UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FAKTORISASI ALJABAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DIKELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN T.A 2015/2016.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI FAKTORISASI ALJABAR MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
DI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH
01 MEDAN T.A 2015/2016
Oleh :
Dwi Fatwa Sasmita
NIM. 4113111022
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI FAKTORISASI ALJABAR MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
DIKELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH
01 MEDAN T.A 2015/2016
Dwi Fatwa Sasmita
(NIM: 4113111022)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi faktorisasi
aljabar di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-T1 SMP
Muhammadiyah 01 medan T.A 2015/2016 yang berjumlah 32 orang. Objek
penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa pada materi faktorisasi aljabar
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP
Muhammadiyah 01 Medan tahun ajaran 2015/2016.
Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus I
melalui pemberian tes hasil belajar I diperoleh 19 siswa (59%) dari 32 siswa telah
mencapai ketuntasan belajar (nilainya 70). Setelah tindakan II, melalui
pemberian tes hasil belajar II diperoleh 28 siswa (88%) dari 32 siswa yang telah
mencapai ketuntasan belajar (nilainya 70). Terjadi peningkatan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 29%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka
persentase ketuntasan ini sudah memenuhi. Nilai rata-rata pada tes kemampuan
komunikasi matematika pada siklus I yaitu 70,56 dan pada siklus II meningkat
menjadi 83,44. Peningkatatan nilai rata-rata yaitu sebesar 12,88.
Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
pada materi faktorisasi aljabar meningkat melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A
2015/2016.
Kata kunci : hasil belajar matematika, faktorisasi aljabar, jigsaw
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan
keanugrahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Faktorisasi
Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak penyusunan
proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Mariani, M.Pd, Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si , dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Penguji
yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku
Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan
Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan dan
ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh
Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang
sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Paiman, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Mhammadiyah 01 Medan dan Ibu
Erniwati, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Muhammadiyah 01
Medan, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Muhammadiyah 01 Medan
yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
v
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
Marianto dan Ibunda Suprapti yang selalu memberikan doa, kasih sayang,
motivasi dan dukungan yang tak terhingga kepada penulis selama menjalani
pendidikan hingga menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Kakak
tercinta Alm. Arum Mukti sasmita serta Adik-adik tercinta Fitri Kesuma Sasmita
dan Jati Prapta Admaja Sasmita yang telah banyak memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis. Dan terima kasih juga kepada Kakek Margono dan
Nenek Dalinem yang telah mengasuh penulis sejak SD hingga sampai saat ini.
Terima kasih kepada yang terkasih Noni Triana dan Fadil Azhari yang
telah menemani penulis dan memberi semangat kepada penulis. Terima kasih juga
kepada sahabat tercinta Silvia Yanti, S.Pd dan Ade Tri Aryani yang telah
menemani dalam suka maupun duka serta membantu penulis dalam banyak hal.
Terima kasih juga kepada Suci Mawarni, Maksum ahmadi dan Khairul Umam
Rambe yang telah banyak membantu penulis selama pendidikan. Terima kasih
juga penulis ucapkan kepada teman-teman PPL SMA Negeri 1 Tanjung Pura,
terkhusus sahabat di lapas 3 Mia, Tata, Rini, Eka dan Ika. Terima kasih rekan –
rekan seperjuangan Jurusan Matematika khususnya kelas Dik A 2011 dan teman
teman lainnya yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan hingga
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapakan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Desember 2015
Penulis,
Dwi Fatwa Sasmita
NIM. 4113111022
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
8
1.3. Batasan Masalah
8
1.4. Rumusan Masalah
8
1.5. Tujuan Penelitian
8
1.6. Manfaat Penelitian
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
10
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika
10
2.1.2. Hasil Belajar Matematika
12
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif
14
2.1.3.1. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
16
2.1.3.2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
19
2.1.3.3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
20
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
22
2.1.5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw
24
vii
2.1.6. Teori-Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
2.2. Materi Pelajaran Faktorisasi Aljabar
25
26
2.2.1. Bentuk Aljabar
26
2.2.2. Operasi Aljabar
27
2.2.3. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
28
2.3. Penelitian yang Relevan
31
2.4. Kerangka Konseptual
31
2.5. Hipotesis Tindakan
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
33
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
33
3.2.1. Lokasi Penelitian
33
3.2.2. Waktu Penelitian
33
3.3. Subjek dan Objek Penelitian
33
3.3.1. Subjek Penelitian
33
3.3.2. Objek Penelitian
34
3.4. Prosedur Penelitian
34
3.5. Alat Pengumpul Data
40
3.5.1. Tes Hasil Belajar
40
3.5.2. Observasi
41
3.6. Analisis Data
41
3.7. Indikator Keberhasilan
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I
47
47
4.1.1.1. Permasalahan I
47
4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I
48
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
49
viii
4.1.1.4. Observasi I
53
4.1.1.5. Analisis Data I
54
4.1.1.6. Refleksi I
65
4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II
66
4.1.2.1.Permasalahan II
66
4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II
66
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
69
4.1.2.4. Observasi II
72
4.1.2.5. Analisis Data II
74
4.1.2.6. Refleksi II
80
4.2. Temuan Penelitian
81
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
86
5.2. Saran
86
DAFTAR PUSTAKA
88
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
20
Tabel 3.1
Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa
42
Tabel 3.2
Pedoman Kriteria Rata-rata Penilaian
45
Tabel 4.1
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Diagnostik 47
Tabel 4.2
Analisis Data Hasil Observasi Pelaksanaan
54
Pembelajaraan I
Tabel 4.3
Nilai Tes Hasil Belajar I
57
Tabel 4.4
Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus
58
Tabel 4.5
Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada
58
Tes Hasil Belajar I
Tabel 4.6
Letak Kesulitasn Siswa Kelas VIII-T1 dalam
59
Menyelesaikan Tes Hasil Belajar I
Tabel 4.7
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
74
Tabel 4.8
Nilai Tes Hasil Belajar II
76
Tabel 4.9
Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II
78
Kemampuan Komunikasi Matematika II
Tabel 4.10
Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada
78
Tes Hasil Belajar II
Tabel 4.11
Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Hasil 79
Belajar I dan II
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1
Jawaban tes diagnostik 1
5
Gambar 1.2
Jawaban tes diagnostik 2
5
Gambar 1.3
Jawaban tes diagnostik 3
6
Gambar 2.1
Ilustrasi Tipe Jigsaw
23
Gambar 3.1
Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
35
Gambar 4.1
Diagram Batang Persentase Ketuntasan Tes Hasil Belajar
59
Siswa I
Gambar 4.2
Diagram Batang Persentase Ketuntasan Tes Hasil Belajar
Siswa I
79
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Silabus Pembelajaran
90
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus I)
60 95
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus I)
100
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Siklus II)
105
Lampiran 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 (Siklus II)
110
Lampiran 6
LAS I Kerja Ahli 1
115
Lampiran 7
LAS I Kerja Ahli 2
118
Lampiran 8
LAS I Kerja Ahli 3
120
Lampiran 9
LAS I Kerja Ahli 4
122
Lampiran 10 LAS II Kerja Ahli 1
124
Lampiran 11 LAS II Kerja Ahli 2
126
Lampiran 12 LAS II Kerja Ahli 3
128
Lampiran 13 LAS II Kerja Ahli 4
129
Lampiran 14 LAS III Kerja Ahli 1
131
Lampiran 15 LAS III Kerja Ahli 2
133
Lampiran 16 LAS III Kerja Ahli 3
134
Lampiran 17 LAS III Kerja Ahli 4
135
Lampiran 18 LAS IV Kerja Ahli 1
136
Lampiran 19 LAS IV Kerja Ahli 2
138
Lampiran 20 LAS IV Kerja Ahli 3
140
Lampiran 21 LAS IV Kerja Ahli 4
142
xii
Lampiran 22
Tes Diagnostik
144
Lampiran 23
Tes Hasil Belajar I (THB I)
145
Lampiran 24
Tes Hasil Belajar II (THB II)
147
Lampiran 25
Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik
148
Lampiran 26
Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I
149
Lampiran 27
Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II
154
Lampiran 28
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I
156
Lampiran 29
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II
157
Lampiran 30
Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I
158
Lampiran 31
Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II
160
Lampiran 32
Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I
162
Lampiran 33
Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II
165
Lampiran 34
Lembar Observasi Kegiatan Guru I (SIKLUS I)
168
Lampiran 35
Lembar Observasi Kegiatan Guru II (SIKLUS I)
171
Lampiran 36 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus I
174
Lampiran 37
Lembar Observasi Kegiatan Guru I (SIKLUS II)
176
Lampiran 38
Lembar Observasi Kegiatan Guru II (SIKLUS II)
179
Lampiran 39 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus II
182
Lampiran 40
Rekapitulasi Tes Hasil Belajar I dan II
184
Lampiran 41
Dokumentasi Penelitian
185
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan
merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu negara. Maju mundurnya proses
pembangunan suatu bangsa di segala bidang sangat ditentukan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dimiliki oleh warga negaranya. Untuk itu, pemerintah telah
mengatur Sistem Pendidikan Nasional dalam suatu undang-undang. UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Mengingat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi. Perubahan
ini diperlukan untuk mensukseskan pendidikan. Sehingga perubahan dalam arti
perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai
antisipasi dalam menghadapi masa depan. Banyak cara dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang
dilakukan ialah dengan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan
wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan
berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK. Semua perbaikan
yang dilakukan dalam dunia pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
2
persentase hasil belajar siswa, salah satunya yaitu meningkatkan aspek kognitif
siswa.
Berkaitan dengan proses belajar mengajar, guru memiliki peranan
langsung
dalam
mengelola
proses pembelajaran di dalam kelas. Kualitas
seorang guru dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seperti yang
diungkapkan oleh Kepala PPPPTK Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S
(2014) (http://p4tkmatematika.org/2014/12/diklat-guru-matematika-smakabupaten
-berau/) :
Kualitas guru perlu ditingkatkan mengingat guru memegang peran
penting dalam dunia pendidikan. Guru tidak hanya berperan sebagai
pengajar, namun juga sebagai perencana, penilai, dan pengembang
sumber daya baik dalam hal implementasi kurikulum maupun kegiatan
belajar mengajar di kelas. Para guru dituntut tidak hanya menguasai
kompetensi-kompetensi yang melekat pada mereka seperti kompetensi
akademik, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Mereka hendaknya juga
memiliki kinerja yang baik yang dapat diamati dari kompetensi yang
dimiliki ditambah dengan prestasi yang telah dicapai.
Salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah ialah matematika.
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi yang
berperan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Matematika juga mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Hal ini terbukti
bahwa pelajaran matematika ada di setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.
Berdasakan survey Programme Internationale For Student Assesment
(PISA) tahun 2012, pencapaian prestasi matematika di Indonesia berada di
peringkat nomor dua dari bawah seperti yang dikemukakan oleh Kepala PPPPTK
Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S, “berdasar survey PISA tahun 2012
yang berkenaan dengan pencapaian prestasi matematika, Indonesia menempati
urutan ke 64 dari 65 negara yang disurvei”.
(http:// p4tkmatematika.org /2014 /12 /diklat -guru- matematika- sma- kabupaten
berau/).
Hal ini tentu saja memprihatinkan bagi seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan. Rendahnya mutu pendidikan matematia Indonesia juga didapat dari
3
hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) seperti
dilansir oleh republika.co.id (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduacti
on/14/02/27/n1nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia) :
Menurut hasil TIMSS 2011, peringkat anak-anak Indonesia bertengger di
posisi 38 dari 42 negara untuk prestasi matematika, dan menduduki
posisi 40 dari 42 negara untuk prestasi sains. Rata-rata skor prestasi
matematika dan sains berturut-turut adalah 386 dan 406, masih berada
signifikan di bawah skor rata-rata internasional.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut
Ahmad Fauzy (2013), faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi matematika
ialah:
Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia, menurut saya
disebabkan sejumlah faktor. Dua diantaranya karena pengaturan kelas
yang monoton dimana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan
pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah, yang
membuat siswa menjadi bosan belajar matematika.
(http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran matematik
a-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047)
Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
matematika adalah sebagian besar siswa menganggap matematika pelajaran yang
sangat sulit sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2009:202) “dari
berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang
studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan
belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap salah seorang
guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan, Ibu
Erniwati, S.Pd, beliau mengatakan bahwa :
Sebagian siswa tidak menyukai matematika, mereka merasa pelajaran
matematika itu sulit. Siswa kesulitan dalam mengaplikasikan soal ke
dalam rumus-rumus matematika. Hal ini dikarenakan kebiasaan siswa
yang lebih suka menggunakan cara menghafal untuk menguasai materi
yang sedang dipelajari. Saya biasanya menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, dan ekspositori saat proses belajar mengajar di kelas. Untuk
materi faktorisasi aljabar, hasil belajar siswa sebelumnya masih banyak
yang berada di bawah KKM, sebagian besar siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal tentang memfaktorkan suku aljabar.
4
Pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas VIII tahun ajaran
2014/2015 peneliti melihat bahwa guru lebih mendominasi dalam proses
pembelajaran sedangkan siswa hanya sebagian kecil yang mendengarkan dan
melakukan tanya jawab dengan guru, serta interaksi antar siswa yang sangat
minim. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi,
sehingga pembelajaran terkesan kaku, monoton, dan tidak menyenangkan yang
membuat siswa menjadi pasif dan bosan dalam belajar. Pembelajaran yang
demikian akan membuat siswa jenuh, padahal performansi guru dalam kegiatan
pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
Materi faktorisasi aljabar adalah salah satu materi yang diajarkan di
jenjang Sekolah Menengah Pertama. Materi faktorisasi aljabar merupakan salah
satu aspek yang diujikan dalam Ujian Nasional Matematika SMP. Peneliti
mendapatkan nilai ulangan harian siswa kelas VIII-T1 tahun ajaran 2014/2015
dari ibu Erniwati, S.Pd pada materi kompetensi dasar tersebut masih rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari hasil tes diagnostik dari 32
siswa kelas VIII-T1 yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 36 % atau sebanyak
11 orang dari 32 orang siswa yang dinyatakan tuntas. Sedangkan 64 % atau 21
orang lainnya dinyatakan tidak tuntas. Selain belum bisa memahami soal, banyak
siswa yang salah dalam menentukan nilai variabelnya. Sehingga untuk standar
KKM yakni 70 yang ditetapkan oleh sekolah sendiri juga belum tercapai.
Tes diagnostik ini adalah pemberian soal yang berhubungan dengan
faktorisasi aljabar dalam bentuk soal uraian. Tes diagnostik ini diberikan agar
siswa mengingat kembali materi aljabar yang sedikit dibahas di kelas VII dapat
melanjutkan pada materi faktorisasi aljabar. Siswa kesulitan dalam mengerjakan
beberapa butir soal seperti berikut :
1. Tentukan penyelesaian atau akar persamaan x – 5 = 3. Jika x adalah
variabel!
2. Tentukan penyelesaian dari persamaan x + 4 = 6, x adalah variabel
bilangan cacah!
3. Tentukan penyelesaian persamaan 3x + 1 = 10. Jika x adalah bilangan
cacah!
5
Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal :
Gambar 1.1 Jawaban Tes Diagnostik 1
Berdasarkan Gambar 1.1 siswa tidak dapat memahami soal sehingga siswa
tidak mengerti dalam menyelesaikan soal tersebut. Kesalahan lainnya dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Gambar 1.2 Jawaban Tes Diagnostik 2
Berdasarkan Gambar 1.2 siswa mampu menjawab soal, namun siswa tidak
melakukan apa yang diminta dalam soal. Kesalahan lainnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
6
Gambar 1.3 Jawaban Tes Diagnostik 3
Berdasarkan Gambar 1.3 siswa memahami maksud soal, tetapi siswa tidak
mampu menyelesaikan soal dengan benar.
Berdasarkan observasi pembelajaran dan hasil tes tersebut dapat dikatakan
bahwa hasil belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan tahun ajaran
2014/2015 masih tergolong rendah. Rendahnya nilai siswa tersebut mungkin
dilatarbelakangi oleh pembelajaran matematika di sekolah yang masih
menggunakan pembelajaran yang monoton dan kaku. Pada prosesnya guru
menerangkan materi dengan metode ceramah, bertanya kepada siswa, siswa
mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Guru kurang
melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini tentu berakibat informasi yang
didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa. Untuk itu
diperlukan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa senang untuk belajar
matematika, agar dapat menarik perhatian siswa sehingga kesan sulit dan
menakutkan yang selama ini melekat dapat dihilangkan.
Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil
belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Hampir setiap guru
pernah menggunakan model pembelajaran ini dalam kegiatan belajar mengajar,
misalnya siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk membahas soal-soal
yang diberikan guru. Artzt & Newman (dalam Trianto, 2011:56) menyatakan
bahwa “dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap
anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan
kelompoknya”.
7
Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam
membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman.
(Trianto, 2011:56). Penerapan model kooperatif ini didukung oleh teori Vygotsky.
Suprijono (2010:55) menyatakan bahwa:
Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti
penting model pembelajaran kooperatif. Kostruktivisme sosial Vygotsky
menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara
mutual. Vygotsky menekankan peserta didik mengkonstruksi
pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Keterlibatan
dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan
memperbaiki pemahaman.
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa model pembelajaran
kooperatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw . Isjoni (2011:54) mengatakan bahwa pembelajaran
kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai prestasi yang maksimal
Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsw
adalah pola diskusi kelas yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam bepikir dan
saling membantu sehingga mampu mencapai hasil belajar yang maksimal . Dalam
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa belajar dalam kelompok, setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu materi
pelajaran dan mengkombinasikan hasil perolehannya kepada siswa lain sehingga
bisa menghidupkan suasana kelas. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, pembelajaran yang selama ini berpusat pada guru (teacher oriented)
diubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented).
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
mampu mengubah sistem pembelajaran lebih berpusat pada siswa sehingga lebih
aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan memberikan dampak positif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Karena belum adanya penelitian yang
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Jigsaw
di
SMP
8
Muhammadiyah 01 Medan Kecamatan Binjai maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Faktorisasi Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa masih rendah
2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit
3. Kegiatan pembelajaran masih berpusat kepada guru
4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
batasan masalah pada penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Faktorisasi Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa pada materi
faktorisasi aljabar dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A
2015/2016 ?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pada materi faktorisasi aljabar di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan.
9
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti, yaitu:
1. Bagi siswa, penelitian ini dapat menumbuhkan sikap positif (minat dan respon
belajar) siswa serta dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bidang
studi matematika dalam menentukan model pembelajaran yang efektif dan
efisien pada kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah
dalam rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu
pendidikan.
4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
yang nantinya menjadi pembelajaran bagi peneliti untuk diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan
bahwa hasil belajar siswa pada materi faktorisasi aljabar meningkat melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP
Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016. Peningkatan hasil belajar setelah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada sub pokok bahasan
faktorisasi aljbar yaitu nilai rata-rata tes hasil belajar mengalami peningkatan,
perolehan nilai 70,56 di siklus I meningkat menjadi 83,44 pada siklus II yang
mana terjadi peningkatan nilai sebesar 12,88 dan tingkat ketuntasan belajar secara
klaksikal pun mengalami peningkatan yaitu pada siklus I ketuntasan klasikal
sebesar 59% sementara pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi
88%. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa terjadi peningkatan ketuntasan
klasikal sebesar 29%.
5.1.Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Kepada guru hendaknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa lebih
aktif dalam pembelajaran dan membuat suasana yang menyenangkan
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi
dalam belajar.
3. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya guru mengkondisikan siswa
dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar, karena kondisi yang
nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.
87
4. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar,
lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal dan lebih berani untuk
mengungkapkan ide dan pendapat saat berdiskusi.
5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat
melakukan penelitian lebih lanjut dengan menerapkannya pada pokok
bahasan yang berbeda.
88
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (2012), Anak Berkesulitan Belajar : Teori, Diagnosis
dan Remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, Suharsimi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta
Budiarjo, setu., (2011), Penerapan Metode Belajar Koperatif Jigsaw Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII Teknik Kendaraan Ringan
SMK Negeri 5 Semarang Dalam Menyelesaikan Turunan Fungsi. http://ejurnal.upgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/view/46, diakses tanggal
23 April 2015
Endah S.R, Ning., (2010), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui
Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII G
Semester
II
SMP
Negeri
2
Torob
Grobogan.
http://ejurnal.upgrismg.ac.id/index.php/mediapenelitianpendidikan/article/view/2
94, diakses tanggal 23 April 2015
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.,
(2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Kependidikan, FMIPA Unimed, Unimed
Fauzi, Ahmad. 2013. Pembelajaran Matematika Di Indonesia Masuk Peringkat
Rendah.
http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaranmatematikadi-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047. (diakses 28 Januari
2015)
Hamalik, Oemar., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksara,
Jakarta
Isjoni., (2007), Cooperatif Learning : Efektifitas Pembelajaran Kelompok,
Alfabeta, Bandung
Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
Lie, Anita., (2010), Cooperatif Learning : Mempraktekkan Kooperatif Learning di
Ruang – Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta
Nurkancana, W., (1986), Menjadi Guru Profesional, Bumi Aksara, Jakarta
89
PPPPTK Matematika Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Diklat
Guru
Matematika
SMA
Kabupaten
Berau.
http://p4tkmatematika.org/2014/12/diklat-guru-matematika-smakabupaten-berau/. (diakses 28 Januari 2015)
Sanjaya, wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan,
Kencna Prenada Media, Jakarta
Sapa’at,
Asep.
2014.
Kemana
Arah
Pendidikan
Indonesia?.
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/27/n1nns0kemana-arah-pendidikan-indonesia. (diakses 27 januari 2015)
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, PT
Rineka Cipta, Jakarta
Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung
Sukino., (2006), Matematika SMP Jilid 2 Kelas VIII, PT Erlangga. Jakarta
Sukardi., (2013), Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Suprijono, Agus., (2010), Cooperatif Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
Uno, Hamzah. B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar ynag Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara: Jakarta
Winataputra, Udin S, dkk., (2007), Teori Belajar dan Belajar, Universitas
Terbuka, Jakarta
MATERI FAKTORISASI ALJABAR MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
DI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH
01 MEDAN T.A 2015/2016
Oleh :
Dwi Fatwa Sasmita
NIM. 4113111022
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI FAKTORISASI ALJABAR MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
DIKELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH
01 MEDAN T.A 2015/2016
Dwi Fatwa Sasmita
(NIM: 4113111022)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi faktorisasi
aljabar di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-T1 SMP
Muhammadiyah 01 medan T.A 2015/2016 yang berjumlah 32 orang. Objek
penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa pada materi faktorisasi aljabar
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP
Muhammadiyah 01 Medan tahun ajaran 2015/2016.
Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus I
melalui pemberian tes hasil belajar I diperoleh 19 siswa (59%) dari 32 siswa telah
mencapai ketuntasan belajar (nilainya 70). Setelah tindakan II, melalui
pemberian tes hasil belajar II diperoleh 28 siswa (88%) dari 32 siswa yang telah
mencapai ketuntasan belajar (nilainya 70). Terjadi peningkatan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 29%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka
persentase ketuntasan ini sudah memenuhi. Nilai rata-rata pada tes kemampuan
komunikasi matematika pada siklus I yaitu 70,56 dan pada siklus II meningkat
menjadi 83,44. Peningkatatan nilai rata-rata yaitu sebesar 12,88.
Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
pada materi faktorisasi aljabar meningkat melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A
2015/2016.
Kata kunci : hasil belajar matematika, faktorisasi aljabar, jigsaw
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan
keanugrahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Faktorisasi
Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak penyusunan
proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Mariani, M.Pd, Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si , dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Penguji
yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku
Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan
Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan dan
ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh
Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang
sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Paiman, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Mhammadiyah 01 Medan dan Ibu
Erniwati, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Muhammadiyah 01
Medan, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Muhammadiyah 01 Medan
yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
v
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
Marianto dan Ibunda Suprapti yang selalu memberikan doa, kasih sayang,
motivasi dan dukungan yang tak terhingga kepada penulis selama menjalani
pendidikan hingga menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Kakak
tercinta Alm. Arum Mukti sasmita serta Adik-adik tercinta Fitri Kesuma Sasmita
dan Jati Prapta Admaja Sasmita yang telah banyak memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis. Dan terima kasih juga kepada Kakek Margono dan
Nenek Dalinem yang telah mengasuh penulis sejak SD hingga sampai saat ini.
Terima kasih kepada yang terkasih Noni Triana dan Fadil Azhari yang
telah menemani penulis dan memberi semangat kepada penulis. Terima kasih juga
kepada sahabat tercinta Silvia Yanti, S.Pd dan Ade Tri Aryani yang telah
menemani dalam suka maupun duka serta membantu penulis dalam banyak hal.
Terima kasih juga kepada Suci Mawarni, Maksum ahmadi dan Khairul Umam
Rambe yang telah banyak membantu penulis selama pendidikan. Terima kasih
juga penulis ucapkan kepada teman-teman PPL SMA Negeri 1 Tanjung Pura,
terkhusus sahabat di lapas 3 Mia, Tata, Rini, Eka dan Ika. Terima kasih rekan –
rekan seperjuangan Jurusan Matematika khususnya kelas Dik A 2011 dan teman
teman lainnya yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan hingga
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapakan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Desember 2015
Penulis,
Dwi Fatwa Sasmita
NIM. 4113111022
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
8
1.3. Batasan Masalah
8
1.4. Rumusan Masalah
8
1.5. Tujuan Penelitian
8
1.6. Manfaat Penelitian
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
10
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika
10
2.1.2. Hasil Belajar Matematika
12
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif
14
2.1.3.1. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
16
2.1.3.2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
19
2.1.3.3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
20
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
22
2.1.5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw
24
vii
2.1.6. Teori-Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
2.2. Materi Pelajaran Faktorisasi Aljabar
25
26
2.2.1. Bentuk Aljabar
26
2.2.2. Operasi Aljabar
27
2.2.3. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
28
2.3. Penelitian yang Relevan
31
2.4. Kerangka Konseptual
31
2.5. Hipotesis Tindakan
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
33
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
33
3.2.1. Lokasi Penelitian
33
3.2.2. Waktu Penelitian
33
3.3. Subjek dan Objek Penelitian
33
3.3.1. Subjek Penelitian
33
3.3.2. Objek Penelitian
34
3.4. Prosedur Penelitian
34
3.5. Alat Pengumpul Data
40
3.5.1. Tes Hasil Belajar
40
3.5.2. Observasi
41
3.6. Analisis Data
41
3.7. Indikator Keberhasilan
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I
47
47
4.1.1.1. Permasalahan I
47
4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I
48
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
49
viii
4.1.1.4. Observasi I
53
4.1.1.5. Analisis Data I
54
4.1.1.6. Refleksi I
65
4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II
66
4.1.2.1.Permasalahan II
66
4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II
66
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
69
4.1.2.4. Observasi II
72
4.1.2.5. Analisis Data II
74
4.1.2.6. Refleksi II
80
4.2. Temuan Penelitian
81
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
86
5.2. Saran
86
DAFTAR PUSTAKA
88
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
20
Tabel 3.1
Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa
42
Tabel 3.2
Pedoman Kriteria Rata-rata Penilaian
45
Tabel 4.1
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Diagnostik 47
Tabel 4.2
Analisis Data Hasil Observasi Pelaksanaan
54
Pembelajaraan I
Tabel 4.3
Nilai Tes Hasil Belajar I
57
Tabel 4.4
Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus
58
Tabel 4.5
Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada
58
Tes Hasil Belajar I
Tabel 4.6
Letak Kesulitasn Siswa Kelas VIII-T1 dalam
59
Menyelesaikan Tes Hasil Belajar I
Tabel 4.7
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
74
Tabel 4.8
Nilai Tes Hasil Belajar II
76
Tabel 4.9
Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II
78
Kemampuan Komunikasi Matematika II
Tabel 4.10
Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada
78
Tes Hasil Belajar II
Tabel 4.11
Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Hasil 79
Belajar I dan II
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1
Jawaban tes diagnostik 1
5
Gambar 1.2
Jawaban tes diagnostik 2
5
Gambar 1.3
Jawaban tes diagnostik 3
6
Gambar 2.1
Ilustrasi Tipe Jigsaw
23
Gambar 3.1
Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
35
Gambar 4.1
Diagram Batang Persentase Ketuntasan Tes Hasil Belajar
59
Siswa I
Gambar 4.2
Diagram Batang Persentase Ketuntasan Tes Hasil Belajar
Siswa I
79
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Silabus Pembelajaran
90
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus I)
60 95
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus I)
100
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Siklus II)
105
Lampiran 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 (Siklus II)
110
Lampiran 6
LAS I Kerja Ahli 1
115
Lampiran 7
LAS I Kerja Ahli 2
118
Lampiran 8
LAS I Kerja Ahli 3
120
Lampiran 9
LAS I Kerja Ahli 4
122
Lampiran 10 LAS II Kerja Ahli 1
124
Lampiran 11 LAS II Kerja Ahli 2
126
Lampiran 12 LAS II Kerja Ahli 3
128
Lampiran 13 LAS II Kerja Ahli 4
129
Lampiran 14 LAS III Kerja Ahli 1
131
Lampiran 15 LAS III Kerja Ahli 2
133
Lampiran 16 LAS III Kerja Ahli 3
134
Lampiran 17 LAS III Kerja Ahli 4
135
Lampiran 18 LAS IV Kerja Ahli 1
136
Lampiran 19 LAS IV Kerja Ahli 2
138
Lampiran 20 LAS IV Kerja Ahli 3
140
Lampiran 21 LAS IV Kerja Ahli 4
142
xii
Lampiran 22
Tes Diagnostik
144
Lampiran 23
Tes Hasil Belajar I (THB I)
145
Lampiran 24
Tes Hasil Belajar II (THB II)
147
Lampiran 25
Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik
148
Lampiran 26
Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I
149
Lampiran 27
Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II
154
Lampiran 28
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I
156
Lampiran 29
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II
157
Lampiran 30
Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I
158
Lampiran 31
Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II
160
Lampiran 32
Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I
162
Lampiran 33
Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II
165
Lampiran 34
Lembar Observasi Kegiatan Guru I (SIKLUS I)
168
Lampiran 35
Lembar Observasi Kegiatan Guru II (SIKLUS I)
171
Lampiran 36 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus I
174
Lampiran 37
Lembar Observasi Kegiatan Guru I (SIKLUS II)
176
Lampiran 38
Lembar Observasi Kegiatan Guru II (SIKLUS II)
179
Lampiran 39 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus II
182
Lampiran 40
Rekapitulasi Tes Hasil Belajar I dan II
184
Lampiran 41
Dokumentasi Penelitian
185
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan
merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu negara. Maju mundurnya proses
pembangunan suatu bangsa di segala bidang sangat ditentukan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dimiliki oleh warga negaranya. Untuk itu, pemerintah telah
mengatur Sistem Pendidikan Nasional dalam suatu undang-undang. UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Mengingat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi. Perubahan
ini diperlukan untuk mensukseskan pendidikan. Sehingga perubahan dalam arti
perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai
antisipasi dalam menghadapi masa depan. Banyak cara dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang
dilakukan ialah dengan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan
wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan
berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK. Semua perbaikan
yang dilakukan dalam dunia pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
2
persentase hasil belajar siswa, salah satunya yaitu meningkatkan aspek kognitif
siswa.
Berkaitan dengan proses belajar mengajar, guru memiliki peranan
langsung
dalam
mengelola
proses pembelajaran di dalam kelas. Kualitas
seorang guru dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seperti yang
diungkapkan oleh Kepala PPPPTK Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S
(2014) (http://p4tkmatematika.org/2014/12/diklat-guru-matematika-smakabupaten
-berau/) :
Kualitas guru perlu ditingkatkan mengingat guru memegang peran
penting dalam dunia pendidikan. Guru tidak hanya berperan sebagai
pengajar, namun juga sebagai perencana, penilai, dan pengembang
sumber daya baik dalam hal implementasi kurikulum maupun kegiatan
belajar mengajar di kelas. Para guru dituntut tidak hanya menguasai
kompetensi-kompetensi yang melekat pada mereka seperti kompetensi
akademik, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Mereka hendaknya juga
memiliki kinerja yang baik yang dapat diamati dari kompetensi yang
dimiliki ditambah dengan prestasi yang telah dicapai.
Salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah ialah matematika.
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi yang
berperan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Matematika juga mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Hal ini terbukti
bahwa pelajaran matematika ada di setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.
Berdasakan survey Programme Internationale For Student Assesment
(PISA) tahun 2012, pencapaian prestasi matematika di Indonesia berada di
peringkat nomor dua dari bawah seperti yang dikemukakan oleh Kepala PPPPTK
Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S, “berdasar survey PISA tahun 2012
yang berkenaan dengan pencapaian prestasi matematika, Indonesia menempati
urutan ke 64 dari 65 negara yang disurvei”.
(http:// p4tkmatematika.org /2014 /12 /diklat -guru- matematika- sma- kabupaten
berau/).
Hal ini tentu saja memprihatinkan bagi seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan. Rendahnya mutu pendidikan matematia Indonesia juga didapat dari
3
hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) seperti
dilansir oleh republika.co.id (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduacti
on/14/02/27/n1nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia) :
Menurut hasil TIMSS 2011, peringkat anak-anak Indonesia bertengger di
posisi 38 dari 42 negara untuk prestasi matematika, dan menduduki
posisi 40 dari 42 negara untuk prestasi sains. Rata-rata skor prestasi
matematika dan sains berturut-turut adalah 386 dan 406, masih berada
signifikan di bawah skor rata-rata internasional.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut
Ahmad Fauzy (2013), faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi matematika
ialah:
Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia, menurut saya
disebabkan sejumlah faktor. Dua diantaranya karena pengaturan kelas
yang monoton dimana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan
pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah, yang
membuat siswa menjadi bosan belajar matematika.
(http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran matematik
a-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047)
Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
matematika adalah sebagian besar siswa menganggap matematika pelajaran yang
sangat sulit sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2009:202) “dari
berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang
studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan
belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap salah seorang
guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan, Ibu
Erniwati, S.Pd, beliau mengatakan bahwa :
Sebagian siswa tidak menyukai matematika, mereka merasa pelajaran
matematika itu sulit. Siswa kesulitan dalam mengaplikasikan soal ke
dalam rumus-rumus matematika. Hal ini dikarenakan kebiasaan siswa
yang lebih suka menggunakan cara menghafal untuk menguasai materi
yang sedang dipelajari. Saya biasanya menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, dan ekspositori saat proses belajar mengajar di kelas. Untuk
materi faktorisasi aljabar, hasil belajar siswa sebelumnya masih banyak
yang berada di bawah KKM, sebagian besar siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal tentang memfaktorkan suku aljabar.
4
Pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas VIII tahun ajaran
2014/2015 peneliti melihat bahwa guru lebih mendominasi dalam proses
pembelajaran sedangkan siswa hanya sebagian kecil yang mendengarkan dan
melakukan tanya jawab dengan guru, serta interaksi antar siswa yang sangat
minim. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi,
sehingga pembelajaran terkesan kaku, monoton, dan tidak menyenangkan yang
membuat siswa menjadi pasif dan bosan dalam belajar. Pembelajaran yang
demikian akan membuat siswa jenuh, padahal performansi guru dalam kegiatan
pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
Materi faktorisasi aljabar adalah salah satu materi yang diajarkan di
jenjang Sekolah Menengah Pertama. Materi faktorisasi aljabar merupakan salah
satu aspek yang diujikan dalam Ujian Nasional Matematika SMP. Peneliti
mendapatkan nilai ulangan harian siswa kelas VIII-T1 tahun ajaran 2014/2015
dari ibu Erniwati, S.Pd pada materi kompetensi dasar tersebut masih rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari hasil tes diagnostik dari 32
siswa kelas VIII-T1 yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 36 % atau sebanyak
11 orang dari 32 orang siswa yang dinyatakan tuntas. Sedangkan 64 % atau 21
orang lainnya dinyatakan tidak tuntas. Selain belum bisa memahami soal, banyak
siswa yang salah dalam menentukan nilai variabelnya. Sehingga untuk standar
KKM yakni 70 yang ditetapkan oleh sekolah sendiri juga belum tercapai.
Tes diagnostik ini adalah pemberian soal yang berhubungan dengan
faktorisasi aljabar dalam bentuk soal uraian. Tes diagnostik ini diberikan agar
siswa mengingat kembali materi aljabar yang sedikit dibahas di kelas VII dapat
melanjutkan pada materi faktorisasi aljabar. Siswa kesulitan dalam mengerjakan
beberapa butir soal seperti berikut :
1. Tentukan penyelesaian atau akar persamaan x – 5 = 3. Jika x adalah
variabel!
2. Tentukan penyelesaian dari persamaan x + 4 = 6, x adalah variabel
bilangan cacah!
3. Tentukan penyelesaian persamaan 3x + 1 = 10. Jika x adalah bilangan
cacah!
5
Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal :
Gambar 1.1 Jawaban Tes Diagnostik 1
Berdasarkan Gambar 1.1 siswa tidak dapat memahami soal sehingga siswa
tidak mengerti dalam menyelesaikan soal tersebut. Kesalahan lainnya dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Gambar 1.2 Jawaban Tes Diagnostik 2
Berdasarkan Gambar 1.2 siswa mampu menjawab soal, namun siswa tidak
melakukan apa yang diminta dalam soal. Kesalahan lainnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
6
Gambar 1.3 Jawaban Tes Diagnostik 3
Berdasarkan Gambar 1.3 siswa memahami maksud soal, tetapi siswa tidak
mampu menyelesaikan soal dengan benar.
Berdasarkan observasi pembelajaran dan hasil tes tersebut dapat dikatakan
bahwa hasil belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan tahun ajaran
2014/2015 masih tergolong rendah. Rendahnya nilai siswa tersebut mungkin
dilatarbelakangi oleh pembelajaran matematika di sekolah yang masih
menggunakan pembelajaran yang monoton dan kaku. Pada prosesnya guru
menerangkan materi dengan metode ceramah, bertanya kepada siswa, siswa
mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Guru kurang
melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini tentu berakibat informasi yang
didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa. Untuk itu
diperlukan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa senang untuk belajar
matematika, agar dapat menarik perhatian siswa sehingga kesan sulit dan
menakutkan yang selama ini melekat dapat dihilangkan.
Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil
belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Hampir setiap guru
pernah menggunakan model pembelajaran ini dalam kegiatan belajar mengajar,
misalnya siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk membahas soal-soal
yang diberikan guru. Artzt & Newman (dalam Trianto, 2011:56) menyatakan
bahwa “dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap
anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan
kelompoknya”.
7
Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam
membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman.
(Trianto, 2011:56). Penerapan model kooperatif ini didukung oleh teori Vygotsky.
Suprijono (2010:55) menyatakan bahwa:
Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti
penting model pembelajaran kooperatif. Kostruktivisme sosial Vygotsky
menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara
mutual. Vygotsky menekankan peserta didik mengkonstruksi
pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Keterlibatan
dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan
memperbaiki pemahaman.
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa model pembelajaran
kooperatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw . Isjoni (2011:54) mengatakan bahwa pembelajaran
kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai prestasi yang maksimal
Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsw
adalah pola diskusi kelas yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam bepikir dan
saling membantu sehingga mampu mencapai hasil belajar yang maksimal . Dalam
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa belajar dalam kelompok, setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu materi
pelajaran dan mengkombinasikan hasil perolehannya kepada siswa lain sehingga
bisa menghidupkan suasana kelas. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, pembelajaran yang selama ini berpusat pada guru (teacher oriented)
diubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented).
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
mampu mengubah sistem pembelajaran lebih berpusat pada siswa sehingga lebih
aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan memberikan dampak positif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Karena belum adanya penelitian yang
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Jigsaw
di
SMP
8
Muhammadiyah 01 Medan Kecamatan Binjai maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Faktorisasi Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa masih rendah
2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit
3. Kegiatan pembelajaran masih berpusat kepada guru
4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
batasan masalah pada penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Faktorisasi Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa pada materi
faktorisasi aljabar dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A
2015/2016 ?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pada materi faktorisasi aljabar di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan.
9
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti, yaitu:
1. Bagi siswa, penelitian ini dapat menumbuhkan sikap positif (minat dan respon
belajar) siswa serta dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bidang
studi matematika dalam menentukan model pembelajaran yang efektif dan
efisien pada kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah
dalam rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu
pendidikan.
4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
yang nantinya menjadi pembelajaran bagi peneliti untuk diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan
bahwa hasil belajar siswa pada materi faktorisasi aljabar meningkat melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP
Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016. Peningkatan hasil belajar setelah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada sub pokok bahasan
faktorisasi aljbar yaitu nilai rata-rata tes hasil belajar mengalami peningkatan,
perolehan nilai 70,56 di siklus I meningkat menjadi 83,44 pada siklus II yang
mana terjadi peningkatan nilai sebesar 12,88 dan tingkat ketuntasan belajar secara
klaksikal pun mengalami peningkatan yaitu pada siklus I ketuntasan klasikal
sebesar 59% sementara pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi
88%. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa terjadi peningkatan ketuntasan
klasikal sebesar 29%.
5.1.Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Kepada guru hendaknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa lebih
aktif dalam pembelajaran dan membuat suasana yang menyenangkan
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi
dalam belajar.
3. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya guru mengkondisikan siswa
dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar, karena kondisi yang
nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.
87
4. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar,
lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal dan lebih berani untuk
mengungkapkan ide dan pendapat saat berdiskusi.
5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat
melakukan penelitian lebih lanjut dengan menerapkannya pada pokok
bahasan yang berbeda.
88
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (2012), Anak Berkesulitan Belajar : Teori, Diagnosis
dan Remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, Suharsimi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta
Budiarjo, setu., (2011), Penerapan Metode Belajar Koperatif Jigsaw Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII Teknik Kendaraan Ringan
SMK Negeri 5 Semarang Dalam Menyelesaikan Turunan Fungsi. http://ejurnal.upgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/view/46, diakses tanggal
23 April 2015
Endah S.R, Ning., (2010), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui
Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII G
Semester
II
SMP
Negeri
2
Torob
Grobogan.
http://ejurnal.upgrismg.ac.id/index.php/mediapenelitianpendidikan/article/view/2
94, diakses tanggal 23 April 2015
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.,
(2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Kependidikan, FMIPA Unimed, Unimed
Fauzi, Ahmad. 2013. Pembelajaran Matematika Di Indonesia Masuk Peringkat
Rendah.
http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaranmatematikadi-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047. (diakses 28 Januari
2015)
Hamalik, Oemar., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksara,
Jakarta
Isjoni., (2007), Cooperatif Learning : Efektifitas Pembelajaran Kelompok,
Alfabeta, Bandung
Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
Lie, Anita., (2010), Cooperatif Learning : Mempraktekkan Kooperatif Learning di
Ruang – Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta
Nurkancana, W., (1986), Menjadi Guru Profesional, Bumi Aksara, Jakarta
89
PPPPTK Matematika Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Diklat
Guru
Matematika
SMA
Kabupaten
Berau.
http://p4tkmatematika.org/2014/12/diklat-guru-matematika-smakabupaten-berau/. (diakses 28 Januari 2015)
Sanjaya, wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan,
Kencna Prenada Media, Jakarta
Sapa’at,
Asep.
2014.
Kemana
Arah
Pendidikan
Indonesia?.
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/27/n1nns0kemana-arah-pendidikan-indonesia. (diakses 27 januari 2015)
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, PT
Rineka Cipta, Jakarta
Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung
Sukino., (2006), Matematika SMP Jilid 2 Kelas VIII, PT Erlangga. Jakarta
Sukardi., (2013), Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Suprijono, Agus., (2010), Cooperatif Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
Uno, Hamzah. B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar ynag Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara: Jakarta
Winataputra, Udin S, dkk., (2007), Teori Belajar dan Belajar, Universitas
Terbuka, Jakarta