Penerapan Biaya Standar Dalam Mengendalikan Biaya Produksi Pada Usaha Mikro Pembuatan Tempe Di Blok Cicadas Dangdeur, Subang

PENERAPAN BIAYA STANDAR DALAM MENGENDALIKAN
BIAYA PRODUKSI PADA USAHA MIKRO PEMBUATAN
TEMPE DI BLOK CICADAS DANGDEUR, SUBANG

RIENRI KAMAYANTY

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penerapan Biaya
Standar dalam Mengendalikan Biaya Produksi pada Usaha Mikro Pembuatan
Tempe di Blok Cicadas Dangdeur Subang adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015

Rienri Kamayanty
NIM H24110034

ABSTRAK
RIENRI KAMAYANTY. Penerapan Biaya Standar dalam Mengendalikan Biaya
Produksi pada Usaha Mikro Pembuatan Tempe di Blok Cicadas Dangdeur,
Subang. Dibimbing oleh MUHAMMAD SYAMSUN dan FARIDA RATNA
DEWI
Usaha Mikro pembuatan tempe yang terletak di Blok Cicadas Kelurahan
Dangdeur Subang merupakan salah satu usaha produksi tempe dengan jumlah
produksi tinggi di Kecamatan Subang akan tetapi biaya produksi yang keluarkan
dianggap terlalu tinggi oleh pemilik Usaha Mikro maka diperlukan suatu standar
atau tolak ukur untuk mampu mengendalikan biaya produksi. Tujuan penelitian
ini adalah 1) Mengidentifikasi biaya produksi 2) Mengetahui penerapan biaya
standar 3) Mengetahui varians antara biaya standar dengan biaya aktual 4)
Mengetahui varians yang terjadi apakah masih dalam pengendalian manajemen

serta 5) Mengetahui peranalan biaya standar dan biaya aktual. Analisis yang
dilakukan adalah analisis varians, uji mann whitney dan peramalan dengan
autoregresi dibantu dengan perangkat lunak Microsoft excel, Minitab 16 dan
SPSS 20. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa biaya bahan baku langsung dan
biaya overhead pabrik masih berada dalam batas pengendalian sedangkan biaya
tenaga kerja langsung berada diluar batas pengendalian manajemen. peramalan
menunjukan bahwa bahwa biaya standar dan biaya produksi aktual akan
mengalami penurunan untuk dua bulan berikutnya.
Kata Kunci : Analisis varians, autoregresi, biaya produksi, biaya standar,
peramalan, uji mann whitney

ABSTRACT
RIENRI KAMAYANTY. Application of The Standard Cost in Controlling
Production Cost on Micro Business Tempe Production in Cicadas Dangdeur,
Subang. Supervised by MUHAMMAD SYAMSUN and FARIDA RATNA
DEWI
Micro business tempe production located in Cicadas Dangdeur Subang is one of
the businesses tempe production with high production quantities in Subang, but
the production cost was considered too high by the owners of micro business its
needed a standard to be able to control production costs. The purpose of this study

an 1) Identify the cost of production 2) Determine the application of the standard
cost 3) to analyze variances between standard costs and actual costs 4) Determine
whether the variance is still in the control of management 5) Analyze trends
standard cost and actual cost. In the analysis of variance, Mann Whitney test and
forecasting with autoregression conducted by the software Microsoft Excel,
Minitab 16 and SPSS 20. This study shows that the cost of direct materials and
overhead costs is still in the management control while the direct labor costs are
beyond the limits of management control. Forecasting shows that the standard
cost and actual costs will decline for the next two months
Keyword : Autoregression, forecasting, mann whitney test, production cost,
standard cost , variance analysis.

PENERAPAN BIAYA STANDAR DALAM MENGENDALIKAN
BIAYA PRODUKSI PADA USAHA MIKRO PEMBUATAN
TEMPE DI BLOK CICADAS DANGDEUR, SUBANG

RIENRI KAMAYANTY

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini ialah
Biaya Standar, dengan judul Penerapan Biaya Standar dalam Mengendalikan
Biaya Produksi pada Usaha Mikro Pembuatan Tempe di Blok Cicadas Dangdeur
Subang.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Muhammad Syamsun,
M.Sc dan Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku pembimbing. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Wawan Setiawan selaku pemilik

Usaha Mikro pembuatan tempe di Blok Cicadas, agen-agen penjual bahan baku
pembuatan tempe di Kabupaten Subang, dan staf Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Subang, yang telah membantu selama pengumpulan
data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2015

Rienri Kamyanty

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix


DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3


Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

3

Konsep Biaya

3

Biaya Standar

4


Konsep Varians

4

Peramalan

5

Penelitian Terdahulu

5

METODE

6

Kerangka Pemikiran

8


Lokasi dan Waktu Penelitian

8

Pengumpulan Data

7

Pengolahan dan Analisis Data

8

Uji Hipotesis

9

Peramalan Biaya
HASIL DAN PEMBAHASAN

10

10

Gambaran Umum Usaha Mikro

10

Struktur Organisasi

11

Proses Pembuatan Tempe

11

Biaya Produksi

12

Penetapan Biaya Standar


14

Analisis Varians

16

Uji Hipotesis

22

Peramalan biaya

23

Implikasi Manajerial

24

SIMPULAN DAN SARAN

25

Simpulan

25

Saran

26

DAFTAR PUSTAKA

26

LAMPIRAN

28

RIWAYAT HIDUP

67

DAFTAR TABEL
1 Perkembangan data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) tahun
2010-2012
2 Perkembangan harga rata-rata kacang kedelai Bulan Juli 2014 hingga
Desember 2014
3 Penelitian terdahulu
4 Perkembangan biaya bahan baku langsung Usaha Mikro Pembuaan
Tempe
5 Biaya penyusutan Usaha Mikro Pembuatan Tempe selama Bulan
Oktober 2014 hingga Februari 2015
6 Biaya overhead pabrik variable Usaha Mikro Pembuatan Tempe selama
Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
7 Perkembangan rata-rata harga bahan baku langsung standar Usaha
Mikro Pembuatan Tempe
8 Standar biaya overhead pabrik Usaha Mikro Pembuatan Tempe
9 Analisis varians harga bahan baku Usaha Mikro Pembuatan Tempe
selama Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
10 Analisis varians efisinsi bahan baku Usaha Mikro Pembuatan Tempe
selama Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
11 Analisis varians rata-rata tarif tenaga kerja langsung Usaha Mikro
Pembuatan Tempe selama Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
12 Analisis varians rata-rata efisiensi tenaga kerja langsung Usaha Mikro
Pembuatan Tempe selama Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
13 Analisis varians overhead pabrik variabel pembiayaan per unit Usaha
Mikro Pembuatan Tempe selama Bulan Oktober 2014 hingga Februari
2015
14 Analisis varians overhead pabrik variabel efisiensi Usaha Mikro
Pembuatan Tempe selama Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
15 Daftar nilai Z hitung

1
2
5
12
13
14
14
16
16
18
19
20

21
22
22

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Kerangka pemikiran
Proses pembuatan tempe
Peramalan biaya standar
Peramalan biaya aktual

7
12
23
24

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuisioner pertanyaan
2 Analisis varians harga bahan baku kacang kedelai Usaha Mikro
Pembuatan Tempe pada Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
3 Analisis varians harga bahan baku ragi Usaha Mikro Pembuatan Tempe
pada Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015

28
29
32

4 Analisis varians harga bahan baku plastik Usaha Mikro Pembuatan
Tempe pada Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
5 Analisis varians efisiensi bahan baku kacang kedelai Usaha Mikro
Pembuatan Tempe pada Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
6 Analisis varians efisiensi bahan baku ragi Usaha Mikro Pembuatan
Tempe pada Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
7 Analisis varians efisiensi bahan baku plastik Usaha Mikro Pembuatan
Tempe pada Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
8 Analisis varians tarif upah tenaga kerja langsung bulan Oktober 2014
hingga Februari 2015
9 Analisis varians efisiensi tenaga kerja langsung bulan Oktober 2014
hingga Februari 2015
10 Uji hipotesis varians/selisih biaya bahan baku langsung Usaha Mikro
Pembuatan Tempe Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
11 Uji hipotesis varians/selisih biaya tenaga kerja langsung Usaha Mikro
Pembuatan Tempe Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
12 Uji hipotesis varians/selisih biaya overhead pabrik Usaha Mikro
Pembuatan Tempe Bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
13 Peramalan Biaya Standar dan Biaya Aktual Usaha Mikro Pembuatan
Tempe selama Bulan Maret 2015 hingga April 2015

36
39
43
46
50
57
64
64
65
65

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah lapangan pekerjaan yang rendah serta jumlah sumber daya manusia
yang tinggi menuntut manusia untuk mampu berpikir kreatif dalam menciptakan
lapangan pekerjaan yang baru. Salah satu upaya yang dilakukan dalam
menciptakan pekerjaan adalah dengan menciptakan usaha kecil atau menengah.
Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menciptakan lapangan
pekerjaan baru terbukti dengan jumlah UMKM yang semakin meningkat setiap
tahun.
Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Tahun
2010-2012
Tahun
Indikator
Usaha mikro
Usaha kecil
Usaha menengah
Total

2010
Jumlah
53 504 416
568 397
42 008
54 114 821

2011
%
2.54
3.98
1.63
2.56

Jumlah
54 559 969
602 195
44 280
55 206 444

2012
%
1.97
5.95
5.41
2.02

Jumlah
55 534 592
629 418
48 997
56 534 592

%
2.38
4.52
10.65
2.41

Sumber : Data diolah dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
RI (2014)
Berdasarkan data dari tabel 1 terlihat bahwa jumlah yang paling tinggi
adalah jumlah usaha mikro dan terjadi peningkatan jumlah setiap tahun. Menurut
Undang-undnag No 20 tahun 2008, Usaha mikro adalah usaha produktif milik
perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 000 000 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha serta memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300
000
000.
Sedangkan
Usaha
mikro
menurut
KepMenKeu
No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik
keluarga atau perorangan yang memiliki pendapatan per tahun paling banyak Rp
100 000 000 dan dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50 000
000. Usaha mikro pada umumnya memiliki ciri-ciri: 1) Jenis barang atau komoditi
usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti. 2) Tempat usahanya
tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat berpindah tempat. 3) Belum
melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak
memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha. 4) Tingkat
pendidikan rata – rata sangat rendah. 5) Umumnya belum akses kepada perbankan,
namun sebagian sudah akses ke lembaga non bank. 6) Umumnya tidak memiliki
izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP (Kementerian
Keuangan 2003).
Usaha mikro dalam kegiatan produksi masih sering mengalami kendala,
diantaranya adalah kendala dalam mengendalikan biaya produksi. Salah satu
usaha mikro yang mengalami kendala dalam pengendalian biaya produksi adalah
usaha mikro yang bergerak pada pengolahan kacang kedelai seperti usaha mikro

2
pembuatan tempe. Harga kacang kedelai yang tidak stabil terutama ketika nilai
rupiah lemah dapat menyebabkan harga kacang kedelai impor meningkat.
Tabel 2 Perkembangan harga rata-rata kacang kedelai bulan Juli 2014 hingga
Desember 2014
Jenis Kedelai
Impor
Lokal

Juli
(Rp)
11 269
10 632

Agst
(Rp)
11 356
10 732

Bulan
Sept
Okt
(Rp)
(Rp)
11 290
11 194
10 216
10 781

Nov
(Rp)
11 177
10 826

Des
(Rp)
11 305
11 013

Sumber : Data diolah dari Kementerian Perdagangan RI (2014)
Kacang kedelai yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe
adalah kacang kedelai impor karena memiliki biji lebih besar dan dianggap cocok
untuk pembuatan tempe. Harga kacang kedelai yang tinggi dapat mengancam
usaha mikro pembuatan tempe, karena semakin tinggi harga kacang kedelai
sebagai bahan baku langsung maka akan semakin tinggi biaya produksi yang
dikeluarkan. Dalam pengendalian biaya produksi diperlukan tolak ukur yang
dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi dan mengukur tingkat
efisiensi biaya produksi untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan yang
diharapkan (Rudianto, Darminto dan Nengah 2014). Biaya standar merupakan
biaya yang ditentukan di muka untuk produk yang bersifat homogen dan relatif
stabil. Biaya standar dapat digunakan untuk penetapan anggaran, pengendalian
biaya, penyederhanaan prosedur dan pelaporan biaya, penetapan harga pokok
bahan, barang dalam proses dan barang jadi, serta dasar untuk melakukan kontrak
dan penetapan harga ( Mursyidi 2008 ). Dengan menggunakan analisis biaya
standar, usaha mikro diharapkan mampu mengendalikan biaya produksi.
Usaha mikro pembuatan tempe yang terletak di Blok Cicadas Subang
merupakan salah usaha mikro pembuatan tempe dengan jumlah produksi tinggi di
Kabupaten Subang. Usaha mikro pembuatan tempe ini mampu memproduksi
tempe sekitar 750 per hari dengan omset sekitar Rp. 2 175 000. Dengan omzet
yang tergolong tinggi untuk ukuran usaha mikro di Kabupaten Subang, Usaha
mikro ini seharusnya mampu memperoleh laba yang tinggi serta meningkatkan
usaha ke skala yang lebih besar tetapi pada kenyataannya laba yang diperoleh
masih dianggap kecil sehingga pemilik merasa kesulitan dalam mengembangkan
usaha. Pemilik usaha mikro merasa bahwa biaya produksi yang digunakan
dianggap terlalu tinggi sehingga laba yang diperoleh kecil. Dengan penerapan
biaya standar, diharapkan usaha mikro pembuatan tempe mampu menentukan
apakah biaya produksi yang digunakan terlalu tinggi atau tidak serta mampu
mengendalikan biaya produksi selanjutnya.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
yang diteliti adalah: (1) Bagaimana biaya produksi pada Usaha Mikro Pembuatan
Tempe? (2) Bagaimana penerapan biaya standar pada biaya produksi Usaha
Mikro Pembuatan Tempe? (3) Bagaimana varians antara biaya standar dengan

3
biaya aktual pada Usaha Mikro Pembuatan Tempe? (4) Apakah varian yang
terjadi masih dalam pengendalian manajemen Usaha Mikro Pembuatan Tempe?
(5) Bagaimana peramalan biaya standar dan biaya aktual pada Usaha Mikro
Pembuatan Tempe untuk dua bulan berikutnya?

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi
biaya produksi pada Usaha Mikro Pembuatan Tempe (2) Mengetahui penerapan
biaya standar pada Usaha Mikro Pembuatan Tempe (3) Mengetahui varian antara
biaya standar dengan biaya aktual pada Usaha Mikro Pembuatan Tempe (4)
Mengetahui varian yang terjadi masih dalam pengendalian manajemen Usaha
Mikro Pembuatan Tempe (5) Mengetahui peramalan biaya standar dan biaya
aktual pada Usaha Mikro Pembuatan Tempe untuk dua bulan berikutnya

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (1) Bagi Usaha Mikro
hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengetahuan dalam
penentuan harga standar dan pengendalian biaya produksi sehingga diharapkan
dapat mengantisipasi perubahan harga bahan baku. (2) Bagi peneliti selanjutnya,
penelitian dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini meneliti mengenai bagaimana penerapan biaya standar dalam
mengendalikan biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Penelitian ini juga meneliti
mengenai bagaimana varians yang terjadi antara biaya standar yang telah
ditetapkan dengan biaya aktual serta melihat apakah varians tersebut masih dalam
batas pengendalian Usaha Mikro Pembuatan Tempe tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Biaya
Horngren (2006) mendefinisikan biaya sebagai sumber daya yang
dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapat tujuan tertentu.
Suatu biaya biasanya diukur dalam jumlah uang yang harus dibayarkan dalam
rangka mendapatkan barang atau jasa. Menurut Simamora (2002) biaya adalah
kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan
memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi, dalam hal
ini, perusahaan.

4
Dalam suatu kegiatan produksi, terdapat beberapa biaya yang digunakan
untuk menunjang kegiatan produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. (Warindrani 2006)

Biaya Standar
Mulyadi (2000) mendefinisikan biaya standar sebagai biaya yang ditentukan
di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah
asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. Menurut Rony
(1990) biaya standar dapat diartikan juga sebagai biaya yang diperhitungkan
secara wajar harus terjadi dalam memperoduksi suatu barang, jadi biaya standar
adalah standar kuantitas input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit
produksi tertentu. Suatu biaya standar memiliki dua komponen : Standar Fisik,
yang merupakan kuantitas standar dari input per unit output, dan Standar Harga
yang merupakan biaya standar atau tarif standar per unit input. Biaya standar
ditetapkan melalui penyelidikan khusus dan analisis catatan masa lalu. Horngren
dan Harrison (2007) menjelaskan manfaat biaya standar bagi manajer, yakni:
1.
Menyusun anggaran
2.
Menetapkan target tingkat kinerja
3.
Mengidentifikasi standar kinerja
4.
Menetapkan harga jual produk dan jasa
5.
Menurunkan biaya akuntansi
.
Konsep Varians
Menurut Bustami dan Nurlela (2007) varians adalah selisih antara biaya
aktual dengan standar yang ditetapkan sebelum kegiatan operasi perusahaan
dilakukan. Varians tersebut menyangkut untuk ketiga elemen biaya produksi
yaitu:
1. Varians Bahan baku
Varians bahan baku adalah selisih bahan baku aktual dengan bahan baku
berdasarkan standar yang diperkenankan. Dalam varians bahan baku dapat
dianalisis menjadi varians harga bahan baku dan varians kuantitas pemakaian
bahan baku.
2. Varians Tenaga Kerja.
Varians tenaga kerja adalah selisih biaya tenaga kerja aktual dengan
biaya tenaga kerja berdasarkan standar yang diperkenankan. Dalam varians
tenaga kerja ada dua varians yang dikembangkan, yaitu varians tarif/upah dan
varians efisiensi tenaga kerja.
3. Varians Overhead Pabrik
Varians overhead pabrik adalah selisih biaya overhead pabrik aktual dengan
biaya overhead pabrik berdasarkan standar yang diperkenankan. Dalam
menganalisis biaya overhead pabrik ini dilakukan dengan metode dua varians,
metode tiga varians dan metode empat varians.

5
Dalam sistem biaya standar, total varians dibagi menjadi varians harga dan
varians penggunaan. Varians harga merupakan perbedaan antara harga aktual
dengan harga per unit standar dari masukan dikalikan dengan jumlah masukan
yang digunakan. Varians penggunaan merupakan perbedaan antara kuantitas
masukan aktual dan standar dikalikan dengan harga per unit masukan ( Hansen
dan Mowen 1997)

Peramalan
Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang
efektif dan efisien. Peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara
sistematik tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasar
informasi masa laludan sekarang yang dimiliki agar kesalahan selisih antara apa
yang terjadi dengan hasil perkiraan dapat diperkecil. Peramalan merupakan studi
terhadap data historis unuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola yang
sistematis (Sugiarto dan Harjiono 2000)

Penelitian Terdahulu
Tabel 3 Penelitian terdahulu
Judul Penelitian

Nama Penulis

Analisis Biaya Standar
sebagai
Alat
Pengendalian
Biaya
Produksi (Studi Kasus:
UKM Wingko Babat
Cap Kapal Terbang
Semarang)

Winda
Ayubudi
Wulan
Ksheshariani
(2012)

Pengaruh
Penggunaan
Biaya
Standar
Komponen
Biaya
Produksi
Terhadap
Peningkatan Laba (Studi
Kasus : Usaha Mikro
Pembuatan
Sepatu
Sandal Maju Bersama di
Kampung Nambo, Desa
Sukajaya,
Ciapus,
Kabupaten Bogor.

Fuji Tyas
Nastiti (2012)

Alat
Ringkasan Hasil
Analisis
Analisis
Varians sebagain besar bahan baku
varians, Uji langsung
masih
dalam
T
pengendalian namun ada varian
dari beberapa bahan baku di luar
pengendalian. Uji hipotesis pada
varians TKL terhadap tarif tenaga
kerja langsung masih dalam batas
pengendalian, sedangkan varians
terhadap efisiensi tenaga kerja
langsung diluar pengendalian.
Varians yang terjadi pada overhead
tetap dan overhead variabel tidak
dilakukan
Analisis
Hanya dua biaya dalam biaya
korelasi,
produksi
yang mempengaruhi
Analisis
laba yakni biaya tenaga kerja
regresi
langsung berpengaruh positif dan
linier
biaya overhead pabrik berpengaruh
berganda,
negatif dengan nilai keeratan
Uji F dan 85,7% dan 10,3%.
Analisis
Uji T
varians atas biaya standar dari
komponen
biaya
produksi
dibandingkan
dengan
biaya
aktualnya menunjukkan bahwa
tidak banyak terjadi varians yang
merugikan.

6
Lanjutan tabel 3
Judul Penelitian
Analisis Biaya Standar
Sebagai
Alat
Pengendalian
Biaya
Produksi pada UKM
Cireng Cageur Grup,
Bogor

Nama Penulis
Mai Yunan
Tahur Zain

Alat
Analisis
Analisis
Varians,
Uji T

Biaya Standar sebagai Tuti Kurnia Sari Analisis
Strategi
Pengendalian
Varians,
Biaya Produksi pada
Uji T
UKM Konveksi Sumber
Rezeki Sukabumi

Ringkasan Hasil
Berdasarkan
analisis
varians
bahan baku yang digunakan
selama bulan November 2011
bersifat favorable., varians tarif
tenaga kerja langsung bersifat
unfavorable, varians efisiensi
tenaga kerja langsung bersifat
favorable, varians biaya overhead
variabel bersifat favorable. Uji t
didapatkan varians harga bahan
baku yang masih berada dalam
batas
pengendalian,
varians
efisiensi bahan baku langsung
yang
berada
dalam
batas
pengendalian manajemen varians
efisiensi tenaga kerja langsung
berada dalam batas pengendalian
manajemen.
Berdasarkan analisis varians, baku
yang digunakan selama bulan Mei
2014 terdapat yang bersifar
favorable dan unfavorable. Varians
tarif tenaga kerja langsung bersifat
favorable yaitu penjahitan dan
penyetikaan,
sedangkan
pengepakan bersifat unfavorable.
Varians efisiensi tenaga kerja
langsung bersifat unfavorable.
Varians biaya overhead variable
bersifat favorable Berdasarkan uji t
didapatkan bahwa varians biaya
tenaga kerja langsung pada bagian
penjahitan
dan
penyetrikaan
menunjukkan masih dalam batas
pengendalian
manajemen,
sedangkan
dalam
proses
pengepakan
di
luar
batas
pengendalian manajemen.

METODE
Kerangka Pemikiran
Usaha Mikro yang akan diteliti pada penilitian ini adalah Usaha Mikro
pembuatan tempe yang terletak di blok Cicadas Kelurahan Dangdeur Kecamatan
Subang Kabupaten Subang Jawa Barat. Biaya produksi berdasarkan standar
tertentu atau yang disebut dengan biaya standar dapat digunakan sebagai salah
satu alat dalam mengendalikan biaya produksi dalam usaha mikro. Biaya Produksi

7
terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.
Penelitian ini akan membahas tentang varians biaya produksi. Biaya
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung
biaya overhead pabrik akan dianalisis dan dibandingkan antara biaya produksi
standar dengan biaya produksi yang sebenarnya. Varians biaya produksi dapat
dianalisis dengan bantuan alat analisis yakni analisis varians dan uji mann whitney.
Analisis varians dilakukan untuk mengetahui varians tersebut menguntungkan
atau tidak menguntungkan. Uji mann whitney dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak komputer SPSS 20 untuk mengetahui apakah varians biaya atau
selisih biaya masih dalam batas pengendalian. Selanjutnya adalah dilakukan
peramalan mengenai biaya standar dan biaya aktual dimasa mendatang dengan
mengunakan autoregresi dengan bantuan perangkat lunak komputer minitab 16 .
Hasil dari analisis yang dilakukan dengan bantuan alat analisis varians ,uji mann
whitney dan peramalan akan diberikan kepada pihak Usaha Mikro sebagai saran
atau rekomendasi dalam memperbaiki manajemen usaha mikro dan diharapkan
mampu untuk meningkatkan laba. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada
gambar 1.
Usaha Mikro Pembuatan Tempe
Biaya Produksi

Biaya Bahan
Baku Langsung

Biaya Tenaga
Kerja Langsung

Biaya Standar

-

Biaya Overhead
Pabrik

Biaya Aktual

Varians Biaya Produksi
Harga atau tarif
Kuantitas atau efisiensi
Alat analisis
- Analisis Varians
- Uji mann whitney
- Peramalan dengan autoregresi
Saran / Rekomendasi

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

8
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Usaha Mikro Pembuatan Tempe yang
terletak di Blok Cicadas RT 048 RW 017 Kelurahan Dangdeur Kecamatan
Subang Kabupaten Subang Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan
Januari 2015 hingga April 2015. Waktu tersebut digunakan untuk mengumpulkan
data-data yang diperlukan dalam penelitian serta diolah untuk mendapatkan hasil
yang relevan.

Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi secara langsung serta
wawancara dengan pemilik Usaha Mikro. Data sekunder diperoleh dari data
pembelian bahan baku, data hasil produksi per hari, studi literature, karangan
ilmiah serta dari beberapa referensi yang berkaitan dengan penelitian. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan Usaha Mikro selama bulan
Oktober 2014 hingga Februari 2015.

Pengolahan dan Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians.
Analaisis varians digunakan untuk melihat selisih antara biaya aktual dengan
biaya standar yang ditentukan oleh pihak Usaha Mikro. Varians yang terjadi dapat
menguntungkan (favorable) atau justru tidak menguntungkan atau merugikan
(unfavorable). Suatu varians dikatakan favorable jika biaya aktual lebih kecil
dibandingkan biaya standar namun sebaliknya, suatu varians dikatakan
unfavorable jika biaya aktual justru lebih besar dibandingkan dnegan biaya
standar. Dengan analisis varians diharapkan penyebab varians yang terjadi dapat
diketahui dan memperoleh solusi dengan memberikan saran dan rekomendasi
kepada pemilik Usaha Mikro.
Pengujian data yang digunakan untuk analisis varians dapat menggunakan
Microsoft Excell. Data yang telah diolah selanjutnya dilakukan pengujian dengan
uji mann whitney menggunakan aplikasi komputer SPSS 20. Menurut Hansen dan
Mowen (2001) varians yang dianalisis yaitu:
1. Perhitungan Varians Bahan Baku Langsung
a. Perhitungan varians Harga Bahan baku langsung
MPV = ( Actual Price – Standar Price ) Actual Quantity
b. Perhitungan Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung
MUV = ( Actual Quantity – Standar Quantity ) Actual Price
2. Perhitungan Varians Tenaga Kerja Langsung
a. Perhitungan Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung
LRV = (Actual Rate – Standar Rate) Actual Hour

9
b. Perhitungan Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung
LEV = (Actual Hour – Standar Hour) Standar Rate
3. Perhitungan varians Overhead
a. Perhitungan Varians Overhead Variabel
i. Perhitungan Varians Overhead Variabel Pembiayaan
VOSV = (Actual Variable Overhead Rate – Standar Variable
Overhead Rate) Actual Hour
ii. Perhitungan Varians Overhead Variabel Efisiensi

VOEV = (Actual Hour – Standar Hour) Standar Variable Overhead
Rate
b. Perhitungan Varians Overhead Tetap
i. Perhitungan Varians Overhead Tetap Pembiayaan
FOSV= Actual Fixed Overhead – Budgeted Fixed Overhead
ii.

Perhitungan Varians Overhead Tetap Volume
FOVV = Budgeted Fixed Overhead – Aaplied Fixesd Overhead

Uji Hipotesis
Uji mann whitney merupakan suatu alat untuk menguji perbedaan median
dari dua sampel yang diambil secara independen, sampel-sampel random yang
besarnya n1 dan n2 bisa diperoleh dari populasi-populasi yang berdistribbusi
normal atau tidak berdistribusi normal (Supangkat, 2008). Pada penelitian ini uji
mann whitney dilakukan untuk mengukur varians atau selisih yang terjadi antara
biaya standar yang seharusnya terjadi dengan realisasinya apakah masih dalam
batas pengendalian dengan dibantu oleh perangkat lunak SPSS 20.
1. Sebelum dilakukan uji mann whitney terlebih dahulu harus dibuat hipotesis.
Hipotesis pada penilitian ini yakni:
Ho : Varians/selisih biaya antara biaya aktual dan biaya standar masih dalam
batas pengendalian.
H1 : Varians/selisih biaya antara biaya aktual dan biaya standar realisasinya
diluar batas pengendalian.
2. Setelah ditentukan hipotesis maka selanjutnya adalah tentukan z hitung.
Berikut merupakan cara perhitungan z hitung menurut Walpole (1993) :

10

Keterangan :
= Jumlah laporan biaya aktual
= Jumlah laporan biaya standar
R2 = Jumlah ranking biaya standar
3. Tentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α) kemudian dicari Z tabel . Taraf
nyata yang digunakan yaitu α = 5 %
4. Tentukan kriteria pengujiam
Jika Z hitung < Z tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika Z hitung > Z tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Bandingkan antara Z hitung dengan Z tabel dan gambar posisinya
5. Buatlah kesimpulan

Peramalan Biaya
Peramalan dilakukan untuk mengetahui ramalan biaya standar yang
ditetapkan dan biaya aktual yang dikeluarkan Usaha Mikro untuk bulan Maret
2015 hingga April 2015. Peramalan dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
analisis autoregresi dengan bantuan perangkat lunak minitab 16. Autoregresi
adalah suatu model yang dikembangkan untuk menganalisis data runtun waktu
(Wibowo, Dadan dan Neva 2013). Analisis autoregresi akan menghasilkan model
persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan peramalan periode
berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Usaha Mikro
Usaha Mikro Pembuatan Tempe yang terletak di terletak di Blok Cicadas
RT 048 RW 017 Kelurahan Dangdeur Kecamatan Subang Kabupaten Subang
merupakan salah satu Usaha Mikro Pembuatan Tempe dengan jumlah produksi
yang tinggi di Kabupaten Subang. Usaha Mikro ini sudah berdiri sejak tahun 2005
dan sudah memiliki wilayah penjualan di pasar tradisonal Pagaden, kawasan
sekitar Industri Purwadadi Kecamatan Kalijati serta beberapa pasar tradisional
Kecamatan Subang.

11
Usaha pembuatan tempe yang didirikan berawal ketika melihat permintaan
tempe yang tinggi di kawasan sekitar Industri Kecamatan Kalijati. Bapak Wawan
yang memang sudah memiliki keahlian dalam membuat tempe, memanfaatkan
peluang tersebut untuk membuat usaha pembuatan tempe. Pada tahun 2005,
Bapak Wawan bergabung dengan KOPTI (Koperasi Pengusahan Tahu Tempe
Indonesia) di Kabupaten Subang serta membuka usaha pembuatan tempe dengan
modal awal sebesar Rp. 1 000 000 dengan pasar utama adalah kawasan sekitar
industri di Kecamatan Kalijati. Awal berdiri Usaha Mikro ini hanya memiliki dua
karyawan yang terdiri dari Bapak Wawan sendiri dan Istri serta hanya mampu
memproduksi tempe sebanyak 150 per hari. Setelah hampir 10 tahun, Usaha
Mikro pembuatan tempe ini kini memiliki 4 orang karyawan dan mampu
memproduksi hampir 750 tempe per hari dengan menghabiskan 150 kg kacang
kedelai.
Dalam kegiatan produksi, Usaha Mikro ini belum memiliki biaya standar
dalam usaha mengendalikan biaya produksi. Usaha Mikro ini hanya memiliki
standar dalam kuantitas tetapi belum memiliki standar harga. Biaya standar akan
lebih baik diterapkan pada suatu perusahaan karena biaya standar merupakan
tolak ukur kegiatan produksi bagi perusahaan setelah diterapkannya biaya standar
lalu dilakukan pengendalian biaya produksi agar penyimpangan biaya produksi
yang merugikan bagi perusahaan dapat segera diidentifikasi dan melakukan
tindakan korektif (Ayuningtyas 2013).

Struktur Organisasi
Usaha Mikro Pembuatan Tempe merupakan jenis perusahaan perseorangan
yang memiliki susunan organisasi sederhana dengan karayawan berjumlah 4
orang. Berikut merupakan bagian-bagian dalam Usaha Mikro Pembuatan Tempe:
1. Pemilik (Owner)
Bapak Wawan Gunawan sebagai Pemilik Usaha bertanggung jawab
atas semua aktifitas usaha yang meliputi perencanaan produksi, pembelian
bahan baku, pengawasan proses produksi, pemasaran serta pengelolaan
keuangan.
2. Karyawan bagian produksi
Karyawan bagian produksi pada Usaha Mikro ini terdiri dari Bapak Iwan,
Ibu Ela dan Ibu Nina. Bapak Iwan bertugas mencuci, merendam, merebus serta
menggiling kacang kedelai dan ikut membantu dalam pencetakan. Sedangkan Ibu
Ela dan Ibu Nina bertugas mencetak kacang kedelai menjadi tempe

Proses Pembuatan Tempe
Dalam memproduksi tempe, Usaha Mikro pembuatan tempe memerlukan
beberapa tahapan seperti yang dijelaskan pada gambar 2 berikut :

12
Pencucian
kacang kedelai

Perebusan
kacang kedelai

Penggilingan
kacang kedelai

Pencetakan
tempe

Pencucian dan
peragian

Perendaman
selama satu
malam

Fermentasi
tempe

pematangan tempe
dengan memberi
jarak untuk sirkulasi
udara
Gambar 2. Proses pembuatan tempe

Biaya Produksi
Bahan Baku Langsung
Bahan baku yang diperlukan dalam memproduksi tempe adalah kacang
kedelai, ragi dan plastik. Usaha Mikro pembuatan tempe memerlukan 150 kg
kacang kedelai per hari. Usaha Mikro ini menggunakan kacang kedelai impor
sebagai bahan baku langsung pembuatan tempe karena kacang kedelai impor
memiliki biji yang lebih besar dibandingkan dengan kacang kedelai lokal
sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih rendah.
Penggunaan ragi pada proses pembuatan tempe sangat tergantung pada
cuaca sekitar tempat produksi. Pada cuaca kemarau, Usaha Mikro ini memerlukan
750 gram ragi untuk dicampurkan dengan 150 kg kacang kedelai sedangkan pada
musim hujan, jumlah ragi yang digunakan dalam proses produksi tempe akan
lebih banyak yakni sebanyak 900 gram sehingga pada musim hujan biaya yang
dikeluarkan untuk membeli ragi akan lebih tinggi. Bahan baku yang digunakan
pada Usaha Mikro pembuatan tempe didapatkan dengan membeli di agen kacang
kedelai H Toto yang terletak di jalan Perjuangan 45 Kelurahan Cigadung Subang.
Tabel 4 Perkembangan biaya bahan baku langsung Usaha Mikro pembuaan
tempe
Jenis Bahan Baku Langsung
Bulan
November
2014
Desember
2014

Harga (Rp)
Biaya (Rp)
Harga (Rp)
Biaya (Rp)

Kacang
Kedelai
8 263.33
33 383 000
8 252.61
34 493 000

%

Ragi

%

Plastik

%

0.7
0.27
(0.13)
3.33

22 250
449 450
22 596.77
513 250

2.27
0.64
1.56
14.20

27 600
1 131 500
28 000
1 190 000

0.3
(0.8)
1.45
5.17

13
Lanjutan tabel 4
Jenis Bahan Baku Langsung
Bulan
Januari
2015
Februari
2015

Harga (Rp)
Biaya (Rp)
Harga (Rp)
Biaya (Rp)

Kacang
Kedelai
7 945.16
32 344 000
7 617.86
28 411 000

%

Ragi

%

Plastik

%

(3.73)
(6.23)
(4.12)
(12.16)

23 290.32
543 750
24 000
520 800

3.07
5.94
3.05
(4.22)

28 338.71
1 176 250
28 500
1 083 000

1.21
(1.16)
0.57
(7.92)

Sumber : Data diolah (2015)
Tenaga Kerja Langsung
Usaha Mikro pembuatan tempe memiliki karyawan sebanyak empat orang
yang terdiri dari Bapak Wawan sebagai pemilik Usaha Mikro, satu orang
karyawan laki-laki yang bertugas merebus, menggiling, mencuci kacang kedelai
dan membantu dalam mencetak tempe serta dua orang karyawan perempuan yang
bertugas mencetak tempe. Kegiatan produksi dilakukan setiap hari dari pukul
07.00-16-00 dengan waktu istirahat antara 30 menit hingga satu jam.
Tarif kerja yang diberikan setiap hari kepada karyawan adalah sebesar Rp.
90 000 untuk karyawan yang bertugas mencuci, merebus, menggiling kacang
kedelai dan membantu dalam pencetakan tempe dengan rata-rata jam kerja selama
8 jam serta Rp. 40 000 untuk karyawan yang bertugas mencetak tempe dengan
jam kerja rata-rata selama 3 jam. Tarif kerja per hari yang diberikan sudah
termasuk tarif makan setiap karyawan.
Overhead Pabrik
Biaya Overhead pabrik pada suatu perusahaan terdiri dari biaya overhead
tetap dan biaya overhead variabel. Biaya overhead tetap pada Usaha Mikro
pembuatan tempe terdiri dari biaya penyusutan peralatan selama produksi yang
meliputi biaya penyusutan mesin penggiling kacang kedelai, biaya penyusutan
peralatan (tempat masak, ayakan, baskom, cetakan) dan biaya penyusutan tempat
penyimpanan tempe atau sasag.
Untuk menghitung biaya penyusutan peralatan produksi digunakan metode
garis lurus dengan rumus:

Tabel 5 Biaya penyusutan Usaha Mikro pembuatan tempe selama bulan Oktober
2014 hingga bulan Februari 2015
Peralatan
Mesin penggiling kacang
kedelai

Nilai
Perolehan
(Rp)

Nilai Sisa
(Rp)

Umur
Ekonomis
(Tahun)

Tarif
Penyusutan
(per bulan)

8 000 000

2 000 000

10

50 000

14
Lanjutan tabel 5
Peralatan

Nilai
Perolehan
(Rp)

Nilai Sisa
(Rp)

Umur
Ekonomis
(Tahun)

Tarif
Penyusutan
(per bulan)

Peralatan (tempat
memasak, ayakan, baskom,
cetakan)

375 000

20 000

1

29 583

Tempat penyimpanan
tempe/sasag

400 000

10 000

1

32 500

Total

112 083

Sumber : Data diolah (2015)
Sedangkan biaya overhead variabel pada Usaha Mikro pembuatan tempe
terdiri dari biaya kayu bakar sebagai bahan bakar dan biaya listrik. Berikut
merupakan biaya overhead pabrik pada Usaha Mikro pembuatan tempe selama
bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
Tabel 6 Biaya overhead pabrik variable Usaha Mikro pembuatan tempe selama
bulan Oktober 2014 hingga bulan Februari 2015
Biaya Overhead
Pabrik Variabel
Biaya bahan bakar
Biaya listrik

Oktober
2014
1 300 000
62 000

November
2014
1 200 000
58 000

Desember
2014
1 300 000
60 000

Januari
2015
1 250 000
64 000

Februari
2015
1 200 000
55 000

Sumber : Data diolah (2015)

Penetapan Biaya Standar
Biaya bahan baku langsung standar
Dalam menetapkan biaya bahan baku langsung standar, Usaha Mikro
pembuatan tempe belum memiliki harga bahan baku standar dan hanya memiliki
kuantitas bahan baku standar.
1. Harga bahan baku langsung standar
Usaha Mikro pembuatan tempe belum memiliki standar harga bahan
baku langsung sendiri sehingga penetapan standar harga bahan baku
langsung ditentukan berdasarkan rata-rata harga bahan baku langsung dari
agen-agen yang menjual bahan baku pembuatan tempe di Kabupaten
Subang. Berikut merupakan rata-rata perkembangan harga bahan baku
langsung standar Usaha Mikro pembuatan tempe.
Tabel 7 Perkembangan rata-rata harga bahan baku langsung standar Usaha
Mikro pembuaan tempe
Bulan
November
2014

Harga (Rp)
Perkembangan

Jenis Bahan Baku Langsung
Kacang Kedelai
Ragi
Plastik
8 301.67
22 291.67
27 800
1.13%
1.62%
1.66%

15
Lanjutan tabel 7
Bulan
Desember
2014
Januari
2015
Februari
2015

Harga (Rp)
Perkembangan
Harga (Rp)
Perkembangan
Harga (Rp)
Perkembangan

Jenis Bahan Baku Langsung
Kacang Kedelai
Ragi
Plastik
8 354.84
22 919.35
28 000
0.6%
2.82%
0.7%
8 043.55
23 395.16
28 169.35
(3.73%)
2.08%
0.6%
7 571.43
23 875
28 607.14
(5.87%)
2.05%
1.55%

Sumber : Data diolah (2015)
Berdasarkan data tabel 7 dan tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata
harga bahan baku aktual lebih rendah dibandingkan rata-rata harga bahan
baku langsung standar sehingga biaya untuk bahan baku langsung yang
dikeluarkan oleh usaha mikro pembuatan tempe ini sudah baik karena
lebih rendah dari biaya yang seharusnya.
2. Kuantitas bahan baku langsung standar
Standar kuantitas bahan baku langsung yang digunakan ditetapkan
oleh pemilik Usaha Mikro sendiri berdasarkan pada rata-rata pemakaian
bahan baku langsung setiap produksi selama ini.
Standar bahan baku langsung yang digunakan Usaha Mikro
pembuatan tempe untuk setiap unit adalah 0.2 kg kacang kedelai, 0.001 kg
ragi dan 0.002 kg plastik.
Biaya Tenaga Kerja Langsung standar
1. Jam tenaga kerja langsung stadar
Jam tenaga kerja langsung standar ditentukan berdasarkan rata-rata
jam kerja karyawan pada beberapa usaha mikro pembuatan tempe di
Kecamatan Subang.
2. Tarif upah tenaga kerja langsung standar
Tarif upah tenaga kerja langsung standar pada Usaha Mikro
pembuatan tempe ditentukan berdasarkan rata-rata tarif kerja karyawan
pada beberapa usaha mikro pembuatan tempe di Kecamatan Subang yakni
Rp. 12 166.7 per jam untuk karyawan yang bertugas merebus, mencuci,
merebus serta menggiling kacang kedelai dan Rp, 14 285.7 untuk aryawan
yang bertugas mencetak tempe.
Biaya Overhead Pabrik Standar
Biaya overhead pabrik standar terdiri dari biaya overhead tetap standar dan
biaya overhead variabel standar. Dalam proses produksi, Usaha Mikro pembuatan
tempe belum memiliki standar sebagai alat ukur.
1. Biaya overhead pabrik tetap standar
Biaya overhead pabrik tetap standar Usaha Mikro pembuatan tempe
terdiri dari biaya penyusutan peralatan selama produksi yang meliputi
biaya penyusutan mesin penggiling kacang kedelai, biaya penyusutan
peralatan masak dan biaya penyusutan rak penyimpanan tempe.
2. Biaya overhead pabrik variabel standar
Biaya overhead pabrik variabel pada Usaha Mikro pembuatan tempe
terdiri dari biaya kayu bakar sebagai bahan bakar dan biaya listrik. Standar

16
biaya overhead pabrik per bulan Usaha Mikro pembuatan tempe dapat
dilihat pada tabel 8.
Tabel 8 Standar biaya overhead pabrik Usaha Mikro pembuatan tempe
Biaya Standar
50 000
29 583
32 500
Biaya Standar
1 250 000
60 000
1 422 083

Biaya Overhead Pabrik Tetap
Biaya penyusutan mesin giling
Biaya penyusutan peralatan produksi
Biaya tempat penyimpanan tempe
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Biaya bahan bakar
Biaya listrik
Total biaya overhead pabrik

Sumber : Data diolah (2015)

Analisis Varians
Menururt Hansen dan Mowen (2001), analisis varians adalah perbedaan
antara biaya aktual input dan biaya input yang direncanakan. Varian unfavorable
(U) muncul ketika harga aktual atau pemakaian input lebih besar dari harga atau
pemakaian standar. Varian favorable (F) muncul ketika harga aktual atau
pemakaian input lebih kecil dari harga atau pemakaian standar. Berikut ini
merupakan hasil analisis varians atas biya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Analisis Varians Bahan Baku Langsung
Analisis varians bahan baku langsung terdiri dari varians harga dan varians
efisiensi pemakaian
a. Analisis varians harga bahan baku
Tabel 9 Analisis varians harga bahan baku Usaha Mikro Pembuatan tempe selama
bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
Bulan

Oktober
2014

Jenis
Bahan
Baku
Kacang
kedelai
Ragi

Plastik
Kacang
November kedelai
2014
Ragi
Plastik

Harga
Aktual
(AP)

Harga Standar
(SP)

Kuantitas
Aktual
(AQ)

Analisis
Varians
(MPV)
(1.77293)

U/F Selisih

8 200

8 208.87

0.19985757

F

0.11%

22 000
27 500

21 935.48
27 346.77

0.00099929
0.00200000

0.06447 U
0.30646 U

-0.29%
-0.56%

8 263.33

8 301.67

0.19985205

(7.66100)

F

0.46%

22 250

22 291.67

0.00099926

(0.04164)

F

0.19%

27 600

27 800

0.00200000

(0.40000)

F

0.72%

Hasil
produksi

20317

20217

17
Lanjutan tabel 9
Jenis
Bahan
Baku
Kacang
Desember kedelai
Ragi
2014
Bulan

Harga
Aktual
(AP)

Harga Standar
(SP)

1.22%

22 919.35

0.00108616

(0.35038)

F

1.41%

28 000

28 000

0.00200000

0

F

0%

7 945.16

8 043.55

0.19996535 (19.67400)

F

1.22%

23 290.32

23 395.16

0.00115150

F

0.45%

Plastik
Kacang
Februari kedelai
2015
Ragi

28 338.71

28 169.35

0.00200000

0.33872 U

-0.60%

7 617.86

7 571.43

0.19987907

9.28039 U

-0.61%

24 000

23 875

0.00116354

0.14544 U

-0.52%

Plastik
Kacang
kedelai

28 500

28 607.14

0.00200000

(0.21428)

F

0.37%

8 055.79

8 096.07

0.19987619

(8.05101)

F

0.50%

Ragi

22 827.42

22 883.30

0.00107995 (0.060384)

F

0.24%

Plastik

27 987.74

27 984.70

0.00200000

0.00618 U

-0.01%

Rata-rata

Ragi

22 596.77

U/F Selisih
F

Januari 2015

8 354.84

Analisis
Varians
(MPV)

0.19982689 (20.42830)

Plastik
Kacang
kedelai

8 252.61

Kuantitas
Aktual
(AQ)

(0.12072)

Sumber : Data diolah (2015)
1. Kacang Kedelai
Bahan baku kacang kedelai selama bulan Oktober 2014 hingga
Februari 2015 mempunyai rataan aktual harga sebesar Rp. 8 055.79 per
kilogram dan rataan standar harga sebesar Rp. 8 096.07 per kilogram.
Varians yang terjadi antara harga kacang kedelai aktual dengan standar
bersifat favorable (F) atau menguntungkan sebesar Rp. 8.05101 per tempe
atau Rp. 808 893.31 selama bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
dengan rataan persentase selisih 0.50%. Varians yang terjadi disebabkan
karena harga realisasi kacang kedelai lebih rendah dari harga standar
dipasaran yang sudah ditetapkan oleh para agen kacang kedelai.
2. Ragi
Bahan baku ragi selama bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
mempunyai rataan aktual harga sebesar Rp. 22 827.42 per kilogram dan
rataan standar harga sebesar Rp. 22 883.30 per kilogram. Varians yang
terjadi antara harga ragi aktual dengan standar bersifat favorable (F) atau
menguntungkan sebesar Rp. 0.060384 per tempe atau Rp. 6 066.88
selama bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015 dengan rataan
persentase selisih 0.24%. Varians yang terjadi disebabkan karena harga
realisasi ragi dan harga ragi di agen langganan lebih rendah dari harga
standar dipasaran yang sudah ditetapkan oleh para agen.
3. Plastik
Bahan baku plastik selama bulan Oktober 2014 hingga Februari
2015 mempunyai rataan aktual harga sebesar Rp. 27 987.74 per kilogram
dan rataan standar harga sebesar Rp. 27 984.70 per kilogram. Varians
yang terjadi antara harga plastik aktual dengan standar bersifat

Hasil
produksi

20918

20356

18663

100471

18
unfavorable (U) atau tidak menguntungkan sebesar Rp. 0.00618 per
tempe atau Rp. 620.91 selama bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
dengan rataan persentase selisih 0.01%. Varians yang terjadi disebabkan
karena harga realisasi plastik dan harga plastik di agen langganan lebih
tinggi dibandingkan dengan harga standar dipasaran yang sudah
ditetapkan oleh para agen.
b. Analisis varians efisiensi bahan baku
Tabel 10 Analisis varians efisinsi bahan baku Usaha Mikro Pembuatan Tempe
selama bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
Bulan

Oktober
2014

Jenis
Bahan
Baku
Kacang
kedelai

Kuantitas
Aktual
(AQ)

Kuantitas
Standar
(SQ)

Standar
Harga
(SP)

Analisis
Varians
(MUV)

0.19985757

0.200

8 208.87 (1.16918935) F

0.07%

Ragi

0.00099929

0.001

21 935.50 (0.01561808) F

0.07%

0.00200000

0.002

27 346.80

0.19985205

U/F

Selisih

0 F

0%

0.200

8 301.67 (1.22824868) F

0.07%

0.00099926
0.00200000

0.001
0.002

22 291.67 (0.01649584) F
27 800
0 F

0.075
0%

0.19982689

0.200

8 354.84 (1.44628129) F

0.09%

0.00108616

0.001

22 919.35

1.97482287 U

-8.62%

0.00200000

0.002

28 000

0 F

0%

0.19996535

0.200

8 043.55 (0.27867683) F

0.02%

0.00115150

0.001

23 395.16

3.54436674 U

-15.15%

Plastik
Kacang
Februari kedelai
2015
Ragi

0.00200000

0.002

28 169.35

0 F

0%

0.19987907

0.200

7 571.43 (0.915635744) F

0.06%

0.00116354

0.001

23 875

3.90454138 U

-16.35%

Plastik
Kacang
kedelai

0.00200000

0.002

28 607.14

0 F

0%

0.19987619

0.200

8 096.07 (1.00240382) F

0.06%

Ragi

0.00107995

0.001

22 883.34

1.82953644 U

-7.99%

Plastik

0.00200000

0.002

27 984.66

0 F

0%

Plastik
Kacang
November kedelai
Ragi
2014
Plastik
Kacang
Desember kedelai
2014
Ragi
Plastik
Kacang
Januari kedelai
2015

Ragi

Rata-rata

Sumber : Data diolah (2015)
1.

Kacang Kedelai
Bahan baku kacang kedelai selama bulan Oktober 2014 hingga
Februari 2015 mempunyai rataan aktual kuantitas sebesar 0.19987619 kg
per unit tempe dan standar kuantitas sebesar 0.2 kg per unit tempe.
Varians yang terjadi antara kuantitas kacang kedelai aktual dengan
standar bersifat favorable (F) atau menguntungkan sebesar Rp.
1.00240382 kg per unit tempe atau Rp. 808 893.31 selama bulan Oktober
2014 hingga Februari 2015 dengan rataan persentase selisih 0.06%.

Hasil
produksi

20317

20217

20918

20356

18663

100471

19
Varians yang terjadi disebabkan karena standar kuantitas kacang kedelai
yang digunakan untuk per unit tempe sudah cukup tinggi dan aktual
kuantitas kacang kedelai yang digunakan lebih sedikit dibandingkan
dengan standar yang sudah ditentuakn.
2. Ragi
Bahan baku ragi selama bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
mempunyai rataan aktual kuantitas sebesar 0.00107995 kg per unit tempe
dan standar kuantitas sebesar 0.001 kg per unit tempe. Varians yang
terjadi antara kuantitas ragi aktual dengan standar bersifat unfavorable
(U) atau tidak menguntungkan sebesar Rp. 1.82953644 per unit tempe
atau Rp. 183 815.36 selama bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015
dengan rataan persentase selisih 7.99%. Varians yang terjadi disebabkan
karena adanya faktor cuaca yang mempengaruhi penggunaan ragi dalam
proses produksi. Curah hujan yang tinggi pada bulan Desember hingga
Februari menyebabkan penggunaan ragi pada bulan-bulan tersebut lebih
tinggi dibandingkan dengan bulan Oktober dan November. Realisasi
penggunaan ragi yang tinggi dibandingkan dengan standar yang ada
menyebabkan varians efisiensi ragi menjadi unfavorable.
3. Plastik
Varians bahan baku plastik yang terjadi selama bulan Oktober 2014
hingga Februari 2015 adalah 0 atau tidak ada varians. Hal ini disebabkan
karena penggunaan cetakan dalam memproduksi tempe sehingga plastik
yang digunakan dalam setiap unit berat dan ukurannya adalah sama.
Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung
a. Analisis varians tarif tenaga kerja langsung
Tabel 11 Analisis varians rata-rata tarif tenaga kerja langsung Usaha Mikro
Pembuatan tempe selama bulan Oktober 2014 hingga Februari 2015

Bulan

Karyawan

Laki-laki
Perempuan
November Laki-laki
2014
Perempuan
Desember Laki-laki
2014
Perempuan
Laki-laki
Januari
2015
Perempuan
Laki-laki
Februari
2015
Perempuan
Laki-laki
Rata-rata
Perempuan
Oktober
2014

Tarif upah
Aktual per
jam
(AR)
11 808.80
15 591.40
11 761.90

Tarif upah
Standar per
jam
(SR)
12 166.7
14 285.7
12 166.7

15 333.33
11 705.10

14 285.7
12 166.7

15 161.29
11 897.50

14 285.7
12 166.7

15 892.47
11 887.80

14 285.7
12 166.7

15 642.86
11 812.19
15 524.27

14 285.7
12 166.67
14 285.1

Sumber : Data diolah (2015)

Jam TKL
Aktual
(AH)

Analisis
Varians
(LRV)

7.677
2.677
7.733
2.733
7.742
2.742
7.645
2.645
7.625
2.661
7.685
2.692

(2 747.83)
3 495.82
(3 130.16)
2 863.49
(3 573.66)
2 400.77
(2 058.09)
4 250.13
(2 126.7)
3 610.97
(2 724)
3 333.83

U/F Selisih
F
2.94%
U -9.14%
F
3.33%
U -7.33%
F
3.79%
U -6.13%
F
2.21%
U -11.25%
F
2.29%
U
9%
F
2.91%
U
9%

20
Tarif tenaga kerja langsung Usaha Mikro pembuatan tempe selama bulan
Oktober 2014 hingga Februari 2015 untuk karyawan laki-laki yang bertugas
mencuci kacang kedelai, merebus serta membantu dalam mencetak tempe
memiliki rataan tarif aktual per jam sebesar Rp. 11 812.19 dan rataan tarif standar
per jam