Strategi pengembangan usaha budidaya semut rangrang (oecophylla smaragdina) di ciapus bogor
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA
SEMUT RANGRANG (Oecophylla smaragdina)
DI CIAPUS BOGOR
FAHRUL AHMAD RIFAI
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul. Strategi Pengembangan
UsahaBudidaya Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)di CiapusBogor adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2014
Fahrul Ahmad Rifai
NIM D14100029
ABSTRAK
FAHRUL AHMAD RIFAI. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Semut
Rangrang (Oecophylla smaragdina)di Ciapus Bogor. Dibimbing oleh LUCIA
CYRILLA ENSD dan HOTNIDA C.H SIREGAR.
Pengembangan usaha di bidang satwa harapan saat ini memiliki potensi
yang menjanjikan karena kebutuhan modal yang relatif lebih kecil, tidak
membutuhkan lahan yang luas, serta teknis budidaya lebih mudah.Salah satu
usaha di bidang peternakan satwa harapan berupa budidaya semut rangrang
(Oecophylla smaragdina) sebagai penghasil kroto (telur dan larva semut
rangrang).Sebelum melakukan usaha budidaya semut rangrang perlu dilakukan
analisis faktor lingkungan usaha untuk merumuskan strategi yang akan digunakan
dalam menjalankan usaha budidaya semut rangrang. Penelitian ini bertujuan: (1).
Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternalyang
dapat mempengaruhi perkembangan usaha budidaya semutrangrang(2). Untuk
merumuskan strategi pengembangan usaha yang memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.
Penelitian ini menggunakan 4 metode formulasi. Evaluasi Faktor internal
dan Evaluasi Faktor Eksternal untuk tahap input data. Matriks Internal - eksternal
untuk tahap analisis data. Matriks SWOT (Strengths-Weakness-OpportunitiesThreats) untuk tahap penyusunan strategi yang akan digunakan. Hasil penelitian
menunjukkan kekuatan utama usaha Kroto Bond adalah sistem bagi hasil
keuntungan dan adanya SOP budidaya semut rangrang. Kelemahan utama adalah
belum dapat memenuhi permintaan pasar hal ini dikarenakan bibit indukan
terbatas sehingga produk kroto yang dihasilkan belum stabil. Faktor eksternal
yang merupakan peluang utama adalah permintaan par masih sangat tinggi
sedangkan ancaman utama yang di hadapi adalah kekuatan tawar menawar
pedagang pengecer tinggi. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan
didapatkan 7 alternatif strategi yang dapat diterapkan di Kroto Bond. Strategi
utama yang dipilih sesuai dengan hasil analisis QSPM adalah meningkatkan
kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen.
Kata kunci:analisis IE, analisis SWOT, semut rangrang
ABSTRACT
FAHRUL AHMAD RIFAI. Development Strategy of Weaver Ant Farm
Business in Ciapus Bogor.
HOTNIDA C.H SIREGAR
Supervised by LUCIA CYRILLA ENSD dan
Business development in potential animal had big potency which was low
capital,
fieldless,
and
also
easy
to
breed.
Weaver
ant
(Oecophyllasmaragdina)cultivationwas one of potential animal industry that can
produce kroto (weaver ant eggs and larvas). Analyzing factor of environment
industry was necessary before we did the weaver ant cultivation in order to
formulated the strategy that can be used to develop Weaver ant breeding industry.
Objective of this research was. To identify and analyze internal and external
factors that can influence the development of weaver ant breeding industry. To
formulate the strategy development industry which was compatible to optimally
all of potency in Weaver ant breeding industry. This research was using three
formulation methods. Evaluation internal and external factors for entry data input,
Internal-External matric for data analyze, SWOT Matric (Strengths-WeaknessOpportunities-Threats) to arranged strategy. Result showed that the main strength
of KrotoBond farm were shared provit system and cleared SOP in weaver ant
cultivation. The weakness was this farm still could not fullfilled market demand,
it was because of limitation of weaver ant stock that effected unstabil production.
Eksternal factor like main opportunity was high market demand and the main
threat was high bargainig position of retailer. Based on SWOT analysis, there
were 7 alternative of strategy that could be implemented in Kroto Bond farm.
Main strategy which was choosen according to QSPM analysis was increasing
quality product and better service for consumen.
Keywords: IE analysis, SWOT analysis, weaver ant
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA
SEMUT RANGRANG (Oecophylla smaragdina)
DI CIAPUS BOGOR
FAHRUL AHMAD RIFAI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi :Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Semut Rangrang
(Oecophylla smaragdina) di Ciapus Bogor
Nama
: Fahrul Ahmad Rifai
NIM
: D14100029
Disetujui oleh
Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi
Pembimbing I
Ir Hotnida C.H. Siregar, MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Muladno, MSA
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Skripsi
dengan tema Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Semut Rangrang
(Oecophylla smaragdina) di Ciapus Bogor, disusun berdasarkan penelitian yang
dilakukanselama 3 bulan dari tanggal 10 Maret hingga 15 Juni 2014.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai
pihak. Terima kasih penulis ucapkan kepada ayah dan ibu yang telah memberikan
dukungan baik moril dan juga materil selama penulis melaksanakan studi di IPB.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi sebagai
dosen pembimbing utama dan ibu Ir Hotnida C.H Siregar, MSi selaku dosen
pembimbing atas waktu, saran, bimbingan, motivasi dan kesabaran yang telah
diberikan hingga skripsi ini selesai. Terima kasih kepada bapa Dr.Ir. Salundik,
M.Si sebagai dosen penguji sidang yang telah memberikan masukan untuk
penyempurnaan skripsi yang saya susun. Terima kasih kepada Bapak Ade
Yusdira selaku pemilik tempat budidaya semut rangrang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitiandan kepada bapak
Endang, Arifin dan Alfian selaku pegawai di Kroto Bond Farm yang telah
membantu dalam pengisian kuisioner penelitian. Terima kasih juga kepada Arma
Aditya Kartika atas bantuan bimbingan dalam proses penelitian dan penulisan
skripsi,Serta seluruh rekan-rekan mahasiswa IPTP yang senantiasa memberikan
motivasi dan doa hingga skripsi ini selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2014
Fahrul Ahmad Rifai
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi penelitian
Prosedur
Analisis Deskriptif
Analisis Matriks IFE dan EFE
Analisis Matriks Internal-External (IE)
AnalisisStrengths-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Taksonomi Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)
Gambaran Umum Perusahaan
Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kroto Bond
Peluang dan Ancaman usaha Kroto Bond
Strategi Pengembangan Usaha Kroto Bond
Penetapan Posisi Usaha
Penetapan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3
4
4
4
5
6
8
9
9
10
12
14
14
DAFTAR TABEL
7
9
11
1 Analisismatriks IFE
2 Analisis matriks EFE
3 Matriks SWOT Kroto Bond Farm
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
3
5
8
10
Matriks Internal-External
Siklus hidup semut rangrang
Jalur pemasaran kroto
Matriks I-E Kroto Bond Farm
LAMPIRAN
1 Hasil analisis Quantitative Strategies Planning Matrix Internal
2Hasil analisis Quantitative Strategies Planning Matrix Eksternal
3Contoh matriks IFE dan EFE
4 Contoh matriks analisis SWOT
5 Contoh matrik analisis QSPM
15
16
17
17
17
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan usaha dibidang peternakan saat ini tidak hanya berfokus
pada ternak konvensional, seperti ternak unggas dan ruminansia.Masyarakat mulai
mengembangkan satwa harapan karena kebutuhan modal yang relatif lebih kecil,
tidak membutuhkan lahan yang luas, serta teknis budidayalebih mudah.Salah satu
potensi pengembangan usaha di bidang satwa harapan berupa pembudidayaan
semut rangrang (Oecophylla smaragdina) sebagai penghasil kroto (telur semut
rangrang) yang merupakan pakan tambahan terbaik bagi burung kicau.Kroto yang
beredar di pasar saat ini biasanya diambil langsung dari alam. Sekarang sudah
banyak yang berhasil mengembangkan budidaya kroto dengan cara yang mudah.
Penangkaran semut rangrang perlu dilakukan agar peran semut rangrang di alam
sebagai predator hama pengganggu tanaman seperti ulat dan serangga
tetapterjaga (Prayoga 2013).
P eningkatan permintaan konsumen terhadap produk kroto tidak lepas dari
kegunaanya sebagai salah satu pakan terbaik untuk burung kicau.kandungan
nutrisi yang terkandung dalam kroto dinilai sangat bermanfaat bagi burung
kicau.Kandungan nutrien dari kroto adalah sebagai berikut, energi bruto 493 kkal;
kadar air 22%; protein 24.1%; lemak 42.2%;serat kasar 4.6%; abu 2.8 %; calsium
0.04%; fosfor 0.23%; zat besi 0.01% (Ministry of Public Health Thailand 1984).
Permintaan pasar terhadap ketersediaan kroto terus meningkat tidak
diimbangi dengan ketersediaannya di pasar.Oleh karena itu peluang usaha
budidaya semut rangrang masih sangat besar. Analisis startegi pengembangan
usaha perlu dilakukan untuk merumuskan strategi yang akan digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan usaha budidaya semut rangrang, agar usaha yang
dilakukan berjalan secara optimal.Strategi merupakan rencana yang disatukan,
luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan perusahaan dengan
tantangan lingkungan, dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Jauch
dan Glueck 1995).
Penyusunan strategi yang lengkap dapat disusun
menggunakan Matriks IFE dan EFE sebagai tahap input, matris IE dan SWOT
sebagai tahap pencocokan dan matriks QSPM sebagai tahappengambilan
keputusan (David 2006).
Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha budidaya semut
rangrang (Oechophylla smaragdina) sebagai penghasil kroto di Kroto Bond Farm
Ciapus Bogor. Serta merumuskan strategi terbaik untuk diterapkan di Kroto Bond
Farm Kecamatan Ciapus Kabupaten Bogor sehingga kegiatan usaha dapat
berkembang sesuai harapan.
2
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup Matriks Internal (IFE) dan matriks
Eksternal(EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal
perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
perusahaan. Matriks Internal-Eksternal (IE) untuk menentukan posisi usaha,
matriks strengths-weaknesses-pportunities-threats (SWOT) untuk merumuskan
strategi dan analisis Quantitatif Strategic Planing Matrix (QSPM) untuk
menetapkan prioritas strategi. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap
manajemen pemeliharaan pada fase pra produksi, proses produksi, panen, pasca
panen, dan aspek pasar.
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari Maret 2014 sampai dengan Juni
2014.Penelitian ini dilakukan di peternakan Kroto Bond yang berada di Jalan R.D.
Kosasih, RT 04/RW 01, Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Ciapus, Bogor,
Jawa Barat.
Prosedur
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi, dan data yang digunakan
meliputi data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui wawancara
langsung dengan responden yang terdiri dari peternak semut rangrang, konsumen
perantara (pedagang kroto), dan konsumen langsung.
Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang relevan dengan
penelitian serta data lembaga-lembaga terkait.Instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data primer adalah daftar pertanyaan (kuesioner) yang digunakan
saat wawancara untuk mendapatkan data faktor internal dan eksternal.Faktorfaktor ini digunakan sebagai dasar pembuatan matriks IE, SWOT dan QSPM
untuk mendapatkan strategi yang tepat diterapkan dalam pengembangan usaha
budidaya semut rangrang Kroto Bond.
Analisis Deskriptif
Analisis deskritif digunakan untuk menjelaskan gambaran umum
perusahaan yang meliputi tujuan pendirian usaha, proses budidaya, dan pemasaran.
Nazir (1999) mendefinisikan metode deskriptif adalah metode penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian,
Analisis Matriks IFE dan EFE
MatriksInternal Factor Evaluation(IFE) dan Eksternal Faktor Evaltion
(EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internalperusahaan yang
merupakan kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang merupakan
3
d ancamann.Hasil idenntifikasi fak
ktor internaaldan eksterrnal diberi rating
r
peluang dan
dan bobott untuk meendapatkan skor dengaan cara sebagai berikuut.(a) Pemb
buatan
daftar fakttor internal dan eksternnal.Kekuataan dan Peluuang didaftaarterlebih dahulu
daripada kelemahan
k
d ancamaan. (b) Pemb
dan
berian boboot pada setiaap faktor daari 0.0
(tidak pennting) sampaai 1.0 (pentiing). Jumlah
h seluruh boobot harus sama dengaan 1.0.
(c) Pembberian periingkat (ratting) 1 saampai 4 pada setiaap faktor yang
mengindikkasikan fakttor tersebutt sangat lem
mah (peringkkat = 1), lem
mah (pering
gkat =
2), kuat (peringkat = 3), atau sangat
s
kuatt (peringkatt = 4).(d) P
Perhitungan
n skor
dengan caara mengallikan bobott setiap faaktor dengaan peringkaatnya untuk
k. (e)
Perhitungaan skor boobot total organisasi denganmeenjumlahkann skor maasingmasing vaariabel (Davvid 2009).T
Total skor IF
FE dibagi menjadi
m
tigga kategori, yaitu
1.0 – 1.999 menunjukkan posisi internal lem
mah; 2.0 – 2.99 mennunjukan ko
ondisi
internal rata-rata,
r
3..0 – 4.0 menunjukan
m
n kondisi internal
i
yanng kuat (D
David
2006).Total skor EF
FE dibagi menjadi tiiga kategorri. Total skor 1.0 – 1.99
menunjukkan respon perusahaan
p
terhadap ko
ondisi eksteernal perusaahaan rendah
h, 2.0
respon perrusahaan teerhadap koondisi eksteernal perusaahaan
– 2.99 menunjukan
m
sedang, daan 3.0 – 4.00 menunjukkan respon perusahaann terhadap kkondisi ekstternal
perusahaaan tinggi (Daavid 2006).
Analisis Matriks
M
Intternal-Exteernal (IE)
Matriks IE didaasarkan padda dua sumb
bu yakni suumbu x dan y yang bertturutturut meruupakan nilaai total skorr IFEdanEF
FE. Kedua sumbu dibberi nilai 1..0-4.0
dengan rinncian1.0-1.99 menunjuukkan posiisi internal yang lemaah atau ekstternal
yang renddah; nilai 2.0-2.99 dianggap
d
po
osisi internnal atau ekksternal sedang,
sedangkann nilai 3.0--4.0 menunj
njukan posissi internal kuat atau eksternal tiinggi.
Matriks IE
E disajikan pada
p
Gambbar 1.
Gaambar 1 Maatriks Intern
nal-External (David 20004)
Maatriks IEdibbagi menjaddi 9 sel.Ordiinat yang masuk
m
dalam
m sel I, II, ataau IV
menunjukkkan usaha berada
b
padaa posisi berrtumbuh dann membanggun.Ordinat yang
masuk dalam
d
sel III, V, atau VII berarti perusahaann berada pada
posisimem
mpertahankaan dan mem
melihara. Orrdinat yangg masuk dallam sel VI, VIII,
4
atau IX berarti perusahaan berada pada posisi memanen atau divestasi. Ketiga
kelompok ordinat memiliki implikasi strategi yang berbeda (David 2004).
AnalisisStrengths-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT)
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor internal dan eksternal
secara sistematis untuk merumuskan alternatifstrategiperusahaan. Analisis
inimemaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threats).(Rangkuti
2005).
Alternatif
strategi
dibentuk
dengan
mempertimbangkan hasil analisis matriks IE.
Strategi alternatif hasil analisis SWOT dibagi menjadi 4 kelompok strategi,
yaitustrategi SO (kekuatan-peluang), WO (kelemahan-peluang),ST (kekuatanancaman), dan WT (kelemahan-ancaman)(David 2009).
AnalisisQuantitive Strategic Planning Matrix (QSPM)
Analisis QSPM bertujuan untuk memilih strategi terbaik dan paling cocok
dengan kondisi internal dan eksternalperusahaan. Strategi yang dipilih berasal
dari hasil analisis SWOT.
Langkah pembuatan matriks QSPM sebagai berikut.Pengisian kolom
pertama matriks dengan daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancamanperusahaan. Kolom kedua diisi dengan bobot tiap faktorsesuaimatriks
IFE dan EFE. Selanjutnya, baris pertama diisi dengan alternatif strategi dari hasil
analisis SWOT. Setiap strategi dibandingkan dengan faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancamanperusahaan sehingga diperoleh skor daya tarik
(Attractiveness Scores-AS), yaitu 1 (tidak menarik), 2 (agak menarik), 3 (secara
logis menarik),4 (sangat menarik). Skor daya tarik dikalikan dengan bobot untuk
memperoleh Total AttractivenessScore (TAS). Nilai TAS tiap strategi
dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah keseluruhan daya tarik total (Sum Total
AttractivenessScore-TAS).Skor yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang
lebih menarik (David 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Taksonomi Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)
Semut rangrang termasuk serangga dalam ordo Hymenoptera, famili
Formicidae.Terdapat 2 spesies semut rangrang yaitu Oecophylla smaragdina yang
tersebar dari India, Asia Tenggara sampai Australia dan O. longinoda yang
tersebar di benua Afrika (Hölldobler dan Wilson 1990).
Semut rangrang(O. smaragdina)dicirikan dengan ukuran tubuh yang besar
memanjang, berwarna cokelat kemerahan atau hijau, dan tidak memiliki
sengat.Tubuh semut rangrang terbagi menjadi 3 bagian, yakni kepala, mesosome
(dada), dan metasoma (perut).Semut ini merupakan serangga sosial, hidup dalam
suatu kelompok yang disebut koloni.Koloni semut rangrang (O. smaragdina)
terdiri atas kasta reproduktif dan nonreproduktif.Anggota kasta reproduktif adalah
ratu dan semut pejantan. Tubuh ratu berukuran 15-16 mm dan jantan berukuran 8-
5
10 mm, keduanya memiliki sayap.Pekerja merupakan betina kasta nonreproduktif,
tidak bersayap, berwarna merah, dan berukuran 5 mm (Kalshoven 1981).
Siklus hidup semut rangrang termasuk dalam metabolisme sempurna yaitu,
diawali dari telur,larva, dan pupa seperti yang disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 Siklus hidup semut rangrang (Borror et al. 1982)
Waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus hidup sekitar 21 hari (Borror et al.
1982). Dalam budidaya semut rangrang, telur, larva dan pupa digolongkan
sebagai kroto.
Gambaran Umum Perusahaan
Kroto Bond Farm terletak di Jl.Raya Ciapus Cikaret Bogor Selatan yang
merupakan tempat pembudidayaan semut rangrang (O. smragdina).Pada mulanya
Kroto Bond Farm merupakan area berupa sebidang tanah yang digunakan sebagai
tempat budidaya jamur, budidaya ikan dan berbagai macam tanaman
buah.Ketersediaan lahan sisa yang belum terpakai di area tersebut kemudian
dijadikan tempat untuk budidaya semut rangrang karena tempatnya ditumbuhi
banyak pepohonan sehingga lingkungan sekitar tidak terkena matahari.Lokasi
seperti ini sangat cocok untuk budidaya semut rangrang(borror et
al.1982).Keputusan untuk memulai usaha budidaya semut rangrang didorong oleh
permintan kroto yang tinggi namun tidak diimbang oleh ketersediaan kroto secara
kontinu dan harga kroto sangattinggi yaitu sekitar Rp150 000 per kg untuk kroto
yang didapat dari hasil perburuan di alam.
Usaha budidaya semut rangrang Kroto Bond dimulai sejak akhir tahun 2012
dengan jumlah bibit sebanyak 600 stoples. Pada mulanya,pemilik usaha
mempelajari cara budidaya semut rangrang. Setelah ditemukan metode budidaya
yang cocok, pemilik meningkatkan skala usahanya agar menghasilkan kroto dan
koloni yang dijual sebagai bibit semut rangrang.
Produk kroto yang dihasilkan oleh Kroto Bond memiliki kualitas yang lebih
baik dari kroto yang didapat dari hasil perburuan, sehingga target pasar yang akan
dituju merupakan penghobi burung kicau yang berharga mahal. Kroto Bond Farm
dalam sehari mampu menghasilkan 2-3 kg kroto berkualitas super. Hasil yang
didapat ternyata belum mampu memenuhi permintaan kroto di pasar yang
mencapai 200-300 kg per hari, artinya Kroto Bond baru mampu memenuhi 1%
produk kroto yang dibutuhkan di daerah Bogor dan Depok.
6
Survey pemilik usaha yang dilakukan awal tahun 2014 menunjukkan bahwa
di daerah Jabodetabek belum ada pembudidaya semut rangrang lain. Pemilik
Kroto Bond melihat peluang usaha pembibitan bagi masyarakat yang tertarik
untuk budidaya semut rangrang. Promosi yang dijalankan adalah memberikan
pelatihan gratis bagi pembeli bibit semut rangrang. Promosi ini dimaksudkan
untuk daya tarik terhadap masyarakat yang tertarik untuk budidaya semut
rangrang ternyata sangat berhasil meningkatkan permintaan bibit sehingga
produksi utama Kroto Bond saat ini adalah bibit semut rangrang. Penjualan bibit
semut rangrang sebagai komoditas utama dalam usaha Kroto Bond didasari oleh
keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan bibit lebih besar dari menjual
produk kroto menjadikan pihak perusahaan merubah produk yang dihasilkan
berupa bibit semut rangrang dalam stoples. Waktu panen bibit yang lebih singkat,
dan penanganan penjualan bibit yang lebih mudah juga menjadi keunggulan
dalam penjualan bibit semut rangrang dibandingkan menjual produk kroto. Kroto
Bond mampu menjual sekitar 50-150 bibit (stoples) dalam sehari dengan harga
Rp60 000 per stoples.
Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kroto Bond
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan
yang terdapat pada peternakan Kroto Bond Farm.Menurut Umar (2003), analisis
internal sering diarahkan pada aspek pasar dan pemasaran, kondisi keuangan,
sumberdaya manusia, produksi, struktur organisasi, dan manajemen.
Kroto Bond Farm mengidentifikasi 12 faktor internal sebagai kekuatan dan
11 faktor sebagai kelemahan seperti disajikan pada Tabel 1. Kekuatan utama
yang dimiliki oleh perusahaan adalah sistem bagi hasil keuntungan (skor 0.2112).
Sistem bagi hasil keuntungan bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki
sehingga pegawailebihloyal danjujur.Sistem bagi hasil kuntungan juga
menumbuhkan semangat atau motivasi pegawai dalam mencapai target yang telah
ditentukan.Menurut Hasibuan (2007), pemberian motivasi adalah untuk
mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan.
Kekuatan utama lainnya adalah perusahaanmemiliki SOP yang mencakup
pemeliharaan, pengembangan bibit, pemanenan produk, dan pemasaran (skor
0.2112). Penerapan SOP merupakan bagian dari manajemen budidaya yang
bertujuan untuk menjaga efisiensi seluruh proses produksi maupun pemasaran.
Penerapan SOP juga bertujuan untuk memenuhi permintaan tepat waktu, tepat
mutu, dan tepat jumlah. Sule dan Saefullah (2005)menyatakan bahwa SOP
merupakan aplikasi dari manajemen produksi untuk menghasilkan produk sesuai
dengan standar berdasarkan keinginan konsumen dengan teknik produksi yang
seefisien mungkin.
Kelemahan utama perusahaan adalah belum dapat memenuhi permintaan
pasar (skor 0.0462).Permintaan yang tinggi mendorong perusahaan
memaksimalkan penjualan kroto dan bibit yang dapat dipanen sehingga jumlah
bibit yang ada tidak bertambah, bahkan cenderung berkurang. Tidak menyiapkan
replacement stockdapat menurunkan tingkat produktivitas semut rangrang dalam
menghasilkan kroto. Kondisi ini menimbulkan kelemahan kedua dan ketiga,yaitu
Tidak ada replacement stock(skor 0.0536) dan jumlah produk kroto yang
7
dihasilkan belum stabil (skor 0.0536).Keterbatasan bibit indukan juga
dikarenakanKroto Bond mulai menjual bibit bagi calon peternak baru sehingga
stok bibit di perusahaan cepat habis. Perusahaan tetap berusaha memproduksi
kroto meskipun sedikit untuk mempertahankan kerjasama dengan konsumen kroto
(toko pakan).
Tabel 1 Analisismatriks IFE
No.
Kekuatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kelemahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Faktor Internal
Rating
Bobot
Skor
Sistem bagi hasil keuntungan.
Memiliki SOP yang mencakup pemeliharaan,
pengembangan bibit, pemanenan produk, dan
pemasaran.
Penggunaan media cetak dan elektronik sebagai sarana
promosi.
Pelatihan cara budidaya gratis kepada calon konsumen
yang ingin memeli bibit semut rangrang
Pelaporan keuangan dilakukan setiap bulan.
Produk yang dihasilkan berkualitas baik.
Pegawai terampil dibidangnya.
Kondisi lingkungan cocok untuk budidaya semut
rangrang
Memiliki bagian penelitian dan pengembangan
meskipun dengan metode yang sederhana.
Limbah yang dihasilkan tidak menggangu lingkungan.
Keuntungan yang dihasilkan konsisten.
Harga produk Bersaing.
4.00
0.0528
0.2112
4.00
0.0528
0.2112
4.00
0.0495
0.1980
4.00
0.0495
0.1980
3.75
4.00
4.00
0.0495
0.0462
0.0462
0.1856
0.1848
0.1848
3.75
0.0462
0.1733
3.75
0.0462
0.1733
3.75
3.00
3.25
0.0429
0.0330
0.0297
0.1502
0.0990
0.0965
Belum dapat memenuhi permintaan pasar.
Jumlah produk yang dihasilkan belum stabil.
Tidak ada replacement stock.
Penggunaan lahandan kapasitas produksi belum
maksimal
Terkendala dalam Proses pengiriman jarak jauh.
Media (toples) sulit didapat dalam jumlah banyak.
Keterbatasan modal.
Laporan keuangan dilakukan secara sederhana.
sumberdaya manusia yang terlatih pada bidang budidaya
semut rangrang terbatas.
Lokasi budidaya jauh dari jalan raya (terpencil).
Keterbatasan
sumber
informasi
pasar
dan
pengembangan teknik budidaya,
1.00
1.25
1.25
0.0462
0.0429
0.0429
0.0462
0.0536
0.0536
1.50
0.0363
0.0545
1.50
1.50
1.75
1.75
0.0396
0.0396
0.0363
0.0429
0.0594
0.0594
0.0635
0.0751
1.75
0.0429
0.0751
2.00
0.0396
0.0792
2.00
0.0462
0.0924
TOTAL NILAI SKOR
2.7781
Total skor bobot yang diperoleh dari matriks IFE pada usaha budidaya
semut rangrang Kroto Bond sebesar 2.778 menunjukan bahwa kondisi perusahaan
secara internal berada dalam posisi sedang. Apabila nilai skor bobot mendekati
3.000 berarti kekuatan yang dimilik oleh perusahaan dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi kelemahannya. Kekuatan yang dimiliki perusahaan belum sepenuhnya
dapat mengatasi kelemahan. SOPyang mencakup pemeliharaan, pengembangan
bibit, pemanenan produk, dan pemasaran yang merupakan kekuatan utama
perusahaan ternyata belum mampu mengatasi ketiga kelemahan utamanya.
Kondisi ini mengindikasikan tehnik budidaya di Kroto Bond, terutama pembibitan
untuk meningkatkan produktivitas ratu, masih perlu disempurnakan.
8
Peluang dan Ancaman usaha Kroto Bond
Kroto Bond memiliki 12 faktor eksternal yang dianggap peluang dan 6
faktor sebagai ancaman,seperti yang tercantum pada Tabel 2.Analisis eksternal
merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencana strategis dalam
mengevaluasi sektor lingkungan yang ada diluar kendali perusahaan untuk
menentukan peluang dan ancaman (Jauch dan Glueck, 1995).Sektor lingkungan
mencakup informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan(David 2009).
Peluang utamayang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalahpermintaan
pasar masih sangat tinggi (skor 0.2632). Analisis pasar yang telah dilakukan oleh
perusahaan bahwa tidak kurang dari 200 kg kroto dibutuhkan oleh pedagang
pengecer untuk memenuhi kebutuhan kroto di daerah Bogor dan Depok.
Permintaan yang tinggi ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk
meningkatkan skala usaha. Peluang dengan nilai tertinggi kedua adalahtingkat
kepercayaan pelanggan tinggi( skor 0.23026). Tingkat kepercayaan yang tinggi
diperoleh darikualitas kroto yang dihasilkan perusahaan lebih baik dibandingkan
dengan kroto yang didapat dari hasil alam. Prayoga (2013) menyatakan bahwa
kualitas kroto hasil berburu di alam lebih rendah dibandingkan dengan kroto hasil
budidaya. Ciri-ciri kroto kualitas baik adalah bertekstur kering, tidak berbau, dan
daya simpan lebih lama. Tingkat kepercayaan yang tinggi dapat
menumbuhkanloyalitas konsumen terhadap produk yang dihasilkan usaha
budidaya semut rangrang Kroto Bond. Loyalitas merupakan indikator jaminan
pasar bagi produk perusahaan karena konsumen akan melakukan pembelian ulang
terhadap produk perusahaan tersebut(Griffin 2005).
Peluang lainnya jalur pemasaran kroto relatif pendek (skor 0.23026) .
seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.
Gambar 3 Jalur pemasaran kroto
Jalur pemasaran produk Kroto Bond terbagi dua yaitu penjualan produk
langsung kepada kosumen dan pejualan melalui pedagang pengecer.Jalur
pemasaran yang pendek akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi
perusahaan (Sukartawi 1993).
Ancaman utama yang paling berpengaruh terhadap perusahaan adalah
kekuatan tawar menawar pedagang pengumpul tinggi(skor 0.23026). Kroto yang
beredar di pasar berasal dari dua sumber, yaitu dari hasil perburuan d alam dan
hasil budidaya. Harga kroto hasil perburuan lebih murah dari budidaya karena
kualitasnya lebih rendah dan pemburu tidak mengeluarkan biaya untuk produksi
kroto. Dua faktor yang menyebabkan posisi tawar menawar pedagang pengecer
9
tinggi adalah pasar didominasi oleh kroto hasil perburuan dan pedagang pengecer
menginginkan keuntungan yang lebih besar sehingga harga kroto hasil perburuan
dijadikan standar. Keuntungan usaha Kroto Bond menjadi lebih kecil karena
produk krotonya yang berkualitas tinggi dibeli dengan harga yang rendah.
Tabel 2 Analisis matriks EFE
No
Peluang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Ancaman
1
2
3
4
5
6
Faktor Eksternal
Permintaan pasar masih sangat tinggi.
Jalur pemasaran produk kroto relatif pendek .
Tingkat kepercayaan pelanggan tinggi.
Kesempatan menjalin kemitraan.
Peluang usaha bagi masyarakat.
Paradigma kroto sebagai pakan yang paling baik untuk
burung kicau dan campuran umpan ikan.
Banyaknya media sosial yang dapat dimanfaatkan
sebagai sarana promosi.
Dapat digunakan sebagai hewan pembasmi hama alami.
Taraf hidup warga sekitar rendah.
Adanya dukungan dari masyarakat sekitar.
Pelaku budidaya masih sedikit.
Permintaan variasi produk berbahan dasar kroto.
Kekuatan tawar menawar pedagang pengumpul tinggi.
Makin banyak pemburu kroto di alam.
Fluktuasi harga kroto tergantung ketersediaannya di
pasar.
Hambatan Standar kualitas dan harga yang ditetapkan
pasar terhadap produk kroto yang dihasilkan.
Semakin banyaknya variasi pakan komersil untuk burung
hias.
Terdapat kroto yang berasal dari luar daerah yang beredar
di pasaran.
Rating
Bobot
Skor
4.00
3.75
3.75
3.25
3.50
0.0658
0.0614
0.0614
0.0702
0.0614
0.2632
0.2303
0.2303
0.2281
0.2149
3.75
0.0570
0.2138
3.75
0.0570
0.2138
3.25
3.00
3.00
2.75
2.50
0.0526
0.0570
0.0570
0.0570
0.0570
0.1711
0.1711
0.1711
0.1568
0.1425
3.70
3.00
0.0614
0.0614
0.2303
0.1842
2.50
0.0482
0.1206
2.25
0.0482
0.1086
2.25
0.0439
0.0987
1.00
0.0219
0.0219
TOTAL NILAI SKOR
3.1711
Pemburu kroto di alam yang semakin banyak merupakan ancaman bagi
peternakan Kroto Bond (skor 0.18421). Pemburu yang semakin banyak akan
meningkatkan suplay kroto hasil buruan di pasar, sehingga harga kroto di pasar
didominasi oleh harga kroto perburuan. Kondisi tersebut dapat memperbesar
ancaman yang dihadapi oleh Kroto Bond. Perusahaan perlu menentukan
segmentasi pasar yang dapat menerima produk kroto yang dihasilkan.
Perhitungan pembobotan dan rangking yang dilakukan pada faktor peluang
dan ancaman menghasilkantotal skor 3.1715. Artinya pihak perusahaan dapat
memanfaatkansebagian besar peluangdan mengatasi sebagian besar ancaman
yang ada.
Strategi Pengembangan Usaha Kroto Bond
Penetapan Posisi Usaha
Total nilai IFE(2.7781) dan EFE(3.1711) menghasilkan ordinat posisi usaha
padakuadran ke II, yaitu growthandbuild (tumbuh dan membangun) seperti yang
ditunjukan pada Gambar 3.
10
KUAT
3.0-4.0
RATAAN
2.0-2.99
3.0
4.0
TINGGI
3.0-4.0
3.0
SEDANG
2.0-3.0
2.0
LEMAH
1.0-2.0
I
Tumbuh dan
Membangun
LEMAH
1.0-1.99
2.0
II
2.7781; 3.1711
Tumbuh dan
Membangun
IV
V
Tumbuh dan
Membangun
Pertahankan dan
pelihara
VII
VIII
Pertahankan dan
pelihara
Panen atau
Divertasi
1.0
III
Pertahankan
dan pelihara
VI
Panen atau
divestasi
IX
Panen atau
Divertasi
1.0
Gambar 2 Matriks IE Kroto Bond Farm
Menurut David (2006)strategi yang dapat digunakan adalah Strategi
intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau
strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi
horizontal).
Penetapan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
Analisis SWOT usaha Kroto Bond menghasilkan 7 strategi alternatif yang
disusun berdasarkan analisis IFE, EFE dan matriks IE (Tabel 1, 2 dan Gambar 1).
Rincian strategi alternatif disajikan pada Tabel 3.
Analisis S-Omenghasilkan 3 alternatif strategiyang menggunakan kekuatan
yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang. Strategi ini merupakan aplikasi dari
penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan integrasi ke
depan. Strategi S-O pertama adalah meningkatkan kualitas produk dan layanan
bagi konsumen. Strategi tersebut dipilih karena perusahaan dapat berkembang
pesat bila kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen prima.Kuncinya
adalah dengan memenuhi atau melebihi harapan kualitas pelangan (Kotler 2002).
Alternatif strategi S-O kedua adalahmemanfaatkan media cetak dan
elektronik untuk sarana promosi dan penyebaran informasi budidaya semut
rangrang kepada masyarakat. Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan oleh
perusahaan sebagai sarana penghubung antara perusahaan dan konsumen serta
mitranya. Informasi yang disampaikan mencakup promosi produk dan pelatihan
gratis yang diadakan oleh perusahaan.
Alternatif strategi S-O ketigaadalah pengembangan variasi produk untuk
memperluas segmentasi pasar.Salah satu bentuk pelayanan prima kepada
konsumen dengan cara memenuhi permintaan konsumen yang spesifik.
Permintaan spesifik yang sering dihadapi adalah permintaan pembuatan peralatan
budidaya dan pakan ikan berbahan dasar kroto atau temblek. Produk spesifik
tersebut mampu meningkatkan loyalitas konsumen.
11
Tabel 3 Matriks SWOT Kroto Bond Farm
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Peluang
1. Permintaan pasar masih sangat
tinggi.
2. Jalur pemasaran produk relatif
pendek.
3. Tingkat kepercayaan
pelanggan tinggi.
4. Kesempatan menjalin
kemitraan.
5. Peluang usaha bagi
masyarakat.
6. Paradigma kroto sebagai pakan
terbaik bagi burung kicau.
7. Banyaknya media sosial yang
dapat dimanfaatkan sebagai
sarana promosi.
8. Dapat digunakan sebagai
hewan pembasmi hama alami.
9. Taraf hidup masyarakat sekitar
rendah.
10. Adanya dukungan dari
masyarakat sekitar.
11. Pelaku budidaya sedikit.
12. Permintaan variasi produk.
Ancaman
1. Kekuatan tawar menawar
pedagang pengecer tinggi.
2. Makin banyak pemburu kroto
di alam.
3. Fluktuasi harga kroto
tergantung ketersediannya di
pasar.
4. Hambatan standar kualitas dan
harga yang ditetapkan pasar
terhadap kroto.
5. Semakin banyak variasi pakan
komersil untuk burung kicau.
6. adanya produk kroto yang
berasal dari luar derah yang
beredar dipasaran.
Kekuatan
1. Sistem bagi hasil keuntungan.
2. Memiliki SOP yang mencakup
pemeliharaan, pengembangan
bibit, pemanenan produk, dan
pemasaran.
3. penggunaan media cetak dan
elektronik sebagai sarana
promosi.
4. Pelaporan keuangan dilakukan
setiap bulan.
5. Kondisi lingkungan cocok
untuk budidaya semut
rangrang.
6. Produk yang dihasilkan
berkualitas baik.
7. Pegawai terampil dibidangnya.
8. Kondisi lingkungan cocok
untuk budidaya semut
rangrang.
9. Memliki bagian penelitian dan
pengembangan meskipun
dengan metode yang
sederhana.
10. Limbah yang dihasilkan tidak
mengganggu lingkungan.
11. keuntungan yang dihasilkan
konsisten.
12. Harga produk bersaing.
Strategi S-O
1. Meningkatkan kualitas produk
dan pelayanan terhadap
konsumen.
(S1,S2,S4,S6,O3,O5,O6)
( pasar dan pengembangan
pasar.integrasi ke depan)
2. Peningkatan pemanfaatan
media cetak dan elektronik
untuk sarana promosi dan
penyebaran informasi budidaya
semut rangrang
kepadamasyarakat.
(S3,S4,O1,O4,O5,O7,O11)
(pengembangan pasar.
Integrasi kedepan)
3. Pengembangan variasi produk
untuk memperluas segmentasi
pasar.(S2,S9,O4,O5,O7)
( pengembangan produk.
Integrasi kedepan)
Kelemahan
1. Belum dapat memenuhi permintaan
pasar.
2. jumlah produk yang dihasilkan belum
stabil.
3. Tidak ada replacement stock.
4. penggunaan lahan dan kapasitas
produksi belum maksimal.
5. Terkendala dalam proses pengiriman
jarak jauh.
6. Media (stoples) sulit didapat dalam
jumlah banyak.
7. Keterbatasan modal.
8. Laporan keuangan dilakukan secara
sederhana.
9. Sumberdaya yang terlatih pada bidang
budidaya semut rangrang terbatas.
10. Lokasi budidaya jauh dari jalan raya
(terpencil).
11. Keterbatasan sumber informasi pasar
dan pengembangan teknik budidaya.
Strategi S-T
1.Penyempurnaan SOPuntuk
meningkatkan kualitas dan
kuantitas (S2,S6,T4,T6)(Integrasi
kedepan)
Strategi W-T
1. Membangun jaringan pemasaran dan
informasi budidaya yang lebih luas
dengan sesama pembudidaya semut
rangrang dalam upaya menjaga stabilitas
harga jual.(W5,W6,W11,T3,T4,T6)
2. Penggolongan produk yang akan
di
jual berdasarkan kualitas dan
segmentasi
pasar.(S2,S6,S9,T1,T4,T6)
(pengembangan pasar integrasi horizontal)
(pengembangan pasar. Integrasi
kedepan)
Strategi W-O
1. Meningkatkan investasi dan kerjasama
kemitraan untuk meningatkan skala
usaha
dan
memperluas
jaringan
pemasaran.(W1,W2,W3,W4,W5,O1,O4,
O5,O11)
(Pengembangan
pasar.
Integrasi
kedepan)
12
Analisis W-O menghasilkan 1 alternatif strategi yang mengatasi kelemahan
internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.Strategi yang dapat dilakukan
yaitu meningkatkan investasi dan kerjasama kemitraan untuk meningkatkan skala
usaha dan memperluas jaringan pemasaran.Keterbatasan modal merupakan faktor
utama penyebab ketersediaan bibit terbatas sehingga produksi kroto rendah.
Akibatnya, permintaan pasar belum dapat terpenuhi secara maksimal. Skala
usaha dapat ditingkatkanmelalui pinjaman modal melalui bank atau kerjasama
dengan cara kemitraan.Strategi ini merupakan aplikasi dari penetrasi pasar,
pengembangan pasar, integrasi ke depan, horizontal .
Analisi S-T menghasilkan 2 alternatif strategi yang memanfaatkan kekuatan
internal perusahaan untuk menghindari ancaman eksternal. Strategi ini merupakan
aplikasi dari pengembangan pasar dan integrasi ke depan.
Strategi yang dapat dilakukan adalahPenyempurnaan SOP dengan
tujuanpeningkatan kualitas dan kuantitas produk.Keberhasilan pembudidayaan
semut rangrang sangat bergantung pada SOP yang dijalankan dengan baik
sehingga kualitas produk yang dihasilkan terjaga. Penerapan SOP yang baik
dalam proses budidaya menjadikan target perusahaan dalam memenuhi
permintaan pasar dapat tercapai sehingga resiko ancaman yang dihadapi dapat
diminimalisir pengaruhnya. Bila SOP yang telah dibuat dijalankan dengan baik
maka proses produksi akan lebih efisien (Ratih dan Harmini 2012).
Strategi S-T kedua adalah penggolongan produk yang akan dijual
berdasarkan kualitas dan segmentasi pasar.Pedagang pengumpul dan pengecer
kroto memiliki posisi tawar menawar yang kuat dan menggunakan harga kroto
hasil perburan sebagai standar harga. Perusahaan harus mencari alternatif
konsumen dan melakukan segmentasi pasar. Kroto yang berkualitas lebih rendah
dijual kepada pedagang pengumpul dan pengecer, sedangkan yang berkualitas
baik dijual ke pehobi burung kicau.
Analisis W-T menghasilkan 1 alternatif strategi yang dibuat untuk
mengurangi kelemahadan menghindari ancaman.Strategi yang dapat dilakukan
adalah membangun jaringan pemasaran dan informasi budidaya yang lebih luas
dengan sesama pembudidaya semut rangrang dalam upaya menjaga stabilitas
harga jual. Posisi tawar menawar perusahaan akan lebih kuatjika bermitra dengan
seama pembudidaya. Kerjasama ini mencakup saling berbagi informasi pasar
sehingga ancaman fluktuasi harga dapat diatasi.
Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
Penyusunan Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan tahap
pengambilan keputusan terhadap strategi terbaik dari berbagai alternatif strategi
yang merupakan hasil analisis SWOT. Strategi utama berdasarkan nilai TAS
tertinggi pada analisis QSPM (Lampiran 1) yaitupeningkatan kualitas produk,
pemasaran produk dan pelayanan terhadap konsumen (TAS: 18.45778). Agar
posisi produk di pasar sesuai harapan perusahaan, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan antara lain; pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan
informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran,
promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru (Umar
2003).Peningkatan standar kualitas produk yang dihasilkan serta peningkatan
pelayanan terhadap konsumen menjadikan posisi perusahaan dalam pasar
kuat.Strategi ini mudah dilaksanakan oleh perusahaan karena hampir semua
13
kekuatan yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan untuk meraih peluang
yang ada.
Strategi ini mengindikasikan perusahaan untuk memperbaiki
kelemahannya dalam bidang informasi pasar dan teknik budidaya (pembibitan).
Pelaksanaan strategi ini memerlukan komitmen dari pemilik dan pegawai untuk
meningkatkan peluang keberhasilan yang besar.
Strategi kedua yang dipilih adalahmembangun jaringan pemasaran dan
informasi budidaya yang lebih luas dengan sesama pembudidaya semut rangrang
dalam upaya menjaga stabilitas harga jual (TAS: 16.2881). Strategi tersebut
dipilih untuk menghindari ancaman berupahambatan standar kualitas dengan cara
untuk lebih banyak melakukan pendekatan dengan sesama pelaku budidaya semut
rangrang, agar setiap informasi tentang budidaya dan pemasaran semut rangrang
mudah untuk diakses.
Pengembangan variasi produk untuk memperluas segmentasi pasar (TAS:
15.85708). Strategi tersebut menjadi prioritas ketiga karena Kroto Bond sudah
memiliki bagian penelitian dan pengembangan produk yang hasilnya
diinformasikan melalui media elektronik. Dampak kumulatif dari strategi ini
adalah penguatan posisi tawar menawar perusahaan.Perusahaan dapat
mengembangkan variasi produk kroto untuk pangan fungsional dalam bentuk
yang dapat diterima oleh masyarakat.
Alternatif strategi keempat yang dipilih perusahaan adalah memanfaatkan
media cetak dan elektronik untuk sarana promosi dan penyebaran informasi
budidaya semut rangrang kepada masyarakat (TAS: 14.78560). Strategi tersebut
dipilih karena mudah dijalankan. Pemanfaatan media elektronik dan cetak dapat
memudahkan perusahaan dalam proses penyebaran informasi dan promosi
bertujuan untuk memaksimalkan proses promosi dan pemasaran produk sehingga
jangkauan wilayah promosi dan pemasaran akan lebih luas.
Meningkatkan investasi dan kerjasama kemitraan untuk meningatkan skala
usaha dan memperluas jaringan pemasaran (TAS: 14.49828). Permintaan pasar
yang tinggi terhadap produk kroto belum dapat dimanfaatkan secara maksimal
oleh perusahaan hal ini diakibatkan oleh keterbatasan modal. Melihat kondisi ini,
peningkatan skala usaha dengan cara kerjasama kemitraan menjadi strategi yang
dapat dijalankan. Kerjasama kemitraan memberikan keuntungan yaitu semakin
kuatnya jaringan pemasaran produk yang dihasilkan sehingga ancaman yang
dihadapi oleh perusahaan dapat dihindari.
Penggolongan produk yang akan dijual berdasarkan kualitas dan segmentasi
pasar (TAS: 14.49828). Strategi tersebut menjadi prioritas keenam karena strategi
ini dibuat sebagai alternatif strategi apabila perusahaan ingin menjual produk yang
dihasilkan berkualitas sama dengan kualitas kroto yang dapat diterima oleh
pedagang pengecer, atau perusahaan berusaha mencari target pasar potensial yang
dapat menyerap kroto kualitas super yang dihasilkan perusahaan secara kontinu.
Prioritas strategi terakhir yang dipilih adalah Penyempurnaan SOP dengan
tujuanpeningkatan kuantitas dan kualitas produk (TAS: 13.08358).Strategi
tersebut menjadi prioritas terakhir yang dipilih karena penyempurnaan SOP yang
telah dijalankan memerlukan evaluasi terlebih dahulu terhadap SOP yang telah
ada kemudian melakukan revisi SOP yang akan dijalankan sesuai dengan target
dan tujuan utama produksi. Kondisi saat ini perusahaan lebih berfous pada
penjualan bibit semut rangrang kepada masyarakat yang ingin budidaya semut
rangrang mengharuskan pihak perusahaan untuk meningkatkan jumlah koloni
14
yang akan dijadikan bibit semut. Pencapaian target tersebut dapat terpenuhi
dengan cara revisi SOP dalam bidang pengembangan bibit semut rangrang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kekuatan utama pada Kroto Bond adalah sitem bagi hasil keuntungan, dan
memiliki SOP usaha. Kelemahan utama aalah belum dapat memenuhi permintaan
pasar, jumlah produk yang dihasilkan belum stabil, dan belum ada replacemen
stok. Peluang utama adalah permintaan pasar masih sangat tinggi dan tingkat
kepercayaan pelanggan tinggi. Peluang utama pada usaha kroto bond kekuatan
tawar mawar pedagang pengumpul tinggi. Kekuatan yang dimiliki Kroto Bond
hanya dapat mengatasi sebagian kelemahan yang dimiliki(skor 2.778)
menunjukan bahwa kondisi perusahaan dalam posisi yang sedang secara internal.
Kroto Bond dapat merespon dengan baik setiap peluang dan acaman yang ada
(skor 3.1715). Posisi Kroto Bondberdasarkan matriks I-E berada pada kuadran II
yaitu growth andbuild (tumbuh dan membangun) dan strategi yang digunakan
adalah strategi intensif dan integratif.Strategi alternatif terbaik yang dapat
diterapkan Kroto Bond adalah peningkatan kualitas produk, pemasaran produk
dan pelayanan terhadap konsumen (TAS: 18.45778).
Saran
Kroto Bond Farm disarankan untuk meningkatkan kuantitas produk dengan
cara mengevaluasi dan merevisi SOP mengenaipengembangan bibit, memperluas
cakupan wilayah pemasaran produk dengan pemanfaatan media cetak dan
elektronik serta pelayanan terhadap konsumen potensial Sesuai dengan alternatif
strategi yang telah di pilih tujuannya agar posisi tawar peruahaan lebih baik, dan
konsumen bersikap loyal kepada perusahaan Kroto Bond.
DAFTAR PUSTAKA
Borror DJ, Triplehorn CA, De Long DM. 1982.An Introduction to The Study of
Insects.Ed ke-6. Ohio (US): Saunders College.
David FR. 2004. Manajemen Strategis. Jakarta (ID): PT. Indeks Kelompok
Gramedia.
David FR. 2006. Manajemen Strategis Konsep.Ed ke-10. Jakarta (ID): PT.
Salemba Empat.
David FR. 2009.Manajemen Strategis Konsep. Jakarta (ID): PT. Salemba Empat.
Griffin J. 2005. Costumer Loyalty. Jakarta (ID): Erlangga.
Hasibuan MSP. 2007. Manajemen Sumberdaya Manusia,Cetakan ke-9. Jakarta
(ID): PT. Bumi Aksara.
15
Hölldobler B, Wilson EO. 1990.The Ants. Massachusetts (US): The Belknap Pr of
Harvard Univ Pr.
Howard DF, Tschinkel WR. 1980. The effect of colony size and starvation on the
food flow in the fire ant, Solenopsis invicta (Hymenoptera: Formicidae).
Behav EcolSociobiol 7: 293-300.
Jauch LR, William F. Glueck. 1995. Manajemen Strategis dan
Kebijakan.Terjemahan : Murad dan H. Sitanggang.Jakarta (ID): Erlangga.
Ministry of Public Health. 1984. Nutrient composition table of Thai food.
http//:www.poh.go.th.[22 januari 2014].
Prayoga B. 2013. Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern.Jakarta(ID):
Penebar Swadaya.
Rangkuti F. 2004. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis – Reorientasi
Konsep. Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.
Ratih F, Harmini. 2012. Efisiensi teknis usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang
Kabupaten Bogor Jawa Barat. Forum Agribisnis Vol. 2 No.1. Bogor (ID):
Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian
Bogor.
Soekartawi. 1993. Manajemen Pemasaran Hasil Pertanian, Teori dan
Aplikasinya. Jakarta (ID): CV. Rajawali.
Sule ET, Saefullah K. 2005.Pengantar Manajemen. Jakarta (ID): Kencana
Perdana Media Grup.
Umar H. 2003. Strategi Manajemen In Action : Konsep Teori dan Menganalisi
Manajemen Strategis Strategic Bisnis Unit Berdasarkan Konsep Michael R.
Porter. Fred R. David dan Hunger. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil analisis Quantitative Strategies Planning Matrix Internal
Faktor Internal
Kekuatan
Kekuatan 1
Kekuatan 2
Kekuatan 3
Kekuatan 4
Kekuatan 5
Kekuatan 6
Kekuatan 7
Kekuatan 8
Kekuatan 9
Kekuatan 10
Kekuatan 11
Kekuatan 12
Kelemahan
Kelemahan 1
Kelemahan 2
Kelemahan 3
Kelemahan 4
Kelemahan 5
Kelemahan 6
Kelemahan 7
Kelemahan 8
Kelemahan 9
Kelemahan 10
Kelemahan 11
Skor
Bobot
0.2112
0.2112
0.1980
0.1980
0.1856
0.1848
0.1848
0.1733
0.1733
0.1502
0.0990
0.0965
AS
2.75
3.75
3.75
3.25
2.50
3.25
3.75
3.50
3.25
3.50
3.50
3.25
S-1
TAS
0.58080
0.79200
0.64350
0.64350
0.46400
0.60060
0.69300
0.60655
0.56323
0.52570
0.34650
0.31363
AS
1.25
1.75
4.00
3.75
1.75
1.75
2.25
1.75
3.25
1.50
2.25
2.25
S-2
TAS
0.26400
0.36960
0.79200
0.74250
0.32480
0.32340
0.41580
0.30328
0.56323
0.22530
0.22275
0.21713
AS
2.00
2.75
3.00
2.00
2.75
2.50
3.00
2.50
3.25
1.50
2.50
2.75
S-3
TAS
0.42240
0.58080
0.59400
0.39600
0.51040
0.46200
0.55440
0.43325
0.56323
0.22530
0.24750
0.26538
AS
1.75
3.75
1.50
1.50
2.00
3.50
3.00
2.00
3.25
2.75
2.75
2.00
S-4
TAS
0.36960
0.79200
0.29700
0.29700
0.37120
0.64680
0.55440
0.34660
0.56323
0.41305
0.27225
0.19300
AS
1.50
3.50
2.75
1.75
1.50
3.25
3.25
3.25
2.75
3.25
2.25
3.50
S-5
TAS
0.31680
0.73920
0.54450
0.34650
0.27840
0.60060
0.60060
0.56323
0.47658
0.48815
0.22275
0.33775
AS
2.50
2.25
3.25
2.75
2.25
2.25
2.00
2.25
2.25
1.75
2.25
2.25
S-6
TAS
0.52800
0.47520
0.64350
0.54450
0.41760
0.41580
0.36960
0.38993
0.38993
0.26285
0.22275
0.21713
AS
3.25
3.00
3.50
3.50
1.75
2.75
2.75
3.25
2.75
1.50
1.75
3.00
S-7
TAS
0.68640
0.63360
0.69300
0.69300
0.32480
0.50820
0.50820
0.56323
0.47658
0.22530
0.17325
0.28950
0.0462
0.0536
0.0536
0.0545
0.0594
0.0594
0.0635
0.0751
0.0751
0.0792
0.0924
3.50
3.25
3.75
3.50
4.00
3.50
3.25
2.50
3.25
3.00
3.50
0.16170
0.17420
0.20100
0.19075
0.23760
0.20790
0.20638
0.18775
0.24408
0.23760
0.32340
2.50
2.50
2.50
3.00
2.75
2.50
2.25
2.00
3.00
2.00
3.00
0.11550
0.13400
0.13400
0.16350
0.16335
0.14850
0.14288
0.15020
0.22530
0.15840
0.23100
3.25
3.00
2.75
2.25
2.25
1.75
3.25
1.75
3.00
2.50
2.50
0.15015
0.16080
0.14740
0.12263
0.13365
0.10395
0.20638
0.1
SEMUT RANGRANG (Oecophylla smaragdina)
DI CIAPUS BOGOR
FAHRUL AHMAD RIFAI
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul. Strategi Pengembangan
UsahaBudidaya Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)di CiapusBogor adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2014
Fahrul Ahmad Rifai
NIM D14100029
ABSTRAK
FAHRUL AHMAD RIFAI. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Semut
Rangrang (Oecophylla smaragdina)di Ciapus Bogor. Dibimbing oleh LUCIA
CYRILLA ENSD dan HOTNIDA C.H SIREGAR.
Pengembangan usaha di bidang satwa harapan saat ini memiliki potensi
yang menjanjikan karena kebutuhan modal yang relatif lebih kecil, tidak
membutuhkan lahan yang luas, serta teknis budidaya lebih mudah.Salah satu
usaha di bidang peternakan satwa harapan berupa budidaya semut rangrang
(Oecophylla smaragdina) sebagai penghasil kroto (telur dan larva semut
rangrang).Sebelum melakukan usaha budidaya semut rangrang perlu dilakukan
analisis faktor lingkungan usaha untuk merumuskan strategi yang akan digunakan
dalam menjalankan usaha budidaya semut rangrang. Penelitian ini bertujuan: (1).
Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternalyang
dapat mempengaruhi perkembangan usaha budidaya semutrangrang(2). Untuk
merumuskan strategi pengembangan usaha yang memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.
Penelitian ini menggunakan 4 metode formulasi. Evaluasi Faktor internal
dan Evaluasi Faktor Eksternal untuk tahap input data. Matriks Internal - eksternal
untuk tahap analisis data. Matriks SWOT (Strengths-Weakness-OpportunitiesThreats) untuk tahap penyusunan strategi yang akan digunakan. Hasil penelitian
menunjukkan kekuatan utama usaha Kroto Bond adalah sistem bagi hasil
keuntungan dan adanya SOP budidaya semut rangrang. Kelemahan utama adalah
belum dapat memenuhi permintaan pasar hal ini dikarenakan bibit indukan
terbatas sehingga produk kroto yang dihasilkan belum stabil. Faktor eksternal
yang merupakan peluang utama adalah permintaan par masih sangat tinggi
sedangkan ancaman utama yang di hadapi adalah kekuatan tawar menawar
pedagang pengecer tinggi. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan
didapatkan 7 alternatif strategi yang dapat diterapkan di Kroto Bond. Strategi
utama yang dipilih sesuai dengan hasil analisis QSPM adalah meningkatkan
kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen.
Kata kunci:analisis IE, analisis SWOT, semut rangrang
ABSTRACT
FAHRUL AHMAD RIFAI. Development Strategy of Weaver Ant Farm
Business in Ciapus Bogor.
HOTNIDA C.H SIREGAR
Supervised by LUCIA CYRILLA ENSD dan
Business development in potential animal had big potency which was low
capital,
fieldless,
and
also
easy
to
breed.
Weaver
ant
(Oecophyllasmaragdina)cultivationwas one of potential animal industry that can
produce kroto (weaver ant eggs and larvas). Analyzing factor of environment
industry was necessary before we did the weaver ant cultivation in order to
formulated the strategy that can be used to develop Weaver ant breeding industry.
Objective of this research was. To identify and analyze internal and external
factors that can influence the development of weaver ant breeding industry. To
formulate the strategy development industry which was compatible to optimally
all of potency in Weaver ant breeding industry. This research was using three
formulation methods. Evaluation internal and external factors for entry data input,
Internal-External matric for data analyze, SWOT Matric (Strengths-WeaknessOpportunities-Threats) to arranged strategy. Result showed that the main strength
of KrotoBond farm were shared provit system and cleared SOP in weaver ant
cultivation. The weakness was this farm still could not fullfilled market demand,
it was because of limitation of weaver ant stock that effected unstabil production.
Eksternal factor like main opportunity was high market demand and the main
threat was high bargainig position of retailer. Based on SWOT analysis, there
were 7 alternative of strategy that could be implemented in Kroto Bond farm.
Main strategy which was choosen according to QSPM analysis was increasing
quality product and better service for consumen.
Keywords: IE analysis, SWOT analysis, weaver ant
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA
SEMUT RANGRANG (Oecophylla smaragdina)
DI CIAPUS BOGOR
FAHRUL AHMAD RIFAI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi :Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Semut Rangrang
(Oecophylla smaragdina) di Ciapus Bogor
Nama
: Fahrul Ahmad Rifai
NIM
: D14100029
Disetujui oleh
Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi
Pembimbing I
Ir Hotnida C.H. Siregar, MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Muladno, MSA
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Skripsi
dengan tema Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Semut Rangrang
(Oecophylla smaragdina) di Ciapus Bogor, disusun berdasarkan penelitian yang
dilakukanselama 3 bulan dari tanggal 10 Maret hingga 15 Juni 2014.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai
pihak. Terima kasih penulis ucapkan kepada ayah dan ibu yang telah memberikan
dukungan baik moril dan juga materil selama penulis melaksanakan studi di IPB.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi sebagai
dosen pembimbing utama dan ibu Ir Hotnida C.H Siregar, MSi selaku dosen
pembimbing atas waktu, saran, bimbingan, motivasi dan kesabaran yang telah
diberikan hingga skripsi ini selesai. Terima kasih kepada bapa Dr.Ir. Salundik,
M.Si sebagai dosen penguji sidang yang telah memberikan masukan untuk
penyempurnaan skripsi yang saya susun. Terima kasih kepada Bapak Ade
Yusdira selaku pemilik tempat budidaya semut rangrang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitiandan kepada bapak
Endang, Arifin dan Alfian selaku pegawai di Kroto Bond Farm yang telah
membantu dalam pengisian kuisioner penelitian. Terima kasih juga kepada Arma
Aditya Kartika atas bantuan bimbingan dalam proses penelitian dan penulisan
skripsi,Serta seluruh rekan-rekan mahasiswa IPTP yang senantiasa memberikan
motivasi dan doa hingga skripsi ini selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2014
Fahrul Ahmad Rifai
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi penelitian
Prosedur
Analisis Deskriptif
Analisis Matriks IFE dan EFE
Analisis Matriks Internal-External (IE)
AnalisisStrengths-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Taksonomi Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)
Gambaran Umum Perusahaan
Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kroto Bond
Peluang dan Ancaman usaha Kroto Bond
Strategi Pengembangan Usaha Kroto Bond
Penetapan Posisi Usaha
Penetapan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3
4
4
4
5
6
8
9
9
10
12
14
14
DAFTAR TABEL
7
9
11
1 Analisismatriks IFE
2 Analisis matriks EFE
3 Matriks SWOT Kroto Bond Farm
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
3
5
8
10
Matriks Internal-External
Siklus hidup semut rangrang
Jalur pemasaran kroto
Matriks I-E Kroto Bond Farm
LAMPIRAN
1 Hasil analisis Quantitative Strategies Planning Matrix Internal
2Hasil analisis Quantitative Strategies Planning Matrix Eksternal
3Contoh matriks IFE dan EFE
4 Contoh matriks analisis SWOT
5 Contoh matrik analisis QSPM
15
16
17
17
17
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan usaha dibidang peternakan saat ini tidak hanya berfokus
pada ternak konvensional, seperti ternak unggas dan ruminansia.Masyarakat mulai
mengembangkan satwa harapan karena kebutuhan modal yang relatif lebih kecil,
tidak membutuhkan lahan yang luas, serta teknis budidayalebih mudah.Salah satu
potensi pengembangan usaha di bidang satwa harapan berupa pembudidayaan
semut rangrang (Oecophylla smaragdina) sebagai penghasil kroto (telur semut
rangrang) yang merupakan pakan tambahan terbaik bagi burung kicau.Kroto yang
beredar di pasar saat ini biasanya diambil langsung dari alam. Sekarang sudah
banyak yang berhasil mengembangkan budidaya kroto dengan cara yang mudah.
Penangkaran semut rangrang perlu dilakukan agar peran semut rangrang di alam
sebagai predator hama pengganggu tanaman seperti ulat dan serangga
tetapterjaga (Prayoga 2013).
P eningkatan permintaan konsumen terhadap produk kroto tidak lepas dari
kegunaanya sebagai salah satu pakan terbaik untuk burung kicau.kandungan
nutrisi yang terkandung dalam kroto dinilai sangat bermanfaat bagi burung
kicau.Kandungan nutrien dari kroto adalah sebagai berikut, energi bruto 493 kkal;
kadar air 22%; protein 24.1%; lemak 42.2%;serat kasar 4.6%; abu 2.8 %; calsium
0.04%; fosfor 0.23%; zat besi 0.01% (Ministry of Public Health Thailand 1984).
Permintaan pasar terhadap ketersediaan kroto terus meningkat tidak
diimbangi dengan ketersediaannya di pasar.Oleh karena itu peluang usaha
budidaya semut rangrang masih sangat besar. Analisis startegi pengembangan
usaha perlu dilakukan untuk merumuskan strategi yang akan digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan usaha budidaya semut rangrang, agar usaha yang
dilakukan berjalan secara optimal.Strategi merupakan rencana yang disatukan,
luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan perusahaan dengan
tantangan lingkungan, dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Jauch
dan Glueck 1995).
Penyusunan strategi yang lengkap dapat disusun
menggunakan Matriks IFE dan EFE sebagai tahap input, matris IE dan SWOT
sebagai tahap pencocokan dan matriks QSPM sebagai tahappengambilan
keputusan (David 2006).
Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha budidaya semut
rangrang (Oechophylla smaragdina) sebagai penghasil kroto di Kroto Bond Farm
Ciapus Bogor. Serta merumuskan strategi terbaik untuk diterapkan di Kroto Bond
Farm Kecamatan Ciapus Kabupaten Bogor sehingga kegiatan usaha dapat
berkembang sesuai harapan.
2
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup Matriks Internal (IFE) dan matriks
Eksternal(EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal
perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
perusahaan. Matriks Internal-Eksternal (IE) untuk menentukan posisi usaha,
matriks strengths-weaknesses-pportunities-threats (SWOT) untuk merumuskan
strategi dan analisis Quantitatif Strategic Planing Matrix (QSPM) untuk
menetapkan prioritas strategi. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap
manajemen pemeliharaan pada fase pra produksi, proses produksi, panen, pasca
panen, dan aspek pasar.
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari Maret 2014 sampai dengan Juni
2014.Penelitian ini dilakukan di peternakan Kroto Bond yang berada di Jalan R.D.
Kosasih, RT 04/RW 01, Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Ciapus, Bogor,
Jawa Barat.
Prosedur
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi, dan data yang digunakan
meliputi data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui wawancara
langsung dengan responden yang terdiri dari peternak semut rangrang, konsumen
perantara (pedagang kroto), dan konsumen langsung.
Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang relevan dengan
penelitian serta data lembaga-lembaga terkait.Instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data primer adalah daftar pertanyaan (kuesioner) yang digunakan
saat wawancara untuk mendapatkan data faktor internal dan eksternal.Faktorfaktor ini digunakan sebagai dasar pembuatan matriks IE, SWOT dan QSPM
untuk mendapatkan strategi yang tepat diterapkan dalam pengembangan usaha
budidaya semut rangrang Kroto Bond.
Analisis Deskriptif
Analisis deskritif digunakan untuk menjelaskan gambaran umum
perusahaan yang meliputi tujuan pendirian usaha, proses budidaya, dan pemasaran.
Nazir (1999) mendefinisikan metode deskriptif adalah metode penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian,
Analisis Matriks IFE dan EFE
MatriksInternal Factor Evaluation(IFE) dan Eksternal Faktor Evaltion
(EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internalperusahaan yang
merupakan kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang merupakan
3
d ancamann.Hasil idenntifikasi fak
ktor internaaldan eksterrnal diberi rating
r
peluang dan
dan bobott untuk meendapatkan skor dengaan cara sebagai berikuut.(a) Pemb
buatan
daftar fakttor internal dan eksternnal.Kekuataan dan Peluuang didaftaarterlebih dahulu
daripada kelemahan
k
d ancamaan. (b) Pemb
dan
berian boboot pada setiaap faktor daari 0.0
(tidak pennting) sampaai 1.0 (pentiing). Jumlah
h seluruh boobot harus sama dengaan 1.0.
(c) Pembberian periingkat (ratting) 1 saampai 4 pada setiaap faktor yang
mengindikkasikan fakttor tersebutt sangat lem
mah (peringkkat = 1), lem
mah (pering
gkat =
2), kuat (peringkat = 3), atau sangat
s
kuatt (peringkatt = 4).(d) P
Perhitungan
n skor
dengan caara mengallikan bobott setiap faaktor dengaan peringkaatnya untuk
k. (e)
Perhitungaan skor boobot total organisasi denganmeenjumlahkann skor maasingmasing vaariabel (Davvid 2009).T
Total skor IF
FE dibagi menjadi
m
tigga kategori, yaitu
1.0 – 1.999 menunjukkan posisi internal lem
mah; 2.0 – 2.99 mennunjukan ko
ondisi
internal rata-rata,
r
3..0 – 4.0 menunjukan
m
n kondisi internal
i
yanng kuat (D
David
2006).Total skor EF
FE dibagi menjadi tiiga kategorri. Total skor 1.0 – 1.99
menunjukkan respon perusahaan
p
terhadap ko
ondisi eksteernal perusaahaan rendah
h, 2.0
respon perrusahaan teerhadap koondisi eksteernal perusaahaan
– 2.99 menunjukan
m
sedang, daan 3.0 – 4.00 menunjukkan respon perusahaann terhadap kkondisi ekstternal
perusahaaan tinggi (Daavid 2006).
Analisis Matriks
M
Intternal-Exteernal (IE)
Matriks IE didaasarkan padda dua sumb
bu yakni suumbu x dan y yang bertturutturut meruupakan nilaai total skorr IFEdanEF
FE. Kedua sumbu dibberi nilai 1..0-4.0
dengan rinncian1.0-1.99 menunjuukkan posiisi internal yang lemaah atau ekstternal
yang renddah; nilai 2.0-2.99 dianggap
d
po
osisi internnal atau ekksternal sedang,
sedangkann nilai 3.0--4.0 menunj
njukan posissi internal kuat atau eksternal tiinggi.
Matriks IE
E disajikan pada
p
Gambbar 1.
Gaambar 1 Maatriks Intern
nal-External (David 20004)
Maatriks IEdibbagi menjaddi 9 sel.Ordiinat yang masuk
m
dalam
m sel I, II, ataau IV
menunjukkkan usaha berada
b
padaa posisi berrtumbuh dann membanggun.Ordinat yang
masuk dalam
d
sel III, V, atau VII berarti perusahaann berada pada
posisimem
mpertahankaan dan mem
melihara. Orrdinat yangg masuk dallam sel VI, VIII,
4
atau IX berarti perusahaan berada pada posisi memanen atau divestasi. Ketiga
kelompok ordinat memiliki implikasi strategi yang berbeda (David 2004).
AnalisisStrengths-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT)
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor internal dan eksternal
secara sistematis untuk merumuskan alternatifstrategiperusahaan. Analisis
inimemaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threats).(Rangkuti
2005).
Alternatif
strategi
dibentuk
dengan
mempertimbangkan hasil analisis matriks IE.
Strategi alternatif hasil analisis SWOT dibagi menjadi 4 kelompok strategi,
yaitustrategi SO (kekuatan-peluang), WO (kelemahan-peluang),ST (kekuatanancaman), dan WT (kelemahan-ancaman)(David 2009).
AnalisisQuantitive Strategic Planning Matrix (QSPM)
Analisis QSPM bertujuan untuk memilih strategi terbaik dan paling cocok
dengan kondisi internal dan eksternalperusahaan. Strategi yang dipilih berasal
dari hasil analisis SWOT.
Langkah pembuatan matriks QSPM sebagai berikut.Pengisian kolom
pertama matriks dengan daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancamanperusahaan. Kolom kedua diisi dengan bobot tiap faktorsesuaimatriks
IFE dan EFE. Selanjutnya, baris pertama diisi dengan alternatif strategi dari hasil
analisis SWOT. Setiap strategi dibandingkan dengan faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancamanperusahaan sehingga diperoleh skor daya tarik
(Attractiveness Scores-AS), yaitu 1 (tidak menarik), 2 (agak menarik), 3 (secara
logis menarik),4 (sangat menarik). Skor daya tarik dikalikan dengan bobot untuk
memperoleh Total AttractivenessScore (TAS). Nilai TAS tiap strategi
dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah keseluruhan daya tarik total (Sum Total
AttractivenessScore-TAS).Skor yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang
lebih menarik (David 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Taksonomi Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)
Semut rangrang termasuk serangga dalam ordo Hymenoptera, famili
Formicidae.Terdapat 2 spesies semut rangrang yaitu Oecophylla smaragdina yang
tersebar dari India, Asia Tenggara sampai Australia dan O. longinoda yang
tersebar di benua Afrika (Hölldobler dan Wilson 1990).
Semut rangrang(O. smaragdina)dicirikan dengan ukuran tubuh yang besar
memanjang, berwarna cokelat kemerahan atau hijau, dan tidak memiliki
sengat.Tubuh semut rangrang terbagi menjadi 3 bagian, yakni kepala, mesosome
(dada), dan metasoma (perut).Semut ini merupakan serangga sosial, hidup dalam
suatu kelompok yang disebut koloni.Koloni semut rangrang (O. smaragdina)
terdiri atas kasta reproduktif dan nonreproduktif.Anggota kasta reproduktif adalah
ratu dan semut pejantan. Tubuh ratu berukuran 15-16 mm dan jantan berukuran 8-
5
10 mm, keduanya memiliki sayap.Pekerja merupakan betina kasta nonreproduktif,
tidak bersayap, berwarna merah, dan berukuran 5 mm (Kalshoven 1981).
Siklus hidup semut rangrang termasuk dalam metabolisme sempurna yaitu,
diawali dari telur,larva, dan pupa seperti yang disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 Siklus hidup semut rangrang (Borror et al. 1982)
Waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus hidup sekitar 21 hari (Borror et al.
1982). Dalam budidaya semut rangrang, telur, larva dan pupa digolongkan
sebagai kroto.
Gambaran Umum Perusahaan
Kroto Bond Farm terletak di Jl.Raya Ciapus Cikaret Bogor Selatan yang
merupakan tempat pembudidayaan semut rangrang (O. smragdina).Pada mulanya
Kroto Bond Farm merupakan area berupa sebidang tanah yang digunakan sebagai
tempat budidaya jamur, budidaya ikan dan berbagai macam tanaman
buah.Ketersediaan lahan sisa yang belum terpakai di area tersebut kemudian
dijadikan tempat untuk budidaya semut rangrang karena tempatnya ditumbuhi
banyak pepohonan sehingga lingkungan sekitar tidak terkena matahari.Lokasi
seperti ini sangat cocok untuk budidaya semut rangrang(borror et
al.1982).Keputusan untuk memulai usaha budidaya semut rangrang didorong oleh
permintan kroto yang tinggi namun tidak diimbang oleh ketersediaan kroto secara
kontinu dan harga kroto sangattinggi yaitu sekitar Rp150 000 per kg untuk kroto
yang didapat dari hasil perburuan di alam.
Usaha budidaya semut rangrang Kroto Bond dimulai sejak akhir tahun 2012
dengan jumlah bibit sebanyak 600 stoples. Pada mulanya,pemilik usaha
mempelajari cara budidaya semut rangrang. Setelah ditemukan metode budidaya
yang cocok, pemilik meningkatkan skala usahanya agar menghasilkan kroto dan
koloni yang dijual sebagai bibit semut rangrang.
Produk kroto yang dihasilkan oleh Kroto Bond memiliki kualitas yang lebih
baik dari kroto yang didapat dari hasil perburuan, sehingga target pasar yang akan
dituju merupakan penghobi burung kicau yang berharga mahal. Kroto Bond Farm
dalam sehari mampu menghasilkan 2-3 kg kroto berkualitas super. Hasil yang
didapat ternyata belum mampu memenuhi permintaan kroto di pasar yang
mencapai 200-300 kg per hari, artinya Kroto Bond baru mampu memenuhi 1%
produk kroto yang dibutuhkan di daerah Bogor dan Depok.
6
Survey pemilik usaha yang dilakukan awal tahun 2014 menunjukkan bahwa
di daerah Jabodetabek belum ada pembudidaya semut rangrang lain. Pemilik
Kroto Bond melihat peluang usaha pembibitan bagi masyarakat yang tertarik
untuk budidaya semut rangrang. Promosi yang dijalankan adalah memberikan
pelatihan gratis bagi pembeli bibit semut rangrang. Promosi ini dimaksudkan
untuk daya tarik terhadap masyarakat yang tertarik untuk budidaya semut
rangrang ternyata sangat berhasil meningkatkan permintaan bibit sehingga
produksi utama Kroto Bond saat ini adalah bibit semut rangrang. Penjualan bibit
semut rangrang sebagai komoditas utama dalam usaha Kroto Bond didasari oleh
keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan bibit lebih besar dari menjual
produk kroto menjadikan pihak perusahaan merubah produk yang dihasilkan
berupa bibit semut rangrang dalam stoples. Waktu panen bibit yang lebih singkat,
dan penanganan penjualan bibit yang lebih mudah juga menjadi keunggulan
dalam penjualan bibit semut rangrang dibandingkan menjual produk kroto. Kroto
Bond mampu menjual sekitar 50-150 bibit (stoples) dalam sehari dengan harga
Rp60 000 per stoples.
Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kroto Bond
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan
yang terdapat pada peternakan Kroto Bond Farm.Menurut Umar (2003), analisis
internal sering diarahkan pada aspek pasar dan pemasaran, kondisi keuangan,
sumberdaya manusia, produksi, struktur organisasi, dan manajemen.
Kroto Bond Farm mengidentifikasi 12 faktor internal sebagai kekuatan dan
11 faktor sebagai kelemahan seperti disajikan pada Tabel 1. Kekuatan utama
yang dimiliki oleh perusahaan adalah sistem bagi hasil keuntungan (skor 0.2112).
Sistem bagi hasil keuntungan bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki
sehingga pegawailebihloyal danjujur.Sistem bagi hasil kuntungan juga
menumbuhkan semangat atau motivasi pegawai dalam mencapai target yang telah
ditentukan.Menurut Hasibuan (2007), pemberian motivasi adalah untuk
mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan.
Kekuatan utama lainnya adalah perusahaanmemiliki SOP yang mencakup
pemeliharaan, pengembangan bibit, pemanenan produk, dan pemasaran (skor
0.2112). Penerapan SOP merupakan bagian dari manajemen budidaya yang
bertujuan untuk menjaga efisiensi seluruh proses produksi maupun pemasaran.
Penerapan SOP juga bertujuan untuk memenuhi permintaan tepat waktu, tepat
mutu, dan tepat jumlah. Sule dan Saefullah (2005)menyatakan bahwa SOP
merupakan aplikasi dari manajemen produksi untuk menghasilkan produk sesuai
dengan standar berdasarkan keinginan konsumen dengan teknik produksi yang
seefisien mungkin.
Kelemahan utama perusahaan adalah belum dapat memenuhi permintaan
pasar (skor 0.0462).Permintaan yang tinggi mendorong perusahaan
memaksimalkan penjualan kroto dan bibit yang dapat dipanen sehingga jumlah
bibit yang ada tidak bertambah, bahkan cenderung berkurang. Tidak menyiapkan
replacement stockdapat menurunkan tingkat produktivitas semut rangrang dalam
menghasilkan kroto. Kondisi ini menimbulkan kelemahan kedua dan ketiga,yaitu
Tidak ada replacement stock(skor 0.0536) dan jumlah produk kroto yang
7
dihasilkan belum stabil (skor 0.0536).Keterbatasan bibit indukan juga
dikarenakanKroto Bond mulai menjual bibit bagi calon peternak baru sehingga
stok bibit di perusahaan cepat habis. Perusahaan tetap berusaha memproduksi
kroto meskipun sedikit untuk mempertahankan kerjasama dengan konsumen kroto
(toko pakan).
Tabel 1 Analisismatriks IFE
No.
Kekuatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kelemahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Faktor Internal
Rating
Bobot
Skor
Sistem bagi hasil keuntungan.
Memiliki SOP yang mencakup pemeliharaan,
pengembangan bibit, pemanenan produk, dan
pemasaran.
Penggunaan media cetak dan elektronik sebagai sarana
promosi.
Pelatihan cara budidaya gratis kepada calon konsumen
yang ingin memeli bibit semut rangrang
Pelaporan keuangan dilakukan setiap bulan.
Produk yang dihasilkan berkualitas baik.
Pegawai terampil dibidangnya.
Kondisi lingkungan cocok untuk budidaya semut
rangrang
Memiliki bagian penelitian dan pengembangan
meskipun dengan metode yang sederhana.
Limbah yang dihasilkan tidak menggangu lingkungan.
Keuntungan yang dihasilkan konsisten.
Harga produk Bersaing.
4.00
0.0528
0.2112
4.00
0.0528
0.2112
4.00
0.0495
0.1980
4.00
0.0495
0.1980
3.75
4.00
4.00
0.0495
0.0462
0.0462
0.1856
0.1848
0.1848
3.75
0.0462
0.1733
3.75
0.0462
0.1733
3.75
3.00
3.25
0.0429
0.0330
0.0297
0.1502
0.0990
0.0965
Belum dapat memenuhi permintaan pasar.
Jumlah produk yang dihasilkan belum stabil.
Tidak ada replacement stock.
Penggunaan lahandan kapasitas produksi belum
maksimal
Terkendala dalam Proses pengiriman jarak jauh.
Media (toples) sulit didapat dalam jumlah banyak.
Keterbatasan modal.
Laporan keuangan dilakukan secara sederhana.
sumberdaya manusia yang terlatih pada bidang budidaya
semut rangrang terbatas.
Lokasi budidaya jauh dari jalan raya (terpencil).
Keterbatasan
sumber
informasi
pasar
dan
pengembangan teknik budidaya,
1.00
1.25
1.25
0.0462
0.0429
0.0429
0.0462
0.0536
0.0536
1.50
0.0363
0.0545
1.50
1.50
1.75
1.75
0.0396
0.0396
0.0363
0.0429
0.0594
0.0594
0.0635
0.0751
1.75
0.0429
0.0751
2.00
0.0396
0.0792
2.00
0.0462
0.0924
TOTAL NILAI SKOR
2.7781
Total skor bobot yang diperoleh dari matriks IFE pada usaha budidaya
semut rangrang Kroto Bond sebesar 2.778 menunjukan bahwa kondisi perusahaan
secara internal berada dalam posisi sedang. Apabila nilai skor bobot mendekati
3.000 berarti kekuatan yang dimilik oleh perusahaan dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi kelemahannya. Kekuatan yang dimiliki perusahaan belum sepenuhnya
dapat mengatasi kelemahan. SOPyang mencakup pemeliharaan, pengembangan
bibit, pemanenan produk, dan pemasaran yang merupakan kekuatan utama
perusahaan ternyata belum mampu mengatasi ketiga kelemahan utamanya.
Kondisi ini mengindikasikan tehnik budidaya di Kroto Bond, terutama pembibitan
untuk meningkatkan produktivitas ratu, masih perlu disempurnakan.
8
Peluang dan Ancaman usaha Kroto Bond
Kroto Bond memiliki 12 faktor eksternal yang dianggap peluang dan 6
faktor sebagai ancaman,seperti yang tercantum pada Tabel 2.Analisis eksternal
merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencana strategis dalam
mengevaluasi sektor lingkungan yang ada diluar kendali perusahaan untuk
menentukan peluang dan ancaman (Jauch dan Glueck, 1995).Sektor lingkungan
mencakup informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan(David 2009).
Peluang utamayang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalahpermintaan
pasar masih sangat tinggi (skor 0.2632). Analisis pasar yang telah dilakukan oleh
perusahaan bahwa tidak kurang dari 200 kg kroto dibutuhkan oleh pedagang
pengecer untuk memenuhi kebutuhan kroto di daerah Bogor dan Depok.
Permintaan yang tinggi ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk
meningkatkan skala usaha. Peluang dengan nilai tertinggi kedua adalahtingkat
kepercayaan pelanggan tinggi( skor 0.23026). Tingkat kepercayaan yang tinggi
diperoleh darikualitas kroto yang dihasilkan perusahaan lebih baik dibandingkan
dengan kroto yang didapat dari hasil alam. Prayoga (2013) menyatakan bahwa
kualitas kroto hasil berburu di alam lebih rendah dibandingkan dengan kroto hasil
budidaya. Ciri-ciri kroto kualitas baik adalah bertekstur kering, tidak berbau, dan
daya simpan lebih lama. Tingkat kepercayaan yang tinggi dapat
menumbuhkanloyalitas konsumen terhadap produk yang dihasilkan usaha
budidaya semut rangrang Kroto Bond. Loyalitas merupakan indikator jaminan
pasar bagi produk perusahaan karena konsumen akan melakukan pembelian ulang
terhadap produk perusahaan tersebut(Griffin 2005).
Peluang lainnya jalur pemasaran kroto relatif pendek (skor 0.23026) .
seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.
Gambar 3 Jalur pemasaran kroto
Jalur pemasaran produk Kroto Bond terbagi dua yaitu penjualan produk
langsung kepada kosumen dan pejualan melalui pedagang pengecer.Jalur
pemasaran yang pendek akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi
perusahaan (Sukartawi 1993).
Ancaman utama yang paling berpengaruh terhadap perusahaan adalah
kekuatan tawar menawar pedagang pengumpul tinggi(skor 0.23026). Kroto yang
beredar di pasar berasal dari dua sumber, yaitu dari hasil perburuan d alam dan
hasil budidaya. Harga kroto hasil perburuan lebih murah dari budidaya karena
kualitasnya lebih rendah dan pemburu tidak mengeluarkan biaya untuk produksi
kroto. Dua faktor yang menyebabkan posisi tawar menawar pedagang pengecer
9
tinggi adalah pasar didominasi oleh kroto hasil perburuan dan pedagang pengecer
menginginkan keuntungan yang lebih besar sehingga harga kroto hasil perburuan
dijadikan standar. Keuntungan usaha Kroto Bond menjadi lebih kecil karena
produk krotonya yang berkualitas tinggi dibeli dengan harga yang rendah.
Tabel 2 Analisis matriks EFE
No
Peluang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Ancaman
1
2
3
4
5
6
Faktor Eksternal
Permintaan pasar masih sangat tinggi.
Jalur pemasaran produk kroto relatif pendek .
Tingkat kepercayaan pelanggan tinggi.
Kesempatan menjalin kemitraan.
Peluang usaha bagi masyarakat.
Paradigma kroto sebagai pakan yang paling baik untuk
burung kicau dan campuran umpan ikan.
Banyaknya media sosial yang dapat dimanfaatkan
sebagai sarana promosi.
Dapat digunakan sebagai hewan pembasmi hama alami.
Taraf hidup warga sekitar rendah.
Adanya dukungan dari masyarakat sekitar.
Pelaku budidaya masih sedikit.
Permintaan variasi produk berbahan dasar kroto.
Kekuatan tawar menawar pedagang pengumpul tinggi.
Makin banyak pemburu kroto di alam.
Fluktuasi harga kroto tergantung ketersediaannya di
pasar.
Hambatan Standar kualitas dan harga yang ditetapkan
pasar terhadap produk kroto yang dihasilkan.
Semakin banyaknya variasi pakan komersil untuk burung
hias.
Terdapat kroto yang berasal dari luar daerah yang beredar
di pasaran.
Rating
Bobot
Skor
4.00
3.75
3.75
3.25
3.50
0.0658
0.0614
0.0614
0.0702
0.0614
0.2632
0.2303
0.2303
0.2281
0.2149
3.75
0.0570
0.2138
3.75
0.0570
0.2138
3.25
3.00
3.00
2.75
2.50
0.0526
0.0570
0.0570
0.0570
0.0570
0.1711
0.1711
0.1711
0.1568
0.1425
3.70
3.00
0.0614
0.0614
0.2303
0.1842
2.50
0.0482
0.1206
2.25
0.0482
0.1086
2.25
0.0439
0.0987
1.00
0.0219
0.0219
TOTAL NILAI SKOR
3.1711
Pemburu kroto di alam yang semakin banyak merupakan ancaman bagi
peternakan Kroto Bond (skor 0.18421). Pemburu yang semakin banyak akan
meningkatkan suplay kroto hasil buruan di pasar, sehingga harga kroto di pasar
didominasi oleh harga kroto perburuan. Kondisi tersebut dapat memperbesar
ancaman yang dihadapi oleh Kroto Bond. Perusahaan perlu menentukan
segmentasi pasar yang dapat menerima produk kroto yang dihasilkan.
Perhitungan pembobotan dan rangking yang dilakukan pada faktor peluang
dan ancaman menghasilkantotal skor 3.1715. Artinya pihak perusahaan dapat
memanfaatkansebagian besar peluangdan mengatasi sebagian besar ancaman
yang ada.
Strategi Pengembangan Usaha Kroto Bond
Penetapan Posisi Usaha
Total nilai IFE(2.7781) dan EFE(3.1711) menghasilkan ordinat posisi usaha
padakuadran ke II, yaitu growthandbuild (tumbuh dan membangun) seperti yang
ditunjukan pada Gambar 3.
10
KUAT
3.0-4.0
RATAAN
2.0-2.99
3.0
4.0
TINGGI
3.0-4.0
3.0
SEDANG
2.0-3.0
2.0
LEMAH
1.0-2.0
I
Tumbuh dan
Membangun
LEMAH
1.0-1.99
2.0
II
2.7781; 3.1711
Tumbuh dan
Membangun
IV
V
Tumbuh dan
Membangun
Pertahankan dan
pelihara
VII
VIII
Pertahankan dan
pelihara
Panen atau
Divertasi
1.0
III
Pertahankan
dan pelihara
VI
Panen atau
divestasi
IX
Panen atau
Divertasi
1.0
Gambar 2 Matriks IE Kroto Bond Farm
Menurut David (2006)strategi yang dapat digunakan adalah Strategi
intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau
strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi
horizontal).
Penetapan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
Analisis SWOT usaha Kroto Bond menghasilkan 7 strategi alternatif yang
disusun berdasarkan analisis IFE, EFE dan matriks IE (Tabel 1, 2 dan Gambar 1).
Rincian strategi alternatif disajikan pada Tabel 3.
Analisis S-Omenghasilkan 3 alternatif strategiyang menggunakan kekuatan
yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang. Strategi ini merupakan aplikasi dari
penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan integrasi ke
depan. Strategi S-O pertama adalah meningkatkan kualitas produk dan layanan
bagi konsumen. Strategi tersebut dipilih karena perusahaan dapat berkembang
pesat bila kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen prima.Kuncinya
adalah dengan memenuhi atau melebihi harapan kualitas pelangan (Kotler 2002).
Alternatif strategi S-O kedua adalahmemanfaatkan media cetak dan
elektronik untuk sarana promosi dan penyebaran informasi budidaya semut
rangrang kepada masyarakat. Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan oleh
perusahaan sebagai sarana penghubung antara perusahaan dan konsumen serta
mitranya. Informasi yang disampaikan mencakup promosi produk dan pelatihan
gratis yang diadakan oleh perusahaan.
Alternatif strategi S-O ketigaadalah pengembangan variasi produk untuk
memperluas segmentasi pasar.Salah satu bentuk pelayanan prima kepada
konsumen dengan cara memenuhi permintaan konsumen yang spesifik.
Permintaan spesifik yang sering dihadapi adalah permintaan pembuatan peralatan
budidaya dan pakan ikan berbahan dasar kroto atau temblek. Produk spesifik
tersebut mampu meningkatkan loyalitas konsumen.
11
Tabel 3 Matriks SWOT Kroto Bond Farm
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Peluang
1. Permintaan pasar masih sangat
tinggi.
2. Jalur pemasaran produk relatif
pendek.
3. Tingkat kepercayaan
pelanggan tinggi.
4. Kesempatan menjalin
kemitraan.
5. Peluang usaha bagi
masyarakat.
6. Paradigma kroto sebagai pakan
terbaik bagi burung kicau.
7. Banyaknya media sosial yang
dapat dimanfaatkan sebagai
sarana promosi.
8. Dapat digunakan sebagai
hewan pembasmi hama alami.
9. Taraf hidup masyarakat sekitar
rendah.
10. Adanya dukungan dari
masyarakat sekitar.
11. Pelaku budidaya sedikit.
12. Permintaan variasi produk.
Ancaman
1. Kekuatan tawar menawar
pedagang pengecer tinggi.
2. Makin banyak pemburu kroto
di alam.
3. Fluktuasi harga kroto
tergantung ketersediannya di
pasar.
4. Hambatan standar kualitas dan
harga yang ditetapkan pasar
terhadap kroto.
5. Semakin banyak variasi pakan
komersil untuk burung kicau.
6. adanya produk kroto yang
berasal dari luar derah yang
beredar dipasaran.
Kekuatan
1. Sistem bagi hasil keuntungan.
2. Memiliki SOP yang mencakup
pemeliharaan, pengembangan
bibit, pemanenan produk, dan
pemasaran.
3. penggunaan media cetak dan
elektronik sebagai sarana
promosi.
4. Pelaporan keuangan dilakukan
setiap bulan.
5. Kondisi lingkungan cocok
untuk budidaya semut
rangrang.
6. Produk yang dihasilkan
berkualitas baik.
7. Pegawai terampil dibidangnya.
8. Kondisi lingkungan cocok
untuk budidaya semut
rangrang.
9. Memliki bagian penelitian dan
pengembangan meskipun
dengan metode yang
sederhana.
10. Limbah yang dihasilkan tidak
mengganggu lingkungan.
11. keuntungan yang dihasilkan
konsisten.
12. Harga produk bersaing.
Strategi S-O
1. Meningkatkan kualitas produk
dan pelayanan terhadap
konsumen.
(S1,S2,S4,S6,O3,O5,O6)
( pasar dan pengembangan
pasar.integrasi ke depan)
2. Peningkatan pemanfaatan
media cetak dan elektronik
untuk sarana promosi dan
penyebaran informasi budidaya
semut rangrang
kepadamasyarakat.
(S3,S4,O1,O4,O5,O7,O11)
(pengembangan pasar.
Integrasi kedepan)
3. Pengembangan variasi produk
untuk memperluas segmentasi
pasar.(S2,S9,O4,O5,O7)
( pengembangan produk.
Integrasi kedepan)
Kelemahan
1. Belum dapat memenuhi permintaan
pasar.
2. jumlah produk yang dihasilkan belum
stabil.
3. Tidak ada replacement stock.
4. penggunaan lahan dan kapasitas
produksi belum maksimal.
5. Terkendala dalam proses pengiriman
jarak jauh.
6. Media (stoples) sulit didapat dalam
jumlah banyak.
7. Keterbatasan modal.
8. Laporan keuangan dilakukan secara
sederhana.
9. Sumberdaya yang terlatih pada bidang
budidaya semut rangrang terbatas.
10. Lokasi budidaya jauh dari jalan raya
(terpencil).
11. Keterbatasan sumber informasi pasar
dan pengembangan teknik budidaya.
Strategi S-T
1.Penyempurnaan SOPuntuk
meningkatkan kualitas dan
kuantitas (S2,S6,T4,T6)(Integrasi
kedepan)
Strategi W-T
1. Membangun jaringan pemasaran dan
informasi budidaya yang lebih luas
dengan sesama pembudidaya semut
rangrang dalam upaya menjaga stabilitas
harga jual.(W5,W6,W11,T3,T4,T6)
2. Penggolongan produk yang akan
di
jual berdasarkan kualitas dan
segmentasi
pasar.(S2,S6,S9,T1,T4,T6)
(pengembangan pasar integrasi horizontal)
(pengembangan pasar. Integrasi
kedepan)
Strategi W-O
1. Meningkatkan investasi dan kerjasama
kemitraan untuk meningatkan skala
usaha
dan
memperluas
jaringan
pemasaran.(W1,W2,W3,W4,W5,O1,O4,
O5,O11)
(Pengembangan
pasar.
Integrasi
kedepan)
12
Analisis W-O menghasilkan 1 alternatif strategi yang mengatasi kelemahan
internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.Strategi yang dapat dilakukan
yaitu meningkatkan investasi dan kerjasama kemitraan untuk meningkatkan skala
usaha dan memperluas jaringan pemasaran.Keterbatasan modal merupakan faktor
utama penyebab ketersediaan bibit terbatas sehingga produksi kroto rendah.
Akibatnya, permintaan pasar belum dapat terpenuhi secara maksimal. Skala
usaha dapat ditingkatkanmelalui pinjaman modal melalui bank atau kerjasama
dengan cara kemitraan.Strategi ini merupakan aplikasi dari penetrasi pasar,
pengembangan pasar, integrasi ke depan, horizontal .
Analisi S-T menghasilkan 2 alternatif strategi yang memanfaatkan kekuatan
internal perusahaan untuk menghindari ancaman eksternal. Strategi ini merupakan
aplikasi dari pengembangan pasar dan integrasi ke depan.
Strategi yang dapat dilakukan adalahPenyempurnaan SOP dengan
tujuanpeningkatan kualitas dan kuantitas produk.Keberhasilan pembudidayaan
semut rangrang sangat bergantung pada SOP yang dijalankan dengan baik
sehingga kualitas produk yang dihasilkan terjaga. Penerapan SOP yang baik
dalam proses budidaya menjadikan target perusahaan dalam memenuhi
permintaan pasar dapat tercapai sehingga resiko ancaman yang dihadapi dapat
diminimalisir pengaruhnya. Bila SOP yang telah dibuat dijalankan dengan baik
maka proses produksi akan lebih efisien (Ratih dan Harmini 2012).
Strategi S-T kedua adalah penggolongan produk yang akan dijual
berdasarkan kualitas dan segmentasi pasar.Pedagang pengumpul dan pengecer
kroto memiliki posisi tawar menawar yang kuat dan menggunakan harga kroto
hasil perburan sebagai standar harga. Perusahaan harus mencari alternatif
konsumen dan melakukan segmentasi pasar. Kroto yang berkualitas lebih rendah
dijual kepada pedagang pengumpul dan pengecer, sedangkan yang berkualitas
baik dijual ke pehobi burung kicau.
Analisis W-T menghasilkan 1 alternatif strategi yang dibuat untuk
mengurangi kelemahadan menghindari ancaman.Strategi yang dapat dilakukan
adalah membangun jaringan pemasaran dan informasi budidaya yang lebih luas
dengan sesama pembudidaya semut rangrang dalam upaya menjaga stabilitas
harga jual. Posisi tawar menawar perusahaan akan lebih kuatjika bermitra dengan
seama pembudidaya. Kerjasama ini mencakup saling berbagi informasi pasar
sehingga ancaman fluktuasi harga dapat diatasi.
Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
Penyusunan Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan tahap
pengambilan keputusan terhadap strategi terbaik dari berbagai alternatif strategi
yang merupakan hasil analisis SWOT. Strategi utama berdasarkan nilai TAS
tertinggi pada analisis QSPM (Lampiran 1) yaitupeningkatan kualitas produk,
pemasaran produk dan pelayanan terhadap konsumen (TAS: 18.45778). Agar
posisi produk di pasar sesuai harapan perusahaan, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan antara lain; pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan
informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran,
promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru (Umar
2003).Peningkatan standar kualitas produk yang dihasilkan serta peningkatan
pelayanan terhadap konsumen menjadikan posisi perusahaan dalam pasar
kuat.Strategi ini mudah dilaksanakan oleh perusahaan karena hampir semua
13
kekuatan yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan untuk meraih peluang
yang ada.
Strategi ini mengindikasikan perusahaan untuk memperbaiki
kelemahannya dalam bidang informasi pasar dan teknik budidaya (pembibitan).
Pelaksanaan strategi ini memerlukan komitmen dari pemilik dan pegawai untuk
meningkatkan peluang keberhasilan yang besar.
Strategi kedua yang dipilih adalahmembangun jaringan pemasaran dan
informasi budidaya yang lebih luas dengan sesama pembudidaya semut rangrang
dalam upaya menjaga stabilitas harga jual (TAS: 16.2881). Strategi tersebut
dipilih untuk menghindari ancaman berupahambatan standar kualitas dengan cara
untuk lebih banyak melakukan pendekatan dengan sesama pelaku budidaya semut
rangrang, agar setiap informasi tentang budidaya dan pemasaran semut rangrang
mudah untuk diakses.
Pengembangan variasi produk untuk memperluas segmentasi pasar (TAS:
15.85708). Strategi tersebut menjadi prioritas ketiga karena Kroto Bond sudah
memiliki bagian penelitian dan pengembangan produk yang hasilnya
diinformasikan melalui media elektronik. Dampak kumulatif dari strategi ini
adalah penguatan posisi tawar menawar perusahaan.Perusahaan dapat
mengembangkan variasi produk kroto untuk pangan fungsional dalam bentuk
yang dapat diterima oleh masyarakat.
Alternatif strategi keempat yang dipilih perusahaan adalah memanfaatkan
media cetak dan elektronik untuk sarana promosi dan penyebaran informasi
budidaya semut rangrang kepada masyarakat (TAS: 14.78560). Strategi tersebut
dipilih karena mudah dijalankan. Pemanfaatan media elektronik dan cetak dapat
memudahkan perusahaan dalam proses penyebaran informasi dan promosi
bertujuan untuk memaksimalkan proses promosi dan pemasaran produk sehingga
jangkauan wilayah promosi dan pemasaran akan lebih luas.
Meningkatkan investasi dan kerjasama kemitraan untuk meningatkan skala
usaha dan memperluas jaringan pemasaran (TAS: 14.49828). Permintaan pasar
yang tinggi terhadap produk kroto belum dapat dimanfaatkan secara maksimal
oleh perusahaan hal ini diakibatkan oleh keterbatasan modal. Melihat kondisi ini,
peningkatan skala usaha dengan cara kerjasama kemitraan menjadi strategi yang
dapat dijalankan. Kerjasama kemitraan memberikan keuntungan yaitu semakin
kuatnya jaringan pemasaran produk yang dihasilkan sehingga ancaman yang
dihadapi oleh perusahaan dapat dihindari.
Penggolongan produk yang akan dijual berdasarkan kualitas dan segmentasi
pasar (TAS: 14.49828). Strategi tersebut menjadi prioritas keenam karena strategi
ini dibuat sebagai alternatif strategi apabila perusahaan ingin menjual produk yang
dihasilkan berkualitas sama dengan kualitas kroto yang dapat diterima oleh
pedagang pengecer, atau perusahaan berusaha mencari target pasar potensial yang
dapat menyerap kroto kualitas super yang dihasilkan perusahaan secara kontinu.
Prioritas strategi terakhir yang dipilih adalah Penyempurnaan SOP dengan
tujuanpeningkatan kuantitas dan kualitas produk (TAS: 13.08358).Strategi
tersebut menjadi prioritas terakhir yang dipilih karena penyempurnaan SOP yang
telah dijalankan memerlukan evaluasi terlebih dahulu terhadap SOP yang telah
ada kemudian melakukan revisi SOP yang akan dijalankan sesuai dengan target
dan tujuan utama produksi. Kondisi saat ini perusahaan lebih berfous pada
penjualan bibit semut rangrang kepada masyarakat yang ingin budidaya semut
rangrang mengharuskan pihak perusahaan untuk meningkatkan jumlah koloni
14
yang akan dijadikan bibit semut. Pencapaian target tersebut dapat terpenuhi
dengan cara revisi SOP dalam bidang pengembangan bibit semut rangrang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kekuatan utama pada Kroto Bond adalah sitem bagi hasil keuntungan, dan
memiliki SOP usaha. Kelemahan utama aalah belum dapat memenuhi permintaan
pasar, jumlah produk yang dihasilkan belum stabil, dan belum ada replacemen
stok. Peluang utama adalah permintaan pasar masih sangat tinggi dan tingkat
kepercayaan pelanggan tinggi. Peluang utama pada usaha kroto bond kekuatan
tawar mawar pedagang pengumpul tinggi. Kekuatan yang dimiliki Kroto Bond
hanya dapat mengatasi sebagian kelemahan yang dimiliki(skor 2.778)
menunjukan bahwa kondisi perusahaan dalam posisi yang sedang secara internal.
Kroto Bond dapat merespon dengan baik setiap peluang dan acaman yang ada
(skor 3.1715). Posisi Kroto Bondberdasarkan matriks I-E berada pada kuadran II
yaitu growth andbuild (tumbuh dan membangun) dan strategi yang digunakan
adalah strategi intensif dan integratif.Strategi alternatif terbaik yang dapat
diterapkan Kroto Bond adalah peningkatan kualitas produk, pemasaran produk
dan pelayanan terhadap konsumen (TAS: 18.45778).
Saran
Kroto Bond Farm disarankan untuk meningkatkan kuantitas produk dengan
cara mengevaluasi dan merevisi SOP mengenaipengembangan bibit, memperluas
cakupan wilayah pemasaran produk dengan pemanfaatan media cetak dan
elektronik serta pelayanan terhadap konsumen potensial Sesuai dengan alternatif
strategi yang telah di pilih tujuannya agar posisi tawar peruahaan lebih baik, dan
konsumen bersikap loyal kepada perusahaan Kroto Bond.
DAFTAR PUSTAKA
Borror DJ, Triplehorn CA, De Long DM. 1982.An Introduction to The Study of
Insects.Ed ke-6. Ohio (US): Saunders College.
David FR. 2004. Manajemen Strategis. Jakarta (ID): PT. Indeks Kelompok
Gramedia.
David FR. 2006. Manajemen Strategis Konsep.Ed ke-10. Jakarta (ID): PT.
Salemba Empat.
David FR. 2009.Manajemen Strategis Konsep. Jakarta (ID): PT. Salemba Empat.
Griffin J. 2005. Costumer Loyalty. Jakarta (ID): Erlangga.
Hasibuan MSP. 2007. Manajemen Sumberdaya Manusia,Cetakan ke-9. Jakarta
(ID): PT. Bumi Aksara.
15
Hölldobler B, Wilson EO. 1990.The Ants. Massachusetts (US): The Belknap Pr of
Harvard Univ Pr.
Howard DF, Tschinkel WR. 1980. The effect of colony size and starvation on the
food flow in the fire ant, Solenopsis invicta (Hymenoptera: Formicidae).
Behav EcolSociobiol 7: 293-300.
Jauch LR, William F. Glueck. 1995. Manajemen Strategis dan
Kebijakan.Terjemahan : Murad dan H. Sitanggang.Jakarta (ID): Erlangga.
Ministry of Public Health. 1984. Nutrient composition table of Thai food.
http//:www.poh.go.th.[22 januari 2014].
Prayoga B. 2013. Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern.Jakarta(ID):
Penebar Swadaya.
Rangkuti F. 2004. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis – Reorientasi
Konsep. Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.
Ratih F, Harmini. 2012. Efisiensi teknis usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang
Kabupaten Bogor Jawa Barat. Forum Agribisnis Vol. 2 No.1. Bogor (ID):
Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian
Bogor.
Soekartawi. 1993. Manajemen Pemasaran Hasil Pertanian, Teori dan
Aplikasinya. Jakarta (ID): CV. Rajawali.
Sule ET, Saefullah K. 2005.Pengantar Manajemen. Jakarta (ID): Kencana
Perdana Media Grup.
Umar H. 2003. Strategi Manajemen In Action : Konsep Teori dan Menganalisi
Manajemen Strategis Strategic Bisnis Unit Berdasarkan Konsep Michael R.
Porter. Fred R. David dan Hunger. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil analisis Quantitative Strategies Planning Matrix Internal
Faktor Internal
Kekuatan
Kekuatan 1
Kekuatan 2
Kekuatan 3
Kekuatan 4
Kekuatan 5
Kekuatan 6
Kekuatan 7
Kekuatan 8
Kekuatan 9
Kekuatan 10
Kekuatan 11
Kekuatan 12
Kelemahan
Kelemahan 1
Kelemahan 2
Kelemahan 3
Kelemahan 4
Kelemahan 5
Kelemahan 6
Kelemahan 7
Kelemahan 8
Kelemahan 9
Kelemahan 10
Kelemahan 11
Skor
Bobot
0.2112
0.2112
0.1980
0.1980
0.1856
0.1848
0.1848
0.1733
0.1733
0.1502
0.0990
0.0965
AS
2.75
3.75
3.75
3.25
2.50
3.25
3.75
3.50
3.25
3.50
3.50
3.25
S-1
TAS
0.58080
0.79200
0.64350
0.64350
0.46400
0.60060
0.69300
0.60655
0.56323
0.52570
0.34650
0.31363
AS
1.25
1.75
4.00
3.75
1.75
1.75
2.25
1.75
3.25
1.50
2.25
2.25
S-2
TAS
0.26400
0.36960
0.79200
0.74250
0.32480
0.32340
0.41580
0.30328
0.56323
0.22530
0.22275
0.21713
AS
2.00
2.75
3.00
2.00
2.75
2.50
3.00
2.50
3.25
1.50
2.50
2.75
S-3
TAS
0.42240
0.58080
0.59400
0.39600
0.51040
0.46200
0.55440
0.43325
0.56323
0.22530
0.24750
0.26538
AS
1.75
3.75
1.50
1.50
2.00
3.50
3.00
2.00
3.25
2.75
2.75
2.00
S-4
TAS
0.36960
0.79200
0.29700
0.29700
0.37120
0.64680
0.55440
0.34660
0.56323
0.41305
0.27225
0.19300
AS
1.50
3.50
2.75
1.75
1.50
3.25
3.25
3.25
2.75
3.25
2.25
3.50
S-5
TAS
0.31680
0.73920
0.54450
0.34650
0.27840
0.60060
0.60060
0.56323
0.47658
0.48815
0.22275
0.33775
AS
2.50
2.25
3.25
2.75
2.25
2.25
2.00
2.25
2.25
1.75
2.25
2.25
S-6
TAS
0.52800
0.47520
0.64350
0.54450
0.41760
0.41580
0.36960
0.38993
0.38993
0.26285
0.22275
0.21713
AS
3.25
3.00
3.50
3.50
1.75
2.75
2.75
3.25
2.75
1.50
1.75
3.00
S-7
TAS
0.68640
0.63360
0.69300
0.69300
0.32480
0.50820
0.50820
0.56323
0.47658
0.22530
0.17325
0.28950
0.0462
0.0536
0.0536
0.0545
0.0594
0.0594
0.0635
0.0751
0.0751
0.0792
0.0924
3.50
3.25
3.75
3.50
4.00
3.50
3.25
2.50
3.25
3.00
3.50
0.16170
0.17420
0.20100
0.19075
0.23760
0.20790
0.20638
0.18775
0.24408
0.23760
0.32340
2.50
2.50
2.50
3.00
2.75
2.50
2.25
2.00
3.00
2.00
3.00
0.11550
0.13400
0.13400
0.16350
0.16335
0.14850
0.14288
0.15020
0.22530
0.15840
0.23100
3.25
3.00
2.75
2.25
2.25
1.75
3.25
1.75
3.00
2.50
2.50
0.15015
0.16080
0.14740
0.12263
0.13365
0.10395
0.20638
0.1