Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN DOSIS
KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN PELENG (Spinacia oleracea l.A)

ARNOLD. H . SARAGI
030301024/BDP-AGRONOMI

`

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

Judul Skripsi

: Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Dosis Kalium

terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Peleng
(Spinacia oleracea L.A)
Nama
: Arnold H Saragi
NIM
: 030301024
Departemen
: Budidaya Pertanian
Program Studi : Agronomi

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

Ir. B. Siagian, MS
Anggota

Prof. Dr. Ir. J.A. Napitupulu, M.Sc
Ketua

Mengetahui


Ir. Edison Purba, Ph.D
Ketua Departemen

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

ABSTRACT

Saragi Arnold,”The effect of chicken manure and dosage of potassium to
the growth and production of spinach. Supervised by J.A. Napitupulu as the chief
and B. Siagian as the member. The objective of the research was to study the
effect of chicken manure and dosage of potassium on the growth and production
of spinach. The research was conducted at Pertapaan, Sigalingging, Dairi. Located
± 1400 above sea level. Split plot design was used with two factors. The first
factor as main plot was the dosage of chicken manure which were P1 (5 ton/ha),
P2 (10 ton/ha), and P3 (15 ton/ha). The second factor as sub plot was the dosage of
potassium which were K1 (50 kg/ha), K2 (100 kg/ha), K3 (150 kg/ha), and
K4 (200 kg/ha). The research results showed that the dosage of chicken manure

significantly affected to plant height, leaf numbers, total leaf area, plant fresh
weight, plant dry weight, net assimilation rate at 25-35 day after planted, and
production of plant, but not significantly affected on flowering time and square
meter production. The research results also showed that the dosage of potassium
significantly affected on total leaf area, plant fresh weight, plant dry weight, net
assimilation rate but not significantly affected on plant height, leaf numbers,
flowering time, production of plant and square meter production. Based on the
research, it can be recommended, that it needed to make further research by
increasing dosage of manure and potassium until the optimum level for the growth
and production of spinach.
Key words : Spinach, chicken manure, potassium.

i
Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

ABSTRAK

Arnold Saragi “Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Dosis

Kalium
terhadap
Pertumbuhan
dan
Produksi
Tanaman
Peleng
(Spinacia oleracea L.A), dibawah bimbingan J.A. Napitupulu sebagai ketua
komisi pembimbing dan B. Siagian sebagai anggota. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Dosis
Kalium terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Peleng. Penelitian ini telah
dilaksanakan di desa Pertapaan, Sigalingging, Kabupaten Dairi dengan ketinggian
± 1400 m diatas permukaan laut. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Petak Terpisah, dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama
yaitu pupuk kandang ayam sebagai petak utama yang terdiri dari 3 taraf, yaitu
P1 (5 ton/ha), P2 (10 ton/ha) dan P3 (15 ton/ha). Faktor kedua adalah dosis kalium
sebagai anak petak yang terdiri dari 4 taraf, yaitu K1 (50 kg K2O/ha),
K2 (100 kg K2O/ha), K3 (150 kg K2O/ha), dan K4 (200 kg K2O/ha). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, total luas daun, bobot basah tanaman,

bobot kering tanaman, laju asimilasi bersih pada umur 25-35 hst dan produksi
per tanaman tapi tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga dan produksi
per m2. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan dosis kalium
berpengaruh nyata terhadap total luas daun, bobot basah tanaman, bobot kering
tanaman laju asimilasi bersih tapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun umur berbunga produksi per tanaman dan produksi per m2.
Dari hasil penelitian dapat disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
peningkatan dosis pupuk kandang ayam dan dosis kalium yang optimal untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman peleng.
Kata Kunci : Peleng, pupuk kandang ayam, kalium.

ii

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Arnold H. Saragi, dilahirkan pada tanggal 29 April 1986 di Medan,

Sumatera Utara, anak pertama dari 3 bersaudara dari ayahanda Drs. A. Saragi dan
Ibunda S. Br.Pakpahan, SPd.
Pendidikan yang ditempuh hingga saat ini adalah pada tahun 1997
menyelesaikan pendidikan di SD Swasta Markus Medan, pada tahun 2000
menyelesaikan pendidikan di SLTP Swasta Markus Medan, pada tahun 2003
menyelesaikan pendidikan di SMU Negri 12 Medan.
Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan pada tahun 2003. Pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) pada bulan Juli-Agustus 2007 di PT. Socfindo Kebun Lima Puluh Kab.
Batubara.

iii

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian
serta menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang
Ayam dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Peleng
(Spinacia oleracea L.A)”, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada : Bapak Prof.Dr.Ir. J.A. Napitupulu, MSc sebagai Ketua Komisi
Pembimbing dan Bapak Ir. B. Siagian, MS sebagai Anggota Komisi Pembimbing
yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran sewaktu penelitian dan
penyelesaian skripsi ini.
Skripsi ini dapat terselesaikan tak terlepas dari dorongan dan doa yang
tulus dari Ayahanda Drs. A. Saragi dan Ibunda S.br. Pakpahan, SPd yang selalu
memberikan kasih dan sayangnya kepada penulis sampai akhir pembuatan skripsi
ini.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
warga Desa Pertapaan Kec. Sigalingging Kab. Dairi khususnya Keluarga
H.Situmorang/br.Sijabat yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan
penelitian. Serta kepada seluruh rekan – rekan satu fakultas khususnya angkatan
2003 yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan rekan – rekan asisten
Laboratorium Dasar Agronomi yang telah banyak membantu penulis selama

mengikuti perkuliahan sampai selesainya skripsi ini.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

iv

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pihak lain yang membutuhkannya.

Medan, Agustus 2008

Penulis

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.

USU Repository © 2009

v

DAFTAR ISI

ABSTRACT ................................................................................................

i

ABSTRAK................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................
Tujuan Penelitian ................................................................................

Hipotesis Penelitian .............................................................................
Kegunaan Penelitian ............................................................................

1
3
3
4

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tanaman Peleng ........................................................
Syarat Tumbuh ....................................................................................
Pupuk Kandang ...................................................................................
Kalium ................................................................................................

5
6
8
9

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 11
Bahan dan Alat .................................................................................... 11
Metode Penelitian................................................................................ 11
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lokasi Penelitian .................................................................
Pengolahan Tanah ...............................................................................
Pembuatan Plot ...................................................................................
Aplikasi Pemberian Pupuk Kandang....................................................
Pengapuran .........................................................................................
Aplikasi Pupuk Kalium .......................................................................
Penanaman Benih ................................................................................
Penjarangan Tanaman .........................................................................
Pemeliharaan Tanaman .......................................................................
Pemupukan ..................................................................................

14
14
14
14
14
16
16
16
16
16

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

vi

Penyiraman..................................................................................
Penyiangan ..................................................................................
Pencegahan Hama dan Penyakit ..................................................
Panen ..................................................................................................
Peubah Yang Diamati..........................................................................
Tinggi tanaman (cm) ...................................................................
Jumlah daun (helai) .....................................................................
Luas daun (cm2)...........................................................................
Bobot basah tanaman (g) .............................................................
Bobot kering tanaman (mg) .........................................................
Laju asimilasi bersih (mg.cm2.hari-1) ...........................................
Umur berbunga (hari) ..................................................................
Produksi (g) .................................................................................
Produksi per tanaman.............................................................
Produksi per m2 .....................................................................

17
17
17
17
17
17
18
18
18
18
19
19
19
19
19

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ...................................................................................................
Tinggi tanaman (cm) ...................................................................
Jumlah daun (helai) .....................................................................
Total luas daun (cm2) ...................................................................
Bobot basah tanaman (g) .............................................................
Bobot kering tanaman (mg) .........................................................
Laju asimilasi bersih (mg.cm-2.h-1) ...............................................
Umur berbunga (hari) ..................................................................
Produksi (g) .................................................................................
Produksi per tanaman.............................................................
Produksi per m2 .....................................................................

20
20
24
28
33
38
43
48
49
49
51

Pembahasan
Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Peleng .......................................................................... 52
Pengaruh Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Tanaman Peleng 54
Pengaruh Interaksi Pupuk Kandang Ayam dan Dosis Kalium
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Peleng ..................................... 56
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ......................................................................................... 57
Saran ................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

vii

DAFTAR TABEL
Tabel

Judul

Halaman

1.

Rataan Tinggi Tanaman Peleng (cm) pada Perlakuan Pupuk
Kandang dan Dosis Kalium pada Umur 15-55 hst.................... ......... 23

2.

Rataan Jumlah Daun Peleng (helai) pada Perlakuan Pupuk
Kandang Ayam dan Berbagai Dosis Kalium pada
Umur 15-55 hst ....................................................................... ......... 27

3.

Rataan Total Luas Daun Peleng (cm2) pada Perlakuan Pupuk
Kandang Ayam dan Dosis Kalium pada Umur 15-55 hst ......... ......... 31

4.

Rataan Bobot Basah Tanaman (g) pada Perlakuan Pupuk
Kandang Ayam dan Berbagai Dosis Kalium pada
Umur 15-55 hst ....................................................................... ......... 36

5.

Rataan Bobot Kering Tanaman (mg) pada Perlakuan Pupuk
Kandang Ayam dan Berbagai Dosis Kalium pada
Umur 15-55 hst ....................................................................... ......... 40

6.

Rataan Laju Asimilasi Bersih Tanaman Peleng (mg.cm-2h-1)
pada Perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Dosis Kalium
pada Umur 15-55 hst ............................................................... ......... 46

7.

Rataan Umur Berbunga Peleng pada Perlakuan Pupuk Kandang
Ayam dan Dosis Kalium.......................................................... ......... 49

8.

Rataan Produksi Per Tanaman pada Perlakuan Pupuk Kandang
Ayam dan Dosis Kalium.......................................................... ......... 49

9.

Rataan Produksi per m2 (g) pada Perlakuan Pupuk Kandang
Ayam dan Dosis Kalium.......................................................... ......... 50

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Judul

Halaman

1. Perkembangan Tinggi Tanaman Peleng (cm) pada Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 15-55 hst ..................... 21
2. Perkembangan Tinggi Tanaman Peleng (cm) pada Berbagai
Dosis Kalium (kg/ha) pada Umur 15-55 hst .................................... 22
3. Hubungan antara Tinggi Tanaman (cm) dengan Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 45-55 hst ..................... 24
4. Perkembangan Jumlah Daun Peleng (helai) pada Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 15-55 hst ..................... 25
5. Perkembangan Jumlah Daun Peleng (helai) pada Berbagai
Dosis Kalium (kg/ha) pada Umur 15-55 hst .................................... 26
6. Hubungan antara Jumlah daun (helai) dengan Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 30-55 hst ..................... 28
7. Perkembangan Total Luas Daun Peleng (cm2) pada Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 15-55 hst ..................... 29
8. Perkembangan Total Luas Daun Peleng (cm2) pada Berbagai
Dosis Kalium (kg/ha) pada Umur 15-55 hst .................................... 30
9. Hubungan antara Total Luas Daun Peleng (cm2) dengan Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 15-55 hst ..................... 32
10. Hubungan antara Total Luas Daun Peleng (cm2) dengan Berbagai
Dosis Kalium (kg/ha) pada Umur 15-55 hst .................................... 33
11. Perkembangan Bobot Basah Tanaman (g) pada Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 15-55 hst ..................... 34
12. Perkembangan Bobot Basah Tanaman (g) pada Berbagai
Dosis Kalium (kg/ha) pada Umur 15-55 hst .................................... 35
13. Hubungan antara Bobot Basah Tanaman (g) dengan Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 45-55 hst ..................... 37
14. Hubungan antara Bobot Basah Tanaman (g) dengan Berbagai
Dosis Kalium (kg/ha) pada Umur 35-55 hst .................................... 38

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

ix

15. Perkembangan Bobot Kering Tanaman (mg) pada Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 15-55 hst ..................... 39
16. Perkembangan Bobot Kering Tanaman (mg) pada Berbagai
Dosis Kalium (kg/ha) pada Umur 15-55 hst .................................... 40
17. Hubungan antara Bobot Kering Tanaman (mg) dengan Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 45-55 hst ..................... 42
18. Hubungan antara Bobot Kering Tanaman (mg) dengan Berbagai
Dosis Kalium (kg/ha) pada Umur 35-55 hst .................................... 43
19. Perkembangan Laju Asimilasi Bersih (mg.cm-2.hari-1) pada Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 15-55 hst ..................... 44
20. Perkembangan Laju Asimilasi Bersih (mg.cm-2 .hari-1) pada Berbagai
Dosis Kalium (kg/ha) pada Umur 15-55 hst .................................... 45
21. Hubungan antara Laju Asimilasi Bersih (mg.cm-2.hari-1) dengan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 25-35 hst ..................... 47
22. Hubungan antara Laju Asimilasi Bersih (mg.cm-2.hari-1) dengan
Berbagai Dosis Kalium (kg/ha) pada Umur 25-55 hst ..................... 48
23. Hubungan antara Produksi Per Tanaman (g/tanaman) dengan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha)....................................................... 50

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Judul

Halaman

20. Bagan Penelitian............................................................................. 58
21. Bagan Plot Penelitian ..................................................................... 59
22. Data Tinggi Tanaman (cm) ............................................................. 60
23. Rangkuman Sidik Ragam Tinggi Tanaman .................................... 60
24. Data Jumlah Daun (helai) ............................................................... 61
25. Rangkuman Sidik Ragam Jumlah Daun .......................................... 61
26. Data Total Luas Daun (cm2) ........................................................... 62
27. Rangkuman Sidik Ragam Total Luas Daun ................................... 62
28. Data Bobot Basah Tanaman (g) ...................................................... 63
29. Rangkuman Sidik Ragam Bobot Basah Tanaman .......................... 63
30. Data Bobot Kering Tanaman (mg) .................................................. 64
31. Rangkuman Sidik Ragam Bobot Kering Tanaman .......................... 64
32. Data Laju Asimilasi Bersih (mg.cm-2.hari-1) ................................... 65
33. Rangkuman Sidik Ragam Laju Asimilasi Bersih ............................ 65
34. Data Umur Berbunga (hari) ............................................................ 66
35. Rangkuman Sidik Ragam Umur Berbunga .................................... 66
36. Data Produksi per tanaman ............................................................. 67
37. Daftar Sidik Ragam Produksi per tanaman ..................................... 67
38. Data Produksi per m2 ...................................................................... 68
20. Daftar Sidik Ragam Produksi per m2 .............................................. 68
21. Hasil Analisis Tanah ...................................................................... 69
22. Kriteria Hara Tanah Mineral........................................................... 70
Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

xi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada dekade ini, usaha perbaikan gizi keluarga sedang digalakkan dengan
meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan. Salah satu anjuran untuk
meningkatkan gizi masyarakat adalah dengan mengkonsumsi jenis-jenis sayuran
dalam jumlah cukup.
Istilah sayur biasanya digunakan untuk merujuk pada tunas, daun, buah
dan akar tanaman yang lunak atau dimasak sebagai pelengkap pada makanan
berpati dan daging. Kebanyakan tanaman sayuran adalah herbaceous (berbatang
basah),

biasanya

dipanen

segar

dan

kandungan

airnya

tinggi

(Williams, Uzo, dan Peregrine, 1993).
Dari sekian banyak tanaman sayuran, tanaman peleng adalah salah satu
yang menempati tempat istimewa karena kelezatannya, daunnya yang lembut dan
bisa dimakan mentah dan dapat dijadikan salad (lalap) menambah minat
konsumen untuk mengkonsumsinya dan oleh karenanya permintaan akan sayuran
ini jadi terus meningkat. Peleng juga bisa diawetkan, dan dipasarkan dalam bentuk
awetan maupun kalengan (Leafforlife.org., 2005).
Peleng telah dibudidayakan selama 2000 tahun yang lalu di Iran,
pengolahannya dimulai selama peradaban Yunani dan Roma. Pemberian nama
diperoleh dari daerah Persia “Ispanai” yang berarti “tangan hijau” yang kemudian
menjadi “Spanachia” (Uga.edu., 2005).

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

2

Daunnya yang lembut dan bergizi, baik mentah maupun dimasak, diakui
mempunyai nilai tambah bagi diet manusia, karena peleng mengandung sejumlah
besar mineral dan vitamin, khususnya vitamin A, kalsium, fosfor, besi dan kalium,
peleng juga mengandung protein. Peleng dalam setiap 100 g mempunyai
kandungan air 91 %, protein 32 g, karbohidrat 4,3 g, dan lemak 0,3 g
(Uga.edu., 2005).
Salah satu upaya meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah yaitu
dengan pemupukan. Pemupukan akan efektif dan efisien apabila diberikan pada
saat yang tepat dengan cara yang benar yaitu dosis optimum dan jenis pupuk
sesuai dengan kebutuhan unsur hara tanaman (Kaderi., 1998).
Produksi peleng secara normal masih rendah dan masih banyak yang
belum jelas dalam memproduksniya sehingga diperlukan penelitian aspek
budidaya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pengaturan pemberian
pupuk organik dimana yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kandang
ayam yang merupakan bahan pembenah tanah.
Pupuk organik mengandung unsur hara makro yang rendah tetapi juga
mengandung unsur mikro dalam jumlah yang cukup yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman karena mempengaruhi sifat fisik tanah, sifat kimia, dan
sifat bologi tanah, juga mencegah erosi dan mengurangi terjadinya keretakan
tanah (Sutanto, 2002).
Di tanah, unsur kalium dalam bentuk tersedia bagi tanaman relatif sedikit,
sedangkan kebutuhan unsur kalium pada tanaman peleng cukup tinggi. Menurut
penelitian ini, kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman
yang banyak mengandung protein. Pada sel, zat ini terdapat sebagai ion di dalam
Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

3

cairan sel, dan keadaan demikian akan merupakan bagian yang penting dalam
melaksanakan turgor yang disebabkan oleh tekanan osmotis. Selain itu, ion
kalium mempunyai fungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang, yang
berarti apabila tanaman sama sekali tidak diberi kalium, maka asimilasi akan
terhenti (Sutedjo, 2002).
Dengan pemberian pupuk kandang ayam dikombinasikan dengan pupuk
kalium diharapkan dapat meningkatkan produksi peleng. Karena belum
tersedianya informasi yang cukup tentang semua ini, maka perlu dilakukan
penelitian untuk menjawabnya.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan pupuk kandang
ayam dan dosis kalium untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
peleng.

Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pemberian pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman peleng.
2. Ada pengaruh dosis kalium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
peleng.
3. Ada interaksi antara pupuk kandang ayam dan dosis kalium terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman peleng.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

4

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tanaman Peleng

Menurut Wikipedia.org, 2006 sistematika tanaman peleng adalah sebagai
berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Class

: Dicotyledonae

Ordo

: Caryophyllales

Family

: Chenopodiaceae

Genus

: Spinacia

Spesies

: Spinacia oleracea L.A
Tanaman peleng dikenal oleh bangsa Amerika dan Eropa sebagai tanaman

yang mirip tanaman bayam yang mereka sebut Spinach. Nama latinnya adalah
Spinacia oleracea (Wikipedia.org., 2006). Sedangkan di daerah lain penyebutan
spinach bermacam-macam di Arab disebut Isfanahk, di Cina disebut Bo Cai, di
Jerman disebut Spinat, di Itali disebut Spinacio Comune, di Jepang disebut
Hourensou dan lain-lain (Plantnames.unimelb.edu.au., 2005).
Dikenal ada 2 jenis peleng yaitu tanaman yang berdaun lembut atau
keriput dan berdaun halus. Varietas yang berdaun halus biasanya ditanam untuk
pengawetan dan pengalengan, tumbuh lebih cepat dan hasil lebih banyak. Yang
berdaun lembut atau keriput disukai untuk tanaman rumah dan konsumsi segar,
rasanya lebih enak dan mudah dipelihara (Leaforlife.org., 2005).

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

6

Peleng adalah dioceous atau monoecious tergantung varietas. Pada varietas
dioecious, jantan terdiri atas dua jenis ; ekstrim dan vegetatif. Jantan ekstrim
hanya sedikit, kalau pun ada daun-daun dikembangkan dengan baik ke arah ujung
tangkai bibit dan jantan vegetatif memiliki beberapa daun yang dikembangkan
dengan baik kea rah ujung. Pada varietas monoecious tanaman sangat vegetatif
(Edmond, dkk., 1977).
Peleng adalah tanaman segar yang tumbuh roset, daun tak berbulu, lebar
dan halus. Daun bisa savoy (keriput), semi savoy atau halus. Batangnya juga bisa
dimakan, tetapi lebih keras daripada daunnya. Batang adalah perkembangan tahap
reproduksi, tangkai bibit yang bercabang dan daun runcing berkembang pad
batang central (Uga.edu., 2005).
Pada system perakarannya, peleng memiliki akar tunggang yang dalam
dan akar-akar sekunder pada kedalaman 6-10 inci. Akar-akar sekunder ini bisa
memanjang hingga beberapa kaki secara horizontal dan pada umumnya ukurannya
tebal dan dekat permukaan tanah.

Syarat Tumbuh

Peleng dapat tumbuh pada berbagai macam tipe tanah; tanaman ini
menyukai tanah yang dapat menahan air dengan sangat baik dan berdrainase baik
karena tanah tergenang berpengaruh buruk bagi tanaman. Tanaman ini agak
toleran terhadap salinitas, tetapi peka terhadap kemasaman tanah dengan kisaran
pH yang sesuai adalah 6,5 – 8,0 (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

7

Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
peleng, ketinggian yang baik adalah 1400 m dari permukaan laut. Karena peleng
cocok ditanam pada dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi
sebagai syarat pertumbuhannya curah hujannya bisa mencapai lebih dari
1500 mm/tahun (Warintek., 2005).
Produksi peleng tergantung pada kelembaban tanah yang baik, tidak
mengering di musim kemarau dan tidak basah pada musim dingin/hujan
(Crockett, 1972).
Dua faktor lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi peleng
yaitu tingkat suhu dan lamanya periode cahaya. Peleng adalah tanaman siang
panjang dan malam pendek untuk merangsang pembungaan (Edmond.dkk., 1977).
Peleng diklasifikasikan sebagai tanaman musim dingin, bisa tumbuh
hampir dimana-mana, tetapi terbaik pada suhu 10 – 15 0C, tidak akan berkecamah
dengan baik pada musim panas, jika suhu tanah melebihi 29,4 0C benih menjadi
dorman (Uga.edu.,2005). Benih akan dapat berkecambah dalam tanah yang dingin
dan lembab dengan resiko masalah jamur yang tinggi, suhu perkecambahan yang
baik adalah 20 0C (Leafforlife.org., 2005).

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

8

Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran ternak
atau hewan sejenis dan urine serta sisa-sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan
(Sarief, 1985).
Penggunaan pupuk kandang sudah cukup lama diidentifikasikan dengan
keberhasilan program pemupukan dari pertanian berkelanjutan. Hal ini disebabkan
karena pupuk kandang memang dapat menambah tersedianya unsur hara bagi
tanaman. Selain itu, pupuk kandang juga mampunyai pengaruh yang positif
terhadap sifat fisis dan kimiawi tanah, mendorong perkembangan jasad renik
(Sutedjo, 2002).
Bahan organik sangat berperan pada pembentukan struktur tanah yang
baik dan stabil sehingga infiltrasi dan kemampuan menyimpan air. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan Simatupang (2005) bahwa pemberian pupuk kandang
dengan nyata menurunkan besarnya aliran permukaan karena pupuk kandang
memperbaiki sifat fisik tanah terutama struktur sehingga permeabilitas meningkat.
Pemberian bahan organik juga berperan dalam memperbaiki sifat kimia
tanah. Dari hasil penelitian Hanafiah (1989) menunjukkan bahwa pemberian
pupuk kandang ayam setelah 8 minggu dapat memperbaiki sifat kimiawi tanah
Latosol Subang. Peningkatan takaran pupuk kandang diikuti oleh naiknya pH,
kadar Ca-dd, C-organik, N total, C/N, dan H-dd, serta turunnya kadar Aldd dan
Fedd yang semuanya bersifat positif terhadap perbaikan sifat kimiawi tanah.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

9

Kadar rata-rata unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang sangatlah
bervariasi. Keadaan beragam disebabkan beberapa faktor yaitu : jenis hewan dan
keadaan individu hewan, makanan yang dimakan hewan, cara penyimpanan
pupuk kandang sebelum dipakai (Hakim, dkk., 1986).

Kalium

Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah nitrogen dan fosfor. Ia
diserap tanaman dalam jumlah mendekati atau bahkan kadang-kadang melebihi
jumlah nitrogen seperti halnya pada tanaman umbi-umbian walaupun kalium
tersedia dalam tanah terdapat dalam jumlah yang terbatas. Jika kalium di dalam
tanah tidak mencukupi untuk pertumbuhan maka tanaman akan menderita
kekurangan kalium dan produksinya berkurang (Hakim,dkk., 1986).
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang essensial bagi
tanaman. Peran utamanya dalam tanaman ialah sebagai aktivator berbagai enzim
yang diperlukan untuk membentuk pati dan protein (Salisbury dan Ross., 1995a).
kalium juga dapat meningkatkan transportasi hasil metabolisme tanaman dan
meningkatkan efisiensi penggunaan air (Harjadi dan Sudirman., 1988).
Ketersediaan kalium diartikan yang dibebaskan dari bentuk tidak dapat
dipertukarkan ke bentuk yang dapat dipertukarkan sehingga dapat diserap
tanaman. Berbagai faktor yang mempengaruhi ketersediaan kalium dalam tanah
untuk tanaman adalah peristiwa pembekuan dan pencairan, pembasahan dan
pengeringan, pH tanah dan pelapukan. Kalium diserap dalam bentuk kation K+
yang monovalen. Berbeda dengan fosfat dan nitrogen, kalium tidak ikut

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

10

menyusun bagian tanaman tetapi kalium menyusun 80% dari kation dalam
phloem dan transport kalium berlangsung secara akropetal (Gardner.dkk., 1991).
Kalium berperan dalam menutup dan membukanya stomata. Bila
kandungan kalium tinggi maka stomata tanaman akan menutup dan demikian juga
sebaliknya (Wuryaningsih.dkk., 1997).
Selama kekeringan dan temperatur yang berlebihan, stomata pada tanaman
yang dipupuk kalium dengan cukup akan menutup lebih cepat, sehingga
mengurangi kehilangan air sebaliknya tanaman yang kahat kalium tidak mampu
menutup stomata selama hari panas sehingga transpirasi akan meningkat
(Salisbury dan Ross, 1995).
Kelebihan kalium di dalam tanah juga akan berdampak negatif bagi
tanaman yaitu akan meningkatkan kalium dalam tanaman. Pada tanaman padi,
gejala awal kahat K adalah pertumbuhan kerdil, daun berwarna hijau tua dan
perakaran tanaman banyak busuk. Tanaman jagung yang mengalami kekahatan K
juga dicirikan oleh tanaman yang kerdil, daun-daun tua mulai menguning dari tepi
hingga klorosis pada seluruh daun dan hasilnya sangat rendah. Pada tanaman
kedelai, gejala kekahatan ditunjukkan oleh adanya pertumbuhan tanaman
terhambat. Mulai umur 21-25 hari daun tua menguning selanjutnya gejala
menguning meluas ke daun-daun muda sehingga hasilnya sangat rendah
(Suyamto.dkk, 1994).
Rekomendasi pemupukan untuk tanaman peleng di Atlantic Tengah
berdasarkan

analisis

tanah,

dimana

dibutuhkan

100-125

lb/acre

N,

200 lb/acre P2O5, dan 100 lb/acre K2O (Maynard and Lorenz, 1988).

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pertapaan Kec. Sigalingging Kab.
Dairi. Topografi datar dengan ketinggian ± 1400 m di atas permukaan laut.
Pelaksanaan penelitian dilakukan bulan September s/d Desember 2007.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih Peleng Hibrida
Alrite, Urea, TSP, KCL, air, Insektisida Decis 2,5 EC, dolomite, dan fungisida
Dithane M-45 dan bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan yaitu cangkul, meteran, gembor, timbangan OHaus,
gelas beker (1000 ml), alat tulis, plank perlakuan, dan alat lain yang mendukung
penelitian ini.
Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan yaitu : Rancangan Petak Terpisah (RPT)
terdiri atas 2 faktor, yaitu :
I. Faktor Pemberian Pupuk Kandang (P) sebagai petak utama, terdiri atas 3 taraf :
1. P1 = 5 ton/ha

3. P3 = 15 ton/ha

2. P2 = 10 ton.ha
II. Faktor Pemberian Kalium (K) sebagai anak petak terdiri atas 4 taraf :
1. K1 = 50 kg K2O/ha

3. K3 = 150 kg K2O/ha

2. K2 = 100 kg K2O/ha

4. K4 = 200 kg K2O/ha

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

12

Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu :
P1K1

P2K1

P3K1

P1K2

P2K2

P3K2

P1K3

P2K3

P3K3

P1K4

P2K4

P3K4

Bagan percobaan dapat dilihat pada lampiran 1.
Dimana :
Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah plot penelitian

: 36 plot

Jumlah tanaman per plot

: 65 tanaman

Jumlah sampel tetap per plot

: 5 tanaman

Jumlah sampel destruksi per plot

: 10 tanaman

Jumlah seluruh sampel destruksi

: 360 tanaman

Jumlah seluruh tanaman

: 2340 tanaman

Jarak antar ulangan

: 100 cm

Jarak tanam

: 20 cm x 15 cm

Ukuran plot

: 200 cm x 100 cm

Metode Penelitian
Yijk = µ +

i

+

j

+

k

+(

)jk +

ijk

Dimana :
Yijk

= Hasil pengamatan pada blok ke-i, yang mendapat perlakuan pupuk
kandang pada taraf ke-j dan kalium pada taraf ke-k.

µ

= Nilai tengah yang sebenarnya

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

13

i

= Pengaruh blok ke-i

j

= Pengaruh pupuk kandang pada taraf ke-j

k

= Pengaruh kalium pada taraf ke-k

(

)jk = Pengaruh interaksi pupuk kandang pada taraf ke-j dan kalium pada taraf
ke-k
ijk

= Pengaruh galat pada unit percobaan blok ke-i yang mendapat perlakuan
pupuk kandang pada taraf ke-j dan kalium pada taraf ke-k

(Gomez dan Gomez., 1995).

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lokasi Penelitian
Areal penelitian dibersihkan dari gulma dan sampah. Penelitian dilakukan
di lapangan dalam bentuk bedengan panjang dengan panjang 200 cm dan lebar
100 cm yang dibagi dalam plot/petak.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul tanah sampai
kedalaman olah 20 – 30 cm yang merupakan pengolahan pertama lalu dibiarkan
seminggu agar aerasi tanah menjadi baik, kemudian dilakukan pengolahan kedua.
Pembuatan Plot
Pengolahan tanah kedua dilakukan agar tanah benar – benar halus.
Kemudian dibentuk plot – plot dengan ukuran 200 cm x 100 cm sebanyak 12 plot,
jarak antar plot 60 cm dan diulang 3 kali, tinggi bedeng 30 cm, jarak antar ulangan
100 cm (Lampiran 1).
Aplikasi Pemberian Pupuk Kandang
Pemberian pupuk kandang dilakukan 2 minggu sebelum tanam, sesuai
dengan perlakuan dengan cara disebar merata di atas permukaan dan dicampur
dengan tanah.
Pengapuran
Pengapuran dilakukan dengan tujuan menaikkan pH tanah menuju 6,5.
Kapur yang digunakan adalah dolomite dan diaplikasikan 1 minggu sebelum
Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

15

tanam. Jumlah dolomite ditetapkan berdasarkan kurva Ca(OH)2 yaitu sebanyak
240 g/plot. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Diketahui :
Luas lahan

= 10.000 m2

Kedalaman olah

= 20 cm = 0,2 m

Bulk density

= 1 g /cm3

Maka :
Volume tanah

= luas lahan x kedalaman olah
= 10.000 x 0,2 m
= 200 m3 = 2 .109 cm3

Berat tanah/ ha

= BD x VT
= 1g /cm3 x 2.109 cm3
= 2.109 g

untuk pH = 6,5

data kurva Ca(OH)2 = 0,0024 g /10 g

Kebutuhan Ca(OH)2

= 2.109g x 0,0024 g / 10 g
= 4,8.105 g

kebutuhan dolomit/ha

= 184/74 x 4,8.105 g
=1.200.000 g = 1200 kg

Kebutuhan dolomit/plot = 1200kg/10.000m2 : x/2m2
= 0,24 kg = 240 g /plot

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

16

Aplikasi Pupuk Kalium
Kandungan kalium pada KCl adalah 60 % K2O sehingga dapat ditentukan
dosis KCL per plot dimana K1 = 50 kg K2O/ha (KCl : 83,33 kg/ha),
K2 = 100 kg K2O/ha (KCl : 166,67 kg/ha), K3 = 150 kg K2O/ha (250 kg/ha),
K4 = 200 kg K2O/ha (KCl : 333,33 kg/ha). Luas per plot dalam penelitian
2 m x 1 m dan setelah dikonversikan maka dosis pemberian KCl per plot adalah :
K1 = 16,6 g/plot

K3 = 50 g/plot

K2 = 33,2 g/plot

K4 = 66,6 g/plot

Diberikan ke barisan tanaman secara tabur sehari sebelum tanam.
Penanaman Benih
Penanaman benih dilakukan dengan cara menugal tanah dengan ± 4 cm.
Setiap lubang ditanam 2 benih, kemudian ditutup dengan tanah setipis mungkin.
Penjarangan Tanaman
Penjarangan dilakukan 5 hari setelah tanam dengan meninggalkan satu
tanaman per lubang tanam.
Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan
Pemupukan perawatan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea dan
TSP. Urea diberikan sebanyak 3 kali yaitu 60 kg/ha pada saat penanaman, kedua
30 kg/ha pada saat 15 hst dan ketiga 30 kg/ha pada saat 30 hst. TSP diberikan saat
penanaman yaitu sebanyak 200 kg/ha.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

17

Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari, pagi hari sebelum pukul 10.00 wib atau
sore hari sesudah pukul 16.00 wib sebanyak 10 l/plot dengan menggunakan
gembor.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang
tumbuh.
Pencegahan hama dan penyakit
Dilakukan dengan menggunakan insektisida Decis 2,5 EC 2 cc/l air dan
Fungisida Dithane M-45 dengan interval waktu 1 minggu sekali dengan
konsentrasi anjuran 2,5 g/l air disemprot dengan kriteria basah tidak menetes.
Panen
Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 55 hari setelah tanam.

Peubah Yang Diamati
Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah (patok
standar) sampai daun tertinggi yaitu tegak alami. Pengukuran dilakukan pada 5
tanaman sampel saat tanaman berumur 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55 hari
setelah tanam.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

18

Jumlah daun (helai)
Penghitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang sudah berkembang
sempurna minimal 2/3 dari daun normal. Penghitungan dilakukan pada 5 tanaman
sampel saat tanaman berumur 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55 hari setelah tanam.
Luas daun (cm2)
Pengukuran luas daun dilakukan dengan menggunakan Leaf Area Meter di
Laboratorium UISU. Pengukuran dilakukan pada 2 tanaman sampel saat tanaman
berumur 15, 25, 35, 45, 55 hari setelah tanam.
Bobot segar tanaman (g)
Penimbangan bobot segar tanaman dilakukan pada 2 tanaman sampel dari
tiap plot dengan menggunakan timbangan Ohaus. Bagian atas tanaman dipotong
dengan mengikutsertakan bagian yang rusak, lalu dibersihkan dengan air dan
dikeringanginkan, setelah itu ditimbang bersama akarnya. Pekerjaan ini dilakukan
saat tanaman berumur 15, 25, 35, 45, 55 hari setelah tanam.
Bobot kering tanaman (mg)
Bobot kering ditimbang secara bersamaan bagian atas tanaman
(batang dan daun) dan bagian bawah tanaman (akar). Sampel daun yang lebar dan
bagian batang yang besar dipotong-potong, sedangkan bagian akar terlebih dahulu
dibersihkan dari kotoran dan butiran tanah. Bahan dimasukkan ke dalam amplop
coklat dan diberi label sesuai dengan perlakuan, lalu diovenkan pada suhu 700 C
selama 48 jam, setelah itu sampel dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam
eksikator selama 30 menit dan ditimbang. Pengeringan diulang hingga bobot

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

19

tetap. Penimbangan dilakukan saat tanaman berumur 15, 25, 35, 45, 55 hari
setelah tanam.
Laju asimilasi bersih (mg.cm-2.hari-1)
Nilai asimilasi bersih merupakan pertambahan material tanaman dari
asimliasi per satuan waktu (Gardner. dkk, 1991). Dihitung pada saat tanaman
berumur 15, 25, 35, 45, 55 hari setelah tanam dengan persamaan sebagai berikut :

LAB =

(W2 - W1 ) (ln A 2 - ln A1 )
(T2 - T1 ) (A 2 - A1 )

dimana :

W1 dan W2 = Bobot kering tanaman pengamatan ke- 1 dan ke- 2
A1 dan A2 = Luas daun tanaman pengamatan ke- 1 dan ke- 2
T1 dan T2 = Waktu pengamatan ke- 1 dan ke- 2
Umur berbunga (hari)
Umur berbunga ditetapkan apabila 20 % dari tanaman sampel sudah
mengeluarkan bunga (1 tanaman dari 5 tanaman sampel tetap).
Produksi
Produksi di hitung dengan 2 cara, yaitu :
1. Produksi per tanaman : diambil dari bobot segar destruksi 55 hari lalu
ditimbang dengan menggunakan timbangan OHaus.
2. Produksi per m2 : dihitung dengan cara seluruh populasi dalam satu plot
dibagi 50 dikalikan dengan hasil penimbangan lalu dibagi 2.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari hasil penelitian didapat bahwa pada perlakuan P1 di ulangan III
tanaman tidak ada yang tumbuh sehingga datanya di ambil dari rata-rata perlakuan
P1 pada ulangan I dan II.
Tinggi tanaman (cm)
Data tinggi tanaman umur 15 s/d 55 hst dan daftar sidik ragamnya dapat
dilihat pada Lampiran 3-4, yang menunjukkan perlakuan pupuk kandang (P)
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 45 hst s/d 55 hst dan dosis
kalium (K) berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada seluruh waktu
pengamatan. Interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
tanaman.
Perkembangan tinggi tanaman dari 15-55 hst pada perlakuan pupuk kandang
dapat dilihat pada Gambar 1.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

21

30

Tinggi Tanaman (cm)

25
20
15
10
5
0
15

20

25

30

35

40

45

50

55

Umur Tanaman (hst)

P1

P2

P3

Gambar 1. Perkembangan Tinggi Tanaman Peleng (cm) pada Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 15-55 hst
Gambar 1 menunjukkan perkembangan tinggi tanaman pada perlakuan
pupuk kandang selalu meningkat dari 15 hst sampai 55 hst. Juga terlihat bahwa
tanaman tertinggi umumnya diperoleh pada P3 diikuti P2 dan P1 dan antara P3 dan
P2 hanya sedikit perbedaannya
Perkembangan tinggi tanaman dari 15-55 hst pada berbagai dosis kalium
(K) dapat dilihat pada Gambar 2.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

22

30

Tinggi Tanaman (cm)

25
20
15
10
5
0
15

20

25

30

35

40

45

50

55

Umur Tanaman (hst)

K1

K2

K3

K4

Gambar 2. Perkembangan Tinggi Tanaman Peleng (cm) pada Berbagai Dosis
Kalium (Kg/ha) pada Umur 15-55 hst
Gambar 2 menunjukkan perkembangan tinggi tanaman pada berbagai dosis
kalium (K) selalu meningkat dari 15 hst sampai 55 hst. Tinggi tanaman pada
keempat perlakuan tidak begitu kelihatan perbedaannya.
Pengaruh pemberian pupuk kandang (P) dan dosis kalium (K) terhadap
tinggi tanaman peleng hingga umur 55 hst dapat dilihat pada Tabel 1.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

23

Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman Peleng (cm) pada Perlakuan Pupuk Kandang dan
Dosis Kalium pada Umur 15-55 hst
Perlakuan
P1
P2
P3
K1
K2
K3
K4
Keterangan

tinggi tanaman (cm) pada umur (hst)
15
20
25
30
35
40
45
50
3.55 4.38 5.39 6.93 8.51 10.23 13.00 15.94
3.78 4.52 5.83 7.66 11.05 13.53 18.24 21.46
4.06 4.73 5.83 7.84 12.01 14.83 18.80 22.49
3.74 4.67 5.78
3.98 4.75 6.00
3.75 4.36 5.40
3.72 4.39 5.56
: Angka-angka pada

7.46
7.52
7.30
7.62
kolom

10.32 12.58
10.83 12.87
10.20 12.59
10.74 13.40
dari kelompok

55
19.31
24.88
25.62

16.97 20.22 23.56
16.53 19.79 23.30
15.97 19.34 22.36
17.26 20.50 23.86
perlakuan yang sama yang

diikuti oleh notasi yang tidak sama berbeda nyata pada taraf 5% menurut
uji jarak Duncan

Tabel 1 menunjukkan pada umur 15 hst s/d 55 hst, tanaman tertinggi selalu
diperoleh pada P3 diikuti oleh P2 dan P1 dimana pada 15 hst s/d 40 hst ketiga
perlakuan berbeda tidak nyata satu dengan yang lainnya. Pada umur 45-55 hst P3
berbeda tidak nyata dengan P2 tapi keduanya berbeda nyata lebih tinggi dari P1.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa perlakuan dosis kalium tidak berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman. Tapi, pada umumnya tanaman tertinggi diperoleh
pada K4 diikut i oleh K2, K1, dan K3, kecuali pada 45-55 hst tanaman tertinggi
diperoleh pada K4 diikuti oleh K1, K2, dan K3.
Hubungan antara tinggi tanaman (cm) pada umur 45-55 hst dengan pupuk
kandang ayam dapat dilihat pada Gambar 3.

Arnold H. Saragi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A), 2008.
USU Repository © 2009

24

Tinggi Tanaman (cm)

55

30.00
25.00

= 16.96 + 3.155x
r = 0.84

= 13.413 + 3.275x
r = 0.86
=
10.88
+ 2.9x
45
r = 0.82

50

20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
5

10

15

Dosis Pupuk Kandang Ayam (ton/ha)

45

50

55 hst

Gambar 3. Hubungan antara Tinggi Tanaman (cm) dengan Perlakuan
Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) pada Umur 45-55 hst
Gambar 3 menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier positif antara
tinggi t