PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI DI KELAS XI SMA SWASTA TELADAN MEDAN SEMESTER GANJIL T.P. 2016/2017.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN
ENERGI DI KELAS XI SMA SWASTA
TELADAN MEDAN SEMESTER
GANJIL T.P. 2016/2017

Oleh :
Rudi Hartofo
NIM 4101121026
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2017

ii

RIWAYAT HIDUP

Rudi Hartofo dilahirkan di Aek Nabara pada tanggal 14 Januari 1992. Ayah
bernama Asrofi dan ibu bernama Riana merupakan anak kedua dari enam
bersaudara.Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri 117469 Pematang Seleng dan
lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri
1 Bilah Hulu dan lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007, penulis
melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas ke SMA Negeri 1 Bilah Hulu dan
lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED) dan lulus ujian pada tanggal 10 Maret
2017.

iii

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Pada Materi Pokok Usaha Dan
Energi di Kelas XI SMA Swasta
Teladan Medan Semester
Ganjil T.P. 2016/2017

Rudi Hartofo
NIM 4101121026
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Pembelajaran
Berbasis Masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi
usaha dan energi.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas XI Peminatan MIPA SMA Swasta Teladan Medan T.P
2016/2017. Sample dilakukan dengan cara cluster random sampling yaitu kelas XIIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI-IPA 2 sebagai kelas kontrol masing-masing
berjumlah 48 orang.Insrtumen yang digunakan adalah test yang berjumlah 4 soal.
Pengujian tes kemampuan pemecahan masalah adalah dengan uji t, sedangkan hasil
observasi dengan analisis deskriptif.
Dari hasil penelitian diperoleh pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata
38,750 dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata 37,083. Kedua kelas berdistribusi

normal, dan berasal dari kelompok yang homogen. Dari hasil uji beda disimpulkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan, artinya kedua kelas memiliki kemampuan
awal yang sama. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda , kelas ekperimen
dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol dengan model
konvensional.Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh rata-rata 77,083 dan
pada kelas kontrol diperoleh rata-rata 72,292. Berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung
lebih besar dari harga ttabel (thitung > ttabel = 2,282 > 1,664) maka Ha diterima, dengan
demikian disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah lebih baik daripada
kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model Pembelajaran
Konvensional pada materi pokok usaha dan energi.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan segala rahmat kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Pokok Usaha Dan Energi di

Kelas XI SMA Swasta Teladan Medan Semester Ganjil T.P. 2016/2017 “disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak
Drs. Henok Siagian, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan
proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan pada Bapak Drs.Togi Tampubolon, M.Si., Ph.D, Bapak Dr. Alkhafi
Maas Siregar, M.Si, dan Bapak Prof. Dr.Sahyar, M.S., M.M sebagai dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian
sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, Bapak
Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Dr.Alkhafi Maas
Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika, Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd
selaku Ketua Prodi Pendidkan Fisika dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen
beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu
penulis.
Alhamdulillah, teristimewa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada
Ayahanda Asrofi dan Ibunda tercinta Riana yang telah banyak memberikan
dukungan, do’a, semangat, bantuan moril maupun materil kepada penulis dalam

menyelesaikan pendidikan di Unimed. Skripsi ini saya persembahkan untuk mereka
yang telah berjuang sampai saat ini demi pendidikan anak – anak nya. Terima kasih
juga saya ucapkan untuk kakak dan adik – adik saya yang selalu menjadi sahabat
untuk

saya

dan

selalu

membuat

saya

bahagia

disaat

menghadapi


v

kesulitan dan selalu membuat saya merasa hidup ini harus diperjuangkan untuk
masa depan mereka kelak.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada seluruh sahabat – sahabat saya atas
dukungannya selama ini dan doa nya. Dan yang terakhir saya ucapkan terima kasih
kepada seluruh rekan - kerja saya di MDS Thamrin Plaza Medan atas doa dan
dukungannya.Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan rezeki yang
berlimpah pada kita semua, Amin.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,
Penulis,

Rudi Hartofo


2017

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii

iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Defenisi Operasional

1
5
5
5
6

7
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Hasil belajar
2.1.3 Aktifitas belajar
2.1.4 Model Pembelajaran
2.1.5 Model Pembelajaran PBL
2.1.5.1 Pengertian Model PBL
2.1.5.2 Teori Belajar Model PBL
2.1.5.3 Ciri – ciri Khusus PBL
2.1.5.4 Tujuan PBL
2.1.5.5 Sistem Sosial PBL
2.1.5.6 Manfaat PBL
2.1.5.7 Sintaks Model PBL

8
8

8
10
12
12
12
13
14
16
16
17
18

vii

2.1.6 Metode Konvensional
2.1.7 Materi Pembelajaran
2.1.7.1 Usaha ,Energi Dan Daya
2.1.7.1.1 Usaha
2.1.7.1.2 Energi
2.1.7.1.3 Daya

2.2 Kerangka Konseptual
2.3 Hipotesis

29
20
20
20
23
27
28
29

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Jenis Dan Desain Penelitian
3.4.1 Jenis penelitian
3.4.2 Desain penelitian
3.5 Prosedur penelitian
3.6 Instrumen Penelitian
3.7 Teknik Analisis Data

30
30
30
30
30
31
31
34
36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Uji Persyaratan Analisis Data
4.3 Observasi Aktivitas Siswa
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

42
43
45
46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

52
53

DAFTAR PUSTAKA

54

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Usaha akan bernilai bila ada perpindahan

21

Gambar 2.2 Gaya menyebabkan perpindahan

21

Gambar 2.3 Usaha dipengaruhi oleh sudut

22

Gambar 2.4 Usaha oleh luas kurva

22

Gambar 2.5 Energi Potensial

23

Gambar 2.6 Energi potensial pegas

24

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

33

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen

42

Dan Kelas Kontrol
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen

43

Dan Kelas Kontrol
Gambar 4.3 Diagram batang perbedaan nilai rata – rata posttest
dan pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

47

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Aktivitas Siswa

12

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi PBL

19

Tabel 3.1 Control Group Pretest-Posttest Design

31

Tabel 3.2 Indikator penilaian observasi aktivitas siswa

34

Tabel 3.3 Tabel Spesifikasi Materi Usaha Dan Energi

35

Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas

44

Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.2 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas

44

Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.3 Ringkasan Pengujian Hipotesis

45

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa

46

Tabel 4.5 Nilai Rata – rata Siswa Perbutir Soal

48

Tabel 4.6 Perbedaan Teacher Centered dan Learner Centered

49

Tabel 4.7 Hasil N-Gain

50

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1

56

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS ) 1

67

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2

71

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS ) 2

84

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3

88

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS ) 3

101

Lampiran 7 Lembar Tes Tertulis Kemampuan Pemecahan Masalah

106

(LP-01)
Lampiran 8 Lembar Penilaian Afektif (LP-02)

110

Lampiran 9 Tabel Kisi – kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

112

Lampiran 10 Kategori Penilaian Validator

119

Lampiran 11 Pedoman Penskoran Validator

121

Lampiran 12 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

122

Lampiran 13 Rekapitulasi Nilai Pretest Tes Kemampuan Pemecahan

125

Masalah Kelas Eksperimen
Lampiran 14 Rekapitulasi Nilai Postest Tes Kemampuan Pemecahan

128

Masalah Kelas Eksperimen
Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Pretest Tes Kemampuan Pemecahan

131

Masalah Kelas Kontrol
Lampiran 16 Rekapitulasi Nilai Postest Tes Kemampuan Pemecahan

134

Masalah Kelas Kontrol
Lampiran 17 Hasil Rekapitulasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

137

Kelas Eksperimen dan KelasKontrol
Lampiran 18 Perhitungan Statistik Dasar

139

Lampiran 19 Uji Normalitas

142

Lampiran 20 Uji Homogenitas

146

Lampiran 21 Uji Hipotesis

150

xi

Lampiran 22 Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarka Butir Soal

154

Data Postes Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 22 Penilaian Observasi Afektif Siswa Kelas Eksperimen

156

Lampiran 23 Tabel Statistika

165

Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian

171

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Melalui pendidikan, manusia akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang
utuh. Maju-mundurnya proses pengembangan suatu bangsa di segala bidang sangat
ditentukan oleh tingkat pendidikan bangsa itu sendiri. Oleh sebab itu,
pengembangan sektor pendidikan harus menjadi prioritas.
”Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didukung untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
kelas diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Dalam
mata pelajaran sains, siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan untuk
berpikir kritis dan sistematis karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan
setiap proses pembelajaran di dalam kelas” (Sanjaya, 2011:1).
Berdasarkan gambaran di atas dapat diketahui bahwa anak didik hanya
dapat menghafal pelajaran tanpa dapat memahami materi yang diberikan oleh guru
bidang studi. Namun, begitu pelajaran berlalu anak didik pun lupa akan materi yang
telah diberikan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa anak didik saat ini lulus dari
sekolah, anak didik pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Pendidikan di
sekolah terlalu menjejali otak anak dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal.
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah dalam
prosesnya. Dengan demikian maka proses pembelajaran fisika

bukan hanya

memahami konsep – konsep fisika semata, melainkan juga mengajarkan siswa
berfikir konstruktif melalui fisika sebagai keterampilan proses sains, sehingga
pemahaman siswa terhadap fisika menjadi utuh, baik sebagai proses maupun

2

sebagai produk. Dalam pembelajaran fisika yang harus diperhatikan adalah
bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan (learning to know), konsep dan teori
melalui pengalaman praktis dengan cara melaksanakan observasi atau eksperimen
(learning to do), secara langsung sehingga dirinya berperan sebagai ilmuan. Pada
umumnya pelajaran fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan tidak menarik.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari
fisika dengan senang hati.
Selain itu, hal ini disebabkan oleh cara penyajian pelajaran fisika hanya
menggunakan satu model pembelajaran saja yaitu model pembelajaran langsung,
sehingga siswa merasa bosan mempelajarinya. Sering kali pelajaran fisika yang
disajikan hanya menonjolkan persamaan matematis suatu rumus daripada konsep
fisikanya, sehingga siswa tidak mampu mengaitkan antara materi dengan
fenomena-fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Rendahnya hasil belajar fisika yang diperoleh oleh siswa salah satunya
disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
bervariasi. Model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah tersebut adalah
model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional adalah
model pembelajaran yang lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari yang
sudah terbiasa dilakukan di kelas, sifatnya berpusat pada guru (teacher centered
learning) dan kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar. Selama proses
pembelajaran fisika di kelas, metode yang dominan digunakan guru adalah
ceramah, tanya jawab, dan penugasan, dan siswa diarahkan untuk menghapal
informasi serta rumus-rumus, jarang siswa dihadapkan terhadap masalah-masalah
yang kontekstual. Di sisi lain, instrumen tes hasil belajar yang biasa digunakan lebih
menekankan di ranah kognitif C-3, sehingga siswa hanya mampu menerapkan
rumus-rumus fisika saja.
Saat melaksanakan obervasi di sekolah tersebut, peneliti melihat bahwa
aktivitas siswa masih kurang aktif, karena selama proses pembelajaran siswa jarang
melakukan percobaan atau eksperimen. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi
tidak aktif dan kreatif, sehingga pelajaran fisika menjadi membosankan dan
menjadi salah satu pelajaran yang sulit dipelajari dan tidak disukai oleh siswa.

3

Akibatnya siswa kurang mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep
fisika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, diujikan beberapa soal berisi
kemampuan pemecahan masalah,dimana soal tersebut diambil dari materi pokok
yang sudah dipelajari oleh siswa sebelumnya. Dan didapatkan hasilnya bahwa
kemampuan pemecahan soal siswa masih rendah.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Salah
satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Model PBL merupakan pendekatan yang efektif
untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi (Trianto, 2009:92). Berpikir tingkat
tinggi adalah kerja keras. Pembelajaran PBL dikembangkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan
intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam
pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.
Menurut Arends (dalam Trianto,2009:92), model PBL merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan
inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan
kemandirian dan percaya diri. Model pembelajaran ini juga mengacu pada model
pembelajaran yang lain, seperti “pembelajaran berdasarkan proyek (project-based
instruction)”,

“pembelajaran

berdasarkan

pengalaman

(experience-based

instruction)”, “belajar otentik (authentic learning) dan ”pembelajaran bermakna
(anchored instruction). Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk
mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
Reta,I.K (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa rata-rata gain
score siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah adalah 0,49
sedangkan rata-rata gain score siswa yang mengikuti model pembelajaran
konvensional adalah 0,34. Ini berarti siswa yang mengikuti model pembelajaran

4

berbasis masalah memperoleh peningkatan rata-rata skor keterampilan berpikir
kritis yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa. Setali tiga uang dengan Reta,
Derlina dan Ismawati (2013) dalam penelitiannya juga mendapatkan hasil yang
sama yaitu Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar
siswa. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata pretes siswa di kelas
kontrol sebesar 34,43 dan nilai rata-rata postes sebesar 66,42 sedangkan di kelas
eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretes siswa sebesar 29,71 dan nilai rata-rata
postes sebesar 71,71 yang mengikuti model pembelajaran konvensional.
Menurut Ratna,dkk (2014) mengemukakan bahwa Penerapan model
pembelajaran berbasis masalah disertai teknik scaffolding dapat juga digunakan
untuk meningkatkan kemampuan psikomotor dan afektif siswa yang berupa
perilaku berkarakter dan keterampilan sosial. Data penelitiannya menunjukkan
bahwa persentase rata-rata kemampuan psikomotor siswa pada kelas eksperimen
mengalami kenaikan pada setiap pertemuan. Dimana pada pertemuan I persentase
rata-rata kemampuan psikomotor siswa pada kelas eksperimen yaitu 92,42
meningkat menjadi 94,95 pada pertemuan II.
Berdasarkan pemaparan tentang penelitian yang berkaitan dengan
penelitian ini, maka dapat dilihat bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model
pembelajaran Pembelajaran Berdasarkan Masalah terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah siswa. Pada pembelajaran berdasarkan masalah siswa dituntut
untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara
menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis dan mencari
solusi dari permasalahan yang ada. Pembelajaran berdasarkan masalah
mengorientasikan siswa kepada masalah, multidisiplin, menuntut kerjasama dalam
penelitian, dan menghasilkan karya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya adalah materi pelajaran, lokasi, waktu, dan populasi penelitian. Adapun
hal yang perlu diperbaiki atau ditambah adalah peneliti harus mampu mengelola
dan mengontrol keadaan kelas.

5

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah:
1.

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi.

2.

Hasil belajar fisika yang diperoleh siswa masih rendah.

3.

Siswa menganggap pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit, kurang
menarik.

4.

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.

1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi masalah
ini yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Pembelajaran Berbasis
Masalah.
2. Materi pokok yang akan diberikan adalah materi Usaha Dan Energi.
3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas XI SMA Swasta Teladan Medan
Semester Ganjil T.P. 2016/2017.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan
setelah diterapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi
pokok usaha dan energi di Kelas XI SMA Swasta Teladan Medan Semester
Ganjil T.P. 2016/2017.
2. Apakah kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan
setelah diterapkan Model Pembelajaran Konvensional pada materi pokok
usaha dan energi di Kelas XI SMA Swasta Teladan Medan Semester Ganjil
T.P. 2016/2017.

6

3. Apakah aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan setelah diterapkan
model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok usaha dan energi
di Kelas XI SMA Swasta Teladan Medan Semester Ganjil T.P. 2016/2017.
4. Apakah kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan
model Pembelajaran Berbasis Masalah lebih baik daripada kemampuan
pemecahan masalah siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran
Konvensional pada materi pokok usaha dan energi di Kelas XI SMA Swasta
Teladan Medan Semester Ganjil T.P. 2016/2017.

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa
mengalami peningkatan setelah diterapkan model Pembelajaran Berbasis
Masalah pada materi pokok usaha dan energi di Kelas XI SMA Swasta
Teladan Medan Semester Ganjil T.P. 2016/2017.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa
setelah diterapkan model Pembelajaran Konvensional pada materi pokok
usaha dan energi di Kelas XI SMA Swasta Teladan Medan Semester Ganjil
T.P. 2016/2017.
3. Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan
setelah diterapkan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada materi
pokok usaha dan energi di kelas XI SMA Swasta Teladan Medan Semester
Ganjil T.P. 2016/2017.
4. Untuk mengetahui kemampuan

pemecahan

masalah siswa dengan

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah lebih baik daripada
kemampuan pemecahan

masalah siswa

dengan menggunakan Model

Pembelajaran Konvensional pada materi pokok usaha dan energi
XI SMA Swasta Teladan Medan Semester Ganjil T.P. 2016/2017.

di Kelas

7

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan untuk menambah wawasan bagi saya mengenai model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
2. Sebagai pembelajaran bagi saya,agar di waktu yang akan datang saya dapat
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah lebih baik lagi.
3.

Sebagai bahan belajar bagi saya, bagaimana merancang sebuah penelitian
yang lebih baik.

1.7 Defenisi Operasional
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil
belajar pada aspek kognitif yang diperoleh setelah siswa mengerjakan instrumen tes
soal.
Aktifitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang
dilakukan siswa selama pembelajaran yaitu mengajukan pendapat, bertanya jawab,
dikusi mengerjakan soal, mendengarkan penjelasan guru, dan melakukan
percobaan.
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu model
pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan
penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata
dari permasalahan yang nyata. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan
pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi (Trianto,
2009:90).

52

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data
hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan, Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1. Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah

pada materi pokok usaha dan energi

mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretest yaitu 38,750 menjadi 77,083
pada nilai rata-rata postest.
2. Kemampuan pemecahan masalah siswa

dengan menggunakan Model

Pembelajaran Konvensional pada materi pokok usaha dan energi mengalami
peningkatan dari nilai rata-rata pretest 37,083 menjadi 72,292 pada nilai postest.
3. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah mengalami peningkatan yaitu pertemuan I sebesar 64% pertemuan II
sebesar 70% dan pertemuan III sebesar 79% dengan kriteria aktif.
4. Kemampuan

pemecahan

masalah siswa dengan menggunakan

model

Pembelajaran Berbasis Masalah lebih baik daripada kemampuan pemecahan
masalah siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional pada
materi pokok usaha dan energi
Semester Ganjil T.P. 2016/2017.

di Kelas XI SMA Swasta Teladan Medan

53

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Sebaiknya siswa harus mempelajari terlebih dahulu materi pokok yang ingin
diberikan sebelum diterapkannya model Pembelajaran Berbasis Masalah.
2. Sebaiknya memastikan jumlah siswa setiap kelas yang dipilih tidak begitu
banyak agar memudahkan proses pembelajaran menggunakan model yang
yang akan digunakan.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah membutuhkan banyak waktu maka
daripada itu peneliti yang ingin meneliti terlebih dahulu meminta bantuan
kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk turut membantu
mengkondisikan kelas agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.

54

DAFTAR PUSTAKA

Amir, T, (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta :
Kencana
Arends, R. I, (2008), Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar Edisi Ketujuh,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ayu, dkk, (2016), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa Kelas
VII SMPN 3 Rambah Samo, Pasir Pangaraian : FKIP Universitas Pasir
Pangaraian
Dahar, R.W, (2006), Teori - Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Erlangga
Derlina dan Melda, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Optik Geometri Kelas X
SMA St. Yoseph Medan, Medan :Universitas Negeri Medan
Kanginan, M, (2007), Fisika Untuk SMA Kelas XI, Jakarta : Erlangga

Lutfitasari, R. D, (2016), Implikasi Pembelajaran Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Reprentasi Matematis
Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa, Bandung : UNPAS Bandung
Ratna, dkk, (2013), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Disertai Teknik
Scaffolding Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA, Jember : FKIP Universitas
Jember
Reta, I Ketut. ( 2012). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa. Bali :
Universitas Pendidikan Ganesha
Rusmono, (2012), Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru, Bogor : Ghalia Indonesia

55

Sanjaya,W, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta : Kencana
Sardiman, A. M, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta :
Rineka Cipta
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Bandung : PT. Tarsito
Sudjana, Nana, (1989), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung :
Remaja Rosdakarya

Trianto, (2010), Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : Bumi Aksara
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta :
Kencana