Manajemen Taman Lingkungan Sebagai Lanskap Produktif Pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran

MANAJEMEN TAMAN LINGKUNGAN SEBAGAI LANSKAP
PRODUKTIF PADA RUSUN KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN

NINTYA AVRIANTARI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Taman
Lingkungan sebagai Lanskap Produktif pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Hadi Susilo Arifin, M.S.
selaku pembimbing yang telah memberikan kritik dan saran selama masa

bimbingan sejak pra penelitian hingga akhir penelitian. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang timbul dalam
manajemen taman lingkungan di kawasan permukiman Kota Baru Bandar
Kemayoran. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016
Nintya Avriantari
NIM A44110068

ABSTRAK

NINTYA AVRIANTARI. Manajemen Taman Lingkungan sebagai Lanskap
Produktif pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran. Dibimbing oleh HADI
SUSILO ARIFIN.
Kualitas taman lingkungan pada rumah susun KBBK berperan penting
menurunkan tingkat tekanan jiwa (stress) penghuni akibat dari peralihan
penghunian. Taman lingkungan mempunyai fungsi penting untuk menunjang
kegiatan penghuni untuk melepas kepenatan yang menyebabkan stress. Penelitian
ini dilakukan untuk memetakan kondisi eksisting taman lingkungan pada masingmasing rusun KBBK, menganalisis potensi kendala yang terdapat pada masingmasing taman lingkungan, dan menyusun rekomendasi pengelolaan taman
lingkungan rusun KBBK berupa rancangan taman lingkungan dan rencana

pengelolaan taman berbasis persepsi dan preferensi penghuni. Hasil dari penelitian
ini berupa model rancangan dan rencana pengelolaan taman lingkungan dalam
bentuk perkiraan hasil produksi dari lanskap produktif. Taman lingkungan sebagai
lanskap produktif dirancang untuk menyediakan kebutuhan penghuni sehari-hari,
seperti sayuran, buah-buahan, tanmana obat, dan bumbu dapur. Selain untuk
menyediakan kebutuhan penghuni sehari-hari, lanskap produktif dapat digunakan
sebagai tempat untuk melakukan kegiatan rekreasi. Kegiatan rekreasi seperti
menanam, menyiram, memupuk, dan memanen adalah kegiatan pemeliharaan yang
dapat dijadikan kegiatan rekreasi untuk penghuni pada taman lingkungan.
Kata Kunci: rusun, taman lingkungan, lanskap produktif, manajemen lanskap

ABSTRACT

NINTYA AVRIANTARI. Community Park Management as a Productive
Landscape in the Flats of Kota Baru Bandar Kemayoran. Supervised by HADI
SUSILO ARIFIN.
The open space quality of community park in the flats of Kota Baru Bandar
Kemayoran (KBBK) has the important role to minimalize the citizens’ stress level
due to the residential transition. The community park has the important role to
support citizens’ activities to release their fatigue that causes stress. This research

objectives are to map the existing condition of community park on each flat, to
analyze the potentials and obstacles on each community park, and to arrange the
recommendation for community park management in the flats of KBBK, in the form
of community park design and management plan based on citizens’ preference and
perception. The results of this research are community park design model as a
productive landscape and management plan in the form of yield estimation of the
productive landscape. The community park as a productive landscape in the flats
of KBBK is designated to provide the citizens’ daily needs, such as vegetables,
fruits, herbs, and spices. In addition to provide the citizens’ daily needs, the
productive landscape can be used as a place to do recreational activities. The
activities such as planting, watering, fertilizing, and harvesting are the
maintenance activities that can be recreational activities for the citizens on the
community park.
Keywords: flats, community park, productive landscape, park management

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

MANAJEMEN TAMAN LINGKUNGAN SEBAGAI LANSKAP
PRODUKTIF PADA RUSUN KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN

NINTYA AVRIANTARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur Lanskap
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016


Judul Skripsi

: Manajemen Taman Lingkungan sebagai Lanskap Produktif
pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran

Nama

: Nintya Avriantari

NIM

: A44110068

Disetujui oleh

Pro. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S.
Pembimbing

Diketahui oleh


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

14 R 2U\t

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karuniaNYA sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2015 hingga Juni 2015 ini, yaitu
taman lingkungan, dengan judul Manajemen Taman Lingkungan sebagai Lanskap
Produktif pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran. Dalam skripsi ini dibahas
manajemen taman lingkungan sebagai lanskap produktif di keempat blok rumah
susun Kota Baru Bandar Kemayoran (KBBK), yaitu blok Dakota, Apron, Boeing,
dan Conveir. Latar belakang pemilihan judul penelitian ini adalah keadaan
lingkungan rumah susun (rusun) yang kondusif sangat diperlukan agar dapat
meminimalisasi dampak negatif dari permasalahan yang timbul akibat kesulitan
adaptasi penghuni terhadap peralihan penghunian dari hunian horizontal (landed
houses) ke hunian vertikal. Taman lingkungan merupakan ruang terbuka bersama

yang sangat penting keberadaan dan kualitasnya pada lanskap rusun, karena taman
lingkungan dapat menjadi ruang bagi penghuni untuk melakukan berbagai aktivitas
rekreasi, sosial dan ekonomi. Perencanaan dan pengelolaan taman lingkungan
sebagai lanskap produktif merupakan hal yang bermanfaat bagi penghuni rusun
KBBK, karena lanskap produktif yang apabila direncanakan dan dikelola dengan
tepat dapat menghasilkan berbagai produk berkualitas yang mempunyai nilai
ekonomis. Dalam penelitian ini, desain penanaman berbagai jenis tanaman
produktif dijadikan acuan untuk arah pengembangan taman lingkungan sesuai
dengan tujuan awal penelitian ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi permasalahan
yang timbul dalam manajemen taman lingkungan di kawasan permukiman KBBK,
sehingga dapat menciptakan taman lingkungan yang berkualitas dan dapat
menunjang kebutuhan masyarakat KBBK baik dalam segi fisik maupun psikologis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Hadi Susilo Arifin, M.S. selaku
pembimbing yang telah memberikan kritik dan saran selama masa bimbingan dari
masa pra penelitian hingga akhir penyusunan skripsi.
Bogor, Maret 2016
Nintya Avriantari

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Kerangka Pikir


2

METODE

4

Lokasi dan Waktu Penelitian

4

Alat dan Bahan Penelitian

5

Proses Penelitian

5

HASIL DAN PEMBAHASAN


8

Pemetaan Kondisi Eksisting Taman Lingkungan Empat Blok Rumah
Susun Kota Baru Bandar Kemayoran
8
Analisis dan Sintesis Potensi-Kendala Taman Lingkungan Rusun
KBBK

17

Rekomendasi Pengelolaan berbasis Persepsi dan Preferensi Penghuni 46
SIMPULAN

71

Simpulan

71


Saran

72

DAFTAR PUSTAKA

72

RIWAYAT HIDUP

74

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Alat yang digunakan dalam penelitian
Tabel 2 Jenis data yang dikumpulkan
Tabel 3 Latar belakang penghuni Apron
Tabel 4 Preferensi penghuni Apron terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman
produktif
Tabel 5 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Apron
Tabel 6 Latar belakang penghuni Boeing
Tabel 7 Preferensi penghuni Boeing terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman
produktif
Tabel 8 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Boeing
Tabel 9 Latar belakang penghuni Conveir
Tabel 10 Preferensi penghuni Conveir terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman
produktif
Tabel 11 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Conveir
Tabel 12 Latar belakang penghuni Dakota
Tabel 13 Preferensi penghuni Dakota terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman
produktif
Tabel 14 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Dakota
Tabel 15 Perkiraan produktivitas tanaman sayur, bumbu, dan buah masingmasing taman

5
7
19
21
23
25
27
28
31
33
34
37
39
41
66

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13

Bagan alir kerangka pikir
Peta lokasi penelitian di KBBK
(a) kondisi eksisting taman Apron (b) gawang yang tidak terpakai
(a) kondisi eksisting taman Boeing (b) paving block
(c) planter box
(a) kondisi eksisting taman Conveir bagian utara
(a) kondisi eksisting taman Dakota
(b) kegiatan bersantai pengguna
Peta kondisi eksisting taman Apron
Peta kondisi eksisting taman Boeing
Peta kondisi eksisting taman Conveir
Peta kondisi eksisting taman Dakota
Pengetahuan responden Apron tentang pengertian
lanskap produktif
Hal yang mengganggu kenyamaan pengguna taman Apron
Kebersediaan penghuni Apron dalam memelihara tanaman
produktif

3
4
9
10
11
12
13
14
15
16
20
20
22

Gambar 14 Pengetahuan responden Boeing tentang pengertian
lanskap produktif
Gambar 15 Hal yang mengganggu kenyamaan pengguna taman Boeing
Gambar 16 Kebersediaan penghuni Boeing dalam memelihara tanaman
produktif
Gambar 17 Pengetahuan responden Conveir tentang pengertian lanskap
produktif
Gambar 18 Hal yang mengganggu kenyamaan pengguna taman Conveir
Gambar 19 Kebersediaan penghuni Conveir dalam memelihara tanaman
produktif
Gambar 20 Pengetahuan responden Dakota tentang pengertian lanskap
produktif
Gambar 21 Hal yang mengganggu kenyamaan pengguna taman Dakota
Gambar 22 Kebersediaan penghuni Dakota dalam memelihara tanaman
produktif
Gambar 23 Peta analisis dan sintesis potensi kendala taman Apron
Gambar 24 Peta analisis-sintesis potensi dan kendala taman Boeing
Gambar 25 Peta analisis-sintesis potensi dan kendala taman Conveir
Gambar 26 Peta analisis-sintesis potensi dan kendala taman Dakota
Gambar 27 Peta konsep pembagian ruang taman Apron
Gambar 28 Outline penanaman taman Apron
Gambar 29 Site plan taman Apron
Gambar 30 Ilustrasi rancangan ulang taman Apron
Gambar 31 Peta konsep pembagian ruang dan sirkulasi taman Boeing
Gambar 32 Outline penanaman taman Boeing
Gambar 33 Site plan taman Boeing
Gambar 34 Ilustrasi rancangan ulang taman Boeing
Gambar 35 Peta konsep pembagian ruang taman Conveir
Gambar 36 Outline penanaman taman Conveir
Gambar 37 Site plan taman Conveir
Gambar 38 Ilustrasi rancangan ulang taman Conveir
Gambar 39 Peta konsep pembagian ruang taman Dakota
Gambar 40 Outline penanaman taman Dakota
Gambar 41 Site plan taman Dakota
Gambar 42 Ilustrasi rancangan ulang taman Dakota
Gambar 43 Kalender tanam tanaman pangan di taman rusun KBBK

26
26
27
31
32
33
38
38
40
42
43
44
45
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
67

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jumlah tanaman dan perkiraan produksi standar tanaman sayur,
bumbu, dan buah pada rusun KBBK
75

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan rumah susun (rusun) di kawasan Kota Baru Bandar
Kemayoran (KBBK) merupakan program pemerintah dalam peremajaan
lingkungan kumuh di pusat kota Jakarta. Program ini dilakukan dengan
memindahkan penduduk kota Jakarta yang semula tinggal di hunian horizontal
(landed houses) permukiman kumuh ke hunian vertikal yang terbagi menjadi empat
blok rumah susun, yaitu blok Dakota, Apron, Boeing, dan Conveir.
Peralihan penghunian dari hunian horizontal ke hunian vertikal tentu akan
menimbulkan permasalahan baru bagi penghuninya, terutama dalam beradaptasi
dengan peralihan penghunian tersebut. Kesulitan beradaptasi dengan peralihan
penghunian tersebut dapat berdampak negatif terhadap kondisi psikologis
penghuninya yang kemudian dapat mempengaruhi kondisi fisiknya. Hal tersebut
dapat terjadi karena berbagai perubahan fisik bangunan dan lingkungan sekitar
rumah susun yang cukup siginifikan dengan hunian horizontal. Akibat perubahan
tersebut, penghuni terdorong untuk mengubah kebiasaan atau budaya mereka sesuai
dengan kondisi lingkungan yang baru, sehingga permasalahan baru dapat timbul,
seperti tekanan jiwa (stress) dan gangguan kesehatan.
Keadaan lingkungan rumah susun yang kondusif sangat diperlukan agar dapat
meminimalisasi dampak negatif dari permasalahan yang timbul akibat kesulitan
adaptasi penghuni terhadap lingkungan baru. Ruang terbuka bersama merupakan
salah satu hal penting yang dapat mengatasi stress penghuni, karena ruang terbuka
dapat menjadi tempat rekreasi penghuni ketika mereka jenuh berada dalam ruangan
sepanjang hari. Ruang terbuka bersama adalah ruang hijau yang dirancang,
dikembangkan, dan dikelola oleh masyarakat setempat untuk digunakan dan
dinikmati oleh masyarakat itu sendiri (Francis et al. 1984). Salah satu bentuk dari
ruang terbuka bersama yang terdapat pada rusun KBBK, yaitu taman lingkungan.
Taman lingkungan adalah area terbuka publik di sekitar ruang terbangun yang
dikelola oleh komunitas lokal tertentu untuk menunjang berbagai aktivitas rekreasi
(Viljoen et al. 2005). Dalam masing-masing empat blok rumah susun KBBK,
terdapat lingkungan yang berpotensi menunjang kebutuhan dan aktivitas penghuni,
namun kondisi taman-taman tersebut tampak kurang memadai. Beberapa
permasalahan yang tampak pada beberapa taman lingkungan di keempat blok
rumah susun tersebut antara lain sampah, pedagang kaki lima yang tidak teratur,
kurangnya fasilitas umum untuk menunjang aktivitas pengguna seperti kursi taman
dan mainan anak-anak, serta kondisi tanaman yang tidak terawat dengan baik.
Pengelolaan taman lingkungan sebagai area rekreasi penghuni dengan
berbagai tambahan fasilitas yang memadai seperti kursi dan meja taman, mainan
anak-anak, area berjualan, dan tempat sampah dapat mengatasi masalah dalam
taman lingkungan rusun KBBK, karena dengan tersedianya fasilitas dalam jumlah
dan kualitas yang memadai dapat memungkinkan pengguna beraktivitas dengan
nyaman. Selain sebagai area rekreasi, taman lingkungan juga dapat dikembangkan

2

menjadi area lanskap produktif dimana area tersebut dijadikan sebagai kebun
bersama yang ditanami berbagai macam jenis tanaman produktif antara lain
tanaman pangan, sayur, buah, penghasil pati, bumbu, obat, produksi, industri, hias
dan tanaman lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan penghuni sehari-hari,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan penghuni dalam segi sosial dan
ekonomi. Lanskap produktif merupakan ruang terbuka yang ditanami dan dikelola
agar produktif secara lingkungan dan ekonomi, misalnya untuk penyediaan pangan,
penyerapan polusi, penyejukan oleh pohon, dan peningkatan keanekaragaman
hayati dari koridor alam (Viljoen et al. 2005). Produk yang dihasilkan dari area
lanskap produktif di lingkungan rusun KBBK dapat dikonsumsi sebagai bahan
pangan sehari-hari, dijual atau diolah menjadi suatu produk jadi sehingga dapat
bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan penghuni. Manfaat positif lainnya
juga dapat meningkatkan interaksi sosial antar penghuni, karena untuk menciptakan
keberlanjutan area lanskap produktif diperlukan manajemen area lanskap produktif
dengan hubungan kerja sama yang baik antar penghuninya.
Tujuan Penelitian
1. memetakan eksisting taman lingkungan pada lanskap rusun Kota Baru
Bandar Kemayoran berdasarkan aspek fisik dan biofisik
2. menganalisis potensi dan kendala pada taman lingkungan rusun Kota
Baru Bandar Kemayoran berdasarkan aspek fisik, biofisik, sosial, dan
ekonomi
3. menyusun rekomendasi rencana pengelolaan berupa strategi
pemeliharaan dan model rancangan taman lingkungan sebagai lanskap
produktif berbasis persepsi dan preferensi masyarakat pada rusun Kota
Baru Bandar Kemayoran
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini, yaitu:
1. memperkenalkan taman lingkungan sebagai lanskap produktif
2. memberi pemahaman taman lingkungan yang memiliki manfaat sebagai
taman bersama
Kerangka Pikir
Taman lingkungan pada empat blok rumah susun Kota Baru Bandar
Kemayoran (KBBK) berpotensi untuk dikembangkan sebagai lanskap produktif,
sehingga dilakukan pemetaan kondisi eksisting taman dalam segi fisik dan biofisik.
Setelah melakukan pemetaan kondisi eksisting taman, dilakukan analisis terhadap
potensi-kendala yang ada pada masing-masing taman, dari segi fisik, biofisik, dan
sosial-ekonomi, yaitu analisis terhadap kondisi aksesibilitas-sirkulasi, ruang,
infrastruktur, vegetasi, serta persepsi dan preferensi penghuni. Tahapan terakhir
dari penelitian yaitu, sintesis terhadap hasil analisis potensi-kendala untuk dijadikan
acuan dalam penyusunan rekomendasi pengembangan taman lingkungan sebagai
lanskap produktif yang meliputi rancangan detail taman lingkungan rusun KBBK,
penyusunan perkiraan produktivitas tanaman pangan pada masing-masing taman
lingkungan, dan penyusunan rencana pengelolaan berupa rencana kegiatan
pemeliharaan taman lingkungan.

3

Taman lingkungan pada empat blok rumah
susun Kota Baru Bandar Kemayoran yang
berpotensi dikembangkan sebagai lanskap
produktif
Pemetaan kondisi eksisting taman
lingkungan
a. aspek fisik: (1) luas, batas administrasi, dan letak geografis; (2) topografi dan
kemiringan lahan; (3) infrastruktur
b. aspek biofisik: jenis, spesies, dan jumlah vegetasi
Analisis potensi-kendala untuk
pengembangan taman lingkungan sebagai
lanskap produktif berdasarkan tiga aspek
a. aspek fisik: (1) aksesibilitas dan sirkulasi; (2) ruang; (3) infrastruktur
b. aspek biofisik: kondisi fisik dan fungsi vegetasi berdasarkan strata vertikal dan
keragaman horizontal (Arifin, 1998)
c. aspek sosial-ekonomi: (1) aktivitas pengguna dalam taman, (2) latar belakang,
persepsi, dan preferensi penghuni untuk pengembangan taman lingkungan melalui
kuisioner
c.
Sintesis dengan melakukan penanganan
kendala dan pengembangan potensi taman
lingkungan sebagai lanskap produktif
a.

b.

Penyusunan rekomendasi pengelolaan berupa model rancangan taman
lingkungan sebagai lanskap produktif berdasarkan persepsi dan preferensi
penghuni: (1) pemilihan jenis tanaman produktif, (2) pemilihan jenis
fasilitas dan infrastruktur taman, (3) perancangan detail taman lingkungan,
Penyusunan rencana pengelolaan taman lingkungan: (1) penyusunan
perkiraan produktivitas lanskap produktif per tahun dari masing-masing
blok rusun, (2) penyusunan rencana pengelolaan berupa rencana kegiatan
pemeliharaan taman lingkungan
Taman Lingkungan sebagai Lanskap Produktif
pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran

Gambar 1 Bagan alir kerangka pikir

4

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di empat blok rumah susun KBBK yaitu Dakota,
Apron, Boeing, dan Conveir, Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran,
Jakarta Pusat (Gambar 2). Waktu penelitian di keempat blok rumah susun tersebut,
yaitu bulan Mei hingga Juni 2015.

Sumber: Google Maps (2016)
Keterangan :
Kota Baru Bandar
Kemayoran (KBBK)
Kelurahan Kebon
Kosong

Sumber: Google Maps (2016)

Rusun Dakota
Rusun Conveir
Rusun Boeing
Rusun Apron
Taman Dakota
Taman Conveir
Taman Boeing
Taman Apron
Batas penelitian

Sumber: Wikimapia (2016)

Gambar 2 Peta lokasi penelitian di KBBK

5

Alat dan Bahan Penelitian
Jenis alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Google Maps,
Google Streetview dan Wikimapia (Tabel 1). Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini berupa lembar survei untuk menyimpan hasil survei sementara,
kuisioner untuk pengumpulan persepsi dan preferensi penghuni, serta data sekunder
terkait aspek fisik untuk acuan pengembangan taman lingkungan sebagai lanskap
produktif.
Tabel 1 Alat yang digunakan dalam penelitian
Alat
Perangkat Lunak (Software)
Adobe Photoshop
Auto Cad
Google Sketchup
Lumion 4.0.2
Google Maps
Wikimapia
Google Streetview

Kegunaan

Pengolahan dan penyelesaian gambar tapak
Pembuatan dan pengolahan gambar tapak
Pembuatan model 3D tapak
Penyelesaian pembuatan model 3D tapak
Penentuan batas penelitian
Penentuan batas taman lingkungan
Observasi kondisi taman lingkungan dan sekitarnya

Proses Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam mencapai tujuan penelitian ini,

yaitu:
1.
Pemetaan kondisi eksisting taman lingkungan di keempat blok rumah
susun KBBK berdasarkan aspek fisik dan biofisik
Pemetaan berdasarkan aspek fisik dimulai pada penentuan batas dan
pengukuran keliling tapak dengan menggunakan perangkat lunak, yaitu Wikimapia,
kemudian melakukan pengamatan terhadap kondisi taman rusun KBBK dan
lingkungannya melalui Google Streetview. Setelah melakukan studi pustaka dengan
menggunakan perangkat lunak, dilakukan survei lapang untuk validasi ukuran
keliling tapak. Setelah melakukan validasi ukuran keliling tapak, diketahui luas dari
masing-masing taman rusun KBBK, yaitu taman Apron seluas 600 m2, taman
Boeing seluas 269,89 m2, taman Conveir seluas 154,52 m2, dan taman Dakota
seluas 3497,73 m2. Setelah itu, dilakukan pengamatan terhadap kondisi taman
secara langsung disertai dengan pengambilan data visual berupa foto. Tahapan
terakhir dari pemetaan berdasarkan aspek fisik, yaitu pengumpulan data fisik
sekunder berupa jenis tanah dan iklim dari masing-masing instansi terkait.
Pemetaan berdasarkan aspek biofisik dimulai pada pengumpulan data jenis
tanaman dominan eksisting pada taman dengan metode studi pustaka menggunakan
Google Streetview. Setelah mengumpulkan data jenis tanaman melalui Google
Streetview, dilakukan survei lapang untuk validasi data jenis tanaman yang telah
dikumpulkan melalui Google streetview. Berdasarkan pengumpulan data jenis
tanaman, diketahui bahwa pada taman Apron terdapat 3 spesies tanaman, pada
taman Boeing terdapat 3 spesies tanaman, pada taman Conveir terdapat 4 spesies
tanaman, dan pada taman Dakota terdapat 6 spesies tanaman.
2.

Analisis potensi dan kendala pada taman lingkungan di keempat blok
rusun Kota Baru Bandar Kemayoran berdasarkan aspek fisik, biofisik,
dan sosial ekonomi
Analisis berdasarkan aspek fisik dimulai dari analisis terhadap aksesibilitas
dan sirkulasi taman, kemudian dilanjutkan dengan analisis terhadap kecukupan luas

6

taman lingkungan, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5
(2008) tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan, yang menyatakan bahwa luas taman lingkungan untuk 2500
jiwa dalam beberapa rukun warga (RW) adalah seluas 1250 m2. Tahapan
berikutnya, yaitu analisis terhadap zona ruang pada taman berdasarkan
pemanfaatannya, sebagai acuan dalam perencanaan zona ruang untuk area lanskap
produktif dan area rekreasi bersama. Tahapan berikutnya, yaitu analisis terhadap
kondisi infrastruktur taman yang dapat berpengaruh terhadap pengembangan taman
sebagai lanskap produktif dan area rekreasi bersama.
Analisis berdasarkan aspek biofisik dimulai pada tahapan mengamati kondisi
fisik vegetasi dan mengklasifikasinya berdasarkan klasifikasi keragaman horizontal
dan keragaman vertikal menurut Arifin (1998), serta penentuan fungsi tanaman
sebagai peneduh berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05
(2012) tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan.
Keragaman horizontal mengklasifikasikan tanaman berdasarkan fungsinya, yaitu
tanaman hias, tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman obat, tanaman bumbu,
tanaman penghasil pati, tanaman industri, dan tanaman lainnya (penghasil pakan,
bahan kerajinan tangan, peneduh), sedangkan keragaman vertikal
mengklasifikasikan strata tanaman berdasarkan ketinggiannya, yaitu strata I dengan
ketinggian < 1 m, strata II dengan ketinggian 1 m – 2 m, strata III dengan ketinggian
2 m – 5 m, strata IV dengan ketinggian 5 m – 10 m, dan strata V dengan ketinggian
>10 m. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 (2012),
dinyatakan bahwa tanaman dapat dikatakan sebagai peneduh, apabila jenis tanaman
berbentuk pohon memiliki tinggi lebih dari 2 m dan dapat menahan silau cahaya
matahari sehingga memberikan keteduhan bagi pengguna. Analisis terhadap
vegetasi dalam taman dilakukan untuk menentukan fungsi tanaman yang dapat
berpengaruh terhadap pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area
rekreasi bersama.
Analisis berdasarkan aspek sosial-ekonomi dimulai dengan pengumpulan
data sekunder berupa jumlah penghuni, dan berdasarkan data jumlah penghuni yang
diperoleh, diketahui bahwa penghuni Apron sebanyak 1812 jiwa, penghuni Boeing
sebanyak 1052 jiwa, penghuni Conveir sebanyak 1879 jiwa, dan penghuni Dakota
sebanyak 2087 jiwa. Tahapan berikutnya, yaitu pengamatan terhadap aktivitas
penghuni dalam taman melalui Google Streetview. Setelah itu, dilakukan survei
lapang untuk mengkaji jenis aktivitas yang dapat berpengaruh terhadap
keberlanjutan taman dan pengembangannya sambil memberikan kuisioner kepada
30 sampel penghuni pada masing-masing rusun untuk mendapatkan data terkait
demografi serta persepsi dan preferensi penghuni terhadap kondisi eksisting taman
dan pengembangannya. Pemberian kuisioner dilakukan sambil mewawancara
responden terkait isi kuisioner. Pemilihan responden dilakukan secara acak dengan
metode random sampling. Tahapan berikutnya, yaitu mengkaji persepsi dan
preferensi penghuni secara umum berdasarkan hasil pengisian kuisioner. Hasil
analisis terhadap persepsi dan preferensi secara umum dirangkum dengan
menentukan persentase terbesar dari hal yang menjadi preferensi penghuni untuk
arah pengembangan dan pemeliharaan taman lingkungan sebagai lanskap
produktif.

7

Penyusunan rekomendasi rencana pengelolaan dan rancangan taman
lingkungan sebagai lanskap produktif dan area rekreasi
Penyusunan rekomendasi pengelolaan taman lingkungan rumah susun KBBK
berupa model rancangan taman lingkungan dan strategi pemeliharaan taman
lingkungan. Model rancangan taman lingkungan yang dihasilkan dari proses
perancangan berupa site plan, gambar potongan tampak, dan desain penanaman,
sedangkan strategi pemeliharaan taman lingkungan berupa kalender pertanaman
dan rencana kegiatan pemeliharaan. Dalam mendukung metode-metode tersebut,
diperlukan beberapa jenis data terkait dengan penelitian ini (Tabel 2).
Tabel 2 Jenis data yang dikumpulkan

Aspek dan Jenis Data
Fisik
Luas dan Batas Tapak

Unit Data

Tanah

karakteristik

Studi pustaka dari
instansi terkait
(Balittanah)

Sebagai acuan dalam
pemilihan jenis tanaman

Iklim (Suhu,
kelembapan, curah
hujan)

o

C, %, mm

Studi pustaka dari
instansi terkait
(BMKG)

Sebagai acuan dalam
pemilihan jenis tanaman

View

foto

Studi pustaka,
kemudian survei
lapang

Google Streetview
dan kamera digital

Sebagai acuan dalam
perencanaan dan
perancangan fasilitas

Fungsi keragaman
horizontal dan
strata vertikal
(Klasifikasi
menurut Arifin
1998)

Studi pustaka,
kemudian survei
lapang

Google Streetview,
lembar survei dan
kamera digital

Sebagai acuan dalam
peletakkan tanaman
produktif, sebagai acuan
dalam pemilihan jenis
tanaman, dan sebagai
acuan dalam perencanaan
dan perancangan fasilitas

orang

Studi pustaka,
kemudian survei
lapang

Google Streetview,
kuisioner, lembar
survei dan kamera

Sebagai acuan dalam
perencanaan pembagian
ruang, serta sebagai acuan
dalam perencanaan dan
perancangan fasilitas

survei lapang

kuisioner

sebagai acuan dalam
pengembangan taman

Biofisik
Vegetasi

Sosial - Ekonomi
Aktivitas Pengguna

Latar belakang sampel
penghuni terkait
demografi (usia, jenis
kelamin, pendidikan,
mata pencaharian, lama
tinggal,

m2

orang

Metode

Alat dan bahan

Kegunaan Data

Studi pustaka,
kemudian survei
lapang

Google Earth,
meteran dan
lembar survei

Sebagai batas penentu dan
acuan dalam pemanfaatan
lahan sesuai dengan luas
yang ada

Persepsi dan preferensi
sampel penghuni

orang

survei lapang

kuisioner

sebagai acuan dalam
pemilihan jenis fasilitas,
sebagai acuan dalam
pemilihan jenis tanaman
produktif, dan sebagai
acuan dalam penyusunan
rencana pemeliharaan
taman

Jumlah Penghuni

orang

studi pustaka dari
penelitian
sebelumnya

disertasi penelitian
sebelumnya

sebagai acuan dalam
penentuan jumlah tanaman
produktif yang dibutuhkan
penghuni

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemetaan Kondisi Eksisting Taman Lingkungan Empat Blok Rumah Susun
Kota Baru Bandar Kemayoran
Analisis Situasional
Kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran berada di wilayah kota Jakarta Pusat
dan terletak pada koordinat 6° 8' 50" LS dan 106° 50' 59" BT. Kawasan ini
berbatasan dengan jalan tol Pademangan Timur di sebelah utara dan kawasan Utan
Panjang di sebelah selatan. Pada bagian barat, Kota Baru Bandar Kemayoran
berbatasan dengan kawasan Pademangan dan pada bagian timur berbatasan dengan
kawasan Sunter Agung. Kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran mempunyai luas
lahan seluas 454 ha dengan pembangunan permukiman dan perumahan susun
sebanyak 8.252 unit di atas tanah seluas 30 ha dari keseluruhan luas tanah Kawasan
tersebut.
Rumah susun KBBK terletak di kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran yang
berada di ketinggian 5 – 25m di atas permukaan laut. Kemiringan lereng kawasan
ini, yaitu sebesar 0 – 3% dengan topografi teras sungai. Berdasarkan peta sumber
daya lahan yang didapat dari Balai Penelitian Tanah (Balittanah), jenis tanah pada
kawasan ini, yaitu Typic Endoaquepts, Typic Eutrudepts, dan Aquic Eutrudepts
dengan tekstur tanah berupa endapan liat dan pasir. Berdasarkan data yang didapat
dari stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika, Kemayoran (BMKG), Jakarta Pusat,
kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran memiliki curah hujan sebesar 266,6 mm
per tahun, suhu udara rata-rata sebesar 28,4oC dan kelembaban udara rata-rata
sebesar 75,8% per tahun. Berdasarkan informasi yang didapat dari Perum Perumnas
tentang kondisi hidrologi rusun KBBK, jaringan air bersih rusun Kota Baru Bandar
Kemayoran berasal dari PAM (Perusahaan Air Minum) DKI Jakarta yang
dilengkapi dengan tangki air di lantai atap pada tiap blok rumah susun. Terdapat
saluran pembuangan air hujan yang dilengkapi dengan bak kontrol yang
dihubungkan dengan sistem jaringan pembuangan air hujan kota dan saluran
pembuangan air limbah yang dilengkapi dengan Waste Water Treatment Plant
(WWTP) yaitu, peralatan untuk pengolahan air limbah.
Rumah Susun Apron
Kondisi Fisik
Rusun Apron merupakan rumah susun milik warga yang berada di kawasan
Kota Baru Bandar Kemayoran, kelurahan Kebon Kosong, Jakarta Pusat. Rusun
Apron terletak pada koordinat 6° 9‘ 24,08“ LS dan 106° 51‘ 12,16“ BT. Rusun
ini berbatasan dengan Bundaran Akbar di sebelah utara dan jalan Apron I di sebelah
selatan. Pada bagian barat, rusun ini berbatasan dengan Puri Kemayoran Apartment
dan The Boutique Apartment, sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan
Mesjid Akbar Kemayoran.
Lanskap rumah susun Apron terbagi menjadi ruang terbangun yang
merupakan unit rumah susun dan ruang terbuka yang salah satunya berupa taman
lingkungan. Taman lingkungan Apron berada di dalam kompleks rusun Apron yang
terletak pada koordinat 6° 9‘ 23,47“ LS dan 106° 51‘ 11,95“ BT dengan luas lahan
600 m2. Taman lingkungan ini berbatasan dengan unit-unit rumah susun di sebelah

9

utara, selatan dan barat, sedangkan di sebelah timur, taman ini berbatasan dengan
lahan parkir (Gambar 7).
Kondisi fisik taman Apron secara keseluruhan belum termanfaatkan secara
optimal, terlihat dari kondisinya yang masih kosong. Dalam taman Apron tidak
terdapat infrastruktur yang memadai untuk menunjang aktivitas pengguna taman,
hanya terdapat infrastruktur berupa gawang yang sudah tidak terpakai dengan
kondisi yang sudah rusak (Gambar 3).

(a)
(b)
Gambar 3 (a) kondisi eksisting taman Apron (b) gawang yang tidak terpakai
Kondisi Biofisik
Dalam taman Apron terdapat beberapa tanaman eksisting yang dapat
menunjang kenyamanan pengguna. Mayoritas jenis tanaman yang terdapat dalam
taman Apron adalah berupa pohon dengan spesies tanaman yang berbeda-beda,
yaitu Ficus lyrata (biola cantik) sebanyak 1 unit, Mangifera indica (mangga)
sebanyak 3 unit, dan Spathodea campanulata (kecrutan) sebanyak 1 unit.
Berdasarkan pernyataan penghuni, tanaman eksisting yang terdapat pada taman
Apron ditanam oleh organisasi RW untuk dijadikan sebagai tanaman peneduh dan
penyejuk taman agar suasana taman tidak terkesan terlalu gersang bagi penghuni
yang berada pada taman Apron dan sekitarnya. Mereka memilih untuk menanam
pohon agar tidak perlu merawat tanaman secara intensif, mengingat pengetahuan
mereka tentang pemeliharaan dan penataan taman belum cukup luas. Meskipun
mereka cenderung berpikir praktis dalam memelihara taman Apron, sebenarnya
mereka berminat untuk memelihara taman secara intensif apabila dalam rusun
Apron disediakan taman dengan tanaman yang mengutamakan estetika.
Berdasarkan hal tersebut, penghuni Apron memerlukan sosialisasi tentang
bagaimana cara memelihara taman dengan baik.
Rumah Susun Boeing
Kondisi Fisik
Rusun Boeing merupakan rumah susun milik warga yang berada di kawasan
Kota Baru Bandar Kemayoran, kelurahan Kebon Kosong, Jakarta Pusat. Rusun
Boeing terletak pada koordinat 6° 9' 16" LS dan 106° 51' 14" BT. Rusun ini
berbatasan dengan Rusun Conveir di sebelah utara dan di sebelah selatan berbatasan
dengan Mesjid Akbar Kemayoran. Pada bagian barat, rusun ini berbatasan dengan
Mediterania Palace Residence Kemayoran, sedangkan pada bagian timur
berbatasan dengan kompleks Angkasa Pura.
Lanskap rumah susun Boeing terbagi menjadi ruang terbangun yang
merupakan unit rumah susun dan ruang terbuka yang salah satunya berupa taman
lingkungan. Taman lingkungan Boeing berada di dalam kompleks rusun Boeing
yang terletak pada koordinat 6° 9' 17,17" LS dan 106° 51' 15,92" BT dengan luas
lahan 269,89 m2. Taman lingkungan ini berbatasan dengan unit-unit rumah susun

10

dan lahan parkir di sebelah utara dan selatan, sedangkan di sebelah barat dan timur,
taman ini berbatasan dengan lahan parkir (Gambar 8).
Kondisi fisik taman Boeing secara keseluruhan sudah cukup memadai untuk
menunjang aktivitas penghuni, namun belum masih belum termanfaatkan secara
optimal. Infrastruktur yang terdapat dalam taman Boeing antara lain paving block
dan planter box (Gambar 4).

(c)
(a)
(b)
Gambar 4 (a) kondisi eksisting taman Boeing (b) paving block (c) planter box
Kondisi Biofisik
Dalam taman Boeing terdapat beberapa tanaman eksisting yang dapat
menunjang kenyamanan dan memproduksi hasil yang bermanfaat untuk
dikonsumsi. Mayoritas jenis tanaman eksisting yang terdapat pada taman Boeing
adalah berupa pohon dengan spesies dan fungsi yang berbeda-beda. Spesies
tanaman eksisting pada taman Boeing, yaitu Carica papaya (pepaya) sebanyak 1
unit, Ficus benjamina (beringin) yang masih berupa anakan sebanyak 1 unit, dan
Mangifera indica (mangga) sebanyak 7 unit. Tanaman pepaya dan mangga pada
taman Boeing dapat menghasilkan buah untuk dikonsumsi oleh penghuni Boeing
secara bersama-sama, namun pohon mangga juga mempunyai fungsi lainnya untuk
menunjang kenyamanan pengguna taman, yaitu sebagai tanaman peneduh.
Berdasarkan pernyataan penghuni, tanaman pepaya dan mangga pada taman
Boeing ditanam oleh organisasi RW. Tujuan dari penanaman tanaman buah pada
taman Boeing agar hasilnya dapat dikonsumsi dan proses pemanenannya juga dapat
dimanfaatkan sebagai kegiatan rekreasi bersama oleh penghuni. Kegiatan penghuni
tersebut dapat menimbulkan interaksi sosial yang meningkatkan ikatan
kekeluargaan antar penghuninya.
Rumah Susun Conveir
Kondisi Fisik
Rusun Conveir merupakan rumah susun milik warga yang berada di kawasan
Kota Baru Bandar Kemayoran, kelurahan Kebon Kosong, Jakarta Pusat. Rusun
Conveir terletak pada koordinat 6° 9' 11" LS dan 106° 51' 14" BT. Rusun ini
berbatasan dengan Jalan Haji Bagindo Rajo Motik di sebelah utara dan di sebelah
selatan berbatasan dengan Rusun Boeing. Pada bagian barat, rusun ini berbatasan
dengan Mediterania Lagoon, sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan
Rusun Dakota.
Lanskap rumah susun Conveir terbagi menjadi ruang terbangun yang
merupakan unit rumah susun dan ruang terbuka yang salah satunya berupa taman
lingkungan. Taman lingkungan Conveir berada di dalam kompleks rusun Conveir
yang terletak pada koordinat 6° 9' 10,22" LS dan 106° 51' 13,63" BT dengan luas
lahan 154,52 m2. Taman lingkungan ini berbatasan dengan sebuah taman kecil di
sebelah utara dan berbatasan dengan lahan parkir dan kompleks rusun di sebelah

11

selatan, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Jalan Conveir dan berbatasan
dengan Kantor RW di sebelah timur (Gambar 9).
Taman Conveir dibangun oleh pemerintah kota dengan tujuan untuk
menyediakan ruang terbuka untuk penghuni, karena keterbatasan jumlah ruang
terbuka untuk menunjang aktivitas pengguna sehari-hari. Kondisi taman Conveir
secara keseluruhan sudah cukup memadai untuk menunjang aktivitas penghuni,
namun masih belum termanfaatkan secara optimal. Terdapat infrastruktur berupa
paving block yang menutupi seluruh permukaan horizontal taman Conveir, namun
belum terdapat infrastruktur berupa fasilitas penunjang aktivitas penghuni dalam
taman, sehingga masih belum banyak penghuni yang berkunjung ke taman Conveir
(Gambar 5). Meskipun tidak banyak penghuni yang berkunjung ke taman ini,
namun setiap pagi dan sore hari penghuni Conveir yang merupakan anggota aktif
PKK (Program Kesejahteraan Keluarga) melakukan pemeliharaan tanaman pada
taman ini.

(a)
(b)
Gambar 5 (a) kondisi eksisting taman Conveir bagian utara
(b) kondisi eksisting taman Conveir bagian selatan
Kondisi Biofisik
Dalam taman Conveir terdapat beberapa tanaman eksisting yang dapat
menunjang estetika dan memproduksi hasil untuk dikonsumsi. Jenis tanaman yang
terdapat pada taman Conveir adalah berupa pohon dan semak dengan spesies yang
berbeda-beda. Spesies tanaman yang terdapat pad ataman Conveir adalah Roystonia
regia (palm raja) sebanyak 2 unit, Dieffenbachia sp. (daun bahagia) sebanyak 6
unit, dan Citrus amblycarpa (jeruk limau) sebanyak 2 unit. Palm raja dan daun
bahagia pada taman Conveir dapat berfungsi sebagai penunjang estetika, sedangkan
tanaman jeruk limau hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan memasak seharihari. Berdasarkan pernyataan penghuni, palm raja merupakan tanaman eksisting
yang sudah ada pada taman tersebut sebelum taman tersebut dibangun oleh
pemerintah kota, sedangkan daun bahagia merupakan tanaman yang diberikan oleh
pemerintah kota saat taman Conveir dibangun, dan tanaman jeruk limau yang
terdapat pada taman Conveir merupakan tanaman yang sengaja ditanam oleh
anggota aktif PKK agar menghasilkan bahan tambahan untuk memasak.
Rumah Susun Dakota
Kondisi Fisik
Rusun Dakota merupakan rumah susun milik warga yang berada di kawasan
Kota Baru Bandar Kemayoran, kelurahan Kebon Kosong, Jakarta Pusat. Rusun
Dakota terletak pada koordinat 6° 9' 10" LS dan 106° 51' 21" BT. Rusun ini
berbatasan dengan Jalan Haji Bagindo Rajo Motik di sebelah utara dan berbatasan
dengan Perumahan Angkasa pura di sebelah selatan. Pada bagian barat, rusun ini

12

berbatasan dengan Rusun Conveir, sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan
Jalan Raya Umum.
Lanskap rumah susun Dakota terbagi menjadi ruang terbangun yang
merupakan unit rumah susun dan ruang terbuka yang salah satunya berupa taman
lingkungan. Taman lingkungan Dakota berada di dalam kompleks rusun Dakota
yang terletak pada koordinat 6° 9' 12,24" LS dan 106° 51' 18,04" BT dengan luas
lahan 3497,73 m2. Taman lingkungan ini berbatasan dengan Jalan Rusun Dakota I,
kantor RW, mushola dan kompleks rusun di sebelah utara. Pada bagian selatan,
taman ini berbatasan dengan Jalan Dakota Raya, Jalan Rusun Dakota IV dan
permukiman, kemudian pada bagian barat berbatasan dengan rusun Conveir, lahan
parkir Conveir, dan Jalan Rusun Conveir, serta pada bagian timur berbatasan
dengan kompleks rusun Dakota dan Jalan Rusun Dakota V (Gambar 10).
Secara keseluruhan, taman Dakota merupakan taman lingkungan pada rusun
KBBK yang paling memadai dalam menunjang kegiatan penghuni (Gambar 6).
Pada taman Dakota terdapat beberapa infrastruktur yang dapat menunjang kegiatan
pengguna taman, seperti paving block, planter box, tiang besi, dan area berjualan.
Paving block pada taman Dakota menutupi bagian tengah taman, sehingga
dimanfaatkan sebagai area untuk acara-acara tertentu seperti lomba 17 Agustus dan
qurban, serta kegiatan bermain anak-anak. Taman Dakota terlihat selalu ramai
setiap hari, karena pengunjung tidak hanya berasal dari kompleks rusun Dakota
saja, namun juga berasal dari kompleks rusun KBBK lainnya dan dari permukiman
lain yang berada di sekitar kompleks rusun KBBK. Taman Dakota menjadi taman
lingkungan utama pada rusun KBBK karena memiliki daya tampung yang besar.

(a)
(c)
(b)
Gambar 6 (a) kondisi eksisting taman Dakota (b) kegiatan bersantai pengguna
(c) kegiatan bermain
Kondisi Biofisik
Dalam taman Dakota terdapat beberapa tanaman eksisting yang dapat
menunjang estetika dan kenyamanan pengguna. Jenis tanaman yang terdapat pada
taman Dakota adalah berupa pohon, perdu, dan semak. Spesies tanaman yang
terdapat pada taman Dakota, yaitu Acalypha wilkesiana (akalifa) sebanyak 6 unit,
Caladium (keladi) sebanyak 1 unit, Mangifera indica (mangga) sebanyak 2 unit,
Pedilanthus tithymaloides (daun zigzag hijau) sebanyak 13 unit, Plumeria sp.
(kamboja) sebanyak 4 unit, dan Swietenia mahogani (mahoni) sebanyak 60 unit.
Tanaman yang mendominasi taman Dakota, yaitu mahoni yang tersebar di hampir
seluruh bagian taman dan berfungsi sebagai peneduh. Mahoni merupakan pohon
yang ditanam saat taman Dakota dibangun ketika awal pembangunan rumah susun
Dakota, sedangan tanaman lainnya seperti akalifa, kamboja, dan daun zigzag hijau
sengaja ditanam oleh organisasi RW rusun Dakota untuk menunjang estetika taman.

Gambar 7 Peta kondisi eksisting taman Apron
13

14

Gambar 8 Peta kondisi eksisting taman Boeing

Gambar 9 Peta kondisi eksisting taman Conveir
15

16

Gambar 10 Peta kondisi eksisting taman Dakota

17

Analisis dan Sintesis Potensi Kendala Taman Lingkungan Rusun KBBK
Analisis terhadap kondisi eksisting taman dilakukan untuk menentukan
berbagai potensi pada taman lingkungan yang dapat mendukung pengembangan
taman, maupun kendala yang dapat menghambat pengembangan taman. Hasil
analisis dan sintesis potensi - kendala taman direpresentasikan dalam bentuk peta
analisis - sintesis yang merupakan gabungan analisis dari aspek fisik dan biofisik,
yaitu aksesibilitas-sirkulasi, ruang, infrastruktur, dan vegetasi. Peta tersebut
merepresentasikan potensi - kendala yang ada dalam taman serta pengembangan
dan solusinya untuk arah pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area
rekreasi bersama.
Selain analisis – sintesis terhadap kondisi fisik dan biofisik, dilakukan juga
analisis terhadap kondisi sosial – ekonomi, yang meliputi latar belakang, persepsi
dan preferensi penghuni dari masing-masing rusun KBBK berdasarkan hasil
pengisian kuisioner. Analisis terhadap kondisi sosial – ekonomi penghuni
dilakukan untuk mengetahui latar belakang penghuni, serta persepsi dan preferensi
penghuni yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan
taman lingkungan sebagai lanskap produktif dan area rekreasi bersama.
Analisis dan Sintesis Potensi - Kendala Taman Lingkungan Apron
Analisis Aksesibilitas dan Sirkulasi
Tidak terdapat perkerasan (pavement) yang dapat memperjelas jalur sirkulasi
dalam taman Apron. Taman Apron digunakan sebagai penghubung ke unit-unit
rumah susun milik pengguna yang berada di sekeliling tapak. Akses keluar-masuk
utama dalam taman Apron terletak pada bagian timur taman yang memungkinkan
pengguna selain pemilik unit rumah susun di sekeliling tapak masuk ke dalam
taman (Tabel 5).
Analisis Ruang
Keseluruhan ruang dalam taman Apron belum termanfaatkan secara optimal,
terlihat dari kondisi ruang taman secara keseluruhan yang masih kosong, namun
kondisi tersebut dapat berpotensi untuk dikembangkan sebagai lanskap produktif
dan area rekreasi (Tabel 5). Berdasarkan penggunaannya, taman Apron
dimanfaatkan sebagai tempat bermain anak, bersantai dan mengadakan acara 17
Agustus pada waktu tertentu. Apabila dilihat dari penggunaanya, pengguna
membutuhkan ruang yang cukup luas untuk melakukan aktivitasnya, namun untuk
pengembangan ruang sebagai lanskap produktif dengan penanaman horizontal dan
area rekreasi tidak akan mencukupi apabila dikembangkan dalam satu ruang (Tabel
3). Luas ruang taman lingkungan Apron hanya sebesar 600 m2 untuk 1.812 jiwa
dalam beberapa RW. Apabila ditinjau berdasarkan ketentuan dari Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 (2008), hal tersebut tidak sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
Analisis Infrastruktur
Dalam taman Apron belum terdapat infrastruktur yang memadai untuk
menunjang aktivitas pengunjung taman, seperti kursi taman dan pavement untuk
memperjelas jalur sirkulasi dan penanda, namun terdapat gawang besi dengan
struktur yang masih kokoh untuk dimanfaatkan dalam pengembangan taman

18

lingkungan sebagai lanskap produktif (Tabel 5). Kondisi fisik dari gawang besi ini
secara keseluruhan masih kokoh, namun ada beberapa bagian gawang yang terlihat
sudah berkarat, sehingga diperlukan peningkatan pemeliharaan terhadap gawang.
Analisis Vegetasi
Dalam taman Apron, terdapat beberapa jenis tanaman berdasarkan fungsi
yang dapat menunjang pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area
rekreasi, yaitu tanaman buah dan tanaman peneduh yang juga dapat berfungsi
sebagai penunjang estetika taman. Spesies tanaman yang terdapat dalam taman
Apron berdasarkan fungsi keragaman horizontal antara lain adalah Mangifera
indica (mangga) sebagai tanaman buah, Ficus lyrata (biola cantik) sebagai tanaman
peneduh, dan Spathodea campanulata (kecrutan) sebagai tanaman peneduh.
Apabila ditinjau berdasarkan teori dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05 (2012) tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan, tidak
hanya biola cantik dan kecrutan saja yang berfungsi sebagai peneduh, namun
mangga sebagai tanaman buah juga dapat berfungsi sebagai peneduh, karena
ketinggian maksimum pohon mangga dapat mencapai lebih dari 2 meter dan secara
morfologi tajuk pohon dapat menahan silau matahari. Berdasarkan klasifikasi
keragaman vertikal, ketiga spesies tanaman tersebut termasuk dalam strata V,
karena ketinggian maksimum ketiga tanaman tersebut dapat mencapai lebih dari 10
m. Kondisi fisik dari pohon yang terdapat dalam taman Apron pada umumnya
cukup baik dalam menjalankan fungsinya sebagai tanaman buah dan peneduh,
namun ada beberapa kondisi pohon yang terlihat kurang baik pada bagian tertentu,
seperti pada daun biola cantik dan kecrutan yang terlihat kering dan kisut karena
kekurangan air, sedangkan kondisi pohon mangga terlihat cukup baik dan terawat
karena tidak terdapat kondisi fisik yang menunjukkan penurunan kualitas seperti
kekeringan atau kisut daun. Selain pohon yang dapat berpotensi menunjang
pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area rekreasi, terdapat kendala
pada vegetasi taman Apron berupa pertumbuhan rumput liar secara tidak merata di
beberapa titik taman dan hal ini dapat menurunkan nilai estetika (Tabel 5).
Analisis Sosial – Ekonomi
Pendidikan
Berdasarkan data pendidikan responden penghuni Apron yang diperoleh dari
pengisian kuisioner, diketahui bahwa sebanyak 50% penghuni merupakan lulusan
SMA, sebanyak 20% lulusan perguruan tinggi, sebanyak 17% lulusan SLTP,
sebanyak 10% lulusan SD, dan sebanyak 3% lulusan akademi (Tabel 3). Tingkat
pendidikan yang dimiliki mayoritas penghuni Apron, dapat mempengaruhi perilaku
penghuni dalam segi kepeduliannya terhadap kebersihan dan keindahan taman. Hal
ini dapat dibuktikan oleh pernyataan penghuni, bahwa mereka antusias dalam
melakukan pembenahan terhadap taman-taman kecil ketika terlibat dalam
perlombaan keindahan taman antar blok rusun yang pernah diadakan oleh
pemerintah kota.
Meskipun mereka antusias dalam pembenahan taman–taman kecil dalam
kompleks Apron, namun taman lingkungan pada kompleks Apron terlihat belum
terkelola dan termanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya

19

pengetahuan penghuni tentang bagaimana merancang dan mengelola suatu taman
lingkungan agar tetap fungsional dan estetis.
Mata Pencaharian Utama
Berdasarkan data mata pencaharian utama responden penghuni Apron yang
diperoleh dari pengisian kuisioner, diketahui bahwa sebanyak 33% penghuni Apron
bermata pencaharian utama sebagai karyawan swasta, sebanyak 30% sebagai
wiraswasta, sebanyak 13% sebagai PNS, sebanyak 13% sebagai karyawan BUMN,
sebanyak 7% sebagai pedagang, dan sebanyak 3% sebagai sektor informal (Tabel
3). Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa mata pencaharian utama yang
dimiliki oleh penghuni Apron, yaitu karyawan swasta dan mata pencaharian
terbanyak kedua yang dimiliki oleh penghuni Apron, yaitu wiraswasta.
Mata pencaharian utama penghuni dapat mempengaruhi intensitas penghuni
dalam memelihara taman. Berdasarkan pernyataan penghuni, mereka yang bermata
pencaharian utama sebagai karyawan swasta, hanya dapat memelihara taman satu
kali sehari pada waktu sore hari ketika pulang dari melakukan pekerjaan, karena
karyawan swasta memiliki jadwal tetap untuk bekerja, sedangkan mereka yang
bermata pencaharian sebagai wiraswasta, dapat melakukan pemeliharaan taman
kapan saja, karena waktu untuk melakukan kegiatan wiraswasta tidak selalu tetap.
Tabel 3 Latar belakang penghuni Apron
Latar belakang
pendidikan
Tidak Sekolah
Taman Kanak-kanak
SD
SLTP
SLTA
Akademi
Perguruan Tinggi

Persentase
10%
17%
50%
3%
20%

Mata pencaharian
utama
PNS
Karyawan swasta
Karyawan BUMN
Pedagang
Wiraswasta
TNI
Petani
Sektor informal

Persentase
13%
33%
13%
7%
30%
4%

Persepsi Penghuni terhadap Pengembangan Taman Apron sebagai
Lanskap Pro