Tujuannya untuk memperluas organisasi ke dalam rantai persediaan pelanggan dan penyedia. Pada umumnya, organisasi sulit untuk mencapai tingkat 5 ini. Organisasi pada tingkat 5 lebih banyak pada perusahaan teknologi dari pada perusahaan berbentuk keamanan, asuransi, travel, dan perusahaan retail.


(37)

1 Hanhan Maulana

5710111051 ABSTRAK

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) mengedepankan Teknologi Informasi sebagai dasar operasinya. Dengan kinerja TI yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja universitas sehingga sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Akan tetapi sampai saat ini penerapannya belum sepenuhnya dapat mendukung proses bisnis yang ada, dan belum dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap bisnis. pihak manajemen (rektorat) juga ingin mengetahui dan memastikan apakah inisiatif-inisiatif TI yang sudah, sedang atau akan dilaksanakan sudah sesuai dengan strategi organisasi. Universitas Komputer Indonesia seharusnya menerapkan TI tidak hanya sebagai pendukung kegiatan bisnis akan tetapi menerapkannya sebagai bagian dari strategi bisnis.

Pada tesis ini, dinilai kesesuaian stretegi TI terhadap bisnis di Universitas Komputer Indonesia menggunakan SAMM (Strategic Alignment Maturity Model) diperkenalkan oleh Luftman, model SAMM dibuat berdasarkan pengembangan dari 12 komponen pada model SAM Henderson dan Venkatraman dan hasil penelitian Luftman yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi pemicu

(enabler) dan penghambat (inhibitor) terhadap keselarasan antara bisnis dengan

TI.

Tingkat kematangan kesesuaian strategi TI dan bisnis di Unversitas Komputer Indonesia berada pada level 3 (Nilai rata-rata 2.67). Secara keseluruhan tingkat kematangan kesesuaian antara TI dan bisnis saat ini berada pada tingkat 3 atau proses terfokus ditetapkan (Establish Process). Dan tingkat kematangan kesesuaian TI – bisnis yang diharapkan berada pada tingkat 4 atau proses yang diatur (improved/managed process). Dari keenam atribut pengukuran yang di nilai area pengukuran area pengukuran lingkup dan arsitektur (SAR) memiliki nilai terkecil 2. Sedangkan tata kelola (GOV) memperoleh nilai tertinggi yaitu 3; Perbaikan diprioritaskan pada beberapa poin dimana terdapat kesenjangan antara TI dengan Bisnis, kesenjangan terjadi pada atribut komunikasi poin 1 dan 2. Kata Kunci : Kesesuaian; Strategi TI; Strategic Aligment Model; Strategic

Alignment Maturity Model;

1. Pendahuluan

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) di atas kertas memiliki positioning yang kuat dalam lingkungan kompetisi di

Indonesia, hal ini di karenakan Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) mengedepankan

Informasi teknologi sebagai dasar operasinya. Akan tetapi kinerja TI


(38)

yang baik seharusnya dapat meningkatkan kinerja universitas sehingga sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk melihat kesesuaian antara TI dan strategi bisnis suatu universitas, Kinerja TI harus dinilai berdasarkan perspektif bisnis. Melihat pentingnya peran TI pada bisnis korporasi,

Universitas Komputer

Indonesia(UNIKOM) memandang investasi TI sebagai investasi yang strategis. Masalahnya pihak manajemen (rektorat) ingin mengetahui dan memastikan apakah inisiatif-inisiatif TI yang sudah, sedang atau akan dilaksanakan sudah sesuai dengan strategi organisasi. Untuk itu di perlukan suatu pengukuran tingkat keselarasan (Maturity) antara Strategi TI dengan Bisnis Menggunakan Strategic

Alignment Maturity Model (SAMM)

yang di kembangkan oleh luftman sehingga dapat membantu Universitas mengetahui posisi nya dalam tingkat maturity serta dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan maturity sampai pada tingkat yang diharapkan. Metode ini dipilih karena menurut penulis Model SAMM memiliki aspek penilaian yang menyuluruh mulai dari komunikasi sampai kepada keterampilan sumber daya manusia TI, berbeda dengan metode lain yang hanya mengukur jarak (Gap) antara TI dan Bisnis.

2. Kajian Pustaka

Kesesuaian antara TI dan bisnis berarti organisasi menerapkan teknologi Informasi(TI) secara tepat, sesuai dengan strategi, tujuan dan kebutuhan bisnis organisasi. Duffy dalam Grembergen menjelaskan bahwa keselarasan stratejik antara

bisnis dan TI adalah sebuah proses serta tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pengembangan dan mempertahankan hubungan timbal balik antara bisnis dan TI [12]. Supaya tujuan tersebut tercapai diperlukan sebuah model yang menjelaskan hubungan antara strategi bisnis dan TI. Henderson dan Venkatraman telah menyampaikan model yang dikenal dengan Strategic Alignment Model (SAM) yang telah banyak digunakan oleh peneliti [6].

Dalam “model kesesuaian Strategis”

terdapat dua domain yaitu: domain bisnis dan domain teknologi. Dalam hal ini termasuk pengembangan dan pemeliharaan system suatu organisasi. Model kesesuaian bisnis-TI dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini. SAM berfokus pada

strategic fit dan functional

integration.

Gambar 1 SAM model

SAMM (Strategic Alignment

Maturity Model) diperkenalkan oleh

Luftman, model SAMM dibuat berdasarkan pengembangan dari 12 komponen pada model SAM Henderson dan Venkatraman dan hasil penelitian Luftman yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi pemicu (enabler) dan penghambat (inhibitor) terhadap keselarasan antara bisnis dengan TI[5].

Tingkat kematangan tersebut merepresentasikan setiap enam kriteria kesesuaian TI-bisnis sebagai


(39)

berikut, sebagaimana yang diilustrasikan pada Gambar II. 2 1. Kematangan komunikasi 2. Kematangan pengukuran nilai/kompetensi

3. Kematangan tata kelola 4. Kematangan kemitraan 5. Kematangan lingkup dan arsitektur

6. Kematangan keterampilan

Gambar 2 Maturity Level SAMM

Kesesuaian strategis menunjukkan bagaimana TI harmonis dengan bisnis, dan bisnis perlu atau bisa hamonis dengan TI. Kesesuaian berkembang ke dalam hubungan di mana fungsi TI dan fungsi bisnis dapat beradaptasi terhadap strategi bersama. Kesesuaian memerlukan dukungan yang kuat dari manajemen senior, hubungan kerja yang baik, kepemimpinan yang kuat, prioritas yang tepat, dan komunikasi yang efektif.

3. Metodologi Penelitian

Gambar 3 Metodologi Penelitian

Terdapat beberapa tahapan dalam penelitian. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah

1. Perumusan Masalah

Tahap perumusan masalah merupakan langkah awal sehinga penelitian menjadi lebih fokus kedalam permasalahan yang menjadi bahasan dalam penelitian. 2. Pengumpulan data

Tahap pengumpulan data merupakan suatu tahapan studi terhadap litertur- literatur maupun hasil dari penelitian sebelumnya. Pada tahap ini juga di ukur prioritas strategi universitas, hubungan TI dengan bisnis di uiversitas serta analisis faktor pemicu dan penghambat berdasarkan perspektif luftman.

3. Pengolahan dan analisis data Tahap ini merupakan lanjutan tahap pemilihan prioritas strategi universitas berdasarkan tahap sebelumnya, pada tahap ini di lakukan pengkajian ulang memalui penilaian bobot prioritas strategi Universitas, mengukur tingkat kematangan proses,


(40)

juga melakukan analisis terhadap pektor pemicu dan penghambat kesesuaian yang terjadi saat ini di universitas. 4. Perancangan solusi

Pada tahap ini terdapat beberapa tindakan perbaikan sehingga bisa meningkatkan faktor-faktor pemicu keselarasan serta menekan faktor-faktor penghambat keselarasan antara TI dengan bisnis. Pada tahap ini juga di berikan usulan-usulan serta langkah2 perbaikan terhadap tingkat kematangan(maturity) kesesuaian TI dan Bisnis Universitas.

5. Kesimpulan

Pada tahap ini di ambil kesimpulan dari setiap tahapan yang di lakukan pada penelitian. Kesimpulan di dapat berdasarkan hasil tahapan tahapan sebelumnya. 4. Analisis dan Hasil Penelitian

Proses analisis Kematangan Tingkat keselarasan antara Strategi TI dengan bisnis dilakukan pada Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) dengan mengidentifikasi semua Atribut dari model SAMM yang di kembangkan oleh luftman. Kuesioner di berikan pada 12 Responden Univesitas Komputer Indonesia.

Tabel 1 Responden

No Unit Jumlah

responden

1 Kepala dan

Staf Divisi TI 6

2

Kepala dan Staf Divisi

Bisnis

6

Total 12

4.1 Pengukuran Tingkat

Kematangan

Berikut hasil dari pengukuran yang di lakukan pada universitas Komputer indonesia

4.1.1 Komunikasi Bisnis dengan TI (COM)

Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran area Komunikasi (COM) dapat di petakan kedalam nilai kematangan sebagai berikut:

Gambar 4 maturity Atribut Komunikasi 4.1.2 Pengukuran Nilai-Manfaat dan Kompetensi TI(CVM)

Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran Nilai-Manfaat dan Kompetensi TI (CVM) dapat di petakan kedalam nilai kematangan sebagai berikut:


(41)

Gambar 5 Maturity Atribut nilai-manfaat dan kompetensi TI

4.1.3 Tata Kelola TI(GOV) Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran area Tata Kelola TI (GOV) dapat di petakan kedalam nilai kematangan sebagai berikut:

Gambar 6 Maturity Tata Kelola TI 4.1.4 Kemitraan Bisnis dengan TI(PNP)

Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran area Kemitraan bisnis dengan TI (PNP) dapat di petakan

kedalam nilai kematangan sebagai berikut:

Gambar 7 Maturity Kemitraan Bisnis dengan TI

4.1.5 Ruang Lingkup dan

Arsitektur TI(SAR)

Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran area Ruang lingkup dan Arsitektur TI (SAR) dapat di petakan kedalam nilai kematangan sebagai berikut:

Gambar 8 Maturity Ruang Lingkup dan Arsitektur TI


(42)

4.1.6 Keahlian Sumber Daya Manusia TI (SKL)

Berdasarkan hasil analisis, wawancara dan kuesioner yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pemetaan tingkat kamatangan atribut pengukuran area Keahlian Sumber daya Manusia TI (SKL) dapat di petakan kedalam nilai kematangan sebagai berikut:

Gambar 9 Maturity Sumber daya Manusia TI

Untuk dapat menggambarkan dengan jelas hasil analisis dan kajian mengenai tingkat kematangan pada masing-masing kriteria yang berkontribusi secara langsung pada tingkat kematangan untuk proses pengelolaan data secara keseluruhan, maka dengan mengacu pada model kematangan kesesuaian antara TI dan bisnis yang dikembangkan Luftman.

Nilai kematangan untuk kondisi kesesuaian di Universitas saat ini (N) dan kondisi yang diharapkan (F) dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2 Maturity Level Universitas

No Kriteria

Tingkat Kematangan

N F

1 Komunikasi (COM) 3 4

2 Kompetensi/pengukura

n Nilai (CVM) 3 5

No Kriteria

Tingkat Kematangan

N F

3 Tata Kelola (GOV) 3 5

4 Kemitraan (PNP) 3 4

5 Lingkup dan

Arsitektur (SAR) 2 4

6 Keterampilan (SKL) 2 4

Rata-rata 2.67 4.33

Secara keseluruhan tingkat kematangan kesesuaian antara TI dan bisnis saat ini (N) berada pada tingkat 3 atau proses terfokus ditetapkan (Established Proses) dan tingkat kematangan kesesuaian TI – bisnis yang diharapkan (F) berada pada tingkat 4 atau proses yang diatur (improved/managed process). 4.2 Perancangan Solusi

Kesesuaian strategi Teknologi Informasi (TI) terhadap strategi bisnis bertujuan untuk mengoptimalkan implementasi TI di organisasi secara keseluruhan sehingga diharapkan divisi TI menjadi mitra strategis organisasi. Dengan demikian, diharapkan: TI digunakan untuk pertumbuhan bisnis organisasi, anggaran dikendalikan oleh strategi bisnis, TI tidak lagi terpisah dari bisnis, TI terlihat sebagai suatu investasi untuk mengatur organisasi, dan manajer TI merupakan seorang pemecah masalah bisnis. Adapun Usulan Perbaikan yang di usulkan adalah sebagai berikut:

4.2.1 Usulan perbaikan area Komunikasi (COM)

Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Komunikasi(COM) yaitu:

Tabel 3 Usulan Perbaikan area Komunikasi

Atribut Pengukuran Tingkat Tindakan Perbaikan

Pemahaman Bisnis oleh TI (COM 01)

2 ke 5

Melakukan penyuluhan kepada divisi TI tentang penting nya bisnis universitas sehingga karyawan menyadari penting nya peran TI untuk bisnis Universitas


(43)

Atribut Pengukuran Tingkat Tindakan Perbaikan

Senior dan Mid-Manajement

harus menyadari betul bisnis universitas

Semua karyawan di divisi TI memahami bisnis secara baik sehingga bisa mengoptimalkan keselarasan TI dengan Bisnis

Pemahaman TI

oleh bisnis (COM 02)

3 ke 5

Divisi bisnis harus menyadari potensi divisi TI dalam bisnis universitas sehingga dengan dukungan TI bisnis universitas menjadi lebih baik

Memberikan pemahaman tentang TI bsecara baik sehingga bisa mengoptimalkan keselarasan TI dengan Bisnis

Pembelajaran/ Pendidikan inter/ intra organisasional (COM 03)

2 ke 4

Mengadakan pendidikan atau pelatihan karyawan setiap divisi sehingga karyawan di setiap divisi mengerti akan peran nya masing masing

Menjalin ikatan antar divisi dimana setiap divisi bisa memahami fungsi dan tugas antar divisi

Kekakuan Protokol (protocol rigidity) (COM 04)

3 ke 5

Menghilangkan protokol

command and control pada setiap divisi

Melakukan pelatihan khusus tentang protokol tertentu sehingga

setiap karyawan dengan

sendirinya menyadari budaya kerja setiap divisi

Pembagian Pengetahuan(modal Intelektual) (COM

05) 2 ke 4

Pembagian pengetahuan yang tadinya semi terstruktur (terbatas dalam rapat) menjadi terstruktur sekitar proses-proses utama Membagi pengetahuan antar divisi dalam lingkup universitas Keleluasaan/

efektifitas/ kedalaman peran penghubung (COM 06)

3 ke 4

Merubah keleluasaan dan

efektifitas komunikasi dam membuat komunikasi rutin tiap divisi sehingga setiap divisi bisa terhubung(bond) satu sama lain

4.2.2 Usulan perbaikan

Pengukuran Nilai-Manfaat dan Kompetensi TI(CVM)

Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Pengukuran nilai –manfaat dan kompetensi TI(CVM) yaitu:

Tabel 4 Usulan Perbaikan area pengukuran nilai-manfaat dan kompetensi TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Intsrumen Pengukuran manfaat TI (CVM 01)

3 ke 5

Mulai menggunakan proses

Umpan balik Formal, untuk meninjau hasil pengukuran tradisional

Merubah pola instrumen

pengukuran manfaat TI, secara formal mulai mengukur aspek teknis, efisiensi biaya. Instrumen pengukuran

kinerja bisnis (CVM 02)

3 ke 5

Merubah pola instrumen

pengukuran kinerja bisnis menjadi

traditional financial. Dan mulai menggunakan Umpan balik

Merubah pola intrumen

pengukuran kinerja bisnis menjadi traditional customer based

Pengukuran Manfaat

Berimbang (antara TI dengan Bisnis) (CVM 03)

3 ke 4

Menghubungkan/ menjalin

keselarasan antara instrument pengukuran bisnis dan instrument pengukuran TI sehingga hasilnya bisa menujukan keseimbangan

Service level Agreement

(CVM 04)

3 ke 5

Membuat Service level Agreement

yang tadinya per-divisi menjadi level perusahaan(perubahan Orientasi)

Perusahaan harus memiliki SLA yang berorientasi teknis maupun

yang berorientasi

hubungan(relationship based)

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Benchmarking (CVM 05)

3 ke 5

Melakukan benchmarking secara rutin dalam cakupan fungsional secara rutin

Melakukan benchmarking secara

rutin dalam cakupan

Perusahaan(enterprise) Evaluasi Formal (CVM

06)

2 ke 4

Evaluasi formal harus dilakukan tidak hanya pada saat di butuhkan tapi rutin

Evaluasi formal harus dilakukan secara rutin dan membuat perubahan berdasarkan hasil penilaian

Perbaikan

berkesinambungan(CVM 07)

3 ke 5

Melaksanakan perbaikan formal pada tingkat fungsionalitas secara berkelanjutan.

Melaksanakan perbaikan pada tingkat fungsional hanya saja dilakukan secara rutin serta dilakukan pengukuran terhadap efektifitasnya.

4.2.3 Usulan perbaikan Tata Kelola TI(GOV)

Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Tata kelola TI(GOV) yaitu:

Tabel 5 Usulan perbaikan Tata kelola TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Perencanaan Strategi Bisnis

(GOV 01) 4 ke 5

Merubah perencanaan strategis menjadi terhubung pada level fungsional, universitas(enterprise) maupun dengan pihak luar(sponsor dan rekan bisnis) Perencanaan

Strategi TI (GOV 02)

4 ke 5

Perencanaan strategi TI harus di integrasikan di seluruh perusahaan serta dengan pihak luar(sponsor dan rekan bisnis)

Struktur Organisasi dan pelaporan (GOV 03)

3 ke 5

Merubah sistem pelaporan yang tadinya hanya sebatas laporan kerja divisi Federasi, Unit TI melapor ke pimpinan Universitas(rektor)

Kendali anggaran (GOV 04)

3 ke 5

Merubah pengendalian anggaran kepada arah investasi(investment driver)(pusat Investasi)

Merubah pengendalian anggaran kepada arah investasi(investment driver) dan control terhadap keunggulan keungulan profit dari setiap investasi oleh divisi profit (Profit Center)

Manajemen Investasi TI (GOV 05)

4 ke 5

Investasi harus di arahkan kepada sesuatu yang menghasilkan nilai(value add) serta melibatkan rekan bisnis

Komisi pengendalian (Steering commite) (GOV 06)

3 ke 4

Membentuk komite pengendalian yang bersifat formal dan effektif

Proses penentuan prioritas (GOV 07)

3 ke 5

Merubah penentuan prioritas berdasarkan nilai tambah(value add) serta responsive

terhadap kondisi permasalahan yang ada.

4.2.4 Usulan perbaikan

Kemitraan Bisnis dengan TI(PNP) Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Kemitraan Bisnis dengan TI(PNP) yaitu:

Tabel 6 Usulan perbaikan Kemitraan Bisnis dengan TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Cara pandang Bisnis terhadap

Manfaat TI

(PNP 01)

3 ke 5

Merubah cara pandang bisnis terhadap peran TI bahwa TI merupakan bagian dari bisnis (penggerak dasar) bukan sebatas Aset. Setiap mitra harus bisa memberikan nilai kepada bisnis organisasi

Peran TI dalam Perencanaan Strategi Bisnis

2 ke 4

Merubah peran TI menjadi salah satu pengendali(driver) dalam bisnis Lebih memberikan kebebasaan terhadap TI


(44)

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

(PNP 02) sehingga TI bisa menjalankan Fungsi

sebagai enables maupun driver

Sasaran bersama, pembagian resiko & bonus (PNP 03)

3 ke 5

Kedua divisi sama-sama mereima

pembagian resiko maupun bonus dalam bisnis

Pembagian secara Adil dalah hl resiko maupun bonus

Pengelolaan hubungan

/relasi TI

dengan Bisnis (PNP 04)

3 ke 4 Membuat standarisasi hubungan antara divisi TI dan bisnis

Relasi dan

Kepercayaan (PNP 05)

2 ke 3

Hubungan dengan bisnis harus di jalin demi memunculkan nilai sebagai penyedia layanan

Sponsor Bisnis (PNP 06)

3 ke 4

Merubah cakupan sponsor pada level fungsional dan masih terbatas, menjadi tidak terbatas dan menyeluruh pada setiap divisi di universitas

Penanggung jawab sponsor tidak hanya dari manajemen senior tetapi juga tingkat eksekutif organisasi

4.2.5 Usulan perbaikan Ruang Lingkup dan Arsitektur TI(SAR)

Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Ruang Lingkup dan Arsitektur TI(SAR) yaitu:

Tabel 7 Usulan Perbaikan Ruang lingkup dan Arsitektur TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Tradisional, pengendali, eksternal (SAR 01)

2 ke 4

Memperluas ruang lingkup tiap divisi dengan mengaktifkan proses bisnis yang baik

Menata ulang ruang lingkup pengendalian dan menjadikan proses bisnis sebagai pengendali utama Penerapan/ Kepatuhan

pada Standar (artikulasi standar) (SAR 02)

3 ke 4

Merubah standarisasi yang bersifat fungsional menjadi bersifat standarisasi universitas(menyeluruh)

Organisasi fungsional

(SAR 03) 2 ke 3

Melakukan integrasi terstruktur di tingkat fungsionalitas terhadap seluruh organisasi

Perusahaan (SAR 04)

2 ke 3 Membuat standar arsitektur

enterprise

Antar perusahaan

(SAR 05) 2 ke 3

Membuat arsitektur standar yang mempertimbangkan saran-saran atau masukan dari rekan bisnis Transparansi, agilitas,

flesibilitas arsitektural (SAR 06)

3 ke 4

Membuat manajemen teknologi yang efektif. Sehingga terjadi transparansi di seluruh organisasi.

4.2.6 Usulan perbaikan Keahlian Sumber Daya Manusia TI (SKL)

Langkah perbaikan yang diusulkan untuk perbaikan area Keahlian Sumber daya Manusia TI(SKL) yaitu:

Tabel 8 Usulan Perbaikan Keahlian Sumber daya Manuasia TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Inovasi dan 2 ke 4 Pemberian pengetahuan tentang

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

kewirausahaan (SKL 01)

resiko bisnis. Sehingga terjadi kemandirian pada tingkat fungsional Memberikan penyuluhan inovasi baik pada level intra-universitas maupun dengan patner

Peran / wewenang kekuasaan (SKL 02)

2 ke 4

Melakukan control wewenang antar

divisi fungsional sesuai

keadaan(situasional)

Melakukan control wewenang antar divisi fungsional secara rutin dan formal

Gaya Manajemen

(SKL 03)

3 ke 5

Merubah orientasi gaya manajemen menjadi profit/ value based

Merubah orientasi gaya manajemen menjadi Relatinship based. Dalam hal ini termasuk hubungan dengan patner

Kesiapan untuk

perubahan

(SKL 04) 2 ke 4

Menyadari akan adanya tututan akan adanya perubahan. Melakukan pemahaman sehingga setiap karyawan di setiap divisi memiliki kesiapan kearah perubahan Perubahan/ Pergantian

karir (SKL 05)

2 ke 3

Melakukan pemahaman antar tugas dan wewenang divisi sehingga

karyawan siap melakukan

perpindahan divisi jika di perlukan Pelatihan lintas Fungsi

(SKL 06)

3 ke 5

Melakukan pelatihan jika

dibutuhkan

Melakukan pelatihan antar divisi untuk mempersiapkan pergantian karir(career crossover) Lingkungan sosial,

politik, dan

kepercayaan (SKL 07) 3 ke 4

Merubah bentuk layanan terhadap lingkungan social berdasarkan nilai (Value based)

5. Kesimpulan dan saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Pengukuran tingkat kesesuaian TI terhadap bisnis di Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

Tingkat kematangan kesesuaian strategi TI dan bisnis di Unversitas Komputer Indonesia berada pada level 3 (Nilai rata-rata 2.67). Dari keenam atribut pengukuran yang di nilai area pengukuran area pengukuran Lingkup dan Arsitektur TI (SAR) memiliki nilai terkecil 2. Sedangkan tata kelola (GOV) memperoleh nilai tertinggi yaitu 3;


(45)

Perbaikan diprioritaskan pada beberapa poin dimana terdapat kesenjangan antara TI dengan Bisnis, kesenjangan terjadi pada atribut komunikasi poin 1 dan 2.

5.2 Saran

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka disarankan: 1. Sebagai bahan penelitian

selanjutnya untuk mengukur

kesesuaian Teknologi

informasi(TI) ddan bisnis dapat dilakukan analisis mendalam terhadap kinerja masing masing divisi menggunakan metode yang lebih terperinci.

2. Melakukan penelitian kesesuaian strategi Teknologi Informasi (TI) terhadap strategi bisnis korporasi, pada organisasi sejenis yang bergerak di bidang pendidikan terutama di perguruan tinggi sehingga mengasilkan penelitian dengan data yang lebih baik. 6. Daftar pustaka

[1].Barry (1986), Strategic Planning Workbook for Non profit Organization.

[2].Boar, B. (2001), The Art of Strategic Planning for Information Technology, 2nd Ed, John Wiley & Sons.

[3].Earl, M.J. (1996), Management Strategies For Information Technology, 1st Ed , Prentice Hall.

[4].Fitransyah, Albi., 2009. Pengukuran kesesuaian strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnis menggunakan it balanced scorecard studi kasus: pt pos Indonesia.Tesis. Institut Teknologi Bandung.

[5].Henderson, J. and N. Venkatraman (1992). Strategic Alignment: A model for Organizational. Tranformation through Information Technology. Transforming Organisations. T. A. Kochan and M. e. Useem. Oxford, Oxford University Press: 97-117.

[6].Henderson, J. and N. Venkatraman (1993, 1999). "Strategic alignment: Leveraging information technology for transforming organisations." IBM systems journal 32 (1993); 38 (1999)(1 (1993); 2&3 (1999)). [7].Hirschheim, R. and R. Sabherwal (2001). "Detours in the Path toward Strategic Information Systems Alignment." California Management Review 44(1): 87-108.

[8].ITGI. 2003. Board Briefing on IT Governance. 2nd Edition. IT Governance Institute.

[9].Luftman, J., 2000. Assessing Business-IT Alignment Maturity. Communications of The Association for Information Systems. Vol.4, No.1.

[10]. Luftman, J., 2003. Measure Your Business-IT Alignment, The Longstanding Business-IT Gap can be Bridged with an Assessment Tool to Rate Your Effort. Optimize Magazine. Issue 22.

[11]. UNIKOM 2011/2012 Buku panduan Mahasiswa, UNIKOM, Bandung.

[12]. Van Grembergen, Wim. (2004), Strategies for Information Technology Governance, Idea Group Publishing.


(46)

(47)

(48)

(1)

Atribut Pengukuran Tingkat Tindakan Perbaikan

Senior dan Mid-Manajement

harus menyadari betul bisnis universitas

Semua karyawan di divisi TI memahami bisnis secara baik sehingga bisa mengoptimalkan keselarasan TI dengan Bisnis Pemahaman TI

oleh bisnis (COM 02)

3 ke 5

Divisi bisnis harus menyadari potensi divisi TI dalam bisnis universitas sehingga dengan dukungan TI bisnis universitas menjadi lebih baik

Memberikan pemahaman tentang TI bsecara baik sehingga bisa mengoptimalkan keselarasan TI dengan Bisnis

Pembelajaran/ Pendidikan inter/ intra organisasional (COM 03)

2 ke 4

Mengadakan pendidikan atau pelatihan karyawan setiap divisi sehingga karyawan di setiap divisi mengerti akan peran nya masing masing

Menjalin ikatan antar divisi dimana setiap divisi bisa memahami fungsi dan tugas antar divisi

Kekakuan Protokol (protocol rigidity) (COM 04)

3 ke 5

Menghilangkan protokol

command and control pada setiap divisi

Melakukan pelatihan khusus tentang protokol tertentu sehingga setiap karyawan dengan sendirinya menyadari budaya kerja setiap divisi

Pembagian Pengetahuan(modal Intelektual) (COM 05) 2 ke 4

Pembagian pengetahuan yang tadinya semi terstruktur (terbatas dalam rapat) menjadi terstruktur sekitar proses-proses utama Membagi pengetahuan antar divisi dalam lingkup universitas Keleluasaan/

efektifitas/ kedalaman peran penghubung (COM 06)

3 ke 4

Merubah keleluasaan dan efektifitas komunikasi dam membuat komunikasi rutin tiap divisi sehingga setiap divisi bisa terhubung(bond) satu sama lain

4.2.2

Usulan

perbaikan

Pengukuran Nilai-Manfaat dan

Kompetensi TI(CVM)

Langkah

perbaikan

yang

diusulkan untuk perbaikan area

Pengukuran nilai

manfaat dan

kompetensi TI(CVM) yaitu:

Tabel 4 Usulan Perbaikan area pengukuran

nilai-manfaat dan kompetensi TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan Intsrumen Pengukuran

manfaat TI (CVM 01)

3 ke 5

Mulai menggunakan proses Umpan balik Formal, untuk meninjau hasil pengukuran tradisional

Merubah pola instrumen pengukuran manfaat TI, secara formal mulai mengukur aspek teknis, efisiensi biaya. Instrumen pengukuran

kinerja bisnis (CVM 02) 3 ke 5

Merubah pola instrumen pengukuran kinerja bisnis menjadi

traditional financial. Dan mulai menggunakan Umpan balik Merubah pola intrumen pengukuran kinerja bisnis menjadi traditional customer based

Pengukuran Manfaat Berimbang (antara TI dengan Bisnis) (CVM 03)

3 ke 4

Menghubungkan/ menjalin keselarasan antara instrument pengukuran bisnis dan instrument pengukuran TI sehingga hasilnya bisa menujukan keseimbangan

Service level Agreement

(CVM 04)

3 ke 5

Membuat Service level Agreement

yang tadinya per-divisi menjadi level perusahaan(perubahan Orientasi)

Perusahaan harus memiliki SLA yang berorientasi teknis maupun yang berorientasi hubungan(relationship based)

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan

Benchmarking (CVM 05)

3 ke 5

Melakukan benchmarking secara rutin dalam cakupan fungsional secara rutin

Melakukan benchmarking secara rutin dalam cakupan Perusahaan(enterprise) Evaluasi Formal (CVM

06)

2 ke 4

Evaluasi formal harus dilakukan tidak hanya pada saat di butuhkan tapi rutin

Evaluasi formal harus dilakukan secara rutin dan membuat perubahan berdasarkan hasil penilaian

Perbaikan

berkesinambungan(CVM 07)

3 ke 5

Melaksanakan perbaikan formal pada tingkat fungsionalitas secara berkelanjutan.

Melaksanakan perbaikan pada tingkat fungsional hanya saja dilakukan secara rutin serta dilakukan pengukuran terhadap efektifitasnya.

4.2.3

Usulan

perbaikan

Tata

Kelola TI(GOV)

Langkah

perbaikan

yang

diusulkan untuk perbaikan area Tata

kelola TI(GOV) yaitu:

Tabel 5 Usulan perbaikan Tata kelola TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan Perencanaan

Strategi Bisnis (GOV 01) 4 ke 5

Merubah perencanaan strategis menjadi terhubung pada level fungsional, universitas(enterprise) maupun dengan pihak luar(sponsor dan rekan bisnis) Perencanaan

Strategi TI (GOV 02)

4 ke 5

Perencanaan strategi TI harus di integrasikan di seluruh perusahaan serta dengan pihak luar(sponsor dan rekan bisnis)

Struktur Organisasi dan pelaporan (GOV 03)

3 ke 5

Merubah sistem pelaporan yang tadinya hanya sebatas laporan kerja divisi Federasi, Unit TI melapor ke pimpinan Universitas(rektor)

Kendali anggaran (GOV 04)

3 ke 5

Merubah pengendalian anggaran kepada arah investasi(investment driver)(pusat Investasi)

Merubah pengendalian anggaran kepada arah investasi(investment driver) dan control terhadap keunggulan keungulan profit dari setiap investasi oleh divisi profit (Profit Center)

Manajemen Investasi TI (GOV 05)

4 ke 5

Investasi harus di arahkan kepada sesuatu yang menghasilkan nilai(value add) serta melibatkan rekan bisnis

Komisi pengendalian (Steering commite) (GOV 06)

3 ke 4

Membentuk komite pengendalian yang bersifat formal dan effektif

Proses penentuan prioritas (GOV 07)

3 ke 5

Merubah penentuan prioritas berdasarkan nilai tambah(value add) serta responsive

terhadap kondisi permasalahan yang ada.

4.2.4

Usulan

perbaikan

Kemitraan Bisnis dengan TI(PNP)

Langkah

perbaikan

yang

diusulkan untuk perbaikan area

Kemitraan Bisnis dengan TI(PNP)

yaitu:

Tabel 6 Usulan perbaikan Kemitraan Bisnis

dengan TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan Cara pandang

Bisnis terhadap Manfaat TI (PNP 01)

3 ke 5

Merubah cara pandang bisnis terhadap peran TI bahwa TI merupakan bagian dari bisnis (penggerak dasar) bukan sebatas Aset. Setiap mitra harus bisa memberikan nilai kepada bisnis organisasi

Peran TI dalam Perencanaan Strategi Bisnis

2 ke 4

Merubah peran TI menjadi salah satu pengendali(driver) dalam bisnis Lebih memberikan kebebasaan terhadap TI


(2)

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan (PNP 02) sehingga TI bisa menjalankan Fungsi

sebagai enables maupun driver

Sasaran bersama, pembagian resiko & bonus (PNP 03)

3 ke 5

Kedua divisi sama-sama mereima pembagian resiko maupun bonus dalam bisnis

Pembagian secara Adil dalah hl resiko maupun bonus

Pengelolaan hubungan /relasi TI dengan Bisnis (PNP 04)

3 ke 4 Membuat standarisasi hubungan antara divisi TI dan bisnis

Relasi dan Kepercayaan (PNP 05)

2 ke 3

Hubungan dengan bisnis harus di jalin demi memunculkan nilai sebagai penyedia layanan

Sponsor Bisnis (PNP 06)

3 ke 4

Merubah cakupan sponsor pada level fungsional dan masih terbatas, menjadi tidak terbatas dan menyeluruh pada setiap divisi di universitas

Penanggung jawab sponsor tidak hanya dari manajemen senior tetapi juga tingkat eksekutif organisasi

4.2.5

Usulan perbaikan Ruang

Lingkup dan Arsitektur TI(SAR)

Langkah

perbaikan

yang

diusulkan untuk perbaikan area

Ruang

Lingkup

dan

Arsitektur

TI(SAR) yaitu:

Tabel 7 Usulan Perbaikan Ruang lingkup

dan Arsitektur TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan Tradisional,

pengendali, eksternal (SAR 01)

2 ke 4

Memperluas ruang lingkup tiap divisi dengan mengaktifkan proses bisnis yang baik

Menata ulang ruang lingkup pengendalian dan menjadikan proses bisnis sebagai pengendali utama Penerapan/ Kepatuhan

pada Standar (artikulasi standar) (SAR 02)

3 ke 4

Merubah standarisasi yang bersifat fungsional menjadi bersifat standarisasi universitas(menyeluruh) Organisasi fungsional

(SAR 03) 2 ke 3

Melakukan integrasi terstruktur di tingkat fungsionalitas terhadap seluruh organisasi

Perusahaan (SAR 04)

2 ke 3 Membuat standar arsitektur

enterprise

Antar perusahaan

(SAR 05) 2 ke 3

Membuat arsitektur standar yang mempertimbangkan saran-saran atau masukan dari rekan bisnis Transparansi, agilitas,

flesibilitas arsitektural (SAR 06)

3 ke 4

Membuat manajemen teknologi yang efektif. Sehingga terjadi transparansi di seluruh organisasi.

4.2.6

Usulan perbaikan Keahlian

Sumber Daya Manusia TI (SKL)

Langkah

perbaikan

yang

diusulkan untuk perbaikan area

Keahlian Sumber daya Manusia

TI(SKL) yaitu:

Tabel 8 Usulan Perbaikan Keahlian

Sumber daya Manuasia TI

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan Inovasi dan 2 ke 4 Pemberian pengetahuan tentang

Atribut Tingkat Tindakan Perbaikan kewirausahaan (SKL

01)

resiko bisnis. Sehingga terjadi kemandirian pada tingkat fungsional Memberikan penyuluhan inovasi baik pada level intra-universitas maupun dengan patner

Peran / wewenang kekuasaan (SKL 02)

2 ke 4

Melakukan control wewenang antar divisi fungsional sesuai keadaan(situasional)

Melakukan control wewenang antar divisi fungsional secara rutin dan formal

Gaya Manajemen (SKL 03)

3 ke 5

Merubah orientasi gaya manajemen menjadi profit/ value based

Merubah orientasi gaya manajemen menjadi Relatinship based. Dalam hal ini termasuk hubungan dengan patner

Kesiapan untuk perubahan

(SKL 04) 2 ke 4

Menyadari akan adanya tututan akan adanya perubahan. Melakukan pemahaman sehingga setiap karyawan di setiap divisi memiliki kesiapan kearah perubahan Perubahan/ Pergantian

karir (SKL 05)

2 ke 3

Melakukan pemahaman antar tugas dan wewenang divisi sehingga karyawan siap melakukan perpindahan divisi jika di perlukan Pelatihan lintas Fungsi

(SKL 06)

3 ke 5

Melakukan pelatihan jika dibutuhkan

Melakukan pelatihan antar divisi untuk mempersiapkan pergantian karir(career crossover) Lingkungan sosial,

politik, dan kepercayaan (SKL 07)

3 ke 4

Merubah bentuk layanan terhadap lingkungan social berdasarkan nilai (Value based)

5.

Kesimpulan dan saran

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis

Pengukuran tingkat kesesuaian TI

terhadap

bisnis

di

Universitas

Komputer

Indonesia(UNIKOM

dalam

penelitian

ini

dapat

disimpulkan bahwa :

Tingkat

kematangan

kesesuaian

strategi TI dan bisnis di Unversitas

Komputer Indonesia berada pada

level 3 (Nilai rata-rata 2.67). Dari

keenam atribut pengukuran yang di

nilai

area

pengukuran

area

pengukuran Lingkup dan Arsitektur

TI (SAR) memiliki nilai terkecil 2.

Sedangkan

tata

kelola

(GOV)


(3)

Perbaikan

diprioritaskan

pada

beberapa

poin

dimana terdapat

kesenjangan antara TI dengan Bisnis,

kesenjangan terjadi pada atribut

komunikasi poin 1 dan 2.

5.2

Saran

Berdasarkan

kajian

yang

telah dilakukan, maka disarankan:

1. Sebagai

bahan

penelitian

selanjutnya

untuk

mengukur

kesesuaian

Teknologi

informasi(TI) ddan bisnis dapat

dilakukan

analisis

mendalam

terhadap kinerja masing masing

divisi menggunakan metode yang

lebih terperinci.

2. Melakukan penelitian kesesuaian

strategi Teknologi Informasi (TI)

terhadap strategi bisnis korporasi,

pada organisasi sejenis yang

bergerak di bidang pendidikan

terutama di perguruan tinggi

sehingga mengasilkan penelitian

dengan data yang lebih baik.

6.

Daftar pustaka

[1].

Barry (1986), Strategic Planning

Workbook

for

Non

profit

Organization.

[2].

Boar, B. (2001), The Art of

Strategic

Planning

for

Information Technology, 2nd Ed,

John Wiley & Sons.

[3].

Earl, M.J. (1996), Management

Strategies

For

Information

Technology, 1st Ed , Prentice

Hall.

[4].

Fitransyah,

Albi.,

2009.

Pengukuran kesesuaian strategi

teknologi

informasi

terhadap

strategi bisnis menggunakan it

balanced scorecard studi kasus:

pt pos Indonesia.Tesis. Institut

Teknologi Bandung.

[5].

Henderson,

J.

and

N.

Venkatraman (1992). Strategic

Alignment:

A

model

for

Organizational.

Tranformation

through Information Technology.

Transforming Organisations. T.

A. Kochan and M. e. Useem.

Oxford, Oxford University Press:

97-117.

[6].

Henderson,

J.

and

N.

Venkatraman

(1993,

1999).

"Strategic alignment: Leveraging

information

technology

for

transforming

organisations."

IBM systems journal 32 (1993);

38 (1999)(1 (1993); 2&3 (1999)).

[7].

Hirschheim, R. and R. Sabherwal

(2001). "Detours in the Path

toward

Strategic

Information

Systems Alignment." California

Management Review 44(1):

87-108.

[8].

ITGI. 2003. Board Briefing on IT

Governance. 2nd Edition. IT

Governance Institute.

[9].

Luftman, J., 2000. Assessing

Business-IT Alignment Maturity.

Communications

of

The

Association

for

Information

Systems. Vol.4, No.1.

[10].

Luftman, J., 2003. Measure

Your Business-IT Alignment,

The Longstanding Business-IT

Gap can be Bridged with an

Assessment Tool to Rate Your

Effort. Optimize Magazine. Issue

22.

[11].

UNIKOM 2011/2012 Buku

panduan Mahasiswa, UNIKOM,

Bandung.

[12].

Van

Grembergen,

Wim.

(2004),

Strategies

for

Information

Technology

Governance,

Idea

Group


(4)

(5)

(6)