Pengaruh keberadaan agroindustri PT Saung Mirwan terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan Desa Sukamanah, Bogor

PENGARUH KEBERADAAN AGROINDUSTRI PT SAUNG
MIRWAN TERHADAP STRATEGI NAFKAH RUMAH
TANGGA PEDESAAN DESA SUKAMANAH, BOGOR

PUTRI RODIAH SUMANTAPURA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh
Keberhasilan Industri PT Saung Mirwan terhadap Strategi Nafkah Rumah Tangga
Pedesaan Desa Sukamanah, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Putri Rodiah Sumantapura
NIM I34100145

ABSTRAK

PUTRI RODIAH SUMANTAPURA. Pengaruh Keberadaan Agroindustri PT
Saung Mirwan terhadap Strategi Nafkah Rumah Tangga Pedesaan Desa
Sukamanah, Bogor. Di bawah bimbingan MURDIANTO.
Penggolongan suatu wilayah menjadi perkotaan atau pedesaan dilakukan
pada Sensus Penduduk 2010. Bentuk strategi pembangunan atau pemberdayaan
yang dilakukan oleh negara-negara berkembang salah satunya adalah
industrialisasi. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) mengidentifikasi dampak yang
ditimbulkan dari industri PT Saung Mirwan di Desa Sukamanah, Megamendung.
2) menganalisis pengaruh dari dampak keberhasilan industri yang ditimbulkan
terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan PT Saung Mirwan di Desa
Sukamanah, Megamendung. Penelitian ini menggunakan metode simple random

sampling (sampel acak sederhana). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
terhadap 30 orang responden dan 30 orang kontrol diketahui bahwa PT Saung
Mirwan memberikan manfaat bagi penduduk RW 01 Desa Sukamanah.
Keberadaan industri PT Saung Mirwan ini memberikan dampak terbukanya
lapangan bekerja dan peningkatan pendapatan. Dampak keberadaan agroindustri
yang ditimbulkan mempengaruhi strategi nafkah rumah tangga pedesaan.
Kata kunci: agroindustri, dampak keberhasilan industri, industrialisasi, strategi
nafkah
PUTRI RODIAH SUMANTAPURA. Influence of the Existance Agro-industry
PT Saung Mirwan the Rural Household Livelihoods Strategy Sukamanah village,
Bogor. Supervised by MURDIANTO.
The classification of an urban or rural areas be carried out on the 2010
Population Census. The development strategies or empowerment undertaken by
developing countries one of which is industrialization. The purpose of this study
are: 1) identifying the impact of industrial PT Saung Mirwan Sukamanah Village,
Megamendung. 2) analyze the effect of the impact caused by succesful industry
PT Saung Mirwan to livelihood strategies of rural households in the Sukamanah
village, Megamendung. This study used a simple random method. Based on a
study of 30 respondents and 30 control respondents know that PT Saung Mirwan
has given benefit for community RW 01 Sukamanah Village. The existance of this

industry PT Saung Mirwan impact opening up opportunities to work and rising of
the income livelihood Sukamanah Village. However, the impact of the successful
of this industry does give an effect to the livelihood strategies.
Keywords: agro-industry, the impact
industrialization, livelihood strategies

of

the

existance

agro-industry,

PENGARUH KEBERADAAN AGROINDUSTRI PT SAUNG
MIRWAN TERHADAP STRATEGI NAFKAH RUMAH
TANGGA PEDESAAN DESA SUKAMANAH, BOGOR

PUTRI RODIAH SUMANTAPURA


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Keberadaan Agroindustri PT Saung Mirwan terhadap
Strategi Nafkah Rumah Tangga Pedesaan Desa Sukamanah,
Bogor
Nama
: Putri Rodiah Sumantapura
NIM
: I34100145

Disetujui oleh


Ir Murdianto, MSi
Pembimbing

Diketahui

Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: _________________

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas nikmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Keberadaan Agroindustri PT Saung Mirwan
terhadap Strategi Nafkah Rumah Tangga Pedesaan Desa Sukamanah, Bogor”.
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Skripsi pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah terlibat dalam

penulisan Laporan Skripsi ini. Oleh karena itulah, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada Allah SWT., Bapak Ir. Murdianto, MS selaku dosen
pembimbing Studi Pustaka yang telah memberikan banyak masukan dan nasihat
yang penting bagi penulisan laporan ini, Orang tua yang telah memberikan
dukungan luar biasa, serta Dwi, Umi, Rima, Ratu, Sarah, Nula, Shita dan Pia yang
telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini. Selain
itu, penulis berterima kasih kepada teman-teman KPM 47 atas dukungan moril
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memohon maaf atas kekurangan
yang ada. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua
pihak yang terkait.
.

Bogor, Agustus 2014

Putri Rodiah Sumantapura
I34100145

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Konsep Industrialisasi Pedesaan
Agroindustri
Dampak Agrondustri
Konsep Strategi Nafkah
Kemitraan
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Definisi Konseptual

Definisi Operasional
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Lokasi Dan Waktu
Teknik Penentuan Responden
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Gambaran Umum Desa Penelitian
Kondisi Demografi
Kondisi Geografi
Sarana Perekonomian
Jumlah Perusahaan
Kependudukan dan Mata Pencaharian
Sarana dan Prasarana Pendidikan
Profil PT Saung Mirwan
Visi dan Misi PT Saung Mirwan
Kelembagaan

i

ii
iii
iv
1
1
2
3
3
5
5
5
6
7
8
9
11
12
12
14
15

15
15
16
17
17
19
19
20
20
20
20
21
22
22
22
26

Tujuan Dan Hasil Yang Diterapkan
Ikhtisar
KEBERADAAN AGROINDUSTRI PT SAUNG MIRWAN

Keberadaan Agroindustri
Dampak Keberadaan Agroindustri
Terbukanya Lapangan Pekerjaan
Terbukanya Peluang Bermitra
Peningkatan pendapatan
Ikhtisar
STRATEGI NAFKAH
Strategi Nafkah Ganda
Jaringan Sosial
Ikhtisar
PENGARUH KEBERHASILAN INDUSTRI PT SAUNG
MIRWAN TERHADAP DAMPAK KEBERHASILAN
INDUSTRI
PENUTUP
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

26
27
29
29
31
31
34
35
37
38
38
41
42
45

49
48
48
49
51

DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel 1

Judul Tabel
Sebaran pemanfaatan lahan atau penggunaan lahan di
Desa
Sukamanah
Kecamatan
Megamendung,
Kabupaten Bogor
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa
Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten
Bogor

Halaman
19

Tabel 3

Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian di
Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Bogor

22

Tabel 4

Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan
terbukanya lapangan pekerjaan

33

Tabel 5

Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan
terbukanya lapangan pekerjaan.

35

Tabel 6

Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan
strategi nafkah ganda

42

Tabel 7

Persentase jawaban responden mengenai pertanyaan
jaringan sosial

46

Tabel 2

21

DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3

Kerangka Pemikiran
Kerangka penentuan responden dan kontrol
Salah satu lahan pertanian yang terletak di Desa
Sukamanah

Halaman
10
13
16

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
Lampiran 1 Peta lokasi Desa Sukamanah
Lampiran 2 Dokumentasi penelitian
Lampiran 3 Kerangka Sampling

Halaman
52
54
56

PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian serta kegunaan penelitian bagi berbagai pihak yang
terkait. Pertanyaan umum penelitian (General Research Question) akan
disampaikan pada akhir alinea sub bab latar belakang. Kemudian, pada sub bab
rumusan masalah akan dipaparkan dua butir pertanyaan penelitian yang lebih
spesifik (Specific Research Question).

Latar Belakang
Distribusi penduduk Indonesia terbagi ke dalam dua bagian yakni
perkotaan dan pedesaan. Berdasarkan data BPS tahun 2010, Indonesia memiliki
penduduk sebanyak 237641326 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat
tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118.320.256 jiwa (49.79 persen) dan di
daerah pedesaan sebanyak 119.321070 jiwa (50.21 persen). Penggolongan suatu
wilayah menjadi perkotaan atau perdesaan dilakukan pada Sensus Penduduk
2010.
Pedesaan merupakan suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan
langsung di bawah camat, serta berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri
dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (Data Statistik Indonesia 2010).
Untuk itu, masih diperlukan pembangunan agar meningkatkan kemakmuran
masyarakat Indonesia. Berdasarkan Undang-undang nomor 18 Tahun 2004
tentang pembangunan pedesaan, pembangunan adalah proses meningkatkan
kualitas segenap bidang kehidupan masyarakat serta pengelolaan sumberdaya
alam dengan memanfaatkan ilmu pegetahuan dan teknologi untuk mewujudkan
tujuan pembangunan nasional.
Menurut Lauterbach (1989) dalam rangkuman perdebatan mengenai
konsep pembangunan di bidang ekonomi, pembangunan dalam hal ekonomi
merupakan suatu upaya menciptakan kondisi yang lebih baik bagi rakyat suatu
Negara secara keseluruhan, sesuai dengan kebutuhan mereka yang sesungguhnya,
tanpa mengganggu sistem nilai dan cara-cara hidup mereka. Indonesia merupakan
negara berkembang, dan umumnya struktur perekonomian Negara berkembang
masih bersifat agraris sentries (Nawawi I 2009). Bentuk strategi pembangunan
yang biasa ditempuh oleh negara-negara berkembang salah satunya adalah
industrialisasi.
Menurut Rahardjo (1984), industrialisasi sering dianggap sebagai „pintu
masuk‟ untuk membawa masyarakat ke arah kemakmuran, paling tidak sebagai
„motor‟ penggerak dalam pembangunan ekonomi. Industrialisasi pedesaan
merupakan suatu pembangunan dimana desa didorong untuk bertranformasi
menjadi penyangga perekonomian bangsa. Selain itu, konsep industrialisasi
pedesaan merupakan pemikiran alternatif untuk menjawab kebutuhan
pengembangan perekonomian pedesaan. Industrialisasi masuk ke wilayah

2

pedesaan, membuat banyak warga masyarakat pedesaan yang beralih profesi
sebagai buruh pabrik sektor pertanian justru ditinggalkan. Hal inilah yang
menyebabkan perubahan strategi nafkah masyarakat pedesaan. Suatu Negara yang
ingin mempercepat pertumbuhan ekonomi pada umumnya menempuh “jalur”
industrialisasi. Hal ini karena masyarakat menganggap industrialisasi sebagai
alternatif yang dapat ditempuh untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Mengingat sumberdaya yang melimpah di pedesaan adalah sektor
pertanian, industrialisasi yang relevan dikembangkan adalah industrialisasi
pertanian melalui subsektor agroindustri (Outlook Industri 2012). Agroindustri
merupakan subsektor pertanian yang diharapkan dapat berperan penting terhadap
pertumbuhan ekonomi, penerimaan ekspor, penyediaan lapangan kerja,
pengurangan kemiskinan, dan pemerataan pembangunan wilayah.
Salah satu industri yang bergerak di subsektor agroindustri di wilayah
Bogor adalah PT Saung Mirwan. Industri ini merupakan industri yang
menyediakan sayuran yang sudah dipotong dan bahkan sudah digabung dengan
berbagai jenis sayuran yang siap digunakan oleh pasaran. Pemrosesan atau
pemotongan sayuran sudah menggunakan alat berteknologi tinggi. Para pekerja
industri, berasal dari penduduk wilayah sekitar yakni Desa Sukamanah.
Menurut pendapat Sunarjan (1991) kehadiran industri menyebabkan
perubahan-perubahan di dalam bidang sosial-ekonomi seperti perubahan
pemilikan dan pemanfaatan lahan, perubahan profesi dan perubahan pendapatan
penduduk. Sektor industri memiliki peranan sebagai sektor yang mampu
menyerap tenaga kerja. Sehingga hal ini bisa mempengaruhi warga untuk beralih
profesi sebagai pekerja industri. Peralihan profesi warga tentu saja merupakan
bagian dari perubahan strategi nafkah mereka. Strategi nafkah adalah taktik dan
aksi yang dibangun oleh individu maupun kelompok dalam rangka
mempertahankan eksisitensi infrastruktur sosial, struktur sosial, dan sistem nilai
budaya yang berlaku (Dharmawan 2006).
Pelaksanaan program industrialisasi pedesaan membuat terjadinya
perubahan strategi nafkah yang ditempuh oleh masyarakat pedesaan. Dari hasil
tinjauan pustaka mengenai industrialisasi pedesaan dan banyaknya fakta mengenai
peralihan strategi nafkah atau peralihan pekerja dari sektor pertanian ke sektor
industri, maka menarik untuk diteliti mengenai bagaimana pengaruh keberadaan
agroindustri PT Saung Mirwan terhadap strategi nafkah rumah tangga
pedesaan, Desa Sukamanah, Bogor.

Masalah Penelitian
Agroindustri merupakan subsektor dari industri yang bergerak dalam
bidang pertanian. Agroindustri memiliki peranan yang penting dalam peningkatan
perekonomian suatu wilayah, baik dalm strukturnya maupun pendapatannya. PT
Saung Mirwan merupakan salah satu industri yang termasuk dalam subsektor
agroindustri di Desa Sukamanah, Megamendung. Hadirnya industri ini tentunya
memberikan dampak-dampak tersendiri terhadap wilayah sekitarnya. Maka dari
itu menjadi penting untuk diteliti mengenai bagaimana keberadaan PT Saung
Mirwan yang terletak di Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor.

3

Industrialisasi merupakan salah satu cara dalam peningkatan
perekonomian masyarakat dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. PT Saung
Mirwan merupakan salah satu industri yang termasuk dalam subsektor
agroindustri di Desa Sukamanah, Megamendung. Dalam beberapa hal, industri ini
dapat memberikan beberapa dampak yang ditimbulkan. Kehadiran industri ini
tertu saja bisa merubah strategi pemenuhan kebutuhan hidup atau strategi nafkah
masyarakat sekitar industri berubah. Strategi nafkah merupakan suatu cara
bertahan hidup yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Oleh karena itu,
menjadi menarik untuk diteliti mengenai bagaimana pengaruh dari keberadaan
agroindustri PT Saung Mirwan terhadap strategi nafkah rumah tangga
pedesaan Desa Sukamanah, Bogor.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka secara umum penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh industri PT Saung Mirwan terhadap
strategi nafkah rumah tangga pedesaan Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor.
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi keberadaan agroindustri PT Saung Mirwan yang terletak di
Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor.
2. Menganalisis pengaruh dari keberadaan agroindustri PT Saung Mirwan
terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan di Desa Sukamanah,
Megamendung, Bogor.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi akademisi,
pembuat kebijakan dan masyarakat pada umumya mengenai kajian industrialisasi
dan strategi nafkah. Secara spesifik dan terperinci manfaat yang didapatkan oleh
berbagai pihak adalah sebagai berikut:
1. Bagi akademisi
Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
penelitian mengenai industrialisasi dan strategi nafkah rumah tangga
pedesaan. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi literatur bagi akademisi
yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai industrialisasi dan strategi nafkah
rumah tangga pekerja.
2. Bagi pembuat kebijakan
Bagi pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat menambah rujukan
dalam menganalisis industrialisasi dan strategi nafkah rumahtanga pedesaan
untuk membuat kebijakan terkait industrialisasi pedesaan.
3. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat khusunya pembaca, penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan mengenai industrialisasi dan strategi nafkah rumah
tangga pedesaan.

4

5

PENDEKATAN TEORITIS
Bab ini menjelaskan berbagai pustaka yang dirujuk dalam penelitian.
Pustaka-pustaka tersebut diambil dari berbagai sumber seperti buku, peraturan
pemerintah, maupun hasil-hasil penelitian. Selain itu, bab ini juga menjelaskan
mengenai kerangka penelitian beserta dengan hipotesis penelitian, definisi
konseptual dan definisi operasional dari masing-masing variabel yang dihitung.

Tinjauan Pustaka

Konsep Industrialisasi Pedesaan

Pembangunan ekonomi merupakan suatu upaya menciptakan kondisi yang
lebih baik bagi rakyat suatu negara secara keseluruhan, sesuai kebutuhan mereka
yang sesungguhnya, tanpa mengganggu sistem nilai dan cara-cara hidup mereka.
Pembangunan ekonomi dianggap sebagai suatu upaya penigkatan pendapatan perkapita nasional serta sebagai peningkatan kesejahteraan rata-rata atau pemerataan
pendapatan secara lebih adil. AP Thirwall dalam Nawawi (2009) menyatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi bisa dibahas tanpa selalu menyertakan pembahasan
mengenai pembangunan ekonomi dalam waktu bersamaan, namun secara awampun sedikit sulit dimengerti bahwa suatu proses pembangunan ekonomi bisa
berlangsung tanpa didasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan demikian, pengaitan antara pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
bukan lagi sekedar anjuran, tapi sudah merupakan keharusan.
AP Thirwall dalam Nawawi (2009) juga menjelaskan bahwa strategi
pembangunan yang biasa ditempuh negara-negara sedang berkembang ialah
modernisasi dan industrialisasi. Negara-negara berkembang bersifat agraris sentris
yang berarti bahwa sebagian besar penduduk adalah masyarakat tani yang pada
umumnya tinggal di daerah pedesaan. Industrialisasi merupakan alternatif lain
yang dapat ditempuh atau memang ditempuh oleh negara-negara terbelakang dan
sedang berkembang sebagai hal yang dianggap wajib untuk dipertimbangkan.
Dalam merumuskan kebijaksanaan pembangunan ekonomi melalui proses
industrialisasi perlu diketahui berbagai masalah seperti kurangnya keterampilan
teknis yang dituntut oleh proses industrialisasi, latar belakang pendidikan yang
rendah, sangat terbatasnya modal yang mutlak diperlukan, serta tingkat
kewirusahaan yang sangat rendah. Selain sebagai sektor yang menjadi
penyumbang Produk Distributor Bruto (PDB), sektor industri juga memiliki
peranan yang lain dalam perekonomian suatu negara, yaitu sebagai sektor yang
mampu menyerap tenaga kerja di negara tersebut. Pentingnya industri dalam hal
penyerapan tenaga kerja tidak hanya terletak pada kapasitasnya dalam melakukan
penyerapan tenaga kerja.
Dalam sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi berawal dari
proses revolusi industri pertama pada pertengahan abad ke-18 di Inggris dengan
penemuan metode baru untuk pemintalan dan penenunan kapas yang menciptakan

6

spesialisasi dalam produksi dan peningkatan produktivitas dari faktor produksi
yang digunakan (Tambunan 2001). Berdasarkan sejarah, tampak bahwa
industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi,
inovasi, spesialisasi, dan perdagangan antarnegara yang pada akhirnya sejalan
dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan mendorong perubahan struktur
ekonomi. Pemikiran mengenai industrialisasi ini amatlah penting untuk digali
karena pengalaman atas kesuksesan dan kegagalan di masa lalu perlu dicatat dan
diambil sebagai pelajaran. Upaya ini juga sekaligus diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan petani, sekalipun harus disadari bahwa upaya
peningkatan kesejahteraan petani beras masih begitu berat (Sastrosoenarto 2006).
Melalui industrialisasi peranan teknologi menjadi semakin penting untuk
diterapkan dalam proses produksi. Akibatnya hubungan antar manusia (human
relations) menjadi berubah, demikian juga struktur sosial masyarakat di
sekitarnya. Industrialisasi yang semula sebagai sebuah sistem yang diterapkan
dalam usaha-usaha produksi pabrik, kemudian mempengaruhi komunitas secara
keseluruhan. Pada saat teknologi dimanfaatkan untuk melakukan produksi massal,
maka industrialisasi menjadi faktor penggerak utama (prime mover) terjadinya
perubahan sosial (Agusta 2001).
Biro Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan industri menjadi empat
kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja, yakni:
 Industri besar
: 100 orang lebih
 Industri sedang
: 20-99 orang
 Industri kecil
: 19 orang
 Industri rumah tangga : < 5 orang

Agroindustri

Secara garis besar agroindustri dapat digolongkan menjadi 4 (empat) yang
meliputi: pertama, agroindustri pengolahan hasil pertanian; kedua, agroindustri
yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian; ketiga, agroindustri input
pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan keempat, agroindustri jasa
sektor pertanian (supporting services). Agroindustri pengolahan hasil pertanian,
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) dapat meningkatkan nilai tambah, (b)
menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau dimakan, (c)
meningkatkan daya saing, dan (d) menambah pendapatan dan keuntungan bagi
produsen (Udayana 2011).
Hasil penelitian Putuarta (2011) menunjukkan bahwa agroindustri adalah
alternatif strategi pengembangan dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk, memperkuat kelembagaan (klaster biofarmaka), penguatan modal dan
adopsi teknologi modern, membuat ijin dari Badan POM dan membuat kemasan
yang menarik, peningkatan kemampuan produsen dalam inovasi, peningkatan
akses bahan baku lokal yang berkualitas,meningkatkan kualitas pengusaha untuk
memaksimalkan daya saing, dan peningkatan promosi untuk meningkatkan
pemasaran. Pihak-pihak yang berperan dalam usaha agroindustri antara lain:
pemasok (petani biofarmaka), produsen, dan Pedagang/agen. Menurut Handojo
(2011), peningkatan daya saing adalah sebuah kendaraan untuk mencapai cita-cita
masyarakat yang adil dan makmur dengan meningkatkan kemampuan teknologi,

7

membangun infrastruktur, membangun sumberdaya manusia yang unggul, dan
menghilangkan hambatan-hambatan dunia usaha, seperti perbaikan regulasi dan
birokrasi yang tidak mendukung kemudahan berusaha.
Pengembangan peluang kerja di sektor non-pertanian yang berorientasi pada
perdesaan, khususnya industri pengolahan komoditi pertanian, adalah mencegah
semakin meningkatnya arus migrasi ke perkotaan (Harjono 1990). Rajibianto
(2010) memiliki dasar pemikiran bahwa industri kecil mampu berperan untuk
mengoptimalkan peran industri kecil sebagai bagian dari ekonomi kerakyatan
mampu berkontribusi secara riil untuk kemajuan dan pengembangan desa dengan
dukungan pemanfaatan potensi modal sosial lokal dalam upaya penguatan usaha
industri genteng sebagai salah satu strategi menghadapi persaingan usaha yang
semakin kompetitif.
Hasil dari penelitian Ingranti dkk (2012) perkembangan industri dipengaruhi
oleh tiga hal di antaranya adalah secara statistik technoware (pengendalian
terhadap proses), humanware (kapasitas menanggung resiko),
infoware
(kemampuan berkomunikasi). Semakin baik fasilitas, peralatan dan mesin yang
dimiliki oleh suatu industri maka semakin baik pengaruhnya pada perkembangan
industri. Begitu juga dengan humanware (kapasitas menanggung resiko) semakin
tinggi sumber daya manusia para pemilik dan tenaga kerjanya, akan semakin
mempengaruhi perkembangan sentra industri. Secara statistik infoware
(kemampuan berkomunikasi) semakin banyak informasi yang masuk kedalam
industri, akan semakin mempengaruhi perkembangan sentra industri.

Dampak Agrondustri

Dalam Outlook Industri 2012, agroindustri merupakan subsektor pertanian
yang diharapkan dapat berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi,
penerimaan ekspor, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, dan
pemerataan pembangunan wilayah. Dengan demikian pembangunan agroindustri
akan berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,
terutama melalui perannya dalam menciptakan lapangan kerja dan distribusi
pemerataan pendapatan.
Dampak Industri Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Pembangunan industri bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata
dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan/atau hasil budidaya serta
dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur
perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang
sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi
pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi
pertumbuhan industri pada khususnya

8

3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya
teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap
kemampuan dunia usaha nasional
4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi
lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan
industri
5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha,
serta meningkatkan peranan koperasi industri
Dalam suatu industri, keberhasilan memperoleh pangsa pasar sering
dijadikan sebagai indikator untuk melihat adanya kekuatan pasar dan menjadi
acuan indikator. Pangsa pasar merupakan perbandingan antara penjualan suatu
perusahaan dengan total penjualan dalam suatu industri. Pangsa pasar dapat
diukur melalui rasio besar asset terhadap total asset dalam perusahaan. Semakin
tinggi pangsa pasar suatu perusahaan maka semakin tinggi kekuatan pasar yang
dimilikinya.

Konsep Strategi Nafkah

Strategi nafkah menjadi penting dilakukan sebagai upaya mengungkap
(dismantle) bagaimana upaya rumah tangga petani dalam merespon berbagai
kondisi (Widiyanto dkk 2010). Beberapa kondisi tersebut antara lain yaitu:
pertama, resiko yang melekat pada karakteristik komoditas itu sendiri, rentan
terhadap perubahan cuaca dan iklim. Kedua, pada sisi lain mereka juga
dihadapkan kepada sistem ekonomi yang dikendalikan oleh pasar. Kemampuan
melakukan adaptasi tersebut sebagai upaya menciptakan sustainable livelihood,
yang harus mampu: (1) beradaptasi dengan shock dan tekanan; (2) memelihara
kapabilitas dan aset-aset yang dimiliki; dan (3) menjamin penghidupan untuk
generasi berikutnya.
Secara sederhana, livelihood didefinisikan sebagai cara dimana orang
memenuhi kebutuhan mereka atau peningkatan hidup (Chamber et al dalam
Dharmawan 2001). Dalam pandangan yang sangat sederhana livelihood terlihat
sebagai aliran pendapatan berupa uang atau sumberdaya yang dapat digunakan
oleh seseorang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dharmawan
(2006) menjelaskan dalam sosiologi nafkah bahwa livelihood memiliki pengertian
yang lebih halus daripada sekedar means of living yang bermakna sempit mata
pencaharian. Dalam sosiologi nafkah, pengertian strategi nafkah lebih mengarah
pada pengertian livelihood strategy (strategi kehidupan) dari pada means of living
strategy (strategi cara hidup). Pengertian livelihood strategy yang disamakan
pengertiannya menjadi strategi nafkah (dalam bahasa Indonesia), sesungguhnya
dimaknai lebih besar dari pada sekedar “aktivitas mencari nafkah” belaka. Sebagai
strategi membangun sistem penghidupan, maka strategi nafkah bisa didekati
melalui berbagai cara atau manipulasi aksi individual maupun kolektif. Strategi
nafkah adalah taktik dan aksi yang dibangun oleh individu maupun kelompok
dalam rangka mempertahankan eksisitensi infrastruktur sosial, struktur sosial, dan
sistem nilai budaya yang berlaku.
Strategi rumah tangga dapat dievaluasi berdasarkan strategi bekerja rumah
tangga, tindakan-tindakan yang sifatnya membatasi, penyesuaian konsumsi antar

9

waktu, berbagi resiko dengan rumah tangga dalam komuniti dan meminimalkan
risiko dalam rumah tangga (Suriastini 2006). Penelitian Mukbar (2009)
menyatakan bahwa komponen-komponen penting dalam strategi mendapatkan
nafkah (penghidupan) dapat dibagi menjadi empat hal, yaitu mata pencaharian,
jaringan sosial, asset, dan kiriman (remittances).
Pola nafkah ganda di pedesaan menurut Sumarti (2007) didefinisikan
sebagai „proses-proses dimana rumah tangga membangun suatu kegiatan dan
kapabilitas dukungan sosial yang beragam untuk survival/bertahan hidup dan
untuk meningkatkan taraf hidupnya”. Mengacu pada Scoones (1998), terdapat tiga
strategi nafkah yang berbeda yang dilakukan oleh penduduk pedesaan, yaitu: (1)
intensifikasi atau ekstensifikasi pertanian, (2) diversifikasi nafkah, dan (3) migrasi
(keluar) berupa perpindahan dengan sukarela/sengaja atau tidak.
Menurut Tulak (2009) pemerintah melaksanakan strategi pengembangan
ekonomi transmigran yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi
rumah tangga lapisan bawah yang menghadapi persoalan kemiskinan karena
kelangkaan lahan dan tekanan ekonomi di daerah asal. Karakter sosio-budaya
rumah tangga transmigran terbukti sangat mempengaruhi sejauhmana pencapaian
tingkat kesejahteraan ekonomi, hal ini diukur dari tingkat pendapatan rumah
tangga. Dalam pengembangan kawasan dengan mengkombinasikan sumber
nafkah pertanian dan non-pertanian memberikan sebuah resiko. Resiko tersebut
adalah terbukanya perekonomian lokal ke sistem ekonomi eksternal yang
memberikan beberapa implikasi yang kurang nyaman bagi masyarakat lokal
seperti: ketergantungan, ketimpangan antar daerah, konflik, dan lain-lain.
Hasil penelitian Sumarti (2007) strategi nafkah ganda rumah tangga yang
dilakukan petani kaya adalah melalui pengembangan ragam nafkah dengan
menggunakan tenaga kerja dalam rangka akumulasi modal serta pengembangan
pasrtisipasi kelembagaan, sedangkan pada petani miskin cenderung bertahan
hidup (survival). Pada penelitian Sunarsih (2004) menjelaskan bahwa rumah
tangga petani memperkokoh strategi nafkahnya dengan bertahan pada pola-pola
dan nilai-nilai lama dalam kelembagaan hubungan kerja pertanian seperti gotongroyong dan sakap. Selain itu, petani juga melakukan usaha-usaha baru seperti
berdagang, buruh migran, dan sebagainya.

Kemitraan

Salah satu strategi pengembangan industri untuk mendukung pengembangan
ekonomi lokal adalah melalui kemitraan usaha sebagai salah satu salah satu upaya
untuk menumbuhkan lokalitas dengan memadukan, mengorganisasi dan
mentransformasi seluruh potensi lokal yang ada terutama aspek pemasaran dan
pendanaan sehingga dapat menciptakan sinergi pembangunan (Sawitri 2008). Ada
berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi:
1. Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal
antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan “mitra”
atau ”partner”.
2. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan
yang saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk
mencapai kepentingan bersama.

10

3. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor,
kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk
bekerja sama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip,
dan peran masing-masing.
4. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau
organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan
serta membagi tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun
keuntungan, meninjau ulang hubungan masingmasing secara teratur dan
memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan.
Ada kecenderungan kuat bahwa perusahaan agroindustri besar
(domestik maupun internasional, baik milik negara maupun swasta) di
berbagai negara makin mengundurkan diri dari keterlibatan langsung dalam
produksi primer, dan makin banyak 'memborongkan' (mengontrakkan)
produksi primer kepada kaum petani 'kecil'. Dan contract farming
tampaknya menjadi alternatif yang menarik bagi perusahaan-perusahaan
tersebut. Contract farming diartikan sebagai suatu cara mengatur produksi
pertanian di mana petani-petani kecil atau outgrowers diberi kontrak untuk
menyediakan produk-produk pertanian untuk sebuah usaha sentral sesuai
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam sebuah perjanjian (contract).
Badan sentral yang membeli. hasil tersebut dapat menyediakan nasihat teknis,
kredit, serta masukan-masukan lainnya, dan juga menangani pengolahan dan
pemasaran. Sistem ini juga dijuluki 'core satellite model' (model inti-satelit),
di mana inti membeli hasil primer dari petani-petani satelit yang telah
dikontrak.
Dalam suatu versi khusus yang dikembangkan oleh
Commonwealth Development Corporation, inti tersebut dibentuk sebagai
'nucleus estate', yaitu mencakup sebuah perkebunan kecil yang dikelola sendiri,
dan sebuah unit pengolahan di mana sejumlah petani di sekitarnya telah
menjanjikan akan menyediakan hasil pertanian mereka (Kirk dalam white,
1989:14).
Pola kemitraan yang menghubungkan antara perusahaan inti dengan plasma
mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup tinggi, karena disamping pola
kemitraan ini dapat mengatasi kendala pendanaan maupun kualitas produk di
tingkat petani/peternak, kemitraan juga dapat menjamin pemasaran maupun
tingkat harga hasil produksi petani/peternak Perusahaan inti juga memperoleh
manfaat yang besar, antara lain mereka dapat memasarkan produknya kepada
plasma mitra mereka, selain itu mereka juga akan mendapat jaminan pasokan
bahan baku dari mitranya (Dewanto 2005).
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu
kemitraan oleh masing-masing anggota kemitraan (Ditjen P2L dan PM 2004)
yaitu:

11

1. Prinsip Kesetaraan (Equity): individu, organisasi atau institusi yang telah
bersedia menjalin kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya
dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.
2. Prinsip Keterbukaan: keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan
masing-masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu
harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya
kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini akan
menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan
(mitra).
3. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit): individu, organisasi atau
institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh manfaat dari kemitraan
yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing kegiatan atau pekerjaan
akan menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.

Kerangka Pemikiran
Masyarakat pedesaan dapat memanfaatkan sumber daya alam yang
terdapat di wilayah mereka sebagai strategi pemenuhan kebutuhan ekonomi
mereka. Upaya pemberdayaan dan pembangunan desa saat ini telah dilakukan
dalam berbagai cara agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Salah satu cara yang ditempuh oleh negara-negara yang sedang berkembang
dalam pembangunan desa adalah dengan proses industrialisasi. Proses
industrialisasi ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga
pedesaan. Selain itu, permasalahan ekonomi lainnya seperti akses terhadap
teknologi dan informasi, serta peluang dalam bekerja dan berusaha juga
diharapkan lebih mudah dilakukan. Keberadaan suatu agroindustri di wilayah
pedesaan juga merupakan hal yang penting untuk mencapai hasil pembangunan
yang diharapkan. Dengan adanya industrialisasi masuk ke wilayah pedesaan, tentu
saja memberikan dampak tersendiri yakni dengan membuka beberapa peluang
seperti terbukanya lapangan pekerjaan, terbukanya peluang bermitra, dan
peningkatan pendapatan. Sehingga hal ini juga diduga terdapat pengaruh pada
strategi nafkah rumah tangga pedesaan.
Atas uraian tersebut, berikut ini adalah gambaran kerangka pemikiran
pengaruh keberhasilan industri terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan.

12

Keberadaan Agroindustri

Dampak Keberadaan
Agroindustri




Strategi Nafkah Rumah
Tangga

Terbukanya lapangan
pekerjaan
Terbukanya peluang
bermitra
Peningkatan
pendapatan



Strategi nafkah ganda



Jaringan sosial

Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Keterangan
: berhubungan
: mempengaruhi

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Gambar 1 kerangka pemikiran yang telah dibuat, maka hipotesis
yang dapat ditarik adalah
1. Diduga keberadaan Industri dan dampaknya dapat memberikan pengaruh
terhadap strategi nafkah rumah tangga Desa Sukamanah, Megamendung,
Bogor

Definisi Konseptual
1. Keberadaan agroindustri adalah kehadiran suatu industri di wilayah tertentu
dengan memberikan manfaat terhadap masyarakat yang berada di sekitar
agroindustri tersebut.
2. Dampak keberadaan agroindustri adalah perubahan yang dirasakan dari
keberadaan agroindustri terhadap rumah tangga pedesaan.
3. Strategi nafkah adalah suatu cara bertahan hidup yang ditempuh oleh suatu
rumah tangga

13

Definisi Operasional
1. Keberadaan agroindustri berhubungan dengan dampak yang ditimbulkan,
dimana dampak yang ditimbulkan dari keberadaan suatu agroindustri adalah
sebagai berikut:
a. Terbukanya lapangan pekerjaan: seberapa besar penyediaan lapangan
pekerjaan untuk masyarakat setempat yang diberikan oleh suatu
agroindustri, selain itu penyediaan lapangan pekerjaan yang diberikan
oleh agroindustri tersebut apakah dengan mudah diketahui oleh
masyarakat Desa Sukamanah RW 01 atau tidak. Berikut adalah
pengkategorian berdasarkan skor pada variabel terbukanya lapangan
kerja:
rendah : skor 12-15
sedang : skor 16-20
tinggi : skor 21-24
b. Terbukanya peluang bermitra: terbukanya suatu peluang bagi rumah
tangga RW 01 untuk bekerja sama dengan agroindustri dalam hal
penyediaan bahan baku. Berikut adalah pengkategorian berdasarkan skor
pada variabel terbukanya lapangan bermitra:
rendah : skor 6-7
sedang : skor 8-10
tinggi : skor 11-12
c. Peningkatan pendapatan: peningkatan pendapatan yang dirasakan oleh
rumah tangga RW 01 Desa Sukamanah dengan keberadaan agroindustri.
Berikut adalah pengkategorian berdasarkan skor pada variabel
peningkaatan pendapatan:
rendah : skor 5-6
sedang : skor 7-8
tinggi : skor 9-10
2. Strategi nafkah atau strategi bertahan hidup yang ditempuh di Desa
Sukamanah RW 01
a. Strategi nafkah ganda: suatu cara bertahan hidup dimana anggota
keluarga yang bekerja lebih dari satu orang, termasuk di dalamnya
membuka usaha sendiri sebagai usaha sampingan dalam strategi
nafkahnya. Berikut adalah pengkategorian berdasarkan skor pada
variabel strategi nafkah ganda:
rendah : skor 7-9
sedang : skor 10-12
tinggi1 : skor 3-14
b. Jaringan sosial: strategi yang posisinya sebagai cadangan taktis,
bilamana sang individu atau kelompok mengalami situasi krisis ekonomi
yang merasa kesulitan dan merasa tidak memungkinkan jika
menghadapinya secara individual. Berikut adalah pengkategorian
berdasarkan skor pada variabel jaringan sosial:
rendah : skor 6-7
sedang : skor 8-10
tinggi : skor 13-14

14

15

PENDEKATAN LAPANGAN
Bab ini menjelaskan mengenai hal-hal teknis yang dilakukan selama
penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung. Hal yang pertama mengenai
metode penelitian yang digunakan, lalu dilanjutkan dengan pemilihan lokasi dan
waktu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan teknik pengambilan responden
serta teknik pengolahan data.

Metode Penelitian
Pedekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian
kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Singarimbun et al. (1989)
menyatakan bahwa dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami
fenomena sosial yang diamati, terdapat usaha untuk menambahkan informasi
kualitatif pada data kuantitatif. Pengumpulan data kuantitatif menggunakan
kuesioner yang telah dibuat sehingga dapat memperoleh data dan informasi yang
diperlukan dari responden. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan cara
wawanacara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terkait. Selain itu, untuk
memperkuat data kuantitatif maka dalam kuesioner ditambahkan slip. Data
dikumpulkan untuk menjelaskan atau menggambarkan mengenai hal yang terkait
dan mendukung dalam penelitian yaitu mengenai
Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian deskriptif dan
penelitian eksplanatori. Menurut Bungin (2005), penelitian deskriptif
dimaksudkan hanya untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan
berbagai kondisi, situasi, fenomena atau berbagai variabel penelitian menurut
kejadian sebagaimana adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi, serta
yang dapat diungkapkan melalui bahan dokumenter. Pada umumnya, penelitian
deskriptif dilakukan untuk memperkuat hasil yang didapatkan dari penelitian
eksplanatori.
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamanah Kabupaten Bogor. Pemilihan
lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) karena beberapa alasan, dii
antaranya: desa tersebut merupakan wilayah kawasan industri PT Saung Mirwan,
desa ini merupakan salah satu desa berprestasi tingkat provinsi dan hingga saat ini
belum ada penelitian yang menjadikan warga desa ini sebagai obyek penelitian.
Pengambilan data sekunder dan primer dilakukan pada bulan April 2014,
pengolahan data dilakukan pada bulan Mei 2014. Analisis data dan penulisan
dilakukan pada bulan Juni 2014. Kegiatan penelitian meliputi peyusunan proposal
penelitian, kolokium, pengambilan data lapangan, pengolahan data dan analisis
data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.
Teknik Sampling

16

Teknik Penentuan Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Sukamanah
Kabupaten Bogor. Unit analisis penelitian adalah rumah tangga Desa Sukamanah
Kabupaten Bogor. Pemilihan responden di wilayah ini dilakukan secara purposive
(sengaja) yaitu kelompok masyarakat yang bukan merupakan pekerja industri PT
Saung Mirwan yang berada di kawasan RW 01. Sehingga populasi sampel dalam
penelitian ini adalah rumah tangga RW 01 di Desa Sukamanah. Responden
kemudian dipilih secara simple random sampling dengan dibedakan menjadi
pekerja industri dan bukan pekerja industri.
Penelitian ini kemudian menggunakan responden kontrol untuk lebih
mengetahui secara mendalam mengenai pengaruh dari keberadaan agroindustri
yang ditimbulkan terhadap strategi nafkah rumah tangga pedesaan. Responden
kontrol merupakan seluruh populasi rumah tangga yang tinggal di Desa
Sukamanah. Untuk mengimbangi responden yang merupakan pekerja industri,
maka jumlah responden kontrol yang akan diteliti adalah 30 responden dengan
ciri-ciri yang sama namun merupakan bukan merupakan pekerja industri PT
Saung Mirwan. Responden yang dipilih merupakan responden yang dipilih secara
acak dengan peluang terpilihnya sama.
Warga Desa Sukamanah

Simple Random Sampling

Bukan Pekerja
Industri PT Saung
Mirwan (327 rumah
tangga RW 01, Desa
Sukamanah)

30 Kontrol

Pekerja Industri PT
Saung Mirwan ( 83
Pekerja)

30 Responden

Gambar 2 Kerangka penentuan responden dan kontrol
Keterangan:
1. Kontrol merupakan rumah tangga yang tinggal di RW 01 Desa Sukamanah,
Megamendung, Kabupaten Bogor yang bukan merupakan pekerja industri di
PT Saung Mirwan.

17

2. Responden merupakan rumah tangga yang tinggal di Desa Sukamanah,
Megamendung Kabupaten Bogor yang merupakan pekerja industri PT Saung
Mirwan.

Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Data sekunder didapatkan dari studi literatur terkait dan pihak-pihak
yang berkaitan dengan lokasi penelitian, yaitu profil dan data demografi Desa
Sukamanah, Megamendung dan data dari Badan Pusat Statistika. Data sekunder
juga diperoleh melalui berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu buku, laporan hasil penelitian, artikel,
dan sebagainya. Data primer diperoleh dari hasil pengambilan data langsung di
lapangan melalui kuisioner dan wawancara mendalam kepada responden dan
informan.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan menggunakan kuisioner akan diolah secara
kuantitatif dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan tabulasi silang. Data
hasil kuesioner dicatat apa adanya dan dilakukan analisis serta interpretasi untuk
menarik kesimpulan tentang hasil kuesioner. Data mengenai tingkat pendapatan
diolah dengan cara pengkategorian (pertanian dan non pertanian) dan dicari ratarata pendapatannya per bulan. Data kualitatif sendiri diolah melalui tiga tahap
analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan tujuan untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, mengeliminasi data-data yang tidak diperlukan
sehingga dapat langsung menjawab perumusan masalah. Kemudian data disajikan
dalam bentuk teks naratif dan tabel. Setelahnya, baru ditarik kesimpulan sesuai
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

18

19

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran lokasi penelitian serta profil
perusahaan yang menjadi unit analisa peneliti. PT Saung Mirwan secara umum
merupakan industri yang bergerak dalam bidang agroindustri yang lokasinya
berada di Desa Sukamanah yang menjadi lokasi penelitian.

Gambaran Umum Desa Penelitian
Kondisi Geografi

Desa Sukamanah merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah
Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor dengan luas 181.5 hektar.
Ketinggian desa ini dari permukaan laut adalah 650-750 DPL dengan suhu udara
26 C. Desa ini terdiri dari tiga dusun, tujuh Rukun Warga (RW), dan 23 Rukun
Tetangga (RT). Pembagian tersebut terletak di enam kampung di antaranya:
Kampung Pasirmuncang. Kampung Pondok Gede, Kampung Munjul, Kampung
Sela awi, Kampung Karakal, dan Kampung Cijeruk. Adapun batas wilayah desa
ini, yaitu:





Sebelah utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Kecamatan Ciawi
Sebelah Barat

: Desa Sukamaju
: Desa Sukakarya
:Desa Sukaresmi,

dan

Desa

Bojong

Murni

: Desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi

Desa Sukamanah pada umumnya memiliki tekstur tanah lempungan dengan
warna tanah hitam dan tingkat kemiringan tanah 35 derajat. Pemanfaatan lahan
atau penggunaan lahan di Desa Sukamanah Kecamatan Megamendung,
Kabupaten Bogor terdiri atas perumahan/ pemukiman/pekarangan, persawah,
tanah darat/keringan, jalan desa, dan pemakaman.
Tabel 1 Sebaran pemanfaatan lahan atau penggunaan lahan di Desa Sukamanah
Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor
Lahan Penggunaan
Luas Lahan (Ha)
Persentase (%)
Perumahan/Pemukiman/Pekarangan
33.0
18.2
Persawahan
98.3
54.2
Tanah darat/Kering
47.7
26.3
Jalan desa
1.0
0.5
Pemakaman
1.5
0.8
Total
181.5
100.0

20

Pada Tabel 4 terlihat bahwa persentase tertinggi dalam pemanfaatan lahan
adalah persawahan sebesar 54,18 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Desa
Sukamanah masih memanfaatkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.

Gambar 3 Salah satu lahan pertanian yang terletak di Desa Sukamanah
Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Desa Sukamanah Kecamatan megamendung Kabupaten
Bogor saat ini tercatat sebanyak 6734 jiwa atau dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 1665 jiwa. Jenis kelaminnya terdiri dari 3470 jiwa laki-laki dan 3264
jiwa perempuan. Keadaan penduduk berdasarkan agama yang dianut sebagai
berikut:
 Islam
: 6714 orang
 Protestan
: 9 orang
 Katholik
: 5 orang
 Hindu
: 4 orang
 Budha
: 2 orang
Sarana Perekonomian





Jumlah pasar umum
Jumlah toko/kios/warung
Jumlah koperasi simpan pinjam
Jumlah lumbung desa

:7
: 107
:2
:1

Jumlah Perusahaan






Industri besar dan sedang
Industri kecil
Industri rumah tangga
Penginapan
Rumah makan

:7
:2
:1
:3
: 10

buah
buah
buah
buah
buah

buah
buah
buah
buah

21

Kependudukan dan Mata Pencaharian
Jumlah kependudukan Desa Sukamanah hingga Juli tahun 2013 berdasarkan
data monografi desa sebanyak 6734 jiwa, terdiri dari 3470 jiwa berjenis kelamin
laki-laki dan 3264 jiwa berjenis kelamin perempuan. Jumlah kepala keluarga
(KK) dengan jumlah KK laki-laki sebanyak 1470 KK dan jumlah KK perempuan
sebanyak 195 KK. Pada periode Mei 2014 jumlah penduduk di Desa Sukamanah
sebanyak 8803. Pertumbuhan penduduk ini bisa dikatakan sangat pesat dan tidak
sejalan dengan peningkatan lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini kemudian
disinyalir sebaga pemicu tingginya angka pengangguran di Desa ini. Jumlah
penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 2.
Mayoritas masyarakat Desa Sukamanah berdasarkan profil desa tahun 2014
berprofesi sebagai ibu rumah tangga (IRT). Tercatat sebanyak 1969 orang yang
berprofesi sebagai IRT. Terbanyak ke dua merupakan masyarakat yang berprofesi
sebagai Karyawan Swasta yakni sebanyak 1712. Desa ini merupakan desa
berprestasi pada tingkat provinsi, namun sangat disayangkan dengan prestasi yang
dimiliki masih terdapat masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap yakni
sebanyak 780 orang. Distribusi mengenai pembagian penduduk menurut mata
pencaharian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa Sukamanah,
Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor
Kelompok Umur
0-4
5-9
10-14
15-20
21-24
25-29
30-39
40-49
50-59
60
Total

Laki-laki
330
384
377
329
301
328
504
267
450
200
3470

Perempuan
260
338
362
319
302
336
466
249
410
249
3264

Jumlah
560
722
739
648
603
664
970
516
860
449
6734

22

Tabel 3 Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Sukamanah,
Kecamatan Megamendung, Bogor
Mata Pencaharian
Jumlah (orang)
Montir
3
Karyawan swasta
1712
Ibu rumah tangga (IRT)
1969
Petani dan buruh tani
159
Dokter, Bidan, dan Perawat Swasta
5
POLRI
9
Pengusaha kecil, menengah, dan besar
84
Pegawai negeri sipil (PNS)
51
Pembantu rumah tangga
5
Dosen dan guru swasta
42
Purnawirwan/pensiunan
27
Tidak memiliki pekerjaan tetap
780
Belum bekerja (pelajar)
2286
Lainnya
168
Total
7300

Sarana dan Prasarana Pendidikan








Gedung Sekolah Dasar (SD)/sederajat
: 2 buah
Gedung Sekolah Menengah Pertama/sederajat
: 1 buah
Gedung Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat: 1 buah
Gedung tempat bermain anak
: 5 buah
Gedung Taman Kanak-kanak (TK)/sederajat
: 2 buah
Gedung lembaga pendidikan agama
: 9 buah
Lainnya
: 3 buah

Profil PT Saung Mirwan
PT Saung Mirwan didirikan pada tahun 1983 terletak di Desa Sukamanah
Kampung Pasir Muncang, Kecamatan Megamendung